Selasa, 25 Agustus 2009

[daarut-tauhiid] Kisah Barra' bin Malik

 

BARRA' BIN MALIK"Allah dan Surga…!"
Dia adalah salah seorang
di antara dua bersaudara yang hidup mengabdikan diri kepada Allah dan
telah mengikat janji dengan Rasulullah Saw, dan keduanya tumbuh dan
berkembang bersama masa. Yang pertama bernama Anas bin Malik, pelayan
Rasulullah SAW.. ibunya, bernama Ummu sulaim membawanya kepada
Rasulullah SAW, pada saat umurnya pada waktu itu baru sepuluh tahun,
seraya berkata, "ya Rasulullah, ini Anas, pelayan Anda yang akan
melayani Anda, doakanlah ia kepada Allah" Rasulullah SAW mencium anak
itu di antara kedua matanya lalu mendoakannya, sehingga doa itu tetap
membimbing usianya yang panjang kearah kebaikan dan keberkahan.
Rasulullah SAW telah mendoakannya dengan kata-kata berikut, "ya Allah
banyakkanlah harta dan anaknya, berkatilah ia dan masukkanlah ia ke
surga" Ia hidup sampai usia 99 tahun dan diberi-Nya anak dan cucu yang
banyak. Allah pun memberinya rezeki berupa kebun yang luas dan subur,
yang dapat menghasilkan panen buah-buahan dua kali dalam setahun!
Yang
kedua dari dua bersaudara itu ialah Barra' bin Malik, ia termasuk
golongan terkemuka dan terhormat. Ia menjalani kehidupannya dengan
bersemboyan, "Allah dan Surga" Dan barang siapa melihatnya sedang
berperang mempertahankan Agama Allah, niscaya akan melihat hal ajaib di
balik ajaib. Ketika ia berhadapan pedang dengan orang-orang musyrik,
Barra' bukanlah orang yang hanya mencari kemenangan, sekalipun
kemenangan termasuk tujuan, tetapi tujuan akhirnya ialah mencari
syahid, Seluruh cita-citanya mati syahid, menemui ajalnya di salah satu
gelanggang pertempuran dalam mempertahankan hak dan melenyapkan
kebatilan. Dia tak pernah ketinggalan dalam setiap peperangan , baik
bersama Rasulullah SAW maupun tidak, Pada suatu hari teman-temannya
datng mengunjunginya, ia sedang sakit, dibacanya air muka mereka lau
katanya, " Mungkin kalian takut aku mati di atas tempat tidurku. Tidak,
demi Allah, Tuhan tidak akan menghalangiku mati syahid!" Allah
benar-benar telah meluluskan harapannya, ia tidak mati diatas tempat
tidurnya, tetapi ia gugur menemui syahid dalam salah satu pertempuran
yang terdahsyat.
Kepahlawanan
Barra' di medan perang Yamamah, wajar dan cocok dengan watak serta
tabi'atnya. Wajar untuk seorang pahlawan yang sampai-sampai membuat
'Umar mewasiatkan agar ia jangan menjadi komandan pasukan, disebabkan
keberaniannya yang luar biasa, keperwiraan, dan ketetapan hatinya
menghadang maut… semua sifatnya itu akan menyebabkan kepemimpinannya
dalam pasukan membahayakan anak buahnya dan dapat membawa kebinasaan.
Barra' berdiri di medan perang Yamamah. Ketika bala tentara Islam yang
berada di bawah komando Khalid bersiap-siap untuk menyerbu, ia berdiri
dan merasakan detik-detik itu, yakni saat sebelum panglimanya
memerintahkan maju, amat lama sekali, bertahun-tahun layaknya, kedua
matanya yang tajam bergerak-gerak dengan cepatnay menelusuri sebuah
medan tempur, seolah-olah sedang mencari-cari tempat bersemayam yang
sebaik-baiknya untuk seorang pahlawan. Memang tak ada yang
menyibukkannya di antara segala urusan dunia, kecuali tujuan yang satu
ini. Dimulai dengan berjatuhannya korban di pihak kaum musyrikin,
penyeru kezaliman dan kebatilan, akibat ketajaman dan tebasan pedang
Barra' yang ampuh, kemudian di akhir pertempuran, suatu pukulan pedang
mengenai tubuhnya dari tangan seorang musyrik, sehingga menyebabkan
tubuh kasarnya jatuh ke tanah, sementara tubuh halusnya menempuh
jalannya membubung ke tingkat yang tertinggi, ke mahligai para syuhada
tempat kembalinya orang-orang yang memperoleh berkah. Itulah
khayalannya ketika ia menunggu komando. Khalid mengumandangkan takbir -Allaahu akbar- maka
majulah seluruh barisan yang bersatu-padu menuju sasarannya,dan maju
pula pengasyik maut, Barra' bin Malik. Ia terus mengejar anak buah dan
pengikut si pembohong Musailamah dengan pedangnya, hingga mereka
berjatuhan laksana daun kering di musim gugur. Tentara Musailamah
bukanlah tentara yang lemah dan sedikit jumlahnya, bahkan ia adalah
tentara murtad yang paling berbahaya. Baik bilangan, perlawanan, maupun
perjuangan mati-matian prajuritnya, merupakan bahaya di atas semua
bahaya! Mereka menjawab serangan kaum Muslimin dengan perlawanan yang
mencapai puncak kekerasannya sehingga hamper-hampir mereka mengambil
alih kendali pertempuran dan mengubah perlawanan mereka menjadi
serangan balasan. Waktu itulah kegelisahan terasa merembes ke dalam
barisan kaum mualimin. Melihat situasi ini, para komandan dan pimpinan
pasukan sambil terus bertempur berdiri di ats pelana, berseru dengan
kalimat-kalimat yang membangkitkan semangat dan meneguhkan hati.
"Barra'
>bin Malik mempunyai suara Indah dan keras. Ia dipanggil oleh panglima
>Khalid, dan diminta untuk membuka suara, maka Barra' pun menyerukan
>kata-kata yang penuh gemblengan semangat kepahlawanan, beralasan, dan
>kuat. " Wahai penduduk madinah, tak ada Madinah bagi kalian sekarang.
>Yang ada hanyalah Allah dan surga" ucapan itu menunjukkan jiwa
>pembicaranya dan menjelaskan watak akhlaknya. Benarlah.. yang tinggi
>hanyalah Allah dan surga!"
>
>
"Barra'
bin Malik mempunyai suara Indah dan keras. Ia dipanggil oleh panglima
Khalid, dan diminta untuk membuka suara, maka Barra' pun menyerukan
kata-kata yang penuh gemblengan semangat kepahlawanan, beralasan, dan
kuat. " Wahai penduduk madinah, tak ada Madinah bagi kalian sekarang.
Yang ada hanyalah Allah dan surga" ucapan itu menunjukkan jiwa
pembicaranya dan menjelaskan watak akhlaknya. Benarlah.. yang tinggi
hanyalah Allah dan surga!" Karena didalam suasana dan tempat seperti
ini, tidaklah wajar ada pikiran-pikiran kepada yang lain walaupun
kepada kota Madinah, ibu kota Negara Islam, tempat rumah tangga istri,
dan anak-anak mereka. Sekarang, tidak patut mereka berfikir kesana!
Sebab bila mereka sampai dikalahkan maka kota Madinah tak ada artinya
lagi. Kata-kata Barra' tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Setiap
tamsil apapun tidaklah tepat karena tidak sepadan dengan hasil yang
ditimbulkannya. Maka baiklah kita katakana saja, kata-kata Barra' ini
telah meresap dan itu sudah cukup. Dan dalam waktu yang tidak lama,
suasana pertempuranpun kembali kepada keadaannya semula. Kaum muslimin
mendapat kemajuan sebagai pendahuluan bagi suatu kemenangan yang
gemilang. Dan orang-orang musyrikin tersungkur ke jurang kekalahan yang
amat pahit. Pada saat itu, Barra' bersama kawan-kawannya berjaln dengan
bendera Muhammad SAW. Hendak mencapai tujuan yang utama. Orang-orang
Musyrik mundur dan melarikan diri ke belakang. Mereka berkumpul dan
berlindung di suatu perkebunan besar yang mereka ambil sebagai benteng
pertahanan.

Pertempuran
menjadi reda dan semangat Muslimin agak surut. Jika begini
naga-naganya, dengan siasat yang dipakai anak buah serta tentara
MUsailamah bertahan di perkebunan itu mungkin suasana peperangan akan
berbalik dan berubah arah lagi. Maka disaat yang genting itu, Barra'
naik ke tempat yang tinggi lalu berseru, "Wahai kaum Muslimin, bawalah
aku dan lemparkanlah ke tengah-tengah mereka, ke dalam kebun itu..!"
bukanlah sudah kukatakan kepada anda sekalian, bahwa ia tidak mencari
menang tetapi mencari syahid? Ia benar-benar telah membayangkan bahwa
langkah ini adalah penutup yang terbaik bagi kehidupannya dan bentuk
yang terindah untuk kematiannya. Sewaktu ia dilemparkan ke dalam kebun
itu nanti, maka ia segera membukakan pintu bagi kaum Muslimin dan
bersamaan dengan itu pedang-pedang orang musyrikin akan melukai dan
mengoyak-ngoyak tubuhnya, tetapi di waktu itu pula pintu-pintu surga
akan terbuka lebar memperlihatkan kemewahan dan kenikmatannya untuk
menyambut mempelai baru dan mulia. Barra' rupanya tidak menunggu ia di
gotong dan di lemparkan, malah ia sendiri yang memanjat dinding dan
melemparkan dirinya ke dalam kebun dan langsung membuka pintu yang
terus di serbu oleh tentara Islam. Akan tetapi mimpi Barra' belum lagi
terlaksana, tak ada rupanya pedang-pedang musyrikin yang sampai
mencabut nyawanya, hingga tidak pula ia menemukan kematian yang selama
ini didambakan. Benarlah apa uang dikatakan abu Bakar RA; "songsong dan
carilah kematian, pasti akan mendapatkan kehidupan!" memang tubuh
pahlawan itu mendapat lebih dari delapan puluh tusukan dari
pedang-pedang musyrikin yang menyebabkannya menderita luka lebih dari
delapan puluh lubang, sehingga sebulan sesudah perang berlalu masih
juga di deritanya, dan Khalid sendiri ikut merawatnya di waktu itu.
Tetapi semua yang menimpa dirinya ini belum lagi dapat menghantarkannya
kepada apa yang dicita-citakannya. Namun yang demikian itu tidak
menyebabkan Barra' berputus asa. Kafir dan musyrikin masih menyerang
melintang menghalangi Agama Allah berkembang, seruan jihad tetap
berkumandang, jalan ke syurga masih terbentang.
Dahulu,
Rasulullah SAW meramalkan bahwa permintaan dan doanya akan dikabulkan
Allah. Tinggal baginya tetap berdoa, memohon dikaruniai mati syahid,
dan ia tak perlu buru-buru, karena setiap ajal sudah ada ketentuannya.
Sekarang barra' telah sembuh dari luka-luka perang Yamamah, dan kini ia
maju lagi bersama pasukan tentara Islam yang hendak pergi menghalau
semua kekuatan kezaliman ke jurang kehancurannya, yakni nun disana
tatkala masih berdiri dua kerajaan raksasa dan aniaya, yaitu Romawi dan
Persi, yang dengan tentaranya yang ganas menduduki negeri-negeri Allah,
memperbudak Hamba-hamba-Nya, dan mengintip kelemahan umat Islam, Barra'
memukulkan pedangnya dan di setiap tempat bekas pukulan itu berdiri
dinding yang kokoh dalam membina alam baru yang akan tumbuh di bawah
bendera Islam dengan cepat tak ubahnya bagaikan timbulnya matahari
menjelang siang. Dalam salah satu peperangan di Irak, orang-orang persi
mempergunakan setiap cara yang rendah dan biadab yang dapat mereka
lakukan sebagai perlindungan. Mereka mengggunakan penggaet-penggaet
yang diikatkan ke ujung rantai yang dipanaskan dengan api, mereka
lempar dari dalam benteng mereka, hingga dapat menyambar kaum Muslimin
dan menggaetnya secara tiba-tiba sedang korban tidak dapat melepaskan
dirinya. Adapun Barra' dan abangnya, anas bin Malik mendapat tugas
bersama sekelompok Muslimin untuk merebut salah satu benteng-benteng
itu. Tetapi tiba-tiba salah satu penggaet ini jatuh dan menyangkut di
tubuh Anas, sedang ia tak sanggup memegang rantai untuk melepaskan
dirinya, karena masih panas dan bernyala. Barra' menyaksikan peristiwa
yang sera mini, dengan cepat ia menuju saudaranya yang sedang ditarik
ke atas oleh penggaet dengan talinya yang panas menuju lantai dinding
benteng, dengan keberanian yang luar biasa, dipegangnya rantai itu
dengan kedua tangannya, lalu direnggut dan disentakkannya
sekuat-kuatnya, hingga akhirnya ia dapat melepaskan diri dari lantai
itu, dan selamatlah anas dari bahaya. Bersama orang-orang
sekelilingnya, dilihatnya kedua telapak itu tidak ada lagi ditempatnya!
Dagingnya rupa-rupanya telah meleleh karena terbakar dan yang tinggal
hanyalah kerangkanya yang memerah coklat dan terbakar hangus. Sang
pahlawan kembali menghabiskan waktu yang cukup lama untuk memulihkan
luka bakarnya sampai sembuh betul.
Apakah
belum juga datang masanya bagi si pecinta maut itu untuk mencapai
maksudnya? Sudah, sekarang sudah datang masanya! Inilah dia pertempuran
tustur akan datang, dan disinilah bara tentara Islam akan berhadapan
dengan bala tentara persi, dan disini pulalah Barra' dapat merayakan
pestanya yang besar. Penduduk Ahwaz dan Persi telah berhimpun dalam
suatu pasukan tentara yang amat besar hendak menyerang kaum Muslimin.
Amirul Mukminin Umar bin Khaththab menulis surat kepada Sa'ad bin Abi
Waqqash di kufah agar mengirimkan pasukan tentara ke Ahwaz. 'Umar pun
menulis surat pula kepada abu Musa al-Asy'ari di Bashrah agar
mengirimkan juga pasukan ke Ahwaz, sambil berpesan dalam surat itu,
"Angkatlah sebagai komandan pasukan Suhail bin 'adi dan hendaklah ia
didampingi Barra' bin Malik!" dan bertemulah pasukan yang datang dari
Kufah dengan pasukan yang datang dari Bashrah untuk menghadapi tentara
Persi di suatu pertempuran yang seru dan seram. Di kalangan tentara
Islam terdapat dua orang bersaudara yang utama, yaitu Anas bin Malik
dan Barra' bin Malik. Pertempuran dimulai dengan perang tanding satu
lawan satu. Barra' sendiri menjatuhkan sampai seratus penantang dari
persi. Kemudian berkecamuklah perang yang baur di antara kedua pasukan
dan dari kedua belah pihak pun berjatuhan koraban yang tak sedikit.
Sebagian
sahabat mendekati Barra', sementara perang sedang berlangsung, mereka
menghimbaunya sambil berkata, "masih ingatkah kamu, hai Barra' akan
sabda Rasulullah SAW tentang dirimu, berapa banyak orang yang berambut
kusut masai dan berdebu dan hanya punya pakaian lapuk hingga tidak
diperhatikan orang sama sekali, padahal seandainya ia memohon kutukan
kepada Allah bagi mereka, pastilah akan diluluskannya. Dan diantara
orang-orang itu ialah Barra' bin Malik. Wahai Barra' bersumpahlah kamu
kepada Rabb, agar Dia mengalahkan musuh dan menolong kita. Maka Barra'
pun mengangkat kedua tangannya kea rah langit dengan berendah diri lalu
berdoa, "Ya Allah, kalahkan mereka, dan tolonglah kami atas mereka, dan
pertemukanlah aku hari ini dengan nabi-Mu"
Dilayangkannya
pandangannya yang lama kepada saudaranya, Anas, yang berpegang
berdampingan dengannya, seakan-akan hendak mengucapkan selamat
tinggal. Dan menyerbulah kaum Muslimin dengan keberanian yang tak takut
mati, suatu keberanian yang tak pernah dikenal oleh dunia kecuali dari
mereka, dan mereka pun beroleh kemenangan, suatu kemenangan yang nyata.
Di tengah-tengah para syuhada yang jadi korban pertempuran, terdapatlah
Barra' dengan wajahnya yang menampilkan senyuman, senyum manis seperti
cahaya fajar. Tangan kanannya sedang menggenggam segumpal tanah
berlumuran darah, yaitu darahnya yang suci dan pedangnya masih
tergeletak disampingnya, kuat tak terpatahkan, rata tanpa goresan.
Musafir itu telah sampai ke kampungnya bersama-sama temannya yang
syahid. Ia telah mencapai perjalanan hidup yang agung lagi mulia, dan
mereka menerima panggilan dari Ilahi, Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan. (Q.S. al-A'raf : 43)

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: