Kamis, 16 Februari 2012

[daarut-tauhiid] Islam Syariat Semesta Alam

 

Islam
Syariat Semesta Alam
 
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
bahwasanya beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa
Muhammad berada di tangan-Nya! Tidaklah mendengar tentangku (diutusnya aku)
seorangpun dari umat ini, baik ia seorang Yahudi maupun Nashrani, kemudian ia
mati dan belum beriman dengan apa yang aku bawa (Syari'at Islam) melainkan ia
termasuk penghuni neraka." HR. Muslim
 
Pembaca yang
dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala, kali ini kita akan mengkaji sebuah hadits
Nabi shallallahu alaihi wa sallam agar kita bisa mengambil beberapa pelajaran
penting darinya. Sebuah hadits sahih, yang tidak ada keraguan padanya karena
telah diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullah dalam kitab Shahih-nya;
tepatnya pada bab "Wajibnya Beriman kepada Risalah Nabi Kita Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam bagi Seluruh Manusia dan Terhapusnya Agama-agama
dengan Agamanya". Dari shahabat yang mulia Penghafal Islam Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, semoga Allah meridhainya.
 
Hadits ini adalah
salah satu hadits dari hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang
berbicara tentang salah satu prinsip utama dalam Islam, yaitu wajibnya beriman
kepada risalah yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam
bahwa risalah beliau shallallahu alaihi wa sallam berlaku secara umum. Hal ini
merupakan perwujudan syahadah (persaksian) bahwa Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam adalah benar-benar utusan Allah subhanahu wa ta'ala.
 
Keumuman Risalah Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam
 
Pembaca yang
dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dalam hadits yang mulia ini terdapat
sebuah berita dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mengandung
peringatan dan ancaman sebagai penghuni neraka kepada mereka yang tidak mau
beriman serta tunduk kepada syari'at Islam yang dibawa oleh beliau shallallahu
alaihi wa sallam dalam keadaan paham dan mengerti bahwa apa yang dibawa oleh
beliau shallallahu alaihi wa sallam adalah haq (kebenaran). Baik mereka dari
kalangan umat Islam itu sendiri, atau dari selain umat Islam seperti Yahudi,
Nashrani, Majusi, dan yang lainnya. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam
kita diutus kepada seluruh umat dan syariatnya berlaku bagi seluruh manusia
tanpa terkecuali, apakah itu bangsa Arab atau (non-Arab), berkulit putih,
hitam, atau merah dari kalangan budak atau yang merdeka. Demikian pula berlaku
kepada umat-umat yang beragama dengan syariat para nabi terdahulu, sebagaimana
dalam hadits ini. Lebih dari itu, Allah subhanahu wa ta'ala menegaskan
(artinya):
 
"Katakanlah, (wahai
Muhammad), wahai sekalian manusia, sungguh aku adalah utusan Allah kepada
kalian semuanya." (Al-A'raf: 158)
 
Dalam sabdanya yang
lain Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyatakan:
 
"Sesungguhnya para
rasul sebelumku diutus hanya kepada kaum mereka semata, sedangkan aku diutus
kepada manusia seluruhnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Jabir bin
Abdillah radhiyallahu 'anhu)
 
Bahkan keumuman
risalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam kita tidak hanya kepada manusia
semata akan tetapi meliputi golongan jin juga, sebagaimana dijelaskan para
ulama berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur`an dan Sunnah (Al Hadits).
 
Berkata Al-Imam
Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah: "Allah telah mengutusnya (Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam) kepada seluruh manusia dan mewajibkan ketaatan
kepada Beliau shallallahu alaihi wa sallam bagi seluruh ats-tsaqolain (jin dan
manusia)." (Lihat Tsalatsatul Ushul)
 
Juga Al-Imam
Ath-Thohawi rahimahullah berkata: "Dan Beliau shallallahu alaihi wa sallam
adalah seorang nabi yang diutus kepada seluruh bangsa jin dan manusia dengan
kebenaran dan petunjuk, serta pelita dan cahaya." (Lihat 'Aqidah Ath-Thohawiyyah)
 
Bantahan Syubhat bahwa Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam hanya diutus kepada bangsa Arab
 
Dari penjelasan di
atas terbantahlah sebuah syubhat (kerancuan berpikir, red) yang dilontarkan
oleh sebuah kelompok/aliran dari kaum Nashara bahwa Rasulullah Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam hanya diutus kepada bangsa Arab saja, sehingga
mereka mengingkari kenabian beliau shallallahu alaihi wa sallam kepada selain
bangsa Arab. Maka ini sesungguhnya kekufuran yang nyata kepada Allah subhanahu
wa ta'ala sekaligus pendustaan terhadap Allah subhanahu wa ta'ala dan rasul-Nya
shallallahu alaihi wa sallam berdasarkan dalil-dalil yang pasti dan jelas
tentang keumuman risalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Padahal
kalau mereka (kaum Nashara) mau jujur bahwasanya berita tentang akan diutusnya
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai Rasul yang terakhir telah
termaktub dalam kitab mereka Injil, bahkan Allah subhanahu wa ta'ala
mengisahkan ucapan Nabi Isa 'alaihis salam sebagaimana dalam ayat-Nya
(artinya):
 
"Dan (ingatlah)
ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi
khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku,
yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka
dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata."" (Ash-Shoff: 6)
 
Berkata Asy-Syaikh
As-Sa'di rahimahullah: "Dia adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththolib,
seorang nabi dari Bani Hasyim." (Lihat Tafsir As-Sa'di, pada tafsir surat
Ash-Shoff ayat ke-6, karya Asy-Syaikh As-Sa'di rahimahullah).
 
Allah telah
mengabarkan bahwa mereka (Yahudi dan Nashara) benar-benar mengenal Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (artinya):
 
"Orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad
seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian
diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui."
(Al-Baqarah: 146)
 
Lebih dari itu, telah
disebutkan dalam sebuah hadits yang shahih bahwa Nabi Isa 'alaihis salam akan
turun ke bumi pada akhir zaman, dan akan menghapus agama Nashrani, serta
berhukum dengan syari'at Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda
:
 
"Demi Dzat yang
jiwaku berada di tangan-Nya! sungguh telah dekat (waktu) turunnya Isa bin
Maryam kepada kalian sebagai hakim yang adil, akan menghancurkan salib,
membunuh babi, dan tidak menerima jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta berlimpah
ruah sehingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya." (Muttafaqun 'alaihi)
 
Al-Hafizh Ibnu Hajar
rahimahullah ketika menjelaskan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam
"menghancurkan salib dan membunuh babi" berkata: "Yakni benar-benar akan
menghapus agama Nashraniyah dengan menghancurkan salib dan menghilangkan
keyakinan orang-orang Nashara dalam pengultusan Beliau (Nabi Isa) 'alaihis
salam." (Lihat Fathul Bari, Kitab Ahadits Al-Anbiya`, Bab Nuzul 'Isa bin Maryam
'alaihis salam). Dalam riwayat lain dalam Shahih Muslim dengan lafazh:
 
"Dan ia (Nabi Isa bin
Maryam) pemimpin bagi kalian."
 
Ibnu Abi Dzi'b
(perawi hadits) berkata: "Tahukah kamu dengan apa dia memimpin kalian?" Aku
berkata (muridnya Ibnu Abi Dzi'b): "Beritahukanlah kepadaku!" Maka ia menjawab:
"Dengan Al-Qur`an dan Sunnah (ajaran) Nabi kalian."
 
Oleh karena itu,
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah meletakkan sebuah bab dalam Shahih Muslim dengan
judul:
 
Bab Penjelasan
tentang Turunnya Nabi Isa bin Maryam 'alaihis salam (di akhir zaman sebagai
hakim) berdasarkan syari'at Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (artinya):
 
"Tidak ada seorangpun
dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Nabi Isa) sebelum kematiannya.
Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka."
(An-Nisa`: 159)
 
Al-Imam Ibnu Jarir
rahimahullah meriwayatkan sebuah atsar (perkataan shahabat) dari shahabat
Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata: "Demi Allah!
Sesungguhnya dia (Isa bin Maryam 'alaihis salam) sekarang masih hidup. Tetapi
jika ia turun (ke bumi), maka mereka semuanya (Yahudi dan Nashara) akan beriman
kepadanya." (Fathul Bari, Kitab Ahadits Al-Anbiya`, Bab Nuradhiyallahu 'anhuul
'Isa bin Maryam 'alaihis salam)
 
Dari beberapa hadits
di atas, kita mengetahui bahwa syariat beliau shallallahu alaihi wa sallam
berlaku bagi seluruh umat dan suku bangsa, dan syariat beliau berlaku sepanjang
zaman, dari zaman ketika beliau diutus sampai akhir zaman (hari kiamat). Di
antara dalil yang menunjukkan bahwa syariat Islam yang dibawa oleh Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam juga berlaku bagi seluruh umat ialah apa yang
diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
 
"Demi Dzat yang
jiwaku berada di tangan-Nya! Seandainya Nabi Musa 'alaihis salam hidup, maka
tidak boleh baginya kecuali mengikuti (syariat)ku ."
 
Maka sangat batil
ucapan yang menyatakan bahwa sebagian syariat Islam yang dibawa oleh Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam hanya cocok di masa dahulu ketika Beliau
shallallahu alaihi wa sallam hidup. Adapun pada masa ini perlu adanya revisi
atau kaji ulang agar lebih sesuai dengan zaman dan memberikan maslahah (kebaikan,
red) kepada umat.
 
Karena secara tidak
langsung orang yang mengucapkan ucapan ini telah menghukumi bahwa syariat Islam
tidak relevan dengan zaman dan tidak berlaku secara umum. Dan hal ini tentunya
bertentangan dengan dalil-dalil yang telah kita sebutkan serta
penjelasan-penjelasan para ulama. Dan orang yang seperti ini benar-benar telah
mencela Allah subhanahu wa ta'ala, karena konsekuensi dari ucapan tersebut
(yang pada hakekatnya adalah syubhat) bahwa Allah subhanahu wa ta'ala tidak
mengetahui apa yang terjadi pada masa ini. Subhanallahi 'amma yaqulun! (Maha
Suci Allah dari apa yang mereka ucapkan).
 
Sungguh hal ini
adalah sikap lancang dan berani kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Kita
berlindung kepada-Nya dari sikap yang seperti ini.
 
Kewajiban Tunduk dan Taat kepada Syari'at Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam
 
Dengan demikian, maka
wajib bagi orang-orang Yahudi dan Nashara, untuk beriman kepada Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam, serta tunduk dan taat kepada syari'at beliau
shallallahu alaihi wa sallam jika mereka menginginkan keselamatan di akhirat
kelak, dan jika mereka mengaku sebagai pengikut Nabi Musa dan Isa 'alaihumas
salam, serta mengklaim bahwa mereka berpegang kepada Taurat dan Injil yang
telah Allah subhanahu wa ta'ala turunkan kepada kedua Nabi yang mulia tersebut.
Oleh karena itu, tidak ada jalan keselamatan kecuali dengan mengikuti Nabi
shallallahu alaihi wa sallam secara kaffah (menyeluruh). Jangan sampai menjadi
seperti sebuah ungkapan:
 
"Anda menginginkan
keselamatan, namun Anda tidak menempuh jalan-jalannya.
Sesungguhnya bahtera
tidak akan pernah bisa berlayar di atas (tempat) yang kering."
 
Wallahul Muwaffiq.
 
Sumber: www.mahadassalafy.net

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: