Sabtu, 02 Agustus 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2158

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (16 Messages)

Messages

1a.

Re: When I don't  want you know me

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Fri Aug 1, 2008 8:29 pm (PDT)

Setiap berhak melakukan apa saja untuk dirinya,
Setiap orang punya perbedaan sifat
Setiap orang punya latar belakang... :D

ini mungkin yang jadi peganganku sekarang ketika bertemu dengan banyak
orang, terlebih seperti dirimu, Lih

Keliatan kok, Galih itu orangnya tertutup...

Aku malah kadang suka bingung sama diri sendiri, jangan-jangan aku
terlalu "open" ya? padahal sih, pengen gitu "tertutup" halah, hehehehe :P
Lagian, open juga hanya sama orang tertentu...
dan alhamdulillah, dengan sikap semangat berbagi, orang-orang di
sekitarku pun mau membagi pengalaman hidupnya, yang sering membuatku
berdecak kagum... :D

Selamat berbagi, Lih
dengan tulisan ini, dirimu sudah membuka diri...
tak selamanya terbuka itu berkesan mengumbar-umbar diri karena
menurutku setiap kita selalu bisa belajar dengan sesama... :)

novi.mode.sotoy.on :P

semangaaaaaaaaaaat

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ketik_galih"
<ketik_galih@...> wrote:
>
> Untuk dapat terbuka merupakan hal yang sangat kaya bagiku. Entahlah,
> bawaan lahir mungkin. Terasa sulit sekali untuk dapat berjabat tangan
> dengan erat terhadap orang lain baik itu secara individu ataupun
> kelompok. Wajar saja jika sampai saat ini tidak ada seorang pun yang
> aku dapat dengan lapang bercerita segala hal tentang hidupku.
> Sebenarnya aku bingung sendiri antara tidak ada dengan tidak mau.
>
> Ada apa dengan diriku? Sampai saat ini aku belum menemukan jawaban
> yang tepat untuk pertanyaan tersebut. Kenapa sangat susah untuk bisa
> lebih terbuka dengan orang lain. Berbeda dengan beberapa teman yang
> dapat dengan mudah ngobrol berjam-jam di ujung telepon untuk berbagi
> cerita, cinta dan pengalaman. Kenapa hal itu menjadi mahal untuk
> diriku?
>
> Aku cenderung diam karena khawatir orang lain akan merasa tidak
> nyaman akan diriku. Aku akan merasa tidak nyaman sekali ketika ada
> orang yang tidak nyaman terhadap diriku. Makanya aku lebih sering
> menarik diri dan berjalan sendiri, bercerita pada diri untuk
> menghibur diri. Saking seringnya tidak terasa kian melekat kebiasaan
> itu dan membuat diriku merasa canggung jika berinteraksi dengan orang-
> orang baru.
>
> Bahkan risih sering menemaniku ketika ada orang yang mencoba
> merangkul pundakku ataupun yang ingin menjadi telinga untuk semua
> ceritaku. Secara otomatis aku akan memasang pagar betis sehingga
> orang-orang tersebut tidak menempati ruangan yang tersedia pada
> diriku. Aku akan bertanya pada diri untuk apa mereka mengenalku.
> Tidak akan ada keajaiban datang jika mengenalku. I am only ordinary
> person. Bahkan jika ada kata yang lebih rendah dari ordinary, ya,
> itulah diriku.
>
> Mungkin diantara teman-temanku ada yang menaruh rasa kesal, marah
> karena ketika menghubungiku via handphone jarang aku respon. Biasanya
> sengaja tidak aku respon jika aku pikir apa yang akan dibicarakannya
> hanya berupa basa-basi biasa saja, apalagi pagi-pagi buta atau
> menjelang larut malam. Bukannya sok selebritis, seperti yang aku
> katakan tadi, aku hanya menjaga agar orang tidak terlalu mengenal
> secara pribadi dengan diriku. Lidahku memang tidak akan
> mengutarakannya namun sikap diamku akan menerangkan bahwa lidah ini
> sedang kelu untuk berbagi cerita.
>
> Apakah sikapku keliru? Aku tidak tahu. Tapi terkadang merasa aman
> saja ketika aku lebih sedikit beriklan tentang diriku dari A sampai
> Z. Semakin sedikit orang mengenalku maka semakin sedikit pula resiko
> menjadi kerikil bagi orang lain.
>
> Silahkan nilai aku sebagai sosok yang sombong, sok, whatever-lah,
> yang jelas aku lebih senang jika layar itu menutupi diriku dan hak
> kalian untuk memberikan penilaian apapun atas sikapku.
>
> Tapi ada hal yang senantiasa aku coba jaga. Meski aku sulit untuk
> membuka diri namun aku akan senantiasa untuk tidak mencuci tangan,
> menutup telinga dan kedua mata ini untuk orang-orang yang aku anggap
> layak di dengar suara hatinya.
>
> Satu hal lagi, aku juga tidak menutup komentar bagi teman-teman yang
> merasa sikapku ini sebagai sebuah pademik layaknya H5N1.
>

1b.

Re: When I don't  want you know me

Posted by: "ketik_galih" ketik_galih@yahoo.co.id   ketik_galih

Fri Aug 1, 2008 9:49 pm (PDT)

Yang marah-marah sapa tuh?
Could you tell me? Biar aku bisa balesin semua sms yang belum
terbalas. Tapi, kalau untuk sms aku selalu usahakan untuk membalas.

Pendamping yang rame?? Boleh juga, memang harus yang seperti itu kali
yak. Amin deh, semoga terkabul.

TFR yak Dyah.

Salam,

Galih
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, dyah zakiati <adzdzaki@...>
wrote:
>
> ^_^ Pantesaaaan, ada yang marah-marah tuh Maz Galih, smsnya tidak
dibalas-balas olehmu. Aku juga sering siiih tidak balas SMS. Tapi
dengan alasan yang berbeda. Hehehehe, biasanya sih karena ndak ada
pulsa. Pernah juga karena HPku terbanting dan keypadnya ndak bisa
terpakai. Alhamdulillah setelah berminggu-minggu aku terpaksa
membalas SMS orang yang pueeentiiing sekali dengan menelepon
langsung, hapeku sembuh sendiri. Bete kali yaaa, dia.
>
> Tapi dekat-dekat ini aku mulai berusaha bales SMS orang lhooo (lagi-
lagi kalau punya pulsa tentunya), karena aku merasakan sendiri
akhirnya betapa aku pernah begitu menanti SMSku dibalas. Dan
penantian itu tuuuh, rasanya tak enaaaak (nah lhoo, biasanya aku cuek
lhooo).
>
> Senangnya membaca tulisan ini, Maz Galih. Dengan begitu bukankah
perlahan dikau mulai membuka dirimu?
>
> Salam
>
> Dyah
>
> PS. Kayaknya dikau Insya Allah akan dapat pendamping yang "rame"
deh. hehehehehe
>
>
>
>
>
> ----- Original Message ----
> From: ketik_galih <ketik_galih@...>
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Sent: Friday, August 1, 2008 10:53:13 PM
> Subject: [sekolah-kehidupan] When I don't want you know me
>
>
> Untuk dapat terbuka merupakan hal yang sangat kaya bagiku.
Entahlah,
> bawaan lahir mungkin. Terasa sulit sekali untuk dapat berjabat
tangan
> dengan erat terhadap orang lain baik itu secara individu ataupun
> kelompok. Wajar saja jika sampai saat ini tidak ada seorang pun
yang
> aku dapat dengan lapang bercerita segala hal tentang hidupku.
> Sebenarnya aku bingung sendiri antara tidak ada dengan tidak mau.
>

1c.

Re: When I don't  want you know me

Posted by: "ketik_galih" ketik_galih@yahoo.co.id   ketik_galih

Fri Aug 1, 2008 9:58 pm (PDT)

Ya, galih juga manusia, sama seperti dikau.
And setuju banget, sometime I don't care what other people think
about me. Sometime lho! (cek juga, bener gak ejaannya)

TFR, Sinta.

Salam,

Galih

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ukhtihazimah"
<ukhtihazimah@...> wrote:
>
> Wew, aq pikir orangnya cuek abis, ternyata perasa jg
> --plis deh sin, namanya jg manusia--
>
> dr tulisan ini, aq jd mikir satu kesimpulan,
> i don't care what u think, cz i luv my life
> -englishnya bnr gk tuh?! hehehe. . . .- dan yg pasti
> lbh menyenangkan memakai telinga daripada mulut
> --jun, bnr gk tuh?--
>
> salam
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com,
> "ketik_galih" <ketik_galih@> wrote:
>

1d.

Re: When I don't want you know me

Posted by: "Andri Pranolo" apranolo@gmail.com   and_pci

Fri Aug 1, 2008 10:32 pm (PDT)

Selamat berbagi, Lih
dengan tulisan ini, dirimu sudah membuka diri...
tak selamanya terbuka itu berkesan mengumbar-umbar diri karena
menurutku setiap kita selalu bisa belajar dengan sesama... :)

Sepakat mbak nov... !.
Makasih ya telah "berbagi"* tentang Mas Galih kepada kami semua.

Ini menjadi pelajaran berharga bagi saya khususnya, untuk bagaimana
bersikap.

Salam,
Apranolo

2008/8/2 novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com>

> Setiap berhak melakukan apa saja untuk dirinya,
> Setiap orang punya perbedaan sifat
> Setiap orang punya latar belakang... :D
>
> ini mungkin yang jadi peganganku sekarang ketika bertemu dengan banyak
> orang, terlebih seperti dirimu, Lih
>
> Keliatan kok, Galih itu orangnya tertutup...
>
> Aku malah kadang suka bingung sama diri sendiri, jangan-jangan aku
> terlalu "open" ya? padahal sih, pengen gitu "tertutup" halah, hehehehe :P
> Lagian, open juga hanya sama orang tertentu...
> dan alhamdulillah, dengan sikap semangat berbagi, orang-orang di
> sekitarku pun mau membagi pengalaman hidupnya, yang sering membuatku
> berdecak kagum... :D
>
> Selamat berbagi, Lih
> dengan tulisan ini, dirimu sudah membuka diri...
> tak selamanya terbuka itu berkesan mengumbar-umbar diri karena
> menurutku setiap kita selalu bisa belajar dengan sesama... :)
>
> novi.mode.sotoy.on :P
>
> semangaaaaaaaaaaat
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> "ketik_galih"
> <ketik_galih@...> wrote:
> >
> > Untuk dapat terbuka merupakan hal yang sangat kaya bagiku. Entahlah,
> > bawaan lahir mungkin. Terasa sulit sekali untuk dapat berjabat tangan
> > dengan erat terhadap orang lain baik itu secara individu ataupun
> > kelompok. Wajar saja jika sampai saat ini tidak ada seorang pun yang
> > aku dapat dengan lapang bercerita segala hal tentang hidupku.
> > Sebenarnya aku bingung sendiri antara tidak ada dengan tidak mau.
> >
> > Ada apa dengan diriku? Sampai saat ini aku belum menemukan jawaban
> > yang tepat untuk pertanyaan tersebut. Kenapa sangat susah untuk bisa
> > lebih terbuka dengan orang lain. Berbeda dengan beberapa teman yang
> > dapat dengan mudah ngobrol berjam-jam di ujung telepon untuk berbagi
> > cerita, cinta dan pengalaman. Kenapa hal itu menjadi mahal untuk
> > diriku?
> >
> > Aku cenderung diam karena khawatir orang lain akan merasa tidak
> > nyaman akan diriku. Aku akan merasa tidak nyaman sekali ketika ada
> > orang yang tidak nyaman terhadap diriku. Makanya aku lebih sering
> > menarik diri dan berjalan sendiri, bercerita pada diri untuk
> > menghibur diri. Saking seringnya tidak terasa kian melekat kebiasaan
> > itu dan membuat diriku merasa canggung jika berinteraksi dengan orang-
> > orang baru.
> >
> > Bahkan risih sering menemaniku ketika ada orang yang mencoba
> > merangkul pundakku ataupun yang ingin menjadi telinga untuk semua
> > ceritaku. Secara otomatis aku akan memasang pagar betis sehingga
> > orang-orang tersebut tidak menempati ruangan yang tersedia pada
> > diriku. Aku akan bertanya pada diri untuk apa mereka mengenalku.
> > Tidak akan ada keajaiban datang jika mengenalku. I am only ordinary
> > person. Bahkan jika ada kata yang lebih rendah dari ordinary, ya,
> > itulah diriku.
> >
> > Mungkin diantara teman-temanku ada yang menaruh rasa kesal, marah
> > karena ketika menghubungiku via handphone jarang aku respon. Biasanya
> > sengaja tidak aku respon jika aku pikir apa yang akan dibicarakannya
> > hanya berupa basa-basi biasa saja, apalagi pagi-pagi buta atau
> > menjelang larut malam. Bukannya sok selebritis, seperti yang aku
> > katakan tadi, aku hanya menjaga agar orang tidak terlalu mengenal
> > secara pribadi dengan diriku. Lidahku memang tidak akan
> > mengutarakannya namun sikap diamku akan menerangkan bahwa lidah ini
> > sedang kelu untuk berbagi cerita.
> >
> > Apakah sikapku keliru? Aku tidak tahu. Tapi terkadang merasa aman
> > saja ketika aku lebih sedikit beriklan tentang diriku dari A sampai
> > Z. Semakin sedikit orang mengenalku maka semakin sedikit pula resiko
> > menjadi kerikil bagi orang lain.
> >
> > Silahkan nilai aku sebagai sosok yang sombong, sok, whatever-lah,
> > yang jelas aku lebih senang jika layar itu menutupi diriku dan hak
> > kalian untuk memberikan penilaian apapun atas sikapku.
> >
> > Tapi ada hal yang senantiasa aku coba jaga. Meski aku sulit untuk
> > membuka diri namun aku akan senantiasa untuk tidak mencuci tangan,
> > menutup telinga dan kedua mata ini untuk orang-orang yang aku anggap
> > layak di dengar suara hatinya.
> >
> > Satu hal lagi, aku juga tidak menutup komentar bagi teman-teman yang
> > merasa sikapku ini sebagai sebuah pademik layaknya H5N1.
> >
>
>
>

--
Andri Pranolo
Gendeng GK IV/953, Yogyakarta 55225
Telp. (+62)274-547015/ (+62)81392554050)
http://apranolo.staff.ugm.ac.id
1e.

Re: When I don't  want you know me

Posted by: "Yon's Revolta" muyasa@gmail.com   freelance_corp

Sat Aug 2, 2008 12:27 am (PDT)

Satu hal lagi, aku juga tidak menutup komentar bagi teman-teman yang
> merasa sikapku ini sebagai sebuah pademik layaknya H5N1.
=========

oh serem, lebih enak B4So S4P1
alias bakso sapi :-P

salam
yr
http://sekolahjurnalis.com

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ketik_galih"
<ketik_galih@...> wrote:
>
> Untuk dapat terbuka merupakan hal yang sangat kaya bagiku. Entahlah,
> bawaan lahir mungkin. Terasa sulit sekali untuk dapat berjabat tangan
> dengan erat terhadap orang lain baik itu secara individu ataupun
> kelompok. Wajar saja jika sampai saat ini tidak ada seorang pun yang
> aku dapat dengan lapang bercerita segala hal tentang hidupku.
> Sebenarnya aku bingung sendiri antara tidak ada dengan tidak mau.
>
> Ada apa dengan diriku? Sampai saat ini aku belum menemukan jawaban
> yang tepat untuk pertanyaan tersebut. Kenapa sangat susah untuk bisa
> lebih terbuka dengan orang lain. Berbeda dengan beberapa teman yang
> dapat dengan mudah ngobrol berjam-jam di ujung telepon untuk berbagi
> cerita, cinta dan pengalaman. Kenapa hal itu menjadi mahal untuk
> diriku?
>
> Aku cenderung diam karena khawatir orang lain akan merasa tidak
> nyaman akan diriku. Aku akan merasa tidak nyaman sekali ketika ada
> orang yang tidak nyaman terhadap diriku. Makanya aku lebih sering
> menarik diri dan berjalan sendiri, bercerita pada diri untuk
> menghibur diri. Saking seringnya tidak terasa kian melekat kebiasaan
> itu dan membuat diriku merasa canggung jika berinteraksi dengan orang-
> orang baru.
>
> Bahkan risih sering menemaniku ketika ada orang yang mencoba
> merangkul pundakku ataupun yang ingin menjadi telinga untuk semua
> ceritaku. Secara otomatis aku akan memasang pagar betis sehingga
> orang-orang tersebut tidak menempati ruangan yang tersedia pada
> diriku. Aku akan bertanya pada diri untuk apa mereka mengenalku.
> Tidak akan ada keajaiban datang jika mengenalku. I am only ordinary
> person. Bahkan jika ada kata yang lebih rendah dari ordinary, ya,
> itulah diriku.
>
> Mungkin diantara teman-temanku ada yang menaruh rasa kesal, marah
> karena ketika menghubungiku via handphone jarang aku respon. Biasanya
> sengaja tidak aku respon jika aku pikir apa yang akan dibicarakannya
> hanya berupa basa-basi biasa saja, apalagi pagi-pagi buta atau
> menjelang larut malam. Bukannya sok selebritis, seperti yang aku
> katakan tadi, aku hanya menjaga agar orang tidak terlalu mengenal
> secara pribadi dengan diriku. Lidahku memang tidak akan
> mengutarakannya namun sikap diamku akan menerangkan bahwa lidah ini
> sedang kelu untuk berbagi cerita.
>
> Apakah sikapku keliru? Aku tidak tahu. Tapi terkadang merasa aman
> saja ketika aku lebih sedikit beriklan tentang diriku dari A sampai
> Z. Semakin sedikit orang mengenalku maka semakin sedikit pula resiko
> menjadi kerikil bagi orang lain.
>
> Silahkan nilai aku sebagai sosok yang sombong, sok, whatever-lah,
> yang jelas aku lebih senang jika layar itu menutupi diriku dan hak
> kalian untuk memberikan penilaian apapun atas sikapku.
>
> Tapi ada hal yang senantiasa aku coba jaga. Meski aku sulit untuk
> membuka diri namun aku akan senantiasa untuk tidak mencuci tangan,
> menutup telinga dan kedua mata ini untuk orang-orang yang aku anggap
> layak di dengar suara hatinya.
>
> Satu hal lagi, aku juga tidak menutup komentar bagi teman-teman yang
> merasa sikapku ini sebagai sebuah pademik layaknya H5N1.
>

1f.

Re: When I don't  want you know me

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Sat Aug 2, 2008 3:55 am (PDT)

ass wr wb,
mas galih,
saya pikir, banyak orang kok yg spt dirimu.
pernah kan denger komen "ah, dia mah karena baru kenal aja diem. kalo
dah deket juga rame, kok"
dlm teori komunikasi sendiri, perkembangan hubungan interpersonal
sdiri punya banyak tahapan.
yg menurut saya--diterjemahkan secara unik oleh setiap pribadi.

anyway, spt mbak dyah bilang,
dgn menuliskan ini,
berarti kamu sudah melewati 1 tahap utk lebih terbuka.
congrats.

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, dyah zakiati <adzdzaki@...>
wrote:
>
> ^_^ Pantesaaaan, ada yang marah-marah tuh Maz Galih, smsnya tidak
dibalas-balas olehmu. Aku juga sering siiih tidak balas SMS. Tapi
dengan alasan yang berbeda. Hehehehe, biasanya sih karena ndak ada
pulsa. Pernah juga karena HPku terbanting dan keypadnya ndak bisa
terpakai. Alhamdulillah setelah berminggu-minggu aku terpaksa membalas
SMS orang yang pueeentiiing sekali dengan menelepon langsung, hapeku
sembuh sendiri. Bete kali yaaa, dia.
>
> Tapi dekat-dekat ini aku mulai berusaha bales SMS orang lhooo
(lagi-lagi kalau punya pulsa tentunya), karena aku merasakan sendiri
akhirnya betapa aku pernah begitu menanti SMSku dibalas. Dan penantian
itu tuuuh, rasanya tak enaaaak (nah lhoo, biasanya aku cuek lhooo).
>
> Senangnya membaca tulisan ini, Maz Galih. Dengan begitu bukankah
perlahan dikau mulai membuka dirimu?
>
> Salam
>
> Dyah
>
> PS. Kayaknya dikau Insya Allah akan dapat pendamping yang "rame"
deh. hehehehehe
>
>
>
>
>
> ----- Original Message ----
> From: ketik_galih <ketik_galih@...>
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Sent: Friday, August 1, 2008 10:53:13 PM
> Subject: [sekolah-kehidupan] When I don't want you know me
>
>
> Untuk dapat terbuka merupakan hal yang sangat kaya bagiku. Entahlah,
> bawaan lahir mungkin. Terasa sulit sekali untuk dapat berjabat tangan
> dengan erat terhadap orang lain baik itu secara individu ataupun
> kelompok. Wajar saja jika sampai saat ini tidak ada seorang pun yang
> aku dapat dengan lapang bercerita segala hal tentang hidupku.
> Sebenarnya aku bingung sendiri antara tidak ada dengan tidak mau.
>

2a.

Re: [Kenangan] Kenakalan "Kecil"-ku

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Fri Aug 1, 2008 9:23 pm (PDT)

ya ampuuuuuuuuuuuuuuuuun
bandel banget mas andri...

ckckckckckc....

jadi ingat masa kecil, tapi aku ga bandel, cuma doang, hehehe,
cuma sesekali manjat pagar, nangkring di atas pagar, manjat pohon
sampai rok sekolah robek :D, bermaksud membuang kertas ulangan yang
nilainya lima. ga bandel, kan ya :D

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Andri Pranolo"
<apranolo@...> wrote:
>
> *Kenakalan "Kecil"-ku*
> Oleh: Apranolo
>
> Setelah sekian lama di tempat rantau, aku tiba di kampung halaman
tempat aku
> tumbuh menjadi dewasa. Tidak begitu banyak perubahan. Hanya saja aku
melihat
> kerusakan jalan yang cukup parah, dilengkapi dengan debu-debu
beterbangan
> akibat kemarau yang cukup panjang. Bangunan rumah-rumah baru
bermunculan,
> bahkan dikuburan yang dulu dianggap angker, sekarang sudah berdiri
beberapa
> rumah diatasnya. Entah kemana sisa-sisa tulang manusia di kuburan itu
> dipindahkan.
>
> Aku ayunkan kaki kembali menelusuri jejak-jejak "kecil"-ku. Setiap
tempat
> yang aku kunjungi, mengingatkan pada masa kecil dulu. Aku kecil yang
lucu,
> menggemaskan, "pendiem", dan katanya "nakal". Entahlah, tapi sekarang
> kebanyakan mengatakan aku baik (ups…!. narsisme.com).
>
> #1#
> Madrasah Diniyah (setingkat TK) tempat setiap sore aku belajar membaca
> Al-Quran, mengaji, wudhu, sholat, belajar kesenian rebana, dan belajar
> banyak tentang ilmu agama adalah salah satu tempat yang cukup banyak
> memberikan kesan bagiku.
>
> Saat memasuki area Madrasah, pandanganku tertuju ke arah ruang
kosong yang
> sebelumnya tepat berdiri sebuah panggung kesenian. Itulah tempat
pertama aku
> mendapatkan sebuah hadiah piala dari perlombaan menuliskan kaligrafi
lafadz
> basmallah. Dulu disebelah utara sekolah ada gundukan tanah, saat ini
sudah
> rapih dan rata dengan tanah. Padahal gundukan tanah itu tempat
persembunyian
> awal ketika aku kabur dari Sekolah hanya sekedar untuk bermain Sepak
Bola,
> Layang-layang, dan atau malas masuk kelas.
> Suatu waktu di ruang kelas saat pelajaran berlangsung, saking kesalnya
> akibat ulahku. Guru melempar sebuah penghapus dari kain yang banyak
> sisa-sisa hapusan kapur tulis mengenai kepalaku. Sisa kapur sebagian
masuk
> ke mataku. Aku menangis tersedu. Sontak saja Guruku kaget, berusaha
mencoba
> menenangkan, dan mengucapkan maaf atas apa yang telah diperbuatnya. Aku
> "dilarikan" ke sumur timba yang berada tepat di selatan sekolah. Aku
> disuruh membasuh muka. Mengenangnya saat ini membuatku tersenyum, begitu
> nakalnya kali ya aku..!.
>
> #2#
> Sekitar 800 meter sebelah selatan rumah ada sebuah Bendungan Sungai.
Warga
> kampung menamai tempat itu dengan "Lebak". Kakek, Nenek, dan ibu selalu
> melarang untuk pergi ke tempat ini, tetapi tetap saja
sembunyi-sembunyi aku
> pergi. Walupun tidak pandai berenang dan bendungan itu cukup tinggi
untuk
> anak seusiaku. Aku berani loncat dari bendungan ke sungai di
bawahnya. Entah
> kekutan dan keberanian darimana sehingga aku dapat melakukanya.
>
> Di bendungan sungai itu, aku sering ikut memandikan domba-domba
peliharaan
> tetangga. Walapun keluargaku selalu mengatakan "jangan An, nanti badanmu
> gatal". Sering saja aku melakukannya tanpa sepengetahuan mereka.
> Menyenangkan sekali rasanya menunggangi domba-domba itu saat
memandikannya.
> Tandukan mereka yang kadang-kadang mendarat ditubuhku, tidak sama sekali
> membuat aku jera.
>
> #3#
> Selokan setinggi sekitar 3 meter di timur bendungan, menjadi sebuah
kenangan
> "pahit". Dulu aku terjerembab masuk kedalamnya. Tidak ada tangis, yang
> muncul di benak hanya rasa takut kena marah kakek, nenek, dan ibu di
rumah
> karena tidak mengindahkan larangannya. Aku pulang dengan punggung terasa
> perih. Mengendap masuk ke rumah dan langsung menuju kamar mandi.
> Membersihkan badan dari kotoran yang melekat di tubuh.
>
> Setelah mengganti pakaian, aku begegas menuju rumah kakak sepupu yang
> bersebelahan dengan rumahku untuk meminta "Obat Merah". Sempat kakak
> bertanya "untuk apa Obat Merah, awas ya jangan buat maen-maen.!". Untuk
> menyembunyikan apa yang telah terjadi, aku menjawab "untuk borok
saya ini
> "teh".!". Cukup alasan itu tidak membuat kakak curiga, karena ketika
kecil
> aku mempunyai beberapa borok dibagian kakiku.
>
> Walaupun sulit, aku berusaha mengobati perih punggungku. Entah
darimana ibu
> dapat informasi bahwa aku jatuh. Tiba-tiba saja Ia masuk kamar, dan
> menanyakan keadaanku. "Punggung Aan perih bu", aku mengadu. Melihat
> punggungku, ibu menangis. Obat merah ditanganku diambilnya. Sambil
> mengobati, terus saja ibu menasehati aku. Tak kuasa, aku ikut menangis.
> Mengenangnya saat ini membuatku tersenyum, begitu lucunya kali ya aku.
>
> #4#
> Di Selatan bendungan ada Gua , tempat aku dan beberapa teman
menjadikannya
> sebagai Markaz. Saat ini, gua itu terlihat begitu kecil. Bukan
guanya yang
> mengecil, yang pasti aku sekarang telah tumbuh. Dulu gua itu cukup untuk
> bersembunyi kami berempat.
>
> Kami pernah bersembunyi di gua ini dari kejaran Pak Tani, karena
mengambil
> (mencuri pentj.) mentimun yang ditanamnya. Sambil mengacungkan sebilah
> golok, kami dikejar. "Awas ya kalian, kalo ku tangkap, aku bunuh
kalian",
> kira-kira demikian ancaman Pak Tani sambil berlari mengejar. Kami lari
> terbirit, mentimun yang sudah ditangan aku lempar. Kemudian kami masuk
> bersembunyi ke dalam Gua Kecil itu. Sama sekali kami tidak berani
keluar.
> Entah berapa lama bersembunyi di sana. Karena hari mulai gelap
terpaksa kami
> keluar, karena merasa takut kalau sampai malam maish berada di gua itu.
> Kejadian yang membuat aku jera. Mengenangnya saat ini membuatku
tersenyum,
> begitu berani dan penakutnya ya aku…!
>
> #5#
> Wajah warung pinggir jalan itu sangat terlihat tua dan rapuh. Walaupun
> pemiliknya sudah berusaha menghiasnya dengan cat tembok yang putih.
Lengkung
> tiang dan gentingnya tetap saja menandakan bahwa usianya telah tua.
> Melihatnya, mengingatkan aku pada ketepel kesayanganku. Bersama
teman-teman
> sepermainan, aku berlomba menembakkan peluru ketepel sejauh-jauhnya ke
> seberang jalan umum di depan warung.
>
> Satu persatu diantara kami melesatkan peluru ketepel dari batu
kerikil yang
> kami peroleh dari pinggi jalan. Tiba giliranku untuk menembak. Tanpa
melihat
> kiri-kanan yang melintasi jalan, dengan yakin aku tembakkan peluru
ketepel.
> Terperanjat sekonyong-konyong ketika tembakanku mengenai tukang
becak yang
> kebetulan tepat melintas di depanku. "goblok siah heh…!" teriak
tukang becak
> mengeluarkan kekesalannya sambil menghentikan becaknya. Kami
langsung kabur,
> lari terpencar. Mengenangnya saat ini membuatku tersenyum, begitu
> sembrono-nya ya aku.
>
> #6#
> Pisau termasuk salah satu barang yang sering aku gunakana untuk bermain.
> Barangkali karena dengannya aku dapat berkreativitas, diantaranya
membuat
> mainan. Diantara mainan yang pernah kubuat adalah senapan yang
terbuat dari
> Batang daun pisang, dan mobil-mobilan. Namun sayang, pisau juga
sering aku
> gunakan untuk mengancam orang. Apalagi kalau ada pertemuan di rumah
seperti
> pengajian tasyakuran atau acara lain yang dihadiri juga oleh anak-anak
> seusiaku. Pisau ditangan selalu aku jadikan "kekuatan" seolah aku paling
> jago dengannya.
>
> Suatu ketika, kakak sepupuku mengolok-olok dan pisau berada dalam
> genggamanku. Aku sempat memperingatkannya, tapi terus saja ia
mengolok-olok
> aku. Pisau aku lempar kearahnya dan mengenai keningnya. Sampai sekarang
> bekas lemparan itu masih nampak, walau tidak begitu jelas. Seolah
menjadi
> saksi, bahwa aku kecil dulu memang nakal kali ya… Mengingatnya saat ini,
> selalu saja membatku tersenyum.
>
> #EoF#
> Masih banyak kenangan dan kenakalan "kecil"ku dulu. Di kejar
tetangga karena
> bermain petasan, mengambil tanah liat dari pabrik genting di dekat
rumah,
> memukul teman SD ku sampai ambruk, dan kalau diingat-ingat ternyata
masih
> banyak kenakalan-kenakalan "kecil"-ku yang membuatku tersenyum.
>
> Saat ini, dengan mengenang dan mengingatnya menjadikan pelajaran
tersendiri
> bagiku bagaimana bersikap terhadap anak-anak. Dan itu …… membuat aku
> tersenyum.
> Setiap langkah dan tahap hidup dalam kehidupan ini, pasti akan tersimpan
> hikmah dan pengalaman di dalamnya. Siapapun dia, sekecil apapun dia,
> sedewasa apapun dia, setua apapun dia.
>
> Selamat belajar..!
>
> Tegal Pilar, 28 Juli 2008
>
> NB: Lihat Foto Kecilku di http://apranolo.staff.ugm.ac.id lucu gak..?
>
> --
> Andri Pranolo
> Gendeng GK IV/953, Yogyakarta 55225
> Telp. (+62)274-547015/ (+62)81392554050)
> http://apranolo.staff.ugm.ac.id
>

2b.

Re: [sekolah-kehidupan] Re: [Kenangan] Kenakalan "Kecil"-ku

Posted by: "Andri Pranolo" apranolo@gmail.com   and_pci

Fri Aug 1, 2008 10:08 pm (PDT)

*@Mbak Ugik

*Apa kabar mbak Ugik?. Masih di bandung mbak.?.
*
'Pengembara Bersepeda'. *Sama mbak, kecil saya dulu juga sering sekali
sepeda-sepeda jauh.
Saya dan sepeda pernah diangkut naek Kendaraan umum GRATIS mbak, karena
tidak bawa uang.. he...2x.
Ban Depan saya pernah meleok, karena dari "ketinggian tanjakan" saya
meluncur sedangkan rem blong.. Gubrak.. dihentikan karena menabrak Pos
Satpam yang ada di pinggir jalan.
Kalo pengembara Bersepedanya sampai sekarang masih menjadi hobi saya mbak.
Ke tempat kerja, kuliah, dll saya masih bersepeda. Sampai pernah siswa saya
menanyakan "Kok Pak Andri Pake Sepeda.?."...
Setelah pemberlakuan kawasan kampus Pusat UGM bebas kendaraan bermotor, saya
juga sering ketemu Pak Rektor, Pembantu Rektor, dan beberapa pejabat ngontel
mbak..

Ngontel sehat mbak... Nyok Ngontel bareng yuuukkkk .!

~~Lho kok jadi ngelantur kemana mana...!~~

Kalo masalah tonjok menonjok... inget cerita *Mbak Asma* *S* (halo mbak
asma..!) dia juga sering nonjok lelaki, bahkan pernah mukul preman pake
sendal bakiak.. ha. ha.. ha... Cocok kayaknya Mbak Ugik dan Mbak Asma masuk
ke dalam kategori "Perempuan Jagoan", atau jangan-jangan ntar suaminya masuk
kategori "SSTI"..hehehehe....... kidding mbak..!

*@Mbak Novi*
ENGGAK SALAH bandelnya...!.. hehehe.
Ih, pendiem-pendiem kok mbandel ya...!

Manjat pohon, mengingatkan saya ketika jaduh dari Pohon "Cereme". *
Blug*..! tiba-tiba sudah mendarat di tanah, wah kalo sadar pas terbangnya
kayaknya lebih indah deh...!.. ha..ha..
ups... Pantesan mbak novi kemarin di situ gintung deket-deket pohon
terusss... jangan2 mo nyalurin hobi kecil-nya...hehehe

:D

Salam
Andri Pranolo
*

* On Sat, Aug 2, 2008 at 11:23 AM, novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com>wrote:

> ya ampuuuuuuuuuuuuuuuuun
> bandel banget mas andri...
>
> ckckckckckc....
>
> jadi ingat masa kecil, tapi aku ga bandel, cuma doang, hehehe,
> cuma sesekali manjat pagar, nangkring di atas pagar, manjat pohon
> sampai rok sekolah robek :D, bermaksud membuang kertas ulangan yang
> nilainya lima. ga bandel, kan ya :D
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> "Andri Pranolo"
> <apranolo@...> wrote:
> >
> > *Kenakalan "Kecil"-ku*
>
> > Oleh: Apranolo
> >
> > Setelah sekian lama di tempat rantau, aku tiba di kampung halaman
> tempat aku
> >
>

--
Andri Pranolo
Gendeng GK IV/953, Yogyakarta 55225
Telp. (+62)274-547015/ (+62)81392554050)
http://apranolo.staff.ugm.ac.id
2c.

Re: [sekolah-kehidupan] Re: [Kenangan] Kenakalan "Kecil"-ku

Posted by: "ugik madyo" ugikmadyo@gmail.com   ugikmadyo

Fri Aug 1, 2008 10:21 pm (PDT)

Aku sudah di Surabaya hehe
Sampai sekarang juga masih suka naik sepeda kemana-mana.
Bedanya klo dulu jaman masih kecil, sepedanya gak pake rem.
Sengaja dilepas. Kalau butuh ngerem tinggal nginjek ban depan.

Kalau nonjok cowok itu dalam rangka pertahanan diri.
Gak mungkin lah nonjok suami. Biasa kualat ntar :P
Btw Uni Asma.... engkau emang andalan ;)
Waaa... setelah baca tulisan ini aq rada kuatir bisa matiin pasaranku nih
hihi
Semoga... Para lelaki tidak pada takut dekat2 dekat aku.
Sodara.... itu jaman kecil
Kalau sekarang mah lemah lembut n sabar wekekeke

Ugik Madyo
yang lg memperbaiki image wekekeke :P

2008/8/2 Andri Pranolo <apranolo@gmail.com>

> *@Mbak Ugik
>
> *Apa kabar mbak Ugik?. Masih di bandung mbak.?.
> *
> 'Pengembara Bersepeda'. *Sama mbak, kecil saya dulu juga sering sekali
> sepeda-sepeda jauh.
> Saya dan sepeda pernah diangkut naek Kendaraan umum GRATIS mbak, karena
> tidak bawa uang.. he...2x.
> Ban Depan saya pernah meleok, karena dari "ketinggian tanjakan" saya
> meluncur sedangkan rem blong.. Gubrak.. dihentikan karena menabrak Pos
> Satpam yang ada di pinggir jalan.
> Kalo pengembara Bersepedanya sampai sekarang masih menjadi hobi saya mbak.
> Ke tempat kerja, kuliah, dll saya masih bersepeda. Sampai pernah siswa saya
> menanyakan "Kok Pak Andri Pake Sepeda.?."...
> Setelah pemberlakuan kawasan kampus Pusat UGM bebas kendaraan bermotor,
> saya juga sering ketemu Pak Rektor, Pembantu Rektor, dan beberapa pejabat
> ngontel mbak..
>
> Ngontel sehat mbak... Nyok Ngontel bareng yuuukkkk .!
>
> ~~Lho kok jadi ngelantur kemana mana...!~~
>
> Kalo masalah tonjok menonjok... inget cerita *Mbak Asma* *S* (halo mbak
> asma..!) dia juga sering nonjok lelaki, bahkan pernah mukul preman pake
> sendal bakiak.. ha. ha.. ha... Cocok kayaknya Mbak Ugik dan Mbak Asma masuk
> ke dalam kategori "Perempuan Jagoan", atau jangan-jangan ntar suaminya masuk
> kategori "SSTI"..hehehehe....... kidding mbak..!
>
> *@Mbak Novi*
> ENGGAK SALAH bandelnya...!.. hehehe.
> Ih, pendiem-pendiem kok mbandel ya...!
>
> Manjat pohon, mengingatkan saya ketika jaduh dari Pohon "Cereme". *
> Blug*..! tiba-tiba sudah mendarat di tanah, wah kalo sadar pas terbangnya
> kayaknya lebih indah deh...!.. ha..ha..
> ups... Pantesan mbak novi kemarin di situ gintung deket-deket pohon
> terusss... jangan2 mo nyalurin hobi kecil-nya...hehehe
>
> :D
>
> Salam
> Andri Pranolo
> *
>
> *
>
3.

Re: Pendataan Sahabat SK Yogyakarta - Are-Dier

Posted by: "Andri Pranolo" apranolo@gmail.com   and_pci

Fri Aug 1, 2008 9:44 pm (PDT)

W'alaikumussalam wr.,wb.

Mas Are yang baik

Silahkan kirim biodata singkatnya ya.
Kalo toh nanti, SK Pusat menyatakan Solo sudah layak di bentuk Pengurus
Perwakilan, tetapi kita tetap masih dapat mengadakan kegiatan bersama.
Solo-Jogja kan tetanggga. Sesama tetangga-kan harus saling berkunjung dan
rukun..!

Salam
Andri Pranolo

2008/8/2 are_dier <are_dier@yahoo.co.id>

> Dear shahabat SK jogja
> Assalamu'alaikum wr. wb.
> Met pagi, siang, sore or malem
>
> Sebelumnya saya minta maaf nih, soalnya hanya nyapa sahabat SK jogja
> aj...hehehe. Untuk sahabat SK yang di solo kayaknya belum begitu
> banyak, saya pengen gabung sama sahabat SK yang di jogja dulu...bleh kan?
>
> terima kasih.
> wassalamu'alaikum.wr. wb
>
>
>

--
Andri Pranolo
Gendeng GK IV/953, Yogyakarta 55225
Telp. (+62)274-547015/ (+62)81392554050)
http://apranolo.staff.ugm.ac.id
4a.

Undangan Pernikahan Taufik

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Fri Aug 1, 2008 11:17 pm (PDT)

Bismillahirrahmanirrahim.Assalamu'alaikum WrWb.Dengan memohon Rahmat dan Ridho Allah SWT, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir memberikan do'a dan restupada syukuran pernikahan kami yang Insya Allah akan dilaksanakan pada :Hari: Sabtu, 16 Agustus 2008 Pukul: 11.00 s/d 17.00 WIBTempat: Jl Belimbing II No. 223 RT. 06/03 Pancoran Mas DepokDemikian undangan ini kami sampaikan, atas kehadiran dan do'a restu Bapak/Ibu/ Saudara/i kami ucapakan terima kasih.Wassalamu'alaikum WrWb.Kami yang berbahagia,Muhamad Taufiq (Bogor) & Mardiyah (Depok)Note:Akad Nikah Insya Allah akan diselenggarakan pada :Hari : Sabtu, 16 Agustus 2008Pukul: 10.00 WIBBertempat di Jl Belimbing II No. 223 RT 06/03 Pancoran Mas Depok

4b.

Re: Undangan Pernikahan Taufik

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Sat Aug 2, 2008 3:57 am (PDT)

alhamdulillah...

selamat kang taufik
semoga menjadi keluarga sakinah mawardah warohmah :)

salam,

bu catur & pak catur

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Kang Dani <fil_ardy@...> wrote:
>
> Bismillahirrahmanirrahim.Assalamu'alaikum WrWb.Dengan memohon Rahmat
dan Ridho Allah SWT, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir
memberikan do'a dan restupada syukuran pernikahan kami yang Insya
Allah akan dilaksanakan pada :Hari: Sabtu, 16 Agustus 2008 Pukul:
11.00 s/d 17.00 WIBTempat: Jl Belimbing II No. 223 RT. 06/03 Pancoran
Mas DepokDemikian undangan ini kami sampaikan, atas kehadiran dan do'a
restu Bapak/Ibu/ Saudara/i kami ucapakan terima
kasih.Wassalamu'alaikum WrWb.Kami yang berbahagia,Muhamad Taufiq
(Bogor) & Mardiyah (Depok)Note:Akad Nikah Insya Allah akan
diselenggarakan pada :Hari : Sabtu, 16 Agustus 2008Pukul: 10.00
WIBBertempat di Jl Belimbing II No. 223 RT 06/03 Pancoran Mas Depok
>

4c.

Re: Undangan Pernikahan Taufik

Posted by: "Khilafah Superpower" dunia_khilafah1924@yahoo.co.id   dunia_khilafah1924

Sat Aug 2, 2008 4:10 am (PDT)

Wah, ada yang mau berbahagia neh...
Alhamdulillah, ana do'ain supaya lancar menuju plaminan....
Tempatnya kejauhan dari kampung ana...
Di kau di depok, ana di makassar tapi do'a kan terkirim

--- Pada Sab, 2/8/08, Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com> menulis:
Dari: Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com>
Topik: [sekolah-kehidupan] Undangan Pernikahan Taufik
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Cc: pandika_sampurna@yahoo.com
Tanggal: Sabtu, 2 Agustus, 2008, 6:17 AM

Bismillahirrahmanir rahim.
Assalamu'alaikum WrWb.

Dengan memohon Rahmat dan Ridho Allah SWT, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/ i untuk hadir memberikan do'a dan restupada syukuran pernikahan kami yang Insya Allah akan dilaksanakan pada :

Hari: Sabtu, 16 Agustus 2008
Pukul: 11.00 s/d 17.00 WIB
Tempat: Jl Belimbing II No. 223 RT. 06/03 Pancoran Mas Depok

Demikian undangan ini kami sampaikan,
atas kehadiran dan do'a restu Bapak/Ibu/ Saudara/i
kami ucapakan terima kasih.

Wassalamu'alaikum WrWb.
Kami yang berbahagia,
Muhamad Taufiq (Bogor) & Mardiyah (Depok)

Note:
Akad Nikah Insya Allah akan diselenggarakan pada :
Hari : Sabtu, 16 Agustus 2008
Pukul: 10.00 WIB
Bertempat di Jl Belimbing II No. 223 RT 06/03 Pancoran Mas Depok











__________________________________________________________
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
5.

[Renungan] Pak Cipto yang Gelisah akan Rezekinya

Posted by: "Jonru" jonrusaja@gmail.com   j0nru

Sat Aug 2, 2008 12:11 am (PDT)

Alhamdulillah, artikel ini dimuat di Eramuslim.com tanggal 22 Agustus
2008 ( http://www.eramuslim.com/atk/oim/8729065700-pak-cipto-gelisah-akan-rezekinya.htm
)

========================================

Pak Cipto yang Gelisah akan Rezekinya

Oleh: Jonru

http://www.jonru.net/pak-cipto-yang-gelisah-akan-rezekinya

Pernahkah Anda curhat mengenai hal yang sangat pribadi kepada orang
yang BARU SAJA Anda kenal? Anda bahkan belum tahu siapa orang itu,
bagaimana sifatnya, apakah dia orang baik atau jahat. Anda bahkan
belum yakin apakah dia bisa memberikan solusi atas masalah Anda.
Pernahkah Anda bertindak seberani itu?

Saya mungkin tak akan berani, tapi Pak Cipto sudah melangkah demikian
jauh ketika kami baru berkenalan sekitar LIMA MENIT.

Pria berusia 36 tahun ini sebenarnya hanya sesosok manusia sederhana.
Perawakannya sedang, rambut ikal, kulit sawo matang, tinggal di
Semarang bersama istri dan seorang anaknya yang masih kecil. Pak Cipto
bekerja sebagai staf marketing pada sebuah perusahaan yang memproduksi
makanan kecil. Hampir setiap hari, bersama seorang sopir ia
mengelilingi beberapa kota di Jawa Tengah dengan mobil box. Mereka
membawa banyak makanan kecil untuk didistribusikan ke toko dan warung
yang tersebar di penjuru kota.

Di sore hari, saat berada di Solo, mobil box itu singgah di sebuah
hotel murah - namun bersih - di daerah Sriwedari. Di tempat inilah
saya berkenalan dengan Pak Cipto, awal Juli 2008 lalu. Saat itu, saya
ada kegiatan di Solo dan menginap di hotel tersebut.

Pertemuan dengan Pak Cipto berlangsung di lobi hotel, sekitar jam 9
malam. Sebagai awal perkenalan, obrolan kami boleh dibilang sangat
standar:

"Dari mana, Pak?"

"Sudah berapa lama menginap di sini?"

"Lagi ada keperluan apa di Solo?"

"Anak sudah berapa?"

Namun lima menit kemudian, tiba-tiba ia menatap saya dan menanyakan
sesuatu yang membuat saya terkejut, "Menurut Pak Jonru, apa sebenarnya
tujuan hidup ini?"

Saya tertegun, tidak siap oleh pertanyaan yang demikian filosofis.
Bila kami sudah akrab sejak lama, saya mungkin bisa memberikan jawaban
yang gamblang. Namun saat itu, saya sama sekali belum mengenal Pak
Cipto ini. Bila saya misalnya menjawab dari sudut pandang Islam, saya
khawatir bila ternyata dia nonmuslim. Intinya, saya ragu harus
menjawab apa.

Akhirnya, sambil tersenyum kecil, saya balik bertanya, "Lho, kok
bertanya seperti itu, Pak?"

"Begini, Pak," ujarnya. "Saya ini kan bekerja sebagai staf marketing.
Di dunia seperti ini, sudah biasa kalau saya memberikan harga Rp 1.500
ke toko, padahal harga asli dari kantor saya hanya Rp 1.000. Yang Rp
500 tentu masuk ke kantong saya."

"O, begitu," saya manggut-manggut. "Dan itu membuat Bapak gelisah, ya?"

"Betul. Tapi saya juga bingung. Kalau saya bekerja dengan jujur,
teman-teman pasti memusuhi saya. Dianggap tidak solider. Lagipula gaji
saya kan kecil. Kalau tidak berbuat seperti itu, mana cukup buat
menghidupi keluarga?"

Saya tertegun, mulai memahami permasalahannya. Intinya, Pak Cipto ini
sedang gelisah akan rezeki yang dia dapatkan selama ini. Dia tahu
bahwa yang dia lakukan keliru, rezekinya pun tidak halal. Namun dia
juga bingung bagaimana cara mengakhiri "lingkaran setan" tersebut.

Sejujurnya, saya merasa amat surprise ketika Pak Cipto meminta nasehat
seperti itu pada saya, sebab pada dasarnya saya bukan seorang ustadz
yang fasih berbicara soal agama. Karena itu, saya mencoba memberikan
masukan yang sederhana saja, berdasarkan pengalaman pribadi.

"Maaf, sebelumnya saya tanya dulu. Pak Cipto ini muslim atau bukan?"

"Iya, saya Islam."

"Oke. Kalau begitu, tentu Pak Cipta paham mengenai tujuan hidup
seorang Muslim, kan? Hidup kita di dunia ini bukan untuk mencari
kekayaan, namun beribadah. Dan rezeki setiap orang sudah diatur oleh
Tuhan. Selama kita meyakini hal ini, disertai dengan ikhtiar dan doa
tentu saja, maka Insya Allah kita tak akan pernah kekurangan rezeki."

Saya pun menceritakan pengalaman saya ketika nyaris tak punya uang (
http://jonru.multiply.com/journal/item/414 ). Namun karena saya yakin
akan rezeki dariNya, maka secara ajaib rezeki itu pun datang.
Subhanallah….

"Coba perbanyak saja ibadah, Pak. Semakin dengan dengan Allah, insya
Allah kita bisa lebih mudah dalam mengatasi seperti ini," ujar saya.

Pak Cipto manggut-manggut. Sementara saya hari itu mendapat pelajaran
yang amat berharga. "Kesadaran" adalah kunci utama menuju hidayah.
Orang yang tak pernah merasa bersalah atas maksiat-maksiat yang ia
lakukan, biasanya akan sulit menemukan pencerahan dalam hidupnya.

Saya bersyukur, Pak Cipto ini termasuk orang yang sudah sadar. Jiwanya
gelisah, ada semacam keinginan untuk berubah. Saya percaya,
orang-orang seperti inilah yang hidupnya dekat dengan kebenaran.

Wallahualam :)

Jonru

NB:
Artikel terkait: Ingin Jauh dari Maksiat, Bagaimana Caranya? (
http://jonru.multiply.com/journal/item/587 )

--
Thanks dan wassalam

Jonru
Founder PenulisLepas.com
http://www.penulislepas.com/v2
Telp: 0852-1701-4194 / 021-9829-3326
YM: jonrusaja

Belajar Menulis Jarak Jauh, Kapan Saja di Mana Saja, Berlaku Internasional
=====>>> http://www.SekolahMenulisOnline.com

Mau menerbitkan buku tapi belum tahu caranya?
http://www.naskahoke.com/e-mbig :)

Peluang Bisnis untuk Penulis?
===>>> http://bisnis.penulislepas.com/

Personal blog:
http://www.jonru.net
http://jonru.multiply.com

Ingin belajar menulis?
http://www.belajarmenulis.com

6a.

Re: (esai) everday i love you

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Sat Aug 2, 2008 4:09 am (PDT)

mbak divin dan mbak dyah yg cantik,

saya percaya satu hal
"beauty attracts beauty"

dan saya percaya, insya allah, kalian akan menemukan pangeran
yg seindah kalian :)

selamat menungggu :)

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, dyah zakiati <adzdzaki@...>
wrote:
>
> Aamiin.... aamiin....aamiin ^_^
> Iyaaaa, nikmati hari aja kali yuuuu
> biar panas
> biar dingin
> biar derita
> biar nestapa
> tanpa dirinya
> senyum aja lagiiiii
> nanti juga datang
>
> ada yang bilang
> nikah itu ibarat masuk ke dalam sebuah ruang
> yang di luar mo masuk
> yang di dalam mo keluar
> so
> mumpung
> masih jojoba
> nikmati hari
>
> yippy
> masih bisa ke kemping sesukanya
> nginep di puncak
> mabit di sekolah
> ke warnet seseringnya
> jalan-jalan ke Bandung (Paaak, jadi kaaan tawarannyaa?)
> Ke Yogyakartaaaa (kapaaan duuunkkk)
>
> telepon, sms, dan chating-chatingan (hayooo, kalau yang ini mesti
dijaga lhoooo)
> punya saudara banyak tanpa dicemburuiii
> mmmmm
> Asyik juga kaaan?
>
> Salam ^_^
>
> Dyah
> Yang akhir-akhir ini sepertinya sering jalan-jalan
> mumpuuuuung......
>
>
>
>
>
> ----- Original Message ----
> From: Divin Nahb <divin_nahb_dn@...>
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Sent: Friday, August 1, 2008 4:27:03 PM
> Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (esai) everday i love you
>
>
> Aduh...
> Beneran panas nih...
> Bukan cuma di surabaya Mbak Ugi, tapi tangerang juga
> Jadi ketawa-ketawa sendiri
> Membayangkan pangeran itu di depan mataku
> Tapi kapan ya...
> Dyah.... kita semangat menunggu pangeran di taman
> Halah!!! Apaan coba...
>
> Tapi suer deh....
> Tuk Retno ma Mas Catur bikin iri!!
> Tuk Mbak Endah ma Dani bikin ngiler!!
> Buat semua sahabat yang udah merit
> Doakanlah kami yang belum.....
> Hingga kami ada pada bagian taman bunga kalian
> Romantisnya. .... mau.... kapan ya....
> Semangat meniupkan cinta!!!
> Ha... ha... ha...
>
> Salam cinta
>
> Divin Nahb
>
> __._,_.__
>

7a.

Re: Saya murid baru maw bertanya

Posted by: "Fedi R." fedi_tm@korindo.co.id

Sat Aug 2, 2008 4:10 am (PDT)

Matur Tengkyu mas..,

Ini mah bukan jawaban siswa ...
mas udah cocok jd guru ..,

mengenai ayat yang itu ..yang " ......ayyukum ahsanu amalan " taw g mas ayat lengkapnya ??

Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

John McEnroe

on Yahoo! Groups

Join him for the

10 Day Challenge.

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: