Sabtu, 31 Januari 2009

[daarut-tauhiid] Membeli Kebun di Surga

Membeli Kebun di Surga


oleh Dadi M. Hasan Basri

-----------------


Suatu ketika, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang bersedekah, di surga nanti, ia akan memiliki seperti yang ia sedekahkan."

Abu Dahdah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, aku
memiliki dua kebun. Apabila salah satunya kusedekahkan, apakah kelak
aku akan memiliki kebun seperti itu di surga?'

Rasulullah SAW menjawab, "Benar."

Abu Dahdah kembali bertanya, "Apakah istri (Ummu Dahdah) dan anak-anakku juga akan bersamaku di surga?"


Rasulullah SAW menjawab, "Benar."

Abu Dahdah pun membulatkan tekadnya untuk menyedekahkan kebunnya
yang terbaik.
Sesampainya di kebun itu, ia berjumpa dengan istri dan
anak-anaknya. Ia pun menegaskan kepada mereka, "Aku akan menyedekahkan
kebun ini. Dengan begitu, aku membeli kebun seperti ini di surga.
Adapun engkau, istriku, akan bersamaku dan seluruh anak kita."

Tiba-tiba saja meneteslah air mata bahagia dari kedua pelupuk mata istrinya yang beriman itu.

Istri Abu Dahdah lalu berkata, "Semoga yang engkau jual dan beli diberkati Allah SWT, wahai suamiku."

Istri Abu Dahdah kemudian segera memanggil anak-anaknya dan
meninggalkan kebun itu karena sudah bukan milik mereka lagi. Akhirnya,
kebun itu menjadi milik umat Islam yang miskin.

Kisah diatas dikutip oleh al-Kalbi dalam tafsirnya saat menjelaskan surah al-Baqarah ayat 245,

"Barangsiapa
meminjami Allah dengan pinjamannya yang baik maka Allah melipatgandakan
ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki)
dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan."

Kisah ini juga diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib. Kisah ini
mengingatkan kita bahwa apa yang tengah kita genggam sekarang ini, apa
yang kita miliki kini, pada hakikatnya tidaklah memiliki arti apa-apa
bila tidak kita infakkan, bila tidak kita sedekahkan di jalan Allah.

Harta yang diperhitungkan oleh Allah untuk diberi balasan kenikmatan
surga bukanlah harta yang kita peroleh kemudian kita simpan, melainkan
harta yang kita peroleh dengan jalan yang halal kemudian kita infakkan
(nafkahkan) dan kita sedekahkan.

Abu Dahda, seorang sahabat Nabi, ketika mendengar bahwa sedekah yang
kita berikan akan diganti oleh Allah dengan ganti yang setimpal, bahkan
lebih, dengan segera menginfakkan salah satu dari dua kebunnya, bahkan
kebunnya yang terbaik. Ia berharap
Allah akan menggantinya dengan kebun
serupa di surga kelak.

Kisah ini dapat kita jadikan bahan renungan dan cerminan, apakah
sudah seperti itu upaya kita untuk mendapatkan hal yang sepadan di
akhirat kelak dengan apa yang kita infakkan di dunia ini. Apakah infak
dan sedekah yang kita keluarkan hanyalah serpihan-serpihan kecil atau
remah-remah dari harta kita yang tidak berarti dan tidak kita
perhitungkan?

Seorang teman pernah berseloroh, "Bila Anda merasa berat sewaktu
berinfak dengan sepuluh ribu rupiah, tetapi merasa ringan sewaktu
berinfak dengan seribu rupiah, seukuran itu pulalah kualitas Anda.
Semakin ringan Anda mengeluarkan infak dalam jumlah yang semakin besar
dalam kemampuan Anda, sebesar itu pulalah kualitas Anda."

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman,"Berikan hartamu maka Aku akan memberi kepadamu." (HR Bukhari dan Muslim)


Karena itu, jangan ragu-ragu untuk berinfak dan bersedekah. Biarkanlah
diri Anda memberi. Bila Anda melakukannya dengan ikhlas dan kerendahan
hati, banyak berkah Ilahi yang mengalir kepada Anda.

Tujuh manfaat bersedekah:

1. membebaskan dari kesulitan,

2. menyembuhkan penyakit,

3. memelihara harta benda,

4. meredakan murka Allah,

5. menarik cinta kasih manusia,

6. membuat hati yang keras menjadi lembut, dan

7. menambah keberkahan usia.

Dalam sebuah pepatah dikatakan, "Sebaik-baik harta adalah yang kamu
infakkan (sedekahkan) dan sebaik-baik ilmu adalah yang memberimu guna."

Jakarta, 28 Januari 2009

Dadi M. Hasan Basri
---------------------------------sumber : eramuslim.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: