Rabu, 24 November 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3251

Messages In This Digest (5 Messages)

1a.
Re: [Info Eska] Berbagi yuuk untuk adik-adik di Merapi From: INDARWATI
2.
[Catcil] Menangislah Bila Ingin Sehat From: Syafaatus Syarifah
3a.
Boat on The River From: Nia Robie'
3b.
Re: Boat on The River From: airin nisa
3c.
Re: Boat on The River From: Nia Robie'

Messages

1a.

Re: [Info Eska] Berbagi yuuk untuk adik-adik di Merapi

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Tue Nov 23, 2010 6:14 pm (PST)




Makasih ya Say, sudah mewakili kami yang nggak bisa terjun langsung kesana. InsyaAllah mau ikutan ah..

salam,
Indar

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Novi Khansa" <novi_ningsih@...> wrote:
>
> Assalamu'alaykum wr wb
>
> Sepekan lalu, mewakili MP 4 Palestine, saya diberi kesempatan untuk menjadi relawan di daerah bencana dan posko pengungsian di daerah Jogja dan sekitarnya.
>
> Ada banyak hal yang saya dapatkan, terutama berkaitan dengan anak-anak.
>
> Alhamdulillah, dari Sekolah Kehidupan juga menitipkan sekardus isi buku, Al-Qur'an dan majalah yang sudah disalurkan ke salah satu posko pengungsian Sekolah Dasar Negeri Seloboro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang.
>
> Melihat antusias mereka membaca buku, Pengurus Sekolah Kehidupan berinisiatif untuk menggalang dana dan lebih memprioritaskan untuk kebutuhan anak-anak, seperti buku bacaan dan alat tulis.
>
> Sekolah Kehidupan bekerja sama dengan MP 4 Palestine menggalang dana untuk adik-adik Merapi
>
> Bisa kontak Novi di 08121894517
>
> atau bisa lewat rekening Donasi MP 4 Palestine
>
> - BSM 009 710 6654 a/n Inna Putri
>
> - BCA 1640311017 a/n Noviyanti Utaminingsih
>
> - Mandiri 102.00.0460060.4 a/n Aryani Adami&#65279;
>
>
>
> Konfirmasi ke Yusi (0812 802 1395)
>
> *silakan dikonfirmasi dananya diperuntukan untuk apa.
>
>
> Untuk penggalangan dana di wilayah Surabaya dan sekitarnya, bisa menghubungi Mbak Ugik (08563434248)
>
>
> Yuk, bantu memberi warna yang ceria buat adik-adik kita di merapi ^_^
>
>
> Wassalamu'alaykum Wr. Wb
>

2.

[Catcil] Menangislah Bila Ingin Sehat

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Tue Nov 23, 2010 7:38 pm (PST)



Satu kenikmatan yang kini seringkali saya rasakan adalah menangis. Kebiasaan ini terbentuk sejak bulan Ramadhan lalu. Rasanya ada yang kurang bila sehari saja tak mengeluarkan air mata di saat-saat bermunajat kepada-Nya. Ternyata menangis di saat-saat seperti ini nikmat sekali, sungguh, rasanya tak bisa tergantikan oleh apapun jua, sehingga saya memohon padaNya agar kenikmatan itu bisa terus saya rasakan sepanjang sisa nafas ini.

Sungguh Maha Suci Allah swt yang telah menciptakan segala sesuatu dengan manfaat di dalamnya. Begitu juga menangis. Mungkin banyak orang yang menganggap bahwa tangisan adalah bentuk kelemahan jiwa seseorang, bentuk kecengengan seoarang manusia. Namun tahukah bahwa ternyata menangis itu mempunyai banyak manfaat baik dari segi emosional maupun dari sisi medis.

Rasakan, setiap kali kita selesai menangis, perasaan kita akan menjadi jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Ini karena saat kita menangis kita telah membuang emosi negatif yang bersarang dalam diri kita. Pun dari segi kesehatan, kenapa setelah menangis kita merasa lebih sehat? adalah karena saat menangis itu racun-racun yang ada di dalam tubuh kita terbuang.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa air mata mengandung 25% protein dan magnesium. Magnesium inilah yang merupakan zat racun dalam tubuh kita. Saat kita menangis kit akan melepaskan magnesium, sehingga racun-racn dalam tubuh kita akan hilang. Air mata yang mengalir sebagai akibat dari munculnya gejolak emosi yang berbaur perasaan, lebih dibutuhkan daripada protein. Para ilmuwan sependapat bahwa baik air mata kesedihan maupun air mata bahagia mampu mengembalikan keseimbangan kimia dalam tubuh, juga mampu mengobati penyakit kejiwaan dan syaraf.

Kesadaran akan berbagai manfaat menangis inilah yang mendasari didirikannya sebuah Cafe Kesedihan di China. Di Cafe Kesedihan itu orang bisa menyewa tempat untuk menangis sepuas-puasanya. Didukung dengan berbagai fasilitas pendukung yang memungkinkan seseorang bisa mengeluarkan air mata dengan bebas. Cafe ini mematok harga per jam sebesar 50 yuan atau sekitar 6 dollar. . (luar biasa, mo nangis aja musti bayar mahal ya..ckckck)

Tak perlulah ke cafe semacam itu, cara mudah dan murah versi saya agar kita bisa menangis adalah dengan mencoba merenungi dosa-dosa yang sudah kita lakukan di sepanjang umur kita. Merenungi bahwa hidup kita di dunia ini adalah kesempatan mencari bekal amal untuk kehidupan abadi nanti, dan betapa baru sedikit yang kita lakukan, sementara itu dosa-dosa kita mungkin menggunung tinggi. Air mata yang dicintai Allah adalah air mata taubat. Di hari kiamat nanti, Allah akan menaungi orang-orang yang ketika di dunia sering berzikir dan menyepi sembari bersimbah air mata.

Jadi, bila kita ingin sehat jasmani dan rohani sekaligus mendapat naungan-Nya kelak, mari sering-seringlah kita menangis.
3a.

Boat on The River

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Wed Nov 24, 2010 1:23 am (PST)



*Boat on The River*

*Take me down to my boat on the river*

*I need to go down, I need to come down*

*Take me back to my boat on the river*

*And I won't cry out anymore*

*(Boat on The River, Cat Stevens*)

Mendengar lagu di atas maka saya langsung teringat dengan kumpulan artikel
alm. Norman Edwin dalam buku "Norman Edwin, Catatan Sahabat Sang Alam".
Memanglah benar saya sampai sekarang belum juga menamatkan membaca buku itu.
namun pengalaman-pengalaman yang secara jujur ditulis Norman Edwin kadang
membuat pikiran di otak sibuk membayangkan apa yang Norman Edwin dan
teman-temannya alami.

Bagian pertama dalam buku tersebut memuat kumpulan artikel Norman Edwin yang
membahas tentang pengalaman-pengalamannya mendaki gunung baik dalam dan luar
negeri. Berbeda dengan bagian kedua (baru sampe sini bacanya hehe), yang
memuat tentang penelusuran sungai-sungai khususnya sungai-sungai di
Indonesia yang masih cenderung relatif sepi terjamah oleh manusia.

Bagian yang ke dua ini yang memperkenalkan saya dengan 'riam' dan 'jeram'.
Ternyata Indonesia memiliki riam-riam dan jeram-jeram 'jahat', artinya tidak
semua orang-orang yang melewatinya sampai tujuan dengan selamat. Saya
membacanya malah bangga, karena indonesia ternyata benarlah kaya adanya dan
memiliki satu bentuk kemisteriusan tersendiri.

Ada bagian yang cukup menyentuh hati ini (bisa dibilang mellow hehe) ketika
membaca artikel yang diterbitkan Mutiara "Langit Kelabu di Sungai Alas".
Sungai yang awalnya diperkirakan dengan tingkat kesulitan II atau medium,
maka nyatanya setelah dihadapi mencapai skala V (extremely difficult) atau
bahkan ada yang skala VI (unrunnable).

Kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Mayat Budi Laksmono,yang biasa
dipanggil Belek, pemimpin ekspedisi tersebut ditemukan di sungai Alas. Alm.
Belek ditemukan tak bernyawa dengan posisi memegang dayung. Seperti jargon
yang kerap Norman Edwin dan juga teman-teman lainnya sering lontarkan.

"Nyawa boleh melayang, tapi dayung nggak boleh hilang!"

Membaca puisi alm. Belek, seakan menyimpan pesan dan renungan tersendiri
tentang makna hidup dan kematian.

*Langit mendadak runduk kelabu*

*Di sini kita tak sempat lagi bicara tentang sepi*

*Dan membenahi jejak mimpi selama ini*

*"Hidup tak perlu ditangisi!", katamu*

*Untuk melintasi sungai*

*Untuk memulai hidup ini dibutuhkan keberanian*

*Namun tak usah berlebihan*

*Karena gerimis luruh pun menyimpan kemungkinan*

*Sungai yang angkuh tengadah dipermainkan musim*

*Mengubah kita dengan nasib yang tak terduga*

*"Hidup harus lebih dari sekedarnya"*

*(Budi Belek Alm.)*

Karena alam mengajarkan banyak hal. Karena alam perwujudan keberadaan
Tuhan.

Ps: jangan paksa saya mereview buku ini, blom selesai juga bacanya hehe.
Buat para pencinta alam dan juga yang sering mbolangan nih buku oke banget
buat nambah2 panduan ;)
3b.

Re: Boat on The River

Posted by: "airin nisa" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Wed Nov 24, 2010 1:50 am (PST)



Aku jg blm sls bacanya. Suka merinding sndiri ngebayangin petualangan norman ed.
Tp buku ini recommended!



Powered by HaloWhiteBerry®

-----Original Message-----
From: "Nia Robie'" <musimbunga@gmail.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wed, 24 Nov 2010 16:22:52
To: sekolah kehidupan<sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: [sekolah-kehidupan] Boat on The River

*Boat on The River*



*Take me down to my boat on the river*

*I need to go down, I need to come down*

*Take me back to my boat on the river*

*And I won't cry out anymore*

*(Boat on The River, Cat Stevens*)







Mendengar lagu di atas maka saya langsung teringat dengan kumpulan artikel
alm. Norman Edwin dalam buku "Norman Edwin, Catatan Sahabat Sang Alam".
Memanglah benar saya sampai sekarang belum juga menamatkan membaca buku itu.
namun pengalaman-pengalaman yang secara jujur ditulis Norman Edwin kadang
membuat pikiran di otak sibuk membayangkan apa yang Norman Edwin dan
teman-temannya alami.



Bagian pertama dalam buku tersebut memuat kumpulan artikel Norman Edwin yang
membahas tentang pengalaman-pengalamannya mendaki gunung baik dalam dan luar
negeri. Berbeda dengan bagian kedua (baru sampe sini bacanya hehe), yang
memuat tentang penelusuran sungai-sungai khususnya sungai-sungai di
Indonesia yang masih cenderung relatif sepi terjamah oleh manusia.



Bagian yang ke dua ini yang memperkenalkan saya dengan 'riam' dan 'jeram'.
Ternyata Indonesia memiliki riam-riam dan jeram-jeram 'jahat', artinya tidak
semua orang-orang yang melewatinya sampai tujuan dengan selamat. Saya
membacanya malah bangga, karena indonesia ternyata benarlah kaya adanya dan
memiliki satu bentuk kemisteriusan tersendiri.



Ada bagian yang cukup menyentuh hati ini (bisa dibilang mellow hehe) ketika
membaca artikel yang diterbitkan Mutiara "Langit Kelabu di Sungai Alas".
Sungai yang awalnya diperkirakan dengan tingkat kesulitan II atau medium,
maka nyatanya setelah dihadapi mencapai skala V (extremely difficult) atau
bahkan ada yang skala VI (unrunnable).



Kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Mayat Budi Laksmono,yang biasa
dipanggil Belek, pemimpin ekspedisi tersebut ditemukan di sungai Alas. Alm.
Belek ditemukan tak bernyawa dengan posisi memegang dayung. Seperti jargon
yang kerap Norman Edwin dan juga teman-teman lainnya sering lontarkan.

"Nyawa boleh melayang, tapi dayung nggak boleh hilang!"



Membaca puisi alm. Belek, seakan menyimpan pesan dan renungan tersendiri
tentang makna hidup dan kematian.



*Langit mendadak runduk kelabu*

*Di sini kita tak sempat lagi bicara tentang sepi*

*Dan membenahi jejak mimpi selama ini*

*"Hidup tak perlu ditangisi!", katamu*

*Untuk melintasi sungai*

*Untuk memulai hidup ini dibutuhkan keberanian*

*Namun tak usah berlebihan*

*Karena gerimis luruh pun menyimpan kemungkinan*

*Sungai yang angkuh tengadah dipermainkan musim*

*Mengubah kita dengan nasib yang tak terduga*

*"Hidup harus lebih dari sekedarnya"*

*(Budi Belek Alm.)*



Karena alam mengajarkan banyak hal. Karena alam perwujudan keberadaan
Tuhan.





Ps: jangan paksa saya mereview buku ini, blom selesai juga bacanya hehe.
Buat para pencinta alam dan juga yang sering mbolangan nih buku oke banget
buat nambah2 panduan ;)

3c.

Re: Boat on The River

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Wed Nov 24, 2010 1:56 am (PST)



hihi emang nih buku oke jadi ngasih tau juga tentang persiapan-persiapan
yang kudu para pecinta alam tau sebelum melakukan ekspedisi ;)

Pada 24 November 2010 16.49, airin nisa <jurnalcahaya@yahoo.com> menulis:

>
>
> Aku jg blm sls bacanya. Suka merinding sndiri ngebayangin petualangan
> norman ed.
> Tp buku ini recommended!
>
>
> Powered by HaloWhiteBerry®
> ------------------------------
> *From: * "Nia Robie'" <musimbunga@gmail.com>
> *Sender: * sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> *Date: *Wed, 24 Nov 2010 16:22:52 +0700
> *To: *sekolah kehidupan<sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> *ReplyTo: * sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> *Subject: *[sekolah-kehidupan] Boat on The River
>
>
>
> *Boat on The River*
>
>
>
> *Take me down to my boat on the river*
>
> *I need to go down, I need to come down*
>
> *Take me back to my boat on the river*
>
> *And I won't cry out anymore*
>
> *(Boat on The River, Cat Stevens*)
>
>
>
>
>
>
>
> Mendengar lagu di atas maka saya langsung teringat dengan kumpulan artikel
> alm. Norman Edwin dalam buku "Norman Edwin, Catatan Sahabat Sang Alam".
> Memanglah benar saya sampai sekarang belum juga menamatkan membaca buku itu.
> namun pengalaman-pengalaman yang secara jujur ditulis Norman Edwin kadang
> membuat pikiran di otak sibuk membayangkan apa yang Norman Edwin dan
> teman-temannya alami.
>
>
>
> Bagian pertama dalam buku tersebut memuat kumpulan artikel Norman Edwin
> yang membahas tentang pengalaman-pengalamannya mendaki gunung baik dalam dan
> luar negeri. Berbeda dengan bagian kedua (baru sampe sini bacanya hehe),
> yang memuat tentang penelusuran sungai-sungai khususnya sungai-sungai di
> Indonesia yang masih cenderung relatif sepi terjamah oleh manusia.
>
>
>
> Bagian yang ke dua ini yang memperkenalkan saya dengan 'riam' dan 'jeram'.
> Ternyata Indonesia memiliki riam-riam dan jeram-jeram 'jahat', artinya tidak
> semua orang-orang yang melewatinya sampai tujuan dengan selamat. Saya
> membacanya malah bangga, karena indonesia ternyata benarlah kaya adanya dan
> memiliki satu bentuk kemisteriusan tersendiri.
>
>
>
> Ada bagian yang cukup menyentuh hati ini (bisa dibilang mellow hehe) ketika
> membaca artikel yang diterbitkan Mutiara "Langit Kelabu di Sungai Alas".
> Sungai yang awalnya diperkirakan dengan tingkat kesulitan II atau medium,
> maka nyatanya setelah dihadapi mencapai skala V (extremely difficult) atau
> bahkan ada yang skala VI (unrunnable).
>
>
>
> Kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Mayat Budi Laksmono,yang biasa
> dipanggil Belek, pemimpin ekspedisi tersebut ditemukan di sungai Alas. Alm.
> Belek ditemukan tak bernyawa dengan posisi memegang dayung. Seperti jargon
> yang kerap Norman Edwin dan juga teman-teman lainnya sering lontarkan.
>
> "Nyawa boleh melayang, tapi dayung nggak boleh hilang!"
>
>
>
> Membaca puisi alm. Belek, seakan menyimpan pesan dan renungan tersendiri
> tentang makna hidup dan kematian.
>
>
>
> *Langit mendadak runduk kelabu*
>
> *Di sini kita tak sempat lagi bicara tentang sepi*
>
> *Dan membenahi jejak mimpi selama ini*
>
> *"Hidup tak perlu ditangisi!", katamu*
>
> *Untuk melintasi sungai*
>
> *Untuk memulai hidup ini dibutuhkan keberanian*
>
> *Namun tak usah berlebihan*
>
> *Karena gerimis luruh pun menyimpan kemungkinan*
>
> *Sungai yang angkuh tengadah dipermainkan musim*
>
> *Mengubah kita dengan nasib yang tak terduga*
>
> *"Hidup harus lebih dari sekedarnya"*
>
> *(Budi Belek Alm.)*
>
>
>
> Karena alam mengajarkan banyak hal. Karena alam perwujudan keberadaan
> Tuhan.
>
>
>
>
>
> Ps: jangan paksa saya mereview buku ini, blom selesai juga bacanya hehe.
> Buat para pencinta alam dan juga yang sering mbolangan nih buku oke banget
> buat nambah2 panduan ;)
>
>
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Group Charity

i-SAFE

Keep your kids

safer online

Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Be a homeroom hero ¿ help Yahoo! donate up to $350K to classrooms!

Tidak ada komentar: