Jumat, 01 Juli 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3426

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (2 Messages)

Messages

1a.

Re: Daftar Isi Buku "Manajemen Pertanyaan"

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Thu Jun 30, 2011 2:37 am (PDT)



Thaaaanks Mas Teha yang luar biasa.

Mohon doa restunya dan tetap semangaaaat!

Sukses selalu.

Sopa

2011/6/30 Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id>

> **
>
>
> Selamat dan Sukses Pak Ikhwan Sopa. Semoga buku itu nantinya dapat
> memberikan pencerahan dan perbaikan siapa pun yang membacanya!
>
> --- Pada *Rab, 29/6/11, Ikhwan Sopa <ikhwan.sopa@gmail.com>* menulis:
>
>
> Dari: Ikhwan Sopa <ikhwan.sopa@gmail.com>
> Judul: [sekolah-kehidupan] Daftar Isi Buku "Manajemen Pertanyaan"
> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Tanggal: Rabu, 29 Juni, 2011, 3:47 PM
>
>
>
>
>
>
> <http://4.bp.blogspot.com/-jgDXHS7J_uo/TgtGVJp7x3I/AAAAAAAACDs/OiJXvs4MwRA/s1600/manajemen-pertanyaan.jpg>
>
> Kata Pengantar
>
> BAGIAN I - Pertanyaan Tentang Pertanyaan
>
> BAB 1 - Mengapa Saya Selalu Bertanya?
> BAB 2 - Mengapa Saya Tidak Boleh Berhenti Bertanya?
> BAB 3 - Bagaimana Pertanyaan Menentukan Kualitas Hidup Saya?
> Bab 4 - Pertanyaan Yang Bagaimana Yang Perlu Saya Jawab?
> Bab 5 - Bagaimana Sikap Terbaik Saya Tentang Pertanyaan?
>
> BAGIAN II - Pertanyaan Yang Meningkatkan Kualitas Kehidupan
>
> BAB 1 - Kecerdasan Motif
> BAB 2 - Kecerdasan Peran
> BAB 3 - Kecerdasan Pola Pikir
> BAB 4 - Kecerdasan Fokus
> BAB 5 - Kecerdasan Orientasi
> BAB 6 - Kecerdasan Kebahagiaan
> BAB 7 - Kecerdasan Pilihan
> BAB 8 - Kecerdasan Integritas
> BAB 9 - Kecerdasan Kendali
> BAB 10 - Kecerdasan Fleksibilitas
> BAB 11 - Kecerdasan Adversitas
> BAB 12 - Kecerdasan Idealisme
> BAB 13 - Kecerdasan Perubahan
> BAB 14 - Kecerdasan Zona Nyaman
> BAB 15 - Kecerdasan Risiko
> BAB 16 - Kecerdasan Kesempurnaan
> BAB 17 - Kecerdasan Proyeksi
> BAB 18 - Kecerdasan Tindakan
> BAB 19 - Kecerdasan Kemauan
> BAB 20 - Kecerdasan Sukses
> BAB 21 - Kecerdasan Penerimaan Diri
> BAB 22 - Kecerdasan Proses
> BAB 23 - Kecerdasan Keunikan
> BAB 24 - Kecerdasan Militansi
> BAB 25 - Kecerdasan Posisi
> BAB 26 - Kecerdasan Semangat
> BAB 27 - Kecerdasan Stamina
> BAB 28 - Kecerdasan Belajar
> BAB 29 - Kecerdasan Kesalahan
> BAB 30 - Kecerdasan Kegagalan
> BAB 31 - Kecerdasan Waktu
> BAB 32 - Kecerdasan Jati Diri
> BAB 33 - Kecerdasan Nilai Dan Keterlibatan
> BAB 34 - Kecerdasan Kepercayaan
> BAB 35 - Kecerdasan Kepemimpinan
>
> BAGIAN III - Pertanyaan Terakhir
>
> Daftar Pustaka
>
> Mohon doa restu sahabat semua! Semoga diberi waktu dan tiada daya serta
> upaya melainkan dengan kekuatan-Nya semata.
>
> Ikhwan Sopa
> Master Trainer E.D.A.N.
> Founder, Penulis "Manajemen Pikiran Dan Perasaan<http://www.penerbitzaman.com/code.php?index=Katalog&op=tampilbuku&bid=118>"
>
>
>
>
2a.

Re: (Bahasa) Rethinking Tentang Penyair

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Thu Jun 30, 2011 4:17 am (PDT)



Syedaaaap!
Ini namanya penyair yang bukan hanya melenakan tapi mencerahkan dan
menegaskan.
Dahsyaat!

Sukses selalu Mas Teha.

Sopa

2011/6/30 Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>

> Hmmm...kalau begitu memang sangat sulit ya menilai karya terbaik dalam
> sastra?:) Karena parameter "rasa" kan sangat amat nisbi.
>
> tabik,
>
> Nursalam AR
>
> On 6/28/11, Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id> wrote:
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > biasa mas nur, penyair itu egois. salah satu yang paling menunjukkan
> egoisme
> > chairil nampak dalam lirik yang seingat saya berbunyi: "...bahkan dengan
> > cermin pun aku enggan berbagi". sori kalau salah, dah lama gak baca
> chairil.
> > dalam hal "yang bukan penyair, tidak ambil bagian", menurut tafsir saya
> > :memang benar, karena yang bukan penyair mungkin tidak memahami dunia
> > kepenyairan. jadi tidak dapat ikut ambil bagian dalam menikmati keindahan
> > dan kebermaknaan sebuah puisi. tafsir lain pun tidak salah, sebab dalam
> > sastra tidak ada yang salah atau benar, yang ada adalah baik atau tidak.
> dan
> > itu pun juga relatif, sebab masalah sastra adalah masa "rasa",
> sebagaimana
> > rasa, memang sulit diperdebatkan... btw trims atas tanggapannya. dah lama
> > gak nulis, dan hanya sebagai silent reader seperti istilah mbak indar...
> > mari kita ramaikan lagi, kita gebrak lagi milis ini biar lebih "hidup".
> ayo
> > dani, endah, retno, catur, shinta, mbak ugik, bunda icha, divin, asri,
> > novi, mas sis, dan teman-teman lain yang dah lama gak nulis, yuk nulis
> lagi
> > yuk! atau tenggelam dalam kesibukan masing-masing?
> >
> >
> > --- Pada Sen, 27/6/11, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com> menulis:
> >
> >
> > Dari: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
> > Judul: Re: [sekolah-kehidupan] (Bahasa) Rethinking Tentang Penyair
> > Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> > Tanggal: Senin, 27 Juni, 2011, 4:34 AM
> >
> >
> > Memang beda jika motivator plus sastrawan sekelas Pak Teha Sugiyo
> > memberikan materi. Tak luput atmosfer motivasi yang dipompakan,bahkan
> > dalam bahasan sastra sekalipun:).
> >
> > Satu pertanyaan yang menggelitik saya sejak pertamakali tertarik
> > dengan dunia sastra pada awal SMP, apakah benar Chairil Anwar telah
> > mengucapkan perkataan legendaris,"Yang bukan penyair, harap
> > menyingkir!" yang dikutip dalam banyak literatur sebagai "egoisme"
> > sastrawan elit.
> >
> > Mungkin dalam hal ini Pak Teha bisa berbagi pandangan.
> >
> > Terima kasih sebelumnya.
> >
> >
> > Tabik,
> >
> > Nursalam AR
> >
> >
> >
> > On 6/27/11, Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id> wrote:
> >> (Bahasa)
> >>
> >>
> >>
> >>
> >> RETHINKING TENTANG PENYAIR
> >>
> >> Oleh Teha Sugiyo
> >>
> >> Menjadi
> >> penyair adalah pilihan. Dan setiap pilihan harus
> >> dipertanggungjawabkan.
> >> Ketika kita memilih sesuatu, maka kita meninggalkan sesuatu yang
> >> lain.
> >> Pada saat kita memilih A kita meninggalkan B. Pada saat kita
> memilih
> >> B
> >> kita meninggalkan C dan seterusnya.
> >> Di dunia ini ada banyak pilihan. Dan pilihan yang kita lakukan
> >> dapat lebih dari satu. Kita dapat memilih menjadi penyair sekaligus
> >> menjadi PNS, pengusaha atau bahkan penguasa! Dan sekali lagi,
> setiap
> >> pilihan harus dipertanggungjawabkan!Menjadi
> >> penyair juga dapat dikatakan sebagai suatu panggilan, sebagaimana
> >> layaknya
> >> kita terpanggil untuk menjadi manusia. Manusia! Bukan
> >> manusia-manusiaan!
> >> Orang! Bukan orang-orangan. Menjadi manusia berurusan dengan
> >> kualitas.
> >> Bukan
> >> kuantitas. Bukan berapa lamanya kita menjadi manusia tetapi
> seberapa
> >> bermaknanya kualitas dalam kemanusiaan kita. Kualitas manusia
> menurut
> >> Oerip & Tatag (2000) merupakan hasil kali dari kualitas teknik,
> >> kualitas fisik dan kualitas sikap mental. Kualitas teknik mencakup
> >> ranah skill dan knowledge, keterampilan dan pengetahuan. Kualitas fisik
> >> mencakup kesehatan, kebugaran, kesadaran termasuk daya tahan kita
> >> terhadap
> >> bantingan dan halangan. Kualitas sikap mental adalah attitude,
> >> perilaku
> >> yang bersumber pada cara pandang, pola
> >> pikir (mindset), afektif yang
> >> mengejawantah dalam perbuatan, kebiasaan, watak dan yang akhirnya
> >> mengantarkan kita kepada sang nasib. Kalau dinilai, kualitas teknik
> >> nilainya skala 1-100. Kualitas fisik nilainya skala 1-100. Tetapi
> >> untuk
> >> Kualitas Sikap Mental nilainya berskala -10 – 100. Jadi meskipun
> >> kualitas
> >> tekniknya bernilai 100, kualitas fisik bernilai 100, namun jika
> >> kualitas
> >> sikap mentalnya minus 1, maka jumlah total kualitas manusia itu
> >> adalah
> >> minus 10.000.Panggilan
> >> penyair untuk menjadi manusia tak ubahnya laksana panggilan untuk
> >> hidup.
> >> Menjalani kehidupan. Hadir. Ada. To Be. (Masalahnya to be or not
> to
> >> be)
> >> Prinsip menjalani hidup sebagai manusia, sebagai penyair adalah To
> >> Be,
> >> To Do, To Have. Menjadi manusia, menjadi
> >> penyair (to be), adalah
> >> berpikir sebagai manusia besar, penyair besar, bertindak sebagai
> >> manusia
> >> besar, penyair besar, memiliki kebiasaan sebagai manusia besar,
> >> penyair
> >> besar dan berwatak sebagai manusia besar / penyair besar.
> Selanjutnya
> >> melakukan (to do), berjuang
> >> untuk menjadi besar, berupaya dengan berbagai cara, melakukan
> >> eksperimen,
> >> bekerja keras dan bijak, berjuang tanpa kenal putus asa, menunda
> >> kesenangan. Tak hanya berani mati, tetapi juga berani hidup. Hidup
> >> yang
> >> penuh kenyataan perjuangan, ketidaknyamanan, kelelahan,
> kesendirian,
> >> kesepian, tidak dikenal, tidak digubris, dihina, dilecehkan,
> >> dibanting
> >> hingga berkeping… untuk selanjutnya memetik hasilnya, memiliki (to
> >> have) jiwa dan semangat
> >> manusia/penyair besar, memiliki hidup sebagai manusia/penyair yang
> >> terus
> >> menerus diperkaya.Faktanya kini
> >> terdapat berbagai macam problematika Bangsa: narkoba, pornografi,
> >> tawuran,
> >> kemiskinan, terorisme, korupsi, kriminalitas, kerusuhan anarkhis.
> >> Kedukaan
> >> dan kegembiraan bangsa ini adalah kedukaan dan kegembiraan kita
> juga.
> >> Kecemasan dan harapan bangsa ini, adalah juga kecemasan dan harapan
> >> kita
> >> juga, sebagai manusia, sebagai penyair. Tugas kita sebagai
> >> manusia/penyair, menanggapi, membuat, melakukan, agar kondisi tak
> >> baik
> >> itu
> >> menjadi lebih baik. Tugas kita
> >> sebagai penyair (manusia) tak cukup
> >> hanya menyuarakan zamannya, tetapi sekaligus membuat zaman ini
> >> menjadi
> >> lebih baik, lebih agung, lebih
> >> mulia. Sekecil apa pun yang kita lakukan dalam karya kita sebagai
> >> penyair
> >> itu sudah merupakan sumbangan kita bagi negeri, bagi bangsa, bagi
> >> kemanusiaan, bagi hidup dan kehidupan. Seorang
> >> penyair adalah perintis jalan, kata Chairil Anwar. Perintis jalan
> >> artinya
> >> berani memulai, berani melakukan terobosan, berani dicaci,
> dikritik,
> >> dimaki, sendiri, kesepian, sebagai suatu resiko pilihan, sebagai
> >> pertanggungjawaban panggilan. Para pendahulu kita, orang-orang
> >> sukses,
> >> penyair-penyair besar, sastrawan-sastrawan dunia, dan juga
> >> manusia-manusia
> >> sukses lainnya di berbagai bidang telah memberi contoh kepada kita
> >> untuk
> >> mengambil keputusan, mengubah mindset
> >> untuk menjadi sukses. Jadi,
> >> kuncinya: menerima tanggung jawab dengan mengubah mindset kita
> >> sebagai
> >> manusia untuk lebih produktif, kreatif,
> >> berani menghadapi benturan, untuk melakukan terobosan, kreativitas,
> >> berpikir out of the box,
> >> senantiasa mencari cara untuk keluar dari kemelut masalah. Dan kita
> >> yakin,
> >> KITA PASTI MAMPU!SELAMAT DAN
> >> SUKSES! Baik sebagai penyair maupun sebagai manusia!
> >>
> >>
> >>
> >> Disampaikan pada
> >> acara Launching buku SENANDUNG BANDUNG-3
> >>
> >> Di Auditorium
> >> FPIPS – UPI Bandung, 26 Juni 2011.
> >>
> >> Teha Sugiyo
> >>
> >> 081220011950
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >
> >
> > --
> > www.nursalam.wordpress.com
> >
> >
> > ------------------------------------
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
>
>
> --
> www.nursalam.wordpress.com
>
>
> ------------------------------------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Find support for

Mental illnesses

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: