Rabu, 23 November 2011

[daarut-tauhiid] Pendidikan di Negeri Barat : Mereka Merusakkan Lego Yang Dibangunnya Sendiri

Pendidikan di Negeri Barat : Mereka Merusakkan Lego Yang Dibangunnya Sendiri

Pagi yang cerah di pinggir kota, di bagian barat Perth. Begitu keluar
rumah, yang aku jumpai hanyalah pemandangan yang indah, dengan taman-taman
yang luas, mainan outdoor yang sangat menyenangkan bagi anak-anak dan
gratis bagi siapa saja yang ingin memainkannya. Suasana pagi itu semakin
indah dengan banyaknya burung yang berterbangan dengan bebas, menari-nari
dan mudah untuk ditangkap. Burung-burung terlihat mencari beberapa jumput
roti yang dilayangkan ibu-ibu muda sambil mendorong kereta bayinya. Hal ini
nampak jelas membuatku berpikir betapa sejahteranya negeri ini, Australia.

Di sini harga barang kebutuhan anak-anak juga cukup murah. Mainan juga
sangat dijaga agar bersih dari toxin sehingga mainan-mainan disini dibuat
dengan cat yang diperkenankan oleh pemerintah dengan standar tertentu.
Bukan hanya itu, pampers untuk para bayi tersedia dengan mudah, walaupun
dijualnya grosiran namun pampers-pampers disini hygienis dan mempunyai daya
serap sangat bagus. Sungguh aku berpikir anak anak disini sangat dimanjakan
oleh pemerintahnya, disayangi dan dicintai oleh siapa saja. Seperti yang
aku lihat, sungguh beruntung ibu rumahtangga yang mempunyai banyak anak
disini, bayangkan saja walaupun mereka tidak bekerja namun pendapatan
mengalir deras bahkan bisa jadi lebih banyak daripada ibu yang bekerja di
kantor. Coba bayangkan, dari satu orang ibu yang profesinya sebagai ibu
rumahtangga saja, mendapatkan tunjangan yang sangat layak. Belum lagi
ditambah dengan tunjangan satu anak, dua anak, tiga anak dan seterusnya
yang dapat mereka ambil setiap dua mingguan di kantor pos terdekat dimana
hal ini memang sudah diketahui dan dimengerti oleh siapapun yang tinggal di
negeri ini.

Sekolah-sekolah di negeri ini dibangun dengan gedung yang sangat
memperhatikan keselamatan anak-anak serta lapangan yang luas. Bukan hanya
itu, para guru disini juga sangat baik lalu buku-buku yang digunakan juga
sangat menarik. Di tambah lagi metode pendidikan yang digunakannya
merupakan metode yang efektif dalam pembelajaran yang merupakan hasil
penelitian para professor dan pakar pendidikan. Dan hal ini berlangsung
secara terus-menerus sehingga membuat pendidikan di negeri ini menjadi
sangat maju. Untuk kebutuhan pendidikan anak-anak, semua fasilitas yang
tersedia disini baik sarana maupun prasarananya sangat menunjang bagi
anak-anak. Sehingga bagi anak-anak, tinggal dan tumbuh kembang di negara
ini sangatlah menyenangkan. Semua terjamin dengan kualitas yang sangat
baik. Dan bagi orang-orang yang hidup dan lahir di negeri lain yang sedang
berkembang, tentu saja semua yang tersedia untuk anak-anak di negeri
Australia tersebut menjadi hal yang membuat iri.

Perlakuan orang dewasa baik guru, orangtua maupun pakar pendidikan kepada
anak-anak dari usia bayi sampai usia dua belas tahun, luar biasa bagus.
Namun sayang ketika mendekati remaja, mereka menganut paham kebebasan
sehingga anak remaja sudah diperbolehkan untuk tinggal berpisah dari
orangtua dan para anak remaja boleh menentukan jalan hidup sendiri. Dengan
kondisi seperti ini mulailah timbul apa yang dinamakan anak yang tumbuh
menjadi remaja yang mulai memberontak dengan prilaku antara lain berkata
keras, bebas mengeluarkan pendapat, membantah orangtua bahkan mengecam dan
menuding orangtua. Sementara itu budaya free sex tumbuh dimana-mana, para
remaja diperbolehkan dan dibebaskan untuk membawa pasangannya baik
laki-laki maupun perempuan di apartemen barunya yang terpisah dari orangtua
dengan dibiayai oleh pemerintah. Para remaja ini mendapatkan allowance
(tunjangan) untuk hidup sebagaimana orang dewasa, bebas dari tekanan dan
aturan orangtua. Kebebasan dan hak azasi manusia sungguh menjadi dasar yang
utama di negeri ini.

Kisah miris juga terjadi pada masyarakat muslim yang tinggal di negeri
kangguru ini. Ketika seorang ayah menegur keras anak gadisnya dikarenakan
anak gadisnya berhubungan dengan lelaki yang berwajah dan berprilaku kurang
baik, memakai anting-anting, rambut dicat warna-warni, celana panjang
sobek-sobek, lalu diketahui minum bir pula maka yang terjadi malah konflik
antara ayah dengan anak gadisnya. Ayah muslim baik-baik mana yang mau anak
gadis muslimahnya berhubungan mesra dengan lelaki seperti ini. Maka
hubungan anak perempuannya dengan lelaki yang kurang baik tadi sangat
dilarang dan berkali-kali menimbulkan konflik keras antara ayah dengan anak
gadisnya. Sampai suatu hari sang ayah tidak tahan karena anak gadisnya
sempat tidak pulang beberapa waktu, maka sang ayah pun menampar putrinya.
Lalu ketika putrinya mengadukan hal ini kepada kawan-kawannya dengan
memperlihatkan bekas tamparan ayahnya di pipi yang mulus itu, maka sang
anak gadis itu dipengaruhi kawan-kawannya untuk melapor ke polisi. Alhasil
sang ayah yang sebenarnya khawatir dan sayang kepada anak gadisnya ini,
ditangkap polisi dan ditahan di penjara selama beberapa waktu lamanya.

Kisah ini diceritakan oleh seorang ibu jemaah pengajian yang merasa heran
dengan sikap dan peraturan di negeri itu. Sungguh, kalau mau jujur tidak
ada orangtua yang mau berpisah dari anaknya. Bahkan mereka sedih bila sudah
tua karena tidak ada anak yang berkunjung atau memperhatikannya. Namun atas
dasar hak asasi manusia seorang anak diperbolehkan berbuat apa saja,
termasuk membantah orangtua dan bahkan berpisah dari orangtuanya. Padahal
pendidikan anak-anak di negeri itu dari sejak masih kecil sangat bagus
namun ketika menjelang dewasa (remaja), sistem yang berlaku membuat banyak
orangtua kehilangan anaknya, kehilangan dalam dua arti, kehilangan secara
fisik (anak tidak pernah berjumpa lagi dengan orangtuanya) dan kehilangan
secara maknawi (anak tidak dekat dan tidak peduli serta tidak ingat pada
orangtuanya lagi).

Orangtua yang telah membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang sejak
lahir, dengan mengikuti berbagai metode dan cara yang sangat bermutu,
ketika menginjak remaja seperti kehilangan ikatan keluarga dikarenakan
sistem yang katanya menjunjung hak asasi manusia. Hal tersebut bagaikan
"membangun lego yang rumit dan bagus dengan susah payah, namun kemudian
ketika lego itu sudah jadi akhirnya dihancurkannya sendiri dengan sistem
yang tidak tepat."

http://jisc.eramuslim.com/wp/pendidikan-di-negeri-barat-mereka-merusakkan-lego-yang-dibangunnya-sendiri/


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: