Rabu, 21 Januari 2009

[daarut-tauhiid] WAJAH BURUK YAHUDI


BismillaaHir Rohmaanir Rohiim
Assalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allohu Ta'ala. kita memujiNya meminta pertolongan kepadaNya dan memohon ampunanNya, serta berlindung kepada Alloh dari kejelekan diri diri kita dan dari kejahatan amalan amalan kita. Barangsiapa yang Alloh beri petunjuk padanya, maka tiada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Alloh sesatkan, maka tiada yang bisa menunjukkinya.
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allohu Ta'alaa dan tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya.

Amma ba'du

Wajah Buruk Yahudi

oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin

**

*P*otret Yahudi, di mata umat Islam, memang demikian kelam. Sejak jaman
baheula (dahulu) hingga kini, kejahatan dan keculasannya teramat sulit untuk
dilupakan. Saking banyaknya, bisa jadi daftar riwayat kekejiannya bakal
memenuhi lemari sejarah.

Orang-orang Yahudi memandang bahwa mereka adalah umat pilihan Allah *Subhanahu
wa Ta'ala*. Mereka merasa diistimewakan dan dilebihkan atas seluruh umat
pada zamannya, yaitu semasa Nabi Musa *'alaihissalam*.

Disebutkan oleh *Abul Fida` Ismail Ibnu Katsir* *rahimahullahu* dalam *
Tafsir*-nya, bahwa dilebihkannya mereka atas umat-umat yang lalu pada
masanya, yaitu dengan dikaruniai keutamaan diutusnya para rasul Allah
*Subhanahu
wa Ta'ala* dari kalangan mereka, diturunkan kitab-kitab suci kepada mereka,
dan diberinya mereka kerajaan.

Allah *Subhanahu wa Ta'ala* berfirman berkenaan dengan keutamaan yang telah
diberikan kepada mereka:

íóÇ Èóäöí ÅöÓúÑóÇÆöíúáó ÇÐúßõÑõæÇ äöÚúãóÊöíó ÇáøóÊöí ÃóäúÚóãúÊõ Úóáóíúßõãú
æóÃóäöøí ÝóÖøóáúÊõßõãú Úóáóì ÇáúÚóÇáóãöíúäó

*"Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan
kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas
segala umat."* (*Al-Baqarah*: 47)

Kata *al-yahudu* (ÇáúíóåõæÏõ), menurut *Ibnu Manzhur* dalam *Lisanul 'Arab*,
secara etimologi berasal dari kata *hadu* (åóÇÏõæÇ) yang bermakna mereka
telah bertaubat. Sepadan dengan itu, *Ibnu Katsir* *rahimahullahu* dalam *
Tafsir*-nya mengungkapkan pula bahwa al-yahud adalah para pengikut Musa *
'alaihissalam*. Mereka adalah orang-orang yang berhukum pada Taurat di
zamannya. Kata al-yahud itu sendiri adalah *at-tahawwudu* (
ÇáÊøóåóæøõÏõ) yang memiliki makna at-taubah. Sebagaimana Musa *'alaihissalam
* berkata:

ÅöäøóÇ åõÏúäóÇ Åöáóíúßó

*"Sungguh kami telah bertaubat kepada-Mu."* (*Al-A'raf*: 156)

Maka, penamaan mereka dengan *al-yahud* lantaran sikap taubat mereka. Adapun
secara nasab, mereka digariskan kepada anak keturunan Ya'qub *'alaihissalam*
.

Al-Qur`an sendiri banyak membongkar keculasan watak Yahudi. Walau mereka
telah mendapatkan keutamaan dari Allah *Subhanahu wa Ta'ala*. Namun karunia
tersebut tidak disyukuri sebagaimana mestinya. Bahkan mereka menunjukkan
sikap pembangkangan, arogan, dan durhaka kepada Allah *Subhanahu wa Ta'ala*.

Mereka semestinya mengesakan Allah *Subhanahu wa Ta'al*a namun justru
menjadikan 'Uzair sebagai anak Allah *Subhanahu wa Ta'ala*. Lihatlah,
bagaimana mereka berpaling dari apa yang mereka janjikan untuk bertauhid.
Allah *Subhanahu wa Ta'ala* membuka kedok watak mereka yang sebenarnya:

æóÅöÐú ÃóÎóÐúäóÇ ãöíúËóÇÞó Èóäöí ÅöÓúÑóÇÆöíúáó áóÇ ÊóÚúÈõÏõæúäó ÅöáøóÇ Çááåó
æóÈöÇáúæóÇáöÏóíúäö ÅöÍúÓóÇäðÇ æóÐöí ÇáúÞõÑúÈóì æóÇáúíóÊóÇãóì æóÇáúãóÓóÇßöíúäö
æóÞõæúáõæÇ áöáäøóÇÓö ÍõÓúäðÇ æóÃóÞöíúãõæÇ ÇáÕøóáóÇÉó æóÂÊõæÇ ÇáÒøóßóÇÉó
Ëõãøó ÊóæóáøóíúÊõãú ÅöáøóÇ ÞóáöíúáðÇ ãöäúßõãú æóÃóäúÊõãú ãõÚúÑöÖõæúäó

*"Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
Janganlah kalian menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu
bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta
ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat, dan
tunaikanlah zakat. Lantas kalian tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian
kecil dari kalian, dan kalian selalu berpaling."* (*Al-Baqarah*: 83)

Kemudian, nyata sekali kebatilan agama Yahudi setelah mereka menjadikan
'Uzair sebagai anak Allah *Subhanahu wa Ta'ala* sebagaimana orang-orang
Nasrani menjadikan Al-Masih sebagai anak Allah *Subhanahu wa Ta'ala*.
Firman-Nya:

æóÞóÇáóÊö ÇáúíóåõæúÏõ ÚõÒóíúÑñ ÇÈúäõ Çááåö æóÞóÇáóÊö ÇáäøóÕóÇÑóì ÇáúãóÓöíÍõ
ÇÈúäõ Çááåö Ðóáößó Þóæúáõåõãú ÈöÃóÝúæóÇåöåöãú íõÖóÇåöÆõæúäó Þóæúáó
ÇáøóÐöíúäó ßóÝóÑõæÇ ãöäú ÞóÈúáõ ÞóÇÊóáóåõãõ Çááåõ Ãóäøóì íõÄúÝóßõæúäó

*"Orang-orang Yahudi berkata: 'Uzair itu putera Allah'. Dan orang-orang
Nasrani berkata: 'Al-Masih putera Allah'. Demikian itulah ucapan mereka
dengan mulut mereka. Mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang
terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka, bagaimana mereka bisa berpaling."* (*
At-Taubah*: 30)

Tak cuma itu. Mereka pun melakukan penyimpangan tauhid dengan menjadikan
para ulama (al-ahbar) dan orang-orang ahli ibadah (ar-ruhban) sebagai
sesembahan selain Allah *Subhanahu wa Ta'ala*.

ÇÊøóÎóÐõæÇ ÃóÍúÈóÇÑóåõãú æóÑõåúÈóÇäóåõãú ÃóÑúÈóÇÈðÇ ãöäú Ïõæúäö Çááåö
æóÇáúãóÓöíúÍó
ÇÈúäó ãóÑúíóãó æóãóÇ ÃõãöÑõæÇ ÅöáøóÇ áöíóÚúÈõÏõæÇ ÅöáóåðÇ æóÇÍöÏðÇ áóÇ
Åöáóåó ÅöáøóÇ åõæó ÓõÈúÍóÇäóåõ ÚóãøóÇ íõÔúÑößõæúäó

*"Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan
selain Allah, dan (mereka juga mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam,
padahal mereka hanya diperintah menyembah Ilah yang Esa, tidak ada Ilah
(yang berhak disembah) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka
persekutukan."* (*At-Taubah*: 31)

Menjelaskan ayat di atas, *Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan* menyatakan, bahwa
para alim dan ahli ibadah tersebut merupakan kalangan Yahudi dan Nashara.
Yahudi dan Nashara telah menjadikan para ulama dan orang-orang ahli ibadah
dari kalangan mereka sebagai tuhan (sesembahan) selain Allah *Subhanahu wa
Ta'ala*. (*I'anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid*, hal. 120)

Termasuk yang menyebabkan mereka menjadi musuh Islam, adalah sikap Yahudi
yang gemar mengubah ayat-ayat Allah *Subhanahu wa Ta'ala*. Seperti
disebutkan *Ibnu Katsir* *rahimahullahu* saat memberi penafsiran terhadap
ayat:

æóãöäó ÇáøóÐöíúäó åóÇÏõæÇ ÓóãøóÇÚõæúäó áöáúßóÐöÈö ÓóãøóÇÚõæúäó
áöÞóæúãò ÂÎóÑöíúäó
áóãú íóÃúÊõæúßó íõÍóÑøöÝõæúäó Çáúßóáöãó ãöäú ÈóÚúÏö ãóæóÇÖöÚöåö

*"Dan di antara orang-orang Yahudi amat suka mendengar
(perkataan/berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan
orang lain yang belum datang kepadamu. Mereka mengubah-ubah
perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya..." *(*Al-Ma`idah*: 41)

Maka kata *Ibnu Katsir* *rahimahullahu*, bahwa yang dimaksud orang-orang
Yahudi adalah mereka yang merupakan musuh-musuh Islam dan pemeluknya secara
menyeluruh. Mereka mengubah-ubah firman Allah *Subhanahu wa Ta'ala* dan
menafsirkannya dengan tafsir yang bukan sebagaimana dimaksudkan oleh
Allah *Subhanahu
wa Ta'ala*.

Sisi lain, kaum Yahudi pun melakukan penolakan terhadap Al-Qur`an. Ketika
mereka diperintahkan untuk beriman kepada Al-Qur`an, mereka melakukan tindak
pembangkangan dan arogansi secara menantang. Allah *Subhanahu wa
Ta'ala*berfirman:

æóÅöÐóÇ Þöíúáó áóåõãú ÂãöäõæÇ ÈöãóÇ ÃóäúÒóáó Çááåõ ÞóÇáõæÇ äõÄúãöäõ ÈöãóÇ
ÃõäúÒöáó ÚóáóíúäóÇ æóíóßúÝõÑõæúäó ÈöãóÇ æóÑóÇÁóåõ æóåõæó ÇáúÍóÞøõ ãõÕóÏöøÞðÇ
áöãóÇ ãóÚóåõãú Þõáú Ýóáöãó ÊóÞúÊõáõæúäó ÃóäúÈöíóÇÁó Çááåö ãöäú ÞóÈúáõ Åöäú
ßõäúÊõãú ãõÄúãöäöíúäó

*"Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Berimanlah kepada Al-Qur`an yang
diturunkan Allah', mereka berkata: 'Kami hanya beriman kepada apa yang
diturunkan kepada kami'. Dan mereka kafir kepada Al-Qur`an yang diturunkan
sesudahnya, sedang Al-Qur`an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan
apa yang ada pada mereka. Katakanlah: 'Mengapa kamu dahulu membunuh
nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?'."* (*Al-Baqarah*:
91)

Mereka tak hendak memancangkan keimanan di dalam hati mereka terhadap
Al-Qur`an. Mereka sekedar mencukupkan diri sebatas pada Taurat dan Injil.
Padahal Al-Qur`an telah mencakup dan membenarkan kitab-kitab yang datang
sebelumnya, termasuk Taurat dan Injil yang ada pada mereka. Inilah bentuk
kesombongan Yahudi. Pantas bila kemudian mereka mendapat laknat disebabkan
sikap-sikap mereka yang tidak mau beriman dan bersikap melampaui batas:

áõÚöäó ÇáøóÐöíúäó ßóÝóÑõæÇ ãöäú Èóäöí ÅöÓúÑóÇÆöíúáó Úóáóì áöÓóÇäö ÏóÇæõÏó
æóÚöíúÓóì ÇÈúäö ãóÑúíóãó Ðóáößó ÈöãóÇ ÚóÕóæúÇ æóßóÇäõæÇ íóÚúÊóÏõæúäó

*"Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan
Isa putera Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu
melampaui batas."* (*Al-Ma`idah*: 78)

Selain itu, mereka termasuk pula orang-orang yang mendapat murka dari Allah
*Subhanahu wa Ta'ala*:

ÖõÑöÈóÊú Úóáóíúåöãõ ÇáÐöøáøóÉõ Ãóíúäó ãóÇ ËõÞöÝõæÇ ÅöáøóÇ ÈöÍóÈúáò ãöäó Çááåö
æóÍóÈúáò ãöäó ÇáäøóÇÓö æóÈóÇÁõæÇ ÈöÛóÖóÈò ãöäó Çááåö æóÖõÑöÈóÊú Úóáóíúåöãõ
ÇáúãóÓúßóäóÉõ

*"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka
berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia,
dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah."* (*Ali 'Imran*: 112)

... æóÈóÇÁõæÇ ÈöÛóÖóÈò ãöäó Çááåö ...

*"...dan mereka mendapat kemurkaan dari Allah..."* (*Al-Baqarah*: 61)

ÝóÈóÇÁõæÇ ÈöÛóÖóÈò Úóáóì ÛóÖóÈò ...

*"Dan mereka mendapat murka setelah kemurkaan..." *(*Al-Baqarah*: 90)

Kata *Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah* *rahimahullahu* saat menerangkan
ayat-ayat di atas, bahwa (ayat-ayat tersebut) ini merupakan penjelas
bahwasanya al-yahud dimurkai atas mereka. (*Iqtidha` Ash-Shirath Al-Mustaqim
*, hal. 117)

*Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah* *rahimahullahu*, dalam menjelaskan Yahudi
sebagai kaum yang dimurkai, mengutip pula hadits yang dikeluarkan oleh *Al-Imam
At-Tirmidzi* *rahimahullahu*. Hadits ini dihasankan *Asy-Syaikh Muhammad
Nashirudin Al-Albani* *rahimahullahu*. Disebutkan dalam hadits tersebut:

ÝóÅöäøó ÇáúíóåõæúÏó ãóÛúÖõæúÈñ Úóáóíúåöãú¡ æóÅöäøó ÇáäøóÕóÇÑóì ÖóáøóÇáñ

*"Sesungguhnya Yahudi dimurkai atas mereka, dan sesungguhnya Nashara adalah
orang-orang yang sesat."* (*HR. At-Tirmidzi* no. 2953)

Itulah sosok Yahudi. Digambarkan secara transparan melalui Al-Qur`an dan
As-Sunnah. Walau mereka telah memahami apa yang termaktub dalam kitab
mereka, namun mata hati mereka tumpul untuk menerima kebenaran. Tak kalah
sengitnya adalah sikap permusuhan mereka terhadap kaum muslimin. Permusuhan
yang dilandasi keinginan mereka untuk menyatukan millah (nilai syariat)
sesuai dengan yang mereka kehendaki.

æóáóäú ÊóÑúÖóì Úóäúßó ÇáúíóåõæúÏõ æóáóÇ ÇáäøóÕóÇÑóì ÍóÊøóì ÊóÊøóÈöÚó
ãöáøóÊóåõãú
Þõáú Åöäøó åõÏóì Çááåö åõæó ÇáúåõÏóì æóáóÆöäö ÇÊøóÈóÚúÊó ÃóåúæóÇÁóåõãú
ÈóÚúÏó ÇáøóÐöí ÌóÇÁóßó ãöäó ÇáúÚöáúãö ãóÇ áóßó ãöäó Çááåö ãöäú æóáöíøò æóáóÇ
äóÕöíúÑò

*"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang benar)'. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak menjadi pelindung dan
penolong bagimu."* (*Al-Baqarah*: 120)

Allah *Subhanahu wa Ta'ala* mengabarkan kepada Rasul-Nya, sesungguhnya
orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak akan pernah ridha (senang)
kepadanya kecuali setelah mengikuti agama mereka. Karena sesungguhnya,
mereka adalah orang-orang yang gencar menyeru (mengajak) orang-orang agar
masuk ke dalam agama mereka. (Lihat *Taisir Al-Karimi Ar-Rahman fi Tafsiri
Kalam Al-Mannan* karya *Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di* *
rahimahullahu* dalam menafsirkan surat *Al-Baqarah* ayat 120)

Dipertegas oleh *Al-Imam Al-Qurthubi* *rahimahullahu*, bahwa seandainya
engkau memberi apa yang mereka minta, mereka tetap saja belum senang
kepadamu. Sesungguhnya, mereka akan merasa senang kala dirimu mau
meninggalkan Islam dan mengikuti (agama) mereka. (*Al-Jami' li Ahkami
Al-Qur`an*, 2/507)

Mencermati pernyataan para ulama di atas, memberi asupan berupa peringatan
betapa kerasnya tekad kaum Yahudi dan Nasrani untuk menggaet kaum muslimin
keluar dari agamanya. Penjelasan para ulama di atas tentu saja tidak bisa
hanya diperhatikan dengan memicingkan sebelah mata. Karena pergulatan dakwah
di dunia nyata, pemurtadan terhadap kaum muslimin demikian marak.

Ini merupakan bukti bahwa permusuhan yang mereka lancarkan kepada kaum
muslimin bukan sekedar faktor perebutan kekuasaan atau masalah kepemilikan
atas status wilayah, namun lebih dari itu lantaran masalah agama.

Pendudukan wilayah Palestina oleh Yahudi bukan sekedar orang-orang Yahudi
membutuhkan tempat untuk tinggal. Namun perjuangan mereka untuk merebut
tanah Palestina adalah lantaran dilandasi idealisme keagamaan.

Maka gambaran-gambaran yang telah dipaparkan dalam tulisan ini hanya
sebagian kecil dari yang bisa ditampilkan untuk melihat wajah buruk Yahudi.
Bercokolnya negara Israel di wilayah Palestina merupakan salah satu
"permainan" tingkat global yang dipertontonkan kaum Yahudi. Aksi-aksinya
yang sistematis dan didukung lobi zionis menjadikan daya gigit mereka
terhadap musuh-musuhnya terasa lebih ampuh.

Tapi, benarkah mereka kokoh? Tidak. Mereka lemah, karena menjadikan
pelindung (penolong) selain Allah *Subhanahu wa Ta'ala*. Kekuatan yang
mereka susun tak ubahnya bak sarang laba-laba. Walau nampak rapi tersistem,
namun senyatanya lemah sekali. Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah
rumah laba-laba.

ãóËóáõ ÇáøóÐöíúäó ÇÊøóÎóÐõæÇ ãöäú Ïõæúäö Çááåö ÃóæúáöíóÇÁó ßóãóËóáö
ÇáúÚóäúßóÈõæúÊö
ÇÊøóÎóÐóÊú ÈóíúÊðÇ æóÅöäøó Ãóæúåóäó ÇáúÈõíõæúÊö áóÈóíúÊõ ÇáúÚóäúßóÈõæúÊö
áóæú ßóÇäõæÇ íóÚúáóãõæúäó

*"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah
adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang
paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui."* (*Al-'Ankabut*:
41)

Tapi, kenapa kaum muslimin tetap tak berdaya menghadapi mereka?

Ya, karena kaum muslimin masih carut marut. Masing-masing berjalan dengan
pemahaman dan pikirannya sendiri-sendiri.

Ada yang berjuang dan memiliki militansi yang tinggi, ternyata mereka
berpaham Khawarij. Ada yang mencoba lebih lembut, berupaya menampilkan citra
Islam yang damai dan sejuk, sehingga mengedepankan penataan spiritualitas,
ternyata mereka penganut Sufi. Ada yang nampak cerdas, seakan mampu mengolah
akal, ternyata mereka teracuni pemahaman Mu'tazilah. Ada yang berdakwah
dengan menggiring penganutnya cinta kepada Rasulullah *Shallallahu 'alaihi
wa sallam *dan ahlu baitnya, ternyata mereka berbendera Syi'ah Rafidhah.

Maka, untuk membingkai kembali bangunan kaum muslimin sehingga tertata
secara baik, Rasulullah *Shallallahu 'alaihi wa sallam* telah memberikan
solusi sebagaimana tergambar dalam hadits Ibnu 'Umar *radhiyallahu 'anhuma*.
Kata beliau, "Aku mendengar Rasulullah *Shallallahu 'alaihi wa sallam*bersabda:

ÅöÐóÇ ÊóÈóÇíóÚúÊõãú ÈöÇáúÚöíúäóÉö æóÃóÎóÐúÊõãú ÃóÐúäóÇÈó ÇáúÈóÞóÑö æóÑóÖöíúÊõãú
ÈöÇáÒøóÑúÚö æóÊóÑóßúÊõãõ ÇáúÌöåóÇÏó ÓóáøóØó Çááåõ Úóáóíúßõãú ÐõáøðÇ áóÇ
íóäúÒöÚõåõ ÍóÊøóì ÊóÑúÌöÚõæÇ Åöáóì Ïöíúäößõãú

*"Apabila kalian terlibat jual beli 'inah, kalian telah mengambil ekor-ekor
sapi, kalian merasa senang dengan pertanian, dan kalian telah tinggalkan
jihad, maka Allah akan timpakan atas kalian kehinaan. Tidak akan dicabut
kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian." *

(*Sunan Abi Dawud*, no. 3458, dishahihkan oleh *Asy-Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al-Albani* *rahimahullahu* dalam *Ash-Shahihah* no. 11)

Kembali kepada agama dengan pemahaman yang telah diajarkan oleh
Rasulullah *Shallallahu
'alaihi wa sallam* kepada para sahabatnya *radhiyallahu 'anhum*. Memahami
agama sebagaimana para *salafush shalih* telah memahaminya.

Menukil apa yang dinyatakan *Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Abdillah bin Baz* *
rahimahullahu*, bahwa *ittiba'* (mengikuti) syariat Allah *Subhanahu wa
Ta'ala* dan bersabar dalam mengikutinya merupakan salah satu sebab turunnya
pertolongan Allah *Subhanahu wa Ta'ala* kepada orang-orang yang beriman.
Sebagaimana firman Allah *Subhanahu wa Ta'ala*:

íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíúäó ÂãóäõæÇ Åöäú ÊóäúÕõÑõæÇ Çááåó íóäúÕõÑúßõãú
æóíõËóÈøöÊú ÃóÞúÏóÇãóßõãú

*"Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah,
niscaya Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kaki-kaki kalian."* (*
Muhammad*: 7)

Ini semisal dengan sabda Rasulullah *Shallallahu 'alaihi wa sallam*, dalam
hadits dari Ibnu 'Abbas *radhiyallahu 'anhuma*:

ÇÍúÝóÙö Çááåó íóÍúÝóÙúßó¡ ÇÍúÝóÙö Çááåó ÊóÌöÏúåõ ÊõÌóÇåóßó

*"Jagalah (agama) Allah, maka Allah akan menjagamu. Jagalah (agama) Allah,
niscaya Allah akan di depanmu." *

(*HR. At-Tirmidzi*, no. 2516. Hadits ini dishahihkan oleh *Al-Albani* *
rahimahullahu* dalam *Shahih Al-Jami'* no. 7957)

Barangsiapa menjaga Allah *Subhanahu wa Ta'ala*, dengan menjaga agamanya,
beristiqamah di atasnya, saling menasihati dengan kebenaran dan bersabar
atasnya, Allah *Subhanahu wa Ta'ala* akan menolong, meneguhkan, dan menjaga
dia dari berbagai tipu daya. (*Asbabu Nashrillah lil Mu`minin 'ala A'da`ihim
*, hal. 7)

Demikianlah bimbingan Allah *Subhanahu wa Ta'ala* dan Rasul-Nya dalam
menghadapi tipu daya musuh-musuh Islam. Betapa pun segenap kekuatan telah
dimiliki, namun pertolongan Allah *Subhanahu wa Ta'ala* tetap diharapkan.

*Wallahu a'lam*.

*Official Website* : *www.asysyariah.com*
***asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=482*

Wajah Buruk Yahudi.pdf< <http://4bu.luqman.googlepages.com/WajahBurukYahudi.pdf> http://4bu.luqman.googlepages.com/WajahBurukYahudi.pdf>
| Mirror
1 < <http://elha.files.wordpress.com/2009/01/wajah-buruk-yahudi.pdf> http://elha.files.wordpress.com/2009/01/wajah-buruk-yahudi.pdf>

Wajah Buruk Yahudi.zip< <http://www.electronicfiles.net/files/7341/Wajah-Buruk-Yahudi.zip> http://www.electronicfiles.net/files/7341/Wajah-Buruk-Yahudi.zip>

Wassalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

New web site?

Drive traffic now.

Get your business

on Yahoo! search.

Yahoo! Groups

Do More For Cats Group

Connect and share with

cat owners like you

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: