Selasa, 26 Juli 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3448[1 Attachment]

Messages In This Digest (9 Messages)

Messages

1.

I Believe I Can Fly

Posted by: "+ Made Teddy Artiana +" made.t.artiana@gmail.com

Mon Jul 25, 2011 7:59 pm (PDT)



I Believe I Can Fly

by Made Teddy Artiana

Wanita yang mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan itu, kini terbujur
nyaris kaku. Bayinya selamat, namun ia sendiri sekarat. Terjebak diantara
dua dunia. Telah beberapa hari dilewatinya dalam keadaan koma, tak sadarkan
diri. Tubuh dingin membeku. Wajah pucat membiru. Sementara bibir yang telah
lebih dulu membiru itu, kini tampak memutih, nyaris sama putih dengan
dinding ICU di Rumah Sakit itu.

Suasana ruangan itu memang tidaklah terlalu sunyi, namun sangat mencekam.
Denyut jantung terdengar lemah, diantara isak tertahan. Ayah, ibunda, dan
seluruh keluarga yang sudah kehabisan air mata dan doa, menunggu pasrah.
Semua kepala tertunduk dengan mata-mata bengkak sembab karena lelah
menangis. Tak ada yang dapat dilakukan, selain menunggu. Setidaknya jika hal
itu terjadi, mereka ada disini. Menemani saat-saat terakhirnya.

Team dokterpun sudah menyampaikan kata-kata pamungkas mereka : "Kami sudah
berusaha dengan sebaik mungkin, akan tetapi...". Seolah dalam sebuah
persidangan, keputusan akhir telah ditetapkan, tinggal ketukan palu penutup.

Pada saat-saat inilah tampak jelas garis kedaulatan Sang Pencipta. Manusia
boleh meminta apa saja, tetapi TUHAN, yang akan menentukan apa yang harus
terjadi.

Dan sesuatu itupun terjadi..

Jari jemari wanita itu bergerak lemah. Hampir tak terlihat. Namun mata hati
seorang Ibu, mampu menangkapnya.

"Lina..bergerak !!!", teriak Ibunda. Seketika itu semua orang yang ada
disana terperanjat. Semua memperhatikan jari-jemari Lina. "Iyaaa..dia
bergerak !!!", teriak Sang Adik dengan mata sembab,"Dokterrr....!!
Dokter..!!! Kak Lina dokterrrr..!!". Ia menghambur keluar ruangan mencari
dokter. Linapun membuka matanya perlahan. Lingkaran kerabat yang tadi
mengurubung itu, sekarang memberi jalan team dokter yang telah tiba
diruangan.

"Selamat siang, Lina", ujar lembut salah seorang dokter sembari tersenyum,
"Welcome back, Madame". Lina terdiam, menatap lurus kedepan.

Hanya dalam hitungan jam, Linapun seutuhnya sadar. Beberapa kali Dokter
masuk keluar memeriksa keadaannya. "Alhamdulilah, keadaan Lina membaik.
Semakin membaik".

Keesokan harinya, seolah diperintah oleh sesuatu, ketika terbangun Lina
segera meminta Black Berry nya. Mereka saling berpandangan tak mengerti,
namun Ibunda Lina memberikan isyarat agar mereka mengabulkan permintaan
Lina. Dengan tak sabar Lina meraih benda itu dari adiknya, sepertinya ada
yang ia cari. Matanya terpaku sejenak. Tampak jelas ia menemukan sesuatu
disana. Wanita perkasa yang telah mengarungi berbagai badai kehidupan yang
luar biasa itu pun mulai menangis. Sementara keluarganya hanya bisa terpaku
diam menyaksikan tingkah Lina. Ada apa gerangan ?

Dengan bibir tergigit dan pipi yang dibiarkan basah kuyub oleh air mata,
jemari Lina gemetar mengetik kalimat demi kalimat.

*"Kalian tahu, kata mereka sudah 4 hari lebih aku koma. Aku hampir menyerah.
Aku menyesal kembali ke dunia ini lagi. Tapi entah mengapa, aku ingin
melihat kalian dan ketika membaca tulisan status kalian, air mata ini
tumpah. Tiba-tiba, aku mengingat percakapan kita dulu : bahwa manusia
dilahirkan membawa misi. Bahwa kita, manusia ditakdirkan untuk menang atas
segala persoalan hidup. Ini pertama kalinya aku menangis setelah sadar. Air
mata ini untuk kalian. Aku harus hidup!!".*

Lalu mengirimkan pesan itu kepadaku dan istriku.

Pesan dari Kuala Lumpur itupun kami sambut dengan air mata. Kami memang
sedang berdoa siang malam untuknya. Kami tahu ia tengah bertarung hidup dan
mati disana. Kami memang berjanji mengunjunginya setelah melahirkan, tetapi
kesibukan menahan langkah kami di Jakarta. Dan entah karena apa, hari itu
wajah Lina nampak lekat dipikiran kami. Lalu tanpa sengaja aku menuliskan
status '*I Believe I Can Fly*' di BB ku.

Dan selanjutnya –cerita ini kami dengar sendiri dari orang tua Lina- dalam
pelukan Ibunda tercinta, dan derai air mata, Lina berteriak sekuat tenaga.
Sebuah deklarasi bak sangkakala di medan perang : "Aku harus hidup Ma..! Aku
harus merawat anak-anakku ! Mereka membutuhkan aku !!"

(*)

--
*What a wonderfull world ! What an exciting journey !!
*
*
Made Teddy Artiana, S. Kom
*
fotografer, penulis & event organizer
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com

2.

Artikel: Apakah Pengalaman Bisa Dibeli?

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Mon Jul 25, 2011 8:00 pm (PDT)



Artikel:
Apakah Pengalaman Bisa Dibeli?
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Ya, apakah pengalaman bisa
dibeli? Tidak, jika kita membelinya dengan uang. Karena, money can’t buy
everything. Tetapi, apakah pengalaman memang bisa dibeli? Bisa, jika kita
membelinya dengan alat pembayaran yang tepat. Jika bukan dengan uang, dengan
apa membayarnya? Alat pembayaran itu bernama;’melakukan’ alias ‘mengajalaninya’
sendiri. Jika Anda pernah melakukan sesuatu, maka Anda bisa memiliki pengalaman
itu. Jika Anda menjalani suatu peristiwa, maka Anda menjadi berpengalaman
dengan peristiwa itu. Sesederhana itu. Sekalipun sederhana, tidak mudah untuk
membangun pengalaman yang bernilai tinggi. Karena pengalaman yang buruk,
berbeda dengan pengalaman yang baik. Dua orang yang sama-sama telah menjalani
sesuatu selama 10 tahun belum tentu memiliki keterampilan yang sama baiknya,
misalnya. Apa yang membedakan keduanya?
 
Dalam sebuah film documenter,
sekelompok gajah menjelajah padang tandus Afrika ditengah terik matahari musim
kemarau yang panjang. Mereka berpindah dari satu kolam kering ke kolam
berikutnya yang masih menyisakan genangan air. Suatu hari, pemimpin mereka
menghilang secara misterius, sehingga seluruh keluarga kebingungan. Pada
situasi sulit itu, tampillah gajah lainnya yang mengambil tanggungjawab
kepemimpinan. Waktu tempuh menuju sumber air itu pun menjadi semakin panjang
berkali-kali lipat. Meskipun gajah pengganti itu sama besarnya, namun pengalamannya
tidak sebanding dengan gajah pemimpin mereka. Sama persis seperti kehidupan
karir kita. Nama besar kita tidak berbanding lurus dengan ukuran badan, atau
lamanya kita berada pada situasi tertentu; melainkan dengan besarnya pengalaman
kita. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar membesarkan pengalaman; saya
ajak untuk memulainya dengan memahami dan melakukan 5 prinsip Natural
Intelligence berikut ini:     
 
1.      Textbook hanya bisa memuaskan lapar intelektual. Ketika sang
pemimpin menghilang begitu saja, semua gajah menjadi kebingungan. Mereka
terdiam tanpa tahu kemana arah yang harus mereka ambil untuk menuju oasis baru.
Bertanya? Kepada siapa? Membaca? Atas buku apa? Manusia beruntung karena bisa
bertanya. Manusia juga beruntung karena bisa membaca buku. Namun dibalik
keuntungan itu, manusia menghadapi resiko besar. Jika bertanya, belum tentu
orang yang ditanya tahu jawabannya. Dan jika membaca textbook, belum tentu  textbook itu sejalan dengan realitas hidup. Lewat
textbook kita hanya bisa memuaskan lapar intelektual. Namun kita tidak bisa
merasakannya dengan hati, kulit, tangan, kaki, keringat, atau air mata. Padahal
pengalaman adalah tentang sensasi yang pernah dirasakan oleh sekujur tubuh kita.
Jadi, bacalah textbook. Tetapi jangan terlalu cepat puas dengan isinya.
 
2.      Pengalaman tidak bisa didelegasikan. Banyak orang yang
terlalu sering mendelegasikan hal-hal penting kepada orang lain. Lebih parahnya
lagi, banyak anak buah yang ‘mendelegasi’ tugas-tugas penting kepada atasannya.
Lho, kok bisa? Ya bisa. Jika ada tugas penting, mereka tidak mengambil
tanggungjawab. Nanti saja kalau sudah ada atasan; ‘itu bukan tanggungjawab saya’.
Atau, ‘gaji saya tidak termasuk mengerjakan tugas itu’. Kalau ada penugasan
penting, sebisa mungkin menghindar saja. Biarkah teman lain yang menanganinya. Padahal,
ada aspek-aspek kritis dalam jabatan dan posisi kita yang harus kita ambil
peluangnya untuk menjadi pengalaman berharga. Sekalipun ada banyak orang dalam
satu level jabatan, tetapi kita selalu bisa menemukan salah satu dari mereka
yang mengungguli kolega lainnya. Keunggulan itu pasti tidak didapatkannya
dengan mendelegasikan kepada orang lain, melainkan dari ‘mengalaminya’ sendiri.
Jadi pupuklah pengalaman sebanyak dan sebaik mungkin. Karena pengalaman tidak
bisa didelegasikan.
 
3.      Bayarlah harganya secara penuh. Anda tidak bisa membeli
setengah perangkat pesawat televisi, misalnya. Atau setengah tube pasta gigi.
Anda harus membeli ‘1 unit’ dengan harga penuh. Anda yang hanya mau membeli
setengahnya jangan harap bisa mendapatkannya. ‘Take it all, or leave it alone’.
Untuk membeli sebuah pengalaman tidak mesti begitu. Kita boleh membeli ‘sebagiannya’
atau ‘seutuhnya’. Terserah Anda. Jika Anda hanya ingin ‘seperempatnya’ saja
juga boleh. Anda bisa mendapatkannya hanya dengan ‘titel jabatan Anda’ tanpa melakukan
hal-hal bermakna selama menduduki jabatan itu. Makanya ada orang-orang yang
sudah bertahun-tahun menduduki jabatan penting tertentu tetapi kualitas dirinya
tidak mencerminkan tingginya jabatan yang disandangnya. Atau, Anda bisa
membelinya secara penuh. Caranya? Manfaatkanlah jabatan atau posisi apapun Anda
saat ini untuk melakukan tindakan-tindakan yang bernilai tinggi. Baguskan prestasi
Anda. Sempurnakan kualiatas kerja Anda. Maka Anda akan mendapatkan pengalaman
itu seutuhnya. Karena hanya dengan semua hal itu Anda bisa membayar harganya
secara penuh.
           
4.      Pengalaman berharga seringkali ada di tempat lain. Coba
perhatikan betapa banyak orang yang hanya melakukan pekerjaan yang sama selama
bertahun-tahun. Bahkan ada yang hingga belasan atau puluhan tahun. Salahkah
itu? Tidak salah jika memang ingin membangun keahlian dibidang itu saja sampai
masa pensiun tiba. Tetapi jika ada perasaan bosan, atau menginginkan hal lain
padahal masih ngendon saja diposisi yang sama; pasti ada yang salah. “Masalahnya
saya tidak diberi kesempatan untuk pindah departemen,” ini adalah alasan klise
yang sering kita dengar. Itukah yang menghalangi kita dari pengalaman berharga
untuk meningkatkan kapasitas diri kita? Tidak. Sejauh yang saya tahu, jika kita
bersedia bekerja extra, memberi lebih banyak waktu, bekerjasama dengan orang
lain, membuka diri dengan penugasan dan pekerjaan baru, mengulurkan tangan
untuk menawarkan bantuan; maka kita punya kesempatan yang sama untuk ‘membeli’ pengalaman
itu. Dengan cara itu, kita bisa belajar dan mengembangkan diri lebih cepat dan
lebih luas dibandingkan kolega-kolega kita yang lainnya.
 
5.      Nikmati saat menjalani keadaan yang paling menyulitkan. Tidak
disangka-sangka, pemimpin gajah itu datang lagi. Setelah semua kesulitan yang
dialami oleh semua anggota kelompok, dia datang sama misteriusnya dengan ketika
dia menghilang. Semua anggota kelompok sekarang kembali bersuka cita. Tetapi,
pemimpin gajah itulah yang paling bahagia. Karena sekarang dia memiliki calon
pengganti yang bisa diandalkannya jika suatu saat nanti dia harus benar-benar ‘pergi’.
Tidak disangka, seekor gajah pun memahami makna suksesi. Dia tahu jika pemimpin
pengganti haruslah gajah yang kemampuan memimpinnya sudah teruji. Saat dia tahu
kebanyakan gajah sering bersembunyi dibalik ketiak pemimpinnya, dia pergi sebelum
sampai di oasis yang baru. Dengan cara itulah calon pemimpin berikutnya menunjukkan
kemampuannya dihadapan para gajah lain yang hanya cocok untuk menjadi pengikut
saja. Dalam karir, mungkin Anda menghadapi masa-masa sulit. Bahkan atasan Anda
membiarkan kesulitan itu melumatkan sekujur tubuh dan meremukkan tulang
belulang Anda. Janganlah menyalahkan atasan Anda. Karena boleh jadi,
sesungguhnya Anda sedang diawasi oleh mata yang tidak terlihat. Apakah Anda
berhasil melewati kesulitan itu, atau tidak.
 
Kita
sering keliru mengukur pengalaman dengan ‘berapa lama’ waktu yang dihabiskan
untuk menangani suatu jabatan tertentu. Padahal, waktu sama sekali tidak
berbicara lain selain seberapa banyak kesempatan yang kita sia-siakan, ‘atau’
seberapa banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup yang kita
hadapi. Hanya mereka yang mau bertindak dan menjalani setiap detik dengan baik
sajalah yang mampu menguasai keterampilan dan pengalaman baru dalam waktu singkat.
Jadi jika sekarang Anda sedang manghadapi keperjaan yang sulit atau penugasan
yang rumit, atau tantangan yang berat; nikmati saja.  Boleh jadi sekarang kita sedang berada di ‘bursa
pengalaman’, dan kita bisa membelinya dengan mengerahkan segenap kemampuan yang
kita miliki.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 24 Juli 2011
Master
Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com              
 
Catatan Kaki:
Pengalaman bukanlah soal tahun-tahun yang
kita habiskan untuk berada dalam situasi tertentu, melainkan tentang hikmah, pelajaran,
dan keterampilan apa yang kita peroleh ketika menjalaninya.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
3.

Art-Living Sos 2011 (A-7  Semangat  Pempek

Posted by: "Ietje Guntur" ietje_gun76@yahoo.com   ietje_gun76

Mon Jul 25, 2011 8:01 pm (PDT)



Dear Allz….

Selamat pagiiiiiiii…cemangat pagiiiii…teman-teman dan sahabatku semuaaaa…hehehe…
benar-benar harus semangat, yaaa…Ini kan hari Senin…hari pertama kita memulai
minggu ini. Walaupun sekarang adalah minggu terakhir di bulan Juli, dan minggu
terakhir sebelum memasuki bulan Ramadhan…bulan puasa, tetapi semangat itu harus
tetap menyala dan berlimpah…

Hari ini saya ingin membawa oleh-oleh , buah tangan dari perjalanan saya minggu
lalu ke Jambi, di tepi Sungai Batanghari. Negeri yang ngetop dengan sebutan
negeri Angso Duo itu ternyata menyimpan banyak potensi yang belum tergali, atau
bahkan terlupakan. Barangkali selama ini kita hanya mengenal Jambi, Angso Duo
dengan berita pasar dan cabe keriting atau tomat gondol dan kol gepeng. Jarang
ada yang mengenal Jambi karena seni kulinernya.

Mumpung sekarang belum bulan Ramadhan…bolehlah saya menyajikan salah satu
hidangan dari Jambi…Pempek. Eeeh, jangan protes dulu. Pempek memang berasal dari
Sumatra Selatan . Tapiiii…semangat pempek yang hangat, manis, asam, pedas dan
meningkatkan gairah ini justru saya petik dari Jambi. Dari sahabat-sahabat saya
yang luar biasa…

Semoga…hidangan yang legendaris ini pun dapat menjadi inspirasi dan semangat
untuk teman-teman dan sahabatku semua…di Sumatra Selatan, di Palembang, di
Jambi, di Medan, di Bandung…dan di mana pun sahabatku sekarang berada….

Selamat menikmati….semoga berkenan….

Jakarta, 25 Juli 2011

Salam sayang,

Ietje S. Guntur
- Dari sudut Jakarta Selatan…bangeeeettt…




Art-Living Sos 2011 (A-7
Jambi - Jumat, 22 Juli 2011
Start : 22/07/2011 11:28:46
Finish : 25/07/2011 9:25:04



SEMANGAT PEMPEK


Pulang kantor. Saya dan beberapa sahabat sudah berjanji pulang bersama.
Kebetulan kami searah dan seiring sejalan. Biasanya di akhir pekan, kami
meluangkan waktu untuk makan bersama, sambil saling curhat...mencurahkan isi
hati , tentang kehidupan sehari-hari. Kadang cerita tentang bos di kantor (
olalaaaa...nasibnya jadi Boss, menjadi bahan perbincangandan sedikit
infotainment...hiiiks...), kadang cerita tentang anak dan pasangan....( kalau
cerita tentang anak, biasanya siiich...ada nada-nada bangga gitu...hehe..),
kadang cerita tentang diskon di toko tertentu....hahahaha...biasanya ini yang
seperti gayung bersambut...Siapa sih yang kebal diskon ?

“ Eeeh...dari tadi ngobrol melulu...kita mau makan dimana nih ?” celetuk seorang
sahabat, melerai perbincangan yang semakin heboh dan tak tentu arah.
“ Iya, yaaa...aku pengen makan yang panas-panas...,” sahut yang lain.
“ Panas . Berkuah. Pedas. Agak asam sedikit !” sahabat yang satunya mengedipkan
mata.
“ Alaaaaa...pengen pempek saja pakai muter-muter begitu. Ya sudah...sepakat
deeh...cari pempek saja. Kan ada hidangan panas-panas berkuah di situ !” sambut
saya dengan gembira.
“ Okeeee....dokeeee....!! Mantaaaaffff...!!”Sorai sorai menyambut usulan saya.
Biasa niiih…kalau para sahabat sudah berkumpul, bisa lupa umur dan
status…hihiii…

Akhirnya, kami memutuskan untuk mampir di warung pempek yang searah perjalanan
pulang. Di warung pempek langganan, yang konon rasanya memang mantap .

Saya memesan pempek Kapal selam. Sssttt...jangan kaget dulu. Ini bukan sembarang
kapal, tapi merupakan jenis pempek , yaitu pempek dengan isi telur yang kemudian
ditambah mie kuning, timun, dan ditaburi abon ebi...sebelum akhirnya diguyur
kuah cuko yang asamdanpedas. Sahabat saya yang satu memesan pempek Lenggang.
Sama seperti kapal selam, hanya saja ia polos tanpa isi berbentuk balok,
dipotong-potong dan digoreng dengan telur. Mirip telur dadar. Sahabat satunya
lagi memesan pempek Model, yaitu pempek berisi tahu yang disiram dengan kuah sop
yang panas. Sahabat satu lagi cukup puas dengan menikmati sepiring pempek
campur, yang beraneka bentuk dan cita rasa.

Hmmhhh...sekarang saatnya Pempek Party....Uhuuuyyy...

Bayangkan rasanya. Gurih. Pedas. Agak kecut cuka sedikit, dan kalau mau ada yang
rasanya agak manis. Disesuaikan dengan lidah orang Jawa dan orang Jakarta.
Sejenak perbincangan berhenti. Tidak ada yang sempat mengobrol, karena
masing-masing sibuk dengan hidangan masing-masing. Kami mengunyah sambil
berdecap kepedasan....shhh...sshhh... Apalagi ditambah dengan minuman es jeruk
nipis yang segar... waaaahhh...rasanya lidah ikutan berjoget gembira. Tanpa
terasa, keringat mengalir dan hmmh...hidung pun sampai meler....Gilebeneeerr...!
Tidak salah, bila setelah menyantap hidangan pempek, gairah langsung menyala,
dan semangat langsung berkobar….ahaaaa….!!!

♥

Usai menyantap pempek, saya jadi teringat perjalanan saya dengan makanan yang
terbuat dari tepung sagu dan daging ikan ini.

Seingat saya, semasa masih jaman anak-anak di Medan dulu, pempek yang konon
berasal dari Palembang di Sumatra Selatan belum cukup populer. Saya bahkan tidak
pernah menyantap pempek sebagai penganan selingan. Maklum, saat itu pempek hanya
dijual di restoran khusus, dan harganya tidak terjangkau oleh uang jajan
anak-anak.Popularitas pempek masih kalah dibandingkan dengan penganan dan
jajanan lokal di Medan pada saat itu...hhmmhh...

Saya pertama kali menyantap pempek justru di rumah saudara ibu saya, di Jakarta.
Beliau menikah dengan orang Palembang, dan kemudian membuka restoran khusus
pempek. Saya sempat bingung juga saat itu. Kok ada makanan yang mirip pastel,
tapi rasanya seperti karet....Kenyal, agak liat , dan
berasa gurih...hahaha...Tapi karena kuahnya yang pedas, asam, manis...sesuai
selera saya, maka saya pun jatuh cinta pada si Pempek rasa karet
itu...hihiiii...

Sejak itu, pempek masuk ke dalam DPM...daftar pencarian makanan...hehehe...Di
mana pun saya berada, saya selalu mencarinya. Dan bagi saya pempek sudah naik
kasta, sudah menjadi penganan alternatif bila saya sedang mati gaya terhadap
nasi dan mie !...( kalau nasi sih sudah masuk daftar makanan yang bisa
menendang ke alam mimpi berwarna....hehehe...dasar perut dandang..asli banget
perut Melayu ).

Boleh dikatakan, setiap minggu saya pasti makan pempek dengan aneka rasanya.
Bahkan di rumah, pempek selalu ada sebagai stok makanan yang tersimpan di
lemari es. Dan menjadi pembangkit semangat, bila tengah malam saya
kelaparan....hahaha...

♥

Ngomong-ngomong soal pempek. Setelah saya berjalan kian kemari di berbagai
penjuru Indonesia dan sesekali ke negeri jiran, ternyata memang pempek berasal
dari Sumatra Selatan, atau lebih top lagi dari kota Palembang. Ini sudah diklaim
oleh mereka dengan label Pempek Palembang...eh, tapi sudah dipatenkan apa belum,
ya ?

Saya pernah bertanya, kenapa makanan ini namanya pempek . Ada yang bilang,
makanan ini diolah oleh para imigran keturunan Cina yang datang ke Palembang,
dan dijual oleh bapak-bapak, yang disebut apek-apek..( bener gak siich ?).
Sekilas awalnya pempek seperti bersaudara dengan baso ikan , kekian atau
ngohyang yang merupakan makanan dari negeri Tirai bambu. Namun kemudian makanan
ini beradaptasi dengan lingkungan di Sumatra Selatan. Ibarat tak ada rotan, akar
pun jadi, maka kekian pun disulap menjadi pempek sagu dengan daging ikan. Malah
fungsinya lebih luas lagi, tidak sekedar menjadi makanan tambahan, malahan sudah
menjadi makanan utama.

Konon pempek sudah dibuat oleh warga Palembang sejak puluhan...eh, barangkali
lebih dari seratus tahun lalu. Rasanya tidak sah menjadi orang Palembang ,
apalagi yang lahir di Bumi Sriwijaya , kalau tidak pernah menyantap pempek.
Dulu, pempek dibuat dari tepung sagu dengan campuran ikan belida. Ikan sungai
yang terdapat di Sungai Musi, sungai terbesar di Sumatra. Tapi belakangan,
karena orang Palembang suka merantau dan sulit mendapatkan ikan belida, maka
mereka menggantinya dengan ikan yang berdaging banyak seperti ikan tenggiriatau
ikan kakap merah . Bahkan sekarang pun segala ikan berdaging tebal dan berwarna
putih dicoba untuk menjadi bahan pempek, seperti ikan ekor kuning, ikan tuna
putih, ikan parang-parang dan sebagainya. Dan ternyataaaa...rasanya juga tetap
enak dan sangat memanjakan lidah.

Sejak itu...sejalan dengan perjalanan orang-orang Sumatra Selatan, yang lazim
disebut orang Palembang,yang merantau ke berbagai daerah, maka pempek pun ikut
terbawa sebagai bagian dari budaya kuliner khas Sumatra Selatan. Sekarang pempek
bisa ditemukan di Bengkulu, Jambi, Lampung, Bangka, bahkan Medan dan Bandung.

Saya termasuk orang yang sangat diuntungkan dengan perjalanan pempek ini. Di
Bandung, saya punya langganan pempek yang berjualan di sebuah kedai di pojok
jalan. Kedainya sempit. Pengap. Tapi rasa pempeknya benar-benar membuat saya
ketagihan. Belakangan, anak saya pun ikut keranjingan makan pempek.
Jadilah...keluarga kami menjadi pecinta pempek ala Palembang ini. Kedoyanan ini
pun saya tularkan kepada teman-teman, sahabat, keluarga yang awalnya tidak
mengenal pempek . Jadi sekarang saya tidak kuatir lagimenjadi pecinta
pempek...Karena sekarang keluarga kami, dan sahabat-sahabat saya ketularan
menjadi pecinta pempek ala Palembang...hahaha...mantaaappp…

♥

Kembali ke pempek, kembali ke selera asal…ohoooyy…

Saya beruntung, ketika suatu saat seorang sahabat mengajak saya bergabung untuk
mengembangkan sumber daya manusia di bidang pempek ini. Luar biasa, pikir saya.
Pempek yang semula hanya makanan jajanan selingan, tetapi ternyata punya prospek
luar biasa. Pempek memang belum menjadi makanan utama, tetapi ia sudah menjadi
makanan alternatif yang penuh gaya…hmmh…

Bila dulu pempek lebih banyak dijajakan berkeliling dengan naik sepeda keliling
kota, atau didorong dengan gerobak dan mangkal di sekolah-sekolah dasar ( dulu
bahkan sempat ada istilah jajanan Inpres…hihiii…), sekarang pempek sudah banyak
yang naik kasta. Menjadi hidangan kedai dan restoran…dan merayap naik ke resto
atau hotel berbintang. Orang pun tak sungkan lagi menyajikan pempek di
pesta-pesta pernikahan yang mewah, sejajar dengan kuliner lain yang sudah lebih
dulu naik kelas. Bukan tidak mungkin, suatu saat nanti pempek akan menjadi
hidangan internasional khas Indonesia…wooow….

♥

Sambil menyantap sisa-sisa pempek kapal selam di piring, saya merenung…

Pempek adalah kombinasi budaya makanan yang luar biasa. Dari sagu tapioka, yang
berasal dari tepung singkong atau tepung sagu pohon, dicampur dengan ikan dari
laut atau sungai dengan aneka bumbu…diguyur kuah cuko dari gula merah kelapa,
asam jawa atau cuka aren, ebi, bawang putih…Jadilah sebuah perpaduan rasa yang
harmonis.

Sungguh indah perpaduannya. Sungguh nikmat rasanya.

Seandainya saja kita bisa belajar dari pempek. Tak sekedar bersatu dalam rasa,
ia juga bersatu dalam perbedaan, bersatu untuk sebuah identitas baru yang
bernama pempek, yang merayap pelan untuk naik ke kelas yang lebih
tinggi…Sungguh, pempek dapat menjadi guru kehidupan yang harmonis.

Semoga saja….kita dapat menikmati serta belajar dari semangat dan kelezatannya
…. hmmh… hmhh…sshhh….sshhh…

♥

Jakarta, 25 Juli 2011

Salam hangat teramat manis….


Ietje S. Guntur


Special note :
Terima kasih untuk tante Cipluk yang mengenalkan pempek kepadaku…dan juga
sahabat-sahabat perjalananku dari Grup 3 in 1 - Selatan Bersatu …Lisa, Kuri,
Yanto, Nunung, Vira , Ade, Dani, Rudi, Rini …sungguh nikmat dan indah perjalanan
pempek tuuu…Dan thanks juga untuk sahabatku Irma yang membuka wawasan baru
tentang SDM Pempek…dan keluarga besar Selamat yang memiliki visi luar
biasa…thanks pak Andy, pak Rudi, pak Edi…juga sahabat unik dan gokil…Nonce dan
Iwan Kaslan…serta semua-mua teman dan sahabat di Jambi…” Gak ada pempek, gak
rame…gak ada yang gokil, gak seru…”..I love U allz…


♥♥
4.

[CARI BUKU]

Posted by: "Beranda Buku" berandabuku@gmail.com

Mon Jul 25, 2011 8:01 pm (PDT)



Mohon infonya dimana saya bisa mendapatkan atau kiranya teman2 tahu
dimana saya bisa membeli buku kumpulan puisi "Ciuman Hujan, Seratus
Soneta Cinta" oleh
Pablo Neruda.

Jika ada yang tahu. Mohon Japri.

Terimakasih
Yukni
--
Blog :
http://berandabuku.blogspot.com
Email :
berandabuku@yahoo.com
berandabuku@gmail.com
YM ID : berandabuku@yahoo.com
Facebook : Beranda Buku

5a.

Re: (Ruang Musik) Spirit of the Night, bagi yang merindukan kedamaia

Posted by: "umminari" juni_202002@yahoo.com   umminari

Mon Jul 25, 2011 8:15 pm (PDT)



nice song.... very nice. ka....

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Ramaditya Adikara <ramavgm@...> wrote:
>
> Untuk hati yang merindukan ketenangan,
> Untuk jiwa yang mendambakan kedamaian,
> Untuk rasa yang mengharapkan kebebasan,
> Untuk nyawa yang merebahkan badan,
>
> Ijinkan aku menghantarmu istirahat lewat serulingku...
>
> http://www.youtube.com/watch?v=yOIGdw8oH2U
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>

5b.

Re: (Ruang Musik) Spirit of the Night, bagi yang merindukan kedamaia

Posted by: "Ramaditya Adikara" ramavgm@gmail.com

Mon Jul 25, 2011 8:22 pm (PDT)



Tengkyu! Semoga bisa dinikmati juga buat yang lain.

On 7/26/11, umminari <juni_202002@yahoo.com> wrote:
> nice song.... very nice. ka....
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Ramaditya Adikara <ramavgm@...>
> wrote:
>>
>> Untuk hati yang merindukan ketenangan,
>> Untuk jiwa yang mendambakan kedamaian,
>> Untuk rasa yang mengharapkan kebebasan,
>> Untuk nyawa yang merebahkan badan,
>>
>> Ijinkan aku menghantarmu istirahat lewat serulingku...
>>
>> http://www.youtube.com/watch?v=yOIGdw8oH2U
>>
>>
>> --
>> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"
>>
>> - Eko Ramaditya Adikara
>> http://www.ramaditya.com
>>
>
>
>

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian Blind Blogger"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

6.

Artikel: Haruskah Kita Bersabar Menantikan Masa Depan?

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Mon Jul 25, 2011 8:15 pm (PDT)



Artikel:
Haruskah Kita Bersabar Menantikan Masa Depan?
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Kita sering gelisah dengan
masa depan; akan menjadi seperti apakah hidup saya nanti? Bahkan kadang kita
tergoda untuk bertanya kepada para peramal. Berbagai cara kita tempuh agar bisa
tahu apa yang akan terjadi nanti. Kita mengira jika mengetahui masa depan maka
kehidupan kita akan semakin baik. Benarkah demikian?
 
Nabi Khidr mengingatkan jika
Musa tidak akan bisa bersabar mengikuti dirinya. Nabi Musa pun menyaksikan
tindakan-tindakan aneh Nabi Khidr, sehingga dia tidak lagi bisa membiarkannya. Sebelum
berpisah Nabi Khidr menjelaskan, mengapa dia melakukan semua tindakannya. Semua
itu bukanlah kehendaknya, melainkan atas petunjuk Tuhan yang memberinya
pengetahuan tentang apa yang akan terjadi dimasa depan. Saya termasuk yang penasaran
dengan masa depan. Dan saya, tentu lebih tidak sabar dibandingkan Nabi Musa. Maka
bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar bersabar atas rahasia masa depan;
saya ajak untuk memulainya dengan memahami dan melakukan 5 prinsip Natural
Intelligence berikut ini:     
 
1.      Mengendarai waktu yang menuju ke masa depan. Selain waktu, tidak
ada alat transportasi lain yang bisa membawa kita kepada masa depan. Karena
waktu bertugas untuk membawa kita menuju kesana. Maka kendarailah waktu. Dan arahkan
dia kepada masa depan yang mana Anda ingin menuju. Sebagai sebuah kendaraan,
waktu bisa membawa kita kemasa depan yang nyaman, atau menyebalkan. Jika kita
menggunakan waktu untuk melakukan hal-hal yang baik, misalnya. Maka pasti kita
akan sampai ke tempat yang baik. Namun jika kita menggunakan waktu untuk
melakukan tindakan-tindakan yang buruk, maka cepat atau lambat kita akan
dibawanya kepada masa depan yang pasti buruk. Waktu adalah kendaraan yang
melekat dalam diri kita. Tidak bisa ditolak. Namun bisa kita kendalikan
arahnya, melalui pilihan perilaku dan perbuatan kita dalam detik demi detiknya.
Maka apapun yang kita lakukan dalam setiap detak waktu itu, merupakan cara kita
dalam memberi arah kepadanya.
 
2.      Belum tentu kita sanggup mengetahui masa depan yang buruk. Tak
seorang pun sanggup menerima berita buruk tentang masa depannya. “Setidaknya,
saya bisa bersiap-siap,” mungkin begitu kilahnya. Mari kita bertanya kepada
diri sendiri; mana yang lebih mungkin terjadi jika kita diperkenankan untuk
mengetahui masa depan kita yang buruk. Apakah kita akan tabah, atau malah
semakin gelisah? Saya tidak yakin jika kita akan semakin tabah. Boleh jadi
malah kita tergoda menyalahkan nasib; mengapa harus seperti ini? Mungkin kita
menuduh Tuhan tidak adil. Atau, mungkin kita berpikir; jika masa depan gue
seburuk itu, ngapain mesti susah-susah menjadi orang yang baik? Jadi orang
rusak sekalian saja. Kita, belum tentu sanggup untuk mengetahui masa depan yang
buruk. Sehingga membiarkannya tetap menjadi misteri, mungkin jauh lebih baik.
 
3.      Belum tentu kita sanggup mengetahui masa depan yang baik. Kita
tahu jika masa depan itu adalah hasil dari masa kini.Apa yang kita lakukan sekarang, sedikit banyaknya menentukan apa
yang akan kita dapatkan dimasa depan. Tetapi jika Anda diramalkan akan
mendapatkan masa depan yang baik, masihkah Anda bersedia untuk bersusah payah
sekarang? Saya tidak yakin. Jika kita sudah tahu ‘akan menjadi orang sukses’
misalnya. Mengapa kita mesti ‘menderita’ sekarang? Bukankah sesuai ramalan kita
‘santai-santai’ pun akan mendapatkan masa depan yang ‘baik’ itu? Sifat dasar
manusia adalah untuk mencari kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Jadi jika
kita sudah ‘tahu’ masa depan kita akan baik, maka kemungkinan terbesarnya
adalah; kita enggan untuk berjuang melintasi jalur-jalur terjal yang
menyakitkan. Jika ‘nasib baik’ itu belum juga datang, bisa jadi kita malah
menghujat-hujat Tuhan; mengapa Dia terlalu lama menahan semua kebaikan itu? Padahal,
apa yang kita lakukan sekarang sangat menentukan apa yang akan kita dapatkan
dimasa depan.
           
4.      Mengubah misteri masa depan menjadi kegairahan. Banyak
ramalan yang bercerita tentang ini dan itu. Namun kenyataan yang terjadi
berbeda sama sekali. Hal itu menunjukkan bahwa tidak seorangpun benar-benar
mengetahui apa yang akan terjadi bahkan sedetik setelah saat ini. Makanya,
memaksa masa depan untuk menampakkan dirinya bukan lagi gagasan brilian.
Kitalah yang bertanggungjawab untuk membentuk masa depan seperti apa yang kita
inginkan. Kitalah yang menentukan akan menjadi seperti apa masa depan kita
nantinya. Kitalah yang yang membentuk sosok masa depan diri kita sendiri.
Justru karena kita tidak tahu masa depan akan seperti apa; kita termotivasi
untuk bekerja keras sekarang. Justru karena tidak tahu apa yang akan terjadi,
kita mawas diri kini. Justru karena kita ingin mendapatkan esok yang indah, kita
menjadi semakin bergairah. Dan gairah itu akan semakin menggelora, justru
ketika kita membiarkan masa depan tetap menjadi misteri.
 
5.      Que sera-sera - whatever will be, will be. Apapun yang akan
terjadi, ya terjadilah. Namun sebelum semuanya terjadi, biarkan kami untuk
melakukan apapun yang bisa kami lakukan untuk merengkuh seluruh alunan lagu kehidupan
dengan semerdu-merdunya. Apapun yang akan terjadi, ya terjadilah. Namun,
sebelum semuanya itu terjadi, ijinkan kami untuk melakukan yang terbaik saat
ini. Sungguh, tidak seorang pun yang memiliki masa depan. Karena belum tentu
umur kita sampai kesana. Tetapi, setiap orang memiliki ‘saat ini’. Maka pada
saat inilah kita berpijak. Dan kita boleh menggunakan ‘saat ini’ yang sudah
jadi miliki kita untuk melakukan apapun sebaik yang kita bisa. Dan setelah saat
ini berlalu, maka apapun yang akan terjadi, ya terjadilah. Karena setelah semua
usaha terbaik kita lakukan saat ini, maka tidak ada sedikitpun kekhawatiran
akan masa depan. Inilah yang dikatakan oleh guru kehidupan saya tentang makna tawakkal.
Yaitu kita melakukan segala sesuatu dengan benar, sepenuh hati, dan
bersungguh-sungguh. Setelah itu, hasilnya kita serahkan kepada Sang Pemilik masa
depan. Biarkan Dia yang menilai, masa depan seperti apa yang pantas
diberikan-Nya kepada kita berdasarkan semua yang sudah kita upayakan. Que sera,
sera.
 
Kisah kitab suci tentang Nabi
Khidr dan Nabi Musa menegaskan bahwa mengetahui masa depan tidak menjadikan
hidup kita ‘normal’. Karena dengan tahu tentang masa depan, mungkin kita akan
melakukan sesuatu yang dianggap aneh oleh orang-orang disekitar kita. Oleh
sebab itu, mengetahui masa depan bukanlah gagasan yang menarik jika kita ingin
hidup layaknya manusia normal pada umumnya. Keindahan hidup kita justru
terletak pada misteri yang meliputi apa yang akan terjadi sedetik setelah ini.
Jika kita tidak tahu akan mengalami peristiwa buruk, maka sekarang kita masih bisa
bahagia. Jika kita tidak tahu akan mengalami peristiwa baik, maka sekarang kita
memanfaatkan semua yang ada pada diri kita. Maka jika kita ingin bisa
benar-benar menikmati hidup, kita perlu bersabar dalam menantikan masa depan.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 26 Juli 2011
Master
Trainer & Natural Intelligence Inventor
Website: http://www.dadangkadarusman.com              
 
Catatan Kaki:
Meskipun kita tidak memiliki masa depan tetapi
kita memiliki masa kini. Selama kita bisa mengendalikan masa kini, maka kita
bisa berharap masa depan yang jauh lebih baik lagi.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda
nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
7a.

Re: (Catcil) Kembali

Posted by: "kelongpajaga@yahoo.co.id" kelongpajaga@yahoo.co.id   kelongpajaga

Mon Jul 25, 2011 8:55 pm (PDT)




Sepegi ini aku sudah dapat sms dari seorang sahabatku... Kekasih jiwaku

"sayang,knapa bayangan2 kemrin ktika aq brada dlm dkapan cintax kini menikam rasaku? apa krn aq mrasa iri melihat kebersamaan teman2 yg bsama pasanganx???uhhhh hidup ini aneh ya kak....?"

kesadaranku tersentak seketika dan menyadari hidup sendiri memang susah, apalagi dalam istilahku "usia rawan" seperti temanku. Usia senja untuk menikah...

Kubalas smsnya... "Kita selalu saja memikirkan apa yang tidak kita miliki dan melupakan sesuatu hal yang kita punyai. Kita selalu saja memikirkan segala macam kemalangan dan merasa nistanya hidup kita lantas melupakan berapa banyak hari2 bahagia yang kita pernah alami... Aneh...,

Ambil kembali kendali rasamu sayangku..., jangan pernah kau biarkan ia mempermainkanmu. Kendalikan rasa itu untukku..., aku mencintai jiwamu..., jangan lemah...

aku tahu ini mungkin jawaban yang pas buat tanyanya, tapi aku tak igin menyakiti hatinya....

8.

(Skripsi) Pengaruh Motivasi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dala

Posted by: "Ramaditya Adikara" ramavgm@gmail.com

Mon Jul 25, 2011 9:29 pm (PDT)

[Attachment(s) from Ramaditya Adikara included below]

Dear rekan-rekan SK,

Saat MILAD SK ke-V kemarin saya berjanji untuk sharing skripsi yang
baru saja saya selesaikan. Maka dalam kesempatan ini saya share draft
(non-revisi) skripsi tersebut.

Saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan SK atau
siapa pun yang membacanya.

Share skripsi ini sudah mendapat persetujuan dari pihak kampus. Mohon
kiranya menjaga legalitas skripsi dan gunakan hanya untuk kepentingan
pengetahuan dan membantu sesama.

Salam hangat,
Ramaditya

Attachment(s) from Ramaditya Adikara

1 of 1 File(s)

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Small Business Group

Share experiences

with owners like you

Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: