Rabu, 22 Februari 2012

[daarut-tauhiid] Pertarungan Hak dan Batil Semakin Sengit, Maka Istiqamahlah!

Pertarungan Hak dan Batil Semakin Sengit, Maka Istiqamahlah!

*JAKARTA (Voa-Islam) - * Berkacalah pada Mesir. Pertarungan pemikiran
antara hak dan batil semakin sengit dan seru. Para ulama di negeri itu
tampil sebagai pembela Islam, baik yang formal seperti Al-Azhar, maupun
personal. Sebagai lembaga yang cukup disegani, Al-Azhar telah lama berjuang
menghadang arus sekularisme.

Al-Azhar, melalui badan ilmiahnya yang cukup bergengsi di dunia, Majma' Al
Buhuts Al-Islamiyah (Pusat Penelitian Islam), pernah mengadili Ali Abdul
Razaq dalam sebuah pengadilan yang dihadiri lebih dari 20 ulama, karena
bukunya *Al-Islam wa Ushul Al-Hukm* yang controversial itu.

Buku ini sempat membuat geger dunia Arab karena isinya menafikan adanya
sistem politik dan pemerintahan dalam Islam. Pengadilan itulah yang
memutuskan dicabutnya seluruh ijazah Al-Azhar yang pernah diberikan kepada
Ali Abdul Razaq. Yang bersangkutan juga diberhentikan dari jabatannya
sebagai hakim di Mahkamah Syar'iyah di Mesir.

Senasib dengan Ali Abdul Razaq, Nasr Abu Zeid (seorang professor Fakultas
Sastra Universitas Kairo) juga dihadapkan sanksi yang sama, buku-bukunya
dilarang peredarannya. Nasr Abu Zeid memang dipengaruhi oleh gurunya, Hasan
Hanafi, yang mengajar filsafat pada fakultas dan perguruan tinggi yang sama.

Yang menarik, Prof. Abdussobur Shahin dari Fakultas Darul Ulum, Kairo, yang
menjadi ketua panitia penilai karya-karya Nasr Abu Zeid, dalam putusannya
menyatakan Nasr Abu Zaid tidak layak menjadi guru besar karena
karya-karyanya tidak ilmiah. Sejak itu, kasus ini menjadi isu nasional,
bahkan internasional. Didukung jaringan sekularisme di kampus dan
pemerintahan, Nasr Abu Zeid dikukuhkan juga menjadi guru besar.

Ulama tidak kehabisan akal. Al-Azhar bersama dengan ulama di luar Al-Azhar
menempuh jalur hukum. Mereka mengajukan somasi ke pengadilan. Dilengkapi
dengan data dan fakta ilmiah dari tulisan-tulisan Abu Zeid atas keluarnya
dari Islam, ulama menuntut agar pengadilan memutuskan ia dan istrinya harus
dipisah (*fasakh*). Tuntutan itu dikabulkan dan akhirnya, Nasr Abu Zeid
melarikan diri ke Leiden, Belanda. Di sana, ia menjadi guru besar Islamic
Studies dan membimbing sarjana-sarjana asal Indonesia. Dikabarkan, pada
tahun 2007, Nasr Abu Zeid pun ditolak kehadirannya oleh umat Islam
Indonesia untuk menjadi narasumber di sebuah kampus di Riau dan Malang.

*Tantangan Dakwah di Indonesia*

Di negeri ini, pertarungan serupa dapat ditemukan di pentas pemikiran,
walaupun tidak seseru yang ada di Mesir. Tahun 70-an, Nurcholish Madjid
telah melemparkan ide sekulernya. Lalu, hal tersebut ditanggapi oleh
sejumlah intelektual Muslim, seperti Endang Saifudin Anshari, Prof. H.M
Rasyidi dan lain-lain.

Mendiang Munawir Sadzali juga pernah melempar ide controversial seputar
hukum waris, namun hal itu dijawab oleh kalangan intelektual, seperti
Rifyal Ka'bah dari Partai Bulan Bintang (PBB). Tahun 1992, Nurcholis
Madjid kembali melempar bola panas seputar ahlul kitab, makna agama, jilbab
dan ide lainnya. Ia mendapat perlawanan keras di Masjid Taman Ismail
Marzuki (TIM) oleh cendekiawan muslim, seperti Ridwan Saidi, Ustadz Daud
Rasyid, dan sebagainya.

Setelah itu muncul generasi baru dari kalangan JIL (Jaringan Islam
Liberal), seperti: Ulil Abshar Abdalla, Guntur Romli, dan Abdul Moqsith
Ghazali. Mereka harus berhadap-hadapan dengan Ustadz Adian Husaini, Adnin
Armas, Hamid Zarkasyi, Nirwan Safrin dan sebagainya (dari INSIST) untuk
mengcounter pemahaman sepilis. Kini, kaum JIL dan konco-konconya
mendapatkan perlawanan tangguh dari Front Pembela Islam (FPI) yang didukung
oleh kaum muslimin di Indonesia.

Inilah tantangan dakwah, yang tak selalu berjalan mulus. Diperlukan ilmu,
siyasah (strategi), keberanian, jaringan, kesabaran, dan istiqamah. Dakwah
yang hanya mengajarkan pembersihan jiwa dan acara-acara ritual belaka,
nyaris tidak mendapatkan tantangan dan lawan yang tangguh mendukung
kebatilan.

Andaikan Rasulullah Saw hanya sekedar mengajarkan pembersihan jiwa kepada
kaum Quraisy, atau mengajarkan praktik ibadah formal, niscaya tidak akan
ditentang oleh Abu Lahab, Abu Jahal, dan sekutu-sekutunya. Namun, karena
dakwah Nabi Saw mengandung makna perombakan tatanan, penghancuran ideology
jahiliyah, dan membangun sistem baru, maka kaum kafir Quraisy akhirnya
mati-matian menghadang dakwah itu.

Apa pasal? Mereka merasa dakwah Rasullah Saw ini adalah ancaman eksistensi
ideology dan sistem kekuasaan mereka yang sudah mapan. Itulah sebabnya,
kaum kafir Quraisy melakukan perlawanan sengit terhadap dakwah Nabi Saw.
Pada prinsipnya, tiada zaman yang sepi dari musuh-musuh Islam, dulu maupun
sekarang. Hal itu dibenarkan dalam Al Qur'an: *"Dan begitulah, Kami jadikan
di setiap negeri itu penjahat-penjahat kelas beratnya." *

Kini, musuh-musuh Islam itu gemetar, frustasi, dan mundur ke belakang.
Tapi, perjuangan belum usai. Pertarungan antara hak dan kebatilan masih
terus berlangsung hingga detik ini. Maka, bersabarlah, tetap istiqamah, dan
yakinlah bahwa pertolongan Allah sangat dekat. *Desastian*

*
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/02/22/17866/pertarungan-hak-dan-batil-semakin-sengit-maka-istiqamahlah/
*


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: