Senin, 22 November 2010

[daarut-tauhiid] Bantuin Renovasi Perpustakaan untuk Tunanetra Yuk! :-)

 

Salam,

Di bawah ini adalah pesan dari Mas Irwan Dwi Kustanto,
penyair sekaligus penulis buku "Angin Pun Berbisik". Jika tidak keberatan, mohon
disebarluaskan. Dan bila teman-teman punya kelebihan rezeki, silakan ikut berpartisipasi :-)

 

Terima kasih dan salam hangat,
Mila K. Kamil
(sukarelawan pembaca buku untuk tunanetra di Yayasan Mitra Netra)

 

 

Mitra
Bercahaya,
Gerakan
Solidaritas Bantu Tunanetra Akses Literasi Melalui Layanan Perpustakaan Mitra
Netra.
 
Teman-teman
tercinta.
Setelah  melalui proses persiapan singkat,  tanggal 10 November 2010,  gerakan  "mitra bercahaya" resmi diluncurkan;
silakan kunjungi
http://www.mitranetra.or.id/?page=ext&f=mcahaya.asp

 
Apakah
Gerakan Mitra Bercahaya itu? 
 
Gerakan Mitra
Bercahaya adalah sebuah gerakan penggalangan dana yang diadakan oleh Yayasan
Mitra Netra untuk mengajak masyarakat  bergotong-royong merehabilitasi dan
memperluas gedung perpustakaan khusus bagi tunanetra di Yayasan Mitra
Netra. 
 
Gerakan
penggalangan dana dilaksanakan mulai tanggal 10 November 2010 sampai 2 Mei 2011.
Sedangkan pembangunan, rehabilitasi dan perluasan perpustakaan
yang
diperkirakan memakan biaya sebesar Rp 300,000,000 (tigaratus juta rupiah)
akan dimulai pada bulan Mei 2011. 
 
Diharapkan, 3
bulan berikutnya, gedung perpustakaan Yayasan Mitra Netra yang baru seluas 200
m2 sudah berdiri, siap melayani para tunanetra di seluruh Indonesia
dengan
lebih baik lagi. 
 
Pengiriman
donasi dilakukan dengan sistem per paket. Setiap donatur dapat mengirimkan
donasinya sebanyak minimal 1 paket Rp. 300.000,- (tiga ratus
ribu
rupiah).
 
Silakan kirim
donasi Anda ke: 
 
Bank Mandiri,
Cabang Bona Indah, nomor rekening 101-000-210-7942
BCA, KCP Bona Indah, nomor
rekening 6080-279-441
atas nama Yayasan Mitra
Netra. 
 
Harap
informasikan jumlah paket donasi yang sudah Anda kirimkan melalui email ke
mitrabercahaya@yahoo.co.id atau fax ke
021-7655264. 
 
Untuk
mengetahui perkembangan besarnya dana yang sudah terkumpul, silakan berkunjung
ke Daftar
Donasi Mitra Bercahaya.
 
Ayo ambil
bagian dalam Gerakan Mitra Bercahaya! Jadilah mitra yang berbagi cahaya untuk
para tunanetra! 
 
Untuk
keterangan lebih lanjut, silakan hubungi:
Yayasan Mitra Netra
Jl. Gunung
Balong II No.58
Lebak Bulus III, Jakarta 12440
Tel: 021.7651386, Fax:
021.7655264
Email: office@mitranetra.or.id

Website:
www.mitranetra.or.id

 
 
 
 
Cerita di Balik Mitra Bercahaya

 
Sebelum kita
menyimak cerita di balik "Mitra Bercahaya" ini, coba kita bayangkan, "betapa
bingungnya saudara-saudara kita para tunanetra yang bersekolah
dan ingin
mendapatkan buku!". 
 
"Tak satu
toko buku pun apalagi perpustakaan umum yang menyediakan buku khusus untuk
mereka". Dalam kebingungan itu, kita hadir memberikan solusi bagi mereka, apa
perasaan kita? Bila "berbahagia" sebagai jawabannya, patutlah kita simak cerita
di bawah ini. 
 
Hari Sabtu, 23 Oktober 2010 yang lalu, saat fajar setelah relaksasi, saya mengalami sebuah
pengalaman "yang saya tidak tahu namanya". Badan
saya seperti terjepit oleh
benda besar yang hangat. Dada bergetar menyelimuti seluruh tubuh. Ada desakan
ingin menangis dan saya tak bisa bergerak. Saya
sadar dan mencoba
menerimanya. Saya rilekskan seluruh tubuh saya,  menerima  serta mencoba mendengarkan suara dalam
pikiran saya sendiri. 
 
Setelah
bergulat dengan gelombang energi itu beberapa lama, saya mendapatkan sebuah
jawaban. Saya mendapat ide dan sekaligus sebuah
misi. 
 
Beberapa hari
sebelumnya kawasan Jakarta didera angin kencang yang membuat banyak pohon
tumbang. Pohon beringin tua yang terletak kira-kira 100 meter  dari kantor saya – Mitra Netra di kawasan Lebak Bulus Jakarta tak luput dari terjangan angin itu, dan akarnya tercerabut
dari dalam tanah yang membuat pohon sekokoh itu pun
terjerembab. 
 
Batang besar
sebuah pohon mangga di samping perpustakaan Mitranetra pun patah, untunglah hanya
menyerempet sedikit atapnya dan tak mengakibatkan
apa-apa.

Inikah
yang menekan tombol dalam pikiran saya? Tombol untuk mengingatkan diri saya
sendiri akan tanggung jawab saya terhadap keberadaan perpustakaan untuk
tunanetra di Mitra Netra.

Ruang
kecil yang disebut perpustakaan itu berukuran 56 meter persegi. Kotak kecil ini
sungguh bagai lokomotip. Dia menarik 35 gerbong dengan kurang lebih
2000
penumpang di dalamnya. Apa yang saya maksud?

 
Lebih dari
4000 judul buku yang akseseibel bagi orang buta terkoleksi di dalamnya. 1500
buku dalam bentuk cd audio tiap bulannya didistribusikan ke
35 perpustakaan
Sekolah Luar Biasa di kota-kota di seluruh Indonesia. Buku-buku ini  dimanfaatkan oleh kurang lebih 2000
tunanetra  
 
Dalam ruang
kecil itulah, 300 judul buku direkam kedalam bentuk audio oleh staf Mitra Netra
dibantu oleh para relawan tiap tahunnya. 
Setiap bulan, lebih dari seribu kunjungan baik oleh siswa tunanetra maupun
tunanetra dewasa, untuk memesan buku, meminjam serta mengembalikan buku-buku di
sana. Sungguh aset yang luar biasa langka di bumi pertiwi yang kita cintai.

 
Sebenarnya
"lokomotip" itu sudah tak layak lagi disebut perpustakaan, "dia" (mudah-mudahan
memaafkan saya) lebih pantas disebut gudang. Di dalam ruang sempit
itu
terdapat:

 
• Lebih dari  sepuluh  almari penyimpanan kaset dan cd.


Lebih dari delapan  buah rak
penyimpanan buku braille.
• Tempat kecil dimana anak-anak tunanetra membaca
buku.
• Ruang kecil untuk pelayanan administrasi.
• Ruang berukuran dua
kali  tiga meter  untuk studio rekaman dan ruang
penggandaan cd.
• Empat meja  kecil untuk melebel cd dan keperluan
administrasi.

 
Bisa  dibayangkan,  pada  jam–jam  sibuk,  biasanya menjelang  sore hari seusai jam sekolah,  lebih dari 20 tunanetra berdesak-desakan
untuk meminjam buku.
 
Kurang lebih   lima tahun yang lalu, kami merencanakan
merehabilitasi tempat itu. Ada sebuah kedutaan besar asing dan  dua  perusahaan besar yang berniat
membiayai pembangunannya. Gambar sketsa gedung telah dibuat dengan baik dalam dua
 maupun  tiga  dimensi oleh seorang arsitek. Namun
hingga "ruang penyimpanan bahan baku produksi" kami kosongkan karena
dindingnya telah retak dan atapnya bocor sangat parah,  niat itu pun  belum ada realisasinya.

 
Suatu hari di
pertengahan bulan Juni tahun ini juga,   kanopi  halaman muka perpustakaan  yang biasanya dipergunakan oleh para
tunanetra  sebagai tempat
ngobrol-ngobrol ambruk.   Ada seorang   tunanetra yang terluka.

 
Tidak hanya
itu, Pada suatu malam kira-kira 2 minggu lalu, seputar pukul dua dini hari,
langit-langit (plafon) sebuah ruangan disamping perpustakaan itu lepas. Untuk
menghindari kecelakaan, kami melepaskan semua langit-langit. Masih  ada banyak lagi cerita yang
memprihatinkan tentang kondisi perpustakaan Mitra Netra yang tak dapat saya
uraikan di sini.
 
Baiklah
sekarang saya akan melanjutkan cerita saya di atas tentang misi itu.

 
Dalam
pergulatan antara pikiran dan perasaan Sabtu pagi itu, saya diberi sebuah amanah
untuk fokus dan secara lebih serius sesegera mungkin
melaksanakan
pembangunan, perbaikan dan perluasan perpustakaan  Mitra Netra.

 
Orang-orang
bijak berkata: "apa yang terjadi di luar, mencerminkan apa yang terjadi di
dalam". Kuncinya menjadi jelas sekarang bagi saya. Mengapa sudah 5 tahun proyek
itu tak terlaksana.
 
"Keyakinan".
Saya meragukan bahwa kedutaan besar dan kedua perusahaan itu  akan membantu membiayai renovasi
perpustakaan kami.  Dan akhirnya
memang itulah yang terjadi.
 
Kedua, dengan
keraguan itu maka getaran jiwa saya untuk mewujudkan pembangunan itu menjadi
lemah. Aha, inikah jawabannya?
 
Pagi itu saya
memutuskan untuk focus dan menambah power dari getaran permintaan saya. Kurang
lebih 1 jam saya mendapatkan ide yang memberi harapan bagi terlaksananya
pembangunan untuk memperbaiki dan memperluas "lokomotip" itu.

 
 Saya memutuskan untuk  membangun perpustakaan itu dengan
kekuatan sebuah gerakan.
 
Bagaimana
caranya?   Yaitu dengan  mengajak  kurang lebih seribu orang  sahabat  untuk secara bersama-sama,
bergotong-royong membuat lokomotip itu terus melaju dan bertambah indah.

 
Saya
menetapkan dalam  lima  bulan akan terkumpul dana sebesar 300
juta, dan pada bulan ke  tujuh  2011, perpustakaan  Mitra Netra  telah menjadi seluas 200 meter  persegi dengan  dua  lantai. Saya sudah dapat merasakannya
sekarang betapa alam semesta menyambut ide ini. Bahkan saya juga telah melihat
senyum para mitra dan sahabat  menatap  perpustakaan Mitra Netra  berdiri megah . Saya juga mendengar
anak-anak buta itu berduyun-duyun, tertawa riang karena mereka bisa
bersekolah dan  ramai-ramai   mengunjungi perpustakaan itu.

 
Saya tetap
duduk dan belum bisa bergerak. Namun pikiran dan perasaan saya terus melayang,
menghampiri semua kemungkinan dan jalan yang dapat saya
tempuh.
 
Pada ujung
pengembaraan pagi itu, saya mendapatkan the magic word, "MITRA BERCAHAYA", yang
berarti, mitra berbagi cahaya, Sebuah gerakan untuk berbagi secercah
harapan kepada   anak-anak  tunanetra, agar mereka memperoleh
kemudahan untuk  mendapatkan buku
guna mendukung pendidikan dan  masa
depan mereka.
 
Tak sabar
rasanya, sore harinya di sebuah kedai makanan di seputaran kuningan, saya
sampaikan ide ini kepada teman baik saya Mbak Aria Indrawati Kabag Humas
Mitra Netra. Oho! Dia juga memikirkan hal ini. Dia katakan bahwa
"Gerakan Seribu Buku untuk Tunanetra" yang kita gagas kini telah berhasil, Mitra Bercahaya mengapa
tidak?

Mengenai apa itu "Gerakan Seribu Buku untuk Tunanetra" silahkan
klik
http://www.mitranetra.or.id/ebook".

 
Banyak
guru-guru motivator seperti  Adi W
Gunawan, Andre Wongso, Anthony dio Martin, serta novelis seperti Ayu Utami, Fira
Basuki, Miranda  dan Rudy Gunawan
 pun turut dalam gerakan itu. Mereka
mengijinkan   buku karya mereka   untuk dibuat dalam bentuk braille.

 
Malam
harinya, dalam perbincangan di tempat lainnya, secara berapi-api saya sampaikan
gerakan "mitra berbagi cahaya" ini kepada seorang kawan. Dia katakan,
"Saya
turut dalam program ini, berapa nomor rekeningnya?" Betapa senang saya,
saya  percaya  ini cermin dari  semua orang yang mendengar  gerakan  ini.
 
Saya akan
memulainya dari diri sendiri. Rp.300.000 (tiga ratus ribu rupiah) akan sangaat
berarti bagi sebuah peradaban. Seribu orang dibelakang saya akan
dengan
tangan terbuka menyambut terkembangnya rasa kasih di antara kita.
Melalui gerakan ini, saya akan mengajak masyarakat  menyisihkan rezekinya sebesar "tiga ratus
ribu rupiah" untuk merenovasi perpustakaan Mitra Netra. 

 
Mari,  salurkan energi teman-teman semua  untuk  misi ini.

 
Kawan, bila
kita telah memiliki sebuah impian, tentu yang bermakna, akan segera terealisasi
bila getaran emosi kita terasa oleh alam semesta. Dan sekarang
giliran
teman-teman semua yang mewujudkannya. Bayangkan! Kita semua menyaksikan
anak-anak kita para tunanetra penuh antusias dan tersenyum dapat
bersekolah dengan membawa buku di
tangannya.
 
Jakarta,
 10 November  2010
Irwan
Dwikustanto
Wakil
Direktur Eksekutif Mitranetra
 
 
 

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: