Sabtu, 17 Januari 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2478

Messages In This Digest (15 Messages)

Messages

1.

MATA  ANDA , MATAHARINYA

Posted by: "amilistya" amilistya@yahoo.com   amilistya

Fri Jan 16, 2009 4:23 am (PST)


Setetes Darah yang Anda berikan, adalah Nyawa bagi Mereka" kalimat
ini pasti telah banyak yang mengenal. Bahkan mungkin telah beberapa
kali Anda lakukan sebagai pendonor darah.

Tapi kalimat ini "MATA ANDA, MATAHARINYA" mungkin tak seterkenal
seperti kalimat diatas. Ini adalah semboyan dari Perkumpulan
Penyantun Mata Tuna Netra Indonesia

Saya memang bukan aktivis resmi dari Perkumpulan tersebut. Tapi
sebagai calon donor saya selalu tergerak untuk mengajak sdr sdr yang
berkenan untuk menjadi calon donor mata.

Mariiii saudarakuuuu... kalau kemarin kemarin Anda telah meneteskan
cairan dari tubuh Anda. Kini teteskan Kasih lewat bagian dari tubuh
Anda yang kelak akan menjadi Matahari bagi mereka

Info lebih lanjyut hub. Bank Mata di RS Aini telp.021- 5256228

Terimakasih dan salam

2a.

(CERPEN) SAAT AKU MENARI, SAAT SAYA MENGECUP BUMI

Posted by: "Divin Nahb" divin_nahb_dn@yahoo.com   divin_nahb_dn

Fri Jan 16, 2009 6:00 am (PST)

SAAT AKU MENARI, SAAT SAYA MENGECUP BUMI
Oleh; Divin Nahb

Sepi, aku di sini. Menghabiskan waktu sendiri. Tanpa teman. Hanya bunyi gemuruh kecil yang terdengar, seperti hantaman-hantaman di ujung sana, tapi aku tak tahu pasti. Aku terdiam membuat gaduh di bawah sini. Jauh dari keramaian. Jauh dari canda. Jauh dari mereka. Karena mereka benci jika aku menampakkan diri. Aku sedih, aku benci perasaan ini.
"Tuhan, aku ingin menyentuh tawa itu. Aku ingin merasakan udara pagi, panasnya matahari, dinginnya malam hari. Tapi aku hanya bisa menari pelan. Hanya bisa mendengar suara gaduh sesaat di atas sana. Dan mereka seakan kesal dengan tarianku ini, kenapa? Begitu bencikah mereka denganku? Sungguh aku ingin berteman dengan mereka, ingin berjumpa dengan mereka. Aku kesepian, Tuhan! Kapankah engkau izinkan aku untuk mengetahui segalanya di atas sana?" harapku membatin.
Pilu sekali perasaan ini. Seakan aku tidak diinginkan dengan senyuman yang tulus dari hati mereka. Sebab hanya kesedihan karena kematian yang membuat mereka ingin menemuiku. Atau, karena mereka ingin mengambil sebagian dari tubuhku tanpa bertanya apa yang kuinginkan. Andaikan ada sisipan pertanyaan apa yang kuharapkan, dengan pasti akan kujawab,
"Aku ingin merasakan hidup seperti kalian yang selalu menginjak tubuhku!"
***
Saya terus menghantam. Selalu menerjang apa yang telah saya lihat. Tidak peduli itu adalah karang yang kokoh sekalipun. Saya ingin perlihatkan itu pada mereka yang bertahun-tahun hidup bersama rasa yang mereka miliki. Bahagia, sedih, dendam, pilu dan mungkin ada perasaan yang belum saya ketahui. Dan saya hanya merasakan iri terhadap mereka. Saya menghabiskan waktu sendiri di tempat yang luas ini. Hanya dapat menjerit dengan menghantam segala batu, atau apapun itu yang menggenang di tubuh saya.
Memang saya dapat melihat pagi, merasakan siang, dan ditemani malam. Suasana yang jarang ditemui dia yang selalu menggetarkan saya. Tarian kecilnya membuat hantaman saya semakin ganas. Dia sepertinya ingin sekali mengajak saya menghentak lewat nyanyian alam. Saya tahu dia kesepian di bawah sana.
Dan, saya lebih beruntung, karena saya bisa melihat ke bawah lalu menengadah ke atas. Melihat langit yang kadang ditemani matahari dan awan. Atau menemani dewi malam yang asyik melihat para gemintang bercumbu di bawah terpal hitam. Pun melihat mereka itu, lalu menyentuh saat mereka ke tempat ini, dengan bahagia ataupun kepanikan yang terukir lewat garis wajah.
"Tuhan, saya ingin sekali menyentuh tanah. Bertemu dengan mereka. Melihat ribuan muka. Karena saya sudah puas melihat makhluk-makhluk kecil ciptaan-Mu, mereka selalu mengelilingi saya dan berlari secepat kilat di atas sana. Lalu, apakah saya tidak boleh melihat dan menyentuh semua rasa yang ada pada diri makhluk lain? Bukankah mereka juga ciptaan-Mu?" mohon saya pada Sang Kuasa.
***
Tik…tak…tik…tak… detakan jarum jam teriak. Berputar tanpa lelah mengikuti aturan. Suasana biasa saja, kisruh dan ramai menemani hari. Langit nampak cerah, matahari semakin mekar bersinar, burung berdendang dengan merdu. Episode saat itu begitu sempurna untuk kemudian diberikan senyuman.
Di atas langit yang begitu jauh dari jangkauan. Begitu sulit untuk ditembus. Karena memang tak ada sesuatu pun yang dapat menggapainya. Telah dibuat keputusan. Dzat yang Maha Agung telah menetapkan sesuatu yang luar biasa. Menciptakan sebuah Maha Karya tak tertandingi.
Sebuah takdir telah dijatuhkan. Lalu melayang menjadi sebuah pesan yang akan turun ke bumi. Menjumpai mereka yang sepi dengan kesendirian. Menyentuh mereka yang haus dengan rasa, bukan lagi yang hanya sebatas semu dan hampa. Pesan itu terus melaju semakin cepat. Namun semua tidak nampak, seperti sebuah surat ghaib yang menuju dua tempat yang berbeda. Ke dasar bawah tanah dan dasar lautan lepas.
"Akulah takdir. Menjumpaimu hari ini. Sebuah perintah dari Dzat yang tak tertandingi! Sang Maha Segalanya di atas Segalanya. Kamu pun akan merasakan apa yang selama ini hanya terpendam. Penciptamu telah memutuskan sesuatu, maka kerjakanlah perintah itu dengan benar! Menarilah sekuat tenagamu! Menarilah dan goncangkan bumi dengan goncangan yang dahsyat!"
Aku terpukau. Berdecak kagum. Aku menerima perintah yang luar biasa hebatnya. Tuhanku, yang selalu menyandang Maha, menginginkanku untuk mengguncangkan bumi. Memberikanku kesempatan merasakan rasa dan melihat hari. Aku bahagia. Perasaanku meledak. Aku bisa menari sepuasku. Mengeluarkan semua keinginanku.
"Terima kasih Tuhan, Kau memberikanku kesempatan untuk merasakan apa yang selama ini aku inginkan," bisikku saat kurasakan suara itu pergi semakin jauh.
Apalagi yang harus kutunggu? Bukankah ini yang kuinginkan? Aku bisa melihat permukaan bumi. Bisa melihat wajah mereka, merasakan rasa bahagia dari lekukan wajah mereka.
Aku mulai dengan tarian kecil yang selama ini kadang kulakukan. Aku terus berdendang. Aku ikuti irama yang kuciptakan sendiri. Namun aku mendengar gaduh dari atas sana. Ah, mungkin mereka kali ini ikut bahagia karena aku bahagia. Aku biarkan saja, karena aku sudah semakin larut dengan tarian ini. Gemulai dan semakin panas. Menghentak sampai jiwa ragaku memuncak. Terus dan terus, tak ada yang bisa menghentikanku. Kecuali saat ini juga Dia berkata, "hentikan!" maka akan kulakukan tanpa berucap. Tapi nyatanya perintah itu tak kunjung tiba.
Darahku semakin bergolak, peluhku semakin banyak. Gerakanku semakin cepat, iramapun semakin kencang. Dahsyat. Suara mereka jelas kudengar. Mereka teriak memanggil-manggil nama yang keluar dari bibir mereka, yang kuterka bergetar. Dan banyak pula yang menyebut dan meneriakkan asma-Mu. Atau minta pertolongan? Tapi kenapa? Bukankah merekapun merasakan kebahagiaan yang sedang aku rasa?
Sungguh, getaranku kencang sekali. Aku goncangkan permukaan tanah itu. Mereka terus berteriak! Aku bisa menyentuh perasaan mereka. Aku bisa merasakan apa yang sedang mereka lakukan. Berlarian tak karuan. Saling bertabrakan. Saling menggaungkan mesin kendaraan. Bising sekali di atas sana.
Bunyi debaman keras bersahutan. Benda-benda jatuh menyentuh permukaan tanah. Mereka semakin teriak kencang minta pertolongan. Aku ingin tahu ada apa? Aku ingin sekali menolong mereka. Aku buka permukaan tanah dan semua tersingkap.
Oh…benarkah itu? Apakah ini karena aku menari? Luluh lantak permukaan bumi. Derai tangis membasahi pipi. Getaran tubuh merobohkan langkah yang lemah. Mereka terus berteriak memanggil-manggil nama-nama yang tak kukenal. Aku bisa melihat mereka menangis. Kepala bocor. Luka di sekujur tubuh. Atau derita yang akan selalu mereka bawa, karena tangan dan kaki mereka telah hilang. Lalu akupun kembali menemui kematian.
Ada sesak dalam dada. Berat sekali aku bernapas. Kini aku mulai bisa menyentuh rasa. Satu rasa yang begitu peka, sedih. Aku diberikan pemandangan ribuan mayat yang tergeletak di sana-sini. Dihimpit reruntuhan bangunan. Aku memang ingin menyentuh rasa, tapi bukan seperti ini. Bukan air mata yang terus mengalir. Bukan perih yang membeset naluri bahagia. Bukan itu! Aku hanya ingin dibagi kebersamaan dengan senyum dan canda.
Namun, untuk menjumpai mereka harus ada perintah dari Dzat yang Maha Agung. Aku membawa perintah itu. Aku harus mengerjakannya sebagai pengabdianku terhadap-Nya. Aku tidak akan berhenti untuk menari dan menggoncangkan bumi, walau aku kini merasakan perih. Dan jika takdir menemuiku kembali untuk memberikan perintah yang sama, pasti akan kulakukan. Walaupun ada sesak yang kurasa, tapi perintah-Nya adalah di atas segalanya dan di atas apa yang kurasa.
***
Waktupun bergulir lagi. Takdir menuju ke tempat lain di dasar lautan lepas. Menemui dia yang sering meluapkan kekesalannya dengan menghantam karang di tengah laut atau di tepi pantai.
"Akulah takdir. Menjumpaimu hari ini. Sebuah perintah dari Dzat yang tak tertandingi! Sang Maha Segalanya di atas Segalanya. Kamu pun akan merasakan apa yang selama ini hanya terpendam. Penciptamu telah memutuskan sesuatu, maka kerjakanlah perintah itu dengan benar! Buatlah ombak besar dan tinggi! Hantamlah daratan itu dengan kekuatan penuh! Bermainlah dengan mereka! Peluk mereka dengan birumu yang indah!"
Saya terpanah. Terkagum-kagum pada takdir yang telah diputuskan-Nya. Dan, perintah itu bukan main hebatnya. Saya harus mengerjakannya. Mengecup bumi dengan kecupan mesra dari lautan. Menginjak tanah yang selama ini hanya bisa saya harapkan saja. Menyapa mereka semua dengan tubuh biru saya.
"Terima kasih Tuhan, Kau memberikan saya kesempatan untuk melihat lebih jauh bagaimana kehidupan di daratan sana. Memang saya penasaran, karena selama ini saya hanya bisa melihat kehidupan di sana dari tempat ini. Perintah ini luar biasa hebatnya, saya bisa bertandang ke daratan. Ini bukan saja perintah dari-Mu, melainkan sebuah hadiah istimewa dari-Mu!"
Dasar lautanpun retak dan terbuka. Tubuh saya terguncang hebat. Luapan hati ini tak bisa dibendung lagi. Saya terlalu bahagia menerima perintah ini. Akhirnya saya akan mengetahui isi daratan yang selama ini hanya dapat saya terka saja. Menyentuh rasa yang ada pada diri mereka dari dekat.
"Ah….. akhirnya saya bisa merasakan daratan!" saya teriak dengan meninggikan tubuh menggapai langit.
Air-air di tepi pantai menyatu ke dalam raga. Karena sesaat lagi saya akan menuju daratan. Melihat anak-anak kecil yang selama ini bermain pasir di tepi pantai tubuh saya. Menyapa mereka yang sering berjemur menemani kecupan ombak dari saya. Menyentuh orang-orang yang tidak lagi menyapa saya di sini. Memeluk bangunan, pohon-pohon, kendaraan, dan benda-benda yang tidak saya ketahui namanya. Hari ini adalah hari yang saya tunggu-tunggu, karena sepi itu seakan lenyap tatkala Dzat yang Maha Besar memberi perintah pada saya.
"Apa itu?! Ombak tinggi datang!" mata seorang pemuda membelalak melihat tubuh saya yang semakin membesar dan meninggi.
"Kita akan mati! Kiamat datang!" kepanikan terlukis dari balik wajah seorang laki-laki di bawah pohon kelapa yang dekat dengan pantai.
"Masya Allah……." Seorang wanita terpanah melihat tubuh saya, lalu menarik anaknya dan membawa dalam pelukannya.
Semua orang yang berada di tepi pantai tubuh saya mulai menjauh. Berlarian kencang ke arah daratan. Semua berteriak minta pertolongan. Gaduh suasana di sana. Wajah mereka penuh ketakutan. Saling tabrak dan gusar.
Tubuh saya menggulung geram, berjalan cepat menuju daratan. Hanya dalam hitungan detik, saya sudah menyentuh pohon-pohon yang selama ini berada dekat dengan tubuh saya. Kecupan begitu mesra mulai saya berikan. Menghantam daratan begitu keras.
"Hah…indahnya daratan ini. Akhirnya saya bisa mengetahui isi semuanya," ucap saya dengan menyelipkan senyuman.
Ini seperti permainan untuk saya. Mereka berlari, saya kejar lalu saya peluk. Wajah mereka penuh ketakutan, malah semakin parah goretan-goretan wajahnya. Mereka teriak ketika tubuh saya semakin dalam ke daratan. Saya lahap semuanya; bangunan-bangunan itu, pohon-pohon itu, kendaraan-kendaraan itu, dan mereka yang menjauh atau bersembunyi karena eggan bertemu saya.
"Hai, ini hanya sebuah permainan! Seperti yang kalian lakukan di pantai dengan kecupan kecil ombak saya. Jangan panik! Jangan menjauh! Saya hanya ingin bertemu langsung dengan kalian semua. Saya hanya ingin merasakan kebersamaan lebih dekat lagi. Saya hanya ingin berbagi bahagia dengan kalian!"
Byur…. tubuh saya menenggelamkan benda-benda yang ada di hadapan saya. Menyeret semuanya ke arah yang saya tuju. Suara-suara jeritan membahana, namun ketika saya mendekat semua langsung hilang. Tubuh ini masih ingin menyentuh daratan. Masih ingin mengetahui sisi-sisi kehidupan di atas tanah.
Detik ini, saya sudah menghempaskan semua yang saya inginkan. Bermain dengan mereka semua. Mengetahui bentuk kehidupan di sini. Hari ini adalah hari yang selama ini saya nantikan. Tak ada lagi sepi. Mereka dan seisi daratan menyatu ke dalam tubuh saya.
"Kenapa hening?" tanya saya melihat sekeliling.
"Kenapa semua tidak bahagia, bukankah kalian menyukai indahnya biru saya?" tanya saya sekali lagi.
Tak ada jawaban. Saya menggenangkan mereka. Mengajak mereka bermain, seperti yang selalu mereka lakukan dengan papan seluncur. Tapi mengapa tak ada tawa bahagia? Mengapa harus hening seperti ini? Saya ingin merasakan kehidupan daratan sesungguhnya, seperti yang selalu saya lihat dari lautan sana.
"Apakah kalian lelah karena permainan yang saya tunjukan terlalu bersemangat? Tapi, baiklah, jika nanti saya mendapat perintah kembali untuk menyapa kalian, saya pasti akan bermain mesra. Jadi jangan marah pada saya, kembalilah ke pantai esok hari. Kunjungi saya di sana, karena saya akan kembali merasakan sepi."
Waktu pun bergulir, tubuh saya terseret ke tempat asal saya berada. Di lautan lepas, di bawah kaki langit menjulang. Namun, saya tinggalkan sebagian tubuh saya di daratan untuk menemani mereka. Itu adalah hadiah terbesar dari saya. Karena saya hanya bisa memberikan kenangan itu. Ya…kenangan terindah bahwa saya pernah bermain dengan mereka semua di atas daratan yang selama ini terus saya impikan.
***
"Oh…apakah ini? Permukaan tanah seakan termakan gelombang. Aku bisa merasakan bahwa mereka sepertinya kembali menangis. Apakah ada sesuatu yang tidak aku ketahui? Apakah air mata mereka kembali berderai lagi?" tanyaku yang hanya bisa membatin saja.
Aku ingin melihat keadaan mereka. Tapi aku sadar, jika aku ke luar maka yang terjadi adalah sebuah keperihan dan kematian. Aku memang diciptakan untuk kesepian sepanjang perjalanan waktu. Dan, aku tidak kuasa mengelak, jika nanti aku harus bertemu mereka. Itu adalah perintah Tuhanku, walau di dadaku perih namun jiwaku yang sepi ingin merasakan ramai.
Dan, aku tahu, di suatu tempat yang entah di mana, selalu ada suara yang menghantam-hantam keras. Aku memang tidak bisa bertemu dengannya dan bercerita. Namun, aku berharap dengan tarian-tarianku ini akan membuatnya berpikir kalau ada sesuatu yang sedang sendiri dan kesepian. Karena aku merasakan hantaman-hantaman itu adalah bentuk sepi dari dia yang ada di suatu tempat itu.
"Mungkin suatu saat Tuhan akan mempertemukan kita berdua di atas sana."

Perumnas I, 2005

2b.

Re: (CERPEN) SAAT AKU MENARI, SAAT SAYA MENGECUP BUMI

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Fri Jan 16, 2009 1:30 pm (PST)

Glek! Aku suka tulisan ini. 'Membaca' kehidupan dari sudut pandang yang gak kepikir *gak kepikir di kepalaku seh*. Ajarin aku DOOOONK!!!TFS Mbak Divin, 4 jempol deh ^_^ 

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com
BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com ; http://sinthionk.rezaervani.com
YM : SINTHIONK

--- On Fri, 1/16/09, Divin Nahb <divin_nahb_dn@yahoo.com> wrote:
From: Divin Nahb <divin_nahb_dn@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] (CERPEN) SAAT AKU MENARI, SAAT SAYA MENGECUP BUMI
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Friday, January 16, 2009, 1:59 PM

SAAT AKU MENARI, SAAT SAYA MENGECUP BUMI

Oleh; Divin Nahb

















3a.

Re: [Artikel] Bu Joko si Penjual nasi Uduk, yang berhati mulia

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Fri Jan 16, 2009 12:27 pm (PST)

Kadang sulit untuk percaya ada orang seperti Bu Joko, benar-benar mengingatkan: bukan uang yang terpenting dalam hidup tapi barokah. Fiyuh, semoga bisa mengikuti jejak Bu Joko. Amin!
TFS Pak Agus ^_^
:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com
BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com ; http://sinthionk.rezaervani.com
YM : SINTHIONK

--- On Fri, 1/16/09, agussyafii <agussyafii@yahoo.com> wrote:
From: agussyafii <agussyafii@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] [Artikel] Bu Joko si Penjual nasi Uduk, yang berhati mulia
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Friday, January 16, 2009, 7:53 AM

Bu Joko si Penjual nasi Uduk, yang berhati mulia

By: Meidy















4a.

Re: Ruang Baca : LIBBY

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Fri Jan 16, 2009 2:35 pm (PST)

Yup...buku yang mengesankan. Tuntas aku baca jaman kuliah, walaupun gak inget detail ceritanya, tapi tindakan "ekstrim" tokohnya masih keinget sampe sekarang. Dan disitulah salah satu pesan moralnya.Great bOOk! Ditunggu review-review yang lain yak ;)

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com
BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com ; http://sinthionk.rezaervani.com
YM : SINTHIONK

--- On Fri, 1/16/09, syahrenan <syahrenan@yahoo.co.id> wrote:
From: syahrenan <syahrenan@yahoo.co.id>
Subject: [sekolah-kehidupan] Ruang Baca : LIBBY
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Friday, January 16, 2009, 2:12 AM

Judul Novel : Libby

Penulis : Langit Kresna Hariadi















5a.

Re: Keluarga; Prioritaskah?!

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Fri Jan 16, 2009 3:00 pm (PST)

hehehe...pertanyaannya sudah terjawab di tulisan itu sendiriTFS Pak/Bu Risyam ^_^
:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com
BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com ; http://sinthionk.rezaervani.com
YM : SINTHIONK

--- On Fri, 1/16/09, Risyan Nurhakim <risnoor@yahoo.com> wrote:
From: Risyan Nurhakim <risnoor@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Keluarga; Prioritaskah?!
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Friday, January 16, 2009, 2:11 AM

biar ilmu saya ini lebih bermanfaat dirasakan oleh banyak orang. Toh ilmu saya yang sedikit ini, jika manfaatnya dirasakan betul-betul oleh keluarga, nilainya tentu luar bisa besarnya. Apalagi di sana saya bisa lebih banyak berbakti dan berkhidmat sepenuhnya kepada ibuku. Bukankah berbakti pada ibu merupakan amal yang paling mulia."















6.

Fwd: Percaya Tidak ? Kita Semua Adalah Raja !!

Posted by: "Wida Yunita" wida.yunita@yahoo.com

Fri Jan 16, 2009 8:31 pm (PST)



---------- Forwarded message ----------
From: Made Teddy Artiana <made.t.artiana@gmail.com>
Date: Jan 15, 2009 6:32 PM
Subject:� PERCAYA ATAU TIDAK : KITA INI RAJA !!!
To: bety_bahagianty@yahoo.com


PERCAYA TIDAK� ?
KITA SEMUA ADALAH� RAJA !!
By MTA - Made Teddy Artiana, S. Kom

Kasar, kurang sopan, tidak punya ketrampilan, kurang inisiatif dan tidak bisa berkomunikasi. Siapapun yang mengenal Mudi, akan sepakat menjatuhkan stempel demikian di jidat nya. Mudi mendapat popularitasnya dari kerap kali menjadi biang kerok, karena "kebodohan" dan "kecerobohan" nya. Mungkin Tuhan tidak sengaja menciptakan nya ke dunia ini. Bukan sekedar anak satpam di komplek kami, ia lebih merupakan anaknya anak bawang. Cucunya bawang ! Benar-benar berstatus sebagai penggembira, yang sama sekali tidak menggembirakan. Jenis orang yang namanya tidak akan tercantum, dalam waiting list berjudul "Orang-orang yang Diharapkan".

Sampai suatu ketika, sebuah peristiwa menjungkirbalikkan sudut pandang itu. Dini hari, aku dan team harus berangkat kelokasi pemotretan pukul 04.00 pagi. Palang portal komplek belum terbuka dan gembok besar itu masih disana. Melingkar diantara rantai besi yang membelit portal. Kami terkunci bagaikan maling terjebak di toilet. Parahnya� sang petugas, belum tampak batang hidungnya. Kepanikan meningkat, seiring bertambahnya menit. Tidak sulit untuk merasakan, keringat dingin yang mulai merembes dipunggung. Sepoi angin pagi, semakin terasa membuat sekujur badan ini dingin.

Tiba-tiba �bagaikan sebuah wahyu dari Mbah Jambrong- salah seorang dari anggota team kami, teringat akan Mudi. Hanya sekitar satu menit kemudian sepeda mini yang kami kenal akrab, tampak berderik dikayuh mendekat. Mudi muncul berkain sarung, dengan kunci portal di tangan kirinya...ditambah nyengir kuda cengengesan khas miliknya. Baru kali ini kami memandang -wajah bloon- Mudi dengan tatapan dan wajah berbinar-binar bak matahari tengah hari.� "Selamat datang wahai Malaikat Penyelamat kami !!!"

Teringat sebuah nyanyian di sebuah sekolah minggu di tengah kota Denpasar sana. "Aku anak Raja, engkau anak Raja, kita semua anak Raja�". Syair yang sederhana namun dalam akan makna. Intinya lagu itu mengingatkan kepada kita semua, bahwa masing-masing kita, betapa pun kacaunya hidup ini terlihat. Adalah anak Raja. Bangsawan. Orang yang punya kekuasaan. Orang yang punya wilayah kerajaan. Dan itulah yang terjadi dari itu dengan Mudi. Ia yang kerap kali membuat kami putus asa, justru sanggup mengeluarkan kami dari keputusasaan kami saat itu. Ternyata Mudi �disadari atau tidak- juga punya wilayah kerajaan, dimana ia berkuasa sebagai "pembuka kunci" saat itu. Ternyata setolol-tololnya Mudi, ia punya sesuatu yang tidak kami punyai. Kunci portal. Sesuatu yang sangat mungkin akan menolong kami disuatu saat.� Saya yakin sebagian besar dari kita punya pengalaman serupa. Pembantu yang tolol, OB yang menjengkelkan, karyawan yang culun, rekan kerja yang
'pekerjaannya' selalu menyusahkan kita, tetangga miskin dipojok rumah, mantan pelacur yang kini telah menjadi tua dan melar, seorang anak yatim piatu yang sering mengamen didepan pagar rumah kita...dan sebagainya dan sebagainya. Deretan ini akan bertambah panjang tanpa akhir, kalau saja kita bersedia meluangkan waktu untuk mengisinya.

Semoga pelajaran ini dapat mengingatkan kita, bahwa kita semua adalah raja. Raja yang punya kekuasaan dan wilayah sendiri-sendiri. Bahwa tidak ada manusia yang sungguh-sungguh dapat dilebeli "sampah tidak berguna" karena kita, Anda dan saya diciptakan segambar dengan Sang Khalik, Sang Maha Raja. Benar. Kita semua adalah anak Raja. Memiliki "kunci" dan menerima sebidang 'wilayah kekuasaan' dari-NYA.

Sepertinya hidup ini akan berubah, jika kita dengan rendah hati mau mengubah sudut pandang kita dalam memandang orang lain. Mengapa tidak kita coba ?

***end***

+++
what a wonderfull world !
what an abundant life !!
what an exciting journey !!!

MTA - Made Teddy Artiana, S. Kom
IT, photographer & graphic designer

[ CONTACT US ]
Esia. 96202505
Flexy. 70820318
m. 0815 740 900 80 - 0813 178 227 20
email. teddyartiana_photography@yahoo.com

[ My Photography PORTFOLIO ]

# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply.com

# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply.com
http://weddingcandid.multiply.com
http://prewedding.multiply.com
http://prewedding1.multiply.com
http://prewedding2.multiply.com
http://prewedding3.multiply.com
http://outdoorprewedding.multiply.com
http://weddingceremony.multiply.com

# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply.com
http://withbobsadino.multiply.com

# Jurnalism Photography #
http://fotojalanan.multiply.com

[ MY BLOGGER ]
belajar dari DIA tentang hidup
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com
pengalaman unik dibidang photography
http://weddingmustoryku.blogspot.com

+++



7a.

perkenalan dari murid baru

Posted by: "saifullah" iyphoel@yahoo.co.id   iyphoel

Fri Jan 16, 2009 8:34 pm (PST)

assalamu 'alaikum salam kenal semuanya.iyphoel.

Ada Naruto, Sandra Dewi dan MU di Yahoo! Indonesia Top Searches 2008. http://id.promo.yahoo.com/topsearches2008
7b.

Re: perkenalan dari murid baru

Posted by: "roedy_ok_aza" roedy_ok_aza@yahoo.com   roedy_ok_aza

Fri Jan 16, 2009 11:04 pm (PST)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, saifullah <iyphoel@...>
wrote:
>
> assalamu 'alaikumĂ‚ salam kenal semuanya.iyphoel.
>
>
> Ada Naruto, Sandra Dewi dan MU di Yahoo! Indonesia Top
Searches 2008. http://id.promo.yahoo.com/topsearches2008
>walaikum salam...lam kenal juga bang ipul....maen ke lampung dongs

7c.

Bls: [sekolah-kehidupan] perkenalan dari murid baru

Posted by: "wina fauzi" best_harmoni@yahoo.co.id   best_harmoni

Fri Jan 16, 2009 11:07 pm (PST)

salam senal juga----sukses slaluw yach-----

--- Pada Sab, 17/1/09, saifullah <iyphoel@yahoo.co.id> menulis:

Dari: saifullah <iyphoel@yahoo.co.id>
Topik: [sekolah-kehidupan] perkenalan dari murid baru
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 17 Januari, 2009, 10:08 AM

assalamu 'alaikum 
salam kenal semuanya.

iyphoel.

Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat.
Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!


Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
7d.

Re: Bls: [sekolah-kehidupan] perkenalan dari murid baru

Posted by: "ugik madyo" ugikmadyo@gmail.com   ugikmadyo

Fri Jan 16, 2009 11:38 pm (PST)

Wa'alaikumsalam
Salam kenal Pak/Mas iyphoel
Selamat datang di milist eSKa
Semoga selalu betah ya
Mari silahkan duduk dekat saya
Kebetulan saya lagi bawa wedang jahe
Lumayan untuk menghangatkan badan
Mau?

Ugik Madyo
SK Surabaya
http://ugik.multiply.com
http://ruanghijau.blogspot.com

> --- Pada *Sab, 17/1/09, saifullah <iyphoel@yahoo.co.id>* menulis:
>
> Dari: saifullah <iyphoel@yahoo.co.id>
> Topik: [sekolah-kehidupan] perkenalan dari murid baru
> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Tanggal: Sabtu, 17 Januari, 2009, 10:08 AM
>
> assalamu 'alaikum
> salam kenal semuanya.
> iyphoel.
>
>
8a.

The Power of Diary (komentari juga di http://kumpulan-q.blogspot.com

Posted by: "radinal88" radinal88@yahoo.co.id   radinal88

Fri Jan 16, 2009 11:06 pm (PST)

Kekuatan Catatan Harian
Oleh : Radinal Mukhtar Harahap
Sebelum menuliskan tulisan ini, saya iseng-iseng membuka
catatan harian saya ketika masih mondok di Pondok Pesantren Ar-
Raudhatul Hasanah. Saya membuka dua agenda saya. Yang satu agenda
besar, yang berisikan catatan-catatan kecil saya ketika mendengar
ceramah dari ustadz ataupun tamu pesantren semisal Jalaluddin Rahmat.
Yang kedua agenda harian saya yang berisi curahan pengalaman ketika
mengikuti musabaqah syarhil qur'an di kota medan.
Catatan kecil yang saya tulis 2-3 tahun yang lalu itu awalnya
membuat saya tersenyum karena mengingatkan saya pada kisah-kisah lucu
yang saya atau teman saya alami. Misalnya pada catatan harian saya
itu saya menceritakan tentang acara perkajum (perkemahan kamis
jum'at, sama halnya dengan persami). Disana saya menceritakan dari
awal mula saya dan teman-teman pergi ke pangkalan masyhur dari
kawasan pondok pesantren dengan jalan kaki. Bayangkan! Jarak yang
ditempuh dengan jalan kaki tersebut memakan waktu hingga satu sampai
satu setengah jam. Perjalanan yang melelahkan sekaligus menyenangkan
karena, memang kepramukaan, suasana senang dan gembira menjadi
patokan atau tujuan umum, yaitu dengan menyanyi atau berpantun.
Saya juga menceritakan tentang olimpiade fiqh yang pada saat
itu saya menjadi juara tiga. Juaranya saya di olimpiade tersebut,
yang dengan kejujuran pada saat itu, saya tuliskan sebagai sebuah
keberuntungan karena saya sama sekali tidak mempersiapkan diri untuk
menghadapinya. Hanya dengan pelajaran yang diberikan ustadz-ustadzah
yang dikelas, itulah persiapan saya. Berbeda dengan teman-teman yang
juara, juara satu ataupun dua, mereka membaca kembali buku-buku
pelajaran tersebut sekembalinya dari kelas.
Pengalaman menulis pertama juga saya tuliskan dicatatan
harian tersebut. Saya mulai menulis dengan motivasi dari Hernowo yang
mengatakan catatan harian adalah inspirasi terbaik dan paling dasar
untuk mulai menulis. Akhirnya, dari catatan-catatan harian itulah
saya dapat bergabung dengan majalah matla, majalah yang diterbitkan
oleh Pondok Pesantren saya, dan study club afkar.
Kini, saya benar-benar merasakan manfaatnya. Saya kini mulai
memimpin buletin-buletin kecil seperti al-Qolam, terbitan Ikatan
Qori'-Qori'ah mahasiswa IAIN Sunan ampel Surabaya, menjadi dewan
redaksi di buletin Ahwaluna dan Mediasi, juga di Surabaya, bahkan
saya sekarang telah menjadi redaktur pelaksana pada Majalah `Alaik
terbitan Islamic Jurnalism Community.
Kekuatan catatan harian, yang saya percayai, pastilah akan
membuahkan hasil lebih dari apa yang saya hasilkan sekarang. Kini,
melalui blog saya mulai me"maksakan" diri saya untuk menulis.
Alhamdulillah beberapa kali tulisan saya nongol di media masa lokal
seperti duta masyarakat. Ini semua bermula dari catatan kecil, yang
saya tulis beberapa tahun yang lalu.
Surabaya, 17 Januari 2009. pukul 11.37
didepan mesjid ulul albab.

8b.

Re: The Power of Diary (komentari juga di http://kumpulan-q.blogspot

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Sat Jan 17, 2009 1:33 am (PST)

Wah ternyata banyak juga lo anggota Eska Surabaya, salam kenal Pak Radinal, sesama wong suroboyo dilarang saling ngompas hehehe...

Saya kalo habis baca buku harian saya mesti komentar begini Pak "kok aku bisa nulis kayak gini ya, padahal waktu itu jaman bahuela" Ya Buku Diary is the best deh Pak, karena disitu segala uneg2 tumpleg bleg!
Hidup Buku Diary!!!

Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

________________________________
From: radinal88 <radinal88@yahoo.co.id>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Saturday, January 17, 2009 11:40:29 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] The Power of Diary (komentari juga di http://kumpulan-q.blogspot.com

Kekuatan Catatan Harian
Oleh : Radinal Mukhtar Harahap
Sebelum menuliskan tulisan ini, saya iseng-iseng membuka
catatan harian saya ketika masih mondok di Pondok Pesantren Ar-
Raudhatul Hasanah. Saya membuka dua agenda saya. Yang satu agenda
besar, yang berisikan catatan-catatan kecil saya ketika mendengar
ceramah dari ustadz ataupun tamu pesantren semisal Jalaluddin Rahmat.
Yang kedua agenda harian saya yang berisi curahan pengalaman ketika
mengikuti musabaqah syarhil qur'an di kota medan.

9.

[Maklumat] Iklan sejenak dari moderator

Posted by: "ugik madyo" ugikmadyo@gmail.com   ugikmadyo

Fri Jan 16, 2009 11:32 pm (PST)

Assalamu'alaikum Wr Wb

Selamat pagi, siang, sore dan malam :)

Selamat datang kami ucapkan pada seluruh anggota baru.
Senang sekali banyak anggota baru.
Tentu ini akan memeriahkan sekolah kita ini.
Ada beberapa ketentuan yang kami mohon perhatiannya bagi semua anggota
milist eSKa (Sekolah Kehidupan) :

1. Mohon untuk mencantumkan kategori judul sesuai dengan tulisan.
Kategorisasi judul posting email akan di posting secara berkala.
2. Mohon tidak menjawab dengan bahasa chating. Hanya berupa satu kata
(misal: oke, iya, setuju DLL) atau satu kalimat saja.
3. Bila membalas email anggota milist yang lain, mohon untuk menghapus
ekor email.

Terima kasih atas perhatiannya.
Semoga kita semakin nyaman di milist tercinta ini :)

Ugik Madyo
(salah satu) Moderator
10.

[Canda] NGEKSIS

Posted by: "Aprillia EkaSari" april_reto@yahoo.com   april_reto

Sat Jan 17, 2009 12:31 am (PST)



Ngeksis. Seminggu terakhir, kata itu sering terdengar di
kantorku. Terutama untuk kalangan sendiri, maksudku di antara aku dan beberapa
teman dekatku.



�Ngeksis iku opo Nduk? Bahasa gaul Surabayakah?� Tanya seorang �mantan� teman kantor yang sejak
resign sebulan lalu pindah ke Jakarta via YM tadi pagi.



Aku memasang
emoticon tertawa. Sebenarnya, tidak ada definisi pasti untuk Ngeksis. Kata itu
terbentuk begitu saja. Pada intinya, segala sesuatu yang berupa usaha aku dan
teman-temanku untuk show up alias pamer alias narsis di hadapan orang sehingga
orang itu akhirnya mengenal (minimal nama) kami, akan kami sebut Ngeksis.



Kata ini ngeksis
(lho!) setelah dua minggu ini salah satu radio yang salah satu acaranya tiap
Senin hingga Jumat menemani kami membuka layanan online melalui YM. Kebetulan
untuk acara pagi yang dipandu dua penyiar kocak, aku mengenal produsernya. Kami
sering saling menyapa, baik si produser menggunakan ID-nya sendiri atau ID
radio.



Ternyata,
teman-temanku juga tak ketinggalan ikut mengadd ID radio tersebut. Jadilah,
hampir tiap hari kami request lagu. Si produser kemudian memasukkan contact
person kami ke dalam data basenya. Sehingga setiap kami merequest lagu, kami
akan dihubungi. Suara kami akan mengudara dan didengar seluruh warga Surabaya
dan sekitarnya. Ngeksis nih ceritanya. Hehe.



Pengecualian
untukku. Aku tidak pernah memberikan nomor handphoneku, sehingga tidak pernah
ikut ngeksis di radio. Bukannya apa-apa. Dua minggu terakhir, tenggorokanku
sakit. Dan setiap bicara lebih dari lima kata aku akan terbatuk-batuk. Jadi
kuputuskan tak ngeksis di radio dulu. �Tunggu saja nanti tanggal mainnya,�
kataku dalam hati.



Karena
teman-temanku semakin merajalela suaranya di radio berkat ngeksis-nya, aku
mencari akal untuk ngeksis di �tempat� lain. Beberapa hari lalu, aku ditugasi
mengirim kalender-kalender buatan kantor untuk stakeholder yang rata-rata dari
kalangan militer. Dengan semangat empat lima kusiapkan kalender-kalender itu
untuk dikirim.



�Lho Pil, kok
pengirimnya makai namamu?� tanya seorang teman.



Setiap mengirim
barang, baik ke Mabes TNI atau Satrad, memang biasanya nama General Support
atau nama Big Bos lah yang dipakai. Tapi, kali ini aku memakai namaku. Tertera
di pembungkus paket, �Pengirim: Aprillia Ekasari.�



�Yeee, emang kamu
aja yang bisa ngeksis di radio? Aku juga bisa. Ngeksis di militer,� candaku.



Dua hari
kemudian, kemarin sore tepatnya.

�Piiiiiiil, ada
telepon.�

�Dari siapa?�

�Dari orang
Satrad Pemalang, mau konfirm kalender.�



Wah. Yes.
Berhasil. Aku sudah ngeksis di sana. Wakakakak.



Kebonsari Surabaya, 17 Januari 2009

-Aprillia
Ekasari-



Note: Special thanks to Yetty, Ardi, and Wahyu. Aku sayang kalian. Balapan ngeksis masih
akan berlanjut kan?



Email/FS: april_reto@yahoo.com

Blog: http://sukmakutersenyum.multiply.com

Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

All-Bran

Day 10 Club

on Yahoo! Groups

Feel better with fiber.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: