Jumat, 28 Agustus 2009

[daarut-tauhiid] Jangan Biarkan Puasamu Sia-sia

 

Jangan Biarkan Puasamu Sia-sia

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari
puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga."

Di bulan Ramadhan ini setiap muslim memiliki kewajiban untuk menjalankan
puasa dengan menahan lapar dan dahaga mulai dari fajar hingga
terbenamnya matahari. Namun ada di antara kaum muslimin yang melakukan
puasa, dia tidaklah mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja
yang menghinggapi tenggorokannya. Inilah yang disabdakan oleh Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam yang jujur lagi membawa berita yang benar,

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari
puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR. Ath Thobroniy
dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih
At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih
ligoirihi -yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).

Apa di balik ini semua? Mengapa amalan puasa orang tersebut tidak
teranggap, padahal dia telah susah payah menahan dahaga mulai dari
terbit fajar hingga terbenamnya matahari?

Saudaraku, agar engkau mendapatkan jawabannya, simaklah pembahasan
berikut mengenai beberapa hal yang membuat amalan puasa seseorang
menjadi sia-sia -semoga Allah memberi taufik pada kita untuk menjauhi
hal-hal ini-.

1. Berkata Dusta (az zuur)

Inilah perkataan yang membuat puasa seorang muslim bisa sia-sia, hanya
merasakan lapar dan dahaga saja.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah
mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia
tahan." (HR. Bukhari no. 1903).

Apa yang dimaksud dengan az zuur? As Suyuthi mengatakan bahwa az zuur
adalah berkata dusta dan menfitnah (buhtan). Sedangkan mengamalkannya
berarti melakukan perbuatan keji yang konsekuensinya telah Allah larang.
(Syarh Sunan Ibnu Majah, 1/121, Maktabah Syamilah)

2. Berkata lagwu (sia-sia) dan rofats (kata-kata porno)

Amalan yang kedua yang membuat amalan puasa seseorang menjadi sia-sia
adalah perkataan lagwu dan rofats.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa
adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada
seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya,
"Aku sedang puasa, aku sedang puasa"." (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh
Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa
hadits ini shohih)

Apa yang dimaksud dengan lagwu? Dalam Fathul Bari (3/346), Al Akhfasy
mengatakan, "Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak
berfaedah."

Lalu apa yang dimaksudkan dengan rofats? Dalam Fathul Bari (5/157), Ibnu
Hajar mengatakan, istilah Rofats digunakan dalam pengertian 'kiasan
untuk hubungan badan' dan semua perkataan keji."

Al Azhari mengatakan, "Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal
yang diinginkan laki-laki pada wanita." Atau dengan kata lain rofats
adalah kata-kata porno.

Itulah di antara perkara yang bisa membuat amalan seseorang menjadi
sia-sia. Betapa banyak orang yang masih melakukan seperti ini, begitu
mudahnya mengeluarkan kata-kata kotor, dusta, sia-sia dan menggunjing
orang lain.

3. Melakukan Berbagai Macam Maksiat

Ingatlah bahwa puasa bukanlah hanya menahan lapar dan dahaga saja, namun
hendaknya seorang yang berpuasa juga menjauhi perbuatan yang haram.
Perhatikanlah saudaraku petuah yang sangat bagus dari Ibnu Rojab Al
Hambali berikut :
"Ketahuilah, amalan taqorub (mendekatkan diri) pada Allah Ta'ala dengan
meninggalkan berbagai syahwat (yang sebenarnya mubah ketika di luar
puasa seperti makan atau berhubungan badan dengan istri, pen) tidak akan
sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan
meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta, perbuatan zholim,
permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan."
(Latho'if Al Ma'arif, 1/168, Asy Syamilah)

Jabir bin 'Abdillah menyampaikan petuah yang sangat bagus :
"Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu
dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah
kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari
puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu
sama saja." (Lihat Latho'if Al Ma'arif, 1/168, Asy Syamilah)
Itulah sejelek-jelek puasa yaitu hanya menahan lapar dan dahaga saja,
sedangkan maksiat masih terus dilakukan. Hendaknya seseorang menahan
anggota badan lainnya dari berbuat maksiat. Ibnu Rojab mengatakan,

"Tingkatan puasa yang paling rendah hanya meninggalkan minum dan makan
saja."

Apakah dengan Berkata Dusta dan Melakukan Maksiat, Puasa Seseorang
Menjadi Batal?

Untuk menjelaskan hal ini, perhatikanlah perkataan Ibnu Rojab berikut :
"Mendekatkan diri pada Allah Ta'ala dengan meninggalkan perkara yang
mubah tidaklah akan sempurna sampai seseorang menyempurnakannya dengan
meninggalkan perbuatan haram. Barangsiapa yang melakukan yang haram
(seperti berdusta) lalu dia mendekatkan diri pada Allah dengan
meninggalkan yang mubah (seperti makan di bulan Ramadhan), maka ini sama
halnya dengan seseorang meninggalkan yang wajib lalu dia mengerjakan
yang sunnah. Walaupun puasa orang semacam ini tetap dianggap sah menurut
pendapat jumhur (mayoritas ulama) yaitu orang yang melakukan semacam ini
tidak diperintahkan untuk mengulangi (mengqodho') puasanya. Alasannya
karena amalan itu batal jika seseorang melakukan perbuatan yang dilarang
karena sebab khusus dan tidaklah batal jika melakukan perbuatan yang
dilarang yang bukan karena sebab khusus. Inilah pendapat mayoritas
ulama."

Ibnu Hajar dalam Al Fath (6/129) juga mengatakan mengenai hadits
perkataan zuur (dusta) dan mengamalkannya :
"Mayoritas ulama membawa makna larangan ini pada makna pengharaman,
sedangkan batalnya hanya dikhususkan dengan makan, minum dan jima'
(berhubungan suami istri)."
Mala 'Ali Al Qori dalam Mirqotul Mafatih Syarh Misykatul Mashobih
(6/308) berkata, "Orang yang berpuasa seperti ini sama keadaannya dengan
orang yang haji yaitu pahala pokoknya (ashlu) tidak batal, tetapi
kesempurnaan pahala yang tidak dia peroleh. Orang semacam ini akan
mendapatkan ganjaran puasa sekaligus dosa karena maksiat yang dia
lakukan."

Kesimpulannya : Seseorang yang masih gemar melakukan maksiat di bulan
Ramadhan seperti berkata dusta, menfitnah, dan bentuk maksiat lainnya
yang bukan pembatal puasa, maka puasanya tetap sah, namun dia tidak
mendapatkan ganjaran yang sempurna di sisi Allah. -Semoga kita dijauhkan
dari melakukan hal-hal semacam ini-

Ingatlah Suadaraku Ada Pahala yang Tak Terhingga Di Balik Puasa Kalian

Saudaraku, janganlah kita sia-siakan puasa kita dengan hanya mendapatkan
lapar dan dahaga saja. Marilah kita menjauhi berbagai hal yang dapat
mengurangi kesempurnaan pahala puasa kita. Sungguh sangat merugi orang
yang melewatkan ganjaran yang begitu melimpah dari puasa yang dia
lakukan. Seberapa besarkah pahala yang melimpah tersebut? Mari kita
renungkan bersama hadits berikut ini.
Dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga
700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah 'Azza wa Jalla berfirman
(yang artinya), "Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri
yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan
makanannya demi Aku." (HR. Muslim no. 1151)

Lihatlah saudaraku, untuk amalan lain selain puasa akan diganjar dengan
10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Namun, lihatlah pada
amalan puasa, khusus untuk amalan ini Allah sendiri yang akan
membalasnya. Lalu seberapa besar balasan untuk amalan puasa? Agar lebih
memahami maksud hadits di atas, perhatikanlah penjelasan Ibnu Rojab
berikut ini.
"Hadits di atas adalah mengenai pengecualian puasa dari amalan yang
dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan hingga 700 kebaikan yang semisal.
Khusus untuk puasa, tak terbatas lipatan ganjarannya dalam
bilangan-bilangan tadi. Bahkan Allah 'Azza wa Jalla akan melipatgandakan
pahala orang yang berpuasa hingga bilangan yang tak terhingga. Alasannya
karena puasa itu mirip dengan sabar. Mengenai ganjaran sabar, Allah
berfirman,

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dibalas dengan
pahala tanpa batas." (QS. Az Zumar [39] : 10). Bulan Ramadhan juga
dinamakan dengan bulan sabar. Juga dalam hadits lain, Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, "Puasa adalah setengah dari kesabaran." (HR.
Tirmidzi*).
[* Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho'if Al Jami' Ash Shogir no. 2658
mengatakan bahwa hadits ini dho'if , pen]

Sabar ada tiga macam yaitu sabar dalam menjalani ketaatan, sabar dalam
menjauhi larangan dan sabar dalam menghadapi taqdir Allah yang terasa
menyakitkan. Dan dalam puasa terdapat tiga jenis kesabaran ini. Di
dalamnya terdapat sabar dalam melakukan ketaatan, juga terdapat sabar
dalam menjauhi larangan Allah yaitu menjauhi berbagai macam syahwat.
Dalam puasa juga terdapat bentuk sabar terhadap rasa lapar, dahaga, jiwa
dan badan yang terasa lemas. Inilah rasa sakit yang diderita oleh orang
yang melakukan amalan taat, maka dia pantas mendapatkan ganjaran
sebagaimana firman Allah,

"Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan,
kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak
suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak
menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi
mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah
tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (QS. At
Taubah [9] : 120)." -Demikianlah penjelasan Ibnu Rojab (dalam Latho'if
Al Ma'arif, 1/168) yang mengungkap rahasia bagaimana puasa seseorang
bisa mendapatkan ganjaran tak terhingga, yaitu karena di dalam puasa
tersebut terdapat sikap sabar.-

Saudaraku, sekali lagi janganlah engkau sia-siakan puasamu. Janganlah
sampai engkau hanya mendapat lapar dan dahaga saja, lalu engkau lepaskan
pahala yang begitu melimpah dan tak terhingga di sisi Allah dari amalan
puasamu tersebut.

Isilah hari-harimu di bulan suci ini dengan amalan yang bermanfaat,
bukan dengan perbuatan yang sia-sia atau bahkan mengandung maksiat.
Janganlah engkau berpikiran bahwa karena takut berbuat maksiat dan
perkara yang sia-sia, maka lebih baik diisi dengan tidur. Lihatlah suri
tauladan kita memberi contoh kepada kita dengan melakukan banyak
kebaikan seperti banyak berderma, membaca Al Qur'an, banyak berdzikir
dan i'tikaf di bulan Ramadhan. Manfaatkanlah waktumu di bulan yang penuh
berkah ini dengan berbagai macam kebaikan dan jauhilah berbagai macam
maksiat.

Semoga Allah memberi kita petunjuk, ketakwaan, kemampuan untuk menjauhi
yang larang dan diberikan rasa kecukupan.

Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu
'ala nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam.

***

Semoga Allah membalas amalan ini

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

The Royal Bank of Scotland plc, Registered in Scotland No. 90312. Registered Office: 36 St Andrew Square, Edinburgh EH2 2YB

Authorised and regulated by the Financial Services Authority.

This e-mail message is confidential and for use by the addressee only. If the message is received by anyone other than the addressee, please return the message to the sender by replying to it and then delete the message from your computer. Internet e-mails are not necessarily secure. The Royal Bank of Scotland plc does not accept responsibility for changes made to this message after it was sent.

Whilst all reasonable care has been taken to avoid the transmission of viruses, it is the responsibility of the recipient to ensure that the onward transmission, opening or use of this message and any attachments will not adversely affect its systems or data. No responsibility is accepted by The Royal Bank of Scotland plc in this regard and the recipient should carry out such virus and other checks as it considers appropriate.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
New business?

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Find support for

Mental illnesses

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: