Jumat, 28 September 2012

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3645

1 New Message

Digest #3645
1
Sharing: Tentang Bias by "siti nurasiah" asia_bidakara

Message

Thu Sep 27, 2012 10:54 pm (PDT) . Posted by:

"siti nurasiah" asia_bidakara

Selamat siang rekan semua,

Semoga Allah selalu menganugerahkan rahmat-Nya untuk kita semua. Amin.

Mohon ijin sharing catatan. Ini tentang bias, yang biasanya dilatarbelakangi oleh unsur agama, status sosial, orientasi
politik, etnik, kewarganegaraan, pendidikan, pengalaman pribadi, yang 
seringkali menghasilkan penafsiran kebenaran yang berbeda-beda.

 

Pro dan kontra, sikap mendukung atau menolak atas peristiwa yang terjadi di tanah air adalah ciri bahwa kita memiliki bias.

 

Kata-kata
di atas, saya kutip dari sebuah sesi kelas menulis narasi yang diadakan
oleh Pantau, yang dikatakan oleh Andreas Harsono. Obyektifitas ini
penting, karena disadari atau tidak ia terpengaruh oleh sikap kita,
sikap yang beragam karena bias berbagai hal tadi.

 

Penulis
khsususnya, penting menyadari hal ini, karena siapapapun yang menulis
adalah praktisi jurnalisme, dan wajib menjunjung tinggi kaidah-kaidah
jurnalisme itu.

 

Sikap itulah yang kemudian mempengaruhi tulisan—kepada siapa mereka berpihak. Apa buktinya?

 

Pengajar
memperlihatkan poin-poin yang ada dalam buku Sembilan Elemen Jurnalisme
karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Di sana ada pertanyaan-pertanyaan
yang kontroversi seperti keinginan
rakyat Aceh yang ingin merdeka, sikap pendatang terhadap keinginan
Papua Merdeka, makna kebanggaan terhadap Permesta di Minahasa, isu
Islamisasi di Timor, Flores dan Ambon, juga isu Kristenisasai di Jawa,
dan mengenai siapa yang disembelih olah Nabi Ibrahim?

 

Beragam
pendapat segera terjadi, pro dan kontra. Untuk jawaban pertanyaan akhir
itu jelas, versi  yang muslim berbeda dengan yang non muslim.

 

Semua
orang bisa memiliki pendapat, tetapi bagaimana seorang penulis
mengatasi biasnya? Apakah penulis bisa obyektif? Tentu jawabnya tidak.

 

Dijelaskan
di kelas ini, pemilihan sudut pandang, diksi, narasumber dan kutipan,
adalah bagian dari bias. Lalu apa yang membuat tulisan kita dipercaya
oleh masyarakat?

 

Tentu, siapa yang lebih menjaga mutu dan tidak
ngawur, dialah yang akan mendapat kepercayaan di masyarakat. Kesadaran
bahwa kita tidak bisa obyektif, mewajibkan kita untuk proporsional dan
tidak
menjadi rasis atau sektarian.

 

 

Apakah berita sama dengan kebenaran?

Salah
satu tugas wartawan adalah memberitakan kebenaran. Tapi itu pun perlu
dipertanyakan,  buat siapa kebenaran itu? Menurut orang Batak-kah? orang
Aceh-kah? Jawabnya bisa iya, bisa tidak.

 

Apakah akurat sudah pasti benar? Bisa iya, bisa tidak. Karena dalam hal ini, bukan sekedar akurat, tapi juga konteks.

 

Di
sini, pengajar juga menjelaskan bahwa kebenaran bukan merupakan debat
filsafat yang tak berujung, melainkan kebenaran fungsional -- orang
butuh informasi lalu lintas agar bisa mengambil rute yang lancer; polisi
melacak dan menangkap tersangka untuk disidik dan dikembangkan; atau
hakim keputusan-keputusan hakim yang bisa digugat dan dipraperadilankan.
Semua dilakukan berdasarkan kebenaran fungsional. Bukan kebenaran dalam
tataran filosofis. Kebenaran itu dibentuk hari demi hari, lapis
demi lapis, tetes demi tetes hingga terbentuk bangunan kebenaran yang
lebih lengkap dan lebih besar. Kebenaran ini bisa senantiasa direvisi
layaknya ilmu pengetahuan, sejarah, dsb.

 

ini baru soal bias, dan
belum sampai pada soal fairness agar seimbang. Juga tentang seimbang
yang tak selalu memiliki nilai adil.

 

Kaya sekali
diskusi-diskusi di kelas ini, ditambah dengan pembahasan karya-karya
menarik dan klasik nonfiksi Joseph Mitchell, Truman Capote, John Hersey,
Gay Talese dan Ryszard Kapuscinski dan lain-lainnya.

 

Kursus
diadakan sebanyak 18 sesi dengan frekuensi pertemuan mingguan, setiap
Rabu malam pukul 19.00-21.00. Ini sengaja dibuat agar peserta punya
waktu mengendapkan materi belajar, membaca dan mengerjakan tugas.  Kelas
ditekankan pada banyak latihan. Tugas akhir setiap peserta menulis
sebuah narasi sekitar 5.000 kata.

 

Informasi, hubungi ke sini…

 

Informasi hubungi:

Siti
Nurrofiqoh

Program Officer

P a n t a u

Jl. Raya Kebayoran Lama

No 18 CD Jakarta Selatan 12220

Telp/Fax. 021 722-1031/021- 7221055

Website. www.pantau.or.id

Mobile. 0813 82 460 455

http://sitinurrofiqoh.blogspot.com

Tidak ada komentar: