Kamis, 01 Januari 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2448

Messages In This Digest (13 Messages)

Messages

1a.

Re: MENULIS & KESADARAN

Posted by: "Bang Aswi" bangaswi@yahoo.com   bangaswi

Wed Dec 31, 2008 5:07 am (PST)

Setuju banget!
Ya, teruslah menulis ... apapun tujuan hidup kita. Dengan menulis, akan terus mengingatkan siapa diri kita sebenarnya. Tulisan adalah rekam jejak kehidupan yang pernah kita lalui. Oleh karena itu ... tulislah yang bermanfaat untuk diri kita, keluarga, dan juga orang lain. Kelak ... bisa jadi tulisan kitalah yang terus mengantarkan amal kebaikan (baca: pahala) ke alam barzah setelah kita jadi penghuninya. Wallahu'alam....

Bang Aswi - Pekerja Buku
Blog [http://bangaswi.com/]

--- On Wed, 12/31/08, Adjie <inner_coach@yahoo.com> wrote:
From: Adjie <inner_coach@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] MENULIS & KESADARAN
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wednesday, December 31, 2008, 12:05 AM

 
Singkatnya, buat saya menulis itu bermanfaat. Selain masih melihat bahwa menulis adalah bagian dari peradaban kelas tinggi,  keyakinan akan manfaat  itulah yang kemudian menjadi bahan bakar  yang membantu saya tetap bersedia meluangkan waktu untuk menulis.  Salah satu manfaat yang saya maksud adalah bahwa menulis itu membantu saya untuk mempertahankan kesadaran. Menulis membantu saya tetap alert, aware,  waspada,  terjaga dan ngeh.
 
Kesadaran membantu saya untuk tahu sedang ada dimana saya, sedang melakukan apa, sedang mengejar apa dan hendak kemana. Itu paling sedikit yang bisa juga Anda cicipi dari kegiatan menulis. Jelas bahwa kesadaran adalah sesuatu yang penting. Konsekuensinya menulis jelas menjadi kegiatan penting. Sekali lagi ini menurut saya
 
Dan ketika saya menempatkan kesadaran itu untuk menilai apa yang sudah lalu, saya bisa melacaknya dari tulisan-tulisan saya. Melalui tulisan-tulisan saya, saya bisa melacak apa yang sudah saya hasilkan. Sederhananya, semakin sedikit yang saya hasilkan biasanya sebanding dengan minimnya tulisan saya. Semakin sedikit coretan yang saya hasilkan seringkali berbanding lurus dengan sedikitnya pencapaian saya.  Dan sepak terjang saya di 2008 menjadi salah satu buktinya.
 
Ada banyak yang tidak saya capai, yang salah saty akarnya adalah karena saya membiarkan waktu berlalu begitu saja.  Saya tidak membangun kesadaran. Saya tidak alert, kurang waspada dan nyaris tak peduli  terhadap sejauh mana perjalanan saya. Alhasil, sedikit sekali yang saya dapatkan. Kurangnya kesadaran  setara dengan rendahnya pencapaian diri.
 
Mengingat pengalaman macam ini membantu saya untuk kembali me-recharge diri. Saya ingin memperbaiki diri.  Jika akarnya adalah membangun kesadaran itu, maka buat saya menulis adalah langkah awal upaya perbaikan di atas.
 
Sementara,  dalam diam di kesempatan yang lain saya juga tak  bisa lari dari fakta bahwa  menulis saja tentu tak cukup.  Goresan pena tak otomatis bisa disulap menjadi  cita-cita. Coretan kita tak lantas bisa dengan mudah berubah jadi sesuatu yang kita harapkan. Pasti ada proses logis lain yang dibutuhkan, yakni tindakan efektif yang terarah pada apa yang kita mau. Pernyataan terakhir ini sekaligus usaha untuk mengkritisi diri sendiri bahwa  menulis kiat sukses belum tentu menggambarkan bahwa saya sudah sukses ; bahwa refleksi spiritual mendalam tak langsung mencerminkan kedalaman kehidupan spiritual saya sendiri.
 
Namun saya akan tetap coba terus menulis, karena saya masih percaya kesadaran adalah kunci. Kesadaran membantu saya membangun asa  di muka sana.
 
 
vISIT my blog : www.resiliency. wordpress. com
 











1b.

Re: MENULIS & KESADARAN

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Thu Jan 1, 2009 12:12 am (PST)

Sippp...

menulis dengan kesadaran dan sadar menulis. . .
jadi teringat dalam bibliografinya KH. Bisri Musthofa ayahanda KH.
Musthofa Bisri (Gus mus) bahwa menulis itu pekerjaan yang menyadarkan,
bisa dijadikan profesi tapi kalau sudah menjadi karya baru dinamakan
amal :)

makasih Mas Adjie..koq lama nggak muncul, sekali muncul langsung
menginspirasi bagi banyak murid ^_^

sis

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Adjie" <inner_coach@...>

2.

[Catatan Kaki] Menanam Kebaikan

Posted by: "Mas Badiyo" b4diyo@yahoo.com

Wed Dec 31, 2008 5:53 am (PST)

Sampailah kita semua di penghujung tahun 2008. Tulisan ini ditulis pada hari Rabu 31 Desember 2008, di mana beberapa saat lagi akan kita tinggalkan tahun 2008 dan segera memasuki tahun 2009.

Tak terasa, setahun telah kita lewati. Kini semua itu akan segera berlalu seiring bergesernya waktu. Banyak hal yang telah kita lakukan. Banyak pula pelajaran telah kita dapatkan. Mungkin sulit untuk mengingat semua pelajaran itu. Tetapi pasti ada beberapa atau minimal satu yang menarik sehingga tidak saja mudah diingat tapi bahkan sulit untuk dilupakan. Sebagaimana yang saya alami saat menonton acara Kick Andy di Metro TV beberapa waktu lalu.

Mungkin, kalau saya tidak salah saat itu adalah hari Minggu, 23 November 2008, sekitar pukul tiga sore. Saat itu,  Kick Andy menampilkan grup band legendaris yang kebetulan juga favorit saya yakni Koes Plus. Saat itu Andy F. Noya menanyakan perihal Mas Yok Koeswoyo yang sepertinya menghilang begitu saja dari dunia musik. Mas Yok lantas menjawab bahwa dia tetap main musik. Pelantun lagu Kolam Susu itu juga menceritakan bahwa dia saat ini tinggal di gunung, di kampung di daerah Serang, Banten. Adapun kegiatan yang dia lakukan sehari-hari sekarang ini adalah menanam. Namun, Mas Yok buru-buru melanjutkan keterangannya bahwa karena dia bukanlah seorang petani yang ahli, maka yang ia tanam bukan apa-apa melainkan kebaikan.

Pernyataan Mas Yok itu spontan disambut tepuk tangan seluruh hadirin. Sungguh luar biasa apa yang dilakukan oleh Mas Yok itu. Kalau menanam pohon yang gencar dilakukan khususnya di bulan Desember saja konon bisa menyelamatkan masa depan bumi, lantas bagaimana kalau yang ditanam itu adalah kebaikan?

Selamat tahun baru 2009.
Mari berjalan beriringan di jalan kesuksesan.

Salam Sukses,

Badiyo
http://badiyo.blogspot.com

3a.

[Paket Malam Tahun Baru]: What is Life?

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Wed Dec 31, 2008 6:07 am (PST)

Hidup itu seperti matrix, semuanya tersusun dengan sempurna dalam baris dan kolom kehidupan. Sinergis antara satu dan yang lain, lalu ego mengacaukan semuanya.

~Dani Ardiansyah~

** Matrix: Data yang tersusun dalam bentuk baris dan kolom, dan data-data yang ada saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Dani Ardiansyah
PT. Multidata Rancana Prima
Raudha Building 2nd Jl. HR. Rasuna Said
No. 21 Jakarta 12710
HP: 085694771764

3b.

[Paket Malam Tahun Baru]: What is Life?

Posted by: "endah widayati" widayati_endah@yahoo.com   hamasahputri

Wed Dec 31, 2008 7:13 am (PST)

Hidup adalah permainan ular tangga, yang senantiasa menghadapkanmu pada pilihan-pilihan. Ketika kau lemparkan dadu, kadang kau dapatkan kado indah yang menyenangkan. Atau, bisa jadi kau bertemu ular menyeramkan yang menerjunkanmu ke dasar jurang. Kau mungkin masih mendapatkan kesempatan untuk mengulang lemparan dadu, dan dengan sekejap menemukan tangga emas yang mengantarmu ke singgasana terindah. Kau juga dapat memilih diam atau meninggalkan permainan. Namun ingat, musuh dan kawanmu tidak pernah tinggal diam. Kau bisa tertinggal jauh di belakang, atau bahkan hancur berantakan.

~Hamasah Putri~

www.edumuslim.org
http://hamasahputri.multiply.com

New Email names for you!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
3c.

Re: [Paket Malam Tahun Baru]: What is Life?

Posted by: "aris El Durra" apri_eldurra@yahoo.com   aris_eldurra

Wed Dec 31, 2008 2:39 pm (PST)


Hidup itu seperti matrix, semuanya tersusun dengan sempurna dalam
baris dan kolom kehidupan. Sinergis antara satu dan yang lain, lalu
ego mengacaukan semuanya.

** Matrix: Data yang tersusun dalam bentuk baris dan kolom, dan
data-data yang ada saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

~Dani Ardiansyah~

Hidup adalah permainan ular tangga, yang senantiasa menghadapkanmu
pada pilihan-pilihan. Ketika kau lemparkan dadu, kadang kau dapatkan
kado indah yang menyenangkan. Atau, bisa jadi kau bertemu ular
menyeramkan yang menerjunkanmu ke dasar jurang. Kau mungkin masih
mendapatkan kesempatan untuk mengulang lemparan dadu, dan dengan
sekejap menemukan tangga emas yang mengantarmu ke singgasana terindah.
Kau juga dapat memilih diam atau meninggalkan permainan. Namun ingat,
musuh dan kawanmu tidak pernah tinggal diam. Kau bisa tertinggal jauh
di belakang, atau bahkan hancur berantakan.

~Hamasah Putri~

Hidup itu adalah sebuah lompatan. Kadang kala kita bersiap-siap dengan
seluruh tenaga kita untuk melompat sejauh-jauhnya. Tenaga sudah dalam
kondisi optimal. Namun bisa jadi lompatan itu tidak sesuai dengan yang
kita inginkan. Ternyata tenaga itu juga bukan milik kita dan kita
tidak dapat membuatnya. Tinggal kita sadar akan adanya kekuatan yang
mengatur lompatan itu atau tidak. Sadar beruntung. Tak sadar celaka.

~aris el durra~

"IF Allah you have, you have at all"

3d.

Re: [Paket Malam Tahun Baru]: What is Life?

Posted by: "ugik madyo" ugikmadyo@gmail.com   ugikmadyo

Wed Dec 31, 2008 6:27 pm (PST)

Hidup adalah kejutan yang penuh dengan keajaiban.
Aku tak akan tahu apa ada di hidupku nanti. Aku juga tak akan tahu apa yang
akan terjadi pada diriku nantinya. Aku tak tahu dan tak mungkin akan tahu.
Meski sudah tersusun rencana demi rencana. Lengkap dari rencana A sampai Z,
bahkan juga dengan perhitungan matang meminimalisir resiko. Tapi siapa
sangka, kadang semua rencana itu tidak bisa digunakan atau tidak sesuai
dengan situasi kondisi yang ada. Well.. karena hidup memang kejutan. Dan
ajaibnya aku harus secepatnya menyusun rencana-rencana baru, agar bisa tetap
bisa segera bangun dan melangkah lagi. Itu solusi satu-satunya kalau tidak
ingin jatuh terperosok ke jurang hisap yang dalam dan pekat.
Semua... seakan kejutan. apa yang akan aku temui sering sesuatu yang tidak
disangka sama sekali. Dan selalu muncul begitu banyak keajaiban dari begitu
banyak kejutan tersebut. Aku tahu, aku tak punya pilihan untuk menghindar
dari kejutan-kejutan itu. Meski kadang benci dengan kejutan yang bikin jatuh
bangun guling-guling. Tapi aku suka dengan kejutan itu. Membuat aku bisa
merasakan keajaiban-keajaiban baru.

Skenario Allah pasti yang paling Indah. Always ;)
Tahun baru, semangat baru. YES!!!!!!

Ugik Madyo
http://ugik.multiply.com
4.

Waktu Menguasai Kita, Kita Mengatur Waktu

Posted by: "hasan aspahani" hasanaspahani@yahoo.com   hasanaspahani

Wed Dec 31, 2008 8:39 am (PST)

Waktu Menguasai Kita, Kita Mengatur Waktu

Oleh Hasan Aspahani

DI sekolah, anak-anak kita diajari menghapal nama-nama hari dan nama bulan. Tapi, sudahkah kita mengajari mereka hakikat waktu? Mungkin tidak pernah. Mari saya beri tahu rumus rahasianya: saya percaya bahwa kita tidak bisa menguasai waktu, kita dikuasai oleh waktu. tapi, kita bisa mengaturnya, agar ia tunduk pada kita.

Dan kalender adalah upaya manusia yang paling berhasil untuk mengatur sang waktu itu. Kalender bagi kita tak lain adalah sebuah kesepekatan untuk menata waktu. Sehingga janji menjadi mungkin dibuat, agenda menjadi masuk akal untuk diatur. Tahun ajaran diterapkan di sekolah-sekolah, target kerja tahunan ditetapkan, ibadah haji dijalankan, hari-hari besar sosial, kenegaraan, keagamaan dirayakan.

Kalender juga menegaskan betapa manusia, si pengatur waktu itu, adalah bagian dari alam semesta. Kalender menegaskan bahwa manusia bergantung pada alam. Coba perhatikan berbagai versi penanggalan. Semuanya berdasar pada tiga hal astronomikal: rotasi bulan mengelilingi bumi; revolusi bumi mengelilingi matahari; atau gabungan dari tiga hal itu; dan yang ini jarang pergerakan planet venus.

Kalender Hijriah yang baru saja kita masuki hari-hari awalnya, disusun berdasarkan versi pertama. Maka ia juga dikenal sebagai tahun Qomariyah, tahun bulan. Tahun baru Imlek juga memakai sistem ini.

Kalender Masehi adalah tahun Syamsiah, atau tahun matahari. sebab ia memang dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan bumi mengelilingi matahari. Kalender Mesir dihitung berdasarkan gerakan planet Venus, menjauh dan mendekat ke garis Khatulistiwa.

Lihatlah, apapun dasar perhitungannya, waktu selalu ditetapkan berdasarkan gejala alam. Mana yang lebih baik? Tidak ada. Semua sistem penanggalan punya kelebihan dan kelemahan. Tahun bulan tak bisa meramalkan datangnya pergantian empat musim. Maka sistem ini kurang cocok diterapkan di daerah subtropis yang tentu lebih baik kalau memakai kalender matahari. Tapi dengan sistem kalender ini nelayan terbantu sebab saat pasang dan surut air laut bisa ditentukan, kapan bulan terang dan bulan mati pun gampang diikuti, namanya juga tahun bulan. Versi awal perhitungan tahun-tahun di berbagai negara atau pusat kebudayaan lama, kebanyakan adalah tahun bulan.

Demikianlah, pengaturan waktu adalah kesepakatan, dan mungkin juga pemaksaan. Kita sepakat untuk banyak kepentingan, tahun masehi yang kita pakai. Inilah tahun yang dimulai perhitungannya sejak tahun kelahiran Isa Almasih. Dengan kesepakatan itu, maka hari ini adalah hari pertama di tahun 2009. Kita pun tiup trompet, menyalakan kembang api, menggelar pesta, merayakan kesepekatan yang sebenarnya amat relatif ini.
Saya baru tahu bahwa sebenarnya, tahun baru yang jatuh pada hari ini seharusnya tidak pada hari ini. Lho? Ya, seharusnya sepuluh hari lagi baru tahun baru. Pada tahun 1582, tepatnya tanggal 24 Februari, sebuah komisi gereja ditunjuk oleh Paus Gregorius untuk memperbaiki - dan itu artinya mengubah - penanggalan. Maka versi baru ini pun terkenal dengan Kalender Gregorian. Apa yang terjadi? Ada sepuluh hari yang hilang, dilompati.

Artinya setahun itu dipercepat sepuluh hari. Dan sejak itu diberlakukan tahun kabisat. Setiap empat tahun maka bulan Februari menjadi 29 hari. Ini sebenarnya koreksi dari kekeliruan berabad-abad. Sebab, tidak seperti hari dalam kalender bulan, yang jumlahnya 29 ½ hari, maka hari hari matahari jumlahnya ternyata 365 ¼ hari. Jadi hari yang seperempat itu ditabung untuk dijadikan sehari setiap empat tahun sekali.

Apakah dunia langsung sepakat dengan perubahan itu? Tidak. Sebagian besar negara dengan mayoritas agama Katolik langsung oke saja. Inggris baru sepakat tahun 1752, demikian juga negara-negara koloninya, termasuk Amerika Serikat. Jerman mencocokkan kalendernya dengan perhitungan kabisat itu pada tahun 1775. Rusia lebih telat lagi yakni tahun 1917, dan ditegaskan lagi pada tahun 1940. Kita di Indonesia ikut saja penanggapan itu ketika dibawa Belanda. Jepang berusaha memperkenalkan sistem penanggalan lain, maka di proklamasi kita itu tertera angka tahun yang berbeda. China baru pada tahun 1949 memakai sistem yang berlaku hingga sekarang itu. Negara-negara Arab sampai sekarang tetap saja tidak mengakuinya secara resmi.

Yang juga disepakati dalam sistem penanggalan adalah kapan dimulainya perhitungan. Ini juga berdasarkan kesepakatan. Maka, kita mengenal berbagai versi tahun dengan bilangan hitungan yang berbeda-beda. Mana yang benar? Mana yang salah? Mana yang lebih baik? Tidak ada, semuanya hanya menyimpulkan satu hal: perbedaan, dan itu tidak salah. Semua tidak sempurna. Semuanya tidak memuaskan.

Pada tahun 1930, ada orang yang tidak hanya diam terhadap ketidakpuasan itu. Dia, namanya Elisabeth Achelis, pun mengusulkan sistem kalender yang baru, untuk dipakai siapa saja di seluruh dunia. Usulan itu masih dikampanyekan sampai saat ini. Anda bisa membaca di www.theworldcalendar.org situs resmi wadah perjuangan dan pusat kampanye Kalender Dunia ini. Bagaimana sistem penanggalannya? Kenapa ditolak?
Kalender yang diusulkan oleh Achelis dibuat untuk mengoreksi kalender Gregorian. Nama-nama dan jumlah bulannya sama, dari Januari hingga Desember, dua belas bulan. Yang berbeda adalah jumlah hari-hari dalam sebulan. Tidak ada tahun kabisat. Awal tahun, alias satu Januari selalu jatuh pada hari yang sama? Kok bisa? Tunggu dulu.

Kalender Dunia membagi tahun kedalam empat penggalan. Masing-masing 91 hari, setara dengan 13 minggu, dan tiga bulan. Bulan pertama di tiap penggalan itu (Januari, April, Juli, Oktober) punya 31 hari. Sisa bulan lainnya 30 hari. Ada selisih dua hari dengan kalender Gregorian. Maka supaya Tahun baru tetap jatuh pada hitungan yang tepat secara astronomis, maka saatnya disamakan dengan Kalender Gregorian. Selisih dua hari harus dimasukkan kalender.

Bayangkanlah kalender itu tergantung di dinding rumah atau di meja kantor Anda, maka di akhir bulan Juni dan Desember ada tanda huruf W. Itulah yang menurut saya aneh. W, adalah singkatan dari World Day, Hari Dunia, jatuh pada hari setelah 30 Desember, sebelum 1 Januari tahun berikutnya, tapi dia bukan tanggal 31 Desember. Ingat menurut penanggalan ini Desember hanya 30 hari. Ini tidak ada harinya, jadi bukan Senin, bukan Selasa, dan Sabtu. Pokoknya namanya Hari Dunia saja. Hari setelah 30 Juni, sebelum 1 Juli juga tidak bernama, namanya Leapday Years. Hari ini juga diusulkan sebagai hari libur sedunia. Hari melompat kosong itu sebenarnya lazim saja, seperti tahun kabisat itu. Yang aneh adalah bahwa dalam setahun tiba-tiba ada hari tak bernama.

Usulan kalender baru dari Nona Elisabeth - putri Fritz Achelis seorang pengusaha amat sukses berdarah Jerman di New York ini tidak menikah - terutama ditolak oleh pemuka agama. Apa pasal? Karena dengan sistem ini, Jumat, Sabtu dan Minggu, tidak jatuh pada Jumat, Sabtu dan Minggu yang sebenarnya. Padahal pada hari-hari itulah umat Islam ke masjid, umat Kristiani ke gereja, umat Yahudi ke Sinagog. Apa sah ibadahnya kalau harinya salah? Dan sebagai sebuah usulan pun konsultan standar internasional ISO 8601 sudah menolak.

Demikianlah, waktu memang relatif. Kita sepakat atau terpaksa ikut saja dengan kesepakatan-kesepakatan yang sudah dibuat. Kita mungkin tidak perlu mengusulkan sistem kalender baru seperti Nona Elisabeth, meskipun dengan niat memperbaiki kelemahan sistem penanggalan yang ada sekarang.
Yang amat bisa kita lakukan adalah memperbaiki sikap kita, sikap yang berkaitan dengan waktu: disiplin, tepat janji, ketaatan pada ibadah, jadwal makan obat,... dan sebutkanlah apa saja, ah, ternyata tidak ada yang tidak berkaitan dengan waktu, bukan? Kita memang dikuasai waktu, tapi sekali lagi, kita bisa mengaturnya. Jadi, selamat tahun baru, apapun versi yang Anda ikuti. Dan selamat mengatur waktu! ***

Apakah wajar artis ikut Pemilu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com

5a.

[kelana] Bandung I'm Back

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Wed Dec 31, 2008 7:14 pm (PST)

Bandung... I'm Back

Sepuluh hari sudah saya meninggalkan kota Bandung. Suatu tugas ke kota
yang cukup panas membuatku harus beradaptasi lagi dengan suhu dingin.
Memang saat di Sengata Kalimantan Timur saya lebih sering berada di
kamar hotel yang terus menggunakan AC, namun tetap saja dinginnya AC
tidak sama dengan dinginnya Bandung.

Sekitar pukul delapan lebih lima belas menit saya siap meninggalkan
Sengata, daerah yang sangat kaya dengan megandung banyak batu bara di
daerah tersebut. Kali ini, saya pun harus rela menggunakan jalan darat
menuju bandara Sepinggan Balikpapan. Masyarakat di sana cukup histeris
dengan kepergian kami, ternyata ketika diteliti mereka histeris atas
kepergian Kangen Band bukan kami.

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, saya dan rekan pun
memutuskan untuk memulai perjalanan, Bismillaahi tawakaltu alaLLAAH...
Sekitar enam jam perjalanan kata sang pengemudi. Beliau memberikan
gambaran perjalanan yang akan lama di ruas Sengata-Bontang karena
jalannya sedang hancur. Terakhir kali saya menggunakan jalan darat
Balikpapan-Sengata di bulan November 2006, dan perjalanan memang
ditempuh dalam waktu enam jam.

Daripada mengeluhkan jalan yang rusak, kami pun menghibur diri kami
dengan melihat Taman Nasional Kutai di pinggir jalan. Atraksi
kendaraan pun dengan lihainya dimainkan oleh sang supir yaitu menyusul
kendaraan lain di jalan yang cukup sempit. Sampai pada suatu kendaraan
yang sama beliau pun terus mengklakson agar bisa menyusul. Ternyata,
mobil tersebut merasakan sakit hati ingin kembali menyusul dengan
membalas klakson kepada mobil kami. Ketika berbincang, ternyata mobil
tersebut adalah temannya yang juga mengantarkan penumpang ke
Balikpapan.

Dalam perjalanan pun banyak telpon yang masuk ke HP saya, salah
satunya dari rekan di Bandung yang ingin ada pelatihan di hari itu.
Saya jelas menolaknya karena tidak akan bisa hadir di tempat pada
waktunya. Rupanya teman saya pun memaksa dengan mengundurkan waktu
pelatihan menjadi senin pagi, asalkan saya bisa mengisi. Mau tidak
mau, saya pun mengiyakan. Dan diluar dugaan, rekan saya yang di mobil
pun bilang kalo gitu senin siangnya siap mengisi di Cimahi kan? Ada
pelatihan Quantum Teaching untuk guru RA/TKA/TPA kata beliau. Setelah
dipaksa (biar dramatis gitu) saya pun mengiyakan juga.

Kembali ke perjalanan. Di kendaraan pun kami berbincang dan yang pasti
tidur. Dari hasil perbincangan, kami mengetahui kalo Pa Rustam -sang
pengemudi- sudah menikah dan mempunyai tiga anak, dua anaknya ada di
Samarinda bersama sang istri dan satu lagi ada di Surabaya. Ketika
ditanya, bersama siapa anak ketiganya? Bersama Neneknya kah? Oh bukan,
kata beliau. Dia sekarang sama emaknya. Loh kok? Kami pun bingung.
Ternyata beliau sudah memiliki dua istri...
Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah? Cukup deh ga usah dibahas lagi!

Di perjalanan pun kami menemukan ilmu baru, yaitu MENGANTUK ADALAH
PENYAKIT MENULAR. Terbukti ketika kami bertiga tidur, pa Rustam pun
ikutan mengantuk. Alhasil perjalanan enam jam pun berubah menjadi
perjalanan 9 jam. Alhamdulillaah kami masih bisa melihat bandara
Sepinggan Balikpapan di pk.17.

Masih ada dua jam menuju keberangkatan, kami pun menuju Blue Sky
Executive Lounge maksudnya agar bisa istirahat, sholat dan bebersih
dengan nyaman. Pk.19 kami menuju pesawat Mandala RI387 BPN-SUB-CGK.
Penerbangan yang biasanya dilalui dalam 1 jam 50 menit, berhubung
transit di Surabaya maka penerbangan pun dapat dinikmati lebih lama,
sekitar 3 jam.

Tanpa berfikir panjang, kami pun menuju bis primajasa di bandara
Sukarno-Hatta Jakarta. Dengan berbekal makan malam, kami menikmati
perjalanan ke Bandung dalam 2,5jam. Dan sampailah kami di rumah
masing-masing sekitar pk.02 dini hari.

Hari pertama di Bandung

Rencananya, sesampainya di Bandung, saya langsung menjemput istri dan
anak di rumah adik ipar menuju rumah. Berhubung waktu yang kurang
bersahabat untuk menjemput, akhirnya saya putuskan jemput mereka pada
esok harinya.

Pagi hari yang indah, di sela-sela saya mengisi pelatihan Direct
Marketing di Dayeuhkolot-Bandung, Selatan ada sms dari Bunda Ammy, "Aq
ada di graha Harmoni. Hadian mo kesini jg yah. Ami mo nonton hadian
ah. :)".

Wah gawat, ada bunda Ammy di peserta pelatihan Quantum Teaching nanti
siang. Dengan berbekal badan yang terasa melayang ini (emang bisa ya,
badan sebesar ini melayang?) dan mata yang sayu (iya gitu?), saya pun
harus bisa tampil sebaik mungkin.

Setelah itu? Pasti anda bisa membayangkan apa yang akan saya lakukan.

Nantikan:
1. Kelana - Sengata... Aku datang (kisah perjalanan ke Sengata).
2. Kelana - Sengata oh Sengata (kisah 10 hari di Sengata).

--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537

5b.

Re: [kelana] Bandung I'm Back

Posted by: "Ain Nisa" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Wed Dec 31, 2008 9:43 pm (PST)

ditunggu lanjutannya mas...menghibur ceritanya..

--- On Wed, 12/31/08, Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com> wrote:

From: Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] [kelana] Bandung I'm Back
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wednesday, December 31, 2008, 7:14 PM

Bandung... I'm Back

Sepuluh hari sudah saya meninggalkan kota Bandung. Suatu tugas ke kota

yang cukup panas membuatku harus beradaptasi lagi dengan suhu dingin.

Memang saat di Sengata Kalimantan Timur saya lebih sering berada di

kamar hotel yang terus menggunakan AC, namun tetap saja dinginnya AC

tidak sama dengan dinginnya Bandung.

Sekitar pukul delapan lebih lima belas menit saya siap meninggalkan

Sengata, daerah yang sangat kaya dengan megandung banyak batu bara di

daerah tersebut. Kali ini, saya pun harus rela menggunakan jalan darat

menuju bandara Sepinggan Balikpapan. Masyarakat di sana cukup histeris

dengan kepergian kami, ternyata ketika diteliti mereka histeris atas

kepergian Kangen Band bukan kami.

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, saya dan rekan pun

memutuskan untuk memulai perjalanan, Bismillaahi tawakaltu alaLLAAH...

Sekitar enam jam perjalanan kata sang pengemudi. Beliau memberikan

gambaran perjalanan yang akan lama di ruas Sengata-Bontang karena

jalannya sedang hancur. Terakhir kali saya menggunakan jalan darat

Balikpapan-Sengata di bulan November 2006, dan perjalanan memang

ditempuh dalam waktu enam jam.

Daripada mengeluhkan jalan yang rusak, kami pun menghibur diri kami

dengan melihat Taman Nasional Kutai di pinggir jalan. Atraksi

kendaraan pun dengan lihainya dimainkan oleh sang supir yaitu menyusul

kendaraan lain di jalan yang cukup sempit. Sampai pada suatu kendaraan

yang sama beliau pun terus mengklakson agar bisa menyusul. Ternyata,

mobil tersebut merasakan sakit hati ingin kembali menyusul dengan

membalas klakson kepada mobil kami. Ketika berbincang, ternyata mobil

tersebut adalah temannya yang juga mengantarkan penumpang ke

Balikpapan.

Dalam perjalanan pun banyak telpon yang masuk ke HP saya, salah

satunya dari rekan di Bandung yang ingin ada pelatihan di hari itu.

Saya jelas menolaknya karena tidak akan bisa hadir di tempat pada

waktunya. Rupanya teman saya pun memaksa dengan mengundurkan waktu

pelatihan menjadi senin pagi, asalkan saya bisa mengisi. Mau tidak

mau, saya pun mengiyakan. Dan diluar dugaan, rekan saya yang di mobil

pun bilang kalo gitu senin siangnya siap mengisi di Cimahi kan? Ada

pelatihan Quantum Teaching untuk guru RA/TKA/TPA kata beliau. Setelah

dipaksa (biar dramatis gitu) saya pun mengiyakan juga.

Kembali ke perjalanan. Di kendaraan pun kami berbincang dan yang pasti

tidur. Dari hasil perbincangan, kami mengetahui kalo Pa Rustam -sang

pengemudi- sudah menikah dan mempunyai tiga anak, dua anaknya ada di

Samarinda bersama sang istri dan satu lagi ada di Surabaya. Ketika

ditanya, bersama siapa anak ketiganya? Bersama Neneknya kah? Oh bukan,

kata beliau. Dia sekarang sama emaknya. Loh kok? Kami pun bingung.

Ternyata beliau sudah memiliki dua istri...

Haaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaah? Cukup deh ga usah dibahas lagi!

Di perjalanan pun kami menemukan ilmu baru, yaitu MENGANTUK ADALAH

PENYAKIT MENULAR. Terbukti ketika kami bertiga tidur, pa Rustam pun

ikutan mengantuk. Alhasil perjalanan enam jam pun berubah menjadi

perjalanan 9 jam. Alhamdulillaah kami masih bisa melihat bandara

Sepinggan Balikpapan di pk.17.

Masih ada dua jam menuju keberangkatan, kami pun menuju Blue Sky

Executive Lounge maksudnya agar bisa istirahat, sholat dan bebersih

dengan nyaman. Pk.19 kami menuju pesawat Mandala RI387 BPN-SUB-CGK.

Penerbangan yang biasanya dilalui dalam 1 jam 50 menit, berhubung

transit di Surabaya maka penerbangan pun dapat dinikmati lebih lama,

sekitar 3 jam.

Tanpa berfikir panjang, kami pun menuju bis primajasa di bandara

Sukarno-Hatta Jakarta. Dengan berbekal makan malam, kami menikmati

perjalanan ke Bandung dalam 2,5jam. Dan sampailah kami di rumah

masing-masing sekitar pk.02 dini hari.

Hari pertama di Bandung

Rencananya, sesampainya di Bandung, saya langsung menjemput istri dan

anak di rumah adik ipar menuju rumah. Berhubung waktu yang kurang

bersahabat untuk menjemput, akhirnya saya putuskan jemput mereka pada

esok harinya.

Pagi hari yang indah, di sela-sela saya mengisi pelatihan Direct

Marketing di Dayeuhkolot- Bandung, Selatan ada sms dari Bunda Ammy, "Aq

ada di graha Harmoni. Hadian mo kesini jg yah. Ami mo nonton hadian

ah. :)".

Wah gawat, ada bunda Ammy di peserta pelatihan Quantum Teaching nanti

siang. Dengan berbekal badan yang terasa melayang ini (emang bisa ya,

badan sebesar ini melayang?) dan mata yang sayu (iya gitu?), saya pun

harus bisa tampil sebaik mungkin.

Setelah itu? Pasti anda bisa membayangkan apa yang akan saya lakukan.

Nantikan:

1. Kelana - Sengata... Aku datang (kisah perjalanan ke Sengata).

2. Kelana - Sengata oh Sengata (kisah 10 hari di Sengata).

--

Regards,

Hadian Febrianto, S.Si

PT SAGA VISI PARIPURNA

Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123

Ph/fax: (+6222) 2507537











5c.

Re: [kelana] Bandung I'm Back

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Wed Dec 31, 2008 11:48 pm (PST)

Ngantk bukan penyakit menular mas, tapi penyakit keturunan :D
bagi mereka yang melakukan perjalanan darat Balikpapan -Sangata. dulu
aku pernah sesumbar kalau supirnya belum mabuk, aku nggak mungkin
mabuk. tapi lewat perjalanan darat Sangata, khususnya di sekitar Taman
Nasional Kutai perut sudah mulai bergoyang-goyang seperti ada sesuatu
yang ingin keluar lewat mulut. paham maksudku kan? MABUK...!!! :-(

Nah tips bagi yang pingin perjalanan darat Balikpapan - Sangata
seperti yang Mas Hadian sampaiakan padaku temmpo hari jangan tidur
sehari semalam biar ngantuk di perjalanan Balikpapan - Sangata. itupun
bila alergi obat anti mabuk.

Oh ya mas....sangata memang panas, terasa khan panasnya. di hotel mas
yang AC nya dingin aja sudah panas apalagi di hotelku. PUUUAnasss.. .

aku tunggu kelanjutan ceritanya ya mas..
Oh iya mas....helm yang kemarin tertinggal di toko bensin dah tak
ambil....

makasih kunjungannya ke Sangata .

Sis

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Hadian Febrianto"
<hadianf@...> wrote:
>
> Bandung... I'm Back
>
> Sepuluh hari sudah saya meningg

6.

[Inspirasi] Manajemen Stress dan Waktu [Copas]

Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Wed Dec 31, 2008 11:01 pm (PST)

Assalamu'alaykum

Sewaktu iseng-iseng buka blog seorang teman, saya menemukan sebuah artikel. Saya tidak tahu siapa penulisnya, karena di sana tidak ada penjelasan. Moga bermanfaat.

Selamat tahun baru Islam 1430 H dan tahun baru masehi 2009 M
Semoga di tahun ini, kita bisa lebih baik lagi... aamiin

Semangaaaaaaaaaat ;)

Wassalam.

===============================

Manajemen Stress
Pada
saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress Steven Covey mengangkat
segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut
anda kira-kira segelas air ini?"
Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr.
"Ini bukanlah masalah berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya. " kata Covey.
"Jika
saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya
memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya
memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan
ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya
memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."
"Jika
kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan
mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey.
"Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".
Kita
harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih
segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari
pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang.
Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada di pundak
anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa.

Manajemen Waktu
Suatu
hari, seorang ahli 'Manajemen Waktu' berbicara di depan sekelompok
mahasiswa bisnis, dan ia memakai lustrasi yg tidak akan dengan mudah
dilupakan oleh para siswanya.
Ketika
dia berdiri dihadapan siswanya dia mengeluarkan toples berukuran galon
yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja.
Lalu
ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan
dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu kedalam toples. Ketika
batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi
yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya: "Apakah toples ini sudah
penuh?"
Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah!" Kemudian dia berkata, "Benarkah?"
Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan
kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang- guncangkannya,
sehingga kerikil itu mendapat tempat diantara celah-celah batu-batu itu.
Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi: "Apakah toples ini sudah penuh?"
Kali ini para siswanya hanya tertegun,"Mungkin belum!", salah satu dari siswanya menjawab.
"Bagus!" jawabnya.
Kembali
dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai
memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah
langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara kerikil dan bebatuan.
Sekali lagi dia bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?"
"Belum!" serentak para siswanya menjawab.
Sekali lagi dia berkata, "Bagus!"
Lalu
ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples,
sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Lalu si Ahli
Manajemen Waktu ini memandang kepada para siswanya dan bertanya:
"Apakah maksud dari ilustrasi ini?"
Seorang
siswanya yg antusias langsung menjawab, "Maksudnya, betapapun penuhnya
jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain
kedalamnya!"
"Bukan!", jawab si ahli, "Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini
mengajarkan kita bahwa :
JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN, MAKA KAMU TIDAK AKAN
PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT.
"Apakah
batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istrimu,
orang-orang yg kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu,
mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu.
Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg
pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk
memperhatikannya. Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil dalam
prioritas waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal yang
kecil, kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan
berharga dalam hidupmu".
Selamat mengisi hidup

novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.rezaervani.com/

7a.

Re: [Ruang Baca] Bos dari Neraka

Posted by: "Noben Nandini" noben_nandini@yahoo.com   noben_nandini

Thu Jan 1, 2009 1:34 am (PST)

Lagi baca nih buku....so far not bad lah.

Noni B. Nandini
Production Assistant
Production Div.
PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans 7)
Trans TV Building, 5th Floor
Jl. Kapt. Pierre Tendean Kav.12-14A
Mampang. Jaksel
12790
tlp. 021-7917000 ext. 5191
noben_nandini@yahoo.com   

--- On Thu, 12/25/08, Rini Agus Hadiyono <rinurbad@yahoo.com> wrote:
From: Rini Agus Hadiyono <rinurbad@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] [Ruang Baca] Bos dari Neraka
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Thursday, December 25, 2008, 2:24 AM

Judul asli: Because She Can

Penulis: Bridie Clark

Penerjemah: Siska Yuanita

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal: 392 halaman

Cetakan: I, November 2008

Beli di: Togamas, Bandung

Harga: Rp 40.000,00 (sebelum diskon 15%)

Skor: 8

Claire Truman panik. Atasannya, Jackson Mayville, memutuskan untuk

pensiun. Sang bos selama ini bukan hanya menjadi karibnya, tetapi

juga memuluskan jalan Claire untuk menggolkan proyek-proyek buku

meski dirinya secara tertulis hanya menduduki posisi asisten editor.

Belum lagi promosi dan fasilitas finansial perusahaan, juga karena

campur tangan Jackson.

Jawaban atas kebimbangan Claire diperoleh melalui sebuah bonus:

Randall Cox, cinta monyetnya di masa kuliah yang masih terlihat

menawan. Dalam pertemuan pertama setelah bertahun-tahun, yang diatur

Bea - sahabat Claire - itu, Randall tak hanya menghendaki kencan

lanjutan. Ia mengulurkan bantuan untuk merekomendasikan Claire pada

kenalannya, Vivian Grant, pimpinan Grant Books.

Claire terpukau. Tak dihiraukannya cerita banyak orang, kolega,

bahkan kecemasan Jackson. Sedikit keganjilan pada perjumpaan untuk

wawancara dengan Vivian, yang ternyata mantan karyawan P n P tempat

Claire bernaung, tak dipermasalahkan. Claire diiming-imingi tantangan

kerja yang lebih menarik, posisi editor 'sesungguhnya' dan kompensasi

menggiurkan.

Ternyata sikap manis Vivian tak berumur panjang. Ia mulai unjuk

taring dan membuat Claire kian tak berarti di hadapan Lulu, anak

emasnya. Ia tak selalu bisa menumpahkan keluh-kesah pada Randall

karena pria yang menjadi kekasihnya itu tidak kalah sibuk dengan

pekerjaan. Satu-satunya alasan Claire bertahan adalah manuskrip

perdana Luke, keponakan Jackson, yang amat bertalenta dan terlalu

riskan untuk ditinggalkan dalam cengkeraman Vivian.

Intrik atasan dan bawahan selalu seru untuk dijadikan cerita sebuah

novel. Mau tak mau, karya debut Bridie Clark ini dibandingkan dengan

Devil Wears Prada-nya Lauren Weisberger oleh banyak media. Berikut

ini beberapa poin yang dapat ditilik:

Karakter Miranda di DWP sudah menikah dan merupakan ibu dua orang

anak, sedangkan Vivian lajang.

Andrea dalam DWP terkesan membangkang dalam diam, dengan memanfaatkan

fasilitas kantor untuk membelikan kopi bagi para tunawisma. Sementara

Claire cenderung mengalah pada kemauan Vivian, berkat saran teman-

teman seniornya. Bahkan ia membiarkan Vivian mengamuk menjelang pesta

pernikahannya.

Andrea terjebak dalam dunia fashion yang tak begitu dipahaminya,

sedangkan Vivian menjejak bidang yang ia sukai tetapi di luar dugaan

jauh lebih menyiksa dari yang dibayangkannya.

Tentu saja ada persamaan, semisal di bawah ini:

Miranda mudah berang, walau tidak ekstra vulgar seperti Vivian yang

bahkan merinci hubungan intimnya di tengah rapat.

Andrea dan Claire sama-sama tergoda oleh seorang pengarang hebat.

Seperti halnya Lauren Weisberger, Bridie Clark memperoleh tuduhan

bahwa karakter bos bengis di novelnya adalah mantan bosnya sendiri.

Dalam wawancaranya dengan Huffingtonpost. com, Bridie membantah bahwa

Vivian adalah representasi Judith Regan kendati tidak menampik bahwa

hubungannya dengan sang atasan semasa bekerja sama kurang baik. Akan

tetapi sang pengarang tidak gentar oleh kemungkinan Judith

menuntutnya, juga menolak tandas bahwa ia bekerja di Regan Books

semata demi ilham menulis novel.

Di samping intrik kantor yang panas, segmen paling memikat bagi saya

adalah penuturan rinci mengenai seluk-beluk tugas editor beserta jam

kerjanya yang begitu panjang. Membenturkan idealisme dengan kewajiban

menemukan proyek buku yang menjual, menelan makian agen dan penulis

yang diinjak-injak haknya, negosiasi berat sebelah yang sebenarnya

diotaki bos, terasa menggigit dan meletup berkat penerjemahan yang

amat lebur. Jadi, siapa bilang chicklit tidak menambah wawasan?











Recent Activity
Visit Your Group
Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: