Minggu, 19 Agustus 2012

[daarut-tauhiid] Artikel: Puasa Mengajariku Berkata, "Cukup!"

Puasa Mengajariku Berkata, "Cukup!"


Ya, inilah yang kudapatkan di Ramadhan tahun ini. Mungkin sudah seharusnya
kupahami sejak bertahun-tahun lalu. Namun kepandiran yang tak kunjung
sembuh ini rupanya baru sedikit terobati di tahun ini.

Apa pasal kupahami bahwa puasa mengajariku berkata cukup?

Sebabnya sederhana. Tiap kali menjelang berbuka puasa, nafsuku, yang
sejatinya sedang terbebas dari godaan setan itu, terus bergejolak tuk minta
dipuaskan dengan beragam kenikmatan. Tapi teguh kukokohkan diri bahwa aku
hanya akan berbuka dengan barang satu-dua teguk air, dan sepotong makanan
kecil. Setidaknya, kuusahakan lah demikian. Lalu segeralah kutunaikan
shalat maghrib setelahnya, baru makan.

Dan, ya, dua jenis makanan itu segera menurunkan gejolak nafsuku hampir
separuhnya. Maka ketika aku selesai shalat, dan kutatap lagi makanan yang
tersedia, nafsuku jauh menjadi lebih jinak. Cukuplah kunikmati barang
sepiring tak penuh untuk mengisi tenaga bekal shalat isya dan tarawih.

Demikian terjadi hampir sepanjang Ramadhan tahun ini. Tak bisa lebih dari
itu. Pun ketika banyak tersedia sajian nikmat, diri ini seolah mengatakan,
"Cukup." Titik.

Ya, tubuh ini, sejatinya memiliki kebutuhan. Dan kebutuhan itu sungguh tak
banyak. Namun nafsu yang dituruti menjadikannya membangun keseimbangan baru
yang naik setiap saat, hingga seolah kebutuhannya begitu besar. Padahal
kesemuanya semu belaka. Dan apa akibat diturutinya nafsu ini? Tentu lah
lemahnya jiwa, lesunya ia menjalankan hal-hal yang lebih berguna. Sebab
tubuh dan jiwa satu adanya. Di dunia, yang satu berjalin kelindan dengan
yang lain.

Puasa tubuh semata, jika dijalani dengan hanya memenuhi kebutuhannya,
sejatinya memang menjadikan jiwa suci adanya. Setidaknya, setahap demi
setahap. Dan tahun ini, untuk pertama kalinya, kurasakan itu semua.
Segalanya memiliki titik cukup. Inilah titik kebutuhan. Selebihnya hanyalah
keinginan. Dan keinginan, adalah ruang bermain bagi setan mempermainkan
nafsu. Yang perlahan-lahan menjauhkan jiwa dari Tuhan. Hingga kering,
hingga lepas, hingga hampa.

Mencukupkan diri pada kebutuhan menjadikan jiwa bertumbuh. Puasa, ajar
banyak alim ulama, adalah salah satu metode tazkiyatun nafs, penyucian
jiwa, yang canggih. Dan tazkiyatun nafs, yang sering diterjemahkan sebagai
penyucian jiwa itu, sejatinya memiliki makna lebih dalam sebagai penumbuhan
jiwa. Wajarlah bila demikian. Sebab layaknya kita ingin naik tingkat,
haruslah mencukupkan diri berdiri di tingkat yang bawah agar bisa naik ke
atas. Maka agar jiwa bertumbuh, mampu naik mendekati Tuhan, diri mestilah
mencukupkan kebutuhan fisik, untuk jiwa mampu melayang tanpa terbebani.

Ah, betapa sepele. Namun bertahun baru kupahami. Ini pun belum apa-apa,
sebab makna puasa masih begitu luas dan dalam.

Esok Idul Fitri. Hati gembira bercampur rindu. Kegembiraan jiwa yang
berhasil bertumbuh, menundukkan nafsunya. Rindu jiwa pada bulan yang seolah
Tuhan begitu dekat setiap saatnya. Sungguh sajianNya begitu berlimpah, tapi
diri ini menyia-nyiakannya begitu banyak.

Selamat hari raya. Taqabbalallahu minna wa minkum.




------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: