Messages In This Digest (25 Messages)
- 1.
- (oot) Kursus Gratis Jurnalis Warga, Mau? From: Yon's Revolta
- 2a.
- Re: [Ruang Keluarga] Single Parent: Karena Mety Hanya Tersenyum From: Lia Octavia
- 2b.
- Re: [Ruang Keluarga] Single Parent: Karena Mety Hanya Tersenyum From: fil_ardy
- 3.
- (Inspirasi) Tetap Bertahan ... From: ardian pram
- 4a.
- Re: [Prestasi] Pengumuman TOP TEN Gerbong CERPEN (Tema:Kereta Api) From: Rini Agus Hadiyono
- 5a.
- Re: [Ruang Kantor] Dayang Sumbi Lupa Bangun* From: fil_ardy
- 6a.
- Re: [Catcil] Kala Aku Merindukan Sunyi From: fil_ardy
- 6b.
- Re: [Catcil] Kala Aku Merindukan Sunyi From: Agus Wahyu Sudarmaji
- 7.
- Kau yang aku lihat... From: fla cheya
- 8a.
- Re: [Inspirasi] Keberadaan Kita adalah Harapan bagi Orang Lain From: indriast_03
- 9.
- [Rampai] Jauhkan diri dari ingin menyentuhku From: fla cheya
- 10.
- [Rampai] Ers.... From: fla cheya
- 11a.
- [Rampai] Lelaki Yang Melukis Senja From: Lia Octavia
- 11b.
- Re: [Rampai] Lelaki Yang Melukis Senja From: Ain Nisa
- 12a.
- Re: [Rampai] Lelaki Yang Terus Menangis From: Lia Octavia
- 13.1.
- [revisi] Maklumat Sekolah Kehidupan tertanggal 08-08-08 From: Lia Octavia
- 14a.
- [Etalase] For Sale: Buku Menggenggam Cahaya - Antologi Puisi dan Kis From: Lia Octavia
- 15a.
- Re: (Ruang Kantor) Dayang Sumbi Lupa Bangun* From: indriast_03
- 16.1.
- Re: [Ruang Kantor] Sangkuriang* From: andrisuryaningsih
- 17a.
- Re: [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali) From: '' Sweet ''
- 17b.
- Re: [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali) From: sismanto
- 17c.
- Re: [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali) From: indra purnama
- 17d.
- Re: [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali) From: Hadian Febrianto
- 18.
- (Konseling) Tentang Mengurusi Orang Lain From: Jenny Jusuf
- 19.
- [rumampai]ingin bersyair lagi. From: jun an nizami
Messages
- 1.
-
(oot) Kursus Gratis Jurnalis Warga, Mau?
Posted by: "Yon's Revolta" muyasa@gmail.com freelance_corp
Mon Aug 11, 2008 7:50 pm (PDT)
Enak sekali. Tepat. Sekolahjurnalis.com kini membuka kursus GRATIS
jurnalis warga. Dalam kursus ini peserta akan mendapatkan
materi-materi seputar jurnalistik yang diperuntukkan bagi jurnalis
warga. Jurnalis warga sendiri adalah mereka yang tidak terikat/tidak
bekerja pada sebuah perusahaan media tertentu. Mereka bekerja secara
suka rela meliput dan menuliskan berita-berita menarik yang ditemuinya
kepada publik melalui blog atau situs internet dll. Nah, dalam kursus
ini, KELEBIHANNYA, juga akan diberikan materi-materi seputar
jurnalistik dan manajemen kepenulisan bagaimana bisa menembus
koran-koran besar yang membuka rubrik citizen journalism seperti
Kompas, Republika, Suaramerdeka dll.
Cara mengikuti kursus ini cukup mudah. Kirim biodata;
1. Nama
2. Alamat
3. Email
4. Alamat blog (kalau ada)
5. No HP
Ke: sekolahjurnalis@gmail.com
NB : Setelah mendaftar mohon merekomendasikan orang lain untuk
bergabung (minimal 1orang)
Terimakasih.
Salam dari kami,
Sudaryono Achmad
Head Master
www.sekolahjurnalis.com
- 2a.
-
Re: [Ruang Keluarga] Single Parent: Karena Mety Hanya Tersenyum
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Mon Aug 11, 2008 7:58 pm (PDT)
Kadang kala setiap orang, dengan satu atau lain hal, tidak dapat mendapatkan
apa yang dianggap 'ideal' dalam pandangan manusia. Bukan dengan mengharapkan
jawaban dari pertanyaan 'mengapa harus begini? mengapa harus begitu?'
melainkan sebuah pemahaman dari seribu pertanyaan yang mungkin tidak akan
pernah ada jawabnya.
Bagaimana menerima segala sesuatunya dengan lapang dada, baik dari pihak
suami/istri maupun anak-anaknya, dan bahwa orang belum dikatakan beriman
apabila ia belum diuji, dapat melihat butir-butir hikmah yang bercahaya di
baliknya dan belajar daripadanya, mereka itulah orang-orang yang beruntung
dan mungkin 'ideal' di dalam pandangan Allah.
Salam
Lia
On Mon, Aug 11, 2008 at 12:14 PM, Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com > wrote:
> Single Parent:
>
> Karena Mety Hanya Tersenyum
>
> : Dani Ardiansyah
>
>
>
> Pada umumnya, sebuah keluarga mempunyai dua sosok penanggung jawab dalam
> segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan rumah tangga. Dua sosok
> yang selalu dapat menjadi representasi sebuah keluarga ideal. Sosok ayah
> sebagai seorang kepala keluarga adalah kamus baku dalam strata sosiologi.
> Dan, kehadiran ibu sebagai pendamping, sebagai pelaksana dari segala
> delegasi yang ditinggalkan oleh kepala keluarga. Tentu bukanlah sebuah
> pilihan, ketika tatanan ideal itu kemudian tidak dapat berjalan dengan baik
> dalam sebuah keluarga.
>
>
>
>
>
> *Single parent* menjadi contoh ketidakidealan sebuah tatanan rumah tangga.
> Sebuah pilihan berat, yang mau tidak mau, suka tidak suka harus disandang
> oleh sebagian keluarga. Bercerai atau pasangan hidupnya meninggal, menjadi
> alasan yang paling sering kita temukan dalam keseharian kita. Hal tersebut
> akan berubah lebih buruk ketika penerima status sebagai *Single Parent*tadi adalah perempuan. Terlebih jika mereka sudah mempunyai keturunan. Maka,
> beban hidup yang seharusnya ditanggung berdua dengan pasangan selayaknya
> sebuah keluarga ideal, mau tidak mau harus diatasi sendirian.
>
>
>
>
>
> Sebut saja Sutisna, seorang laki-laki dengan kisaran usia menginjak kepala
> 4. Dia bekerja di sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dalam bidang
> pelayanan transportasi dan jalan raya. Anaknya 2 orang, yang pertama
> laki-laki bernama Wildan, usianya sekitar 6 tahun, dan yang kedua perempuan,
> bernama Desty, yang masih berusia 3 tahun. Dan istrinya bernama Mety. Usia
> pernikahan mereka telah memasuki kurun ke 9. Bukan sebuah umur yang belia
> bagi sebuah ikatan pernikahan. Secara fisik, Wildan dan Desty, tidak pernah
> merasa kehilangan salah satu dari orang tua mereka. Ayah dan Ibunya masih
> selalu berada di sekitarnya.
>
>
>
>
>
> Setiap pagi Sutisna mengurusi keperluan anak-anak. Mulai bangun tidur,
> membereskan kamar, merapikan rumah, menyapu halaman, mencuci baju, mandi,
> sarapan, hingga Wildan berangkat sekolah, dan dia sendiri berangkat ke
> pekerjaannya. Sebelum itu, Sutisna juga tidak lupa untuk menyiapkan makan
> siang terlebih dahulu. Ini adalah rutinitas yang selalu dijalani oleh
> Sutisna. Mungkin bukan hal yang mudah untuk menjalani hal tersebut bagi
> seorang laki-laki. Bertindak sebagai seorang ibu, terutama dalam kaitannya
> dengan segala urusan rumah tangga. Mungkin dalam hal ini, setiap laki-laki
> atau suami, sampai pada sebuah kesimpulan bahwa *"No Man Perfect in
> parenthood"*. Ya, tangan seorang Ayah tentu tidak selembut tangan ibu,
> diartikan secara harfiah ataupun maknawi.
>
>
>
>
>
> Ketidaksempurnaan itu sangat dirasakan oleh anak-anak mereka, dan tentunya
> berakibat tidak baik. Sutisna dan keluarganya tetap bertahan menjalani
> hidup, meski ada ketidaklengkapan sentuhan seorang Ibu. Lagi-lagi bukan
> dalam arti fisik. Sang Istri, selalu berada ditengah-tengah mereka setiap
> saat. Menyaksikan bagaimana suaminya dengan susah payah menggantikan tugas
> sebagai seorang Ibu bagi anak-anak. Memenuhi segala kebutuhan rumah tangga,
> menyaksikan bagaimana Suaminya setiap pagi selalu berangkat kerja, sambil
> menyempatkan menatapnya lekat-lekat. Berpamitan meski tanpa kata-kata.
> Mendengar kedua anak-anaknya merengek manja, atau bahkan mendengar kekesalan
> Wildan ketika ia sama sekali tak menerima respon, atas semua keluh kesah
> padanya.
>
>
>
>
>
> Ya, Mety selalu ada di dalam keluarga tersebut setiap saat. Hanya saja,
> Mety tak punya kesadaran yang utuh untuk dapat hadir secara sempurna sebagai
> seorang Ibu Rumah Tangga. Hal itu berawal sejak 3 tahun yang lalu. Sejak
> kelahiran Desty, pikirannya terganggu, stres. Entah karena apa. Dia menjadi
> seorang perempuan gila. Ia menjadi hilang ingatan. Sama sekali ia tak
> menyadari kehadiran keluarga, suami, bahkan anak-anaknya. Ia tak lagi peduli
> pada lingkungan sekitar. Ia bahkan sudah pernah berkeliaran di sekitar
> perumahan warga tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Dan, sejak itu
> Mety benar-benar kehilangan fungsinya sebagai seorang Ibu.
>
>
>
>
>
> Bagi Sutisna, istrinya mungkin telah menjadi sejenis artefak bernyawa, yang
> lebih selalu merepotkan daripada berguna. Tapi Sutisna sadar, bahwa Mety
> adalah istri sahnya. Seorang wanita yang pernah dinikahinya beberapa tahun
> yang lalu dalam keadaan sesadar-sadarnya. Beban psikis sebagai orang tua
> tunggal harus ia tanggung. Belum lagi beban moral menghadapi kenyataan,
> bahwa istri yang sangat dicintainya menderita gangguan jiwa. Beban moral
> yang juga harus ditanggung oleh anak-anak mereka. Kerap kali ejekan dan
> cemoohan harus dihadapi oleh Wildan. Terlebih jika berkaitan dengan hal-hal
> yang dilakukan Ibunya, dan disaksikan banyak orang. Wildan merasa sangat
> malu dan terpukul. Untung saja Desty masih kecil untuk dapat mengerti apa
> yang terjadi.
>
>
>
>
>
> Sutisna mengahadapi hal ini sebagai ujian dalam kehidupan rumah tangganya.
> Dan puncak dari segala ujian itu, terjadi belum begitu lama. Mety hilang,
> kabur lebih tepatnya. Padahal, ia sudah ditempatkan di sebuah ruang khusus
> dalam rumah dan dikunci dengan aman. Saat itu, Sutisna tengah bekerja,
> sedangkan Desty yang baru berusia tiga tahun dititipkan di rumah Neneknya
> seperti biasa. Entah bagaimana, rupanya Desty merasakan kerinduan pada sang
> Ibu, yang telah lama tak pernah memberikan kasih sayang padanya. Desty
> pulang kerumah sendirian, sementara Wildan masih ada di sekolah. Desty tahu
> di mana Ibunya berada, dan berhasil membuka kunci kamar tersebut. Dari
> situlah, awal hilangnya Mety. Desty yang tak berdosa terkurung dalam kamar
> yang sebelumnya ditempati Mety, hingga Wildan pulang dari sekolah dan
> mendapati adik tersayangnya menangis di dalam kamar.
>
>
>
>
>
> Mungkin saja Sutisna sudah pasrah, dan menerima segala konsekuensi menjadi
> orang tua tunggal, tanpa benar-benar kehilangan istrinya. Dan setiap pagi,
> menjelang ia berangkat bekerja, Sutisna selalu menyempatkan diri untuk
> menengok ke ruangan tempat dimana Mety dulu selalu tersenyum sepanjang hari.
> Hidup harus terus berjalan, begitu juga dengan Wildan dan Desty, yang
> terkadang masih selalu menanyakan keberadaan Ibunya.
>
>
>
>
>
> Dari sisi psikologis, seorang yang ditinggalkan oleh pasangannya mungkin
> akan lebih tegar, meskipun pada awalnya terasa sangat rapuh. Seiring
> berjalannya waktu, mereka tersadar bahwa hidup haruslah terus berjalan. Lain
> halnya dengan anak-anak yang ditinggalkan. Bagi Anak-anak yang belum siap
> kehilangan salah satu orang tuanya, tentu mereka akan merasa terpukul,
> bahkan kemungkinan besar berubah tingkah lakunya. Ada yang menjadi pemarah,
> ada yang suka melamun, mudah tersinggung, suka menyendiri, dan sebagainya.
>
>
>
>
>
> Kesendirian yang dialami Sutisna sejak lama, tentunya menjadi pola hidup
> tersendiri bagi dia. Kebiasaan yang terbentuk dari sebuah kondisi dimana
> kehadiaran seorang Istri, sama sekali tidak memberikan kontribusi bagi
> keberlangsungan keluarga. Sementara itu, banyak sekali hal-hal yang memang
> sudah selayaknya dilakukan, atau setidaknya dibagi bersama seorang Istri.
> Dan itu adalah sebuah perjuangan tersendiri yang harus dihadapi oleh
> Sutisna.
>
>
>
>
>
> Sutisna sadar, bahwa hadir atau tidaknya Mety dalam rumah tangganya memang
> tidak begitu berpengaruh setelah ia hilang ingatan. Satu hal yang selalu
> membuatnya bertahan, adalah keyakinan bahwa Mety akan pulih kembali jika
> diberikan perawatan khusus, kasih sayang, dan doa yang terus menerus. Itulah
> alasan Sutisna, untuk selalu menyapa, mengajak Metty berkomunikasi setiap
> kali ia akan berangkat kerja. Mungkin, Sutisna ingin selalu menjaga atmosfir
> rumah tangga yang ideal, meski sebenarnya tidak demikian.
>
>
>
>
>
> Berbagai usaha untuk mencari Mety sudah dilakukan oleh Sutisna, tapi hingga
> kisah ini ditulis, Mety belum juga berhasil ditemukan.
>
> Jakarta, Agustus 2008
>
>
>
> www.catatankecil.multiply. com <http://catatankecil .multiply. >com
>
>
> *Dani Ardiansyah*
> I-Moov Mobile Solution
> Jl. Radio Dalam Raya No. 5H Lt. 4
> HP: 085694771764
>
>
>
- 2b.
-
Re: [Ruang Keluarga] Single Parent: Karena Mety Hanya Tersenyum
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Mon Aug 11, 2008 8:43 pm (PDT)
Semoga Sutisna
mendapatkan nilai ideal
dari Allah SWT sebagai seorang
suami yang dengan tabah menjalani
kehidupan rumah tangganya tanpa "kehadiran"
sang istri.
Semoga Mety lekas mendapatkan kembali kesdarannya
hingga nilai-nilai ideal itu kembali lengkap
dari pandangan-Nya, ataupun pandangan manusia
Thx 4 reading, Mbak Lia ^_^
DANI
In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Lia Octavia" <liaoctavia@com ...>
wrote:
>
> Kadang kala setiap orang, dengan satu atau lain hal, tidak dapat
mendapatkan
> apa yang dianggap 'ideal' dalam pandangan manusia. Bukan dengan
mengharapkan
> jawaban dari pertanyaan 'mengapa harus begini? mengapa harus begitu?'
> melainkan sebuah pemahaman dari seribu pertanyaan yang mungkin tidak
akan
> pernah ada jawabnya.
>
> Bagaimana menerima segala sesuatunya dengan lapang dada, baik dari pihak
> suami/istri maupun anak-anaknya, dan bahwa orang belum dikatakan beriman
> apabila ia belum diuji, dapat melihat butir-butir hikmah yang
bercahaya di
> baliknya dan belajar daripadanya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung
> dan mungkin 'ideal' di dalam pandangan Allah.
>
> Salam
> Lia
- 3.
-
(Inspirasi) Tetap Bertahan ...
Posted by: "ardian pram" pram_axe26@yahoo.com pram_axe26
Mon Aug 11, 2008 8:01 pm (PDT)
Sungguh banyak peristiwa dan fakta dalam kehidupan yang bisa menjadi
inspirasi bagi diri dan untuk selalu bersyukur dengan apa yang
ditetapkan serta selalu berusaha untuk berbuat yang terbaik sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
***
Ya hampir sebulan lebih penjual nasi goreng yang biasa lewat
lingkungan kos-kosan tidak berjualan. Tidak ada lagi suara khas
ketukan sendok dan wajan berbunyi "Tek tek tek" . Karena sudah akrab
ditelinga walaupun baru kedengaran di kejauhan sudah dipastikan
Alfarizy. Alfarizy bukan nama penjual nasi goreng tersebut, tapi label
yang ditempelkan pada gerobaknya, sedari awal mengingatkan kita pada
sahabat rasul, apakah sahabat Salman Al-Farisi yang dimaksud?
Sudah lebih dari 5 tahun kami anak kos-kosan dimanjakan dengan
masakannya, saat lapar menjelang malam tiba dan kaki enggan melangkah
dari kejauhan sudah terdengar bunyi ketukan, Nah itu dia lewat, Dari
jendela kita bisa pesan, Mie Goreng, Nasi Goreng or Mie Rebus sesuai
dengan selera saat itu. Pak saya pesan : Mie Rebus, pedes and banyakin
kuahnya, Nasi goreng pake sayur, pedes plus telor ceploknya, Mie
goreng dibungkus untuk makan nanti tengah malam. Begitulah dialog
yang sering terjalin dengan penjual nasi goreng tersebut. Setelah
dipesan dia menyiapkan dengan cepet pesanan kita, kemudian setelah
disajikan dia berlalu dan berkeliling lagi sementara kami dengan
santainya dapat makan tanpa dikejar-kejar waktu. Piring dikembalikan
ketika dia lewat untuk kedua kalinya kira-kira jam 9 malam ke atas
atau bisa dikembalikan malam berikutnya.
Beberapa waktu lalu dia lama tidak jualan, kami biasanya memahami kalo
dia lagi pulang kampung, tapi kali ini tidak seperti biasanya hampir
sebulan dia tidak muncul, suatu waktu kami penghuni kosan saling
menanyakan pernah liat Alfarizy lewat sini lagi apa nggak?, semua
menjawab tidak. Apakah karena BBM naik sehingga hasil jualannya tidak
mencukupi untuk kehidupan sehari-hari sehingga dia mencari pekerjaan
lain, tapi itu hanya analisa saya dan teman-teman kosan aja (Cholis
dan Rian).
Syukurlah awal bulan lalu dia muai jualan lagi dilingkungan kami,
Tidak mau kehilangan kesempatan untuk berdialog, sedikit mencontoh
naluri wartawan, sudah ada pertanyaan yang disiapkan dan ingin
disampaikan. Setelah ketemu waktu yang pas terjadilah dialog antara
saya dan penjual nasi goreng tsb.
S : "Mhh, kemana aja Pak lama nggak Kelihatan"?
A : "Biasa , pulang kampung (tegal) ketemu keluarga"
S : "Lama bangett, pulangnya"?
A : "Iya kalo udahh deket keluarga jadi males bangett untuk
ke Jakarta lagi, sambil nggarap sawah juga disana"
dengan tegarnya dia berkata.
S : "Kok masih pake kompor gas minyak nggak ganti pake Tabung Gas
Elpiji,Minyak tanahkan susah dan mahal di Jakarta"
A : "Nggak sempat dan mungkin juga tidak terdata, iya sekarang
apa-apa serba mahal jadi hasil jualan yang didapat terasa
beda dengan sebelumnya, makanya untuk tambahan pagi harinya
juga berjualan strawberi di SD di daerah pejaten .
Strawberi tersebut dikirim dari cianjur dan biasanya menjelang
jam 10.00 sudah habis, lumayan untuk menambah pendapatan.
Siang harinya digunakan untuk istirahat atau membaca-baca
majalah baru menjelang sore hari menyiapkan untuk jualan hingga
larut malam."
S : Kelilingnya daerah mana saja pak?
A : "Alhamdulillah, saya hanya keliling di komplek dan lingkungan
sekitar sini dan menjelang pukul 11 biasanya sudah habis."
S : "Kok merknya hilang dan kenapa memilih Alfarizy"?
Label Alfarizy digerobaknya sudah hilang,
pertanyaan yang ingin saya tanyakan sejak dulu.
A : "Sebelumnya berbagai label sudah saya pasang digerobak.
Pernah suatu waktu saya pasang merk "Milisi Taliban"
sampai akhirnya Alfarizy, itu nama seorang sahabat rasul".
S : "Apakah bapak mengenal dan pernah mendengar sejarah hidupnya".
A : "Pernah, tapi tidak begitu tahu secara mendetail dan dengan bangga
mengatakan kalo nanti saya punya anak laki-laki akan
saya beri nama Salman Al-Farisi 1."
S : "Bapak mau saya berikan sirah cerita tentang sahabat rasul
tersebut."
A : "Waah, Mau biar kalo lagi istirahat siang bisa sambil
membaca,saya suka membaca biasanya dipinjamin majalah sama teman"
S : "Oke kalo begitu besok saya bawakan ya Pak?
A : "Terima Kasih ya"
Dialog malam itu bener-bener berkesan bagi saya, begitu kuatnya dia
mengarungi kehidupan, dengan keadaan serba susah, himpitan ekonomi
yang hampir dialamin sebagian besar penduduk negeri ini, tidak membuat
dia menyerah, semua itu dia lakukan untuk menafkahi keluarganya dengan
sesuatu yang halallanthoyiban. Dia terus tetap bertahan, berusaha dan
bekerja tak kenal lelah, tidak mengeluh menghadapi kenyataan, tegar
berpisah dengan keluarga yang begitu dicintainya, jiwanya haus akan
ilmu itu dilihat dari semangatnya untuk membaca disela waktu
istirahatnya, semua dilakukan agar selalu tetap bertahan dan mengharap
Ridha Allah Swt.
Fabiayyiaalaa irobbikumaa tukazzibaan (Ar-Rahman)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
***
Salam
Ardian Pram
Cat
1) Saat ini belum dikaruniai anak laki-laki dan memilki dua orang
putri.
S : Saya
A : Alfarizy (Penjual Nasi Goreng)
Kesokan harinya diapun menyatakan sangat mengagumi kisah sahabat
tersebut dan sekarang lagi dibaca oleh teman-temannya yang lain. Ohh
begitu mulianya Rasul mewariskan kita ilmu dan para sahabat
terbaiknya, semangat dan tauladannya menyinari penduduk negeri hingga
saat ini.
- 4a.
-
Re: [Prestasi] Pengumuman TOP TEN Gerbong CERPEN (Tema:Kereta Api)
Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Mon Aug 11, 2008 8:13 pm (PDT)
amin..makasih, makasih..
walaupun nama di Apsas salah urutan tuh..hehe, kebalik.
kalau mencerahkan, saya nggak tahu. yang pasti itu mencerahkan diri
saya sendiri bahwa saya mampu nulis fiksi..hihihi..
mudah-mudahan ada manfaatnya bagi pembaca kelak, kalau lolos seleksi
penerbit:-)
- 5a.
-
Re: [Ruang Kantor] Dayang Sumbi Lupa Bangun*
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Mon Aug 11, 2008 8:29 pm (PDT)
Sesuai dengan mestakung
atau sama seperti yang
dikatakan oleh Rizal Malarangeng
Heuheu
Tetap semangat, Mas Budi
jangan biarkan Dayang Sumbi
sampe kesiangan lagi
Kasian Budi Bondowosonya
Heuheuheu
DANI
In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "magnifico_99"com
<magnifico_99@...> wrote:
>
> Jam di tanganku menunjukkan pukul 04.14, itu artinya hampir 24 jam
> nonstop kami"melek"alias ga tidur. Eh emang kemaren aku bangun jam
> berapa ya?!!he...he...jangan2 bangun jam 06.00. ga dink aku bangun jam
> 04.00 kok, kan kemaren sahur?Suerrr...
>
- 6a.
-
Re: [Catcil] Kala Aku Merindukan Sunyi
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Mon Aug 11, 2008 8:32 pm (PDT)
Lebaran besok pulang lagi dong, Mbak
Heuheuheu
Home sick ya?
Sok atuh, disiasati menghadirkan
suasana kampung halaman di rumah depok
biar terobati ^_^
DANI
In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Syafaatus Syarifah"com
<syarifah@...> wrote:
>
> Pulang. Itulah satu kata yang senantiasa kurindu. Kegiatan yang
hanya bisa kulakukan setahun sekali atau kadang dua kali kalau sedang
ada rejeki itu, selalu menempati agenda khusus dalam hidupku.
- 6b.
-
Re: [Catcil] Kala Aku Merindukan Sunyi
Posted by: "Agus Wahyu Sudarmaji" aguswahyu@transtv.co.id agusman_1981
Mon Aug 11, 2008 9:37 pm (PDT)
Mari kita hidupkan suasana kampung halaman di ibukota ini...
Berawal dari keluarga, lingkungan sekitar, kantor dan merambah hingga
ibukota...
Yuk jadikan keluarga menjadi kampung halaman jiwa...
-----Original Message-----
From: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
[mailto:sekolah-kehidupan@yahoogroups. ] On Behalf Of Cahayacom
Sent: Tuesday, August 12, 2008 9:46 AM
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Kala Aku Merindukan Sunyi
Bu syarifah,
Memang lingkungan mempengaruhi kita. dimana kita bergaul, disana pribadi
kita terbentuk. karena itu, perlu dicari penetralisir.
Kita hidup saat ini, seperti manusia yang hidup di masa lalu. Mereka
hidup dg apa yang ada pada kantongnya tanpa memikirkan -terlalu
memikirkan- apa yang tak ada. tak banyak menghayalkan yg bukan-bukan.
tapi mereka hidup, dan bahagia.
Kita kebanyakan terlalu banyak "angan-angan".
apakah karena dulu belum ada iklan?
:)
mari kita evaluasi hidup kita.
2008/8/12 Syafaatus Syarifah <syarifah@gratika.
<mailto:syarifah@gratika.co.id > co.id>
Pulang. Itulah satu kata yang senantiasa kurindu. Kegiatan yang hanya
bisa kulakukan setahun sekali atau kadang dua kali kalau sedang ada
rejeki itu, selalu menempati agenda khusus dalam hidupku.
Banyak hal yang kurindu dari kampung halamanku. Kesejukan udaranya,
keasrian lingkungannya, kekhasan makanannya, keramahan orang-orangnya,
kesunyian malam-malamnya dan masih banyak lagi. Namun diantara semua itu
yang paling kurindukan adalah kebersahajaan hidup masyarakat di sana.
Satu hal yang seringkali membuat aku banyak berinstrospeksi dan tersadar
bahwa hidup tak hanya mengejar hal-hal duniawi.
Semenjak aku hidup di Ibukota, sedikit banyak pola dan gaya hidupku pun
terpengaruh dengan gaya hidup orang-orang metropolitan kebanyakan.
Keras, ambisius, matre dan terkadang suka berhura-hura. Meski hati ini
seringkali menyangkal tapi kenyataan tak bisa dipungkiri.
Di Ibukota, setiap hari kutemui lautan manusia yang berlomba, berdesakan
di jalan raya, kereta-kereta listrik atau bus-bus kota demi mengejar
satu kata yang bernama materi. Di Ibukota seringkali kutemui
tempat-tempat hiburan yang hangar bingar penuh sesak oleh orang-orang
yang sedang menyenangkan dirinya sendiri. Di Ibukota, banyak mal-mal
yang ramai dikunjungi orang seolah mereka tak pernah kekurangan uang. Di
Ibukota, banyak gedung-gedung bertingkat yang seolah satu sama lain
berlomba menggapai langit, tak peduli pada berapa hektar tanah yang
terpaksa digunduli. Di Ibukota banyak kutemui orang-orang dengan
penyakit di hati dan tak punya hati nurani. Di Ibukota, banyak hal yang
kutemui yang terkadang membuat diri ini merasa lelah dan capek mengejar
nafsu duniawi.
Aku tak tahu entah apa jadinya diriku jika aku tak pernah lagi bisa
pulang ke kampung (meski hanya setahun sekali). Mungkin gaya hidupku
akan benar-benar berubah tak lagi membumi. Untung, meski hanya setahun
sekali (saat lebaran) aku masih bisa pulang. Menyegarkan kembali ingatan
akan hal-hal yang sudah lama tak lagi kutemui.
Saat aku pulang. Masih bisa kulihat heningnya malam di pedesaan. Masih
bisa kudengar kicauan burung, suara jangkrik-jangkrik di sawah. Masih
bisa kulihat rombongan bebek, kerbau dan sapi yang sedang bercengkerama.
Masih bisa kulihat seorang nenek tua dengan caping di kepalanya membawa
tenggok berisi makanan yang akan diantarkan untuk sang suami yang sedang
membajak sawah. Masih bisa kuhirup udara bersih nan segar dan bau
rumput-rumput yang khas. Masih bisa kutemui rumah-rumah gedeg (dari
bambu) dengan lobangnya di sana- sini. Masih bisa kurasa betapa
masyarakat di sana sangatlah bersahaja hidupnya.
Sederhana , begitu sederhana. Tak seperti yang kutemukan di Ibukota..
Terpatri dalam diri ini, kelak jika aku sudah tua nanti. Kala tak ada
lagi materi yang harus kukejar-kejar untuk dipenuhi. Aku akan kembali ke
sana, ke kampung halamanku. Tempat di mana sunyi masih menjadi kawan
akrab di setiap malam-malam yang kulalui. Ruang-ruang lengang masih bisa
dengan leluasa kumasuki. Dan kedamaian kan senantiasa kudapati.
Kala aku merindukan sunyi. Hanya satu kata yang menghampiri ingatan
yaitu : Pulang. Lalu kubisikkan lirih sebuah kalimat pada diri sendiri :
"Aku ingin pulang".
--
@ 09-08-08 23.55 - ditengah gegap gempita suara di luar sana. tetangga2
sedang lomba karaoke, berisik.. nggak bisa tidur !
- 7.
-
Kau yang aku lihat...
Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com fla_cheya
Mon Aug 11, 2008 8:32 pm (PDT)
Kau yang aku lihat...
Nafasmu kerap tergubah dalam lintasan mimpi diakhir minggu
membiarkan seluruh perhatian tertawar dibalik diammu
begitu jelas nyata yang bertemu diujung mimpi
Ratusan hari tanpa genggam tatapmu
ratusan jam tanpa diikat takdir lagi denganmu seperti kemarin
namun mewahmu tetap bertahan
memetak bayangan jejakmu dalam karyaku
Bila hambarmu melibas kembali keberadaanku
bagaimana pandanganku terhuyung tanpa sedu
ajari aku bertahan dikelunya jiwa lagi
tanpa gumpalan letih untuk rajutan rapuh
Kau yang aku lihat...
Selamanya ingin tetap kulihat...
diatas sana... tempat sinarmu ceraikan nyalaku
sampai kapan kau menghilang sang rasi bintang...
langitku terlalu lama menunggu mendung berlalu
Artimu lebih dari yang dunia tahu
tetapkah kau biarkan asaku dijemput kematian?
tunjukkan padaku tempatmu digerbang dunia...
terlalu beratkah langkahkan derap...
tuk temui seorang pemimpi yang ingin sepertimu?
kekagumanku telah letakkanmu dihatiku
sebagai manusia terbaik yang pernah kutemui dibumi
Pasuruan, 12 Agustus 2008
c-yakuwhttp://cheya.blogspot .com
- 8a.
-
Re: [Inspirasi] Keberadaan Kita adalah Harapan bagi Orang Lain
Posted by: "indriast_03" indriast_03@yahoo.co.id indriast_03
Mon Aug 11, 2008 8:37 pm (PDT)
salam mba Bella..
Betul apa yang mba tulis itu.
kadang kita selalu merasa tak pernah cukup.Punya anak lucu dan sehat
selalu saja mengeluh kok ndak "ndut' kayak anak tetangga sebelah,atau
gak secerdas teman di sekolahnya..
tapi, bukankah anak ini lebih beruntung, bisa hidup di sebuah rumah
yang nyaman dan "Full of Love" dari segenap keluarga..
Coba kita bandingkan dengan mereka yang tinggal di tempat
kumuh,jangankan mengenyam bangku sekolah, bisa isi perut untuk pagi
ini saja sudah sangat beruntung..
Semoga tulisan mba , bisa menginspirasi temen2 semua ya..
Salam kenal..
Nuke
- 9.
-
[Rampai] Jauhkan diri dari ingin menyentuhku
Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com fla_cheya
Mon Aug 11, 2008 8:38 pm (PDT)
Wahai jiwa yang memiliki tujuan mulia
jauhkan hati dari ingin menyentuhku
kuatkan ikatan pertahananku ditunduknya pandangan
menepis tabir semu tipuan dunia
tanpa aliran noda ditulusnya jiwa
tanpa penggelap langkah atas nama cinta
Wahai pijar embun penyejuk ladang kering
jauhkan hati dari ingin menyentuhku
ajari aku tuk lebih mencintaiNya
bimbing aku ke jalan lebih terang
bersama keteguhan kalbumu ketika adzan berkumandang
bersama niat mulia yang ingin segera kita temui
Wahai nyala pembias puisiku
Jauhkan diri dari menyentuhku
aku menunggu lezatnya ikatan suci
aku menunggu pinangan dengan kitabNya
Pasuruan, 9 Agustus 2008
c-yakuw
http://cheya.blogspot. com
- 10.
-
[Rampai] Ers....
Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com fla_cheya
Mon Aug 11, 2008 8:38 pm (PDT)
Semua tertabur tanpa arah
hanya jelagamu diujung sebuah sore
menampik ceriaku ditikaman perih
penuh hasrat hamparkan rahasia yang tergenggam rapi
Detikku tak kan kembali
engan pula kusimpan asa jalani denganmu
begitu jauh luka manis layari lautan hati
menyayat timbunan dusta demi menahan air mataku
kebaikan untukku ternyata leburkanku Ers...
Bila jujurmu kutunai lebih awal
aku tak kan terjatuh terlalu keras
jangan pancarkan belasmu untuk ketidaktahuanku
egoku telah melerai kebersamaan kita dihempasan nyata
tak ada tawa.... yang tersisa serpihan altar kosong
tak ada lagi letak mewah
hanya pemakaman hati kecil untuk namanmu... Ers
Biarkan semua kembali berderit melepas kepergianmu
dalam tanah hijau tempat layang-layang kita pernah terputus
kuyakinkan silaturahmi tak kan terhenti
namun maaf aku tak kan kembali...
sahabat terbaik yang tak tergantikan...
Pasuruan, 8 Agustus 2008
c-yakuw
http://cheya.blogspot. com
- 11a.
-
[Rampai] Lelaki Yang Melukis Senja
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Mon Aug 11, 2008 8:54 pm (PDT)
*Lelaki Yang Melukis Senja*
Kau yang wajahnya terpantul di dindingdinding kamar
yang silau terbakar bulan
gemar bercerita tentang hitam
:padaku
di ujungujung kesadaranku. yang terjaga setiap waktu
Kau yang jari jemarinya meranggas di temboktembok terkelupas
yang mengeriput dikunyah jaman
gemar menunjukkan bayangbayang
:padaku
di tepitepi kelelahanku. yang berlari menjauhi pilu
Kau yang rambut ubannya mencengkeram di lantailantai berbatu
yang gemeretak terjepit angkara
gemar melukiskan senja yang berwajahwajah
:padaku
di batasbatas mimpi burukku. yang menjelma di dadamu
Kau yang melukis seribu wajahwajah senja
hingga tak bisa kubedakan lagi
mana bayang, mana hitam, mana senja
akan merindukan duka
*sebentar lagi*
Jakarta, 12 Agustus 2008 at 10.30 a.m.
http://mutiaracinta.multiply. com
- 11b.
-
Re: [Rampai] Lelaki Yang Melukis Senja
Posted by: "Ain Nisa" jurnalcahaya@yahoo.com jurnalcahaya
Mon Aug 11, 2008 9:00 pm (PDT)
waaaaahhh, mbak lia, kenapa puisinya indah sekalii
aku merinding kan tuh, kenapa ya d bayanganku visualisasi puisi ini malah petani yang sedang di sawah di waktu senja
dengan suasana desa yang kelam. yang terdengar cuma bunyi jangkrik dan gemerisik padi yang bergesekan tertiup angin
ah, mbak lia, aku suka puisimu
----- Original Message ----
From: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com >
To: sekolah kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Sent: Tuesday, August 12, 2008 10:54:07 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] [Rampai] Lelaki Yang Melukis Senja
Lelaki Yang Melukis Senja
Kau yang wajahnya terpantul di dindingdinding kamar
yang silau terbakar bulan
gemar bercerita tentang hitam
:padaku
di ujungujung kesadaranku. yang terjaga setiap waktu
Kau yang jari jemarinya meranggas di temboktembok terkelupas
yang mengeriput dikunyah jaman
gemar menunjukkan bayangbayang
:padaku
di tepitepi kelelahanku. yang berlari menjauhi pilu
Kau yang rambut ubannya mencengkeram di lantailantai berbatu
yang gemeretak terjepit angkara
gemar melukiskan senja yang berwajahwajah
:padaku
di batasbatas mimpi burukku. yang menjelma di dadamu
Kau yang melukis seribu wajahwajah senja
hingga tak bisa kubedakan lagi
mana bayang, mana hitam, mana senja
akan merindukan duka
sebentar lagi
Jakarta,
12 Agustus 2008 at 10.30 a.m.
http://mutiaracinta .multiply. com
- 12a.
-
Re: [Rampai] Lelaki Yang Terus Menangis
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Mon Aug 11, 2008 8:57 pm (PDT)
Alhamdulillah... makasih, Kang Dani.
Seperti yang dikatakan client kantorku "Selamat memesona dengan kata-kata!"
^_^
Thanks for reading, Kang Dani...
p.s.: kapan ya kita ngejam puisi lagi?
Salam
Lia
2008/8/11 fil_ardy <fil_ardy@yahoo.com >
> HUaaaaaaa
> kereeeeen
> terutama pas bagian
>
>
> "Dirimu Yang air matanya
> menganak sungai hingga
> ke ceruk lantai kamarku"
>
> Mantaaabs, Mbak Lia
> teruslah berpuisii ^_^
>
> DANI
>
> In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> "Lia Octavia" <liaoctavia@...>
> wrote:
> >
> > *Lelaki Yang Terus Menangis*
>
> > Dirimu yang sedang memeluk malam, mulai menghamburkan puisipuisi
> yang sedari
> > tadi kau dekap di dalam kegelapan. Air mata yang kaukulum di antara riak
> > kilau matamu yang nyaris tak berbintang, kini berjatuhan di atas
> baitbait
> > isakmu.
>
>
>
>
- 13.1.
-
[revisi] Maklumat Sekolah Kehidupan tertanggal 08-08-08
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Mon Aug 11, 2008 9:22 pm (PDT)
*REVISI*
*MAKLUMAT SEKOLAH KEHIDUPAN TERTANGGAL 08-08-08*
Milis Sekolah Kehidupan yang berlandaskan prinsip "Comfort, Fun, And Welfare
Home", memiliki banyak ruang kelas sebagai tempat belajarnya, maka
diputuskan bahwa semua email yang dikirim ke milis ini *harus* mencantumkan
label/istilah dalam subjek email, sesuai dengan panduan di bawah ini.
Penggantian label/istilah ini akan disosialisasikan selama satu bulan penuh
ke milis ini sehingga semua sahabat sudah terbiasa menggunakan istilah dalam
subjek emailnya.
Bagi sahabat yang tidak menggunakan label/istilah dalam subjek emailnya akan
dimoderasi, supaya moderator bisa membantu mencantumkan label/istilah
sebelum meneruskannya ke milis. Jika ada pertanyaan tentang penggunaan
label/istilah ini, sila kirim email ke moderator.
* *
- Penggantian istilah
1. Istilah "Daftar Kelas" menjadi "*Jadwal Mata Pelajaran Seminggu*"
2. Istilah "Resensi Buku" menjadi "*Ruang Baca"*
3. Istilah "Resensi Film" menjadi " " *atau "Bioskop"*
4. Istilah "Inspirasi dan Motivasi" menjadi "*Inspirasi"* dan atau *
"Motivasi*"
5. Istilah "Wanita, Keluarga dan Rumahtangga" menjadi *"Ruang Keluarga"*
6. Istilah "Pendidikan dan Anak" menjadi *"TeKa"*
7. Istilah "Diary" menjadi *"Catcil"*
8. Istilah "Puisi" menjadi *"Rampai"*
9. Istilah "Diary Pekerja" menjadi *"Ruang Kantor"*
10. Istilah "Penyejuk Iman" menjadi *"Mimbar" *
11. Istilah "Sastra dan Seni" menjadi *" Bahasa"*
12. Istilah apapun yang tak terdefinisi: *"Catatan Kaki"*
13. Istilah donasi buku menjadi *"Perpustakaan"*
14. Istilah "Wirausaha" menjadi *"Garasi"*
15. Istilah iuran SK menjadi *"Tabungan"*
16. Istilah "Humor" menjadi *"Canda"*
17. Istilah Postingan Fhoto2 Menjadi *"Galeri"*
Penyambutan terhadap anggota milis yang baru Subjeknya: *"Ruang Tamu" *
- Tambahan subjek penulisan tiap minggu, utk artikel2 kesehatan *
("Sehat"),* juga artikel2 resensi musik *("Ruang Musik")*
- Bagi para anggota SK yg ingin promosi buku/ tulisan, bisa posting dgn
subject: *"Etalase" *
- Bagi para anggota SK yang ingin berbagi kisah/catatan perjalanan, bisa
diposting dengan subject *"Kelana" ***
- Bagi para anggota SK yang ingin mengumumkan
kelahiran/kematian/pernikahan/ ulang tahun, bisa diposting dengan istilah
*"Lonceng" ***
Bagi para anggota SK yang ingin mengumumkan ucapan syukur karena tulisan
dimuat di media/dapat pekerjaan baru/dapat jodoh/dapat rejeki nomplok/lulus
ujian/lulus kuliah/lulus sekolah, bisa diposting dengan istilah *"Prestasi"*
Salam
KABINET SEKOLAH KEHIDUPAN 2008-2010
- 14a.
-
[Etalase] For Sale: Buku Menggenggam Cahaya - Antologi Puisi dan Kis
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Mon Aug 11, 2008 9:24 pm (PDT)
*FOR SALE
*
*Judul* : MENGGENGGAM CAHAYA - ANTOLOGI PUISI DAN KISAH INSPIRATIF
Sebuah Persembahan Cinta Antologi Sekolah Kehidupan
*Penulis* : Komunitas SekolahKehidupan.com
*Cetakan* : Pertama, Juli 2008
*Penerbit* : Sekolah Kehidupan
*Tebal* : 190 halaman
*Harga* : Rp. 30,000/buah (belum termasuk ongkos kirim)
Dalam proses pembelajaran diri para insan yang arif dalam menjalani
kehidupannya di dunia ini, penuh dengan berbagai warna, berbagai kisah,
berbagai tantangan, berbagai pengalaman, yang penuh hikmah di baliknya, yang
hanya bisa dilihat melalui hati dan jiwa yang bening. Jiwa yang senantiasa
diliputi oleh cahaya Tuhan. Cahaya yang senantiasa tergenggam dalam setiap
niat dan usaha. Cahaya yang menggulirkan cinta. Karena hidup adalah
anugerah, hidup adalah kesempatan, hidup adalah cinta.
Semangat berkarya dan beramal yang telah mengilhami para anggota komunitas
Sekolahkehidupan.com untuk menerbitkan karya-karya sahabat SK/MPers/Netters
yang berserakan di dunia maya.
Buku yang merangkum 19 kisah inspiratif dan 31 puisi yang ditulis oleh
sebagian besar anggota komunitas Sekolahkehidupan.com merupakan salah satu
ruang untuk mengambil hikmah-hikmah yang tersembunyi dalam setiap peristiwa
kehidupan dan mengambil pelajaran daripadanya.
"Buku ini bukan hanya inspiratif,
tapi juga menyemai banyak motivasi dan perenungan.
Tak salah bila disebut Sekolah Kehidupan"
*(Melvy Yendra, penulis, editor, scriptwriter)*
"Hidup adalah suatu rangkaian proses yang berulang. Dari satu generasi ke
generasi, mulai dari terciptanya dunia, serta Adam dan Hawa. Selama dunia
belum kiamat, maka sekolah kehidupan akan tetap ada. Tinggal kita saja yang
harus menentukan. Ingin memanfaatkannya atau tidak."
*(Sinang Bulawan, The Founder)*
********
Buku "Menggenggam Cahaya" yang keuntungan penjualannya akan disumbangkan
untuk amal melalui Yayasan Portal Infaq ini dapat dipesan dan dibeli secara
online melalui:
1) Epri Tsaqib melalui Gerai Buku Online di www.geraibuku.com atau via email
geraibuku@ gmail.com, atau sms di 08161123323
ATAU
2) Lia via email antologi_sk@ yahoo.com atau sms di 08128146426
(Untuk menghindari double pesanan, mohon untk menghubungi salah satu contact
person saja)
Dengan menyebutkan jumlah buku yang dipesan dan alamat lengkap pengiriman.
Daftar ongkos kirim ke berbagai kota di Indonesia dapat dilihat pada website
TIKI di www.tikijne.co.id
Pembayaran (harga buku ditambah ongkos kirim) dapat ditransfer melalui
rekening:
Nama : Endah Widayati
No. rek : 0080346719
Bank : BCA
atau
Nama : Dani Ardiansyah
No. rek : 6007006333
Bank : Bank Syariah Mandiri (BSM)
atau
Nama : Epri Abdurrahman Rafi
No. rek : 301 044 6022
Bank : Bank Muamalat
Buku-buku akan dikirimkan ke alamat pemesan setelah konfirmasi pembayaran
diterima.
Konfirmasi pembayaran dapat langsung dikirim via sms ke Dani Ardiansyah di
085694771764 atau di fax ke 021-6009305 atau dikirim via email ke
antologi_sk@ yahoo.com
Salam
Team Buku Antologi Sekolah Kehidupan
- 15a.
-
Re: (Ruang Kantor) Dayang Sumbi Lupa Bangun*
Posted by: "indriast_03" indriast_03@yahoo.co.id indriast_03
Mon Aug 11, 2008 9:38 pm (PDT)
Salam..
Sangkuriang yang ini bisa lho buat memupuk "semangat kebersamaan' antar
rekan kerja.Tul kan..?!
Oia,satu lagi, keyakinan bahwa kita sanggup menyelesaikan semua
himpitan dan keterbatasan juga modal kuat untuk sebuah hasil yang
diidamkan.Seperti si "PO" ( panda gemuk, lucu, cekatan di film kungfu
Panda), yang punya mimpi jadi ahli bela diri kung fu. Semua meragukan,
bahkan dirinya gak yakin, tapi dengan Optimisme penuh,semua yang tak
mungkin jadi mungkin!
semangat bos!!
Semoga kisah" heroik " di ruang kantor,bisa jadi inspirasi teman2 semua.
(pantesan laporannya pake bahasa Arab,kalo ada yang bhs Inggris,jgn
lupa bagi2 job ma aku,he he, teuteeppp!!)
- 16.1.
-
Re: [Ruang Kantor] Sangkuriang*
Posted by: "andrisuryaningsih" andrisuryaningsih@yahoo.com andrisuryaningsih
Mon Aug 11, 2008 9:48 pm (PDT)
SubhanAllah...Luar biasa, sedemikian padet aktivitas masih berkenan
menyempatkan sedikit waktunya untuk berbagi dengan saudara2nya, kami
disini.
Begitulah aktivis, dengan semangat beramal dan keikhlasan, semua bisa
diselesaikan. Jangan ragu-ragu untuk terus berbagi. Beda sama yang
itu...,Saya menunggu tulisan Mas Budi selanjutnya.
Salam Manis,
Andrisuryaningsih [;)]
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "magnifico_99"com
<magnifico_99@...> wrote:
>
> Sangkuriang. Nama tokoh yang satu ini aku yakin tidak begitu asing di
> telinga kita. Tokoh legendaris dalam kisah Gn. Tangkuban perahu ini
> adalah seorang anak muda yang hendak mempersunting Ibu kandungnya
> sendiri, Dayang sumbi. Hingga akhirnya Dayang sumbi mengajukan sebuah
> syarat yang sebenarnya hanya akal2annya untuk menolak Sangkuriang.
> Yaitu permintaan untuk membuatkan sebuah kapal yang harus selesai
> dalam waktu semalam. Mau ga mau, jadi ga jadi harus jadi dan ga ada
> tawar-menawar. Sebuah harga mati. Sebuah permintaan yang sebenarnya
> tidak masuk akal akan tetapi mampu terwujudkan hanya dengan keyakinan,
> keteguhan, kemauan yang kuat dan perjuangan keras dari Sangkurian.
>
> Istilah Sangkuriang juga dipakai dikantorku. Karena kerap kali kami
> dapat pekerjaan baik dari internal maupun ekternal yang bersifat
> mendadak, mendesak dan ga bisa ditawar-tawar lagi. Akan tetapi hanya
> dengan komitmen, kesungguhan , kemauan yang kuat, dan kerja keras kami
> lah "sangkuriang2"itu bisa kami selesaikan. Pengorbanan itu tak
> terelakkan lagi. Pulang malam, perjalanan jauh, bekerja lebih dari jam
> kerja, itu sudah menjadi warna-warni yang mengasikkan buat kami.
> "Sangkuriang" itu kembali muncul beberapa hari ini. Sebuah pekerjaan
> yang memaksa kami harus begadang, meninggalakan tempat tidur yang
> nyaman, bahkan untuk mereka yang telah berkeluarga harus rela
> meninggalkan anak dan istri walau hanya semalam. Berkutat dengan
> "deadline" meskipun kami sudah menggantinya dengan istilah
> "guideline", tapi tetep saja membuat jantung kami terpacu lebih cepat,
> cemas, nerveus, gugup dan yang pastinya status siaga. Sampai dengan
> "guideline" tersebut terlewati. Karena kami berkomitmen untuk bisa
> menyelesaikan perkerjaan tepat waktu dan dengan hasil yang baik.
> Sebagai bukti profesionalisme kami dalam berkerja. Bahkan lembaga-pun
> terus menyempurnakan aturan agar kami bekerja dengan maksimal. Dulu
> kami hanya akan terkena pemotongan 100 ribu dari gaji kami jika
> terlambat masuk walau hanya sedetik. Sekarang ditambah lagi, PHK pada
> karyawan yang tidak menggunakan seragam sesuai jadwal dan SP2 untuk
> atasannya.
>
> Pagi tadi, direktur program mengrimkan sebuah pesan singkat melalui
> ponsel yang memintaku membuatkan laporan kerjasama dengan salah satu
> mitra di Dubai. Spontan akupun tersentak dengan pesan tersebut karena
> aku diminta menyelesaikannya maksimal jam 3 sore itu. Padahal posisiku
> saat itu sedang menyelesaikan sebuah perkerjaan yang juga cukup
> penting. Dan ternyata tidak cuman aku, beberapa rekan di direktorat
> lain juga sibuk menyelesaikan proposal kerjasama yang akan dibawa
> bersama dalam kunjungan ke Dubai tersebut. Karena ini undangan dari
> pihak Dubai dan beberapa Negara Arab maka kami pun tak mampu mengelak
> atau mengatur jadwal semau kami. Inilah yang kami sebut "sangkuriang".
> Unik kan?
>
> Untuk membuat proposal atau laporan mungkin bukan pekerjaan yang sulit
> tapi yang membuat kami harus berkerja ekstra adalah karena proposal
> dan laporan tersebut harus kami terjemahkan dan kami salin ke dalam
> bahasa Arab. Ini bukan pekerjaan mudah kawan, karena kami harus
> mengetik ulang ke dalam huruf Arab. Kalau sekedar membaca atau
> menerjemahkan cukup banyak orang kantor yang bisa, tapi menuliskannya
> ke dalam tulisan Arab pakai komputer itu yang menjadi tantangan kami
> malam ini.
>
> Kami pun terpaksa harus menginap di kantor. Bahkan Deputi kami pun
> ikut begadang. Karena menunggu hasil dari pihak outsource . Bahkan
> beberapa rekan juga begadang di kantor outsource agar mereka bisa
> menyelesaikannya tepat waktu. Karena besok pagi, Selasa 12 Agustus
> harus sudah selesai dan siap dibawa. Belum lagi kami harus cetak dan
> mengatur tata letaknya agar lebih"cantik" sebelum dicetak. Sekali lagi
> bukan pekerjaan yang mudah menata tulisan dalam bahasa Arab kecuali
> bagi mereka yang telah terbiasa.
>
> Kami yang ada dibagian program menyusun isi dari proposal dan laporan
> itu. Biro luar negeri mengontrol agar kata2 yang kami susun sesuai
> dengan bahasa yang mereka (pihak mitra) sukai. Sedangkan tim marketing
> menyusun layout dari cover, isi, dan tata letaknya. Sehingga hasilnya
> bisa sebaik mungkin yang kami usahakan.
> Inilah hasil dari sebuah komitmen. Sebuah dedikasi yang berpegang
> teguh pada nilai-nilai ke-amanahan, loyalitas, profesionalisme,
> sinergi dan setia pada visi. Dan aku yakin kawan2 SK mungkin pernah
> mengalami hal ini dan bisa jadi jauh lebih "heroik" dari kami.
>
>
> Salam hangat,
>
> Budi_magni
> Tengah malam telah berlalu
> Dalam perjuangan menyelesaikan 120 proposal dan laporan....go to Dubai
>
> Terimakasih terkhusus:
> Mas Hadian yang dah bantuin "nguber2 "guru bahasa Arab,
> Ustadz. Jaelani dengan Immarot-nya
> Rekan2 di Semarang yang dah aku repotin
> N Tim Sukses malam ini
>
- 17a.
-
Re: [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali)
Posted by: "'' Sweet ''" dyan177@yahoo.co.uk dyan177
Mon Aug 11, 2008 10:40 pm (PDT)
Pangesto Nia , .....
Hatur Nuhun , sami atuh abdi oge rada2 hilap  bhs sunda....cuman dikit2 masih pasihlah tapi klo bahasa Indonesia ga bakal lupa wlo udah cukup lama merantau hehehe....
Â
      Â
Â
Â
*yang lgi merantau di pulau Formosa *
<)^^(>
(( 'o' ))
=(,,)=(,,)=
(´Â´Ã¢¢.¸(´Â´Ã¢¢.¸ ¸.â¢Ã‚´Ã‚´) ¸.â¢Ã‚´Ã‚´)
> '''-_-'''It' s Me'''-_-''' »
(¸.â¢Ã‚´Ã‚´(¸.â¢Ã‚´Ã‚´ ´Â´Ã¢¢.¸)´Â´ â¢.¸)
http://sweety177. multiply. com/
http://www.friendst er.com/dyan177
YM = sweety9621
--- On Mon, 11/8/08, Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@gmail.com > wrote:
From: Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@gmail.com >
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali)
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Monday, 11 August, 2008, 8:45 PM
teh diana kumaha damang?
salam kenal jug aya teh..
ameng atuh ka imah abdi..
halah,....
sok2an bahasa sunda padahal gak bisa cuma logatnya duank
salam kenal
nia
(yang imahna di parung... bogor pinggiran dikit)
Pada 11 Agustus 2008 17:36, Sweet <dyan177@yahoo. co.uk> menulis:
Salam kenal juga tuk sahabat2 SK....
Â
Kenalkan , namaku Diana Dhamayanti (cukup panggil dyan aja )
saat ini daku tinggal di taiwan tp asli mah sunda dari subang...cuman numpang gede end tumbuh di jakarta dan sekarang numpang cari makan di taiwan hehehe......
Â
Daku tau alamat Milist ini lewat multipy yg di kirim oleh teman list Ika..
daku harap mohon kiranya di terima di sini untuk sama2 belajar kehidupan .
Â
Salam hangat Tuk smua ^_^
<)^^(>
(( 'o' ))
=(,,)=(,,)=
(´Â´Ã¢¢.¸(´Â´Ã¢¢.¸ ¸.â¢Ã‚´Ã‚´) ¸.â¢Ã‚´Ã‚´)
> '''-_-'''It' s Me'''-_-''' »
(¸.â¢Ã‚´Ã‚´(¸.â¢Ã‚´Ã‚´ ´Â´Ã¢¢.¸)´Â´ â¢.¸)
http://sweety177. multiply. com/
http://www.friendst er.com/dyan177
YM = sweety9621
--- On Mon, 11/8/08, indra purnama <indrakun@yahoo. com> wrote:
From: indra purnama <indrakun@yahoo. com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali)
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
Date: Monday, 11 August, 2008, 4:30 PM
Sumuhun betul pisan Mba Nia, saya Indra yg mantan moderator tea.
Terima kasih attensinya.
Smangat,
Indra
--- On Mon, 8/11/08, Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@gmail. com> wrote:
From: Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@gmail. com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali)
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
Cc: "Galih" <galih@asmo.co. id>
Date: Monday, August 11, 2008, 6:27 PM
selamat datang lagi mas indra....
akhirnya setelah sekian lama..
ditunggu juga euy tulisannya..
salam
Nia
(yang agak2 bingung dengan banyak nama indra. ini teh yang moderator sk ya?)
Pada 11 Agustus 2008 12:09, indra purnama <indrakun@yahoo. com> menulis:
Assalamualaikum Wr Wb.
Selamat Pagi, Siang, Sore dan Malam.
Dear Sahabat SekolahKehidupan
Tak ada kata yang mungkin dapat mewakili segenap perasaan saya saat ini, tapi yang pasti hasrat untuk kembali ke sekolah yang satu ini (SekolahKehidupan) kian hari kian tak terbendung.
Alhamdulillah internet line akhirnya bisa menjangkau keseharian saya lagi menghantarkan kesempatan bercengkrama dengan SekolahKehidupan bukan lagi hanya mimpi belaka :-)
Pak Sinang, apa kabar Pak?
Bang Nursalam, Fiyan Arjun, Galih, Ugik Madyo, dan sahabat SK semua apa kabar?
Tak lupa untuk team Moderaote terpilih Mas Dani Ardiansyah, apa kabar? Sukses ya....
For all of you Sahabat SK, its my pleasure to know all of you.
Salam cinta,
Indra
Not happy with your email address?
Get the one you really want - millions of new email addresses available now at Yahoo!
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com - 17b.
-
Re: [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali)
Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id siril_wafa
Mon Aug 11, 2008 11:11 pm (PDT)
Salam kenal Mas Indra...
saya juga murid SK baru, sini dekat saya juga boleh. ditunggu
tulisan2 inspiratifnya ya....^_^
Salam,
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , indra purnamacom
<indrakun@...> wrote:
>
> Salam cinta,
> Indra
>
- 17c.
-
Re: [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali)
Posted by: "indra purnama" indrakun@yahoo.com indrakun
Mon Aug 11, 2008 11:39 pm (PDT)
Salam kenal juga Mas Sismanto...
Terima kasih atas kursinya, nanti jangan pelit kasih saya contekan ya...:-)
Smangat!
Indra
--- On Tue, 8/12/08, sismanto <siril_wafa@yahoo.co.id > wrote:
From: sismanto <siril_wafa@yahoo.co.id >
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali)
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Tuesday, August 12, 2008, 3:11 PM
Salam kenal Mas Indra...
saya juga murid SK baru, sini dekat saya juga boleh. ditunggu
tulisan2 inspiratifnya ya....^_^
Salam,
--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, indra purnama
<indrakun@.. .> wrote:
>
> Salam cinta,
> Indra
>
- 17d.
-
Re: [Catatan Kaki] Salam Kenal (kembali)
Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Tue Aug 12, 2008 12:41 am (PDT)
wa'alaikum salam wr.wb
Waduh Kang Indra ke mana aja? (SKSD nih...)
Selamat datang kembali di kelas.
Perkenalken nama sayah Hadian siswa baru yang pendiam dari Bandung.
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537
- 18.
-
(Konseling) Tentang Mengurusi Orang Lain
Posted by: "Jenny Jusuf" j3nnyjusuf@yahoo.com j3nnyjusuf
Tue Aug 12, 2008 12:40 am (PDT)
Dear teman-teman milis,
Sebelumnya maaf ya kalau entri saya yang ini agak bersifat curhat dan ada ngomel2nya juga, hehehe. Semoga tetap bisa memberi inspirasi.
Love,
Jenny
-----
"Kamu harus ngomong sama mereka, Jen. Supaya mereka berubah. Udah lama
saya coba bicara, tapi mereka masih tetap sama. Sekarang giliran kamu."
Itu
yang diucapkan seorang kawan kepada saya belum lama ini, ketika kami
terlibat percakapan santai sambil melahap pastel, ditemani sebotol air
mineral.
'Mereka' yang dimaksud oleh kawan saya adalah dua oknum *halah* berinisial M dan T, teman kami berdua.
Saya bengong,
sesaat tidak tahu harus berkata apa. Sejujurnya, reaksi pertama saya
adalah geli, karena topik itu tidak cocok untuk dibahas dalam obrolan
ringan, apalagi diucapkan dengan nada sangat serius. Saya menutupi tawa
sebisanya demi tidak menyinggung si lawan bicara.
Mengubah orang? Saya?
Yaelaaah bok, salah orang kaleee.
M
dan T yang disebutkan lawan bicara saya adalah salah dua dari
teman-teman terbaik saya, yang selalu membuat saya merasa nyaman dan
bisa menjadi diri sendiri setiap kali berkumpul dengan mereka entah
sekadar ngobrol kesana-kemari, berbincang serius, atau bercanda
gila-gilaan sambil ketawa ngakak yang membuat kami merasa jadi kuntilanak dadakan.
Dengan kata lain saya setali tiga uang dengan mereka. ;-D
"Mereka perlu berubah, Jen. Hidupnya masih kayak gitu itu..." sambung lawan bicara saya, sementara saya pura-pura mendengarkan sambil terus mengunyah pastel.
Mau ngubah apaan, Neng? Situ siape? Ingin sekali saya mencetuskan itu, yang lagi-lagi saya tahan demi terjaganya perdamaian dunia.
Saya hanya tersenyum. Dan terus menjaga senyuman itu selama beberapa saat, sampai lawan bicara saya beranjak pergi.
Pesan nyentrik itu saya terima lebih dari dua kali, oleh orang yang sama. Dan setiap saat pula saya tergoda untuk nyeletuk, "Bo, elo salah orang banget kalo nyuruh gue khotbah supaya mereka bisa berubah. Lha gue sama aja kayak mereka."
;-D
Tapi, kejadian itu lantas membuat saya berpikir.
Memangnya penting, ya, mengubah orang lain untuk menjadi seperti yang kita mau kita anggap baik? Penting, mengubah orang untuk hidup berdasarkan konsep ideal kita?
Bukannya
kebenaran itu relatif ya, dan apa yang cocok buat seseorang, belum
tentu cocok untuk yang lain? Dan apa kabarnya kepribadian serta
karakter manusia yang beragam dan 'sudah dari sononya' (lepas dari usaha orang yang bersangkutan untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu)?
Lalu,
saya mencoba mengingat-ingat, apa saja yang pernah dilakukan M dan T
selama kami berteman -kelakuan, tindak-tanduk, sikap, dan sebagainya-
yang sampai membuat kawan saya begitu 'bernafsu' mengubah mereka?
Menurut
pengamatan saya, tidak ada yang salah dengan mereka berdua. Mereka
adalah perempuan-perempuan masa kini yang tengah sibuk meniti karir dan
menjalani kehidupan lengkap dengan berbagai rutinitas dan segala
warnanya, sama seperti saya dan kebanyakan dari kita. Perempuan
baik-baik dan normal seratus persen, samasekali tidak ada yang salah.
Lalu, kenapa kawan saya sangat 'ngotot' ingin mengubah mereka?
Ternyata
penyebabnya sederhana saja: menurut kawan saya yang
bijaksana-arif-baik-budi- lagi-rajin- menabung, M dan T kurang santun
dalam berbicara, sering melontarkan kalimat-kalimat bernada nyelekit, bercanda melampaui batas, dan memiliki 'ketidakberesan' dalam beberapa aspek hidup.
Mendadak, saya merasa geli. Dan lebih geli lagi ketika kami berempat (saya, kawan saya, M, dan T) benar-benar ngumpul bareng, ngobrol kesana-kemari sambil bersenda gurau.
Kenapa
geli? Karena di sepanjang percakapan (yang seharusnya santai dan
menyenangkan) itu, kawan saya tidak henti-hentinya berusaha mengoreksi
kalimat-kalimat yang dilontarkan dengan ringan oleh M dan T, juga saya
sendiri. Candaan yang sebetulnya sangat lumrah dan biasa; seperti
mengomentari kebiasaan satu sama lain, tertawa-tawa sambil bertukar
cerita tentang kejadian-kejadian konyol di kantor, tayangan
infotainmen, sampai berita kriminal yang nggak jelas juntrungannya, dan banyak lagi.
"T mulutnya yaaa, bercandanya gitu." (Ketika T menceritakan kelakuan kocak teman sekantornya)
"Haduh haduh, M, ngomong apa ituuu?" (Ketika M curhat tentang aktivitas di tempat kerjanya, entah apa saya lupa)
"Jenny ya, menyesatkan orang." (Ini ketika saya sedang bercanda sambil cekikikan, topiknya lupa, tapi berani sumpah nggak ada kaitannya dengan usaha menyesatkan keyakinan atau menanamkan racun di pikiran orang).
Sepeninggalnya,
saya, M dan T saling bertukar pandang, lalu geleng-geleng kepala dan
tertawa kecut. Sebal, jengkel sekaligus geli.
Tidak sulit ditebak, percakapan langsung berbelok ke betapa antik, nyentrik dan 'aneh'nya kelakuan kawan kami yang satu itu.
Atas
nama kejujuran, saya mengaku bahwa saya samasekali tidak membela kawan
saya. Saya bahkan ikut tersenyum ketika muncul berbagai celaan atas
sikapnya yang dipandang berlebihan dan 'tidak pada tempatnya'. Bukan
karena saya tersinggung oleh teguran di atas, namun karena saya merasa
kekesalan kami cukup beralasan: sikap merasa diri paling benar dan
menganggap orang lain salah (serta harus berubah) itu memang
menyebalkan.
Koreksi. SANGAT menyebalkan.
Deuuuh, hari giniiii... *gaabispikir*
Anyway,
peristiwa kecil itu jadi mengingatkan saya pada sebuah kasus yang saya
temui di blog pribadi seorang artis yang baru-baru ini mengklarifikasi
berita perceraiannya. Bukan, bukan masalah perceraiannya yang menarik
perhatian saya, melainkan komentar dari para pembaca blog tersebut yang
jumlahnya ratusan.
Ada yang mendukung, ada yang netral-netral
saja, ada yang tidak setuju, menyebutnya arogan dan egois,
mempertanyakan hubungannya dengan Tuhan, membantah alasan yang
dikemukakan si selebriti dengan dalil A-B-C, menentang perspektifnya,
dan cukup banyak yang 'berkhotbah' kesana-kemari tentang Cinta, Tuhan,
Hubungan dan Perpisahan dengan tulisan yang puanjang dan bisa jadi satu
entri sendiri.
Lucunya, artis yang bersangkutan tampaknya tidak
terlalu ambil pusing dengan pendapat orang maupun pemberitaan media
yang menggembar-gemborkan perceraiannya secara hiperbola (menurut saya
sih berlebihan, nggak tahu ya
untuk orang lain). Yang menjadikan kasus ini menarik untuk disimak
(lagi-lagi untuk saya pribadi) justru para pengunjung blog yang sibuk
berkomentar ini-itu, berpanjang-panjang memprotes keputusan dari seseorang yang belum tentu mereka kenal, di blog pribadi yang samasekali bukan milik mereka.
Membaca komentar-komentar tersebut menjadi sebuah 'hiburan' tersendiri untuk saya. Dagelan yang membuahkan senyum kecut, karena ternyata hare gene
masih banyak orang yang 'nekat' memaksakan persepsi, pendapat dan
keyakinan kepada orang lain, bahkan yang tidak dikenal secara pribadi.
Meski
komentar-komentar yang masuk dimoderasi, si empunya blog tampaknya
cukup berbesar hati mempublikasikan semua pendapat dan 'khotbah' yang
terang-terangan menyudutkan dirinya, dan sejujurnya, saya malah salut
akan hal itu.
Kalau saya jadi dia, mungkin saya akan menutup comment box selamanya.
Toh blog itu adalah milik saya pribadi, wadah personal yang bebas diisi
apa saja sesuka saya, dengan apa yang saya anggap penting dan layak
muat (syukur kalau orang lain kecipratan
manfaat, kalau tidak ya sudah). Toh, saya yang bercerai. Saya yang
paling tahu kondisi rumah tangga saya, saya yang paling mengerti
masalah di dalamnya, saya yang berjuang mati-matian mempertahankan
pernikahan dan akhirnya harus menyerah tentunya karena alasan yang
sangat signifikan... dan para komentator bijaksana ini samasekali tidak
mengenal saya secara pribadi untuk bisa mengetahui dengan objektif
duduk perkara sebenarnya. Who are you to judge?
Itu kalau saya jadi dia. *wink*
Lalu,
ada lagi kasus yang lumayan bikin 'bengong', yakni ketika sahabat saya
memutuskan untuk keluar dari sebuah komunitas beberapa tahun silam
karena ia diterima bekerja di luar pulau. Ketika ia mengambil keputusan
itu (yang notabene murni karena pekerjaan, bukan karena konflik atau
apapun yang negatif), semua orang beramai-ramai menghakimi dan
menjauhinya. Bahkan ada yang tega berkata, "Bakal jadi apa kamu kalau
keluar dari sini?"
Hal ini sempat membuat sahabat saya stres,
tapi (untungnya) ia sadar bahwa hidup harus terus berlanjut dan ia
tetap konsisten di jalur yang dipilihnya. Sekitar 3 tahun kemudian,
ketika ia berhasil 'membuktikan diri' dengan meraih jabatan manajer di
kantornya, barulah orang-orang di komunitas lamanya 'mengakui'
pencapaian sahabat saya dengan kalimat, "Yah... mungkin memang jatahnya
dia di situ, mungkin memang tempatnya."
HALAH.
Bo, kenapa nggak dari dulu ngomong gituuuu?
Kenapa tidak sejak awal kalimat itu diucapkan, sehingga tidak perlu
membuat sahabat saya 'berdarahdarah' dan stres berat? Begitu sulitkah
mempercayai seseorang untuk mengambil sebuah keputusan pribadi (yang by the way, tidak merugikan orang lain samasekali) dan sekadar mendukungnya tanpa menjatuhkan penghakiman?
Atau
contoh kasus lain, dimana seorang teman (sebut saja namanya E)
dikucilkan oleh lingkungannya karena memilih untuk menikah dengan
seseorang yang tidak disukai oleh orang-orang di lingkungan tersebut.
Selama mereka berpacaran, berkali-kali saya melihat E stres karena
berbagai perlakuan yang memojokkannya, sampai berat badannya menyusut
dan wajah gantengnya *ehem* jadi tampak lebih tua. Pada hari pernikahan
E, tidak ada satu pun sahabat dari komunitasnya yang hadir.
Drama.
Hidup ini memang panggung drama. Penulis favorit sekaligus guru saya pernah berkata, "Dalam
perjalanan ini, kita punya peran-peran untuk dimainkan. Di sinilah
pentingnya kesadaran, keelingan. Lakon apa pun yang kita pilih, lakukan
dengan sepenuh-penuhnya hati. Jalankan dengan kesadaran sebisa-bisanya."
Di
pentas raksasa ini, setiap orang berusaha memainkan lakon masing-masing
dengan sebaik mungkin. Dan itu bukan hal yang gampang. Lalu, jika
memainkan peran sendiri pun tidak mudah, mengapa harus berpusing-pusing
mengurusi peran orang lain? Mengapa harus ribet dengan dialog, pembawaan dan lakon orang lain, sementara mengurus lakon sendiri saja belum tentu becus?
Atau, barangkali, kita melakukannya demi secercah kepastian yang seakan-akan
mengonfirmasi 'keabsahan' dari apa yang kita pegang dan yakini selama
ini? Jangan-jangan kita sibuk menilai, berkomentar, mengkritik, dan
berkhotbah mengatasnamakan kebaikan orang yang bersangkutan, namun
sesungguhnya apa yang kita perbuat tak lebih dari upaya meyakinkan diri
sendiri bahwa apa yang kita genggam masih layak dipertahankan dan
dijaga erat bahwa kita masih benar? Dan untuk apa semua itu? Supaya
kita bisa merasa lebih nyaman untuk menghadapi realitas? Agar kita
mampu lebih tabah menjalani lakon kita sendiri?
Apa yang
sesungguhnya dimaksud dengan kebenaran sejati? Dan siapakah yang sedang
berbicara di balik setiap komentar dan penilaian yang kita jatuhkan
pada lakon yang diperankan orang lain di pentas ini? Kejujuran murni
dari hati yang senantiasa terbuka lebar, atau ego yang berlomba
memenangkan diri?
Saya bukan pengkhotbah dan tak ingin menjadi
guru bagi siapapun, namun sebagai seorang teman, izinkan saya mengajak
kita semua meluangkan waktu untuk sesaat merenung. Sejenak, dalam
keheningan, mari menengok ke dalam diri sendiri untuk bercermin pada
sosok paling jujur yang kita temui di sana, dan cobalah menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas serealistis mungkin.
Bila kita tak
dapat menjawabnya dengan sempurna, mungkin ini saatnya memalingkan
perhatian dari hal-hal yang bukan urusan kita dan mulai mengurusi diri
masing-masing. Memainkan lakon kita sebaik-baiknya, dengan kesadaran
dan sepenuh hati, sambil terus membuka mata batin. Mencari kebenaran
sejati yang otentik dan tidak menjejalkan kebenaran personal yang kita
miliki ke dalam wadah yang samasekali bukan milik kita.
Ya, ini juga berlaku untuk saya. :-)
*Terinspirasi dari entri ini dan percakapan jelang tengah malam dengan ibu yang sama, difasilitasi oleh promo-telepon-gratis dari sebuah provider seluler yang mati tiap 3 menit sekali. ;-D
ROCK Your Life! - Jenny Jusuf - http://jennyjusuf.blogspot. com
- 19.
-
[rumampai]ingin bersyair lagi.
Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id tinta_mirah
Tue Aug 12, 2008 12:41 am (PDT)
Untuk senyum hijau yang sekilas melintas dari balik kaca mobil sedan mewah hadiah sang ayah.seperti biasa..di jegalan lampu merah.
Bolehkan aku membakar sedikit kemenyan untuk hatimu dengan selembar jampi-jampi yang kan kukirim malam ini.
Tanpa sua,tanpa dupa.
Karena doa saja,sepertinya tak cukup untuk memalingkan kacamata beningmu pada arahku.
Jangan muntah,karena aku sudah malas untuk membongkar lagi airmata dari laci dalam hati.
Silahkan meludah,karena biasanya penaku kembali merdeka dengan sebuah patah.
Itu yang ku ingin,karena biasanya mantra-mantra seorang penyair lebih makna lagi karena ini.
Kembali,merindui patah hati di goa sunyi untuk kembali bersyair lagi.
Bandung.10.08.08.
Salam_mirah: jun nizami.
http://zunannizami.multiply. com
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar