Sabtu, 19 November 2011

[daarut-tauhiid] UIN Tidak Seharusnya Mencetak SDM Sesuai Keinginan Musuh Islam

UIN Tidak Seharusnya Mencetak SDM Sesuai Keinginan Musuh Islam
Monday, 26 September 2011 16:27 | [image: PostAuthorIcon]Written by Shodiq
Ramadhan
*
[image: alt]
Kepada: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
UP : Kommarudin Hidayat*

Seorang mahasiswi jurusan pemikiran politik Islam di Pascasarjana UIN
(Universitas Islam Negeri, dahulu IAIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta,
mengungkapkan sebuah fenomena baru di UIN yang membuatnya trenyuh.

Sebelum menempuh pendidikan di pascasarjana UIN, yang bersangkutan adalah
lulusan S1 pada program studi Arab FIB Universitas Indonesia. Fenomena yang
dimaksudnya itu, berhubungan dengan masalah penulisan dalam sebuah karya
ilmiah. Misalnya, para mahasiswa pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tidak diperkenankan menulis kata Allah dengan lanjutan SWT
(subhanahu wa ta'ala); tidak boleh menulis kata Muhammad dengan diakhiri
SAW *(shallallahu 'alaihi wa sallam);* tidak boleh menulis Muhammad dengan
sebutan Nabi.

Pelarangan itu menurut Prof Dr Suwito yang sehari-hari mengurus kampus
pascasarjana UIN, karena yang menganggap Muhammad sebagai Nabi hanya orang
Islam, sedangkan non-muslim tidak menganggap Muhammad Nabi. Begitu juga
dengan Allah, yang mengakui Allah itu subhanahu wa ta'ala hanya orang
Islam, sedangkan mereka yang bukan Islam, tidak demikian.

Menurut ybs pula, dalam sebuah karya ilmiah di Pascasarjana UIN tidak
boleh ada kalimat-kalimat Islam sebagai agama yang sempurna atau Islam
sebagai agama yang haq, dan kalimat-kalimat sejenis itu. Jika kalimat
seperti itu ditemukan di dalam karya ilmiah (makalah, tesis atau
disertasi), maka akan langsung dicoret! mahasiswi pascasarjana UIN ini,
sangat menyayangkan adanya aturan seperti itu. Apalagi, sepertinya Islam
tidak dihargai, namun sebaliknya, pandangan orang-orang kafir menjadi lebih
dimuliakan dan dihargai.

Berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam benaknya akibat adanya ketentuan
yang tidak lazim tersebut: "… mengapa sebuah universitas Islam yang
terkenal menjadi anti-pati terhadap penulisan-penulisan seperti itu? Seolah
penulisan seperti itu adalah hal yang memalukan dan aib di hadapan warga
dunia. Sejak kapan pelarangan tersebut menjadi peraturan? Apakah ada aturan
resminya? Atau ada SK Rektor atau dari Depag (Departemen Agama) ada
instruksi demikian? UIN memang memiliki cita-cita besar untuk menjadi
universitas internasional, dan saya acungi jempol akan mimpi tersebut. UIN
memang ingin karya-karyanya diterima oleh masyarakat dunia, saya tidak
menolak harapan tersebut. Tapi kita tidak bisa meninggalkan identitas
sebagai Universitas Islam." Begitu tulis Mirzah dalam satu situs.

*Aneh atau ada maksud tertentu?*

Memang terkesan aneh. Bukan sekedar aneh, tetapi ada muatan *inferiority
complex* (minder). Atau, memang disengaja, untuk maksud-maksud tertentu?

Logika Dr Suwito di UIN Jakarta itu jika diimplementasikan untuk kehidupan
sehari-hari akan terlihat kebodohannya. Misalnya, Si Pitung itu, bagi orang
Indonesia khususnya masyarakat Betawi, adalah pahlawan. Tapi bagi orang
Belanda, si Pitung adalah pemberontak. Nah, dalam rangka menjaga perasaan
orang Belanda yang menganggap si Pitung bukan pahlawan tetapi justru
pemberontak, maka masyarakat Indonesia terutama yang sedang menulis karya
ilmiah, tidak boleh menyebut si Pitung dengan julukan pahlawan.

Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menjadi Presiden RI karena dipilih oleh
60% rakyat Indonesia yang mengikuti pemilu. Sedangkan 40% lainnya tidak
memilih SBY. Masih ada lagi kalangan yang bersikap abstein, meski punya hak
suara namun tidak menggunakan haknya, sehingga mereka tidak termasuk
kalangan yang memilih SBY sebagai presiden. Nah, dalam rangka menjaga
perasaan kalangan yang tidak memilih SBY sebagai Presiden, maka tidak boleh
di dalam setiap karya ilmiah menyebut SBY dengan diawali "Presiden".
Bahkan, tidak boleh mengawali nama SBY dengan sebutan "Bapak" karena yang
menganggap SBY sebagai bapak khan hanya anak-anaknya SBY saja.

Adanya ketentuan tidak tertulis seperti di atas, yang oleh Mirzah disebut
sebagai fenomena terbaru di lingkungan UIN yang membuatnya trenyuh dan
keheranan, sangat bisa ditafsirkan, bahwa Dr Suwito sedang melakukan satu
tahapan cuci otak (brain washing), agar kemuliaan Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW tidak lagi bersemayam di dalam benak mahasiswa UIN. Hal ini
boleh jadi merupakan salah satu upaya merelatifkan keberadaan Allah SWT.
Ini jelas-jelas merupakan upaya penganut neo-komunisme agar
mahasiswa-mahasiswi UIN lambat-laun memposisikan Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW sebatas sebuah fenomena sosiopsikologis. Padahal, Dia sendiri
yang menyebut dirinya Allah. Anjuran Dr Suwito itu ternyata juga sudah
disosialisasikan oleh sejumlah orang penganut neo komunisme, sebagaimana
bisa ditemukan pada milis *faithfreedom.*

Ingatlah wahai jajaran UIN, dunia ini fana, janganlah
keterlaluan............

*bang acim_martin

http://www.suara-islam.com/news/muhasabah/komentar-pembaca/3683-uin-tidak-seharusnya-mencetak-sdm-sesuai-keinginan-musuh-islam
*


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: