Minggu, 30 Agustus 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2792[3 Attachments]

Messages In This Digest (6 Messages)

Messages

1.

(Ruang Musik) Hariku

Posted by: "Diah Utami Lestari" batikmania@yahoo.com   batikmania

Sat Aug 29, 2009 6:10 am (PDT)

[Attachment(s) from Diah Utami Lestari included below]

Salaam sahabat SK semua...
Menjalani hari-hari di bulan Ramadhan, sebetulnya tidak banyak berbeda dengan hari-hari biasa di bulan lain. Cuma sedikit lebih lemes kali ya. Hehe...
Satu lagu untuk sahabat-sahabat semua, yang saya beri judul "Hariku". Lagu ii sudah saya buat sejak lama, berirama slow, mellow, hanya mengingatkan diri sendiri untuk selalu berada di jalan yang Dia suka, melakukan segala sesuatu dengan basmalah dan mengakhiri segala sesuatu dengan hamdalah. Berikut ini liriknya:

Kumulai hari dengan basmalah
Berharap berkah dari Sang Pemurah
Kumulai hari dengan basmalah
Semoga Dia reala, beri ku mudah
Serahkan urusanmu
Pasrahkan masalahmu
Pada Tuhan, Yang Kuasa
Agar tenang hatimu
Kuakhiri hari dengan hamdalah
Semoga esok lebih indah

Salaam...

Diah Utami

Attachment(s) from Diah Utami Lestari

1 of 1 File(s)

2a.

Re: (Catcil) Ternyata Memasak Itu Mudah Yah?

Posted by: "asep nugraha" asep_ari2@yahoo.com   asep_ari2

Sat Aug 29, 2009 6:10 am (PDT)



Ramadhan Ceria....
salam

--- On Fri, 8/28/09, anty_th <anty_th@yahoo.com> wrote:

From: anty_th <anty_th@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (Catcil) Ternyata Memasak Itu Mudah Yah?
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Friday, August 28, 2009, 9:29 PM

 

I Just wanna to say
So Sweet .... ^_^

Selamat ya mbak bisa berkumpul bersama suami di ramadhan ini
Benar - benar ramadhan penuh berkah

Salam
anty

2b.

Re: (Catcil) Ternyata Memasak Itu Mudah Yah?

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Sat Aug 29, 2009 7:50 pm (PDT)



hyaaaaa....tulisannya mengena mbak fety, jadi inget waktu idul adha, sewaktu mbak fety nginep di kosku. Hari di mana, kita sukses nontonin mbk dini masak, karena alasan kita berdua sama-sama gak bisa masak. Begitu pun sekarang kalau anak kos lagi masak bareng, sudah bisa dipastikan Teh Tety-lah yang jadi "otak" terbentuknya masakan, dan aku cuman jadi pencicip yang sebenarnya gak efektif tapi efisien, kenapa gak efektif? karena setiap setiap ditanya, "kurang garam ya? kurang air ya? kurang bla bla bla?" selalu kujawab, "kayaknya!" trus kenapa efisien? karena aku membuat segala lebih cepat kalau mereka sudah ribut dengan rasa, "udah, udah, udah enak koq" huehehehehe...soalnya prinsip sekarang, selama makanan itu bisa aku makan berarti itu enak, gak tau kurang apa ato apa, paling yang meresahkan kalo kurang banyak :P

Eniwei, tengkyu mbak fety, tulisannya sedikit banyak ngasih motivasi buat memasak. Karena sekarang kompor di kos lagi ngadat, jadi niatan buat belajar masak harus ditunda dulu *ALESAAAAN!!* :D

mizz u ^^

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com

YM : SINTHIONK

--- On Fri, 8/28/09, febty febriani <inga_fety@yahoo.com> wrote:

From: febty febriani <inga_fety@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Ternyata Memasak Itu Mudah Yah?
To: "milis" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Cc: "milis pembaca anadia" <pembacaanadia@yahoogroups.com>
Date: Friday, August 28, 2009, 6:20 AM

 
Ternyata Memasak Itu Mudah Yah? Febty Febriani


3a.

Re: (syukur) Pengumuman Lomba dari Komunitas Anging Mammiri

Posted by: "batikmania" batikmania@yahoo.com   batikmania

Sat Aug 29, 2009 6:11 am (PDT)



Selamat... Selamat...!
Sukses buat sahabat-sahabat SK yang hebat-hebat. Siapa tahu nih... bergabung di SK bisa ter-sibghah/tertular semangat berkarya, semangat menghasilkan karya terbaik, dan semangat berbagi.
Salam...!

Diah Utami

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, febty febriani <inga_fety@...> wrote:
>
> Dear all,
>
> ini pengumuman lengkap dari lomba menulis di blog dari komunitas anging mammiri. Anak-anak SK, banyak yang menang. Selamat untuk mbak ain, mbak dedew, setta. Mungkin masih ada lagi anak SK, yang namannya tercantum sebagai pemenang. Selamat yah..
>
. . .
>
> Pengumuman lengkapknya silahkan klik di sini : http://www.angingmammiri.org/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=491&Itemid=1#JOSC_TOP
>
>
>
>
> salam,
> fety
>
> ~ http://ingafety.wordpress.com ~
>

4.

[ruang musik] "Terang Bulan Terang di Kali" versus "Negaraku"

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Sat Aug 29, 2009 6:18 pm (PDT)

[Attachment(s) from Nursalam AR included below]

*Berikut tulisan Daoed Joesoef, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia (tahun 80-an) yang putera Melayu, tentang kontroversi
lagu "Terang Bulan Terang di Kali" yang konon melodinya dibajak Malaysia
untuk lagu kebangsaan "Negaraku". Tulisan ini dimuat di harian Suara
Pembaruan pada 2007 ketika sedang ramai kontroversi lagu "Rasa Sayange" yang
digunakan Malaysia untuk iklan pariwisatanya. Untuk perbandingan, di-attach
juga file MP3 "Negaraku" dan "Terang Bulan" versi Rudy van Dalm (yang sudah
termasuk lirik versi Bahasa Belanda). Moga bermanfaat!*
*tabik,*
*Nursalam AR*

Menohok Kawan Seiring

Oleh Daoed Joesoef

Bangsa Indonesia, terutama pemerintahnya, tidak boleh menganggap remeh klaim
Malaysia atas lagu Rasa Sayange sebagai miliknya. Kita jangan sampai terlena
olehslogan "bangsa serumpun".

Memang ada lagu dan tarian yang popular dan sangat dihayati oleh orang-orang
Melayu yang sejak dahulu
mendiami wilayah-wilayah di kanan-kiri Selat Malaka,yaitu di sisi barat
jazirah Malaya (yang dijajah
Inggris) dan di sisi timur Pulau Sumatera (yang dijajah Belanda). Raja-raja
Melayu di kedua belah pihak tidak jarang berkerabat satu sama lain, demikian
pula di kalangan rakyat, biasanya melalui perkawinan.
Maka, ada juga tokoh-tokoh legendaris yang sama-sama dipahlawankan di
lingkungan kedua komunitas ini, seperti Hang Tuah dan Hang Jebat.

Sebenarnya Rasa Sayange bukanlah lagu rakyat kita pertama yang telah
"dibajak" oleh Malaysia.
Lama sebelum ini mereka telah "merampas" dari kita lagu Terang Bulan Terang
di Kali, karena melodinya
dijadikan melodi lagu kebangsaan mereka. Menjelang dimerdekakan oleh Inggris
pada 1957 Pemerintah Malaysia telah memesan kepada seorang komponis Italia
sebuah lagu yang bakal dijadikan himne nasional.
Kabarnya rakyat Malaya menolak lagu pesanan ini dan sebagai gantinya,
melalui referendum, memilih lagu
Terang Bulan Terang di Kali.

Pemerintah Indonesia menghormati pilihan rakyat negara baru yang mengaku
"serumpun" ini. Sebagai bukti
keikhlasan, pemerintah kita lalu melarang rakyat Indonesia menyanyikannya.
Keputusan pemerintah ini sebenarnya dirasakan tidak fair ketika itu oleh
warga kita, terutama orang-orang keturunan Melayu, yang
mendiami pesisir timur pulau Sumatera. Saya termasuk orang yang ikut
menggerutu atas keputusan pemerintahtersebut.

Sebagai warga yang lahir dan dibesarkan di wilayah berkebudayaan Melayu,
sejak dini saya sudah turut
bersuka ria pada malam terang bulan di pantai di sela-sela bayangan daun
nyiur, di bebatuan beting
sungai berair jernih, sambil berdendang lagu Terang Bulan diiringi bunyi
suling dan gendang. Sejak Malaya
merdeka dan kemudian berkembang menjadi Federasi Malaysia (1963), lagu
favorit ini sudah tidak dinyanyikan lagi.

Tempat Tersendiri

Lagu Rasa Sayange mempunyai tempat tersendiri dalam hati muda-mudi tempo
doeloe. Di zaman penjajahan
Belanda, penduduk pribumi di Sumatera timur mengenal enam organisasi
kepanduan. Secara berkala
organisasi-organisasi itu mengadakan gerak jalan yang ditutup dengan acara
api unggun. Di setiap acara
penutupan tersebut lagu Rasa Sayange pasti dinyanyikan dan biasanya
mendominasi semua lagu yang didendangkan. Betapa tidak. Para peserta bebas
membuat liriknya sendiri bagai berbalas pantun, suatu kebiasaan lain lagi
yang cukup menarik dalam praktik kebudayaan Melayu.

Dahulu pergaulan muda-mudi sangat tidak bebas di daerah Melayu beragama
Islam ini. Selain jarang
disekolahkan, gadis-gadis biasa dipingit. Yang sudah bersekolah pun,
termasuk sekolah yang berbahasa
pengantar Belanda - HIS, MULO, Meisjes Vervolg School - tetap tidak bisa
bergaul sewajarnya di luar
sekolahan, kecuali kalau ada acara perkawinan. Beberapa hari sebelum akad
nikah ada kebiasaan
pasangan calon pengantin mengadakan jamuan malam sebagai acara perpisahan
dengan masa bujangan.

Dan sesuai dengan maksud itu jamuan ini hanya dihadiri oleh muda-mudi
kerabat dan teman calon pengantin, baik dari kampung sendiri maupun
kampung-kampung lain. Maka dalam kesempatan inilah lagu Rasa Sayange
dinyanyikan bersahutan. Masing-masing melantunkan lirik buatannya sendiri,
yang biasanya berisi sindiran sayang kepada salah se- orang peserta lain
jenis, yang menjadi pujaan hatisecara diam-diam selama ini.

Tidak jarang pancing mengena, gayung bersambut kata berjawab, tidak bertepuk
sebelah tangan dan kelak
berakhir di pelaminan, setelah melalui proses surat-menyurat rahasia. Dengan
kata lain, lagu Rasa Sayange dengan sadar dipakai oleh muda-mudi tempo
doeloe untuk mencairkan kebekuan pergaulan remaja di wilayah ini.

Di zaman pendudukan Jepang, muda-mudi sekolah Tyuu Gakko (Sekolah Menengah)
di Medan (1942), termasuk saya, digiring penguasa menonton film "Harimau
Malaya". Film ini buatan Jepang, berbahasa Jepang dan Melayu. Ia mengisahkan
gerakan bawah tanah melawan kekuasaan Inggris di Malaya. Jadi, semacam
kolone kelima guna menciptakan kondisi yang favourable bagi invasi Jepang di
jazirah Malaya yang bakal dilakukan pada 8 Desember 1941. Gerakan ini
dipimpin oleh seorang pemuda Jepang yang kemudian diberi julukan "Harimau
Malaya" yang memerankan tokoh ini. Demikian pula beberapa
tokoh penting lainnya adalah aktor-aktor Jepang. Orang-orang Melayu yang
diikutsertakan dalam film ini merupakan figuran belaka.

Di beberapa adegan film tersebut, yang menggambarkan pertemuan-pertemuan
klandestin di tengah-tengah hutan belantara atau di gua-gua batu,
dinyanyikan lagu Rasa Sayange. Ada kalanya lagu ini diperdengarkan sebagai
latar belakang yang mengiringi langkah "Harimau Malaya" ketika memasuki
kampung-kampung orang Melayu yang menyambutnya sebagai pahlawan pembebasan.
Mungkin adegan-adegan itulah yang telah mengilhami Menteri Pariwisata
Malaysia untuk mengklaim Rasa Sayange sebagai lagu rakyat Malaysia.

Tidak Keberatan

Kita tentu tidak keberatan rakyat Malaysia menyanyikan lagu ini, tetapi
harus menentang keras terhadap
tindakan sepihak mereka yang mengklaim lagu ini sebagai ciptaan asli mereka.
Kalau mereka tetap bersikeras dengan dalih apapun ada baiknya Pemerintah
Indonesia mencabut larangannya kepada warga kita, terutama yang keturunan
Melayu, untuk menyanyikan laguTerang Bulan Terang di Kali. Dengan begitu
rakyat kita bisa bersuka ria kembali secara spontan di kala bulan purnama
seperti tempo doeloe, komplet dengan lagunya yang khas untuk keperluan itu.

Dengan perbuatannya itu, Malaysia telah membuka kedoknya sendiri. Dengan
menggembar-gemborkan slogan "bangsa serumpun", mereka sebenarnya bertekad
menggerogoti apaapa yang merupakan milik otentik kita untuk menjadi milik
khas mereka, secara berangsur-angsur, tetapi pasti. Mula-mula lagu Terang
Bulan, kini lagu Rasa Sayange, besok lagi Lancang Kuning Berlayar Malam
lengkap dengan tarian
ronggengnya, lusa seni batik, lalu seni wayang, kemudian seni kuliner.
Mula-mula Pulau Sipadan dan
Ligitan, lalu menjalar ke pulau-pulau terdepan kitalainnya.

Mereka betul-betul telah menohok kawan seiring, telah mengkhianati kita.
Bila demikian ada peribahasa Melayuyang kini harus kita pegang erat-erat dan
sekarang kita sampaikan kepada orang Malaysia berbunyi: "Lawan tidak dicari,
bertemu pantang dielakkan. Esa hilang kedua terbilang!" Bila diterjemahkan
ke dalam dialek Betawi menjadi, "Kalo Ente niat jual, Ane bakal beli".

Penulis adalah pengamat hubungan Indonesia - Malaysia.

Tautan: http://siohle.multiply.com/journal/item/3

--
"Open up your mind and fly!"

Nursalam AR
Penerjemah, Penulis & Editor
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply.com
www.facebook.com/nursalam.ar

Attachment(s) from Nursalam AR

2 of 2 File(s)

5.

[Catcil] 'Istana Baru', Cernak yang Makan Renungan Lahir Batin

Posted by: "rinurbad" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Sun Aug 30, 2009 2:01 am (PDT)



"Wah, penampilanmu cerah sekali," Princess Sendok berkata spontan.

Prince Nasi tersenyum lebar. Sekujur tubuhnya kini berwarna kuning. "Aku sudah siap berangkat."
"Sebentar lagi Istana Kotak akan sepi," Princess Sendok memandangi bangunan putih tempat Prince Nasi berada.

"Memang aku hanya singgah di sini. Aku sudah tak sabar lagi menuju kerajaan yang baru."

"Mana teman-temanmu?" Princess Sendok menengok kanan-kiri.

"Itu mereka, baru berganti pakaian," Prince Nasi menunjuk. Prince Tempe, Princess Telur, Prince Kemangi, dan Princess Ayam telah rapi mengenakan baju yang bening.

"Tunggu, tunggu, aku jangan ditinggalkan!" seru Princess Kerupuk. Ia langsung berjajar bersama yang lain.

"Tentu saja," Prince Nasi tertawa. "Wah, coklat sekali badanmu."

"Ah, tidak semuanya," Princess Kerupuk berkilah. "Aku terlalu asyik bermain di Kolam Minyak tadi. Untung saja Bibi Sutil ingat menjemputku."

"Bagaimana dengan dia?" Prince Ayam menoleh pada Prince Sambal yang tengah cemberut.

"Maaf, kau tak bisa ikut," ucap Princess Sendok penuh penyesalan. "Raja di istana yang baru tidak punya tempat untukmu. Tidak usah sedih. Istana Kotak ini akan menjadi rumahmu."

"Tapi aku akan kesepian," Prince Sambal merajuk.

"Ah, tidak. Aku akan menemanimu," Princess Sendok berjanji.

"Hei, kapan kita berangkat?" Prince Nasi berseru.

Princess Sendok segera bangkit. Perlahan-lahan ia mengantar rombongan Prince Nasi ke Kerajaan Lambung.

********

Menulis untuk anak harus ekstra ekstra ekstra hati-hati. Betapa tidak, saya sendiri sebagai anak produk akhir 70-an sering merepotkan orang tua dengan kerewelan dan pertanyaan ajaib, yang kemudian berulang pada para keponakan sejak masih TK. Namun bagaimanapun juga, cerita anak adalah sebuah dunia yang selalu menakjubkan untuk dirambah dan dijelajahi.

Jujur saja, saya lebih terbiasa dengan 'jejalan' buku cerita yang kurang 'manis' dan imut-imut. Maka konsep putri menjadi samar dalam otak. Sosok wanita imajiner yang paling awal saya kenal adalah Medusa, wanita berkepala ular yang dapat membuat orang-orang jadi patung dalam hitungan detik itu.

Membaca informasi Ryu ihwal Princess and Prince Story Contest, ketertarikan membetot segenap hati. "Ayo, ayo, tunjukkan cerita yang ada di kepalamu selama ini!" begitu kata nurani saya berulang kali. Belum lagi seorang penulis produktif yang terus mengingatkan, "Rin, sudah kirim tulisannya?" Walah..ketar-ketir malah.

Saya sudah kesetrum ide Princess yang bukan manusia. Awalnya hendak menulis fabel saja, diilhami seekor laba-laba yang rajin membuat sarang di pojok ruang tidur saya. Tapi konfliknya tidak ada, mandeg di satu alinea. Saya menatap sekeliling, merangkai-rangkai kalimat. Baca sejumlah buku, terbitan jadul, yang bahasa Inggris, non fiksi, novel anak baru..

Hingga suatu malam, Pak RT memberikan berkat berupa nasi kuning dalam rangka syukuran ulang tahun buah hatinya. Jderrrr!! Saya seperti disambar geledek dari puncak gunung. Maka menulislah saya tanpa henti..enter..enter..enter..tidak menghitung kuota lagi.

Alhamdulillah, malam itu saya bisa kirimkan juga naskahnya. Dan sungguh bersukacita karena juri menyukainya.:)

Selamat berbuka puasa. Peace,

Rinurbad

Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Yahoo! Groups

Small Business Group

Improve your business

by community exchange

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: