Senin, 25 Juli 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3447

Messages In This Digest (14 Messages)

1.1.
File - Moderator Sekolah Kehidupan From: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
2.
(Ruang Musik) Ketika hati bernyanyi dan jari menari From: Ramaditya Adikara
3a.
(Catcil) Kembali From: Ramaditya Adikara
3b.
Re: (Catcil) Kembali From: musimbunga@gmail.com
3c.
Re: (Catcil) Kembali From: Ramaditya Adikara
3d.
Re: (Catcil) Kembali From: musimbunga@gmail.com
3e.
Re: (Catcil) Kembali From: Ramaditya Adikara
3f.
Re: (Catcil) Kembali From: Mimin
3g.
Re: (Catcil) Kembali From: Ramaditya Adikara
3h.
Re: (Catcil) Kembali From: ugikmadyo@gmail.com
3i.
Re: (Catcil) Kembali From: Ramaditya Adikara
3j.
Re: (Catcil) Kembali From: ugikmadyo@gmail.com
3k.
Re: (Catcil) Kembali From: musimbunga@gmail.com
4.
(Ruang Musik) Spirit of the Night, bagi yang merindukan kedamaian From: Ramaditya Adikara

Messages

1.1.

File - Moderator Sekolah Kehidupan

Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com

Sun Jul 24, 2011 3:28 am (PDT)




(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email

Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,

Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.

1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE

2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.

Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.

Salam Hormat,
Moderator Bersama


2.

(Ruang Musik) Ketika hati bernyanyi dan jari menari

Posted by: "Ramaditya Adikara" ramavgm@gmail.com

Sun Jul 24, 2011 5:17 pm (PDT)



Selamat pagi dunia!
Ayo semangat dan ceria!
Lho, masih ada yang sedih juga?
Tak perlu resah, di sini ada Ramaditya!

Bersama hangatnya surya Senin pagi,
Kuajak hatiku bernyanyi.
Bersama jemariku yang ikut menari,
Maka seperti slogan kotak konsumsi,

"Selamat menikmati!!!"

http://www.youtube.com/watch?v=LXWvrdleQ1M

3a.

(Catcil) Kembali

Posted by: "Ramaditya Adikara" ramavgm@gmail.com

Sun Jul 24, 2011 10:13 pm (PDT)



"Assalamu'alaikum. Bunda turut prihatin atas kejadian yang menimpamu.
Bunda percaya hal ini tidak membuatmu hancur, karena pejuang sejati
takkan mati sekali tikam. Hemat Bunda sekarang adalah saat yang tepat
untuk bersunyi-sunyi, menjauh dari tepuk tangan yang menikam. Mari
bermuhasabah, taqarrub kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya
penolong yang maha pengampun. Apa pun kebenaran yang tersembunyi tidak
membuat kami kehilangan respect dan sayang kepadamu. Namun Bunda
berharap, selama beberapa tahun ke depan, dirimu belajar dan berlatih
lebih keras dan buktikan pada dunia bahwa dirimu memang bisa mencipta
karya yang handal. Namun tetaplah low profile anakku, jangan lena oleh
tepuk tangan, karena gemuruh tepuk tangan menulikan telinga kita untuk
mendengar suara hati. Salam dan do'a kami." (BT)

Pesan di atas kuterima dari seorang hamba Allah kira-kira satu tahun
yang lalu, ketika diriku berduka atas kesalahan dan dosa yang telah
kuperbuat, ketika aku malu atas nista dan hina yang terpancar lewat
tatap serta kalam manusia, ketika aku tak berdaya dan hanya bisa
pasrah akan masa depanku...

Kalau kau bingung kenapa, cobalah akses Google dan ketikkan namaku,
maka tak akan sulit bagimu untuk menemukan nila itu di sana.

Sudah satu tahun lamanya nila itu bertaburan di sana, sudah setahun
pula aku merasakan dampaknya.

"Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
"Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
lain-lain.

Ah, entah berapa banyak kombinasi kalimat yang dapat kurangkum untuk
menggambarkan betapa hancurnya keadaanku tahun lalu. Boleh jadi,
mungkin kau pun salah satu di antara sekian banyak orang yang pernah
merangkai kalimat itu untukku.

Yang jelas, apa pun yang kupikirkan dan apa pun yang kulakukan tak
akan dapat mengubah masa lalu itu. Namun, bunyi pesan di atas yang
berulang kali kubaca di sela-sela ibadah dan do'aku terus memberiku
semangat, bahwa aku dapat mengendalikan masa depanku.

Maka, aku pun terus berusaha, hingga genap setahun sejak pesan itu
kuterima (hari ini), dan ketika penelusuranku pada ayat-ayat Al-Qur'an
sampai pada terjemahan ini.

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah
menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?. Dan
Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS 94)

Ya Allah, maafkanlah aku yang selama ini telah mencari kemuliaan
sehingga lupa memuliakanmu, zat maha mulia yang telah memberiku
kemuliaan.

Ya Allah, maafkan aku yang selama ini telah mencari tinggi untuk
namaku, sehingga aku lupa bahwa engkaulah zat maha tinggi yang harus
kutinggikan.

...setahun sudah sejak urusan itu, dan kini...tibalah saatnya aku
menjalani urusan yang baru, dengan berpedoman pada pelajaran berharga
yang Allah berikan untukku tahun lalu...

...saat akhirnya kuselesaikan kuliahku dan kuraih gelar sarjanaku,
...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai pengajar dan relawan bagi
rekan-rekan eks-pengguna NARKOBA,
...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai kolumnis teknologi untuk
salah satu media online di Indonesia,
...saat akhirnya aku kembali menjalin pertemanan lewat dunia nyata dan maya,
...saat akhirnya aku kembali bermusik dengan suling kesayanganku,
...saat akhirnya aku kembali aktif di Sekolah Kehidupan,
...dan saat akhirnya aku menemukan tambatan hati yang akan segera kunikahi,

...lantas membuatku berpikir,

"Tanpa predikat game music composer, sepertinya hidupku tidaklah
terlalu buruk..."

Semoga catatan kecil ini dapat menjadi awal baru yang indah buatku,
dan semoga membawa manfaat bagi rekan-rekanku di Sekolah Kehidupan
ini. Catatan kecil ini pun kumaksudkan sebagai lampiran untuk
permohonan maaf lahir batinku karena kita akan segera memasuki
Ramadhan. Dengan sepenuh hati, kusampaikan "Mohon maaf lahir batin..."

"Teruntuk kawan-kawanku yang mungkin bernila serupa denganku, atau
mungkin lebih parah dariku, ingatlah bahwa selama napas masih
berhembus, kesempatan masih ada. Maka sebelum kesempatan itu habis,
mari lakukanlah sesuatu..."

Terima kasih, Bunda... Terima kasih atas pesan singkat itu...
Satu tahun sudah aku mati, dan kini aku siap kembali dan hidup lagi...

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

3b.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "musimbunga@gmail.com" musimbunga@gmail.com

Sun Jul 24, 2011 10:20 pm (PDT)



Ah menyejukkan di siang yg terik :)
Mohon maaf lahir bathin juga :) ditunggu undangannya ahiiiy :)

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Mon, 25 Jul 2011 12:13:23
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Cc: <isye.oktaviana@gratika.co.id>
Subject: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali

"Assalamu'alaikum. Bunda turut prihatin atas kejadian yang menimpamu.
Bunda percaya hal ini tidak membuatmu hancur, karena pejuang sejati
takkan mati sekali tikam. Hemat Bunda sekarang adalah saat yang tepat
untuk bersunyi-sunyi, menjauh dari tepuk tangan yang menikam. Mari
bermuhasabah, taqarrub kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya
penolong yang maha pengampun. Apa pun kebenaran yang tersembunyi tidak
membuat kami kehilangan respect dan sayang kepadamu. Namun Bunda
berharap, selama beberapa tahun ke depan, dirimu belajar dan berlatih
lebih keras dan buktikan pada dunia bahwa dirimu memang bisa mencipta
karya yang handal. Namun tetaplah low profile anakku, jangan lena oleh
tepuk tangan, karena gemuruh tepuk tangan menulikan telinga kita untuk
mendengar suara hati. Salam dan do'a kami." (BT)

Pesan di atas kuterima dari seorang hamba Allah kira-kira satu tahun
yang lalu, ketika diriku berduka atas kesalahan dan dosa yang telah
kuperbuat, ketika aku malu atas nista dan hina yang terpancar lewat
tatap serta kalam manusia, ketika aku tak berdaya dan hanya bisa
pasrah akan masa depanku...

Kalau kau bingung kenapa, cobalah akses Google dan ketikkan namaku,
maka tak akan sulit bagimu untuk menemukan nila itu di sana.

Sudah satu tahun lamanya nila itu bertaburan di sana, sudah setahun
pula aku merasakan dampaknya.

"Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
"Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
lain-lain.

Ah, entah berapa banyak kombinasi kalimat yang dapat kurangkum untuk
menggambarkan betapa hancurnya keadaanku tahun lalu. Boleh jadi,
mungkin kau pun salah satu di antara sekian banyak orang yang pernah
merangkai kalimat itu untukku.

Yang jelas, apa pun yang kupikirkan dan apa pun yang kulakukan tak
akan dapat mengubah masa lalu itu. Namun, bunyi pesan di atas yang
berulang kali kubaca di sela-sela ibadah dan do'aku terus memberiku
semangat, bahwa aku dapat mengendalikan masa depanku.

Maka, aku pun terus berusaha, hingga genap setahun sejak pesan itu
kuterima (hari ini), dan ketika penelusuranku pada ayat-ayat Al-Qur'an
sampai pada terjemahan ini.

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah
menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?. Dan
Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS 94)

Ya Allah, maafkanlah aku yang selama ini telah mencari kemuliaan
sehingga lupa memuliakanmu, zat maha mulia yang telah memberiku
kemuliaan.

Ya Allah, maafkan aku yang selama ini telah mencari tinggi untuk
namaku, sehingga aku lupa bahwa engkaulah zat maha tinggi yang harus
kutinggikan.

...setahun sudah sejak urusan itu, dan kini...tibalah saatnya aku
menjalani urusan yang baru, dengan berpedoman pada pelajaran berharga
yang Allah berikan untukku tahun lalu...

...saat akhirnya kuselesaikan kuliahku dan kuraih gelar sarjanaku,
...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai pengajar dan relawan bagi
rekan-rekan eks-pengguna NARKOBA,
...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai kolumnis teknologi untuk
salah satu media online di Indonesia,
...saat akhirnya aku kembali menjalin pertemanan lewat dunia nyata dan maya,
...saat akhirnya aku kembali bermusik dengan suling kesayanganku,
...saat akhirnya aku kembali aktif di Sekolah Kehidupan,
...dan saat akhirnya aku menemukan tambatan hati yang akan segera kunikahi,

...lantas membuatku berpikir,

"Tanpa predikat game music composer, sepertinya hidupku tidaklah
terlalu buruk..."

Semoga catatan kecil ini dapat menjadi awal baru yang indah buatku,
dan semoga membawa manfaat bagi rekan-rekanku di Sekolah Kehidupan
ini. Catatan kecil ini pun kumaksudkan sebagai lampiran untuk
permohonan maaf lahir batinku karena kita akan segera memasuki
Ramadhan. Dengan sepenuh hati, kusampaikan "Mohon maaf lahir batin..."

"Teruntuk kawan-kawanku yang mungkin bernila serupa denganku, atau
mungkin lebih parah dariku, ingatlah bahwa selama napas masih
berhembus, kesempatan masih ada. Maka sebelum kesempatan itu habis,
mari lakukanlah sesuatu..."

Terima kasih, Bunda... Terima kasih atas pesan singkat itu...
Satu tahun sudah aku mati, dan kini aku siap kembali dan hidup lagi...


--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

3c.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "Ramaditya Adikara" ramavgm@gmail.com

Sun Jul 24, 2011 10:25 pm (PDT)



Sama-sama...! Do'akan ya, Insya Allah lebaran orangtua dari kedua
belah kubu akan saling merapat. :)

On 7/25/11, musimbunga@gmail.com <musimbunga@gmail.com> wrote:
> Ah menyejukkan di siang yg terik :)
> Mohon maaf lahir bathin juga :) ditunggu undangannya ahiiiy :)
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Mon, 25 Jul 2011 12:13:23
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Cc: <isye.oktaviana@gratika.co.id>
> Subject: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali
>
> "Assalamu'alaikum. Bunda turut prihatin atas kejadian yang menimpamu.
> Bunda percaya hal ini tidak membuatmu hancur, karena pejuang sejati
> takkan mati sekali tikam. Hemat Bunda sekarang adalah saat yang tepat
> untuk bersunyi-sunyi, menjauh dari tepuk tangan yang menikam. Mari
> bermuhasabah, taqarrub kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya
> penolong yang maha pengampun. Apa pun kebenaran yang tersembunyi tidak
> membuat kami kehilangan respect dan sayang kepadamu. Namun Bunda
> berharap, selama beberapa tahun ke depan, dirimu belajar dan berlatih
> lebih keras dan buktikan pada dunia bahwa dirimu memang bisa mencipta
> karya yang handal. Namun tetaplah low profile anakku, jangan lena oleh
> tepuk tangan, karena gemuruh tepuk tangan menulikan telinga kita untuk
> mendengar suara hati. Salam dan do'a kami." (BT)
>
> Pesan di atas kuterima dari seorang hamba Allah kira-kira satu tahun
> yang lalu, ketika diriku berduka atas kesalahan dan dosa yang telah
> kuperbuat, ketika aku malu atas nista dan hina yang terpancar lewat
> tatap serta kalam manusia, ketika aku tak berdaya dan hanya bisa
> pasrah akan masa depanku...
>
> Kalau kau bingung kenapa, cobalah akses Google dan ketikkan namaku,
> maka tak akan sulit bagimu untuk menemukan nila itu di sana.
>
> Sudah satu tahun lamanya nila itu bertaburan di sana, sudah setahun
> pula aku merasakan dampaknya.
>
> "Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
> homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
> yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
> "Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
> lain-lain.
>
> Ah, entah berapa banyak kombinasi kalimat yang dapat kurangkum untuk
> menggambarkan betapa hancurnya keadaanku tahun lalu. Boleh jadi,
> mungkin kau pun salah satu di antara sekian banyak orang yang pernah
> merangkai kalimat itu untukku.
>
> Yang jelas, apa pun yang kupikirkan dan apa pun yang kulakukan tak
> akan dapat mengubah masa lalu itu. Namun, bunyi pesan di atas yang
> berulang kali kubaca di sela-sela ibadah dan do'aku terus memberiku
> semangat, bahwa aku dapat mengendalikan masa depanku.
>
> Maka, aku pun terus berusaha, hingga genap setahun sejak pesan itu
> kuterima (hari ini), dan ketika penelusuranku pada ayat-ayat Al-Qur'an
> sampai pada terjemahan ini.
>
> "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah
> menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?. Dan
> Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
> kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
> kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
> kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
> kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS 94)
>
> Ya Allah, maafkanlah aku yang selama ini telah mencari kemuliaan
> sehingga lupa memuliakanmu, zat maha mulia yang telah memberiku
> kemuliaan.
>
> Ya Allah, maafkan aku yang selama ini telah mencari tinggi untuk
> namaku, sehingga aku lupa bahwa engkaulah zat maha tinggi yang harus
> kutinggikan.
>
> ...setahun sudah sejak urusan itu, dan kini...tibalah saatnya aku
> menjalani urusan yang baru, dengan berpedoman pada pelajaran berharga
> yang Allah berikan untukku tahun lalu...
>
> ...saat akhirnya kuselesaikan kuliahku dan kuraih gelar sarjanaku,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai pengajar dan relawan bagi
> rekan-rekan eks-pengguna NARKOBA,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai kolumnis teknologi untuk
> salah satu media online di Indonesia,
> ...saat akhirnya aku kembali menjalin pertemanan lewat dunia nyata dan
> maya,
> ...saat akhirnya aku kembali bermusik dengan suling kesayanganku,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif di Sekolah Kehidupan,
> ...dan saat akhirnya aku menemukan tambatan hati yang akan segera kunikahi,
>
> ...lantas membuatku berpikir,
>
> "Tanpa predikat game music composer, sepertinya hidupku tidaklah
> terlalu buruk..."
>
> Semoga catatan kecil ini dapat menjadi awal baru yang indah buatku,
> dan semoga membawa manfaat bagi rekan-rekanku di Sekolah Kehidupan
> ini. Catatan kecil ini pun kumaksudkan sebagai lampiran untuk
> permohonan maaf lahir batinku karena kita akan segera memasuki
> Ramadhan. Dengan sepenuh hati, kusampaikan "Mohon maaf lahir batin..."
>
> "Teruntuk kawan-kawanku yang mungkin bernila serupa denganku, atau
> mungkin lebih parah dariku, ingatlah bahwa selama napas masih
> berhembus, kesempatan masih ada. Maka sebelum kesempatan itu habis,
> mari lakukanlah sesuatu..."
>
> Terima kasih, Bunda... Terima kasih atas pesan singkat itu...
> Satu tahun sudah aku mati, dan kini aku siap kembali dan hidup lagi...
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

3d.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "musimbunga@gmail.com" musimbunga@gmail.com

Sun Jul 24, 2011 10:27 pm (PDT)



Ahaha sip sip smg dipermudah amiin :)
Jgn smpe barengan ya ntar anak2 sk bingung mau kondangan ke dirimu atau diriku dulu :p
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Mon, 25 Jul 2011 12:25:16
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali

Sama-sama...! Do'akan ya, Insya Allah lebaran orangtua dari kedua
belah kubu akan saling merapat. :)

On 7/25/11, musimbunga@gmail.com <musimbunga@gmail.com> wrote:
> Ah menyejukkan di siang yg terik :)
> Mohon maaf lahir bathin juga :) ditunggu undangannya ahiiiy :)
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Mon, 25 Jul 2011 12:13:23
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Cc: <isye.oktaviana@gratika.co.id>
> Subject: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali
>
> "Assalamu'alaikum. Bunda turut prihatin atas kejadian yang menimpamu.
> Bunda percaya hal ini tidak membuatmu hancur, karena pejuang sejati
> takkan mati sekali tikam. Hemat Bunda sekarang adalah saat yang tepat
> untuk bersunyi-sunyi, menjauh dari tepuk tangan yang menikam. Mari
> bermuhasabah, taqarrub kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya
> penolong yang maha pengampun. Apa pun kebenaran yang tersembunyi tidak
> membuat kami kehilangan respect dan sayang kepadamu. Namun Bunda
> berharap, selama beberapa tahun ke depan, dirimu belajar dan berlatih
> lebih keras dan buktikan pada dunia bahwa dirimu memang bisa mencipta
> karya yang handal. Namun tetaplah low profile anakku, jangan lena oleh
> tepuk tangan, karena gemuruh tepuk tangan menulikan telinga kita untuk
> mendengar suara hati. Salam dan do'a kami." (BT)
>
> Pesan di atas kuterima dari seorang hamba Allah kira-kira satu tahun
> yang lalu, ketika diriku berduka atas kesalahan dan dosa yang telah
> kuperbuat, ketika aku malu atas nista dan hina yang terpancar lewat
> tatap serta kalam manusia, ketika aku tak berdaya dan hanya bisa
> pasrah akan masa depanku...
>
> Kalau kau bingung kenapa, cobalah akses Google dan ketikkan namaku,
> maka tak akan sulit bagimu untuk menemukan nila itu di sana.
>
> Sudah satu tahun lamanya nila itu bertaburan di sana, sudah setahun
> pula aku merasakan dampaknya.
>
> "Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
> homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
> yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
> "Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
> lain-lain.
>
> Ah, entah berapa banyak kombinasi kalimat yang dapat kurangkum untuk
> menggambarkan betapa hancurnya keadaanku tahun lalu. Boleh jadi,
> mungkin kau pun salah satu di antara sekian banyak orang yang pernah
> merangkai kalimat itu untukku.
>
> Yang jelas, apa pun yang kupikirkan dan apa pun yang kulakukan tak
> akan dapat mengubah masa lalu itu. Namun, bunyi pesan di atas yang
> berulang kali kubaca di sela-sela ibadah dan do'aku terus memberiku
> semangat, bahwa aku dapat mengendalikan masa depanku.
>
> Maka, aku pun terus berusaha, hingga genap setahun sejak pesan itu
> kuterima (hari ini), dan ketika penelusuranku pada ayat-ayat Al-Qur'an
> sampai pada terjemahan ini.
>
> "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah
> menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?. Dan
> Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
> kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
> kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
> kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
> kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS 94)
>
> Ya Allah, maafkanlah aku yang selama ini telah mencari kemuliaan
> sehingga lupa memuliakanmu, zat maha mulia yang telah memberiku
> kemuliaan.
>
> Ya Allah, maafkan aku yang selama ini telah mencari tinggi untuk
> namaku, sehingga aku lupa bahwa engkaulah zat maha tinggi yang harus
> kutinggikan.
>
> ...setahun sudah sejak urusan itu, dan kini...tibalah saatnya aku
> menjalani urusan yang baru, dengan berpedoman pada pelajaran berharga
> yang Allah berikan untukku tahun lalu...
>
> ...saat akhirnya kuselesaikan kuliahku dan kuraih gelar sarjanaku,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai pengajar dan relawan bagi
> rekan-rekan eks-pengguna NARKOBA,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai kolumnis teknologi untuk
> salah satu media online di Indonesia,
> ...saat akhirnya aku kembali menjalin pertemanan lewat dunia nyata dan
> maya,
> ...saat akhirnya aku kembali bermusik dengan suling kesayanganku,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif di Sekolah Kehidupan,
> ...dan saat akhirnya aku menemukan tambatan hati yang akan segera kunikahi,
>
> ...lantas membuatku berpikir,
>
> "Tanpa predikat game music composer, sepertinya hidupku tidaklah
> terlalu buruk..."
>
> Semoga catatan kecil ini dapat menjadi awal baru yang indah buatku,
> dan semoga membawa manfaat bagi rekan-rekanku di Sekolah Kehidupan
> ini. Catatan kecil ini pun kumaksudkan sebagai lampiran untuk
> permohonan maaf lahir batinku karena kita akan segera memasuki
> Ramadhan. Dengan sepenuh hati, kusampaikan "Mohon maaf lahir batin..."
>
> "Teruntuk kawan-kawanku yang mungkin bernila serupa denganku, atau
> mungkin lebih parah dariku, ingatlah bahwa selama napas masih
> berhembus, kesempatan masih ada. Maka sebelum kesempatan itu habis,
> mari lakukanlah sesuatu..."
>
> Terima kasih, Bunda... Terima kasih atas pesan singkat itu...
> Satu tahun sudah aku mati, dan kini aku siap kembali dan hidup lagi...
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>


--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

3e.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "Ramaditya Adikara" ramavgm@gmail.com

Sun Jul 24, 2011 10:30 pm (PDT)



...yang terpenting, jangan sampai tertukar pasangan. :)))

On 7/25/11, musimbunga@gmail.com <musimbunga@gmail.com> wrote:
> Ahaha sip sip smg dipermudah amiin :)
> Jgn smpe barengan ya ntar anak2 sk bingung mau kondangan ke dirimu atau
> diriku dulu :p
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Mon, 25 Jul 2011 12:25:16
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali
>
> Sama-sama...! Do'akan ya, Insya Allah lebaran orangtua dari kedua
> belah kubu akan saling merapat. :)
>
> On 7/25/11, musimbunga@gmail.com <musimbunga@gmail.com> wrote:
>> Ah menyejukkan di siang yg terik :)
>> Mohon maaf lahir bathin juga :) ditunggu undangannya ahiiiy :)
>>
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>
>> -----Original Message-----
>> From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
>> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
>> Date: Mon, 25 Jul 2011 12:13:23
>> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
>> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
>> Cc: <isye.oktaviana@gratika.co.id>
>> Subject: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali
>>
>> "Assalamu'alaikum. Bunda turut prihatin atas kejadian yang menimpamu.
>> Bunda percaya hal ini tidak membuatmu hancur, karena pejuang sejati
>> takkan mati sekali tikam. Hemat Bunda sekarang adalah saat yang tepat
>> untuk bersunyi-sunyi, menjauh dari tepuk tangan yang menikam. Mari
>> bermuhasabah, taqarrub kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya
>> penolong yang maha pengampun. Apa pun kebenaran yang tersembunyi tidak
>> membuat kami kehilangan respect dan sayang kepadamu. Namun Bunda
>> berharap, selama beberapa tahun ke depan, dirimu belajar dan berlatih
>> lebih keras dan buktikan pada dunia bahwa dirimu memang bisa mencipta
>> karya yang handal. Namun tetaplah low profile anakku, jangan lena oleh
>> tepuk tangan, karena gemuruh tepuk tangan menulikan telinga kita untuk
>> mendengar suara hati. Salam dan do'a kami." (BT)
>>
>> Pesan di atas kuterima dari seorang hamba Allah kira-kira satu tahun
>> yang lalu, ketika diriku berduka atas kesalahan dan dosa yang telah
>> kuperbuat, ketika aku malu atas nista dan hina yang terpancar lewat
>> tatap serta kalam manusia, ketika aku tak berdaya dan hanya bisa
>> pasrah akan masa depanku...
>>
>> Kalau kau bingung kenapa, cobalah akses Google dan ketikkan namaku,
>> maka tak akan sulit bagimu untuk menemukan nila itu di sana.
>>
>> Sudah satu tahun lamanya nila itu bertaburan di sana, sudah setahun
>> pula aku merasakan dampaknya.
>>
>> "Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
>> homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
>> yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
>> "Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
>> lain-lain.
>>
>> Ah, entah berapa banyak kombinasi kalimat yang dapat kurangkum untuk
>> menggambarkan betapa hancurnya keadaanku tahun lalu. Boleh jadi,
>> mungkin kau pun salah satu di antara sekian banyak orang yang pernah
>> merangkai kalimat itu untukku.
>>
>> Yang jelas, apa pun yang kupikirkan dan apa pun yang kulakukan tak
>> akan dapat mengubah masa lalu itu. Namun, bunyi pesan di atas yang
>> berulang kali kubaca di sela-sela ibadah dan do'aku terus memberiku
>> semangat, bahwa aku dapat mengendalikan masa depanku.
>>
>> Maka, aku pun terus berusaha, hingga genap setahun sejak pesan itu
>> kuterima (hari ini), dan ketika penelusuranku pada ayat-ayat Al-Qur'an
>> sampai pada terjemahan ini.
>>
>> "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah
>> menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?. Dan
>> Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
>> kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
>> kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
>> kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
>> kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS 94)
>>
>> Ya Allah, maafkanlah aku yang selama ini telah mencari kemuliaan
>> sehingga lupa memuliakanmu, zat maha mulia yang telah memberiku
>> kemuliaan.
>>
>> Ya Allah, maafkan aku yang selama ini telah mencari tinggi untuk
>> namaku, sehingga aku lupa bahwa engkaulah zat maha tinggi yang harus
>> kutinggikan.
>>
>> ...setahun sudah sejak urusan itu, dan kini...tibalah saatnya aku
>> menjalani urusan yang baru, dengan berpedoman pada pelajaran berharga
>> yang Allah berikan untukku tahun lalu...
>>
>> ...saat akhirnya kuselesaikan kuliahku dan kuraih gelar sarjanaku,
>> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai pengajar dan relawan bagi
>> rekan-rekan eks-pengguna NARKOBA,
>> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai kolumnis teknologi untuk
>> salah satu media online di Indonesia,
>> ...saat akhirnya aku kembali menjalin pertemanan lewat dunia nyata dan
>> maya,
>> ...saat akhirnya aku kembali bermusik dengan suling kesayanganku,
>> ...saat akhirnya aku kembali aktif di Sekolah Kehidupan,
>> ...dan saat akhirnya aku menemukan tambatan hati yang akan segera
>> kunikahi,
>>
>> ...lantas membuatku berpikir,
>>
>> "Tanpa predikat game music composer, sepertinya hidupku tidaklah
>> terlalu buruk..."
>>
>> Semoga catatan kecil ini dapat menjadi awal baru yang indah buatku,
>> dan semoga membawa manfaat bagi rekan-rekanku di Sekolah Kehidupan
>> ini. Catatan kecil ini pun kumaksudkan sebagai lampiran untuk
>> permohonan maaf lahir batinku karena kita akan segera memasuki
>> Ramadhan. Dengan sepenuh hati, kusampaikan "Mohon maaf lahir batin..."
>>
>> "Teruntuk kawan-kawanku yang mungkin bernila serupa denganku, atau
>> mungkin lebih parah dariku, ingatlah bahwa selama napas masih
>> berhembus, kesempatan masih ada. Maka sebelum kesempatan itu habis,
>> mari lakukanlah sesuatu..."
>>
>> Terima kasih, Bunda... Terima kasih atas pesan singkat itu...
>> Satu tahun sudah aku mati, dan kini aku siap kembali dan hidup lagi...
>>
>>
>> --
>> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"
>>
>> - Eko Ramaditya Adikara
>> http://www.ramaditya.com
>>
>>
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

3f.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "Mimin" minehaway@gmail.com   mine_haway

Sun Jul 24, 2011 11:01 pm (PDT)



2011/7/25 Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>

> "Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
> homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
> yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
> "Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
> lain-lain.
>
Iya, saya baca artikel dengan kalimat di atas.
Bahkan sudah lihat rekaman permintaan maaf Mas Rama.
Respon saya waktu baca itu ya tetap percaya sama Mas Rama.
Makanya saya pede mengundang Mas Rama lagi.

Justru saya ingin tahu bagaimana cara Mas Rama bangun dari jatuh.
Dan saya jadi belajar bahwa jalan pintas bukan jelas bukan jalan pilihan
menuju sukses.
Jadi tahu akibatnya jika kita memilih jalan pintas.

Sama-sama
Selamat menyambut bulan Ramadhan. Moga kita semua diperkenankan menikmati
keindahan Ramadhan.
Mohon dimaaafkan jika ada komentar/postingan saya yg kurang berkenan di hati
teman-teman.

--
http://min-shop.com
http://id-networkers.com
3g.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "Ramaditya Adikara" ramavgm@gmail.com

Sun Jul 24, 2011 11:06 pm (PDT)



Iya Mbak Mimin, terima kasih atas kepercayaannya. :)

On 7/25/11, Mimin <minehaway@gmail.com> wrote:
> 2011/7/25 Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
>
>> "Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
>> homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
>> yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
>> "Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
>> lain-lain.
>>
> Iya, saya baca artikel dengan kalimat di atas.
> Bahkan sudah lihat rekaman permintaan maaf Mas Rama.
> Respon saya waktu baca itu ya tetap percaya sama Mas Rama.
> Makanya saya pede mengundang Mas Rama lagi.
>
> Justru saya ingin tahu bagaimana cara Mas Rama bangun dari jatuh.
> Dan saya jadi belajar bahwa jalan pintas bukan jelas bukan jalan pilihan
> menuju sukses.
> Jadi tahu akibatnya jika kita memilih jalan pintas.
>
> Sama-sama
> Selamat menyambut bulan Ramadhan. Moga kita semua diperkenankan menikmati
> keindahan Ramadhan.
> Mohon dimaaafkan jika ada komentar/postingan saya yg kurang berkenan di hati
> teman-teman.
>
> --
> http://min-shop.com
> http://id-networkers.com
>

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

3h.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "ugikmadyo@gmail.com" ugikmadyo@gmail.com   sinkzuee

Sun Jul 24, 2011 11:17 pm (PDT)



Klo kata orang Surabaya, Nia, maknyes hehe

Bener-bener menyejukkan baca tulisan ini.
Jadi ikutan semangat.
Semoga rencana pernikahan Rama dan juga Nia dimudahkan. Aamiin.

Ikutan Mohon maaf juga atas semua kesalahan tulis selama ini.

Ugik Madyo
*yang lagi nyepi di pinggir sawah nan hijau uenaaak-e reeeek


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: musimbunga@gmail.com
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Mon, 25 Jul 2011 06:21:02
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali

Ah menyejukkan di siang yg terik :)
Mohon maaf lahir bathin juga :) ditunggu undangannya ahiiiy :)

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Mon, 25 Jul 2011 12:13:23
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Cc: <isye.oktaviana@gratika.co.id>
Subject: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali

"Assalamu'alaikum. Bunda turut prihatin atas kejadian yang menimpamu.
Bunda percaya hal ini tidak membuatmu hancur, karena pejuang sejati
takkan mati sekali tikam. Hemat Bunda sekarang adalah saat yang tepat
untuk bersunyi-sunyi, menjauh dari tepuk tangan yang menikam. Mari
bermuhasabah, taqarrub kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya
penolong yang maha pengampun. Apa pun kebenaran yang tersembunyi tidak
membuat kami kehilangan respect dan sayang kepadamu. Namun Bunda
berharap, selama beberapa tahun ke depan, dirimu belajar dan berlatih
lebih keras dan buktikan pada dunia bahwa dirimu memang bisa mencipta
karya yang handal. Namun tetaplah low profile anakku, jangan lena oleh
tepuk tangan, karena gemuruh tepuk tangan menulikan telinga kita untuk
mendengar suara hati. Salam dan do'a kami." (BT)

Pesan di atas kuterima dari seorang hamba Allah kira-kira satu tahun
yang lalu, ketika diriku berduka atas kesalahan dan dosa yang telah
kuperbuat, ketika aku malu atas nista dan hina yang terpancar lewat
tatap serta kalam manusia, ketika aku tak berdaya dan hanya bisa
pasrah akan masa depanku...

Kalau kau bingung kenapa, cobalah akses Google dan ketikkan namaku,
maka tak akan sulit bagimu untuk menemukan nila itu di sana.

Sudah satu tahun lamanya nila itu bertaburan di sana, sudah setahun
pula aku merasakan dampaknya.

"Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
"Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
lain-lain.

Ah, entah berapa banyak kombinasi kalimat yang dapat kurangkum untuk
menggambarkan betapa hancurnya keadaanku tahun lalu. Boleh jadi,
mungkin kau pun salah satu di antara sekian banyak orang yang pernah
merangkai kalimat itu untukku.

Yang jelas, apa pun yang kupikirkan dan apa pun yang kulakukan tak
akan dapat mengubah masa lalu itu. Namun, bunyi pesan di atas yang
berulang kali kubaca di sela-sela ibadah dan do'aku terus memberiku
semangat, bahwa aku dapat mengendalikan masa depanku.

Maka, aku pun terus berusaha, hingga genap setahun sejak pesan itu
kuterima (hari ini), dan ketika penelusuranku pada ayat-ayat Al-Qur'an
sampai pada terjemahan ini.

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah
menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?. Dan
Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS 94)

Ya Allah, maafkanlah aku yang selama ini telah mencari kemuliaan
sehingga lupa memuliakanmu, zat maha mulia yang telah memberiku
kemuliaan.

Ya Allah, maafkan aku yang selama ini telah mencari tinggi untuk
namaku, sehingga aku lupa bahwa engkaulah zat maha tinggi yang harus
kutinggikan.

...setahun sudah sejak urusan itu, dan kini...tibalah saatnya aku
menjalani urusan yang baru, dengan berpedoman pada pelajaran berharga
yang Allah berikan untukku tahun lalu...

...saat akhirnya kuselesaikan kuliahku dan kuraih gelar sarjanaku,
...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai pengajar dan relawan bagi
rekan-rekan eks-pengguna NARKOBA,
...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai kolumnis teknologi untuk
salah satu media online di Indonesia,
...saat akhirnya aku kembali menjalin pertemanan lewat dunia nyata dan maya,
...saat akhirnya aku kembali bermusik dengan suling kesayanganku,
...saat akhirnya aku kembali aktif di Sekolah Kehidupan,
...dan saat akhirnya aku menemukan tambatan hati yang akan segera kunikahi,

...lantas membuatku berpikir,

"Tanpa predikat game music composer, sepertinya hidupku tidaklah
terlalu buruk..."

Semoga catatan kecil ini dapat menjadi awal baru yang indah buatku,
dan semoga membawa manfaat bagi rekan-rekanku di Sekolah Kehidupan
ini. Catatan kecil ini pun kumaksudkan sebagai lampiran untuk
permohonan maaf lahir batinku karena kita akan segera memasuki
Ramadhan. Dengan sepenuh hati, kusampaikan "Mohon maaf lahir batin..."

"Teruntuk kawan-kawanku yang mungkin bernila serupa denganku, atau
mungkin lebih parah dariku, ingatlah bahwa selama napas masih
berhembus, kesempatan masih ada. Maka sebelum kesempatan itu habis,
mari lakukanlah sesuatu..."

Terima kasih, Bunda... Terima kasih atas pesan singkat itu...
Satu tahun sudah aku mati, dan kini aku siap kembali dan hidup lagi...


--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

3i.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "Ramaditya Adikara" ramavgm@gmail.com

Sun Jul 24, 2011 11:24 pm (PDT)



Amin! Saya juga jadi semangat aktif nulis di SK.

Rama dan Nia, bisa ambigu lho! wkkkwkkk

On 7/25/11, ugikmadyo@gmail.com <ugikmadyo@gmail.com> wrote:
> Klo kata orang Surabaya, Nia, maknyes hehe
>
> Bener-bener menyejukkan baca tulisan ini.
> Jadi ikutan semangat.
> Semoga rencana pernikahan Rama dan juga Nia dimudahkan. Aamiin.
>
> Ikutan Mohon maaf juga atas semua kesalahan tulis selama ini.
>
> Ugik Madyo
> *yang lagi nyepi di pinggir sawah nan hijau uenaaak-e reeeek
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: musimbunga@gmail.com
> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Mon, 25 Jul 2011 06:21:02
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali
>
> Ah menyejukkan di siang yg terik :)
> Mohon maaf lahir bathin juga :) ditunggu undangannya ahiiiy :)
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Mon, 25 Jul 2011 12:13:23
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Cc: <isye.oktaviana@gratika.co.id>
> Subject: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali
>
> "Assalamu'alaikum. Bunda turut prihatin atas kejadian yang menimpamu.
> Bunda percaya hal ini tidak membuatmu hancur, karena pejuang sejati
> takkan mati sekali tikam. Hemat Bunda sekarang adalah saat yang tepat
> untuk bersunyi-sunyi, menjauh dari tepuk tangan yang menikam. Mari
> bermuhasabah, taqarrub kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya
> penolong yang maha pengampun. Apa pun kebenaran yang tersembunyi tidak
> membuat kami kehilangan respect dan sayang kepadamu. Namun Bunda
> berharap, selama beberapa tahun ke depan, dirimu belajar dan berlatih
> lebih keras dan buktikan pada dunia bahwa dirimu memang bisa mencipta
> karya yang handal. Namun tetaplah low profile anakku, jangan lena oleh
> tepuk tangan, karena gemuruh tepuk tangan menulikan telinga kita untuk
> mendengar suara hati. Salam dan do'a kami." (BT)
>
> Pesan di atas kuterima dari seorang hamba Allah kira-kira satu tahun
> yang lalu, ketika diriku berduka atas kesalahan dan dosa yang telah
> kuperbuat, ketika aku malu atas nista dan hina yang terpancar lewat
> tatap serta kalam manusia, ketika aku tak berdaya dan hanya bisa
> pasrah akan masa depanku...
>
> Kalau kau bingung kenapa, cobalah akses Google dan ketikkan namaku,
> maka tak akan sulit bagimu untuk menemukan nila itu di sana.
>
> Sudah satu tahun lamanya nila itu bertaburan di sana, sudah setahun
> pula aku merasakan dampaknya.
>
> "Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
> homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
> yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
> "Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
> lain-lain.
>
> Ah, entah berapa banyak kombinasi kalimat yang dapat kurangkum untuk
> menggambarkan betapa hancurnya keadaanku tahun lalu. Boleh jadi,
> mungkin kau pun salah satu di antara sekian banyak orang yang pernah
> merangkai kalimat itu untukku.
>
> Yang jelas, apa pun yang kupikirkan dan apa pun yang kulakukan tak
> akan dapat mengubah masa lalu itu. Namun, bunyi pesan di atas yang
> berulang kali kubaca di sela-sela ibadah dan do'aku terus memberiku
> semangat, bahwa aku dapat mengendalikan masa depanku.
>
> Maka, aku pun terus berusaha, hingga genap setahun sejak pesan itu
> kuterima (hari ini), dan ketika penelusuranku pada ayat-ayat Al-Qur'an
> sampai pada terjemahan ini.
>
> "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah
> menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?. Dan
> Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
> kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
> kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
> kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
> kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS 94)
>
> Ya Allah, maafkanlah aku yang selama ini telah mencari kemuliaan
> sehingga lupa memuliakanmu, zat maha mulia yang telah memberiku
> kemuliaan.
>
> Ya Allah, maafkan aku yang selama ini telah mencari tinggi untuk
> namaku, sehingga aku lupa bahwa engkaulah zat maha tinggi yang harus
> kutinggikan.
>
> ...setahun sudah sejak urusan itu, dan kini...tibalah saatnya aku
> menjalani urusan yang baru, dengan berpedoman pada pelajaran berharga
> yang Allah berikan untukku tahun lalu...
>
> ...saat akhirnya kuselesaikan kuliahku dan kuraih gelar sarjanaku,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai pengajar dan relawan bagi
> rekan-rekan eks-pengguna NARKOBA,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai kolumnis teknologi untuk
> salah satu media online di Indonesia,
> ...saat akhirnya aku kembali menjalin pertemanan lewat dunia nyata dan
> maya,
> ...saat akhirnya aku kembali bermusik dengan suling kesayanganku,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif di Sekolah Kehidupan,
> ...dan saat akhirnya aku menemukan tambatan hati yang akan segera kunikahi,
>
> ...lantas membuatku berpikir,
>
> "Tanpa predikat game music composer, sepertinya hidupku tidaklah
> terlalu buruk..."
>
> Semoga catatan kecil ini dapat menjadi awal baru yang indah buatku,
> dan semoga membawa manfaat bagi rekan-rekanku di Sekolah Kehidupan
> ini. Catatan kecil ini pun kumaksudkan sebagai lampiran untuk
> permohonan maaf lahir batinku karena kita akan segera memasuki
> Ramadhan. Dengan sepenuh hati, kusampaikan "Mohon maaf lahir batin..."
>
> "Teruntuk kawan-kawanku yang mungkin bernila serupa denganku, atau
> mungkin lebih parah dariku, ingatlah bahwa selama napas masih
> berhembus, kesempatan masih ada. Maka sebelum kesempatan itu habis,
> mari lakukanlah sesuatu..."
>
> Terima kasih, Bunda... Terima kasih atas pesan singkat itu...
> Satu tahun sudah aku mati, dan kini aku siap kembali dan hidup lagi...
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

3j.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "ugikmadyo@gmail.com" ugikmadyo@gmail.com   sinkzuee

Sun Jul 24, 2011 11:28 pm (PDT)



Makanya aku nulis 'dan juga' bukan 'dan' kuatir salah tafsir ntar hahaha

Tenang I-SK belum aktif lagi... Hahaha
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Mon, 25 Jul 2011 13:24:38
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali

Amin! Saya juga jadi semangat aktif nulis di SK.

Rama dan Nia, bisa ambigu lho! wkkkwkkk

On 7/25/11, ugikmadyo@gmail.com <ugikmadyo@gmail.com> wrote:
> Klo kata orang Surabaya, Nia, maknyes hehe
>
> Bener-bener menyejukkan baca tulisan ini.
> Jadi ikutan semangat.
> Semoga rencana pernikahan Rama dan juga Nia dimudahkan. Aamiin.
>
> Ikutan Mohon maaf juga atas semua kesalahan tulis selama ini.
>
> Ugik Madyo
> *yang lagi nyepi di pinggir sawah nan hijau uenaaak-e reeeek
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: musimbunga@gmail.com
> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Mon, 25 Jul 2011 06:21:02
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali
>
> Ah menyejukkan di siang yg terik :)
> Mohon maaf lahir bathin juga :) ditunggu undangannya ahiiiy :)
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Mon, 25 Jul 2011 12:13:23
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Cc: <isye.oktaviana@gratika.co.id>
> Subject: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali
>
> "Assalamu'alaikum. Bunda turut prihatin atas kejadian yang menimpamu.
> Bunda percaya hal ini tidak membuatmu hancur, karena pejuang sejati
> takkan mati sekali tikam. Hemat Bunda sekarang adalah saat yang tepat
> untuk bersunyi-sunyi, menjauh dari tepuk tangan yang menikam. Mari
> bermuhasabah, taqarrub kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya
> penolong yang maha pengampun. Apa pun kebenaran yang tersembunyi tidak
> membuat kami kehilangan respect dan sayang kepadamu. Namun Bunda
> berharap, selama beberapa tahun ke depan, dirimu belajar dan berlatih
> lebih keras dan buktikan pada dunia bahwa dirimu memang bisa mencipta
> karya yang handal. Namun tetaplah low profile anakku, jangan lena oleh
> tepuk tangan, karena gemuruh tepuk tangan menulikan telinga kita untuk
> mendengar suara hati. Salam dan do'a kami." (BT)
>
> Pesan di atas kuterima dari seorang hamba Allah kira-kira satu tahun
> yang lalu, ketika diriku berduka atas kesalahan dan dosa yang telah
> kuperbuat, ketika aku malu atas nista dan hina yang terpancar lewat
> tatap serta kalam manusia, ketika aku tak berdaya dan hanya bisa
> pasrah akan masa depanku...
>
> Kalau kau bingung kenapa, cobalah akses Google dan ketikkan namaku,
> maka tak akan sulit bagimu untuk menemukan nila itu di sana.
>
> Sudah satu tahun lamanya nila itu bertaburan di sana, sudah setahun
> pula aku merasakan dampaknya.
>
> "Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
> homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
> yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
> "Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
> lain-lain.
>
> Ah, entah berapa banyak kombinasi kalimat yang dapat kurangkum untuk
> menggambarkan betapa hancurnya keadaanku tahun lalu. Boleh jadi,
> mungkin kau pun salah satu di antara sekian banyak orang yang pernah
> merangkai kalimat itu untukku.
>
> Yang jelas, apa pun yang kupikirkan dan apa pun yang kulakukan tak
> akan dapat mengubah masa lalu itu. Namun, bunyi pesan di atas yang
> berulang kali kubaca di sela-sela ibadah dan do'aku terus memberiku
> semangat, bahwa aku dapat mengendalikan masa depanku.
>
> Maka, aku pun terus berusaha, hingga genap setahun sejak pesan itu
> kuterima (hari ini), dan ketika penelusuranku pada ayat-ayat Al-Qur'an
> sampai pada terjemahan ini.
>
> "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah
> menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?. Dan
> Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
> kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
> kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
> kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
> kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS 94)
>
> Ya Allah, maafkanlah aku yang selama ini telah mencari kemuliaan
> sehingga lupa memuliakanmu, zat maha mulia yang telah memberiku
> kemuliaan.
>
> Ya Allah, maafkan aku yang selama ini telah mencari tinggi untuk
> namaku, sehingga aku lupa bahwa engkaulah zat maha tinggi yang harus
> kutinggikan.
>
> ...setahun sudah sejak urusan itu, dan kini...tibalah saatnya aku
> menjalani urusan yang baru, dengan berpedoman pada pelajaran berharga
> yang Allah berikan untukku tahun lalu...
>
> ...saat akhirnya kuselesaikan kuliahku dan kuraih gelar sarjanaku,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai pengajar dan relawan bagi
> rekan-rekan eks-pengguna NARKOBA,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai kolumnis teknologi untuk
> salah satu media online di Indonesia,
> ...saat akhirnya aku kembali menjalin pertemanan lewat dunia nyata dan
> maya,
> ...saat akhirnya aku kembali bermusik dengan suling kesayanganku,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif di Sekolah Kehidupan,
> ...dan saat akhirnya aku menemukan tambatan hati yang akan segera kunikahi,
>
> ...lantas membuatku berpikir,
>
> "Tanpa predikat game music composer, sepertinya hidupku tidaklah
> terlalu buruk..."
>
> Semoga catatan kecil ini dapat menjadi awal baru yang indah buatku,
> dan semoga membawa manfaat bagi rekan-rekanku di Sekolah Kehidupan
> ini. Catatan kecil ini pun kumaksudkan sebagai lampiran untuk
> permohonan maaf lahir batinku karena kita akan segera memasuki
> Ramadhan. Dengan sepenuh hati, kusampaikan "Mohon maaf lahir batin..."
>
> "Teruntuk kawan-kawanku yang mungkin bernila serupa denganku, atau
> mungkin lebih parah dariku, ingatlah bahwa selama napas masih
> berhembus, kesempatan masih ada. Maka sebelum kesempatan itu habis,
> mari lakukanlah sesuatu..."
>
> Terima kasih, Bunda... Terima kasih atas pesan singkat itu...
> Satu tahun sudah aku mati, dan kini aku siap kembali dan hidup lagi...
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>


--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

3k.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "musimbunga@gmail.com" musimbunga@gmail.com

Sun Jul 24, 2011 11:29 pm (PDT)



Wakakak bener2 ntar org2 nyangkanya mas rama ama aku nikah padahal kan dengan pasangan masing2
Cieee prikitiw (apa sih hihi)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Mon, 25 Jul 2011 13:24:38
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali

Amin! Saya juga jadi semangat aktif nulis di SK.

Rama dan Nia, bisa ambigu lho! wkkkwkkk

On 7/25/11, ugikmadyo@gmail.com <ugikmadyo@gmail.com> wrote:
> Klo kata orang Surabaya, Nia, maknyes hehe
>
> Bener-bener menyejukkan baca tulisan ini.
> Jadi ikutan semangat.
> Semoga rencana pernikahan Rama dan juga Nia dimudahkan. Aamiin.
>
> Ikutan Mohon maaf juga atas semua kesalahan tulis selama ini.
>
> Ugik Madyo
> *yang lagi nyepi di pinggir sawah nan hijau uenaaak-e reeeek
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: musimbunga@gmail.com
> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Mon, 25 Jul 2011 06:21:02
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali
>
> Ah menyejukkan di siang yg terik :)
> Mohon maaf lahir bathin juga :) ditunggu undangannya ahiiiy :)
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: Ramaditya Adikara <ramavgm@gmail.com>
> Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Mon, 25 Jul 2011 12:13:23
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Cc: <isye.oktaviana@gratika.co.id>
> Subject: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Kembali
>
> "Assalamu'alaikum. Bunda turut prihatin atas kejadian yang menimpamu.
> Bunda percaya hal ini tidak membuatmu hancur, karena pejuang sejati
> takkan mati sekali tikam. Hemat Bunda sekarang adalah saat yang tepat
> untuk bersunyi-sunyi, menjauh dari tepuk tangan yang menikam. Mari
> bermuhasabah, taqarrub kepada Allah, karena Allah sebaik-baiknya
> penolong yang maha pengampun. Apa pun kebenaran yang tersembunyi tidak
> membuat kami kehilangan respect dan sayang kepadamu. Namun Bunda
> berharap, selama beberapa tahun ke depan, dirimu belajar dan berlatih
> lebih keras dan buktikan pada dunia bahwa dirimu memang bisa mencipta
> karya yang handal. Namun tetaplah low profile anakku, jangan lena oleh
> tepuk tangan, karena gemuruh tepuk tangan menulikan telinga kita untuk
> mendengar suara hati. Salam dan do'a kami." (BT)
>
> Pesan di atas kuterima dari seorang hamba Allah kira-kira satu tahun
> yang lalu, ketika diriku berduka atas kesalahan dan dosa yang telah
> kuperbuat, ketika aku malu atas nista dan hina yang terpancar lewat
> tatap serta kalam manusia, ketika aku tak berdaya dan hanya bisa
> pasrah akan masa depanku...
>
> Kalau kau bingung kenapa, cobalah akses Google dan ketikkan namaku,
> maka tak akan sulit bagimu untuk menemukan nila itu di sana.
>
> Sudah satu tahun lamanya nila itu bertaburan di sana, sudah setahun
> pula aku merasakan dampaknya.
>
> "Pembohong tetap akan jadi pembohong," cibir orang. "There is no
> homework to fix, because it's over," ujar yang lain lagi. Ada juga
> yang bilang, "Kalau nggak dikejar-kejar mana mungkin ngaku," atau
> "Permintaan maafnya hanya sekadar menjaga citra baiknya," dan
> lain-lain.
>
> Ah, entah berapa banyak kombinasi kalimat yang dapat kurangkum untuk
> menggambarkan betapa hancurnya keadaanku tahun lalu. Boleh jadi,
> mungkin kau pun salah satu di antara sekian banyak orang yang pernah
> merangkai kalimat itu untukku.
>
> Yang jelas, apa pun yang kupikirkan dan apa pun yang kulakukan tak
> akan dapat mengubah masa lalu itu. Namun, bunyi pesan di atas yang
> berulang kali kubaca di sela-sela ibadah dan do'aku terus memberiku
> semangat, bahwa aku dapat mengendalikan masa depanku.
>
> Maka, aku pun terus berusaha, hingga genap setahun sejak pesan itu
> kuterima (hari ini), dan ketika penelusuranku pada ayat-ayat Al-Qur'an
> sampai pada terjemahan ini.
>
> "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah
> menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?. Dan
> Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
> kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
> kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
> kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
> kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS 94)
>
> Ya Allah, maafkanlah aku yang selama ini telah mencari kemuliaan
> sehingga lupa memuliakanmu, zat maha mulia yang telah memberiku
> kemuliaan.
>
> Ya Allah, maafkan aku yang selama ini telah mencari tinggi untuk
> namaku, sehingga aku lupa bahwa engkaulah zat maha tinggi yang harus
> kutinggikan.
>
> ...setahun sudah sejak urusan itu, dan kini...tibalah saatnya aku
> menjalani urusan yang baru, dengan berpedoman pada pelajaran berharga
> yang Allah berikan untukku tahun lalu...
>
> ...saat akhirnya kuselesaikan kuliahku dan kuraih gelar sarjanaku,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai pengajar dan relawan bagi
> rekan-rekan eks-pengguna NARKOBA,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif sebagai kolumnis teknologi untuk
> salah satu media online di Indonesia,
> ...saat akhirnya aku kembali menjalin pertemanan lewat dunia nyata dan
> maya,
> ...saat akhirnya aku kembali bermusik dengan suling kesayanganku,
> ...saat akhirnya aku kembali aktif di Sekolah Kehidupan,
> ...dan saat akhirnya aku menemukan tambatan hati yang akan segera kunikahi,
>
> ...lantas membuatku berpikir,
>
> "Tanpa predikat game music composer, sepertinya hidupku tidaklah
> terlalu buruk..."
>
> Semoga catatan kecil ini dapat menjadi awal baru yang indah buatku,
> dan semoga membawa manfaat bagi rekan-rekanku di Sekolah Kehidupan
> ini. Catatan kecil ini pun kumaksudkan sebagai lampiran untuk
> permohonan maaf lahir batinku karena kita akan segera memasuki
> Ramadhan. Dengan sepenuh hati, kusampaikan "Mohon maaf lahir batin..."
>
> "Teruntuk kawan-kawanku yang mungkin bernila serupa denganku, atau
> mungkin lebih parah dariku, ingatlah bahwa selama napas masih
> berhembus, kesempatan masih ada. Maka sebelum kesempatan itu habis,
> mari lakukanlah sesuatu..."
>
> Terima kasih, Bunda... Terima kasih atas pesan singkat itu...
> Satu tahun sudah aku mati, dan kini aku siap kembali dan hidup lagi...
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>


--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

4.

(Ruang Musik) Spirit of the Night, bagi yang merindukan kedamaian

Posted by: "Ramaditya Adikara" ramavgm@gmail.com

Mon Jul 25, 2011 1:13 am (PDT)



Untuk hati yang merindukan ketenangan,
Untuk jiwa yang mendambakan kedamaian,
Untuk rasa yang mengharapkan kebebasan,
Untuk nyawa yang merebahkan badan,

Ijinkan aku menghantarmu istirahat lewat serulingku...

http://www.youtube.com/watch?v=yOIGdw8oH2U

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Small Business Group

Ask questions,

share experiences

Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Yahoo! Groups

Dog Group

Connect and share with

dog owners like you

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: