Kamis, 27 September 2012

[daarut-tauhiid] firasat muslimah

 

Firasat Muallaf

Tidak lama berselang sepulang dari menempuh pendidikan di sebuah pesantren,
Yushar (nama samaran) berkenalan dengan seorang gadis dan kemudian ia jatuh
cinta kepada Maria (nama samaran) gadis itu yang beragama kristen. Demi
cintanya Maria pun melepaskan agamanya dan masuk agama Islam. Kemudian
mereka menikah dan dikaruniai seorang anak.

Ada keinginan dalam diri Yushar untuk mengetahui Islam lebih dalam, bukan
sekedar tulisan tapi makna di balik tulisan. Yushar pun pergi ke rumah
seorang kiai dan mengutarakan keinginannya untuk belajar kepada beliau
tentang Islam lebih dalam.

Awalnya pak kiai ini menolak, namun Yushar tetap memaksa. Akhirnya kiai ini
pun mengiyakan permintaan Yushar dan pengajian ini dilaksanakan di rumah
Yushar. Seminggu sekali atau terkadang dua kali pak kiai ini ke rumah
Yushar memberikan uraian tentang makna ayat-ayat al-qur'an dan hadits
berikut penerapannya dalam kehidupan dan tanpa diketahui pak kiai dan
Yushar, ternyata Maria, istri Yushar mendengarkan dan menyimak apa-apa yang
disampaikan pak kiai kepada Yushar.

Empat bulan kemudian, ketika Maria menunaikan shalat Maghrib. Setelah
takbiratul ihrom, antara sadar dan tidak, tiba-tiba dia melihat di depan
matanya seorang janda tua (mbah Iyem, tetangga yang rumahnya dekat sawah)
dalam kesusahan dan menahan lapar. Seperti mimpi, namun begitu jelas tampak
di depan mata. Setelah selesai sholat Maria menceritakan apa yang
dialaminya dalam sholat kepada Yushar. Yushar pun tercengang, namun dia
ingin membuktikan apakah yang dilihat Maria itu benar.

Yushar dan Maria bergegas pergi ke rumah janda tua tadi dengan membawa
beras 5 kg dan uang 10 ribu (uang 10 ribu waktu itu senilai beras 15-20
kg). Dan ternyata benar, sesampai di rumah janda tua ini, Yushar dan Maria
menjadi tahu bahwa mulai pagi sampai petang, mbah Iyem belum makan apa-apa
karena memang tidak ada yang dimakan. Apa yang dilihat Maria dalam sholat
bukanlah ilusi, tapi sebuah kenyataan. Yushar tercengang dengan kejadian
yang dialami isterinya. Kemudian Yushar segera pergi menemui pak kiai dan
menceritakan kejadian yang dialami istrinya.

Mendengar cerita itu pak kiai tersenyum dan berkata, "Siapa saja yang
benar-benar melaksanakan ajaran Islam, Allah akan membuka apa-apa yang
tidak diketahui manusia. setinggi apapun ilmu yang kamu miliki kalau hanya
menempat di bibir itu sama saja dengan dongeng. Bahkan ilmu bisa menjadi
penghalang manusia untuk mengenal dan mendekat kepada Allah, karena
sifatnya yang angkuh dan sombong "

Empat hari kemudian, pak kiai pergi ke rumah Yushar. Seperti biasa Maria
menyuguhkan minuman dan makanan ringan. Setelah menyuguhkan minuman, Maria
duduk di dekat suaminya dan bertanya kepada pak kiai, "Maaf pak kiai,
sebelum ke sini, pak kiai tadi ke rumah temannya ya? Rumahnya gedong
menghadap ke barat, pak kiai ke sana ada keperluan soal pekerjaan, apakah
itu benar?" Pak kiai menjawab, "Tepat sekali". Yushar tidak habis pikir
dengan kelebihan yang dimiliki istrinya. "Yang belajar saya, tapi kok
justru istri saya yang bisa?" tanya Yushar kepada pak kiai. Pak kiai
menjawab, "Istrimu itu benar-benar melaksanakan ajaran Islam tanpa
tolah-toleh kiri kanan, sedangkan kamu masih ada bintik-bintik hitam dalam
hati yang belum engkau bersihkan."

Tujuh bulan kemudian, Maria mulai sakit-sakitan, karena dari sebelum
menikah dia mengidap penyakit asma.

Pada suatu hari pak kiai datang ke rumahnya, seperti biasanya Maria minta
izin kepada suaminya untuk bicara empat mata kepada pak kiai, dan Yushar
pun mengiyakan dan masuk kamar. Di ruang tamu hanya ada Maria dan pak kiai.

Maria mulai membuka pembicaraan, "Pak kiai, semalam saya dapat petunjuk
dari Allah, bahwa bulan, tanggal , hari, dan jam sekian hidup saya telah
berakhir, bagaimana menurut Panjenengan dan apa yang harus saya lakukan?"
Pak kiai menjawab, "Iya, petunjuk itu benar, dan gunakan sisa hidup sampean
untuk beribadah lebih semangat untuk menyambut masa depan yang lebih cerah".

Ajalpun tiba, empat jam sebelum kedatangan malaikat maut, Maria pergi ke
pasar, membeli apa-apa yang berkaitan dengan selamatan tahlilan dan tak
lupa membeli kain kafan. setelah sampai di rumah ia menyempatkan
menggendong dan menyusui anaknya yang masih kecil. Kemudian anak tadi
diberikan kepada neneknya dan ia langsung mandi. Setelah mandi dan wudlu
Maria masuk kamar dan shalat sunnah dua rakaat. Setelah selesai shalat ia
berbaring dan kain kafan yang dibelinya tadi ditaruh di sampingnya, ajalpun
datang menjemput, sesuai dengan petunjuk yg ia dapatkan...

Kisah ini terjadi pada tahun 1994, diceritakan oleh salah satu pelaku (pak
kiai yang tidak pernah mau disebut namanya) sekitar 7 tahun yang lalu di
daerah Banyuwangi. Semoga bermanfaat..!!

Sumber: NU Online

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: