Minggu, 20 November 2011

[daarut-tauhiid] Sebelum Berislam, Lopez Casanova Pernah Mengkristenkan Ribuan Orang dalam Sepekan

Sebelum Berislam, Lopez Casanova Pernah Mengkristenkan Ribuan Orang
dalam Sepekan

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA - Melissa Lopez Casanova lahir dan
dibesarkan dalam sebuah keluarga Protestan yang sangat taat. Dalam
keluarganya ada beberapa pastor, penginjil, pendeta, dan guru. Kedua
orang tuanya menginginkan agar Lopez menjadi pemimpin Kristen.
Karenanya, sejak kecil ia dimasukkan di sekolah khusus untuk
mempelajari Alkitab.

Namun, Allah memberinya hidayah. Dalam perjalanan mempelajari Alkitab,
Lopez malah menemukan Islam. Ia pun memeluk agama Allah yang dibawa
oleh Nabi Muhammad SAW sebagai agama terakhirnya.

"Aku bersyukur dilahirkan dalam keluarga Protestan yang religius yang
memungkinkanku mempelajari Alkitab. Jika tidak, aku mungkin tidak
mampu memahami pesan Islam," ujarnya.

Lopez menjadi seorang Muslimah karena kepercayaan dan keyakinannya
terhadap Tuhan. "Itulah yang kemudian membuatku mengakui validitas
Islam sebagai agama dari Tuhan."

Lalu, bagaimana perjalanan spiritualnya dalam menemukan Islam?

meski Lopez tumbuh dalam keluarga yang religius, di California,
Amerika Serikatia bergaul dengan teman-teman Kristen dari sektor atau
denominasi yang bermacam-macam. Ia juga berteman dengan mereka yang
beragama Yahudi, juga seorang Saksi Yehuwa. "Aku tak pernah menghakimi
apa yang mereka yakini dan aku pun tidak memiliki ketertarikan
terhadap kelompok agama mana pun,'' ujarnya.

Menurut dia, Kristen nondenominasi seperti dirinya selalu diajarkan
bahwa, "Jika kamu percaya Kristus, kamu adalah seorang umat Kristen,
dan kita semua sama di mata Tuhan, apa pun denominasi yang membedakan
kita."

Seiring perjalanan Lopez dihadapkan pada sebuah kegamangan akan agama
yang dianutnya. "Aku tidak mengetahui seberapa lama Alkitab telah
diubah dan dimodifikasi. Setiap golongan dalam Kristen selalu
mengklaim bahwa golongan merekalah yang benar, sedang yang lainnya
salah."

Namun jauh di lubuk hatinya, Lopez selalu meyakini bahwa hanya ada satu Tuhan.

Ia pertama kali mendengar nama "Allah" dari pengajarnya di sekolah
Alkitab. "Orang Cina berdoa pada Buddha, dan orang Arab berdoa pada
Allah." Saat itu, ia menyimpulkan bahwa Allah adalah nama sebuah
berhala.

Kuliah di jurusan bisnis internasional membuat Lopez merasa perlu
menguasai bahasa asing untuk menunjang kariernya di masa depan. Atas
saran teman kuliahnya, Lopez mempelajari bahasa Arab.

"Temanku beralasan, negara mana pun yang memiliki penduduk Muslim
menggunakan bahasa Arab karena itu merupakan bahasa asli Alquran,"
katanya.

Saat itu, pada 2006, Lopez mendengar kata "Alquran" untuk pertama
kalinya. Di kelas bahasa Arab yang diikutinya, Lopez mengenal banyak
mahasiswa Muslim. Mereka umumnya keturunan Timur Tengah yang lahir dan
besar di AS.

Kelas pertama yang diambilnya pada 2006 bertepatan dengan bulan
Ramadhan. Lopez terkesan dengan amalan puasa yang dilakukan temanteman
Muslimnya. Ia memandangnya sebagai bentuk ketundukan hamba di hadapan
Tuhannya.

Lopez pun mencoba berpuasa, bukan karena tertarik menjadi Muslim,
melainkan semata untuk mengekspresikan ketundukannya sebagai umat
Kristen yang taat. "Itu pun karena puasa juga ada dalam agama Kristen.
Yesus pernah berpuasa selama 40 hari," katanya.

Pada bulan Ramadhan itu, seorang teman Muslim memberinya literatur
Islam dan sekeping compact disk (CD) yang ditolaknya. Ia teringat
ucapan ibunya, "Semua agama yang salah adalah benar menurut kitab
mereka." Lopez tak tergoda untuk mengenal Islam, agama asing yang
salah di matanya.

Mengkristenkan 55 ribu orang dalam sepekan

Musim panas 2008, Lopez bergabung dengan para misionaris Kristen dan
melakukan perjalanan ke Jamaika untuk sebuah misi Kristenisasi. Ia dan
timnya membantu orang-orang miskin di sana. Ia dan timnya dan berhasil
mengkristenkan sekitar 55 ribu orang dalam sepekan.

Sepulang dari Jamaika, Lopez berdoa memohon petunjuk. Ia ingin
melakukan lebih banyak pengabdian pada Tuhan. "Permintaan itu
dijawab-Nya dengan memberiku seorang teman Muslim," katanya.

Ia beberapa kali mengajak teman Muslimnya ke gereja dan berpikir bahwa
temannya akan terpengaruh dan menjadi seorang Kristen sepertinya.

Suatu saat, temannya mengatakan bahwa gereja adalah tempat yang bagus,
tetapi ia menyayangkan kepercayaan jamaatnya yang memercayai Trinitas.

"Sayangnya, temanku salah menguraikan pengertian dari Trinitas itu.
Aku hanya tertawa dan meralatnya," kata Lopez.

Ia sempat berpikir tentang betapa fatalnya jika ia melakukan hal yang
sama. Memberikan komentar soal agama lain yang tidak dipahami dengan
baik adalah sesuatu yang dinilainya sebagai ucapan yang kurang
berpendidikan.

Ia pun memutuskan mempelajari hal-hal mendasar tentang Islam. Lopez
mulai menemukan persamaan antara Kristen dan Islam. Itu terjadi ketika
ia mengetahui bahwa ternyata Yudaisme, Kristen, dan Islam berbagi
kisah dan nabi serta keti ganya dapat diusut asal muasalnya ingga
bertemu dalam silsilah sejarah yang sama.

"Sebenarnya, lebih banyak persamaan antara Kristen dan Islam dibanding
perbedaan antara keduanya," kata Lopez.

Suatu hari, ia kagum dengan teman Muslimnya yang tidak malu berdoa dan
shalat di tempat umum, dengan lutut dan kepala di atas lantai.
"Sementara, aku bahkan terkadang malu untuk sekadar menundukkan kepala
sambil memejamkan mata (berdoa) saat hendak makan di tempat-tempat
umum."


Perasaan 'aneh' saat mendengar ayat Alquran

Di lain hari, teman Muslimnya kembali ikut serta pergi ke gereja
bersama Lopez. Di tengah perjalanan dengan menggunakan mobil itu,
temannya memohon izin memutar CD Alquran di mobilnya karena ia sedang
mempersiapkan diri untuk shalat.

"Agar sopan, aku mengizinkannya. Selanjutnya, aku hanya ikut
mendengarkan dan menyimaknya," kata Lopez.

Hal yang tidak diduga pun terjadi. Ia masih ingat bagaimana ayat-ayat
Alquran yang didengarnya memunculkan sebuah perasaan aneh. Perasaan
itu berbaur dengan kebingungan yang tak bisa dijelaskan.

"Aku tidak bisa memahami mengapa diriku bisa mengalami perasaan
semacam itu terhadap sesuatu di luar Kristen," katanya.

Setelah beberapa lama pergolakan batin itu dirasakannya. Lopez
akhirnya memutuskan untuk mengenal jauh tentang Islam. Namun, hingga
hari penting itu, ia masih menyimpan perasaan takut. Hingga saat
menyetir mobilnya, ia berdoa, "Tuhan, lebih baik aku mati dan dekat
dengan-Mu daripada hidup selama satu hari, namun jauh dari-Mu."

Lopez berpikir, mengalami kecelakaan mobil saat menuju Islamic Center
San Diego untuk bersyahadat adalah membuktikan pilihan yang salah.
Namun, ia tiba di tujuan dengan selamat, dan mengikrarkan keislamannya
di hadapan publik.

Jumat itu, 28 Agustus 2008, beberapa hari menjelang Ramadhan, Lopez
memeluk Islam. "Sejak itu, aku adalah seorang Muslim yang bahagia,
yang mencintai shalat dan puasa. Keduanya mengajarkanku kedisiplinan
sekaligus ketundukan kepada Tuhan," katanya.

Redaktur: Siwi Tri Puji B
Reporter: Devi Anggraini


http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/11/11/15/luoqpv-sebelum-berislam-lopez-casanova-pernah-mengkristenkan-ribuan-orang-dalam-sepekan


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: