Kamis, 25 November 2010

[daarut-tauhiid] Ayah, maafkanlah Aku...

 

Bismillahirrohmaanirrohiim

Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,

istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan

yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu

sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Alloh dan Rasul-Nya dan (dari)

berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Alloh mendatangkan

keputusan-Nya." Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.

QS. At-Taubah [9] : 24.

Entah sudah berapa kali kita menerima kiriman email berisi cerita
berikut ini, namun setiap kali  membacanya, air mata ini tak terasa
selalu berlinang, Semoga dapat jadi nasehat bagi kita, dalam mendidik
anak-anak, Berikut ceritanya…..

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja,

Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun, sendirian

ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di
dapur, bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli
ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

 
Suatu
hari dia melihat sebatang paku karat, dan ia pun mencoret lantai tempat
mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer
maka coretan tidak kelihatan, dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya, Ya
karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas,

Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

 

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin
menghindari macet, setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka
ia beralih ke sebelah kiri mobil, dibuatnya gambar ibu dan ayahnya,
gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut
imaginasinya, kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu
rumah.

 

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil
yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama
lunasnya, Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus
menjerit, Kerjaan siapa ini !!!. Pembantu rumah yang tersentak dengan
jeritan itu

berlari keluar, Dia juga beristighfar, mukanya merah padam ketakutan
lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya, sekali lagi diajukan
pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan, saya tidak tahu..tuan.

Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan? hardik si isteri lagi.

 

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari
kamarnya, dengan penuh manja dia berkata Dita yg membuat gambar itu
ayahhh.. cantik kan! katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja
seperti biasa..

 

Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil
dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali kali ke
telapak tangan anaknya, Si anak yang tak mengerti apa apa menagis
kesakitan, pedih sekaligus ketakutan, puas memukul telapak tangan, si
ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

 Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.

 

Pembantu rumah terbengong, tdk tahu harus berbuat apa Si ayah cukup lama
memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya,
Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut
menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

 

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil
luka-luka dan berdarah, Pembantu rumah memandikan anak kecil itu,
sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis, Anak kecil itu juga
menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air, lalu si
pembantu rumah menidurkan anak kecil itu, Si ayah sengaja membiarkan
anak itu tidur bersama pembantu rumah.

 
Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak

bengkak, pembantu rumah mengadu ke majikannya, Oleskan obat saja! jawab bapak si anak.

 
Pulang
dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan
waktu di kamar pembantu, si ayah konon mau memberi pelajaran pada
anaknya, tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya
sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada

pembantu rumah, Dita demam, Bu…jawab pembantunya ringkas, kasih minum panadol aja, jawab si ibu.

 

Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya, saat
dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi
pintu kamar pembantunya, masuk hari keempat, pembantu rumah
memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas.

Sore nanti kita bawa ke klinik..

 
Pukul
5.00 sudah siap kata majikannya itu, sampai saatnya si anak yang sudah
lemah dibawa ke klinik, Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius, setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu.

Tidak ada pilihan.. kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua
tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi
akut. Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya

maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah kata dokter itu,
Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu,
terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

 

Si ibu meraung merangkul si anak, dengan berat hati dan lelehan air mata
isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan
pembedahan, keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan
habis, si anak menangis kesakitan, Dia juga keheranan melihat kedua

tangannya berbalut kasa putih, ditatapnya muka ayah dan ibunya, kemudian ke wajah pembantu rumah.

 

Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis, dalam siksaan
menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata, Ayah.. ibu…
Dita tidak akan melakukannya lagi, Dita tak mau

lagi ayah pukul, Dita tak mau jahat lagi, Dita sayang ayah.. sayang ibu,
katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya,
Dita juga sayang Mbok Narti.. katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

 

Ayah.. kembalikan tangan Dita, untuk apa diambil..

Dita janji tidak akan mengulanginya lagi ! Bagaimana caranya Dita mau
makan nanti?…bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan
mencoret-coret mobil lagi, katanya berulang-ulang, serasa hancur hati si
ibu mendengar kata-kata anaknya, meraung-raung dia sekuat hati namun
takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya.

 

Nasi sudah jadi bubur, pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan
hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa
tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf.

Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan
kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan
kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi,
Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut
tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam. QS. Al-Imran [3] : 102.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu

ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah

setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. QS.Al-Baqarah [2] : 208.

 

Semoga bermanfaat

Wassalamualaikum

Warohmatullhi Wabarokatuh

http://www.puarman-asuransi-syariah.blogspot.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: