Rasul Menangis Karena Rabbnya
oleh Saiful Islam Mubarak
===========
Hakikat menangis, Rasul SAW juga sebagai tauladan yang mutlak bagi
semua umatnya dalam segala segi, termasuk dalam praktek menangis karena
Rabbnya.
Beliau terbukti sering menangis baik sedang berada di tempat sepi
ataupun di depan orang banyak, baik sewaktu membaca, atau mendengar
ayat-ayat al-Qur'an bahkan disebabkan hal lain. Untuk lebih jelas mari
kita perhatikan beberapa riwayat di bawah ini:
Menangis sewaktu shalat karena bacaan Al Qur'an
عن ابن عمر قال إخبرينا بأعجب ما رأيته من رسول الله صلى الله عليه وسلم
فبكت وقالت كل أمره كان عجبا أتاني في ليلتي حتى مس جلده جلدي ثم قال
ذريني أتعبد لربي عز وجل قالت فقلت والله إني لأحب قربك وإني أحب أن تعبد
ربك فقام إلى القربة فتوضأ ولم يكثر صب الماء ثم قام يصلى فبكى حتى بل
لحيته ثم سجد فبكى حتى بل الأرض ثم اضطجع على جنبه فبكى حتى إذا أتى بلال
الصبح قالت فقال يا رسول الله ما يبكيك وقد غفر الله لك ما تقدم من ذنبك
وما تأخر فقال ويحك يا بلال وما يمنعني أن أبكي وقد أنزل علي في هذه
الليلة إن في خلق السماوات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي
الألباب ثم قال ويل لمن قرأها ولم يتفكر فيها.
Dari Ibnu Umar RA (hai Aisyah!) beritahu kami tentang apa yang
paling mengagumkan dari yang kamu lihat pada Rasulullah SAW, maka ia
menangis dan berkata: Semua tingkah lakunya selalu mengagumkan. Pada
suatu malam beliau datang kepadaku hingga bersentuhan kulitnya dengan
kulitku, kemudian beliau bersabda: Perkenankan aku menyembah Rabbku
Azza wa Jalla, maka aku berkata: demi Allah sungguh aku sangat senang
engkau berada di dekatku, dan aku juga segan engkau menyembah Rabbmu.
Maka beliau berdiri untuk mengambil air wudlu dalam gariba, dan
beliau tidak banyak menggunakan air, kemudian beliau melakukan shalat
maka menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya, kemudian sujud
maka menangis hingga air matanya membasahi lantai, kemudian beliau
berbariang dan terus menangis hingga tiba waktu shubuh terdengar suara
Bilal.
Aisyah berkata: Bilal berkata: hai Rasulallah apa yang membuat
engakau menangis, padahal Allah telah mengampuni semua dosamu baik yang
dahulu ataupun yang akhir. Aduhai Bilal! Bagaimana aku tidak menangis
sedangkan pada malam ini telah turun kepadaku inna fii khalqissamawat …
Kemudian belliau bersabda: sungguh rugi orang yang membacanya tanpa
disertai dengan tafakkur. Dengan hadis di atas maka jelaslah bahwa
menangis sewaktu shalat karena membaca al-Quran adalah sunah Rasul yang
mesti diikuti ummatnya.
Menangis karena mendengar Al-Qur'an dibacakan
عن عمرو بن مرة قال قال لي النبي صلى الله عليه وسلم اقرأ علي قلت آقرأ
عليك وعليك انزل قال فإني أحب أن أسمعه من غيري فقرأت عليه سورة النساء
حتى بلغت فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد قال أمسك فإذا عيناه تذرفان
Dari Amr bin Murrah, Rasulullah SAW bersabda: Bacakan kepadaku (Al
Qur'an)! Apakah patut aku membacakan kepadamu, padahal kepadamu
diturunkannya? Beliau bersabda:
Aku ingin mendengar dari yang lain.
Maka aku bacakan surat al-Nisa hingga sampai bacaan ku pada ayat كيف
إذا جئنا من كل أمة بشهيد beliau bersabda: "tahanlah (berhenti)!"
Ternyata kedua mata mencucurkan air mata. Rasulullah saw tidak saja
mudah menangis sewaktu membaca al-Quran, akan tetapi dikala beliau
mendengar pun ternyata begitu mudah meneteskan air mata hingga tidak
sanggup melanjutkannya.
Menangis karena kondisi lain
Jika ada yang berpandangan bahwa menangis hanya dinilai baik bila
sedang sendirian pada waktu sunyi maka sesungguhnya Rasulullah saw suka
menangis tidak hanya pada waktu sendirian dan ditempat sunyi. Beliau
sebagai hamba yang paling dicintai Allah, ternyata tidak hanya menangis
karena membaca al-Qur'an atau mendengarnya di tempat yang sepi pada
malam hari akan tetapi beliau terkadang menangis juga di ruang terbuka
dan didengar oleh para sahabat, hingga membuat mereka menangis karena
terbawa tangisannya.
عن ابن عباس أن النبي صلى الله عليه وسلم لما أقبل من غزوة تبوك واعتمر
فلما هبط من ثنية عسفان أمر أصحابه أن يستندوا إلى العقبة حتى أرجع
إليكم فذهب فنزل على قبر أمه فناجى ربه طويلا ثم إنه بكى فاشتد بكاؤه
وبكى هؤلاء لبكائه وقالوا ما بكى نبي الله صلى الله عليه وسلم بهذا
المكان إلا وقد حدثت في أمته شئ لا يطيقه فلما بكى هؤلاء قام فرجع إليهم
فقال ما يبكيكم قالوا يا نبي الله بكينا لبكائك قلنا لعله حدث في أمتك
شئ لا تطيقه قال لا وقد كان بعضه ولكن نزلت على قبر فدعوت الله أن يأذن
لى في شفاعتها يوم القيامة فأبى الله أن يأذن لي فرحمتها وهي أمي فبكيت
الحديث
Dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi SAW ketika kembali dari perang Tabuk
dan melakukan umrah dan ketika sammpai di Asfan beliau menyuruh para
sahabat untuk menunggu di Aqabah hingga aku (Rasul) datang kepadamu.
Maka beliau pergi dan turun menuju kuburan ibunya, maka bermunajat
(merintih) kepada Rabbnya demikian lama, kemudian beliau menangis dan
semakin menjadi menangisnya, maka merekapun pada menangis karena
tangisannya. Dan mereka berkata: Nabi SAW tidak akan menangis di tempat
ini kecuali ada yang menimpa ummatnya yang beliau tidak mampu
memikulnya.
Ketika mereka semua menangis beliau berdiri dan kembali menghadap
kepada mereka seraya bersabda: mengapa kalian menangis? Meraka berkata:
hai Nabiyullah kami menangis karena engkau menangis. Kami berkata:
boleh jadi ada sesuatu yang menimpa ummatmu yang engkau sanggup
menghadapinya. Beliau bersabda: ya itu diantara penyebabnya, tapi juga
karena aku turun menuju kuburan maka aku berdo'a kepada Allah mohon
diizinkan untuk membersyafaat kepadanya pada hari kiamat, maka Allah
menolaknya maka aku mengasihaninya karena dia adalah ibuku maka aku
menangis……(alhadits)
Hadits diatas menjelaskan tentang tangisan Rasul yang terdengar oleh
para sahabat yang membuat mereka hanyut dalam kesedihan. Artinya para
sahabat menangis karena terpangaruh oleh Rasulullah Saw. Dan pada
kondisi lain terjadi sebaliknya, yaitu Rasulullah menangis karena
mendengar para sahabat menagis, sebagaimana keterangan Abu Hurairah:
قال أبو هريرة لما نزلت أفمن هذا الحديث تعجبون قال أهل الصفة إنا لله
وإنا إليه راجعون ثم بكوا حتى جرت دموعهم على خدودهم فلما سمع النبي صلى
الله عليه وسلم بكاءهم بكى معهم فبكيت لبكائه فقال النبي صلى الله عليه
وسلم لا يلج النارمن بكى خشية الله ولا يدخل الجنة مصر على معصية الله
ولو لم تذنبوا لذهب الله بكم ولجاء بقوم يذنبون فيغفر لهم ويرحمهم إنه هو
الغفور الرحيم
Abu Hurairah berkata: ketika turun ayat "afamin haadzal hadiitsi
ta'jabuun" Ahi Shuffah berkata: "innaa lillah wainnaa ilaihi raji'un".
Kemudian mereka menangis hingga pipi mereka penuh dengan air mata.
Ketika Rasulullah mendengar tangisan mereka, beliaupun menangis bersama
mereka, maka akupun menangis. Maka Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada
Allah dan tidak akan masuk surga orang terus menerus ma'siat kepada
Allah. Sekiranya kamu tidak berdosa pasti Allah akan mewafatkanmu dan
Dia akan mendatangkan satu kaum yang berdosa kemudian mengampuni dan
menyayangi mereka. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang"
Dua hadits ini menjelaskan bahwa suasana sangat mendukung untuk
mencapai kekhusyuan. Dua peristiwa yang sangat mengagumkan. Pertama
gambaran bahwa para sahabat mendengar Rasul menangis maka mereka pun
menangis padahal mereka belum mengetahui apa yang membuat Rasul
menangis. Pada hadis kedua dapat kita saksikan bahwa para sahabat
sangat peka dan sensitif dikala mendengar ayat al-Quran.
Mereka merasa bahwa setiap kali ayat diturunkan maka merekalah yang
menjadi sasaran utama. Seolah-olah ayat ini menegur mereka hingga
mereka merasa sebagai yang terancam dengan siksa. Abu Hurairah menangis
terpengaruh oleh tangisan Rasul, dan Rasul menangis ketika mendengar
para sahabat menangis sementara sahabat menangis karena menengar ayat
dibacakan kepada mereka.
Karena itu muhasabah bersama sangat diperlukan untuk mendidik dan
melatih diri kita agar hati kita menjadi lembut. Mudah-mudahan dengan
kedua hadits ini, hamba-hamba Allah yang merasa ragu akan keshahihan
muhasabah bersama kiranya dapat menjalin hubungan dan meningkatkan
ukhuwwah Islamiyah dengan yang biasa melakukan muhasabah bersama.
Karena hal tersebut sudah jelas bermanfaat untuk silaturrahim antar
sesama muslimin muslimat, meski latar belakang mereka berbeda namun
dapat berkumpul pada waktu yang sama ditempat yang sama untuk membina
diri meraih hakikat takwa kepada Allah SWT. Wallahu 'alam.
===========sumber: eramuslim.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar