Senin, 06 Agustus 2012

Re: [daarut-tauhiid] Puasa of the day : Komersialisasi & Konsumerisme Ramadhan

 

Tambahan keterangan dari kalimat kuning dibawah,
-----------------------------
Ada satu hadist yang berbunyi :
Rasulullah –Shallallaahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Umrah pada bulan Ramadhan adalah seperti Haji bersama Aku." (HR. Imam Bukhari dengan Fathul Baari 4/74 dll)
Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada seorang wanita dari kalangan Anshar:
فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً
"Kalau bulan Ramadhan telah tiba, maka tunaikanlah umrah, sebab umrah di bulan Ramadhan menyamai ibadah haji." (HR. Al-Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1258)
Al-Bukhari (1782) dan Muslim (1256) meriwayatkan bahwa Ibn Abbaas mengatakan: Rasul Allaah (damai dan sejahtera Allah atasnya) mengatakan bahwa bagi wanita dari kaum Ansaar – Ibn Abbaas menyebutkan namanya tetapi lupa – "Apa yang membuat kamu melakukan Haji dengan kami?" Dia menjawab: kami memiliki dua unta dan ayah anak lelaki dan anak lelakinya melakukan Umrah dengan menunggangi Unra, dan dia meninggalkan untanya agar kami bisa membawa air untuknya. Kemudian Beliau mengatakan: "Saat bulan Ramadhan datang, lakukanlah , melakukan Umrah pada (bulan itu) sebanding dengan Haji." 
Ulama berbeda pendapat mengenai keutamaan yang disebutkan didalam Hadis. Ada tidak pendapat:  
1 – Hadis tersebut berlakuk bagi wanita yang ditunjuk oleh Rasul (damain dan sejahtera baginya). Diantara mereka yang sepakat dengan pandangan ini adalah Sa'eed ibn Jubayr diantara Taabi'een, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Hajar in Fath al-Baari (3/605). Diantara kutipan yang mendukung pandangan ini adalah Hadis Umm Ma'qil yang mengatakan: Haji adalah Haji dan Umrah adalah Umrah. Rasul Allah (damai dan sejahtera dilimpahkan Allah baginya) mengatakan ini padaku dan aku tidak tau apakah ini hanya untukku atau untuk semua orang. Diriwayatkan oleh Abu Dawood (1989), tetapi versi ini lemah; dikelompokkan kedalam al-Albaani dalam Da'eef Abi Dawood. 
2 – Manfaat yang dimaksud adalah bagi mereka yang berniat untuk melakukan Haji tetapi tidak mampu melakukannya, kemudian dia melakukan Umrah pada bulan Ramadhan. Dnegan menggabungkan niat Haji dengan niat Umrah di bulan Ramadhan, dia mendapatkan hadiah dengan melengkapkan Haji dengan Rasul (damai dan sejahtera baginya). 
3 – Pandangan imam dari emapt mazhab dan lainnya, bahwa kelebihan yang disebutkan dalam hadis tersebut memiliki makna yang umum dan berlaku untuk siapa saja yang melaksanakan umrah pada bulan Ramadhan. Umrah pada saat itu sebanding dengan melakukan Haji bagi semua orang, tidak hanya bagi sebagian orang atau orang tertentu. 
 
Tidak diragukan bahwa umrah selama bulan Ramadan tidak menghilangkan kewajiban  Haji, misal, seseorang yang melakukan Umrah dibulan Ramadan tidak dihilangkan kewajibannya untuk melakukan kewajiban Haji seperti diperintahkan Allah
yang dimaksud dengan kesetaraan antara balasan Umrah dibulan Ramahdan merupakan balasan dalam hal jumlah, bukan dalam hal jenis. Tidak diragukan lagi bahwa Haji lebih unggul dalam hal jenis
 
Wassalam

________________________________
From: L.Meilany <wpamungk@centrin.net.id>
To: daarut-tauhiid@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, August 1, 2012 3:55 PM
Subject: [daarut-tauhiid] Puasa of the day : Komersialisasi & Konsumerisme Ramadhan

 
Komersialisasi & Konsumerisme Ramadhan

Di negara mayoritas Islam seperti Indonesia, Ramadhan menjadi peristiwa yang dapat digunakan
berbagai tujuan. Ramadhan bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan agenda yang berbeda;
mulai dari menjual produk, merangsang konsumsi hingga promosi kepentingan politik.

Para pelaku pasar sejak lama menandai Ramadhan sebagai 'periode emas dalam berbisnis'.
Di masa Ramadhan umat Islam tidak makan dan minum seharian, tetapi anehnya konsumsi makanan
meningkat tajam. Menu makan berubah menjadi lebih banyak dan beraneka macam. Pengadaan menu
khas Ramadhan : kolak, sirup berbagai macam rasa, lauk pauk lebih 'mewah', jajanan, kue-kue.
Banyak penjual dadakan keperluan Ramadhan bermunculan : menjual makanan/minuman, perlengkapan
shalat, pakaian untuk pergi tarawih. Begitu juga di kalangan pemilik uang : menyelenggarakan bisnis
umrah.
Para penyelenggara umrah menyertakan ustad, artis yang menjadi daya tarik untuk berumrah.
Padahal selama hidup Nabi SAW tidak pernah beribadah umroh pada bulan Ramadhan apalagi menganjurkan
umatnya berumrah di bulan Ramadhan.

Akibatnya nilai kebaikan Ramadhan sulit tercapai; dengan 'mengomersilkan' Ramadhan umat terdorong
bersikap konsumtif. Cenderung egois, individualistik, mementingkan diri sendiri. Padahal sasaran ibadah
puasa Ramadhan adalah membangun kesalehan sosial.

Di pusat perbelanjaan dipenuhi umat yang membelanjakan uangnya lantaran bertebaran 'godaan-godaan' :
"Bazzar, pasar murah, sale up to 70%, hanya khusus Ramadhan, Ramadhan promo, night sale" dan lainnya.
Berpuasa Ramadhan dengan tetap berbudaya konsumtif kiranya merupakan penyimpangan dari ajaran islam.

Semoga kita tidak sampai seperti yang dicemaskan Rasulullah SAW : "Banyak orang berpuasa, tetapi tidak
mendapatkan apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. Dan banyak orang yang shalat malam,
tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari shalatnya itu kecuali tidak tidur saja ." [ HR Imam Ahmad,
Imam al-Baihaqi dan Imam al -Thabrani] - [lm-17/12]
[dari berbagai sumber]
-----------------------------------------
l.meilany
010812/12ramadhan1433h

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: