Jumat, 28 September 2012

[daarut-tauhiid] Buah dari Tawakal

Buah dari Tawakal


Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Buah dari tawakkal kepada Allah Ta'ala amatlah banyak. Yang paling utama adalah "Allah akan mencukupi segala urusan orang yang bertawakkal."

Allah Ta'ala berfirman,

æóãóäú íóÊóæóßøóáú Úóáóì Çááøóåö Ýóåõæó ÍóÓúÈõåõ

"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (QS. Ath Tholaq: 3)

Barangsiapa yang menyandarkan urusannya pada Allah, hanya menyandarkan kepada Allah semata, ia pun mengakui bahwa tidak ada yang bisa mendatangkan kebaikan dan menghilangkan bahaya selain Allah, maka sebagaimana dalam ayat dikatakan, "Allah-lah yang akan mencukupinya." Yaitu Allah menyelamatkannya dari berbagai bahaya. Karena yang namanya balasan sesuai dengan amal perbuatan. Ketika seseorang bertawakkal pada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, Allah pun membalasnya dengan mencukupinya, yaitu memudahkan urusannya. Allah yang akan memudahkan urusannya dan tidak menyandarkan pada selain-Nya. Inilah sebesar-besarnya buah tawakkal.

Allah Ta'ala berfirman,

íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÈöíøõ ÍóÓúÈõßó Çááøóåõ

"Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu." (QS. Al Anfal: 64)

æóÅöäú íõÑöíÏõæÇ Ãóäú íóÎúÏóÚõæßó ÝóÅöäøó ÍóÓúÈóßó Çááøóåõ åõæó ÇáøóÐöí ÃóíøóÏóßó ÈöäóÕúÑöåö æóÈöÇáúãõÄúãöäöíäó

"Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (yang akan mencukupimu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin." (QS. Al Anfal: 62)

Jadi buah yang paling utama dari tawakkal pada Allah adalah Allah akan memberi kecukupan pada orang yang bertawakkal pada-Nya. Oleh karenanya, Allah berfirman mengenai keadaan Nabi Nuh 'alaihis salam, di mana beliau berkata pada kaumnya,

Åöäú ßóÇäó ßóÈõÑó Úóáóíúßõãú ãóÞóÇãöí æóÊóÐúßöíÑöí ÈöÂóíóÇÊö Çááøóåö ÝóÚóáóì Çááøóåö ÊóæóßøóáúÊõ ÝóÃóÌúãöÚõæÇ ÃóãúÑóßõãú æóÔõÑóßóÇÁóßõãú Ëõãøó áóÇ íóßõäú ÃóãúÑõßõãú Úóáóíúßõãú ÛõãøóÉð Ëõãøó ÇÞúÖõæÇ Åöáóíøó æóáóÇ ÊõäúÙöÑõæäö

"Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku." (QS. Yunus: 71)

Allah berfirman mengenai Nabi Hud 'alaihis salam,

Ãóäøöí ÈóÑöíÁñ ãöãøóÇ ÊõÔúÑößõæäó (54) ãöäú Ïõæäöåö ÝóßöíÏõæäöí ÌóãöíÚðÇ Ëõãøó áóÇ ÊõäúÙöÑõæäö (55) Åöäøöí ÊóæóßøóáúÊõ Úóáóì Çááøóåö ÑóÈøöí æóÑóÈøößõãú ãóÇ ãöäú ÏóÇÈøóÉò ÅöáøóÇ åõæó ÂóÎöÐñ ÈöäóÇÕöíóÊöåóÇ Åöäøó ÑóÈøöí Úóáóì ÕöÑóÇØò ãõÓúÊóÞöíãò (56)

"Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Rabbku dan Rabbmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Rabbku di atas jalan yang lurus." (QS. Hud: 54-56)

Allah berfirman mengenai Nabi Syu'aib alaihis salam,

æóãóÇ ÊóæúÝöíÞöí ÅöáøóÇ ÈöÇááøóåö Úóáóíúåö ÊóæóßøóáúÊõ æóÅöáóíúåö ÃõäöíÈõ

"Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali." (QS. Hud: 88)

Allah berfirman mengenai Nabinya –Muhammad- 'alaihish sholaatu was salaam,

Þõáö ÇÏúÚõæÇ ÔõÑóßóÇÁóßõãú Ëõãøó ßöíÏõæäö ÝóáóÇ ÊõäúÙöÑõæäö (195) Åöäøó æóáöíøöíó Çááøóåõ ÇáøóÐöí äóÒøóáó ÇáúßöÊóÇÈó æóåõæó íóÊóæóáøóì ÇáÕøóÇáöÍöíäó (196) æóÇáøóÐöíäó ÊóÏúÚõæäó ãöäú Ïõæäöåö áóÇ íóÓúÊóØöíÚõæäó äóÕúÑóßõãú æóáóÇ ÃóäúÝõÓóåõãú íóäúÕõÑõæäó (197)

"Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)-ku. tanpa memberi tangguh (kepada-ku)". Sesungguhnya Pelindungku ialah yang telah menurunkan Al kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang shaleh. Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri." (QS. Al A'rof: 195-197)

Dari penjelasan di atas, Allah subhanahu wa ta'ala menceritakan mengenai para rasul-Nya yang mulia di mana mereka tidak mendapatkan bahaya dari kaum dan sesembahan kaum mereka. Apa kuncinya? Karena mereka bertawakkal pada Allah. Siapa saja yang bertawakkal pada Allah, pasti Allah akan mencukupinya.

Buah tawakkal yang kedua, buah tawakkal yang lain adalah mendapatkan cinta Allah. Allah Ta'ala berfirman,

Åöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÇáúãõÊóæóßøöáöíäó

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Ali Imron: 159)

Barangsiapa yang benar-benar bertawakkal pada Allah, maka Allah akan mencintainya. Jika Allah telah mencintainya, maka ia akan merasakan kebahagiaan di dunia dan akhirat, ia akan menjadi orang-orang yang dicintai di sisi-Nya dan menjadi wali-Nya.

Buah tawakkal yang ketiga, orang yang bertawakkal akan mudah mengerjakan hal yang bermanfaat tanpa ada rasa takut dan gentar kecuali pada Allah. Contohnya, orang yang berjihad di medan perang melawan orang-orang kafir, mereka melakukan hal ini karena mereka tawakkal pada Allah. Usaha mereka dengan tawakkal inilah yang mendatangkan keberanian dan kekuatan saat itu. Musuh-musuh dan kesulitan di hadapan mereka dianggap ringan berkat tawakkal. Mereka akhirnya jika toh mati, akan merasakan mati di jalan Allah. Merekalah yang mendapatkan syahid di jalan Allah. Ini semua karena sebab tawakkal.

Buah tawakkal yang keempat, seseorang akan bersemangat dalam mencari rizki, mencari ilmu dan melakukan segala sesuatu yang bermanfaat. Itulah yang namanya orang yang bertawakkal, ia punya semangat dalam melakukan hal-hal bermanfaat semacam ini. Karena ia tahu bahwa Allah akan bersama dan menolong setiap orang yang bertawakkal. Akhirnya ia pun bersamangat ketika dalam perkara agama dan dunianya yang bermanfaat, ia jadinya tidak bermalas-malasan.

Kita dapat menyaksikan bahwa para sahabat radhiyallahu 'anhum, merekalah orang yang paling bersemangat. Mereka benar-benar merealisasikan tawakkal pada Allah. Sampai-sampai karena sifat ini yang mereka miliki, mereka bisa menaklukan berbagai negeri di ujung timur dan barat melalui jihad mereka. Mereka pun membuka hati melalui dakwah mereka di jalan Allah. Ini semua bisa terwujud karena mereka benar-benar merealisasikan tawakkal pada Allah.

Allah Ta'ala berfirman,

íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ãóäú íóÑúÊóÏøó ãöäúßõãú Úóäú Ïöíäöåö ÝóÓóæúÝó íóÃúÊöí Çááøóåõ ÈöÞóæúãò íõÍöÈøõåõãú æóíõÍöÈøõæäóåõ ÃóÐöáøóÉò Úóáóì ÇáúãõÄúãöäöíäó ÃóÚöÒøóÉò Úóáóì ÇáúßóÇÝöÑöíäó íõÌóÇåöÏõæäó Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö æóáóÇ íóÎóÇÝõæäó áóæúãóÉó áóÇÆöãò Ðóáößó ÝóÖúáõ Çááøóåö íõÄúÊöíåö ãóäú íóÔóÇÁõ æóÇááøóåõ æóÇÓöÚñ Úóáöíãñ

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui." (QS. Al Maidah: 54). Mereka sama sekali tidak takut pada celaan orang yang mencela ketika mereka berjuang di jalan Allah. Bisa demikian karena mereka benar-benar merealisasikan tawakkal pada Allah. Mereka benar-benar menyandarkan dirinya pada Allah dan mereka tidak berpaling pada yang lain, baik ketika itu manusia ridho atau pun tidak. Yang senantiasa mereka cari adalah ridho Allah. Dalam hadits disebutkan,

ãä ÇáÊãÓ ÑÖÇ Çááå ÈÓÎØ ÇáäÇÓ ÑÖí Çááå Úäå æÃÑÖì Úäå ÇáäÇÓ ¡ æãä ÇáÊãÓ ÑÖÇ ÇáäÇÓ ÈÓÎØ Çááå ÓÎØ Çááå Úáíå æÃÓÎØ Úáíå ÇáäÇÓ

"Barangsiapa yang mencari ridho Allah dan awalnya manusia murka (tidak suka), maka Allah akan ridho padanya dan membuat manusia pun akan ridho padanya. Sedangkan barangsiapa yang mencari ridho manusia dan membuat Allah murka, maka Allah akan murka padanya dan akan membuat manusia pun murka."[1]<http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/3316-buah-dari-tawakkal.html#_ftn1>

Bersandar pada Allah dan tawakkal pada-Nya serta menyerahkan segala urusan pada Allah Ta'ala, itulah yang menjadi asas tauhid, asas amal dan asas kebaikan. Bahkan Allah menjadi tawakkal ini syarat keimanan. Allah Ta'ala berfirman,

æóÚóáóì Çááøóåö ÝóÊóæóßøóáõæÇ Åöäú ßõäúÊõãú ãõÄúãöäöíäó

"Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (QS. Al Maidah: 23)

Pelajaran Penting

Ada pelajaran penting yang mesti diperhatikan dalam memahami arti tawakkal. Tawakkal harus terkumpul dalamnya dua syarat yaitu: (1) menyandarkan hati pada Allah, dan (2) melakukan usaha (sebab). Sehingga tidak benar jika orang hanya berusaha namun tidak menyandarkan hatinya pada Allah karena segala sesuatu di tangan Allah. Dan tidak tepat pula jika seseorang hanya bersandar pada Allah, namun tidak ada usaha yang ia lakukan.

Ada sebuah kisah yang bisa jadi pelajaran. 'Umar bin Khottob pernah melihat sekelompok orang yang ngaku-ngaku sebagai orang yang bertawakkal, namun mereka tidak melakukan usaha apa-apa. 'Umar bertanya pada mereka, "Siapa kalian?" "Kami adalah mutawakkiluun, orang yang bertawakkal", jawab mereka. 'Umar lantas menjawab, "Tidak. Kalian adalah muta-akkalun (artinya, orang yang hanya menanti diberi makan)." Yaitu mereka itu sebenarnya hanyalah orang yang hanya butuh pada uluran tangan orang lain dan bukan orang yang bertawakkal. Karena orang yang bertawakkal harusnya melakukan usaha.

'Umar bin Al Khottob pun pernah mengatakan,

áÞÏ ÚáãÊã Ãä ÇáÓãÇÁ áÇ ÊãØÑ ÐåÈÇ æáÇ ÝÖÉ

"Kalian telah mengetahui bahwa langit sama sekali tidak menurunkan hujan emas atau hujan perak." Ini beliau katakan untuk mengingkari orang yang hanya duduk untuk ibadah namun tidak punya untuk meraih rizki. Mereka sebenarnya orang-orang pemalas yang butuh ularan tangan orang lain. Lantas 'Umar pun menghardik mereka. Lalu mengatakan perkataan di atas.

Demikian penjelasan singkat mengenai buah tawakkal yang kami sarikan dari penjelasan Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhohullah (Ulama besar di Kerajaan Saudi Arabia, Riyadh) dalam kumpulan risalahnya.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Reference: Majmu'atu Rosail Da'wiyyah wa Manhajiyyah, Syaikh Sholeh Al Fauzan, hal. 270, 280-283, terbitan Al Mirots An Nabawi.

Riyadh KSA, 11 Shafar 1432 H (15/01/2011)

www.rumaysho.com<http://www.rumaysho.com/>

Muhammad Abduh Tuasikal

________________________________

[1]<http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/3316-buah-dari-tawakkal.html#_ftnref1> HR. Tirmidzi no. 2414, Ibnu Hibban 1/510, dari hadits 'Aisyah. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih.

***** This message may contain confidential and/or privileged information. If you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any information herein. If you have received this communication in error, please notify us immediately by responding to this email and then delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt. *****


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: