Jumat, 28 Agustus 2009

[daarut-tauhiid] Bacaan Quran Hufha

 

from http://solifecenter.com

Bacaan Quran Hufha

Subuh tadi, sepulang dari masjid puteri kedua saya, Iqna, mengadu, "Abi sudah dua hari teteh tidak baca quran…", sementara ia sendiri tengah menenteng quran kesayangannya dan duduk di sisi saya. Yang dimaksud Iqna tentu saja puteri pertama saya, Hufha. Memang sudah dua hari ini saya tak mendengar suaranya membaca quran, terutama di waktu subuh. Sebab, hanya di waktu inilah saya punya kesempatan untuk bersama-sama membaca quran dengan isteri dan anak-anak, kecuali hari libur.

Saya perhatikan, dalam dua hari ini setiap pulang dari masjid Hufha langsung mengambil buku-buku pelajarannya, membaca buku yang akan dipelajari di sekolah atau menyelesaikan tugas dari guru. Mendapat aduan dari adiknya bahwa ia tak membaca quran dalam dua hari ini, ia terlihat santai. Hufha tetap asik dengan buku-bukunya. Bahkan ketika Iqna mulai bicara lagi, "tuh kan bi, teteh nggak baca quran lagi hari ini…", si teteh dengan gaya santainya menjawab, "baca-baca saja sendiri, yang dapat pahala kan dede, nggak usah ngurusin teteh…"

Jujur, saya jadi nggak konsentrasi membaca quran mendengar celoteh dua puteri saya ini. Bukan untuk memarahi si sulung yang tak membaca quran, saya menyudari sementara bacaan saya dan mendekatinya. "Kayaknya teteh lagi sibuk ya? Belajar apa nak?" tanya saya. Yang ditanya tetap asik dengan bukunya, nampaknya ia sedang menyelesaikan tugas dari gurunya. Ia hanya sempat menjawab, "he emh…" kemudian kembali berkutat dengan tugasnya.

"Nanti kalau sudah selesai belajar dan bikin tugasnya, teteh mau kan baca quran?" perlahan saya setengah meminta agar ia tak merasa diperintah. Namun saya sedikit kaget mendengar jawaban singkatnya, "nggak mau…" matanya masih tertuju ke  buku pelajaran.

Kali ini saya agak serius, "kenapa nggak mau?"

"Malas ah…" masih singkat juga jawabannya. Jawaban tanpa ekspresi, wajahnya biasa-biasa saja dan tanpa perlu menoleh ke arah yang bertanya.

Saya putuskan untuk ikut bertelungkup si sisi kanan Hufha yang tetap saja asik dengan bukunya, sedetik ia menoleh kepada saya dan matanya kembali ke deretan huruf di bukunya. Saya tidak bicara apa-apa, sekadar memerhatikan kesibukannya. Usianya sudah menjelang sembilan tahun, usia yang cukup pantas untuk diajak bicara secara pribadi tentang berbagai hal. Kadang sebagai Ayah saya merasa sering menganggap bahwa anak-anak tetaplah bayi mungil yang lucu, padahal semestinya saya menyadari bahwa mereka sudah mulai tumbuh besar dan memiliki dunianya sendiri.

"Ada yang sulit nggak? Boleh Abi bantu?" saya membuka kesunyian, ditengah sayup-sayup bacaan quran Iqna. Jawabannya tetap singkat, "nggak, gampang semua kok…" ooh, gagal saya memulai percakapan. Akhirnya saya diam lagi dan tetap memerhatikannya menyelesaikan tugas. Setelah diam beberapa saat, akhirnya yang saya tunggu-tunggu pun datang…

"bi, asmaul husna yang ke sepuluh apa sih?" Saya tertawa dalam hati, merasa menang kali ini karena akhirnya si sulung bertanya.

"Nah, teteh sih malas baca quran. Padahal semua nama-nama Allah itu ada di quran. Coba ambil quran teteh, yuk kita lihat satu persatu nama Allah…" Hufha pun bergegas ke kamar dan mengambil qurannya. Ia langsung membuka halaman awal qurannya dan, "Iya bi, ada nih. Asmaul husna yang ke sepuluh itu al mutakabbir…"

Setelah itu, tak perlu lagi saya memintanya membaca quran. Selesai ia mengerjakan tugas, langsung membuka quran. Terdengarlah suara bacaan quran Hufha yang sudah dua hari ini tak terdengar. Kini suara bacaan qurannya berlomba dengan suara adiknya, rupanya ia harus mengejar ketinggalan beberapa lembar dari Iqna.

Usai membaca quran, mereka mencium tangan saya dan saya merasa inilah kesempatan untuk menitipkan sebuah pesan di masa depan. "Teteh dan kakak, kalau nanti Abi meninggal sedih nggak?" "Sedih dong bi…" jawab keduanya kompak.

"Iya, Abi juga pasti sedih meninggalkan teteh sama kakak, juga dede Raissa dan Ummi. Tapi di dalam kubur nanti Abi pasti akan senang kalau setiap hari bisa mendengar suara bacaan quran anak-anak Abi. Itulah hiburan Abi selama di dalam kubur, doa anak-anak dan juga bacaan qurannya" tutur saya.

"Abi kan di kuburan, teteh di rumah, memangnya bisa kedengeran bacaan teteh?" tanya si sulung.

"Insya Allah…"

"Iya deh, tapi jangan sekarang ya meninggalnya….", haru saya mendengarnya, namun juga mengaminkan seraya berdoa, "Izinkan saya mendidik mereka hingga dewasa ya Allah, sampai saya benar-benar merasa yakin mereka pun kelak siap mendidik keturunan mereka agar mencintai-Mu…" (Gaw, jelang fajar di hari ke tujuh ramadhan)

Bayu Gawtama
Life-Sharer
http://solifecenter.com
0852 190 68581

__________________________________________________________
Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru. Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi! Kunjungi http://id.messenger.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: