Kamis, 28 Agustus 2008

[daarut-tauhiid] [Al-Kisah] Muslimah yang mendapatkan hasil dari Tarbiyah Ramadhan

Oleh Muhammad Rizqon


Pagi itu aku sedang duduk antri, menunggu pelayanan dari kantor
pelayanan tiket maskapai milik pemerintah di Jalan Daud Beureuh. Nomor
antrianku 44, sedangkan pelanggan yang sedang dilayani bernomor antrian
40, yaitu seorang warga asing yang dipandu seorang muslimah yang
berjilbab. Nampaknya mereka sedang mengusahakan tiket untuk keperluan
tertentu.
Pakaian dari muslimah yang mendampingi 'bule' tersebut, sebagaimana
pakaian muslimah lain di kota ini, belum mencerminkan pakaian seorang
muslimah yang sebenarnya, yaitu menutup aurat di sekujur badan. Masih
banyak beberapa aurat yang kelihatan, baik rambut, tangan, kaki, atau
lekuk tubuh. Jilbab 'tanggung' yang dikenakan seakan hanya berfungsi
sebagai syarat formalitas 'kewajiban berjilbab' saja sesuai peraturan
daerah (qonun) yang ada. Padahal makna jilbab tidak sekedar kain yang
menutupi kepala, tetapi pakaian yang menutupi aurat, tidak menonjolkan
bagian sensitif, dan merupakan pakaian taqwa. Patut disayangkan, dalam
hal berjilbab, muslimah di daerah ini banyak yang belum sepenuhnya
memenuhi ketentuan syariat.
Saat aku merenungi kondisi muslimah di daerah ini, tiba-tiba masuk
seorang muslimah dengan busana yang berbeda dari kebanyakan. Jilbab
jaguar warna coklat tua dengan pon bunga di bagian pinggirnya, selaras
dengan rok coklat tua yang dikenakan. Bajunya bermotif coklat muda,
memanjang dengan balutan manset di kedua tangannya. Ia juga memakai
kaos kaki coklat muda. Nah, muslimah yang memakai busana jilbab model
begini, yaitu yang sesuai syariat, jarang sekali kutemui di sini.
Kebanyakan yang kutemui adalah model jilbab gaul.
Setelah mengambil nomor antrian, wanita yang saya duga adalah
mahasiswi itu, mengambil tempat tidak jauh dari tempat dudukku. Awalnya
dia membaca-baca brosur yang ada. Tidak lama kemudian ia mengeluarkan
mushaf dari tas coklat mudanya, lalu menekuni dan membaca
huruf-hurufnya di balik lensa kata mata minusnya. Sungguh, pemandangan
tersebut rasanya baru kulihat di Kota ini. Semestinya aku tidak heran
karena di sini diberlakukan syariat Islam, terlebih sekarang adalah
bulan Ramadhan. Seharusnya banyak orang baca Qur'an di mana-mana. Tapi
realita yang kutemui jarang memenuhi harapan.
Aku mengagumi adik mahasiswi tersebut. Mengisi waktu kosong saat
menunggu antrian dengan sibuk membaca Al-Qur'an. Semangatnya itu
mengingatkan semangat diriku waktu dulu sedang ghirahnya mengenal dan
beramal Islam. Di kantor, di Metromini, dan di manapun selalu ditemani
oleh mushaf kecil Al-Qur'an. Tiada hari tanpa Qur'an, begitulah motto
yang selalu didengungkan oleh teman-teman di kampus dulu.
***

Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran (QS. 2:185). Pada bulan
ini Al-Qur'an benar-benar turun ke bumi (dunia) untuk menjadi pedoman
hidup manusia. Dan malaikat Jibril turun untuk memuroja'ah
(mendengar dan mengecek) bacaan Al-Quran dari Rasulullah Saw. Maka
tidak aneh jika Rasulullah Saw lebih sering membacanya pada bulan
Ramadhan. Iman Az-Zuhri pernah berkata: "Apabila datang Ramadhan maka kegiatan utama kita (selain shiyam) ialah membaca Al-Quran".
Hal ini tentu saja dilakukan dengan tetap memperhatikan tajwid dan
esensi dasar diturunkannya Al-Quran untuk ditadabburi, dipahami, dan
diamalkan.
Pada bulan ini, hendaknya kita benar-benar berinteraksi dengan
Al-Qur'an untuk meraih keberkahan hidup dan meniti jenjang menuju umat
yang terbaik dengan petunjuk Al-Qur'an. Rasulullah Saw bersabda: "Sebaik-baiknya kamu orang yang mempelajari Al-Qur'an dan yang mengajarkannya"

Mengetahui bahwa Ramadhan dinisbatkan sebagai bulan diturunkannya
Al-Qur'an, aku mengambil kesimpulan bahwa keberhasilan kita dalam
menjalankan Ramadhan sebenarnya bisa diukur dengan komitmen kita kepada
Al-Qur'an. Jika setelah Ramadhan kita makin dekat dengan Al-Qur'an,
dalam arti hidup dalam naungan Al-Qur'an baik secara tilawah (membaca), tadabbur (memahami), hifzh (menghafalkan), tanfiidzh (mengamalkan), ta'liim (mengajarkan) dan tahkiim (menjadikannya sebagai pedoman), maka Insya Allah
kita telah berhasil menjalani pelatihan di bulan Ramadhan ini. Namun
jika tidak menambah komitmen apapun, maka sebenarnya Ramadhan tidak
memberikan pengaruh apa-apa kepada kita. Al-hasil, Ramadhan tetap
berlalu dari tahun ke tahun, tetapi kita tidak mendapat kemajuan
apa-apa kecuali pertambahan umur yang kian mendekati kematian.
Nah, muslimah yang kusaksikan di kantor maskapai tersebut, adalah sedikit gambaran muslimah yang Insya Allah
mendapatkan hasil dari tarbiyah Ramadhan, yaitu komitmen terhadap
nilai-nilai Al-Quran. Salah satu nilai Al-Qur'an yang harus dipegang
(dipatuhi/dikomitmeni) oleh muslimah adalah mengulurkan jilbabnya.
Bagi orang-orang tertentu menjalankan atau berkomitmen kepada
nilai-nilai Quran yang pada awalnya adalah asing, memang akan terasa
berat. Tetapi di situlah keimanan akan diuji.
Sesungguhnya, nilai Al-Qur'an yang harus kita komitmen kepadanya,
cukup banyak dan beragam. Ada yang pangkal (pokok) ada yang cabang.
Kita bisa mengukur komitmen kita sendiri sebagai bahan evaluasi apakah
kita berhasil atau tidak menjalani tarbiyah Ramadhan ini.

Semoga kita adalah golongan yang berhasil dalam tarbiyah Ramadhan
dan menjadikan Al-Quran sebagai referensi utama dalam kehidupan. Amiin
Waallahu'alam bishshawwab.


Sumber:  http://www.eramuslim.com

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: