Jumat, 16 Januari 2009

[daarut-tauhiid] FW: Gaza: Laporan dari Oslo

fyi

_______________________________

From: idaarimurtiandfriends@yahoogroups.com

LAPORAN DARI OSLO

Rabu, 14 Januari 2009 pukul 10:34:00


'Gaza Jadi Laboratorium Senjata Israel'


AGRESI ISRAEL

Menutur dua aktivis Norwace, senjata yang diuji coba kemungkinan adalah DIME.

OSLO -- Israel menggunakan Gaza sebagai tempat uji coba senjata baru mematikan yang mereka miliki. Hal ini diungkapkan dua tenaga medis Norwegia, Mads Gilbert (61) dan Erik Fosse (58) yang selama 10 hari bekerja di Rumah Sakit Shifa, Gaza. Mereka dikirim oleh Norwegian Aid Comitte (Norwac) ke Gaza pada 31 Desember lalu.

''Ada kecurigaan yang sangat besar, saya pikir Gaza sekarang digunakan sebagai laboratorium uji coba senjata baru,'' kata Gilbert saat tiba di bandara Gardermoen, Oslo, seperti dikutip harian Dawn, Selasa (13/1).

Ia menyatakan kecurigaan ini didasarkan pada sejumlah jenis luka yang diderita warga Gaza selama ia dan Fosse bekerja di RS Shifa. Gilbert dan Fosse menyatakan ada tanda-tanda yang sangat jelas bahwa Isreal menggunakan Dense Inert Metal Explosive (DIME) di Gaza.

''Ini merupakan generasi baru dari bahan peledak kecil yang berdaya ledak besar. Kekuatannya sangat besar dan bisa dirasakan dalam jarak 5 hingga 10 meter,'' ungkap Gilbert.

Menurut Gilbert, ia belum pernah melihat insiden ledakan yang merenggut korban. Para korban yang langsung terkena ledakan, kata dia, biasanya tubuhnya terkoyak dan tak akan bisa bertahan hidup. Namun ia dan rekannya menyatakan melihat sejumlah korban yang diyakini mengalami luka akibat ledakan DIME.

''Kami melihat sejumlah korban yang secara brutal sebagian anggota tubuhnya terpotong. Namun tanpa adanya luka akibat pecahan mesiu pada para korban, kecurigaan kami sangat besar bahwa luka tersebut pasti diakibatkan oleh DIME,'' ungkap Gilbert. Ia menambahkan luka akibat ledakan senjata ini sangat mengerikan.

Senjata ini, ungkap Fosse, menyebabkan urat terkoyak dari dagingnya. Ini sangat berbeda dengan luka yang diakibatkan pecahan mesiu. ''Saya telah melihat dan merawat korban dengan berbagai luka selama 30 tahun di berbagai zona perang berbeda. Dan ini (luka yang diderita warga Gaza) benar-benar terlihat berbeda,'' ungkapnya.

''Jika Anda berada di sangat dekat DIME yang meledak, rasanya kaki Anda seperti terkoyak-koyak dan lepas. Anda merasakan tekanan gelombang yang sangat kuat dan tak ada pecahan mesiu,'' jelas Fosse.

Di sisi lain, Gilbert juga yakin Israel menggunakan senjata ini pada perang melawan Hibullah di Lebanon pada 2006 lalu. Ia menambahkan, berdasarkan studi yang ada luka akibat DIME ini akan mengakibatkan kanker ganas dalam kurun waktu empat hingga enam bulan.

''Israel harus mengungkapkan senjata apa yang mereka gunakan dan komunitas internasional harus melakukan penyelidikan atas hal ini,'' katanya menegaskan.

Sementara Habas al-Wahid, kepala bagian gawat darurat di Shuhada al-Aqsa Hospital, Gaza City yang dikutip Arab News mengatakan dalam sejumlah kasus, kaki para korban yang terluka seperti terpotong dari tubuh.

''Terlihat seperti tulang yang baru saja dipotong oleh gergaji. Namun tak ada pecahan mesiu pada atau sekitar luka si korban,'' ungkapnya. Sementara juru bicara Rumah Sakit Shifa, Gaza City, Juma Saka, mengatakan ketika memeriksa luka sejumlah korban, para dokter menemukan bubuk dalam tubuh korban dan di bagian dalam organ mereka. Bubuk itu kemudian berubah menjadi karbon.

''Bubuk itu seperti mesiu mikroskopik yang kemungkinan besar penyebab luka pada korban,'' ungkapnya.

Menyusul klaim para dokter di Gaza, sebuah tim investigasi yang beranggotakan jurnalis Italia dari televisi Rai News 24, mengambil sampel dibawa ke Italia. Carmela Vaccaio, seorang dokter dari University of Parma, memeriksa sampel itu dan menemukan konsentrasi karbon dalam jumlah tinggi. Juga tembaga dan alumunium yang jumlahnya tak biasa.

Dalam laporannya, Vaccaio, mengatakan bahwa temuan yang didapatkan dari sampel tersebut memiliki hubungan dengan DIME. fer


(-)



Gaza, Layaknya Sabra dan Shatila Baru


By Republika Newsroom
Selasa, 13 Januari 2009 pukul 17:26:00

//www.republika.co.id/berita/25811.html>

Gaza, Layaknya Sabra dan Shatila BaruIOL

MADS GILBERT & ERIK FOSSE: Setiap orang ketiga yang terbunuh dan setiap orang yang terluka ialah anak-anak dibawah 18 tahun dan perempuan

OSLO ¯ Dua tenaga medis Norwegia yang kembali dari Jalur Gaza pada Senin 12 Januari lalu membandingkan serangan Israel sama halnya dengan pembantaian terhadap pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila pada 1982.

"Gaza di 2009 menjadi babak berdarah baru di sejarah Palestina dan Timur Tengah, sangat disayangkan, sangat mirip dengan Sabra dan Shatila," ujar Mads Gilbert pada saat konferensi pers di bandara Gardermoen, Oslo.

Meski jumlah korban akurat tak bisa diperoleh, pada September, tahun 1982, sekitar 2000 warga Palestina dibantai dalam kemah-kemah pengungsi Lebanon oleh milisi Kristen dibawah pengawasan sekutu Israel.

Kejadiannya, milisi Kristen Libanon, Phalangist diijinkan memasuki dua kemah pengungsi Palestina--yang saat itu dibawah pengawasan militer Israel--dan membantai warga sipil selama tiga hari. Sama seperti pembantaian di konflik-konflik lain, pelaku kejahatan Sabra dan Shatila tidak pernah diadili.

"Kami harap tidak pernah melihat hal seperti ini lagi," ujar Gilbert yang bekerja di Libanon saat pembantaian Sabra dan Shatila 1982 terjadi.

Kini lebih dari 917 orang telah terbunuh sejak Israel meluncurkan mesin perangnya terhadap rakyat di Jalur Gaza pada 27 Desember lalu.

Jumlah korban sipil yang tinggi, dan mereka yang menderita di Jalur Gaza, sangat serupa dengan apa yang disaksikan Gilbert, 61 tahun beserta koleganya, Erik Fosse, 58 tahun pada 1982.

Dua dokter tersebut mengatakan sebanyak 90 % korban terluka yang dirawat di rumah sakit Al-Shifa adalah warga sipil. "Setiap orang ketiga yang terbunuh dan setiap orang yang terluka ialah anak-anak dibawah 18 tahun dan perempuan," ujar Gilbert.

"Pengeboman harus segera dihentikan, dan perbatasan harus dibuka sehingga rakya sipil dapat menerima makanan, air, dan mencari penyelamatan," tegas Gilbert.

Penemuan Fakta

Sementara, Dewan Hak Asasi Manusia PBB tengah membentuk misi penemuan-fakta untuk meyelidiki dan membuktikan pelanggaran Israel terhadap hak asasi manusia dan hukum internasional.

Meski hasil voting yang dilakukan 12 Januari lalu berbeda-beda, lembaga itu dengan keras menuntut penghentian dan mengutuk serangan Israel. Inti pungutan suara menyatakan jika serangan Israel merupakan pelanggaran besar terhadap hak asasi warga Palestina.

Voting yang menugaskan 10 pakar PBB dalam hak asasi manusia dan Komisioner Tertinggi Hak Asasi PBB, Navanethem Pillay menghasilkan dua penyeledikan terpisah terhadap pelanggaran.

Lembaga tersebut juga membentuk badan independen penemuan-fakta internasional,untuk menginvestigasi pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional oleh Israel.

Sekretari Jendral PBB, Ban Ki-moon juga diminta untuk menginvestigasi pengeboman sekolah PBB di Jalur Gaza. 33 negara dari Afrika, Asia, Arab, dan Amerika latin menyatakan suara sepakat terhadap resolusi, sementara tiga belas lain, terutama dari negara-negara Eropa memilih abstain, dan hanya Kanada satu-satunya negara yang menolak.

Negara-negara barat mengatakn, teks yang diletakkan oleh negara-negara Afrika dan Arab tersebut terlalu bias dan gagal untuk berimbang menyorot peran serangan roket yang diluncurkan oleh Palestina sehingga memicu serangan.

Perwakilan Uni Eropa menyatakan EU dapat mendukung beberapa elemen dalam resolusi, namun menemukan teks dalam resolusi terlalu berpihak, terlepas dari fokus mereka terhadap pelanggaran hak asasi manusia di Gaza.

Israel sendiri, sudah diduga, menolak bekerja sama dengan misi penemuan fakta, seperti yang telah dilakukan negara itu tahun-tahun sebelumnya. Bahkan pemerintah Israel bulan lalu telah menahan dan memulangkan kembali seorang pakar PBB, Richard Falk, pada saat mendarat di bandara Ben Gurion./IOL/it

------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: