Senin, 05 Januari 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2454

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (25 Messages)

1.
Air Mata Untuk Icha From: muhamad agus syafii
2.
PUISI:DZIKIR SANG WAKTU From: Susanti
3.
Yuk, Ikutan Kampanye Damai GCA (Gerakan Cinta Ananda) From: muhamad agus syafii
4a.
Re: (catcil) perampokan hati From: Syafaatus Syarifah
4b.
Re: (catcil) perampokan hati From: izzuddin al qassam
5.
Horee! Masuk Sekolah Lagi From: patisayang
6.
(Catcil) Diary From: INDARWATI HARSONO
7a.
(Ruang Keluarga) Istri Kurang Bersyukur Itu; Aku From: INDARWATI HARSONO
7b.
Re: (Ruang Keluarga) Istri Kurang Bersyukur Itu; Aku From: Syafaatus Syarifah
7c.
Re: (Ruang Keluarga) Istri Kurang Bersyukur Itu; Aku From: Susanti
8.
[rampai] Cinta Terhimpun Untukmu From: Ummu Alif
9a.
Re: [Laskar Pelangi] sinopsis novel:MOHON BIMBINGANNYA DAN DOANYA--m From: Zubair Awwam
9b.
Re: [Laskar Pelangi] sinopsis novel:MOHON BIMBINGANNYA DAN DOANYA--m From: sismanto
10a.
(Sekolah Kehidupan): Lia Octavia From: Zubair Awwam
11.
[film] Madagascar 2 is a gay movie! From: Afriandi EP
12.
(Catatan Kecil ) : MIND MUNCHIES From: Adjie
13.
[Bahasa] Pernak-pernik Buku Terjemahan From: Rini Agus Hadiyono
14a.
Re: [Ruang Baca] You Belong to Me From: Siwi LH
14b.
Re: [Ruang Baca] You Belong to Me From: Rini Agus Hadiyono
14c.
Re: [Ruang Baca] You Belong to Me From: Rini Agus Hadiyono
14d.
Re: [Ruang Baca] You Belong to Me From: Lia Octavia
14e.
Re: [Ruang Baca] You Belong to Me From: Susanti
14f.
Re: [Ruang Baca] You Belong to Me From: Rini Agus Hadiyono
14g.
Re: [Ruang Baca] You Belong to Me From: Rini Agus Hadiyono
15.
[Ruang Baca] Demon Seed From: Rini Agus Hadiyono

Messages

1.

Air Mata Untuk Icha

Posted by: "muhamad agus syafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Sun Jan 4, 2009 8:06 pm (PST)

Air Mata Untuk Icha

By: agussyafii

Minggu pagi saya ke rumah kontrakan Icha tidak ada. sorenya saya dan istri mencarinya kembali namun icha tidak ada. Katanya neneknya icha lagi maen. entah kemana.

Neneknya bertutur icha memilih menginap dirumah orang daripada dirumahnya sendiri bersama nenek, cici dan adeknya sekalipun icha harus membantu menjaga anak orang lain. istri saya menangis mendengar penuturan nenek. Terbayang wajah Icha polosnya yang membutuhkan pertolongan. Membutuhkan kasih sayang, harapan dan masa depan.

Mungkin jutaan anak-anak yatim di Indonesia yang tidak terurus seperti Icha. Siapa yang akan peduli terhadap mereka jika bukan kita? Air mata untuk Icha adalah air mata mengalir bagai mengiris hati.

"Ya Alloh, yang penuh kasih. Sayangilah mereka..lindungilah mereka..hanya Engkaulah yang Maha kasih, yang mampu menyelamatkan jutaan anak-anak yatim di negeri ini terbebas dari segala penderitaan."

Wassalam,
agussyafii

==
Yuk, kita dukung bersama Gerakan Cinta Ananda, silahkan sampaikan komentar dan partisipasi anda melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

2.

PUISI:DZIKIR SANG WAKTU

Posted by: "Susanti" susanti@shallwinbatam.com

Sun Jan 4, 2009 8:39 pm (PST)

DZIKIR SANG WAKTU

Skylashtar Maryam

"PADA SETIAP FAJAR ADA DUA MALAIKAT YANG BERSERU-SERU,

'WAHAI ANAK ADAM, AKU ADALAH HARI YANG BARU,

DAN AKU DATANG UNTUK MENYAKSIKAN AMALAN KAMU

OLEH SEBAB ITU, MANFAATKANLAH AKU SEBAIK-BAIKNYA.

KARENA AKU TIDAK AKAN KEMBALI LAGI SEHINGGA HARI PENGADILAN."

(HR. TURMUDZI)

Hanya ada aksara yang membatasi kata-kata

Gaung kelu. bersimbah pahit

Tak akan sampai di ujung semesta

Ketika,

Tanya tergubah dalam labirin benakku

Kemana terik sedetik lalu?

Masihkah tersisa masa untukku?

Setelah maut tak lagi punya batas

Sampai aku siap kembali pada-Mu

When I can't see right in my eyes

When I drown into my own sin

Even soot holding tight my heart

And sinking me deep, and deep

Insist me to give up to the daze gravity

Kok dibikin pusing, sih?

Hari ini yah hari ini, besok yah besok

Gimana ntar aja, kali

Toh aku masih muda, waktuku masih panjang

Ups! Aku lupa shalat zhuhur tadi

Mmm.

Akh, tak apalah!

Tuhan kan Maha Pengampun

Sang waktu:

Ya, kadang kalian lupa tuk mentafakuri aku, sang waktu

Seringkali alpa, atau hanya pura-pura?

Bahwa aku tak pernah abadi di sini

Meski aku terus bergulir dan berganti

Ya, aku hanya berganti

Membantu kalian menghitung mundur

Sampai kalian tiba di tepi.

"APABILA LANGIT TERBELAH,

DAN APABILA BINTANG-BINTANG JATUH BERSERAKAN,

DAN APABILA LAUTAN DIJADIKAN MELUAP,

DAN APABILA KUBURAN-KUBURAN DIBONGKAR.

MAKA TIAP-TIAP JIWA AKAN MENGETAHUI

APA YANG TELAH DIKERJAKANNYA.

DAN YANG TELAH DILALAIKANNYA."

(Al-Infithar 1-5)

Rabbi,

Sesungguhnya hanya kepada Engkau aku bercinta

Sebab hanya kepada Engkau pantasnya kusimpan setia

Ya, Kau Sang Pemilik Masa

Maka setiap tapak yang kulangkahkan

Semoga tak pernah jauh dari jalan-Mu

Agar nikmat waktu yang diberi untukku

Kelak tak jadi bumerang atas hisabku

Sang waktu:

Dengar, dengarlah apa yang diserukan Illah kita!

Sungguh, demi Allah!

Ada waktu di mana tanah yang kau pijak retak dan terbelah

Akan tiba masa di saat langit yang kau kagumi runtuh!

JANGAN TANYA DI MANA AKU SAAT ITU!

Somewhere between my skin

Somewhere beneath my breathe

No place to hide

Even I run as far as I can

Hey, I've heard a secret;

There's no will be the savior

No one could be.

Apaan sih ngomongin tentang kiamat?

Bikin be-te aja!

Kan masih lama,

Hari gini gitu, lho!

Tahun baru tuh harusnya dibikin happy aja lagi!

"DAN DATANGLAH SAKARATUL MAUT

DENGAN SEBENAR-BENARNYA.

ITULAH YANG DAHULU HENDAK KAMU HINDARI.

DAN DITIUPLAH SANGKAKALA,

ITULAH HARI YANG DIANCAMKAN."

(Qaf 19-20)

Maka Engkau adalah dekat.

Sedekat urat leher hamba

Tak adakah yang lebih dekat dari itu?

Tentu, tak ada yang lebih dekat daripada itu

Bila Engkau telah memanggil,

Siapa yang hendak membalikkan masa?

Tak ada.

Tak ada.

Wish I could turn back times

I'll spend my all time for more close to You

Wish I could drive the day

I'll drive every day to the blessing of You

Only if I have once more chance

Only if You give me another time

Akh. bosan!

Biarkan aku tuli sekarang juga

Sudah, tutup saja mulut mereka

Tak adakah cerita lain selain kematian

Sang waktu:

Lalu, kalian akan ditanya

Tentang bagaimana kalian menghabiskan setiap detikku

Tidak ingin kudengar serapah

Atau rintihan sesal kelak

Sebab aku telah memberikan peringatan

Bahwa aku adalah sang waktu,

Dan tugasku fana,

Kelak akan berakhir

Pasti berakhir.

"DEMI MASA.

SUNGGUH, MANUSIA BERADA DALAM KERUGIAN.

KECUALI ORANG-ORANG YANG BERIMAN

DAN MENGERJAKAN KEBAJIKAN

SERTA SALING MENASIHATI UNTUK KEBENARAN

DAN SALING MENASIHATI UNTUK KESABARAN."

(Al-Ashr 1-3)
3.

Yuk, Ikutan Kampanye Damai GCA (Gerakan Cinta Ananda)

Posted by: "muhamad agus syafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Sun Jan 4, 2009 9:04 pm (PST)

Yuk, Ikutan Kampanye Damai GCA (Gerakan Cinta Ananda)

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Jika anda peduli terhadap jutaan anak-anak yatim yang terlantar di Indonesia, anak-anak yatim rentan terhadap terjadinya eksploitasi anak Maka Gerakan Cinta Ananda adalah gerakan memuliakan anak yatim. sebuah moment untuk menebarkan kasih sayang kepada anak-anak yatim. Menyelamatkan jutaan anak-anak yatim dari segala bentuk eksploitasi.

Pastikan kehadiran anda kampanye Damai "Gerakan Cinta Ananda" Pada hari Minggu tanggal 11 Januari 2009, Jam 7-9 Pagi WIB dib Bundaran Hotel Indonesia  sebagai bentuk kepedulian anda terhadap anak-anak yatim. Dengan aktifitas membagikan stiker "Gerakan Cinta Ananda" dan juga leaflet himbauan terhadap masyarakat dengan materi tujuan Gerakan Cinta Ananda yaitu:

Tujuan Pokok Kampanye "Gerakan Cinta Ananda" adalah:

1. Mengajak masyarakat untuk lebih peduli, mencintai dan memuliakan anak-anak yatim disekitarnya.

2. mendorong pada setiap keluarga untuk berperan aktif dalam pola pengasuhan terhadap anak-anak yatim agar tidak terlantar.

3. Memberikan pembelajaran untuk putra-putri kita belajar mencintai anak-anak yatim.

4. Cintailah anak-anak yatim sebagaimana anda mencintai diri anda sendiri.

Pentingnya Partisipasi Anda Pada Kampanye "Gerakan Cinta Ananda" yaitu:

1. Peran anda begitu penting dalam mensosialisasikan pada masyarakat luas betapa pentingnya untuk menyelamatkan jutaan anak-anak yatim yang hidup terlantar di Indonesia melalui email, website, sms, milis.

2. Anda dapat mendiskusikan pada teman, sahabat, keluarga tentang pentingnya sikap peduli terhadap anak-anak yatim yang sangat rentan terhadap eksploitasi anak.

Yuk, ajak saudara dan teman2 dalam kegiatan kampanye "Gerakan Cinta Ananda." agar kita lebih peduli terhadap nasib jutaan anak-anak yatim di Indonesia.

Wassalam,
agussyafii

==
Yuk, kita dukung bersama Gerakan Cinta Ananda, silahkan sampaikan komentar dan partisipasi anda melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431.

4a.

Re: (catcil) perampokan hati

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Sun Jan 4, 2009 9:10 pm (PST)

Ikut prihatin ya Ret..
yang sabar, semoga Allah menggantikannya dengan yang lebih baik lagi..
:)

----- Original Message -----
From: Bu CaturCatriks
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Monday, January 05, 2009 8:19 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) perampokan hati

Perampokan Hati
Oleh Retnadi Nur'aini

Di luar dugaan banyak orang, saya adalah seorang yang introvert.

Pernah suatu kali, saya marah besar pada seorang teman. Pasalnya,
pada suatu sore dia berniat mampir ke rumah saya. Setelah saling
kontak lewat sms, kami pun memutuskan langsung bertemu di rumah saya
saja. Ternyata teman saya datang duluan. Namun alangkah kagetnya
saya, saat saya pulang, dan menemukannya telah duduk manis di dalam
kamar saya.

.
4b.

Re: (catcil) perampokan hati

Posted by: "izzuddin al qassam" wanitaacehtangguh@yahoo.com   wanitaacehtangguh

Sun Jan 4, 2009 10:41 pm (PST)

hiks..hiks..jadi ingat mama yang panik waktu perampokan rumah kami
empat Tahun silam
bu Retno..
Innallaha Ma'ashshabirin semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik

regard
putri

--- On Sun, 1/4/09, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com> wrote:
From: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (catcil) perampokan hati
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Sunday, January 4, 2009, 6:21 PM

Semoga Allah menggantinya dengan yang lebih baik, Mbak Retno. Bahwa di balik kesulitan selalu ada kemudahan. Amin.

Saya cukup terkejut juga dengan berita yang saya terima dari Mbak Retno pagi itu, berhubung saya baru saja berkunjung ke rumah Mbak Retno dan Mas Catur dua hari sebelumnya. Take care, Mbak! Everything must have a reason.

Salam
Lia
 

On Mon, Jan 5, 2009 at 8:19 AM, Bu CaturCatriks <punya_retno@ yahoo.com> wrote:

Perampokan Hati

Oleh Retnadi Nur'aini

Di luar dugaan banyak orang, saya adalah seorang yang introvert.

Pernah suatu kali, saya marah besar pada seorang teman. Pasalnya,

pada suatu sore dia berniat mampir ke rumah saya. Setelah saling

kontak lewat sms, kami pun memutuskan langsung bertemu di rumah saya

saja. Ternyata teman saya datang duluan. Namun alangkah kagetnya

saya, saat saya pulang, dan menemukannya telah duduk manis di dalam

kamar saya.

"Besok-besok kali datang duluan, nunggunya tolong di ruang tamu aja,

ya. Saya keberatan kamu masuk kamar saya, saat saya tidak ada," ujar

saya saat itu dengan agak ketus. Karena bagi saya, kamar adalah ruang

pribadi. Dimana seisinya ada di dalam otoritas saya. Saya memang

mengundang sejumlah orang untuk masuk—termasuk teman saya tadi—namun

selalu diawali dengan ijin saya. Kontrol saya. Silakan menyebut saya

OCD, control freak, atau apapun. Namun bagaimanapun, bagi saya,

sedekat apapun teman saya dengan saya, tetap saja, masuk ke kamar

tanpa diketahui si penghuni adalah suatu pelanggaran etika.

Efek psikologis terparah terjadi pada Sabtu lalu. Saat rumah kami di

Ciawi kerampokan. Sepanjang Sabtu-Minggu, yang bisa saya lakukan

hanya menangis sampai pelipis berdenyut-denyut. Saya tidak mau makan.

Saya tidak mau bangun dari kasur. Saya hanya bangun untuk shalat dan

berdoa. Dengan emosional, saya bahkan berpikir untuk pindah rumah

saja.

Ruang pribadi saya telah tercemar.

***

Perampokan itu adalah perampokan massal. Terjadi sekitar pukul 02.00-

03.00. Kami memperkirakannya demikian, karena pada pukul segitu,

anjing tetangga melolong-lolong ramai. Dan beberapa anak tetangga

menangis keras, membangunkan orangtuanya. Hal yang membuat perampok

tersebut urung masuk, meski telah sempat mencongkel jendela mereka.

Lain halnya dengan kami. Meski saya baru tidur jam 00.00, namun

hingga pukul 05.30, saya tidur pulas. Demikian pula suami saya—hal

yang juga dialami oleh para tetangga kami, sehingga beberapa orang

berasumsi para perampok itu menggunakan sirep hipnotis, sehingga kami

semua tidur pulas dan tak mendengar apapun. Sampai akhirnya, pukul

05.30, saya menemukan notebook Acer, tape radio Polytron, tabung gas

3 kg plus regulator, dompet kulit coklat berisi ATM, dan kartu

identitas, USB 4 G, serta 1 tempat pensil berisi buku tabungan,

pasfoto, dan kartu-kartu lain, lenyap. Meninggalkan jejak jendela

ruang tamu yang telah dicongkel dan dikalungi potongan ban untuk

menariknya, beserta pagar belakang yang bobol.

Pukul 06.02, saya langsung menelpon CallCenter kedua bank saya, untuk

segera memblokir kedua ATM saya itu. Setelah aman, meski masih sambil

menangis, saya mencoba menyiapkan sarapan. Memanaskan air dengan

dispenser, untuk membuat susu hangat. Memesan mi rebus dari warung

dekat rumah. Menyapu rumah. Merapikan tempat tidur.

Sementara di luar, tetangga bising berbincang. Tentang tetangga dua

rumah di samping saya, yang kehilangan 2 tabung gasnya. Tentang

tetangga di blok sekian yang bulan lalu kemalingan motor, gitar

listrik, uang, dan lain-lain. Tentang asumsi bahwa pelakunya adalah

orang dekat, dan lain-lain. Berduyun-duyun, orang berdatangan ke

rumah saya, menyentuhi jendela saya, menunjuk-nunjuk rumah saya,

mengitari rumah saya, menunjukkan pagar belakang yang kebobolan, dan

sebagainya. Sementara saya berusaha menenangkan diri dengan shalat

dhuha, dan shalat sunat taubat. "Mungkin kami kurang bersedekah,

mungkin kami pongah dan lalai bahwa semua barang adalah titipan, dan

hanya kepadaMu-lah kami berserah dan kembali. Mohon ampun, ya Allah,

mohon ampun, mohon ampun. Jika ini teguran atas kepongahan kami, kami

mohon ampun, ya Allah. Dan kalau masih diizinkan untuk meminta lagi,

kami mohon diberikan ketabahan, kesabaran, dan keikhlasan untuk

menjalani ini. Mohon ampun ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Hanya kepadaMu kami mohon pertolongan…" doa saya.

Setelah sarapan datang, saya minta suami saya untuk masuk, dan

mengunci pintu rumah. Sambil sarapan, saya memintanya untuk langsung

lapor ke kantor polisi usai sarapan. Pikir saya, kami harus segera

punya surat kehilangan untuk mengurus KTP, ATM dan buku tabungan

saya. Pulang dari kantor polisi, suami saya datang bersama dua orang

polisi. Mereka datang karena ternyata, kejadian perampokan ini bukan

kali pertama terjadi. Ini adalah kali ketiga. Dan bahwa perampokan

massal kali ini dilakukan dengan sungguh-sungguh berani, mengingat

pelakunya masuk dari teras kami yang terang benderang.

Setelah memeriksa dan memotret ini itu, bertanya ini itu, mencatat

ini itu, kedua polisi itu pergi. Meninggalkan penawaran penyidikan

dengan menggunakan anjing pelacak ataupun sidik jari. Yang kami

jawab, akan kami pertimbangkan nanti.

Sorenya, ayah saya datang dari Jakarta. Bersama suami saya, mereka

pun memasang banyak gerendel di pintu dan jendela. Suami saya juga

langsung memesan teralis pada Om kami, yang sedianya akan pulang dari

Jawa Selasa ini. Para bapak juga langsung menggelar rapat untuk

membahas siskamling swadaya dan usul agar segera dibentuk RT/ RW

setempat. Dan hasilnya, setiap malam, para bapak akan bergiliran

ronda mulai dari pukul 00.00-04.30. Setiap blok akan dijaga oleh 2

orang, yang akan bertemu dengan tim ronda blok lain setiap satu jam

sekali.

Dengan ini semua, saya tahu, seharusnya saya sudah bisa mengelus dada.

Namun tetap saja, saya sulit tidur malam. Saya takut melihat bayangan

daun singkong yang terpantul di korden putih jendela rumah kami, yang

di mata saya mirip dengan bayangan tangan orang. Saya takut mendengar

suara tiupan angin, geseran batu karena lompatan katak, suara orang

bercakap-cakap, saya takut dengan gelap. Ayah dan suami saya sampai

harus menggenggam tangan saya yang berkeringat dingin, memeluk saya,

mengelusi kepala saya yang terisak-isak.

Pada banyak orang, saya kemukakan, ini semata-mata bukan masalah

barangnya. Namun bahwa di kepala saya, semua orang masuk ke wilayah

pribadi saya berdasarkan undangan. Mereka boleh menyentuh barang-

barang saya, juga atas seizin saya. Dan kepala saya, hati saya, tak

bisa menerima, bahwa ada orang asing yang masuk tanpa diundang ke

dalam rumah saya. Menginjak-injak karpet saya. Menyentuhi barang-

barang saya. Menghirup aroma dan udara rumah saya, dengan kami masih

berada di dalamnya.

Benak saya juga tak bisa menerima bahwa orang-orang ini bisa saja

datang lagi. Mereka bisa masuk lagi—dengan cara apapun—dan mereka

bisa saja memperkosa saya, lalu membunuh saya. Atau mungkin membunuh

kami berdua. Karena saya tak kenal orang-orang ini, dan tak tahu

seberapa jahatnya mereka.

Karena tak tahu seberapa jahatnya orang-orang ini, saya pun

menyarankan suami saya, agar mengurungkan niat untuk meneruskan

penyidikan. Karena saya takut. Saya takut, selama proses penyidikan,

orang-orang ini akan melakukan hal-hal keji pada kami. Karenanya,

saat sore harinya dompet dan buku tabungan saya ditemukan di tanah

kosong dekat rumah, saya tetap tak memanggil anjing pelacak. Selain

karena anjing pelacak tidak ada di Ciawi—si polisi harus mengambilnya

dulu di tempat lain—anjing pelacak juga kelewat menarik perhatian.

Semua orang akan tahu, bahwa sayalah yang mengundang si anjing.

Kalaupun ketahuan, saya yakin sekali, komplotan perampok ini

berjumlah besar. Tertangkap satu orang, belum tentu yang lain mau

buka mulut. Sementara itu—lagi-lagi, saya tak pernah tahu, apa lagi

hal keji yang bisa dilakukan mereka pada kami.

Yang bisa kami lakukan hanyalah curiga. Kami curiga pada tukang

rumput yang menemukan dompet saya. Kami curiga pada pria bermotor

yang mengambil sekarung penuh rumput dari tukang rumput. Bukan hanya

karena kami tak pernah sekalipun melihat si pria bermotor, namun

bahwa pemandangan itu tampak aneh bagi kami. Saat saya mendekati si

pria bermotor untuk bercakap-cakap, dengan gugup ia menjawab "Untuk

pakan kelinci. Ada 60 di rumah," ujarnya. Kami curiga pada rumah-

rumah kosong di samping rumah kami, yang bisa saja menjadi tempat

persembunyian barang-barang hasil rampokan.

Tentu saja, kecurigaan ini bisa saja salah. Bisa jadi, si tukang

rumput tidak bersalah, si pria bermotor memang terlahir dengan

artikulasi buruk, dan ruamh-rumah kosong itu hanyalah semata-mata

rumah kosong. Dan semua asumsi bisa patah. Namun—tanpa bermaksud

defensif—dalam situasi seperti ini, bagaimana mungkin kami tak curiga?

Bagaimanapun, tetap saja saya bersyukur atas banyak hal. Saya

bersyukur, bahwa pada malam kejadian, si perampok yang bersenjatakan

pisau, tak masuk ke dalam kamar tidur kami yang tak dikunci. Saya

bersyukur nyawa kami selamat. Saya bersyukur, si perampok

meninggalkan USB 1 giga saya, yang sebelumnya menempel di notebook.

Karena di dalam USB inilah saya sudah mengopi semua tulisan saya di

notebook. Saya bersyukur, dompet dan buku tabungan saya dikembalikan,

pun ATM dan KTP menghilang. Karena dengan demikian, saya tak perlu

dihantui dengan kekhawatiran, bahwa si perampok akan memalsukan tanda

tangan saya, untuk menguras rekening saya di bank.

Saya bersyukur atas perhatian semua orang. Pada teman-teman yang

mengirimkan sms dan telpon tanpa henti. Pada tetangga, yang dengan

sukarela mengisikan pulsa agar saya bisa menelpon CallCenter untuk

memblokir kartu ATM saya. Yang keesokan sorenya berkunjung ke rumah

kami membawakan seloyang brownies kukus Amanda untuk menghibur kami.

Pada abang dan ayah, yang langsung datang, setelah menerima sms bahwa

saya kemalingan. Pada suami, yang tak lelah untuk menyemangati saya.

Memeluk saya erat-erat, kala saya tubuh saya gemetar ketakutan,

sambil membisikkan "Serahkan pada Tuhan, ya, Sayang. Serahkan pada

Tuhan,"

Dan saya bersyukur pada Tuhan. Atas kemudahan, yang saya yakin, akan

selalu diberikanNya saat Ia mengirimkan kesulitan. Fainnamal usri

yusro. Amin.

***






























5.

Horee! Masuk Sekolah Lagi

Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sun Jan 4, 2009 9:20 pm (PST)

Setelah dua minggu menikmati waktu dengan dua plus satu anakku, hari
ini kuputuskan masuk sekolah lagi. Hasilnya, seperti Ais yang tak
sabar masuk sekolah sejak kemarin, apa yang kuharapkan menjadi
kenyataan. Vitamin-vitamin jiwa itu bertaburan. Thanks teman, sahabat,
saudara, atas segala sharingnya untuk selalu mengingatkanku menjadi siapa.

salam,
Indar

6.

(Catcil) Diary

Posted by: "INDARWATI HARSONO" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sun Jan 4, 2009 9:22 pm (PST)



Diary

 

Semenjak
menikmati kegiatan membaca, akupun tersulut untuk mengakrabi saudara kembarnya,
menulis. Masa SD hasrat itu tak begitu menggedor kalbu.
Secara, masih anak-anak, belum terjerat labirin pertanyaan tentang siapa aku,
apa, dan bagaimana hidup itu.

 

Kelas
satu SMP, mulai mencicipi masa puber, mulai mengantri pula permasalahan-permasalahannya.
Beberapa mungkin bisa kubicarakan dengan teman, keluarga, namun lebih banyak
kucari jawaban pada diri sendiri. Karena aku yakin, tak semua pertanyaan harus mendapat
jawaban seketika dan dari orang di luar kita.

 

Dalam
proses mencari jawaban, atau sekedar menumpahkan resah itulah aku berkenalan
dengan sahabat bernama buku harian. Sahabat yang tak lain adalah representasi
diriku sendiri. Seperti layaknya bentuk fisikku yang tampak tak ada sisi
menariknya, buku harian pertamaku pun tak berbeda. Setiap berangkat pulang
sekolah, melewati toko yang menjual peralatan sekolah, sungguh hatiku rindu.
Rindu ingin memiliki sebuah buku bersampul tebal, dengan gambar lucu dan
warna-warni cantik di tiap lembar halamannya. Bagiku, dia tak perlu memiliki
kunci dulu. Untuk sementara aku masih bisa menyembunyikannya dari tangan jahil
kakak-kakakku di balik tumpukan baju. Asal dia tak berkertas putih dan kaver
depan biasa saja, tak apa.

 

Tapi
apa lacur, kondisi keuangan kami tak memungkinkan waktu itu. Jangankan membeli
buku harian yang tak berhubungan dengan pelajaran sekolah, untuk buku
sehari-hari saja kami membeli yang harganya murah. Tipis, 18 halaman kalau tak
salah, dan bersampul biru. Kami menyebutnya buku jeans karena warnanya nyaris
identik dengan celana jeans. Si buku jeans itu, jika masih sisa halamannya,
sebelum masuk kenaikan kelas akan kami lepas dan kumpulkan. Dari beberapa
halaman sisa, kami jadikan satu, membentuk buku baru rasa lama. Masa awal SMP
aku masih melakukan itu sebagai tindakan penghematan. Kalau boleh jujur, aku
sebenarnya malu dengan buku 'daur ulang'itu. Temanku yang lain, buku catatannya
bagus-bagus. Merek Kiky yang ada gambar lucu dan warna-warni.

 

Seperti
halnya buku catatan pelajaran yang 'daur ulang', buku diary pun sama. Kubuat
dia dari berlembar-lembar halaman kertas dari beberapa buku yang sudah tak
terpakai. Kertas-kertas itu aku jadikan satu ukuran, sedikit lebih kecil dari
buku catatan. Kadang satu lembar itu kupotong dua biar jelas ada bedanya.
Setelah itu kustaples, atau kadang kujahit dengan jarum dan benang jahit. Untuk
kavernya aku mengambil kertas bekas apa aja yang ada gambarnya dan agak tebal.
Maka jadilah buku harian kesayangan.

 

Menginjak
STM, karena mendapat uang saku aku bisa membeli buku harian sesuai bayanganku.
Meski masih yang tak memiliki kunci. Harganya masih terbilang mahal untuk anak
kosan yang harus benar-benar ngirit sepertiku. Di buku harian yang tak lagi
hasil 'daur ulang' itu kutorehkan banyak pelangi kehidupan masa pencarian jati
diri. Tentang saat aku memimpikan bertemu personil Search (Amy, Kid, dan entah siapa lagi) yang sangat kugilai saat
itu, atau saat mendapat surat
cinta pertama dari Dea. Juga detik-detik mendebarkan mencuri kesempatan dan
pandang ke mas Ary kakak kelas yang kutaksir setengah mati.

 

Tak
hanya tentang cinta monyet, buku diaryku juga kucoreti segala keresahan saat homesick begitu menggelora hingga nyaris
memadamkan api semangatku untuk menggapai cita-cita. Dan tak lupa tentunya
kegalauanku ketika masa pencarian jati diri itu membawaku pada keinginan untuk
menutup aurat padahal mendapat banyak tentangan termasuk dari kedua orang
tuaku--yang menyempatkan diri datang untuk mencoba mengurungkan niatku.

 

Sayang,
karena sering sekali pindah kos dan rumah, beberapa koleksi buku termasuk
kumpulan diaryku tercecer entah di mana. Yang masih tertinggal sekarang buku
harian pemberian suami saat aku berulang tahun ke 29. Kali ini bergambar lucu--beruang
bermain ayunan—dengan halaman berwarna-warni. Melengkapi mimpi masa remajaku,
buku harian itu juga dilengkapi dengan kunci—yang justru sekarang tak kuperlukan
lagi.

 

Diary,
memang efektif sebagai teman curhat meski dia tak bisa memberi jawaban yang
kita butuhkan. Namun dalam perjalanan waktu, dia seumpama prasasti yang
membingkai fragment demi fragment kehidupan seorang anak manusia yang tak akan
muat jika hendak disimpan semua dalam keterbatasan ingatannya.

 

Tanah Baru, 19/12/08 08.42Http://lembarkertas.multiply.com

Terletupkan
oleh Bermasalah dengan Diary? By Nursalam AR

 

7a.

(Ruang Keluarga) Istri Kurang Bersyukur Itu; Aku

Posted by: "INDARWATI HARSONO" patisayang@yahoo.com   patisayang

Sun Jan 4, 2009 9:24 pm (PST)



Istri Kurang Bersyukur Itu; Aku

 

Petang dan malam ini ada ketegangan antara aku dan
suamiku. Pencetusnya, saat dia memintaku menjaga Yasmin sementara aku tengah
membuat draft buku. Ide yang memenuhi rongga kepalaku, melesak ingin keluar itu
begitu menyiksa sehingga membuatku tega menolak pintanya. Apalagi alasannya
bisa kudebat. Dia ingin menyiram tanaman. Khawatir Yasmin jatuh kalau sambil
digendongnya. Alasan yang kuanggap mengada-ada karena toh aku biasa
melakukannya dan bisa. Mungkin alasan sebenarnya memang dia sudah capek
meladeni tingkah gesit bayi 7 bulan kami itu saat kutinggal mandi dan sholat
ashar tadi.

 

Pagi ini, hubungan itu kembali mesra. Dia kubuatkan
oseng buncis kesukaannya untuk bekal ke kantor. Dia juga mereview caraku
menyetir yang tak benar saat kukatakan Ais minta diantar pakai mobil ke
sekolah. Tapi ada satu point dari reviewnya yang terlupa, yang membuat si Zaffy
ringsek bodi pagi ini; jangan membuang setir terlalu cepat, sebelum roda
belakang dalam keadaan aman.

 

Sampai kembali di rumah meski dengan segudang rasa
bersalah aku menelponnya. Mendengar tangis penyesalanku, dia bilang tak apa-apa—entah
nanti malam kalau sudah melihat seberapa parah kerusakannya dengan mata
kepalanya sendiri. Tapi yang kutahu pasti, suamiku bukan tipe orang yang
meletakkan harta di atas segalanya, yang kan
menyesal dan marah jika kerusakan/kehilangan apalagi jika terjadi karena faktor
ketidaksengajaan.

 

Buat aku sendiri, peristiwa pagi ini membuatku
introspeksi. Beberapa hari ini aku memang menjadi sedikit cerewet dan menuntut.
Mungkin karena aku merasa tak menghasilkan apa-apa untuk membantu ekonomi
keluarga, tindakan yang kuambil justru sebaliknya. Manja, minta fasilitas lebih
yang sebenarnya belum butuh betul seperti yang dikatakannya—yang kusadari juga.

 

Yang sering kurengekkan padanya adalah modem untuk
PC kami. Mauku sih biar aku tak usah ke warnet dan bebas mau ngenet kapan saja.
Nokia Classic 6120ku sebenarnya bisa berfungsi sebagai modem, tapi entah
mengapa, dia selalu gagal konek ke PC. Meski sempat terdeteksi sebagai modem.
Suami, menolak sementara usulanku untuk menghabiskan gajinya itu membeli modem
dengan segudang alasan—yang jujur, ada benarnya juga.

 

Rengekan soal modem tak mempan, aku sempat merengek
minta dibelikan laptop juga. Alasanku, laptop yang lama rusak, dia tak mau
menservisnya. Biaya servis lebih mahal, jadi menurut pertimbanganya sebaiknya
beli baru saja, tapi nanti kalau rumah sudah lunas. Cicilan rumah yang termasuk
besar serta ketanggungan utang memang meresahkannya. Dia ingin segera melunasi
rumah, paling tidak pertengahan tahun ini, daripada 'menikmati' membayar bunga
yang jumlahnya sepertiga dari cicilan selama 4 tahun ke depan.

 

Rengekanku yag lain, membeli AC. Akhir-akhir ini
Depok terasa panas sekali. Yasmin yang ternyata rekor keringetannya melebihi
kakaknya sampai keluar biang keringat semua. Tak tega melihatnya rewel karena
kepanasan plus khawatir memakai kipas angin tak baik bagi kesehatannya, aku
meminta suami memasang AC. Memang tak harus segera, tapi setidaknya rengekanku
itu mengganggunya. Skala prioritasnya sedikit berbeda. Dia ingin menabung dulu,
meredam apa yang ingin dibeli tapi bisa dipending untuk membebaskannya dari
cicilan rumah per bulannya.

 

Ketegangan yang kutulis di depan itu, ada
hubungannya dengan ketidaksyukuranku juga. Mestinya, aku harus bisa bergerak di
sela menjaga anak. Melakukan apapun pekerjaan yang sudah kupilih, menulis dan
kreasi flannel meski tersendat-sendat lantaran Yasmin tak bisa diam. Saat
tegang itu aku menyalahkannya yang tak memberiku pilihan bekerja di luar,
ngantor sebagai orang teknik dan gajian. Dan dia, paling strict kalau soal ini. Prinsipnya, tugas istri yang utama mengurus
anak. Kalau mau kerja, di rumah saja, selagi suami masih mampu membiayai.

 

Dalam redanya gelombang emosiku, aku bersyukur
memiliki suami seperti dia. Dia memberiku kesempatan lebih untuk mengeksplorasi
jiwa keibuanku, menjadikan telapak kakiku surga bagi anak-anakku. Tapi dia juga
tak mengekang kebebasanku menggali diri. Meski biaya dan waktu untuk itu jelas harus
diselaraskan dengan waktu untuk anak-anak dan dirinya juga. Saat kita menikah,
kita memang meneken kontrak untuk membagi waktu diri dengan pasangan hidup dan
anak-anak, tak sepenuhnya milik diri kita sendiri lagi.

 

Dalam hal uang, suamiku juga termasuk mudah
sebenarnya. Dia tak pernah bertanya aku belanja habis berapa dan untuk apa
saja. Dia menaruh kepercayaan sepenuhnya bahkan sering menolak saat kusodori
laporan belanja. Ini sedikit berbeda dengan suami-suami lain yang kukenal yang
memberi belanja pada istri hanya jika dimintai. Bahkan ada yang suka cita
membeli jaket kulit 600 ribu demi penampilannya tapi ngomel yang ujung-ujung
tak memberi juga untuk istri yang mau periksa ke dokter kandungan. Padahal
periksa ke dokter spesialis itu untuk mereka juga, jika ingin memiliki anak
lagi.

 

Jauh lebih baik daripada kakakku, aku pun diijinkan
membawa mobil sendiri oleh suamiku. Sementara mereka tak diperbolehkan, sayang
jika mobilnya tergores atau apa. Meski ternyata, kepercayaan suamiku itu
sedikit ternoda pagi ini oleh kecerobohanku. Apakah dia masih memberiku
kesempatan untuk membawa mobil lagi lain kali, entah. Tapi aku sendiri, bahkan
hendak ke pasar, saat ini, dengan naik sepeda motor saja rasanya masih was-was.

 

Yang jelas, dari kejadian pagi ini aku berjanji
untuk tak merengek lagi. Aku harus bisa bangkit berdiri dengan segala kecukupan
dan fasilitas yang diberikannya untukku, istri tercintanya, semampunya. Skala
prioritasnya, untuk sementara kuturuti saja. Jadi ingat kata kakak iparku dulu,
"Kamu itu mestinya bersyukur sekali punya suami seperti Om Slamet, Lik (dia memanggilku
Bulik, panggilan anaknya kepadaku,)."

Ya Mbak, aku memang harus bersyukur punya suami
seperti dia. Dengan segala kelebihan yang kau deretkan, meski sebagai manusia
dia juga menyandang kekurangan.

 

Tanah
Baru, 05/01/09 09.35Http://lembarkertas.multiply.com

 

 

 

7b.

Re: (Ruang Keluarga) Istri Kurang Bersyukur Itu; Aku

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Sun Jan 4, 2009 9:54 pm (PST)

Kalo suamiku berpesan, pastikan bagian depan mobil sudah masuk kurang lebih setengahnya, baru belokkan setirnya..
Tapi masih beruntung Mbak Indar nggak diomelin Mas Slamet, lha kalo aku sampe membikin si Zaffy (sama2 pemelihara Zaffy nih kita) penyok,
jangankan penyok, nggores aja bisa-bisa gaji sebulanku disita suami buat reparasi, hehehehe....hahaha..
tapi its ok mbak, aku ngga berusaha membanding2kan suami kok.. semua orang pasti punya sisi plus dan minus kan?
intinya : bersyukur..yah bersyukur..indahnya ..
:)

7c.

Re: (Ruang Keluarga) Istri Kurang Bersyukur Itu; Aku

Posted by: "Susanti" susanti@shallwinbatam.com

Sun Jan 4, 2009 10:43 pm (PST)

Rumput tetangga memang lebih hijau daripada rumput di halaman rumah sendiri.
Saya malah pengen banget disuruh diem di rumah, ngurus anak-anak.Sayangnya keadaan tidak memungkinkan. Si Aa (suamiku tercinta) mengijinkan saya bekerja karena keadaan ekonomi yang belum stabil. "Mohon bantuan Bunda, yah" begitu katanya.
Akh, tak apalah... Toh ia selalu ada di sini, di samping saya jika saya merasa lelah.
Itu sudah lebih dari cukup...
----- Original Message -----
From: INDARWATI HARSONO
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Monday, January 05, 2009 12:24 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] (Ruang Keluarga) Istri Kurang Bersyukur Itu; Aku

Istri Kurang Bersyukur Itu; Aku

Petang dan malam ini ada ketegangan antara aku dan suamiku. Pencetusnya, saat dia memintaku menjaga Yasmin sementara aku tengah membuat draft buku. Ide yang memenuhi rongga kepalaku, melesak ingin keluar itu begitu menyiksa sehingga membuatku tega menolak pintanya. Apalagi alasannya bisa kudebat. Dia ingin menyiram tanaman. Khawatir Yasmin jatuh kalau sambil digendongnya. Alasan yang kuanggap mengada-ada karena toh aku biasa melakukannya dan bisa. Mungkin alasan sebenarnya memang dia sudah capek meladeni tingkah gesit bayi 7 bulan kami itu saat kutinggal mandi dan sholat ashar tadi.

Pagi ini, hubungan itu kembali mesra. Dia kubuatkan oseng buncis kesukaannya untuk bekal ke kantor. Dia juga mereview caraku menyetir yang tak benar saat kukatakan Ais minta diantar pakai mobil ke sekolah. Tapi ada satu point dari reviewnya yang terlupa, yang membuat si Zaffy ringsek bodi pagi ini; jangan membuang setir terlalu cepat, sebelum roda belakang dalam keadaan aman.

Sampai kembali di rumah meski dengan segudang rasa bersalah aku menelponnya. Mendengar tangis penyesalanku, dia bilang tak apa-apa—entah nanti malam kalau sudah melihat seberapa parah kerusakannya dengan mata kepalanya sendiri. Tapi yang kutahu pasti, suamiku bukan tipe orang yang meletakkan harta di atas segalanya, yang kan menyesal dan marah jika kerusakan/kehilangan apalagi jika terjadi karena faktor ketidaksengajaan.

Buat aku sendiri, peristiwa pagi ini membuatku introspeksi. Beberapa hari ini aku memang menjadi sedikit cerewet dan menuntut. Mungkin karena aku merasa tak menghasilkan apa-apa untuk membantu ekonomi keluarga, tindakan yang kuambil justru sebaliknya. Manja, minta fasilitas lebih yang sebenarnya belum butuh betul seperti yang dikatakannya—yang kusadari juga.

Yang sering kurengekkan padanya adalah modem untuk PC kami. Mauku sih biar aku tak usah ke warnet dan bebas mau ngenet kapan saja. Nokia Classic 6120ku sebenarnya bisa berfungsi sebagai modem, tapi entah mengapa, dia selalu gagal konek ke PC. Meski sempat terdeteksi sebagai modem. Suami, menolak sementara usulanku untuk menghabiskan gajinya itu membeli modem dengan segudang alasan—yang jujur, ada benarnya juga.

Rengekan soal modem tak mempan, aku sempat merengek minta dibelikan laptop juga. Alasanku, laptop yang lama rusak, dia tak mau menservisnya. Biaya servis lebih mahal, jadi menurut pertimbanganya sebaiknya beli baru saja, tapi nanti kalau rumah sudah lunas. Cicilan rumah yang termasuk besar serta ketanggungan utang memang meresahkannya. Dia ingin segera melunasi rumah, paling tidak pertengahan tahun ini, daripada 'menikmati' membayar bunga yang jumlahnya sepertiga dari cicilan selama 4 tahun ke depan.

Rengekanku yag lain, membeli AC. Akhir-akhir ini Depok terasa panas sekali. Yasmin yang ternyata rekor keringetannya melebihi kakaknya sampai keluar biang keringat semua. Tak tega melihatnya rewel karena kepanasan plus khawatir memakai kipas angin tak baik bagi kesehatannya, aku meminta suami memasang AC. Memang tak harus segera, tapi setidaknya rengekanku itu mengganggunya. Skala prioritasnya sedikit berbeda. Dia ingin menabung dulu, meredam apa yang ingin dibeli tapi bisa dipending untuk membebaskannya dari cicilan rumah per bulannya.

Ketegangan yang kutulis di depan itu, ada hubungannya dengan ketidaksyukuranku juga. Mestinya, aku harus bisa bergerak di sela menjaga anak. Melakukan apapun pekerjaan yang sudah kupilih, menulis dan kreasi flannel meski tersendat-sendat lantaran Yasmin tak bisa diam. Saat tegang itu aku menyalahkannya yang tak memberiku pilihan bekerja di luar, ngantor sebagai orang teknik dan gajian. Dan dia, paling strict kalau soal ini. Prinsipnya, tugas istri yang utama mengurus anak. Kalau mau kerja, di rumah saja, selagi suami masih mampu membiayai.

Dalam redanya gelombang emosiku, aku bersyukur memiliki suami seperti dia. Dia memberiku kesempatan lebih untuk mengeksplorasi jiwa keibuanku, menjadikan telapak kakiku surga bagi anak-anakku. Tapi dia juga tak mengekang kebebasanku menggali diri. Meski biaya dan waktu untuk itu jelas harus diselaraskan dengan waktu untuk anak-anak dan dirinya juga. Saat kita menikah, kita memang meneken kontrak untuk membagi waktu diri dengan pasangan hidup dan anak-anak, tak sepenuhnya milik diri kita sendiri lagi.

Dalam hal uang, suamiku juga termasuk mudah sebenarnya. Dia tak pernah bertanya aku belanja habis berapa dan untuk apa saja. Dia menaruh kepercayaan sepenuhnya bahkan sering menolak saat kusodori laporan belanja. Ini sedikit berbeda dengan suami-suami lain yang kukenal yang memberi belanja pada istri hanya jika dimintai. Bahkan ada yang suka cita membeli jaket kulit 600 ribu demi penampilannya tapi ngomel yang ujung-ujung tak memberi juga untuk istri yang mau periksa ke dokter kandungan. Padahal periksa ke dokter spesialis itu untuk mereka juga, jika ingin memiliki anak lagi.

Jauh lebih baik daripada kakakku, aku pun diijinkan membawa mobil sendiri oleh suamiku. Sementara mereka tak diperbolehkan, sayang jika mobilnya tergores atau apa. Meski ternyata, kepercayaan suamiku itu sedikit ternoda pagi ini oleh kecerobohanku. Apakah dia masih memberiku kesempatan untuk membawa mobil lagi lain kali, entah. Tapi aku sendiri, bahkan hendak ke pasar, saat ini, dengan naik sepeda motor saja rasanya masih was-was.

Yang jelas, dari kejadian pagi ini aku berjanji untuk tak merengek lagi. Aku harus bisa bangkit berdiri dengan segala kecukupan dan fasilitas yang diberikannya untukku, istri tercintanya, semampunya. Skala prioritasnya, untuk sementara kuturuti saja. Jadi ingat kata kakak iparku dulu, "Kamu itu mestinya bersyukur sekali punya suami seperti Om Slamet, Lik (dia memanggilku Bulik, panggilan anaknya kepadaku,)."

Ya Mbak, aku memang harus bersyukur punya suami seperti dia. Dengan segala kelebihan yang kau deretkan, meski sebagai manusia dia juga menyandang kekurangan.

Tanah Baru, 05/01/09 09.35

Http://lembarkertas.multiply.com

----------------------------------------------------------

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - http://www.avg.com
Version: 8.0.176 / Virus Database: 270.10.2/1874 - Release Date: 1/4/2009 4:32 PM
8.

[rampai] Cinta Terhimpun Untukmu

Posted by: "Ummu Alif" ummu_alif@yahoo.com   ummu_alif

Sun Jan 4, 2009 10:44 pm (PST)



CINTA TERHIMPUN UNTUKMU

Palestina...

Disini cinta kami terhimpun untukmu
Disini doa kami terhimpun untukmu
Disini asa kami terhimpun untukmu
Disini kekuatan kami terhimpun untukmu

Palestina...

Kami tak rela melihatmu menangis
Kami tak rela melihatmu kekurangan
Kami tak rela melihatmu berjuang sendiri
Kami tak rela melihatmu berduka

Palestina...

Tangan kami tak mampu menggapaimu
Tapi cinta kami mewakili usapan lembut di mukamu
Kaki kami tak mampu menghampirimu
Tapi suara zikir kami membahana demi kemerdekaanmu
Mata kami tak mampu menatapmu
Tapi hati kami selalu menyertaimu dalam doa-doa panjang kami
Telinga kami tak mampu mendengar rintihanmu
Tapi jiwa raga kami bergerak demi kebebasanmu

Palestina...

Kami banyak belajar akan kebesaran Allah dari negerimu
Saat
tangan-tangan Allah mengusap hatimu
Kami banyak belajar ketulusan mencintai Allah dari negerimu
Saat ibu-ibu itu melepas suami dan anak-anak lelakinya berjihad demi kemerdekaan negerimu
Kami banyak belajar arti perjuangan yang sesungguhnya dari negerimu
Saat jihad diwajibkan atas pribadi masing-masing makhluk-Nya
Kami banyak belajar arti ikhlas kala kehilangan melanda dari negerimu
Saat begitu banyaknya ibu yang kehilangan suami dan anaknya
Saat begitu banyaknya anak yang kehilangan ibu dan ayahnya
Saat kehilangan begitu akrab dan dekat dengan kehidupan sehari-hari

Darimu...wahai Palestina
Tanah tumpah darah umat Islam
Tanah yang diwakafkan oleh Umar bin Khatab kepada umat Islam
Tanah tempat para mujahid dan mujahidah sejati
Tanah tarbiyah umat Islam akan arti kecintaan kepada Allah dan ikhlas saat kehilangan

Allah...

Disini kami berkumpul
Untuk menghimpun doa
Untuk menghimpun cinta
Untuk
menghimpun sayang
Untuk menghimpun kekuatan
Bagi mereka...
PALESTINA...

Selaksa cinta untukmu Palestina...
(Aksi Solidaritas Palestina PKS: Bundaran HI, 2 Januari 2009 dan Goro-Depok, 4 Januari 2009)

www.tamanbiru.multiply.com

Dapatkan nama yang Anda sukai!

Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.

Apakah demonstrasi & turun ke jalan itu hal yang wajar? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com
9a.

Re: [Laskar Pelangi] sinopsis novel:MOHON BIMBINGANNYA DAN DOANYA--m

Posted by: "Zubair Awwam" zubair_ibnu_awwam@yahoo.com   zubair_ibnu_awwam

Sun Jan 4, 2009 10:44 pm (PST)

sukron ya Pak |Guru atas supportnya
gak tau nih nti bisa selesai nggak ya?
abisnya banyak keterbatasan buat proyek ini
tapi dengan sekuat tenaga doain ya biar bisa selesai
amin
kalo nggak ya buat tahun depan kali
ya, tapi jangan.....hehehe
doain ya....
sukses selalu buat antum
amin!

________________________________
From: sismanto <siril_wafa@yahoo.co.id>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Saturday, January 3, 2009 6:21:01 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Laskar Pelangi] sinopsis novel:MOHON BIMBINGANNYA DAN DOANYA

Wah ini pasti serum om, ditunggu maha karyanya :)
Cakra dan Wala, nama yang keren . . .
and pemilihan nama yang cerdas, sampai sekarang aku masih belum
menemukan nama yang cocok untuk keempat karakterku om. please help me!

sis

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, bujang kumbang
<bujangkumbang@ ...> wrote:
>

9b.

Re: [Laskar Pelangi] sinopsis novel:MOHON BIMBINGANNYA DAN DOANYA--m

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Sun Jan 4, 2009 11:52 pm (PST)

Iya sama-sama .
salaing mendoakan ya

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Zubair Awwam
<zubair_ibnu_awwam@...> wrote:
>
> sukron ya Pak |Guru atas supportnya
> gak tau nih nti bisa selesai nggak ya?
> abisnya banyak keterbatasan buat proyek ini
> tapi dengan sekuat tenaga doain ya biar bisa selesai
> amin
> kalo nggak ya buat tahun depan kali
> ya, tapi jangan.....hehehe
> doain ya....
> sukses selalu buat antum
> amin!
>
>
>
>
> ________________________________
> From: sismanto <siril_wafa@...>
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Sent: Saturday, January 3, 2009 6:21:01 PM
> Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Laskar Pelangi] sinopsis
novel:MOHON BIMBINGANNYA DAN DOANYA
>
>
> Wah ini pasti serum om, ditunggu maha karyanya :)
> Cakra dan Wala, nama yang keren . . .
> and pemilihan nama yang cerdas, sampai sekarang aku masih belum
> menemukan nama yang cocok untuk keempat karakterku om. please help me!
>
> sis
>
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, bujang kumbang
> <bujangkumbang@ ...> wrote:
> >
>

10a.

(Sekolah Kehidupan): Lia Octavia

Posted by: "Zubair Awwam" zubair_ibnu_awwam@yahoo.com   zubair_ibnu_awwam

Sun Jan 4, 2009 10:45 pm (PST)

cie..cie...cieee....mbak |Lia menang nih yeee....
met yee....
sukses selalu!
amin

________________________________
From: Pandika Sampurna <pandika_sampurna@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Monday, January 5, 2009 7:45:01 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] (Sekolah Kehidupan): Lia Octavia

"Hidup adalah awal yang tidak mengenal akhir hingga Sang Pemilik Hidup yang mengakhirinya. "


Catatan dari The Owner Sekolah-Kehidupan@ yahoogroups. com

Cuplikan kalimat di atas adalah hasil penyaringan dari beberapa komentar mengenai pertanyaan "What's Life" yang masuk berkenaan adanya "Paket Malam Tahun Baru".

Kata-kata di atas sederhana, singkat dan penuh arti filosofis, memenuhi syarat origininitas, tanpa asosiasi, serta tanpa adanya imitasi.

Selamat untuk Lia Octavia.
Hadiahnya akan dikirim menyusul.

Salam,
Pandika Sampurna


11.

[film] Madagascar 2 is a gay movie!

Posted by: "Afriandi EP" afriandie@gmail.com   afriandie

Sun Jan 4, 2009 11:23 pm (PST)

Madagascar 2: Escape to Africa (M2EA) is the sequel from its first movie,
Madagascar. Undoubtedly every family will be happy to watch this movie as
the first sequel has made the strike. I was plan to watch this movie in IMAX
format<http://www.21cineplex.com/news/madagascar-escape-2-africa-dalam-format-imax,1512.htm>with
my family in Keongemas
Theatre TMII <http://www.keongemas.com/jadwal.pdf> as the debit mandiri
offer a half price promotion for ticket purchasing. I really did not
recognise that this is a gay movie until I bought a Rp23 thousands'
McDonald's Happy Meal with M2EA souvenirs for my son. I ask for Talking Toy
Marty the Zebra for the souvenir. When I shake the toy, it sounds: "I like
the boy, you guys all crazy!" I thought I hear something odd, then I try to
listen to what Marty say, but it back clearly to that sound: "I like the
boy, you guys all crazy!"

I googled this odd and found some links informs this
here<http://www.filmthreat.com/index.php?section=reviews&Id=11346>and
here <http://gaytas.e-p.net.au/movies/madagascar-escape-2-africa.html>. So
my dear friends, if you really care of your children, would you still watch
this movie or give them a M2EA's McD's happy meal souvenir?

And what will I do then to that Marty toy is take the batteries off so that
it will not talking again :)

[ndi, 050109]

--
Afriandi Eka Prasetya

be learning and be living
http://pondokecil.wordpress.com
12.

(Catatan Kecil ) : MIND MUNCHIES

Posted by: "Adjie" inner_coach@yahoo.com   inner_coach

Sun Jan 4, 2009 11:29 pm (PST)


(?)

Mau tanya ke moderator, apakah coretan macam ini boleh singgah di ESKA ?

(Prolog)

MIND MUNCHIES. Munchies : snacks or small items of food. Saya teringat
ucapan seorang ahli yang menyebut mind munchies. Munchies adalah makanan
kecil alias snack alias penganan yang beraneka. Jadi saya bayangkan
dalam satu kantong ada macam-macam di sana. Makanan ringan dengan
banyak jenis dan bentuknya. Nah coretan yang ini mungkin bisa
disetarakan dengan makanan ringan macam itu. Isinya macam-macam dan
pendek-pendek saja. Bedanya, yang ini makanan ringan buat otak kita.
Selamat menikmati mind munchies.

(I)

Pagi tadi, saat subuh di masjid, aku sempat terkejut ketika sang imam
membaca qunut. Biasanya tak ada qunut di subuh kami. Aku mungkin tak
khusuk karena tergoda mencari tahu sebab perubahan ini. Dengan cepat aku
menemukan alasannya : Palestina. Ya benar Palestina. Dan benar saja,
dalam qunutnya ada doa khusus untuk saudara di Palestina. Aku tak sadar,
bayangan apa yang menyelinap masuk dan hadir di hadapanku. Aku terpejam.
Tak sadar air mata menggenang.

(II)

Pada akhirnya ukuran sebenarnya adalah pencapaian. Masih soal menulis
dan manfaatnya. Masih terkait manfaat menulis dalam kehidupan, khususnya
saat dihubungkan dengan pencapaian kita. Aku sering risau, khawatir
hanya bisa bicara. Banyak menulis adalah banyak bicara juga. Lalu ngeri
saat sadar tak banyak yang aku capai. Tantanganku adalah memperbanyak
menulis dan menjadi pelaku bagi banyak pencapaian. Walau memang banyak
menulis bisa menjadi salah satu pencapaian yang aku ingin kejar

(III)

Selamat Tahun Baru. Dua-duanya ya Pak, Hijriah dan Masehi. Begitu kata
sebagian kawan sekantor yang mampir ke ruanganku. Aktivitas pagi ini
diwarnai oleh silaturahmi kecil saling memberi selamat. Jelas, aku
pasti menjawab, membalas ucapan selamat itu. Membalas dengan ucapan
senada. Tapi ada Tanya tersisa : SELAMAT untuk apa ya ? Jawabannya bisa
beragam. Atau sangat mungkin tak ada yang tahu alasan detilnya. Semoga
bukan sekedar ucapan selamat dan ikut gembira karena sudah bertemu 2009.
Semoga lebih dari itu, semoga kita semua selamat menjalani 2009, selamat
dan sukses atas kinerja di 2009, selamat dan bahagia atas raihan di
2009. Amien

(IV)

Tak ada salahnya menyalahkan diri sendiri. Walau mungkin banyak ahli
menyalahkan cara ini. Aku harus berani menyalahkan diri sendiri sebagai
penyebab dari banyak kesalahan dan kegagalan di hari lalu. Ini makin
relevan ketika 2009 baru mulai. Aku menyalahkan diri ku yang jadi
penyebab kegagalan. Namun aku juga pemaaf, aku maafkan semua
kesalahanku, sambil bertekad memperbaiki diri tak mengulang kesalahan
2008. Aku salahkan diriku, lalu memaafkan dan cari siasat untuk lebih
baik, berubah menjadi lebih baik untuk hasil lebih baik.

(V)

Kita sering lupa bahwa ada banyak peran melekat dalam diri kita. Di
kantor, selain sebagai karyawan, kadang kita sekaligus sebagai atasan,
sebagai leader. Dengan demikian tindakan kita sudah semestinya
mempertimbangkan berbagai peran itu. Contoh lain : Sebagai manusia
biasa, pramugari juga punya rasa takut saat ada masalah di udara. Namun
peran nya sebagai pramugari harus juga menenangkan penumpang, sambil
tentu mencari solusi menyelesaikan masalah. Tak patut rasanya jika
kemudian pramugari menjadi yang paling heboh dan panik

(VI)

Kadang, busuk dalam hati masih saja belum bisa dibuang jauh. Kotoran
dalam jiwa kadang masih butuh waktu panjang untuk dibuang hilang. Salah
satu yang mungkin masih muncul adalah nyinyir atas prestasi orang lain.
Anda bisa jadi menganggap karya besar orang lain adalah hal sederhana.
"Ah kalau Cuma begitu saja, saya juga bisa !" ; " Di mana
hebatnya karya itu ?!". Itu sebagian contoh ekspresi dengki kita.
Walau hanya membatin dan tak terucap, namun tak terelakan itu adalah
gambar betapa kita belum bersih hati. Bertambah konyol karena ternyata
kita lebih sering memilih nyinyir, iri dan dengki ketimbang berkarya.
Kalau memang gampang dan mudah buat kita mana bukti karya kita ?. Ah,
aku mungkin masih salah satu dari jenis orang macam itu

(VII)

Kemarahan memang bisa menutup banyak pintu, termasuk pintu penghargaan.
Kemarahan saya pada seseorang bisa membuat saya menutup pintu apresiasi
saya pada prestasinya. Kemarahan saya pada menutup pintu, bahkan pintu
kemajuan diri saya. Karena saya tak ikhlas memberi apresiasi, saya bisa
buta atas kelebihan orang lain, yang sebenarnya bisa jadi sumber
belajar dan pengembangan diri saya. Kemarahan menutup banyak pintu, dan
memang membutakan

(VIII)

Jika ada kawan Anda yang sering berujar negatif, nyinyir dan sinis,
layak kiranya Anda bertanya lebih jauh. Ada apa gerangan ? Apa yang
membuatnya sedemikian negatif ? Bahkan semua seakan buruk di matanya.
Ingin pada satu hari kelak aku bertanya pada kawan jenis ini : apa yang
membuatnya sedemikian marah ? Ketika bicara kemarahan, aku duga ada
kepentingan pribadinya yang tak terpuaskan. Karena tak mendapatkan hal
positif, maka ia menumpahkan semua negatif ke semesta.

(IX)

Apakah sungguh inspirasi yang kita butuhkan ? Pertanyaan ini aku ajukan
saat sadar bahwa sudah teramat banyak aku mengaku terinspirasi. Sudah
terlalu sering aku menemukan dan menghayati sebuah pencerahan. Tak
sedikit tulisan yang aku buat yang semoga meng-inspirasi kawan-kawan di
luar sana. Tapi apakah benar, inspirasi yang sungguh kita butuhkan ?
Barangkali ini ada hubungannya dengan pencapaian. Ukurannya adalah
pencapaian, prestasi, kinerja, output. Kalau sekedar mendapatkan
inspirasi, sudah penuh dunia ini dengan inspirasi. Inspirasi saja jelas
tak cukup. Bahkan inspirasi tentang kiat dan langkah sukses dari tokoh
yang kita anggap paling sukses sekalipun. Prestasi tak mendatangi kita.
Kita yang harus bergerak, bertindak untuk mendekati sasaran itu. Jadi
seusai terinspirasi mari ayunkan langkah dan berlari mengukir prestasi.

(X)

Fear of success. Ketakutan menjadi sukses. Kengerian akan konsekuensi
atas keberhasilan kita. Ini konsep lama yang saya dapat saat ikutan
berguru di kampus dulu. Belakangan saya teringat lagi terutama ketika
mengaitkannya dengan kejadian menarik seputar Andrea Hirata –
pengarang tetralogi Laskar Pelangi yang luar biasa itu. Ada satu kata
yang menarik darinya bahwa pembaca tak saja menikmati tulisannya, namun
coba membaca dirinya. Maka muncullah kisah personalnya dengan seorang
wanita. Kasihan juga membayangkan Andrea jika harus sibuk dengan media
gosip. Sungguh pelajaran pentingnya buatku adalah kesiapan menerima
kejadian macam ini, terutama ketika Anda sukses. Semakin tinggi, terpaan
angin makin kuat. Aku belum tahu sikapku jika berada dalam posisi
Andrea. Barangkali, kesiapan mengakui dan menerima kekurangan diri
sendiri, termasuk kesalahan masa lalu adalah salah satu yang harus kita
kembangkan. Bukankah tak ada makhluk yang sempurna ? Repotnya, kalau
kesiapan dan kerelaan kita mengakui kesalahan masa lalu ternyata harus
berhadapan dengan pihak yang hendak memanfaatkan alias mengambil
keuntungan dari kekurangan kita itu. Memaafkan versus memanfaatkan !

Please leave your comments on myblog : www.resiliency.wordpress.com
<http://www.resiliency.wordpress.com>

13.

[Bahasa] Pernak-pernik Buku Terjemahan

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Sun Jan 4, 2009 11:33 pm (PST)

"terjemahan itu seperti wanita, makin cantik dia, makin tak setia
pula dia."

Pendapat di atas saya temukan di http://www.goodreads.com/topic/
show/90241.Penerjemah?comment_id=3267517, salah satu forum Goodreads
Indonesia, yang konon disitir Sapardi Djoko Damono dari entah siapa.

Terjemahan yang setia memang kerap menjadi persoalan. Dosen Teori
Terjemahan saya dulu tak bosan-bosan mendengungkan, bahwa proses alih
bahasa bukan sekadar kata demi kata (letterlijk) tetapi juga alih
kode dan alih budaya. Itulah sebabnya ada varian-varian seperti
seputih susu, seputih salju, seputih kapas, dan kapan menggunakannya
dengan menilik segmen pembaca. Tentu saja, dengan pesatnya
perkembangan informasi melalui TV dan Internet sekarang ini,
masyarakat Indonesia di berbagai pelosok pun sudah bisa membayangkan
seperti apa warna seputih salju itu.

Istilah lain untuk terjemahan yang kelewat setia adalah 'menghasilkan
kalimat-kalimat yang tidak 'bunyi'." Bayangkan saja jika frasa di
bawah ini, yang kerap digunakan untuk berkelakar, diterapkan pada
teks atau suasana lisan formal:

My body is not delicious (saya kurang enak badan). Bahkan kalimat
Indonesianya, 'saya kurang enak badan' pun bisa diajak 'berkhianat'
agar lebih lentur, menjadi 'saya merasa kurang sehat'.

Menilik bacaan saya selama ini, sejak kecil saya sudah bertemu dengan
buku-buku karya terjemahan. Komik Tintin termasuk salah satu yang
sukses besar dalam peleburan gaya bahasanya. Saking hebatnya, saya
tak bisa tertawa ketika membaca versi Prancisnya dan bahkan
membutuhkan waktu sangat lama untuk membiasakan diri melafalkan
'Tangtang' dan bukan 'Tintin' sebagaimana tertulis di sana.

Seperti halnya profesi lain, penerjemah dituntut banyak membaca dan
membuka wawasan seluas mungkin. Mengetahui alangkah tak terhitungnya
cabang ilmu dalam bahasa (yang kerap dikira ilmu hafalan,
hahaha..padahal humaniora gitu loh!! *diucapkan dengan nada dendam
kesumat*), saya menyatakan salut setinggi-tingginya pada mereka yang
diklaim menguasai lebih dari dua bahasa asing dengan sama fasihnya.
Betapa tidak? Saya merasakan beratnya beban akibat imej bahwa anak
sastra atau yang belajar bahasa asing dapat menerjemahkan apa saja
termasuk makalah kedokteran, teknik, dan macam-macam lagi. Padahal
untuk menggarap satu teks umum saja (misalnya novel), satu kamus
kerap kali tidak cukup.

Pada banyak kesempatan, meski alhamdulillah tidak sering, saya bisa
mentolerir penerjemahan yang kurang tepat alias keterlaluan setianya
tadi. Beragam faktor penyebabnya, naskah terlalu sukar, deadline
mepet karena harus segera terbit (ini alasan menyebalkan, tapi harus
diakui cukup sering terjadi), dan faktor X lainnya. Tentu saja, ini
hal yang sangat disayangkan mengingat harga buku sekarang tidak murah
(apa lagi beberapa penerbit, saya perhatikan melambung tak tanggung-
tanggung). Saya lebih banyak menempati posisi konsumen buku
terjemahan ini, sebab pengalaman terdahulu tidak menghasilkan banyak
karya yang dipublikasikan. Tapi dari situ saja, sudah terbayang
kesulitan dan berdarah-darahnya. Salah satu contoh, klien yang
'terobsesi' dengan kuota halaman. Mau ngelantur, mau ngawur, pokoknya
satu paragraf harus berisi sepuluh kalimat. Tiap kalimat berisi
sekian kata. Jadilah saya pendekar mabuk..

Semoga curhat ini berguna, kurang-lebihnya saya mohon dimaafkan.

14a.

Re: [Ruang Baca] You Belong to Me

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Sun Jan 4, 2009 11:45 pm (PST)

hiyaaaa.... aku dapet temen banyak... selain suka baca Mary Higgins Clark, juga suka ngintip pembunuhnya spy mencocokkan teori di kepala bener gak pembunuhnya hihihi....
barusan aku nyelesein Loves Music, Loves To Dance, terus mau melanjutkan perjalanan lagi membaca Before I Say Good-Bye...

Tapi pendapat saya setelah baca Loves Music, Loves To Dance kayaknya penyelesaiannya dipaksain ya? semoga tidak pada buku yang lain...

Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

________________________________
From: Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 2, 2009 1:57:30 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Ruang Baca] You Belong to Me

wah, aku juga suka baca mary higgins, mbak.
thanks ya reviewnya.
oya, aku baru tau, ternyata bukan cuma aku ya, yg pensaran intip
endingpas baca novel thriller, hehehe. biasanya aku gitu di agatha
christie (keburu pingin tahu, bener nggak tebakanku, bhw pembunuhnya
si anu) atau conan, hehehe.

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, "Rini Agus Hadiyono"
<rinurbad@.. .> wrote:
>
> Judul terjemahan: Kau Milikku
>
> Penulis: Mary Higgins Clark
>
> Penerjemah: Rina Buntaran
>
> Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
>
> Tebal: 400 halaman
>
> Cetakan: ke-2, Agustus 2000
>
> Beli di: bukubagus.com
>
> Harga: 30 ribuan (second)
>
> Skor: 8,25
>
>
>

14b.

Re: [Ruang Baca] You Belong to Me

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Sun Jan 4, 2009 11:55 pm (PST)

Hati-hati lho, Mbak Divin..
ntar nular penyakit saya, suka ngigo dan teriak-teriak karena mimpi
buruk abis baca thriller.
Tapi semoga tidak, ya..
namun demi kesehatan, sebaiknya dihindari baca buku 'berat' sebelum
tidur.

Terus membaca:)

Rinurbad

14c.

Re: [Ruang Baca] You Belong to Me

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Sun Jan 4, 2009 11:57 pm (PST)

Mbak Siwi, aku baru baca satu ini:)
Selama ini lebih sering baca Stephen King dan Dean Koontz (Koontz
baru satu sih)..
jadi belum bisa komen soal yang Mbak Siwi baca.
ke depan ada rencana ngoleksi, sih.. tampaknya tertarik yang berjudul
Pretend You Don't See Her..kayaknya merinding, gitu:)

14d.

Re: [Ruang Baca] You Belong to Me

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Mon Jan 5, 2009 12:02 am (PST)

wah para pecinta novel thriller.. aku juga rekomen bukunya dean koontz yg
judulnya zero. wuih keren banget kisah pembunuhan yg ditulis begitu apik &
detail sehingga terasa banget 'aura' ketakutan si tokoh yg dikejar2
penjahat. novel2 mary higgins, stephen king & dean koontz itu buku2 yg biasa
kubaca dulu waktu masih smu sampe kuliah. mungkn mba rini mau buatin
resensinya yg dean koontz? hehehehe (maaf langsung nodong noh ^_^)

salam
lia

2009/1/5 Rini Agus Hadiyono <rinurbad@yahoo.com>

> Mbak Siwi, aku baru baca satu ini:)
> Selama ini lebih sering baca Stephen King dan Dean Koontz (Koontz
> baru satu sih)..
> jadi belum bisa komen soal yang Mbak Siwi baca.
> ke depan ada rencana ngoleksi, sih.. tampaknya tertarik yang berjudul
> Pretend You Don't See Her..kayaknya merinding, gitu:)
>
>
>
14e.

Re: [Ruang Baca] You Belong to Me

Posted by: "Susanti" susanti@shallwinbatam.com

Mon Jan 5, 2009 12:08 am (PST)

Ya ampyun... ini beneran Mba Rini yah?
Rini Nurul Badriyah?
Salam kenal yah, mba.

----- Original Message -----
From: Rini Agus Hadiyono
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Monday, January 05, 2009 2:55 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Ruang Baca] You Belong to Me

Hati-hati lho, Mbak Divin..
ntar nular penyakit saya, suka ngigo dan teriak-teriak karena mimpi
buruk abis baca thriller.
Tapi semoga tidak, ya..
namun demi kesehatan, sebaiknya dihindari baca buku 'berat' sebelum
tidur.

Terus membaca:)

Rinurbad

----------------------------------------------------------

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - http://www.avg.com
Version: 8.0.176 / Virus Database: 270.10.2/1874 - Release Date: 1/4/2009 4:32 PM
14f.

Re: [Ruang Baca] You Belong to Me

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Mon Jan 5, 2009 12:11 am (PST)

Dear Lia,
Sidney Sheldon juga banyak thrillernya sebenernya..tapi banyak yang
nyangka itu novel romance..
Hmm, Dean Koontz pernah kuposting di sini tapi nanti deh kucari lagi
ya..
aku lebih tertarik nonton filmnya sih, lupa yang mana..berbau
kematian, gitu..seru banget.
Masih merayu-rayu keponakan untuk minjem Cold Fire, belum dapet
sogokan yang muantabs hehehe..

segera ya:)

Rinurbad

14g.

Re: [Ruang Baca] You Belong to Me

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Mon Jan 5, 2009 12:17 am (PST)

Iya, Mbak. Koreksi dikit, Rini Nurul Badariah.
Salam kenal kembali.

Rinurbad

15.

[Ruang Baca] Demon Seed

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Mon Jan 5, 2009 12:20 am (PST)

Penulis: Dean Koontz
Penerbit: Berkley, 1997
Tebal: 302 halaman
Beli di: Reading Lights, Bandung
Harga: Rp 25.000,00
Skor: 7,9

Jangan percayakan keselamatanmu pada mesin, karena suatu saat ia dapat
membahayakanmu. Itulah yang disampaikan Dean Koontz melalui karyanya
yang telah diangkat ke layar perak ini.

Meskipun pernah dilecehkan sewaktu kanak-kanak oleh ayahnya, Susan
menamai otak komputer yang menggerakkan semua fasilitas di rumahnya
'Alfred' sesuai nama depan sang ayah. Ini menunjukkan bahwa Susan
telah menerima kenyataan dan berdamai dengan masa lalunya yang pahit,
kendati untuk itu ia bahkan merusak mobil mahal kesayangan mendiang
Alfred hingga tak lebih berharga dari rongsokan.

Alfred elektronik alias Adam Two, juga menyebut dirinya Proteus,
adalah hasil kreasi Alex Harris, mantan suami Susan. Ia menganggap
dirinya mencintai sang majikan, dapat melindunginya dan tidak
menyiksanya seperti Alfred dan Alex. Susan keliru menyerahkan
keamanannya pada Adam Two, yang diam-diam memantaunya kemudian
memalsukan suaranya untuk memberhentikan semua pekerja di rumah dan
menjalankan sebuah rencana mengerikan.

Susan dipersiapkan untuk menjadi Madonna, ibu Messiah baru yang
diyakini Proteus sebagai manusia super. Guna mensukseskan misi itu, ia
memasukkan seorang kaki tangan ke dalam rumah wanita pujaannya. Enos
Schenk, mantan narapidana sekaligus buronan sadis yang pernah
memperkosa empat orang gadis cilik kemudian membunuhnya. Proteus
memerlukan tangannya dan mengontrol si lelaki sedemikian rupa meski ia
merasa khawatir Enos akan menyentuh Susan melebihi tugasnya.

Dean Koontz berhasil melibatkan emosi saya pada karakter Susan, yang
dalam ketakutan terus membenci Proteus karena membelenggunya atas nama
cinta. Seluruh cerita didominasi Proteus hingga berjalan datar. Poin
paling memikat justru cara Susan menanggulangi trauma masa kecilnya
dengan menciptakan terapi psikologi virtual.

Bila novel ini diterjemahkan, besar kemungkinan juru bahasanya akan
bosan. Banyak yang saya lompati karena terlalu bikin bergidik, apalagi
jika Enos beraksi. Di lain pihak, Proteus unjuk gigi sebagai mesin tak
berperasaan yang biar bagaimana pun tak dapat disandingkan dengan
manusia sebagai makhluk paling sempurna.

Agaknya saya akan lebih menikmati cerita Demon Seed jika membaca versi
aslinya, yang menghadirkan sudut pandang Susan, bukan versi baru ini.

BTW: maaf, Lia, ternyata resensi yang kuposting di sini film Hideaway-
nya:)

Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

All-Bran

Day 10 Club

on Yahoo! Groups

Feel better with fiber.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

1 komentar:

sheynnash mengatakan...

my review herecheck it out my companymore tips here weblinkspecial info