Selasa, 30 November 2010

[daarut-tauhiid] Fwd: Islam Liberal 101: Buku dan Sayembara

---------- Forwarded message ----------


<http://multiply.com/>
Islam Liberal 101: Buku dan
Sayembara<http://multiply.com/gi/akmal:journal:813>
**** Nov 30, '10 1:56 PM
<http://akmal.multiply.com/photos/hi-res/1M/2162>
assalaamu'alaikum wr. wb.

Masih memendam pertanyaan seputar buku Islam Liberal 101 yang akan terbit
dalam waktu dekat dan Sayembara "Mengkritisi Islam
Liberal"<http://akmal.multiply.com/journal/item/812>?
Silakan baca di bawah ini, siapa tahu pertanyaan Anda langsung terjawab...

Kenapa harus diberi judul Islam Liberal 101?
Islam Liberal 101 bisa dianggap sebagai kuliah pengantar untuk memahami
fenomena Islam liberal. Selama ini wacana Islam liberal hanya menjadi
konsumsi para cendekiawan. Menurut saya akan menarik sekali kalau elemen
umat yang lainnya juga diikutsertakan. Kebetulan, ust. Ahmad Sarwat
menambahkan bahwa buku ini pas untuk dijadikan referensi bagi MKDU (Mata
Kuliah Dasar Umum) untuk semua mahasiswa Muslim. Mudah-mudahan ini berarti
tujuan awal penulisannya tercapai.

Mengapa seluruh elemen umat harus dilibatkan dalam wacana ini?
Para ulama membagi ilmu menjadi dua, yaitu ilmu yang fardhu 'ain dan fardhu
kifayah. Memang benar, dalam segala hal pasti ada spesialisasinya. Untuk
menghadapi Islam liberal pun tak mesti semua orang turun tangan. Akan
tetapi perlu diingat pula bahwa wacana-wacana yang mereka bawa sudah
menyentuh masalah 'aqidah, yang sudah barang tentu masuk dalam wilayah fardhu
'ain. Tidak semua orang mesti mendebat Islam liberal di forum-forum terbuka
atau menulis buku-buku atau artikel-artikel untuk menghadangnya, tapi
minimal semua orang bisa mendeteksi kesalahan-kesalahan Islam liberal.
Tambahan lagi, ajaran liberalisme ini menyusup ke mana-mana berkat bantuan
media massa. Kalau sudah begitu, korbannya bisa jadi anggota keluarga kita
sendiri. Tentu saja kita semua tak boleh tinggal diam. Paling tidak kita
bisa melindungi diri dan keluarga sendiri.

Apakah umat Islam yang 'awam' bisa mencerna isi buku ini?
Justru untuk merekalah buku ini dibuat! Buku ini memang sengaja menghindari
pembahasan yang terlalu mendalam dan filosofis untuk menjelaskan latar
belakang pemikiran Islam liberal. Sebagai gantinya, buku ini menawarkan
'latihan kepekaan' bagi para pembacanya agar bisa mendeteksi trik-trik yang
biasa digunakan oleh kaum liberalis. Sebab seringkali yang membuat orang
bingung menghadapi mereka adalah trik-triknya itu.

Bisa dijelaskan trik-triknya seperti apa?
Saya beri contoh. Di Twitter, ada seorang doktor yang sebenarnya tidak
'liberal-liberal amat', tapi bisa dikatakan simpatisan lah! Ketika itu saya
sedang membicarakan pluralisme. Saya menolak anggapan bahwa semua agama itu
sama. Islam itu beda dengan yang lainnya. Sekonyong-konyong pak doktor ini
bertanya sinis: "Jadi agama lain harus dibasmi?" Nah, kalau kita terjebak
menjawab pertanyaan semacam ini, yang sebenarnya tidak perlu dijawab karena
sangat tidak relevan, maka kita akan terseret pada permainannya. Memang
biasanya para penganut agama liberal ini suka berfantasi bahwa mereka itu
moderat, demokrat, menjunjung tinggi perbedaan, sedangkan yang menentang
mereka adalah orang-orang radikal, biadab, jumud, taqlid, jahil dan
sebagainya. Oleh karena itu, mereka menyangka bahwa para penolak pluralisme
itu adalah orang yang kemana-mana maunya ngamuk saja. Menolak pluralisme
dianggap sama dengan hendak mengislamkan paksa dunia. Ini kan pembelokan
masalah. Pembelokan masalah inilah yang harus kita soroti terus, kita
perlihatkan pada semua orang bahwa yang bersangkutan tak mampu berdiskusi
secara ilmiah, karena argumennya kesana-kemari. Merekalah yang banyak
prasangka, banyak menuduh, banyak asumsi. Jadi pertanyaan bodoh tadi tak
usah dijawab, lebih baik diekspos saja kepada masyarakat, biar mereka tahu
seperti apa kaum 'intelek' ala Islam liberal itu. Untuk melawan pemikiran
menyimpang juga butuh taktik, bukan sekedar dalil.

Jadi sebenarnya semua orang bisa memberikan perlawanan terhadap Islam
liberal?
Insya Allah! Tidak tepat kalau dikatakan bahwa wacana Islam liberal dibawa
oleh kaum intelektual, karena gaya mereka tidak selalu intelek. Adakalanya
mereka memotong ayat semaunya, membawanya keluar konteks, mengabaikan
ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Tempo hari ada yang mendiskreditkan
hadits Rasulullah saw. dengan argumen-argumen yang sudah dikemukakan oleh
Ignaz Goldziher, Joseph Schacht dan Margoliouth. Tapi dia sendiri malah
tidak tahu siapa itu Goldziher, Schacht dan Margoliouth. Pengetahuannya
hanya didapat dari baca artikel ini dan itu karya liberalis Indonesia, tanpa
pernah merujuk pada sumber aslinya, yaitu dari kaum orientalis. Dulu juga
saya pernah bertemu dengan mahasiswa IAIN yang mengklaim bahwa dua pertiga
isi Al-Qur'an sebenarnya meniru kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Tapi ketika saya minta dia mempresentasikan ayat-ayat yang menurutnya
'tiruan' tersebut, dia tidak bisa menjawab.

Sekarang soal sayembara. Mengapa harus diadakan sayembara penulisan
artikel?
Sejak beberapa bulan yang lalu, saya sering memberikan kultwit di Twitter.
Kondisi Twitter memang mirip medan peperangan yang sesungguhnya. Banyak
sekali kalangan Islam liberal di sana, sedikit demi sedikit menebarkan
pemikirannya kepada para follower-nya. Tentu saja, kebanyakan follower-nya
memang tidak paham Islam liberal itu seperti apa sebenarnya. Fenomena
menarik yang saya lihat di Twitter adalah bangkitnya ghirah umat Islam yang
termasuk dalam kelompok 'awam', justru karena Islam liberal dipasarkan
secara begitu vulgar di sana! Lontaran-lontaran pemikiran Ulil
Abshar-Abdalla, Guntur Romli, Luthfi Assyaukanie dan kawan-kawannya telah
membuat 'gerah' begitu banyak Muslim, sehingga timbul resistensi yang kuat
dari para tweeps. Prospek dakwah di Twitter sangat menjanjikan. Yang
melawan Ulil dan Guntur bukan hanya jebolan pesantren atau da'i, tapi juga
anak sekolah, pegawai kantoran, bahkan anak band. Nah, saya lihat, ternyata
orang-orang awam pun bisa membungkam para aktivis Islam liberal. Hanya
dengan logika sederhana saja bisa ketahuan kontradiksi pemikiran mereka.
Oleh karena itu, saya mendorong supaya semua orang memberanikan diri untuk
membela agamanya dari gempuran kaum liberal ini, yaitu dengan menulis sebuah
artikel yang mengkritisi Islam liberal. Kalau di Twitter yang dibatasi
dengan 140 karakter saja bisa, apalagi dalam bentuk artikel?

Bagaimana kalau banyak yang tidak pede?
Ha ha, ya itulah masalah yang harus dihadapi. Tak mungkin mengalahkan lawan
kalau tak pede. Sudah pede pun masih bisa kalah kok, apalagi kalau nggak
pede. Sejak awal saya menulis buku Islam Liberal 101 bukan sekedar untuk
menjadi pemanis rak di rumah-rumah, melainkan sebagai bahan latihan. Buku
ini dipersembahkan bagi mereka yang tidak krisis pede dan siap membela
agamanya. Ilmu apa pun bisa dipelajari, keahlian apa pun bisa dilatih, tapi
di awalnya harus ada keberanian dulu. Wacana liberalisme ini, seperti yang
sudah saya katakan sebelumnya, telah menyusup ke mana-mana. Tidak bisa
tidak, kita pasti akan menghadapinya. Saran saya, lawanlah perasaan tidak
pede itu. Anggap saja sayembara ini latihan sebelum membaca buku Islam
Liberal 101. Kalau menang syukur alhamdulillaah, kalau kalah ya tidak
apa-apa. Pasti ada 'hitung-hitungannya' di sisi Allah SWT.

Apakah orang awam bisa menang kalau bersaing dengan cendekiawan?
Kata Prof. Wan Mohd. Nor Wan Daud, pendidikan itu harus komprehensif.
Manusia tidak diukur dari pencapaiannya saja tapi juga dari progresnya.
Orang biasa yang grafiknya selalu naik lebih punya masa depan ketimbang
orang pintar yang grafiknya datar-datar saja. Orang awam, kalau bisa
membuat artikel selevel-dua level di bawah jebolan Universitas Al-Azhar
Mesir, seharusnya mendapat penilaian lebih tinggi daripada lulusan Al-Azhar
yang karya tulisnya selevel Al-Azhar. Penilaian semacam inilah yang akan
saya gunakan dalam penjurian nantinya. Agak ribet, tapi memang harus begitu
kalau mau komprehensif.

wassalaamu'alaikum wr. wb.
****

--
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang.
now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest.
N'est-ce point par l'évocation d'Allah que se tranquillisent les coeurs.
im Gedenken Allahs ist's, daß Herzen Trost finden können.
>> al-Ra'd [13]: 28


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: