Rabu, 15 Februari 2012

[daarut-tauhiid] Rumah yang Penuh Berkah

Rumah yang Penuh Berkah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yusuf Assidiq

Rumah merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Di sanalah
seseorang mendapatkan tempat berlindung dari cuaca panas dan dingin, atau
tempat kembali setiap kali bepergian. Di rumah pula, segenap anggota
keluarga dapat melakukan berbagai aktivitas.

Selain itu, rumah juga berfungsi sebagai tempat pembinaan. Rumah adalah
lokasi terbaik dalam menyemai benih-benih kebaikan serta keimanan dari
sebuah keluarga. Sehingga, tidak berlebihan jika setiap orang mendambakan
rumah yang nyaman, sejuk, agar mendukung terciptanya keluarga sakinah.

Tidaklah cukup hanya sekadar membangun fisik rumah secara mewah serta
mentereng. Namun yang terpenting adalah membangun suasana kondusif dengan
dinaungi nilai-nilai Islami dan pada akhirnya sanggup menenteramkan batin
penghuninya.

Rasulullah SAW banyak memberikan tuntunan kepada umat yang ingin menjadikan
tempat tinggal mereka penuh harmoni dan keberkahan. Syekh Shaleh Ahmad
asy-Syaami dalam Berakhlak dan Beradab Mulia, mengatakan, umat perlu
meniru rumah Rasulullah SAW.

Nabi SAW memberikan panduan agar jangan berlebihan dalam membangun tempat
tinggal. Melainkan, rumah seorang Muslim adalah yang cukup untuk sekadar
mampu menutupi dari pandangan orang lain dan melindunginya dari bahaya
hewan buas.

Paling tidak, pedoman sebuah rumah yang baik adalah yang bisa memberikan
rasa nyaman serta asri. ''Dengan begitu, penghuninya akan merasa nyaman,
juga merasa terlindungi,'' papar Syekh asy-Syaami.

Sikap dan tindak tanduk penghuni rumah turut memberikan kontribusi bagi
terciptanya suasana tenteram. Nabi SAW menekankan, agar setiap Muslim
memperhatikan adab ketika hendak masuk rumah.

''Jika kamu hendak masuk rumah, maka sebaiknya kamu ucapkan salam, karena
hal itu akan membawa keberkahan bagi kamu dan keluargamu.'' (HR Tirmidzi)

Ada beberapa hal lain yang patut mendapat perhatian. Rasulullah
mencontohkan, saat masuk rumah, jangan secara tiba-tiba, tanpa
sepengetahuan keluarga yang ada di dalam, agar mereka tidak kaget. Itulah
tujuannya seseorang mengucapkan salam lebih dulu.

Beliau juga berdoa saat pulang ke rumah. ''Segala puji hanya milik Allah
SWT semata, Zat yang telah memberiku kecukupan dan tempat berlindung, yang
telah memberiku makan dan minum, yang telah memberiku karunia dan
melebijkannya. Ya Allah, aku meminta kepada-Mu selamatkanlah aku dari api
neraka.''

Dan ketika sudah masuk dalam rumah, beliau biasanya membuka pembicaraan
dengan mengajukan pertanyaan. ''Nabi menanyakan bagaimana keadaan mereka
(anggota keluarga yang lain),'' tutur Syekh asy-Syaami.

Hendaknya, segala aktivitas yang dilakukan di rumah, tidak terlepas dari
niat untuk meraih ridha Allah SWT. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim,
Rasulullah menekankan, ketika masuk rumah dan sebelum makan di rumah,
seseorang sebaiknya menyebut asma Allah.

Maka setan pun berkata, ''Tidak ada tempat bermalam dan tidak ada makan
malam bagi kalian.'' Akan tetapi, jika tidak menyebut asma Allah, setan
berkata, ''Malam ini kalian mendapatkan tempat bermalam dan hidangan makan
malam.''

Dianjurkan pula kepada penghuni rumah untuk senantiasa melingkupi suasana
rumah dengan bacaan Alquran. Sabda Nabi SAW, ''Jangan jadikan rumah kalian
seperti kuburan. Sungguh, rumah yang di dalamnya selalu dibacakan ayat-ayat
Alquran, tidak dimasuki setan.'' (HR Tirmidzi)

Rasulullah juga menjaga keharuman di dalam rumah beliau. Ini mengingat
beliau sangat menyukai wewangian. Oleh sebab itu, di dalam rumah sebaiknya
penghuni benar-benar menjadi kebersihan, khususnya kamar mandi untuk
menghindari munculnya bau yang kurang sedap.

Dari pandangan Syekh Yusuf al Qardhawi, setidaknya terdapat empat elemen
terwujudnya rumah yang Islami. Pertama, luas dan bersih, kedua, menghias
rumah secara halal dan tidak berlebihan, ketiga, tidak memajang patung di
rumah. ''Serta keempat, tidak memelihara anjing,'' ungkap ulama terkemuka
itu.

Apabila keluarga itu berkelebihan, dianjurkan untuk memelihara anak yatim,
sesuai sabda Rasulullah. ''Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yang
terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan
seburuk-buruk rumah kaum Muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat
anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.'' (HR Ibnu Majah).
*Redaktur:* Heri Ruslan


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: