Kamis, 28 Juli 2011

[daarut-tauhiid] [OOT] Meraih Berkah Ramadhan Bersama Keluarga

 

Meraih Berkah Ramadhan Bersama Keluarga[1]
Oleh: M. Yusuf Shandy, Lc.[2]
 
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang menjadikan
bulan Ramadhan sebagai bulan puasa dan bulan diturunkannya al Quran. shalawat
dan salam semoga dilimpahkan selalu kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang setia mengikutinya hingga hari kiamat.
Alhamdulillah, Ramadhan, bulan penuh berkah, ampunan dan
rahmat Allah SWT sudah di depan mata. Alangkah indahnya jika kita bertemu dengan
bulan tersebut dan dapat memanfaatkannya dengan baik, sehingga kita menjadi
alumni madrasah Ramadhan yang sukses meraik predikat takwa, sebagaimana yang
disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa."(QS. Al-Baqarah [02]: 183)
Selain disebut sebagai bulan puasa dan bulan
diturunnya al-Quran, Ramadhan juga dikenal sebagai bulan penuh berkah, dimana
setiap amal kebaikan yang dilakukan pada bulan ini, pahala dan balasannya
dilipat gandakan oleh Allah SWT.  Penamaan
Ramadhan sebagai bulan penuh berkah diungkapkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Dalam sejumlah khutbah Rasulullah saw yang disampaikannya jelang Ramadhan,
beliau selalu menyertakan kata 'berkah'.
Dalam salah satu khutbahnya jelang Ramadhan,
beliau mengungkapkan, "Telah
datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah telah
mewajibkan di dalamnya puasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu langit,
menutup pintu neraka, dan membelenggu setan-setan. Di dalamnya Allah memiliki
satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang diharamkan
kebaikan malam itu maka ia sungguh telah diharamkan (dari kebaiakan)." (HR. Ahmad, Nasa'i dan Baihaki).
Salman al-Farisiy radhiyallahu 'anhu
meriwayatkan bahwa pada akhir bulan Sya'ban Rasulullah SAW berkhutbah di
hadapan kami, beliau bersabda,"Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dinaungi oleh
suatu bulan yang agung lagi penuh berkah; bulan yang di dalamnya ada suatu
malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Pada bulan tersebut Allah SWT
menjadikan puasa sebagai kewajiban dan shalat malamnya sebagai tahawwu' (ibadah
sunnah yang sangat dianjurkan). Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah
dengan mengerjakan amalan sunnah, ia diberi pahala sama seperti menunaikan
kewajiban (fardhu) di bulan yang lain.Siapa yang menunaikan kewajiban di bulan
Ramadhan, ia diberi pahala sama dengan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban
di bulan yang lain.
Ramadhan adalah bulan sabar, sedang sabar itu
tiada lain balasannya selain surga (al-jannah). Ramadhan adalah bulan berbagi
simpati (memberikan pertolongan) dan bulan dimana Allah menambah rizki
orang-orang mukmin. Siapa saja yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka
kepada orang yang puasa, maka perbuatan itu menjadi pengampunan atas
dosa-dosanya, ke-merdekaan dirinya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala
seperti pahala orang berpuasa—yang diberinya makanan berbuka itu—tanpa
mengurangi pahala orang yang berpuasa itu."
Para sahabat berkata, "Ya Rasululullah,
tidak semua dari kami memiliki makanan untuk dapat diberikan kepada orang-orang
yang berpuasa."
Rasulullah Saw kemudian menjawab, "Allah
memberikan pahala tersebut (seperti yang telah disebutkan) kepada siapapun
orang yang memberikan buka puasa walau hanya sebutir korma atau sekedar seteguk
air atau sehirup susu. Bulan Ramadhan adalah bulan yang permulaannya adalah
rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari
neraka. Siapa yang meringankan beban orang yang dikuasainya (hamba sahaya atau
bawahannya), niscaya Allah mengampuni dosanya dan membebaskannya dari api
neraka.
Perbanyaklah oleh kalian empat perkara di
bulan Ramadhan ini; dua perkara diantaranya membuat Tuhan ridha terhadap kalian
dan dua perkara lainnya sangat kalian butuhkan. Dua perkara yang membuat Tuhan
ridha dengan kalian adalah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah
selain Allah dan kalian memohon ampunan-Nya (istigfar). Adapun dua perkara yang
kalian sangat butuhkan adalah memohon surgaNya dan memohon lindungan dari api
neraka. Siapa saja yang memberi minum kepada orang yang berpuasa niscaya Allah
akan memberinya minum dari air kolamku yang dengannya dia tidak akan merasa
haus—setelah meminumnya—hingga ia masuk surga." (HR. Ibn Khuzaimah dalam Shahih-nya [3/191,
No.1887], al-Haetsami dalam az-Zawaid [1/412, No.321], dan al-Baihaqi dalam
Syu'abul Iman [3/305, No.3608), dan Ibn Hibban)
 
Hakikat Berkah
Dalam bahasa Arab, kata 'berkah' dikenal
dengan istilah al-barakah. Al-barakah berasal dari kata ba-ra-ka, yang berarti
zada (tumbuh) dan namaa (berkembang). Jadi al-barakah adalah az-ziyadah wa
an-namaa (tambahan dan pertumbuhan).
Kata 'baraka' beserta variannya banyak
ditemukan dalam al-Quran dan hadits Rasulullah SAW. Misalnya, Allah SWT
berfirman,
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ
مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ
حَوْلَهَا وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَهُمْ عَلَى
صَلاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
"Dan ini (Al Qur'an) adalah kitab yang telah
Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan)
sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Umulkura (Mekah)
dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada
adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Qur'an), dan mereka selalu
memelihara sembahyangnya." (QS. Al-An'am [6]: 92)
Allah SWT juga berfirman,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى
آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ
وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya."(QS. Al-A'raf [7]:96)  
Kata 'berkah' dalam hadits Rasulullah SAW
dapat kita lihat pada hadits berikut;
عن وحشي بن حرب رضي الله عنه أن أصحاب رسول
الله صلى الله عليه وسلم قالوا يا رسول الله إنا نأكل ولا نشبع قال فلعلكم تفترقون
قالوا نعم قال فاجتمعوا على طعامكم واذكروا اسم الله يبارك لكم فيه رواه أبو داود
Dari Wahsyi bin Harb radhiyallahu 'anhu,
bahwa sejumlah sahabat Rasulullah SAW pernah bertanya padanya, "Ya Rasulallah,
kami pernah makan tapi tidak merasa kenyang?" Rasulullah SAW pun bersabda, "Bisa
jadi kalian makan dalam keadaan sendiri-sendiri." Mereka menjawab, "Ya."
Maka Rasulullah SAW bersabda, "Berkumpullah kalian pada makanan kalian dan
sebutlah nama Allah (sebelum makan), niscaya Allah berikan padanya (makanan)
keberkahan buat kalian." HR. Abu Daud
Rasulullah SAW juga bersabda, "Sesungguhnya
makan sahur adalah berkah yang Allah berikan kepada kalian, maka janganlah
kalian meninggalkannya." HR. Ahmad dan Nasai.
Kata 'berkah' juga dapat kita temukan dalam
do'a Rasulullah saw buat sahabatnya. diriwayatkan dari Anas Ra. dari Ummu
Sulaim, ia berkata, "Wahai Rasulullah, pelayanmu, Anas, doakanlah dia." Maka
Rasulullah SAW pun berdoa, "Ya Allah, berilah dia harta dan anak yang
banyak, dan berkahilah apa yang telah Engkau karuniakan padanya." (HR.
Bukhari)

Bagaimana Meraih Berkah Ramadhan?
Ramadhan adalah bulan penuh berkah,
sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam khutbahnya yang beliau
sampaikan jelang Ramadhan, karena seluruh amal saleh yang dilakukan pada bulan
ini dilipatgandakan pahalanya. Sehingga amalan yang tampaknya kecil dan
sederhana tetap mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah SWT.
Untuk menggapai keberkahan-keberkahan
tersebut, setidaknya diperlukan empat hal, yang disingkat dengan 4 I, yaitu; 

1.      Iman
Iman adalah
tolok ukur diterima atau tidaknya amal seseorang. Sebagaimana firman Allah SWT,
إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ، إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Sesungguhnya manusia
itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan
nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran."QS. Al-'Ashr [103]: 2-3)
Hal ini juga
ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadist yang diriwayatkan dari Anas bin Malik
Ra.
إِنَّ
الْكَافِرَ إِذَا عَمِلَ حَسَنَةً أُطْعِمَ بِهَا طُعْمَةً مِنْ الدُّنْيَا
وَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَإِنَّ اللَّهَ يَدَّخِرُ لَهُ حَسَنَاتِهِ فِي الْآخِرَةِ
وَيُعْقِبُهُ رِزْقًا فِي الدُّنْيَا عَلَى طَاعَتِهِ
"Sesungguhnya orang kafir, apabila ia mengerjakan suatu
kebaikan, maka ia diberi sesuap makanan dari dunia. Adapun orang mu`min, kebaikan-kebaikannya
disimpan oleh Allah di akhirat dan ia diberi rizki di dunia karena
ketaatannya."(HR. Muslim)
 
2.      Ilmu
Setiap
ibadah yang kita lakukan harus didasarkan dalil, baik dari al-Quran maupun
as-Sunnah. Di sinilah pentingnya kita selalu belajar, terutama mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan akidah dan ibadah kita, terutama dasar hukum dan
tata cara pelaksanaannya.
Allah SWT
berfirman,
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ
لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولا
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."QS. Al-Isra [17]: 36
Hal lain yang perlu kita ketahui adalah keutamaan-keutamaan di
balik setiap ibadah yang kita lakukan, seperti keutamaan puasa ramadhan, sebagaimana
yang terdapat dalam al-Qur'an dan as-Sunnah. Sehingga kita termotivasi untuk
mendawamkannya sebagaimana mestinya.
Terkait dengan puasa Ramadhan, Rasulullah SAW
bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudriy Ra, beliau
SAW bersabda, "Siapa yangmelaksanakan puasa Ramadhan dalam dengan mengetahui
batasan-batasannya dan menjaga dirinya dari apa-apa yang selayaknya dia menjaga
dirinya darinya, maka dihapuskan dosa-dosanya yang telah dilakukan sebelumnya." (HR. Ahmad dab Baihaqi)
Maka sudah menjadi kewajiban setiap muslim untuk
membekali dirinya dengan hal-hal yang berkaitan dengan syarat-syarat dan
rukun-rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, hal-hal yang dimakruhkan dan
dibolehkan saat puasa, hal-hal yang membatalkan puasa dan lain sebagainya,
supaya puasa yang dilakukannya sesuai dengan tuntunan syariah dan perbuatannya
tidak sia-sia. Di samping pengetahuan yang berkenaan dengan puasa,
pengetahuan-pengetahuan lain yang berkaitan dengan Ramadhan juga perlu seperti
anjuran-anjuran, prioritas-prioritas amal yang harus dilakukan dalam Ramadhan,
dan lain sebagainya agar setiap muslim dapat mengoptimalkan bulan ini sebaik
mungkin.
 
 
3.      Ihsan
Ihsan yang
dimaksud di sini ialah melakukan kebaikan dan amal salih sebanyak-banyaknya,
guna mendapatkan ridha dan rahmat Allah SWT. Suatu ketika, Rasulullah SAW
ditanya oleh Malaikat Jibril, "Muhammad, beritahukan kepadaku tentang ihsan?"
Rasulullah
saw kemudian menjawab, "Ihsan ialah engkau menyembah Allah seolah-olah
engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihatnya, maka yakinlah bahwa Dia pasti
melihatmu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah SWT
berfirman,
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَلا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ
يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.(QS. Al-Baqarah [2]: 195)
Pada ayat
lain, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-A'raf [7]: 56)
Adapun bentuk
ihsan dan amal saleh yang dapat dilakukan pada bulan Ramadhan, antara lain,
puasa Ramadhan, shalat tarawih, memperbanyak tilawah al-Quran, memperbanyak
sedekah, memberikan makanan buka puasa, menunaikan zakat  dan sebagainya—sebagaimana yang akan
diuraikan pada pembahasan berikutnya.  
 
4.      Ikhlas
Setiap ibadah
dan amal salih harus disertai dengan niat ikhlas, termasuk ibadah puasa dan
ibadah-ibadah lainnya. Allah SWT berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus."(QS. Al-Bayyinah [98]: 5)
Dalam hadits
dari Umar bin Khatthab, Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالنِّيَّةِ (بِالنِّيَّاتِ) وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ
وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا
فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
"Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan
niatnya, dan sesungguhnya ia akan mendapatkan sesuatu yang diniatkannya,
barangsiapa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan
Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya untuk memperoleh dunia atau seorang wanita
yang akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang
diniatkannya." (HR.
Bukhari, Muslim dan lainnya)
 
Amaliah Ramadhan
Sebagai bulan penuh berkah, tentu amal-amal
salih yang dilaksanakan di dalamnya pun akan mendapatkan keberkahan yang
melimpah dari Allah SWT. Selain kewajiban menjalankan puasa Ramadhan, terdapat
pula amalan-amalan lainnya yang sangat dianjurkan dilakukan pada bulan ini,
guna meraih berkah Allah SWT;  
1.     Puasa
Ramadhan
Puasa
Ramadhan adalah salah satu rukun insti Islam. Karenanya, Rasulullah SAW
mengancam orang yang sengaja tidak puasa pada siang hari bulan Ramadhan. Beliau
SAW bersabda, "Siapa yang tidak berpuasa satu hari pada bulan Ramadhan bukan
karena ada keringanan (udzur) yang diberikan Allah kepadanya, maka puasa yang
ditinggalkannya tidak dapat digantikan dengan puasa setahun penuh, meskipun dia
berpuasa selama itu." (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Sebaliknya,
siapa yang puasa atas dasar iman dengan ikhlas karena Allah SWT, niscaya Allah
ampuni dosa-dosanya. Dari Abu
Hurairah Ra, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذنبه
Siapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala,
maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari, Ahmad dan Nasa'i)
2.     Memperbanyak
tilawah al-Quran
Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Pada bulan inilah
Al-Qur'an pertama kali turun dari lauhul mahfuz ke langit dunia sekaliagus.
Allah berfirman, Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)(al baqarah:
185)
Al-Qur'an adalah pedoman hidup kita. Selain itu,
al-Qur'an juga dikenal sebagai bayyinah (kitab yang menjelaskan berbagai hal),
al-Furqan (pembeda), rahmat (kasih sayang), Syifa (obat yang menyembuhkan),
Dzikr (peringatan), dan sebagainya. Karenanya, Allah SWT mengancam orang yang
berpaling dari ajaran al-Qur'an dengan kehinaan, di dunia dan akhirat.
Allah SWT berfirman, "Dan barang siapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia:
"Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal
aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman:
"Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu
melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan". Dan
demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada
ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih
kekal." (QS. Thaha [20]: 124-127)
Sebaliknya, siapa yang dekat dengan al-Qur'an dengan
membaca, menghapal dan mempelajarinya, maka Allah SWT akan memberikan kepada
mereka banyak kebaikan, kemudliaan syafaat dan ketenangan dalam kehidupannya.
Bahkan, menurut Rasulullah saw, orang yang terbaik itu adalah orang yang
mempelajari dan mengajarkan al-Qur'an. (HR. Bukhari)
Abdullah bin Mas'ud, salah satu sahabat terkemuka
Rasulullah saw menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah menyebutkan berbagai
keutamaan al-Qur'an dan para pembacanya. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya
al-Qur'an adalah hidangan jamuan dari Allah, maka terimalah jamuan tersebut
sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya al-Qur'an adalah tali Allah yang
kokoh, cahaya yang benderang, obat yang bermanfaat, penjaga dari kesalahan bagi
orang yang berpegang teguh dengannya, serta keselamatan bagi orang yang
mengikutinya. Ia tidak melenceng sehingga perlu dibenarkan dan tidak pula
bengkok sehingga harus diluruskan. Keajaibannya tiada pernah terhenti dan tiada
pernah usang meskipun sering dibaca berkali-kali. Bacalah al-Qur'an, karena
sesungguhnya Allah memberikan pahala jika kalian membacanya. Satu huruf dibalas
dengan sepuluh kebaikan. Ingat, aku tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu
satu huruf, tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf." (HR. Al-Hakim).
Ibnu Abbas RA berkata; "Nabi (Muhammad SAW)
adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat
saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan,
lalu Nabi membacakan al-Quran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi
melebihi angin yang berhembus."
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amru
ra, Rasulullah SAW bersabda,
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ
لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ
الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ
مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
"Puasa dan Al Qur'an kelak pada hari kiamat akan
memberi syafa'at kepada seorang hamba. Puasa berkata, 'Duhai Rabb, aku telah
menahannya dari makanan dan nafsu syahwat di siang hari, maka izinkahlah aku
memberi syafa'at kepadanya.' Dan Al Qur'an berkata, 'Aku telah menahannya dari
tidur di malam hari, maka izinkanlah aku memberi syafa'at kepadanya.' Beliau
melanjutkan sabdanya, "Maka mereka berdua (puasa dan Al Qur'an) pun akhirnya
memberi syafa'at kepadanya."(HR. Ahmad)
Karenanya, orang-orang dahulu dan ulama salaf, mereka
memanfaatkan kesempatan ini dengan mengkhatamkan tilawah al-Quran hingga
berkali-kali sepanjang bulan Ramadhan. Imam Malik radhiyallahu 'anhu, jika
Ramadhan tiba, beliau meninggalkan pembacaan hadits dan memberikan fatwa, juga
majlis-majelis ilmu, beliau focus membaca al-Quran. Qatadah, ahli tafsir dari
tabi'in khatam setiap tujuh hari. Ibrahim an-Nakhaiy khatam setiap tiga hari.
Bahkan, Imam Syafi'I, ulama madzhab syafi'I yang paling banyak diikuti di
negeri ini, beliau khatam baca al-Quran dua kali sehari.
3.     Memperbanyak
sujud
Sujud
adalah simbol terpenting dalam penghambaan diri di hadapan Tuhan, sebagaimana
yang diserukan para nabi dan rasul, sejak Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Bahkan
Allah SWT menganggap orang-orang yang enggan bersujud kepada-Nya sebagai orang
yang sombong. Sebaliknya, siapa yang banyak bersujud kepada-Nya maka Allah SWT
akan menyambutnya, memuliakannya dan mengabulkan permohonan-permohonannya.
Dalam hadistnya, Rasulullah SWT menyebutkan bahwa seorang hamba di mana ia
sangat dekat dengan Tuhan-nya adalah pada saat ia bersujud. (HR. Muslim)
Dalam
Islam, selain simbol penghambaan diri sujud juga menjadi simbol utama shalat
kita. Sebagai seorang muslim yang taat, paling tidak, dalam sehari semalam kita
bersujud di hadapan Allah SWT sebanyak 34 kali (setiap rakaat kita sujud
sebanyak dua kali, sementara shalat yang wajib dilaksanakan setiap hari adalah
17 rakaat, kecuali orang yang melakukan shalat qashar atau wanita yang
berhalangan).
Selama
ramadhan, ratusan—atau bahkan ribuan kali—kita bersujud. Bayangkan ketika kita
melakukan qiyam Ramadhan minimal 11 rakaat setiap malam, maka dalam sebulan
Ramadhan kita melakukan sujud sebanyak 660 kali sujud. Apalagi jika kita
menambahinya lagi dengan shalat witir, shalat sunnah qabliyah dan ba'diyah,
shalat dhuha dan sebagainya.
Sekali
waktu, Rabi'ah bin Ka'ab al-Aslami, salah satu khadim Rasulullah SAW dari
kalangan ahlus-shiffah, menginap di rumah beliau. Saat Rasulullah saw
terbangun, Ka'ab langsung mengambil air untuk digunakan oleh Rasulullah saw
berwudhu. Di sela-sela wudhu'nya, tiba-tiba Rasulullah saw menyuruh Ka'ab untuk
meminta padanya. Lalu apa permintaan Ka'ab kala itu? Dia meminta, "Wahai
Rasulullah, aku meminta untuk menjadi pendampingmu kelak di surga." Setelah
mendengar permintaan sahabatnya itu, Rasulullah SAW bertanya lagi, "Apakah ada
permintaan lainnya?" Sahabat mulia itu hanya mengatakan, "Tidak, Cuma itu!"
Lalu
apa tanggapan Rasulullah saw? Beliau SAW menasihatkan kepadanya,
فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ
السُّجُودِ
"(Kalau
begitu) bantulah aku mewujudkan permintaanmu itu dengan banyak bersujud."  (HR.
Muslim, No. 754)
Pada
kesempatan lain, seorang sahabat datang kepada Rasulullah saw untuk bertanya
tentang amalan yang paling disukai oelh Allah SWT serta amalan penting yang
dapat memasukkannya ke dalam surga. Lalu apa jawaban Rasulullah saw? Beluiau
saw menasihatkan kepadanya,
عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
لِلَّهِ فَإِنَّكَ لَا تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلَّا رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا
دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً
"Hendaklah
kamu memperbanyak sujud! Tidaklah kamu melakukan satu sujud melainkan Allah SWT
mengangkat derajatmu dan menghapuskan kesalahanmu."(HR. Muslim, No. 753)
 
4.     Memperbanyak
doa
Doa tergolong ibadah yang paling utama di
sisi Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat dan hadits. Bahkan
Allah SWT menyebut orang yang enggan berdoa sebagai orang yang sombong.
Allah SWT berfirman, "Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Ku perkenankan bagimu." (QS. Ghafir: 60)
Bahkan dalam haditsnya, Rasulullah SAW
menyebutkan bahwa salah satu doa yang tidak tertolak adalah doa orang yang
puasa hingga berbuka. Selain itu, sepanjang Ramadhan, Allah SWT berikan
kesempatan yang sangat istimewa, yaitu waktu-waktu diijabahnya doa-doa kita,
seperti saat kita sahur, berbuka, dan sepanjang hari saat kita puasa.
 
5.     Memperbanyak
infak dan sedekah
Rasulullah Saw. bersabda: "Sebaik-baik sedekah adalah
sedekah pada bulan Ramadhan" (HR. Tirmizi).
Ibnu Abbas RA berkata; "Nabi (Muhammad SAW) adalah
orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat
malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu
Nabi membacakan al-Quran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi
melebihi angin yang berhembus."
Rasulullah
SAW bersabda,
مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ
كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا الطَّيِّبَ وَإِنَّ اللَّهَ
يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّي
أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ.
"Barangsiapa
yang bershadaqah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik
(halal), sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh
Allah akan menerimanya dengan tangan kananNya lalu mengasuhnya untuk pemiliknya
sebagaimana jika seorang dari kalian mengasuh anak kudanya hingga membesar
seperti gunung".(HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah dan Nasa'i, dari Abu Hurairah ra.)
Rasulullah
saw juga bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ
فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ
مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
"Tidak
ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun
(datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; "Ya Allah
berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya", sedangkan yang
satunya lagi berkata; "Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada
orang yang menahan hartanya (bakhil) ".(HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah ra.)
 
6.     Membiasakan
diri beri'tikaf
I'tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah
kepada Allah. I'tikaf disunahkan bagi laki-laki dan perempuan; karena
Rasulullah Saw. selalu beri'tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para
istrinya juga ikut I'tikaf bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan
I'tikaf memperbanyak zikir, istigfar, membaca Al-Qur'an, berdoa, shalat sunnah
dan lain-lain.
Dari
'Aisyah ra bahwa Nabi SAW selalu beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari
bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istri beliau beri'tikaf
sepeninggalnya. Muttafaq Alaihi.
7.     Melaksanakan
umrah
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah,
karena umroh pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan
pahala haji bersama Rasulullah Saw. Beliau bersabda: "Umroh pada bulan
Ramadhan seperti haji bersamaku."
8.     Menggapai
Keutamaan Lailatul Qadr
Lailatul Qadr adalah malam penuh berkah dan
kemuliaan, sebagaimana disebutkan Allah SWT dalam Surat al-Qadr. Al-Quran
diturunkan oleh Allah pada malam ini, sebagaimana firman Allah SWT,
وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ،
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ، فِيهَا
يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
"Demi Kitab
(Al Qur'an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam
yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam
itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah."(QS. Ad-Dukhan [44]: 2-4)
Lailatul
Qadr memiliki keutamaan yang sangat banyak, antara lain, Rasulullah SAW
bersabda, "Siapa melakukan shalat malam pada lailatul qadr, niscaya Allah
ampuni dosa-dosanya di masa lalu." (Muttafaq 'alaih)
Tentang
waktunya, Rasulullah SAW bersabda, "Carilah lailatul qadr pada bilangan ganjil
dari sepuluh malam terakhir Ramadhan." (HR. Bukhari dan Muslim)
 
Meraih Berkah Ramadhan Bersama Keluarga
Keberkahan bulan Ramadhan bukan hanya milik pribadi,
tetapi seluruh anggota keluarga dapat meraih dan merasakan kenikmatannya, di
dunia dan akhirat. Hal itu dapat tercapai jika seluruh anggota keluarga bekerja
sama dan saling tolong menolong dalam menunaikan ibadah dan amaliyah Ramadhan,
seperti shalat malam, sahur, tilawah, buka puasa dan sebagainya.
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. At-Tahrim [66]: 6)
Tentang ayat ini, Ali RA berkata, "Ajari diri kalian dan
keluarga kalian tentang kebaikan, didiklah mereka untuk itu." Secara umum suami
bertanggung jawab melindungi sitri dan anak-anaknya dari neraka dengan
mengajarkan kepada mereka tauhid yang kuat, cara menjalankan ibadah yang tepat
dan beraklak mulia.
Allah memuji Ismail as dengan firman-Nya:
وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ
رَبِّهِ مَرْضِيًّا
"Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang
dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Tuhannya."(QS.
Maryam [19]:55)
Allah juga berfirman,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ
رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik)
itu adalah bagi orang yang bertakwa."(QS Thaha [20]: 132)
Pada ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk
menyuruh keluarganya shalat, dan melaksanakannya bersama mereka, bersabar, dan
sennatiasa menyertai mereka dalam hal itu. Perintah ini juga berlaku untuk
seluruh umatnya secara umum.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Salam ra, ia berkata,
"Jika Nabi saw mengalami masalah dalam keluarganya atau merasa tertekan, beliau
memerintahkan mereka untuk shalat, lalu beliau membaca ayat ini (QS. Thaha:
132).
Imam muslim meriwayatkan, bahwa jika nabi saw telah
melaksanakan shalat witir beliau membangunkan keluarganya. Beliau SAW bersabda,
"Bangunlah dan shalatlah witir, hai Aisyah." (HR. Muslim)
Umar bin Khattab juga selalu bangun malam, untuk
melaksanakan shalat pada akhir malam dan membangunkan keluarganya untuk shalat,
"Sahalat…shalat." Kemudian membacakan ayat, QS. Thaha:132 (Imam Malik dalam al
Muwatta')
Malik bin Dinar melihat seorang laki-laki yang shalatnya
tidak benar. Ia berkata, "Aku Kasihan kepada keluarganya." Seorang bertanya
padanya, "Abu Yahya, orang ini shalatnya tidak benar, tetapi mengapa engkau
justeru kasihan kepada keluarganya?" ia menjawab, "Ia adalah orang yang paling
tua di antara mereka, dan darinyalah keluarganya belajar." (Hilyah al Auliay,
2/384)
Dalam bulan Ramadhan, alangkah baiknya jika anak-anak
dibangunkan makan sahur untuk ikut puasa. Anak-anak, walaupun tidak diwajibkan
berpuasa, tapi bagi walinya harus menyuruhnya supaya mereka berlatih dan
membiasakan diri mengerjakan ibadah puasa sejak usia dini, sehingga dia
terbiasa dan mampu melaksanakannya.
Dari Rubayyi' binti Muawwidz, bahwa pada pagi hari
Asyura, Rasulullah mendatangi suatu perkampungan Anshar. Beliau bertanya, "Siapa
yang berpuasa sejak pagi, hendaknya meneruskan puasanya, dan siapa yang tidak
berpuasa sejak pagi, hendaknya dia berpuasa pada sisa harinya." Setelah
itu, kami pun berpuasa dan menyuruh anak-anak kamiyang masih kecil supaya
berpuasa juga. Kami mengajak mereka ke masjid dan membuatkan permainan untuk
mereka dari bulu domba. Jika di antara mereka ada yang menangis meminta meminta
makanan, maka kami memberinya mainan itu.  Keadaan ini berlangsung hingga waktu berbuka puasa tiba'. HR.
Bukhari dan Muslim
Demikian pula dengan ibadah-ibadah lainnya, seperti
ibadah shalat, tilawah al-Quran, shalat jamaah di masjid, bersedekah dan
memanfaatkan bulan Ramadhan dengan baik dengan mengisinya kegiatan-kegiatan
yang positif.
Wallahu A'lam
bis-Shawab.
 

________________________________

[1]Materi disampaikan di Masjid
Agung Sunda Kelapa (RISKA), Jum'at, 22 Juli 2011 M dan acara MaBIT PT. CMNP
Sunter, Jum'at, 22 Juli 2011.  
[2]M. Yusuf Shandy lahir di
Bulukumba (Sul-Sel),  7 Juli 1977, alumni
Fakultas Syariah, Univ. Imam Muhammad Ibn Sa'ud Riyadh (LIPIA Jakarta);
mahasiswa jurusan pendidikan dan pemikiran Islam, Pascasarjana Univ. Ibn
Khaldun Bogor, Jabar. Sehari-hari bekerja di Kaunee Center (Dakwah, Konsultasi,
Motivasi dan Training) Jakarta. Penulis dapat dihubungi melalui email: myshandy77@yahoo.com  atau Hp. 0813.1344.3456 dan 087.888.04.2007.      

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: