Selasa, 21 September 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3197

Messages In This Digest (3 Messages)

Messages

1.

[puisi] Bau Surga

Posted by: "Meidha Audina" sanguiney_dha@yahoo.com   sanguiney_dha

Mon Sep 20, 2010 7:52 am (PDT)



Bau surga menurutku… Mungkin bukan dari kolon-kolon yang banyak dijual di supermarket Sepertinya bukan juga parfum mahal selebriti Hollywood, yang bahkan botolnya pun bertahtakan berlian mahal. Bau surga, bukan pewangi-pewangi yang 'hanya' bertahan selama 12 jam. Tapi, kukira akan lebih mirip bau keringat petani. "Keringat?" Tidak, jangan bayangkan betapa asamnya ketiak-ketiak mereka. Harusnya
kalian tahu, setiap butir keringat mereka, akan dibayar Tuhan dengan
beribu-ribu butir beras. SETIAP BUTIR KERINGAT MEREKA. Tuhan tahu, pada setiap butir keringat mereka ada berton-ton kesabaran, berkubik-kubik ketulusan dan keikhlasan. Lalu, ketika Tuhan membayar keringat mereka, mereka dengan senang hati membagi apa yang diberikan Tuhan kepadanya, karena mereka tahu, apa yang Tuhan berikan bukan hanya untuk mereka habiskan seorang. Mereka tidak serakah. Jangan kau kira kulit mulus selebriti cantik yang diasuransikan beratus juta dolar mahalnya dikatakan bidadari surga. Karena, siapa yang menduga, kulit nelayan-nelayan yang menghitam terkena sengatan mentari akan diangkat Tuhan menempati surga. Siapa yang tahu, tubuhnya bahkan lebih bersinar dibanding mentari, menyilaukan mata iblis-iblis terkutuk. Ya, mungkin surga akan penuh sesak oleh manusia-manusia yang selalu kau rendahkan, kau pandang sebelah mata. Bagi Tuhan, keindahan yang dapat dilihat mata belum tentu dikatakan mulia Tetapi
Tuhan, tanpa kita sadari, mencintai keindahan hati yang tersembunyi,
yaitu harta berharga bernama sabar, emas  murni bernama tulus, dan
perhiasan abadi bernama syukur.

2.

Hidup Adalah Kepastian

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Mon Sep 20, 2010 11:43 am (PDT)



Sahabat,

Hidup ini *pilihan*, dan setiap pilihan *menentukan*. Lebih tepat lagi;
setiap pilihan *memastikan*.

Memastikan kekuatan dan kelemahan, memastikan peluang dan ancaman.

Memilih hidup di dunia bisnis, kita dipastikan berhadapan dengan fenomena
bisnis. Memilih memasuki dunia usaha, kita dipastikan berhadapan dengan
keuntungan dan kerugian usaha. Memilih profesi kita dipastikan berhadapan
dengan fenomena profesi. Memilih teman, kita dipastikan berurusan dengan
pilihan karakter teman. Memilih jalan, kita dipastikan berhadapan dengan
fenomena jalan.

Hidup ini *pilihan*, dan setiap pilihan *memastikan*.

Hidup ini *pasti*.

Pasti akan naik dan turun. Pasti akan pasang dan surut. Pasti akan ramah dan
tak bersahabat. Pasti tentang senang dan susahnya. Pasti membuat bahagia dan
menderita.

Bagaimana bisa kita mengatakan tidak siap setelah menjatuhkan pilihan?

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://milis-bicara.blogspot.com
3.

Fwd: Menjawab Tiga Pertanyaan Utama Fotografi (artikel Kompas)

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Mon Sep 20, 2010 8:36 pm (PDT)



Dear Sahabat SK,

Sekadar berbagi dari milis tetangga. Semoga bermanfaat.

Tabik,

Nursalam AR

---------- Forwarded message ----------
From: Farid Gaban <faridgaban@yahoo.com>
Date: Tue, 21 Sep 2010 01:23:06 -0000
Subject: [jurnalisme] Kompas: Menjawab Tiga Pertanyaan Utama Fotografi
To: jurnalisme@yahoogroups.com

Menjawab Tiga Pertanyaan Utama Fotografi

Kompas | Selasa, 21 September 2010

Ada tiga pertanyaan yang paling sering diajukan dalam dunia fotografi
saat ini. Ketiga pertanyaan itu adalah, pertama, apa merek kamera
terbaik? Kedua, kalau saya mau menekuni fotografi, kamera apa yang
cocok saya beli sekarang? Dan, pertanyaan ketiga adalah, berapa lama
waktu yang diperlukan untuk belajar fotografi dari nol sampai mahir?
Menjawab ketiga pertanyaan itu sungguh sulit karena yang bertanya
sesungguhnya memang belum tahu sedikit pun akan dunia yang akan mereka
masuki, yaitu fotografi.

Jawaban atas pertanyaan pertama adalah, tidak ada! Tidak ada kamera
yang lebih baik daripada kamera lain saat ini. Kalau ada, pasti kamera
itu saja yang dibeli orang.

Tiap merek kamera yang beredar di pasaran pasti punya keunggulan di
bandingkan dengan kamera lain sehingga bisa bertahan. Sebaliknya,
sebuah kamera pasti juga punya kekurangan dibandingkan dengan lainnya.

Dalam membeli sebuah kamera, kita bukan mencari yang terbaik,
melainkan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita saat
membelinya.

Hal yang pasti adalah jangan pernah membeli kamera tanpa garansi. Beda
harga antara kamera bergaransi dan tidak, tidaklah terlalu banyak.
Sementara kalau kamera tanpa garansi sampai rusak, ongkos reparasinya
sungguh besar. Kadang sampai sekitar setengah dari harga barunya.

Pedoman lain dalam membeli kamera adalah pilih yang sudah banyak
dipakai orang lain di sekitar Anda untuk kemudahan mendapatkan
berbagai aksesorinya.

Kemudian, menjawab pertanyaan kedua sesungguhnya menjawab penjabaran
dari pertanyaan pertama tadi.

Orang yang melontarkan pertanyaan kedua ini sesungguhnya ingin punya
kamera bagus, tetapi ingin seirit mungkin dalam mengeluarkan uang.

Saat ini, belajar fotografi tak ada hubungannya dengan mahal murahnya
kamera. Mahal murahnya kamera membedakan mutu foto yang dihasilkan
manakala akan dicetak sebesar-besarnya.

Untuk bisa belajar fotografi dengan baik cuma diperlukan sebuah kamera
digital yang bisa dipakai manual dan bisa dipakai otomatis sekaligus.

Akan tetapi, sebenarnya fotografi saat ini sudah jauh bergeser.
Kemampuan teknis sudah menjadi bonus semata. Dengan telepon genggam
pun orang bisa memotret dengan baik. Otomatisasi dalam fotografi sudah
membawa orang kepada sebuah kemudahan dalam menghasilkan gambar.

Sesungguhnya, dalam fotografi saat ini yang penting adalah bisa
menghasilkan gambar yang benar dari sisi komposisi, sudut pemotretan,
dan dari segi pemaknaannya.

Memakai otomatis sudah bukan masalah yang memalukan. Ini ibarat dengan
sepeda motor yang ada saat ini. Sarana pergantian gigi otomatis sudah
menjadi umum. Sangat banyak orang yang bisa mengendarai sepeda motor,
tetapi hanya bisa yang otomatis. Sepeda motor dengan pergantian gigi
manual, bahkan yang memakai kopling menjadi hal sulit bagi sebagian
pengendara sepeda motor saat ini.

Dalam dunia fotografi saat ini, Anda bisa belajar fotografi sampai ke
teknik terdalamnya (walau tidak akan terpakai kalau untuk keperluan
dokumentasi sehari-hari semata), atau sekadar belajar bagaimana bisa
merekam kejadian yang ada dengan baik.

Membeli kamera saku atau bahkan cuma kamera telepon genggam, bukanlah
masalah kalau kebutuhan Anda hanya untuk merekam apa yang dilihat
sehari-hari.

Kebutuhan akan kamera yang khusus adalah untuk menjawab tingkat kerja
yang khusus. Untuk belajar fotografi tidak harus memakai kamera DSLR,
walaupun kalau memakai DSLR memang membuka peluang untuk hasil yang
lebih baik. Akan tetapi, tidak boleh dilupakan kenyataan bahwa DSLR
lebih berat dan lebih besar. Kalau Anda belum terlalu tergila-gila
fotografi, beban kamera DSLR bisa menghentikan antusiasme Anda dalam
memulai kegemaran fotografi ini.

Anda baru mulai belajar fotografi? Cobalah mulai dengan kamera saku
terlebih dahulu.

Berapa lama?

Sedangkan menjawab pertanyaan ketiga, kita harus memberikan ibarat
kepada yang sedang bertanya. Memotret ibarat memasak. Apa definisi
Anda untuk mahir memasak?

Orang mungkin bisa menjadi koki yang sangat terkenal di sebuah hotel
internasional dan dibayar mahal untuk masakan yang dihasilkannya. Akan
tetapi, koki itu mungkin tidak bisa memasak masakan Jawa.

Demikian pula, koki itu mungkin gamang kalau disuruh memasak dengan
kompor minyak tanah, misalnya. Dia juga tidak tahu harus membeli bahan
masakan di mana karena selama ini semua sudah disediakan timnya.

Demikian pula dalam fotografi. Orang mungkin bisa mahir sekali
memotret di dalam studio. Akan tetapi, mungkin dia jadi bodoh manakala
harus memotret aneka serangga di museum biologi. Dia juga jadi bodoh
manakala harus memotret aktivitas gunung berapi, berminggu-minggu,
bahkan berbulan-bulan.

Dalam dunia fotografi, istilah mahir hanyalah kulit. Di dalam badan
seorang fotografer yang disebut mahir, sesungguhnya banyak
lubang-lubang ketidakmahiran juga.

Jadi, manakala Anda ingin masuk di level mahir dalam fotografi,
sesungguhnya Anda harus menentukan dulu mahir di bidang apa. Tekunilah
bidang itu sampai Anda merasa di atas rata- rata orang yang melakukan
bidang yang sama. Lalu, jika tenaga memang memungkinkan, Anda bisa
mulai merambah sisi fotografi yang lain. Misalnya, setelah mahir
memotret model, Anda bisa menekuni fotografi lanskap, lalu fotografi
makro, dan sebagainya.

Sampai kapan? Sampai Anda merasa cukup!

Dapatkan artikel ini di URL:
http://www.kompas.com/read/xml/2010/09/21/03060233/menjawab.tiga.pertanyaan.utama.fotografi

--
- Nursalam AR -

Blog: www.kintaka.wordpress.com
Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
HP: 0813-10040723 / 021-92727391

"The difference between the right word and the almost right word is
the difference between lightning and the lightning bug."
(Mark Twain)

Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Cats Group

Join a group for

cat owners like you

Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

Tidak ada komentar: