Rabu, 21 November 2012

[daarut-tauhiid] Masuk Islamnya Jerry D Gray

Masuk Islamnya Jerry D Gray

<http://img.eramuslim.com/media/2012/11/jerry-dg-gray.jpg>Jerry D Gray,
penulis sejumlah buku laris, ternyata seorang mualaf yang sangat mencintai
Indonesia dengan mengurus naturalisasinya dari warga AS ke WNI, menikah
dengan orang Indonesia dan menetap di Jakarta.

"Bagi saya Indonesia itu ibarat surga. Saya sudah melancong ke banyak
negara dan di sini saya mendapatkan kedamaian bergaul dan berinteraksi
sosial dengan komunitas Muslim terbesar di dunia," ujar Jerry.

Beristrikan seorang perempuan Tasikmalaya dan dikaruniai seorang anak laki,
Jerry menyatakan memiliki banyak kegiatan di Indonesia yang membuat dia
makin betah yaitu memberikan pengajian, berbagi pengalaman dan menulis buku.

Tidak banyak orang yang menyangka Jerry D. Gray, warga AS yang pernah
menjadi prajurit angkatan udara negara adidaya itu, ternyata seorang mualaf
yang tekun beribadah.

Jerry mengatakan, menjalankan ajaran Islam secara kaffah sebagaimana
diajarkan dalam kitab suci Al`Quran. Semua itu baru terlaksana setelah
berproses dalam waktu cukup lama.

Bagi penulis sejumlah buku di antaranya "Deadly Mist", "Demokrasi Barbar
ala AS` dan "Dosa-dosa Media Amerika" itu, ketertarikan terhadap Islam
dimulai justru dari tanah Arab tempat ajaran Islam itu sendiri pertama kali
diturunkan kepada Rasul Allah SWT.

Sebagai AU yang ditugaskan di Arab Saudi, ia melihat betapa khusyuk dan
ikhlasnya orang menjalankan shalat hingga mau meninggalkan segala aktivitas
mereka termasuk berkaitan dengan uang sekalipun.

"Ketika mengalun suara adzan, dipinggir jalan orang pada shalat, karyawan
toko dan mall semua shalat dan barang dibiarkan begitu saja namun tidak ada
yang hilang. Semua melaksanakan shalat dengan khusuk," ujar Jerry, yang
pernah selama 2,5 tahun menjadi wartawan di sebuah TV swasta di Indonesia
itu.

Ia menjadi bingung sekaligus takjub. Setelahnya kesadaran untuk mengenal
ajaran Islam langsung tak tertahankan. Ia melihat cahaya iman justru
setelah melihat orang-orang melaksanakan Shalat.

Jerry mengaku ketika pertama kali memegang kitab suci Al Qur`an badannya
langsung merinding, ketika akan membaca hatinya bergetar dan sejurus
kemudian suara tangis mengiringinya membaca terpatah-patah ayat Al Qur`an.

Setelah hatinya merasa mantap ia kemudian memilih menjadi mualaf di Arab
Saudi. Keislamannya belum serta merta jadi mantap. Ia pertama kali hanya
melaksanakan shalat dua kali dalam seminggu.

"Ketika tertimpa musibah saya bawa shalat, ternyata saya dapatkan
ketenangan dan musibah hilang. Setelah itu saya makin rajin shalat," ujar
Jerry yang kini berisitrikan wanita asal Tasikmalaya Jabar itu.

Kini dalam kesehariannya, Jerry seringkali dimintai pandangan-pandangannya
tentang Islam, demokrasi, dan terorisme. "Islam itu agama rahmatan lil
alamin dan orang Islam bukanlah teroris," ujar ayah satu anak itu.

Bagi mantan wartawan CNBC itu, Indonesia sebagai negara dengan populasi
Islam terbesar di dunia merupakan surga yang ada di dunia. Ia pun kini
tengah mengurus naturalisasi dengan menjadi WNI sebagai ranah perjuangannya
terhadap Islam

saya tidak pernah bertemu Muslim, mendengar suara adzan atau pun melihat
masjid. Meskipun demikian saya berkeyakinan bahwa Yesus bukan anak Tuhan.
Pada usia 12 tahun saya sudah berpikir tentang Tuhan. Umur 14, sudah mulai
malas ke gereja.

Saya malas pergi ke sana karena tempat itu tidak dapat menghilangkan dahaga
saya tentang Tuhan. Saya bosan setiap kali datang selalu disuguhi dengan
banyak ucapan haleluya. Padahal yang saya butuhkan adalah pencerahan siapa
itu Tuhan dan kejelasan misi hidup saya di dunia ini untuk apa.

Saya percaya adanya Tuhan dan mau masuk surganya Tuhan. Tapi dari agama ini
saya mencium something wrong karena saya harus meyakini Yesus sebagai anak
Tuhan. Untung saja nenek di rumah sering banyak cerita tentang Tuhan,
sehingga saya lebih suka mendengarkan nenek. Selama saya belajar agama
kepadanya, ia tidak pernah bilang bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Namun
sebaliknya, di gereja saya selalu disalahkan, karena tidak mau mengakui
Yesus sebagai anak Tuhan.

Kalau Yesus menjadi anak Tuhan, mengapa Musa, Ibrahim dan Adam tidak
menjadi anak Tuhan? Padahal, kalau mau, justru Adamlah yang paling berhak
menjadi anak Tuhan karena dia tidak punya ibu dan bapak. Keyakinan saya
bertambah setelah membaca kisah Musa yang memaksa ingin melihat Tuhan. Musa
akhirnya dibolehkan melihat sedikit cahaya Tuhan dari gunung granit yang
sangat gelap. Baru saja merefleksikan sedikit cahaya Tuhan, langsung gunung
itu goyang-goyang dan sangat menyilaukan, Musa pun pingsan. Berdasarkan
kisah itu, kalau benar Yesus anak Tuhan, pasti orang yang melihat Yesus
bakal mati atau pingsan. Ini kan tidak, berarti Yesus bukanlah anak Tuhan.

Saya selalu berdoa agar saya diberi petunjuk yang benar tentang Tuhan. Usai
mengikuti wajib militer di angkatan udara, saya ditawari menjadi
maintenance pesawat pribadi Raja Fadh di Jeddah, Arab Saudi. Saya tolak
karena saya takut dibunuh orang Islam. Lebih baik saya menganggur.

Saya tinggal di dalam mobil di ujung satu dermaga di Hawaii. Setiap hari
mancing. Bila dapat ikan, saya makan, bila tidak saya kelaparan. Paling
hanya minum dari kran air putih yang ada di situ. Enam bulan begitu terus.
Pernah tiga hari berturut-turut saya tidak makan sama sekali, hanya minum
saja karena tidak dapat ikan. Tapi saya tidak mau bunuh diri. Saya
menangis, memohon, agar Tuhan memberikan jalan keluar.

Namun tawaran tersebut datang lagi. Saya mengira Tuhan telah marah kepada
saya. Karena saya tidak mendapatkan pekerjaan lain, malah disuruh ke Arab.
Akhirnya teman memberikan saran kepada saya untuk menerima tawaran itu.
Saya pun berangkat ke sana.

Di Jeddah saya melihat kejadian-kejadian yang sangat luar biasa, yang
sangat berbeda dengan bayangan saya sebelumnya. Ternyata orang Islam begitu
taat kepada Tuhannya dan baik kepada saya. Ketika mendengar adzan mereka
langsung meninggalkan aktivitasnya untuk segera shalat.

Begitu juga ketika saya ke toko emas. Saya dengar adzan. Pintu toko emas
terbuka. Padahal di toko tersebut tidak ada orang. Siapa pun yang berniat
mencuri emas, akan sangat mudah mengambilnya. Tapi kok ini dibiarkan, Saya
berdiri saja di depan toko itu menunggu penjual emas muncul. Setelah adzan,
jalanan mendadak sepi dari lalu lalang manusia. Penjaga keamanan tidak ada.
Paling sekali-kali saya melihat polisi menegur beberapa orang yang sedang
lewat untuk segera shalat.

Tak lama kemudian, pemilik toko itu datang dan berkata "Mengapa tidak
masuk?" Saya jawab, "Tidak mau". "Kenapa tidak mau?" tanyanya. "Saya takut
disangka maling, nanti tangan saya dipotong," jawab saya karena setahu saya
orang yang mencuri tangannya akan dipotong. Biasanya orang bule yang datang
ke Jeddah diundang untuk menyaksikan pemotongan tangan bagi pencuri setiap
Jum'at siang.

"Masuk saja, karena semua ini adalah Allah yang punya, bukan punya saya,"
kata pemilik toko itu. "Apa pun, kamu perlu, ambil! Mungkin kamu lebih
membutuhkan itu daripada saya?" lanjutnya. Ia mengatakan bahwa semua itu
milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

Saya terharu dan mau menangis mendengar ucapan yang tulus itu. Saya sangat
ingin punya iman seperti itu. Dengar adzan dia shalat. Orang mau mengambil
atau tidak mengambil hartanya, dia tidak ada masalah, yang penting ketika
Allah menyuruh shalat dia berangkat shalat dan semua hartanya itu dia
pasrahkan kepada Allah.

Peristiwa itu membuat saya jadi tertarik untuk mengetahui agama Islam lebih
lanjut. Saya jadi banyak diskusi tentang Islam. Termasuk dengan Ahmad,
salah seorang anggota Angkatan Udara Arab Saudi. Saya diberinya Alquran
dengan terjemah bahasa Inggris.

Ia tunjukkan ayat yang menyatakan Isa anak Maryam adalah hamba dan utusan
Allah, bukan anak Allah. Ahmad menyebut Isa itu adalah nama lain dari
Yesus, sedangkan Maryam sebutan lain dari Bunda Maria. Kurang lebih tiga
ayat saya baca. Saya tidak kuat lagi meneruskan membacanya, karena saya mau
menangis. Saya tidak mau menangis di depan orang. Saya sangat yakin, inilah
jawaban dari Tuhan. Rupanya saya disuruh ke Jeddah itu bukan karena Tuhan
marah, tapi karena Tuhan mengabulkan doa saya.

Kemudian teman Ahmad yang bernama Rosyid, datang ke rumah. Dia memberi
tahu bahwa di salah satu masjid di Jeddah malam itu dimulai lagi sekolah
Islam yang menggunakan bahasa Inggris. "Kalau kamu ingin tahu lebih banyak
tentang Islam datanglah ke masjid tersebut, nanti saya antar," kata Rosyid.
Di sekolah itu terjadilah diskusi. Hati saya berdecak kagum. Luar biasa,
pintar sekali guru ini. Semua yang dia katakan masuk akal. Argumennya
begitu spiritually and lightening.

Dia mengatakan bahwa Tuhan itu satu bukan tiga, semua adalah ciptaan Tuhan
dan bergantung kepada Tuhan. Tuhan tidak beranak tidak pula punya orangtua.
Tidak ada yang dapat menyerupai Tuhan. Serta manusia hidup di dunia ini
untuk mengabdi kepada Tuhan saja. Belum satu jam pun diskusi, sebenarnya
hati saya sudah menerima Islam. Hanya saja saya belum mau menyatakan pada
guru.

Malam itu saya tidak bisa tidur. Terus merenungkan ucapan guru. Akhirnya di
hari ketiga saya putuskan masuk Islam. Saya ucapkan dua kalimat syahadat.
Setelah itu guru berdiri dan cium pipi kanan kiri saya. Guru mengajak semua
orang yang ada di situ antri untuk mencium saya. Saya kaget mendapat
perlakuan itu. Kemudian saya mengerti bahwa itu adalah ungkapan senang luar
biasa dari sesama Muslim.

-Dani Fitriyani-

http://www.eramuslim.com/berita/bincang/masuk-islamnya-jerry-d-gray.htm#.UKzZ-oaWxdI


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: