Sabtu, 26 November 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3522[2 Attachments]

Messages In This Digest (16 Messages)

Messages

1.

(Kabar Bahagia dan Sedih) Dokter Jualan Buku untuk Dapatkan Biaya Se

Posted by: "dr Dito" ditoanurogo@gmail.com   d17o

Fri Nov 25, 2011 6:26 am (PST)

[Attachment(s) from dr Dito included below]

Dear rekan-rekan....

Seandainya saja semua dokter di Indonesia bermurah hati dan mau berbagi
dengan sesama....

tentunya kejadian di bawah ini tak mungkin akan terjadi.....

Mohon maaf bila ada kata yang tiada berkenan di hati....

Salam sehat dan sukses selalu !!!

----------------------------------------------------------
dr. Dito Anurogo
Home Address: JL. Cinde Barat No. 4 Semarang 50256
Office: Keluarga Sehat Hospital, JL. P. Sudirman 9 Margorejo Pati Jawa
Tengah
Mobile: 0856 41 288 711

Dokter Indonesia Butuh Bantuan
02 November 2011 | 07:16 73

Dimuat di:
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/11/02/dokter-indonesia-butuh-bantuan/

Dari Abu Hurairah RA berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, €  '³Barang
siapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan
melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang
yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan
di akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan
menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong hamba-Nya
selama hamba itu menolong saudaranya. Dan barang siapa yang menempuh suatu
jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah,
membaca kitab Allah dan mempelajarinya bersama-sama, kecuali ketentraman
akan turun kepada mereka, rahmat akan memenuhi mereka, malaikat menaungi
mereka, dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya.
Barang siapa yang terlambat amalnya, maka nasabnya tidak akan mempercepat
(nasibnya).€  '´ (HR Muslim)

Mungkin judul di atas terasa menggelitik sebagian pembaca. Bukankah dokter
biasanya malah membantu? Bukankah dokter itu bergelimang uang? Benarkah?

Sebelumnya kami mohon maaf bila kisah nyata yang kami ceritakan ini terasa
terlalu terbuka, terlalu jujur, terlalu apa adanya€  '¥. Lebih baik, kan
daripada ada apa-apanya€  '¥.he he he€  '¥.

Ceritanya begini, bro€  '¥

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan€  '¥ karena kami sebagai salah satu
dokter Indonesia yang akan menjadi presenter alias pembicara di forum
nasional Women€  '²s Mental Health I.

Women€  '²s Mental Health I yang akan diselenggarakan pada tanggal 26-27
November 2011 di Surabaya. Kegiatan ini mengacu pada berbagai acara
konggres besar di dunia yang diselenggarakan oleh The International
Association of Women€  '²s Mental Health.

Nah, permasalahannya, hingga saat ini kami belum mendapatkan sponsorship
(baik untuk akomodasi, transportasi, dsb). Dari pihak RS Keluarga Sehat
Pati, tempat kami bekerja, kami hanya mendapatkan surat ijin, dan semua
biaya di luar tanggungan perusahaan. Padahal, kami membawa nama RS Keluarga
Sehat Pati di forum nasional tersebut€  '¥.Aneh, kan?

132019263828226407

Oleh karena itu, kami memberanikan diri untuk menjual karya (buku) karya
kami:

Judul: Cara Jitu Mengatasi Impotensi

Penerbit: ANDI Yogyakarta

Edisi Pertama Tahun 2011

Tebal: xiv + 258 halaman

Ukuran: 15 x 15 cm

Harga: Rp40 ribu

Buku ini menjelaskan secara detail dengan bahasa yang sangat mudah
dipahami, tentang seluk-beluk impotensi, yang meliputi:

1. Kinerja ereksi penis, beserta anatomi dan fisiologisnya

2. Pengertian impotensi

3. Penyebab impotensi

4. Ciri dan gejala impotensi

5. Klasifikasi impotensi

6. Usia rawan impotensi

7. Mitos seputar seks dan impotensi yang fenomenal

8. Diabetes mellitus dan impotensi

9. Merokok dan impotensi

10. Olahraga dan impotensi

11. Onani dan impotensi

12. Cara jitu mengatasi impotensi

13. Diet impotensi

14. Jamu antiimpotensi

15. Pijat refleksi dan akupunktur untuk impotensi

16. Serba-serbi impotensi

17. Dan banyak lagi tentang impotensi

Inilah fakta yang kami hadapi sekarang€  '¥. Gaji pokok bersih yang kami
peroleh belum mencapai Rp2juta, itupun masih dipotong dan dipakai untuk:

1. Pajak penghasilan

2. Jaminan hari tua

3. Membayar uang kos Rp300ribu per bulan (tidak ditanggung RS)

4. Biaya makan harian (tidak ditanggung RS)

5. Biaya transportasi Pati-Semarang (PP)

6. Biaya kesehatan bila sakit (hanya dapat potongan < 20% dari RS)

7. Keperluan harian

8. Dan biaya lainnya

Sekadar diketahui pula, bahwa orang tua kami sudah lama pensiun. Belum lagi
Ibu hanyalah Ibu rumah tangga biasa, yang kemarin sempat merasakan nyeri
dada kiri (mungkin serangan jantung, sebab kami berada di Pati saat
kejadian itu)€  '¥hiks hiks hiks€  '¥.

Gambar 1.jpg (terlampir)
dr. Benny Purwanto, MARS (kanan) mempromosikan buku €  '³Cara Jitu Mengatasi
Impotensi€  '´

Hal lain yang perlu diketahui, sejak kami launching buku ini (18 Oktober
2011), belum ada rekan sejawat, mitra di RS Keluarga Sehat Pati yang
tertarik membeli. Mereka sih, tertariknya kalau diberi GRATIS !!! he he he€  '¥
Atau, minimalnya pinjam, dan setelah dibaca (€  '¥lalu bukunya menjadi lusuh,
kotor, dsb) baru dikembalikan€  '¥ hiiks hiiks hiiks€  '¥ :-)

Gambar 2.jpg (terlampir)

Foto Suasana Saat Launching Buku di RS Keluarga Sehat Pati (Dok Pribadi)

Ada pengalaman dimana kami pernah menawarkan buku ini ke dokter spesialis
yang sudah senior di RS Keluarga Sehat Pati, beliau dengan tegas berkata
bahwa beliau hanya mau bila diberi GRATIS€  '¥. Padahal, apa sih arti uang Rp40
ribu untuk seorang spesialis? Ironis, kan?

Untuk mengajukan proposal ke berbagai perusahaan farmasi sepertinya hampir
mustahil, sebab biasanya mereka lebih suka memanjakan dan memprioritaskan
dokter spesialis. (Ya iyalah€  '¥ dokter spesialis secara perhitungan ekonomis
kan lebih potensial, lebih menguntungkan, dan lebih mempunyai €  '³ladang uang€  '´
daripada sekedar kami yang masih dokter umum)€  '¥.

Semoga para pembaca dan dermawan menjadi terketuk hatinya, setelah memahami
kisah yang kami alami.

[image: 13201926901803453502]dr. Benny Purwanto, MARS (kanan) mempromosikan
buku €  '³Cara Jitu Mengatasi Impotensi€  '´

Hal lain yang perlu diketahui, sejak kami *launching* buku ini (18 Oktober
2011), belum ada rekan sejawat, mitra di RS Keluarga Sehat Pati yang
tertarik membeli. Mereka sih, tertariknya kalau diberi GRATIS !!! he he he€  '¥
Atau, minimalnya pinjam, dan setelah dibaca (€  '¥lalu bukunya menjadi lusuh,
kotor, dsb) baru dikembalikan€  '¥ hiiks hiiks hiiks€  '¥ :-)

[image: 13201927421548069029]

Foto Suasana Saat Launching Buku di RS Keluarga Sehat Pati (Dok Pribadi)

Attachment(s) from dr Dito

2 of 2 Photo(s)

2.

Artikel â€" Pekerjaan Dengan Bayaran Tertinggi

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Fri Nov 25, 2011 6:27 am (PST)



Artikel € ¢â' '³ Pekerjaan Dengan Bayaran Tertinggi
€ ¢Â 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
€ ¢Â 
Catatan Kepala:€ ¢â' '½Gaji yang kita terima, belum tentu sesuai harapan. Sedangkan imbalan disisi Tuhan, pasti memuaskan.€ ¢â' '½
€ ¢Â 
Slip gaji diklasifikasikan sebagai dokumen confidential. Anda tentu tidak ingin orang lain mengetahui angka-angka yang tertulis dalam kertas slip gaji Anda, bukan? Kepada suami atau istri, mungkin tidak keberatan untuk memperlihatkannya. Tetapi kepada orang lain? Tentu tidak. Anehnya, kadang kita tergoda oleh rasa ingin tahu terhadap angka-angka yang tertera dalam slip gaji orang lain. Memang, Anda tidak bakal membuang-buang waktu untuk mengintipnya, apalagi secara paksa meminta orang lain memperlihatkannya. Tapi, jika ada kesempatan untuk melihatnya boleh jadi kosa kata yang kita gunakan berbunyi € ¢â' '¸kenapa tidak?€ ¢â' '¹. Lantas seandainya Anda € ¢â' '¸berhasil€ ¢â' '¹ mengetahui slip gaji orang lain, apakah hal itu akan berdampak positif bagi Anda ataukah malah sebaliknya?
€ ¢Â 
Ada sebuah kejadian menarik. Seorang manager secara tidak sengaja menemukan selembar kertas yang tergeletak dalam tray mesin foto copy kantornya. Untuk menggunakan mesin fotocopy itu dia harus memindahkan kertas € ¢â' '¸tak bertuan€ ¢â' '¹ itu. Ketika meraihnya, dia menyadari jika kertas itu berisi data tentang gaji manager lain yang baru saja di hire dari perusahaan lain. Secara tidak sengaja pula, terlihatlah angkanya.€ ¢Â  Dibandingkan dengan gajinya sendiri, beda berkali-kali lipat. Sejak saat itu, dia tidak bisa melupakan bahwa ternyata gaji yang selama ini diterimanya berbeda jauh dari kolega barunya. Dibawah deraan € ¢â' '¸informasi€ ¢â' '¹ yang mengejutkan itu, sang manager memiliki 2 pilihan; menghadap atasannya untuk meminta kenaikan gaji, atau memendam rasa kesal atas perbedaan gaji dengan orang baru yang belum tentu kerjanya bagus itu. Sang manager tidak mengambil kedua pilihan itu. Dia tetap mengingat kejomplangan itu, namun tidak membiarkannya berpengaruh buruk
bagi perasaan dan perilakunya. Dia terus saja bekerja sebagaimana biasanya. Beberapa waktu kemudian, dia mendapatkan lebih banyak kepercayaan dan pendapatan hingga jauh melampaui angka orang lain yang pernah dilihatnya itu. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menyelami kisahnya, saya ajak memulainya dengan memahami 5 prinsip Natural Intelligence berikut ini: € ¢Â Â Â 
€ ¢Â 
1.€ ¢Â Â Â Â Â  Bayaran adalah sebuah kepantasan. Bersediakah Anda bekerja tidak dibayar? Mungkin mau kalau pekerjaan itu dilakukan untuk lembaga amal dan sesekali saja. Tetapi, jika dilakukan untuk organisasi bisnis atau sudah menjadi rutinitas? Hmmh€ ¢â' ¦, sebaiknya Anda mempertimbangkan jawaban itu kembali. Wajar, jika kita tidak mau bekerja tanpa dibayar. Karena memang tidak pantas jika seseorang sudah bekerja untuk kita tetapi tidak mendapatkan bayaran yang sewajarnya. Bayaran atas pekerjaan yang dilakukan seseorang berbeda dengan tips. Boleh saja jika kita tidak memberi tips kepada seorang pelayan restoran yang menjalankan tugasnya untuk menyajikan makanan. Tetapi, kepada pembantu rumah tangga yang menyediakan makanan itu; wajib hukumnya untuk membayar gajinya. Setiap orang berhak mendapatkan pembayaran sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya. Dan orang atau seseorang yang mewakili lembaga yang mempekerjakannya berkewajiban untuk melakukan pembayaran
itu. Karena bayaran adalah sebuah kepantasan.
€ ¢Â 
2.€ ¢Â Â Â Â Â  Bayaran tidak pernah sepadan. Berapa bayaran yang Anda terima dalam sebulan? Sekarang coba bandingkan antara besarnya bayaran itu dengan resiko yang Anda hadapi dalam menjalankan pekerjaan itu. Resiko disepenjang perjalanan dari rumah menuju ke kantor, atau sebaliknya. Resiko selama melakukan pekerjaan itu. Resiko dalam perjalanan dinas diatas pesawat terbang, ditempat asing, atau di proyek.€ ¢Â  Bagaimana dengan terkena serangan jantung di ruang kerja kita yang nyaman? Atau, resiko € ¢â' '¸kecil€ ¢â' '¹ lainnya yang sering tidak kita sadari semisal; anak yang jarang bertemu ayah ibunya yang sibuk. Berapapun bayaran yang kita terima, tetap tidak pernah bisa sepadan dengan resiko yang dihadapi. Boleh dikata setiap pekerjaan memiliki resiko yang lebih besar daripada rupiahnya. Oleh karenanya, bekerja hanya dengan dorongan mendapatkan uang sungguh sangat dangkal. Kita perlu menambahkan € ¢â' '¸kejaran atau penghasilan€ ¢â' '¹ lain dalam bekerja melampaui keingingan
kita untuk mendapatkan uang. Misalnya, perasaan yang dihasilkan salah seorang sahabat saya ketika mampu membantu bawahannya menapaki karir yang bahkan lebih tinggi dari dirinya. Atau ketika berhasil membuat pelanggannya tersenyum. Bagi sahabat saya itu, bahagia yang dirasakan didalam hatinya melampaui jumlah rupiah yang diterimanya setiap bulan. Bagaimana dengan Anda?
€ ¢Â 
3.€ ¢Â Â Â Â Â  Bayaran membatasi pemberdayaan diri. Bagi sahabat yang saya ceritakan itu, pembayaran yang diterimanya tidak membatasi dirinya untuk terus mendedikasikan seluruh kapasitas diri untuk pekerjaannya meski tahu dia dibayar lebih rendah dari kolega barunya. Sungguh sebuah kualitas yang langka. Kebanyakan orang terdemotivasi lalu mengurangi kualitas atau kegigihannya dalam bekerja. Hal itu dilakukan bahkan dalam keadaan € ¢â' '¸tidak tahu€ ¢â' '¹ apakah orang lain dibayar berkali lipat lebih tinggi atau tidak. Kadang kita juga tergoda untuk bekerja asal-asalan hanya karena € ¢â' '¸merasa€ ¢â' '¹ pantas dibayar lebih tinggi. Tidak salah dengan € ¢â' '¸perasaan€ ¢â' '¹ seperti itu. Yang salah adalah cara kita mengekspresikannya. Mengurangi kualitas kerja sama sekali tidak bisa membawa kita kepada kemungkinan untuk mendapatkan bayaran yang kita anggap pantas. Sahabat saya tidak menukar kesediaannya dalam bekerja dengan besar kecilnya gaji yang didapatkannya. Dia tidak menjadikan
gaji sebagai alat penakar terhadap € ¢â' '¸berapa banyak yang dia kontribusikan€ ¢â' '¹. Dan jalur yang ditempuhnya terbukti ampuh mengantarnya meraih sesuatu yang diimpikan banyak orang. Disaat orang lain mengejarnya, dia malah dihampirinya. Mengapa bisa begitu? Karena kebanyakan orang menakar kinerjanya dengan gaji saat ini. Sedangkan dia terus memberdayakan diri tanpa memusingkan berapa bayaran yang sekarang diterimanya.
€ ¢Â 
4.€ ¢Â Â Â Â Â  Menetapkan tarip bayaran tertinggi. € ¢â' '¼Mengapa elo tidak mengharapkan bayaran yang tertinggi?€ ¢â' '½ begitu saya bertanya kepadanya.€ ¢Â  Pertanyaan itu dibalas oleh sebuah respon yang mengejutkan. € ¢â' '¼Lebih baik jika elo tanya; berapa tarip bayaranku,€ ¢â' '½ katanya. € ¢â' '¼Baiklah,€ ¢â' '½ kata saya. € ¢â' '¼Berapa berapa tarip bayaranmu?€ ¢â' '½ Sebuah respon mengejutkan lain yang saya dapatkan. Sahabat saya mengatakan bahwa tarip bayarannya adalah sebuah angka yang tidak bisa dipenuhi oleh pemberi kerja manapun. Baginya itu bukanlah sebuah lelucon. Katanya; € ¢â' '¼makanya aku tidak pernah bekerja untuk siapapun selain untuk Dzat yang pasti sanggup memberiku bayaran dengan tarip tertinggi itu.€ ¢â' '½ Hmmh, sekarang saya mengerti. Dia melangkahkan kaki dari rumahnya menuju ke tempat kerja dengan Bismillah diiringi tekad untuk melayani seseorang pada hari itu melalui pekerjaan yang dijalaninya. Tidak pernah ada keluh kesah singgah dihatinya. Bahkan dalam keadaan serba
menyakitkan dan menyulitkan sekalipun. Dia yakin, semakin sulit pekerjaan yang dilaluinya hari itu; semakin tinggi tarip bayaran dari € ¢â' '¸sang pemberi pekerjaan€ ¢â' '¹ itu. Begitulah caranya menetapkan tarip bayaran tertinggi. Dia menganggap apapun yang harus dilakukannya hari itu sebagai pekerjaan yang diberikan oleh Tuhan, untuk ditunaikannya. Maka, wajar jika tarip tertinggi yang ditetapkannya itu hanya bisa dibayar lunas oleh Sang Pemberi Kerja itu.
€ ¢Â 
5.€ ¢Â Â Â Â Â  Syarat mendapat bayaran tertinggi. Saya penasaran, bagaimana caranya mendapatkan tarip tertinggi itu? Jangan-jangan syaratnya sangat sulit? Bukankah semakin tinggi angka yang kita minta tentunya akan semakin sulit juga untuk mendapatkannya? Seseorang mungkin harus menjadi direktur untuk mendapatkan bayaran puluhan atau ratusan juta. Bagaimana mungkin karyawan yang tidak menduduki posisi tinggi seperti kita ini bisa mendapatkan bayaran dengan tarip tertinggi itu? Jabatan kita, ternyata tidak menentukan kualitas kerja kita. Dan posisi kita, sama sekali tidak mewakili kontribusi kita. Oleh karenanya, bayaran dengan tarip tertinggi itu tidak ada kaitannya dengan jabatan. Tangan kita ini, adalah anugerah bernilai tinggi. Ketika anugerah tangan ini disyukuri dengan menggunakannya untuk melakukan pekerjaan yang disukai Tuhan, maka Tuhanpun membayarnya dengan tarip tertinggi. Begitu pula dengan mata, kaki, kepala dan sekujur tubuh kita. Seperti
sahabat saya itu. Dia tabah saat dimarahi pelanggannya. Dia tetap tegar setelah diomeli habis-habisan oleh atasannya. Dia tenang saja waktu tahu dicurangi temannya. Dan dia juga begitu telatennya mengembangkan anak buahnya. Mengapa? Karena dia percaya jika setiap orang yang berkaitan dengan pekerjaannya adalah kiriman Tuhan. Sungguh, Tuhanlah yang menjadikan mereka sebagai sarana untuk memberinya pekerjaan pada hari itu. Maka melayani mereka, serasa melayani Tuhannya.€ ¢Â  Sesederhana itulah syaratnya.
€ ¢Â 
Boleh saja jika kita berusaha mengejar bayaran tinggi atas pekerjaan yang kita lakukan. Menyebar CV atau mengejar posisi yang lebih tinggi lagi. Tetapi hendaknya janganlah kita melupakan bahwa ada pekerjaan-pekerjaan sederhana dengan tarip bayaran yang paling tinggi. Yaitu pekerjaan yang dikirim oleh Tuhan melalui kehadiran orang-orang disekitar kita. Mungkin mereka adalah pelanggan produk-produk kita. Mungkin juga atasan kita. Boleh jadi bawahan kita. Atau kolega. Bahkan boleh jadi, mereka adalah orang-orang yang tidak kita kenal, tidak pula kita pernah berjumpa. Marilah kita layani mereka dengan niat untuk melayani Dzat yang mengirimkan mereka kepada kita.€ ¢Â  Pasti kita akan dengan riang hati melakukannya. Maka apapun jenis profesi kita; kita bisa menjadikannya sebagai pekerjaan dengan bayaran tertinggi.
€ ¢Â 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman € ¢â' '³ 11 November2011
Trainer Bidang Kepemimpian dan Pembedayaan Diri
Penulis buku € ¢â' '½Natural Intelligence Leadership€ ¢â' '½(Tahap editing di penerbit)
€ ¢Â 
Catatan Kaki:
Pekerjaan dengan gaji tertinggi bukanlah profesi bergengsi yang menghasilkan banyak uang. Melainkan pekerjaan apapun yang memiliki nilai dimata Tuhan.
€ ¢Â 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

3.

Info lomba Blog

Posted by: "galuh pramono" galoeh11_arch@yahoo.com   galoeh11_arch

Fri Nov 25, 2011 6:30 am (PST)



Dear All,
Buat yang suka nulis, ada info nih...
VIVAnews
bekerjasama dengan AusAid menyelenggarakan Blogging Contest tentang Aids.
Kiranya
teman-teman berkenan untuk menyebarluaskan informasi ini kepada rekan-rekan
€ ¦ 
€ ¦ 
Adapun
Timeline:
10 November - 30 November 2011
Masa submit blog dan penjaringan

1 Desember - 5 Desember 2011
Masa penjurian untuk mencari 10 blogger yang akan dikirim ke Bali

7 Desember - 9 Desember 2011
Pengiriman 10 blogger ke Bali untuk membuat artikel Blog tentang HIV/AIDS

10 Desember - 12 Desember 2011
Masa penulisan blog dari hasil kunjungan ke Bali

13 Desember - 16 Desember 2011
Masa penjurian untuk mencari 3 pemenang utama dan 7 pemenang hiburan

20 Desember 2011
Pengumuman 10 pemenang dalam acara Talkshow tentang AIDS di FX Plaza
€ ¦ 
Selengkapnya bisa dilihat di: http://www.vivanews.com/aids_govlog
€ ¦ 
Berhadiah field trip ke Bali untuk 10 nominator, dan Apple sbg hadiah utama, Samsung, dan kamera :)

Terimakasih J
€ ¦ 
€ ¦ 
Best Regards
Galuh Prasamuarsi Parantri
vidatra 2000 | The Hermes | Twitter @galoeh11 | BLog http://galoeh11.blogspot.com
4.

Artikel € ¢â' '³ Seorang Pemimpin, Mesti Ngapain?

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Fri Nov 25, 2011 6:31 am (PST)



Artikel € ¢â' '³ Seorang Pemimpin, Mesti Ngapain?
€ ¢Â 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
€ ¢Â 
Catatan Kepala:€ ¢â' '½Seorang pemimpin memposisikan diri dibarisan terdepan bagi orang-orang yang dipimpinnya, bukan bertengger diatas kepala mereka. € ¢â' '½
€ ¢Â 
Dibanyak tempat, kita bisa mendengar orang yang mengeluhkan tentang kepemimpinan seseorang. Biasanya, tentang atasannya. Bunyinya macam-macam, namun intinya sama. Hal ini menunjukkan adanya jurang pemisah yang cukup lebar antara harapan orang-orang yang dipimpin dengan kualitas kepemimpinan yang ditunjukkan oleh sang pemimpin. Kepemimpinan itu merupakan tanggung jawab yang sangat berat. Setidaknya, begitulah yang pernah saya rasakan. Oleh karenanya, hanya bisa ditunaikan oleh orang-orang yang memiliki komitmen untuk melayani. Mereka yang hanya ingin dilayani tidak akan mungkin berhasil menjalankan misi kepemimpinannya. Maka jika ada suatu kelompok kerja yang berantakan, boleh jadi itu disebabkan karena pemimpinnya belum melakukan apa yang seharusnya dia lakukan dalam melayani orang-orang yang dipimpinnya. Memangnya apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin?
€ ¢Â 
Salah satu lokasi bermain favorit saya sewaktu kecil adalah stasiun kereta api. Hal paling menarik dari kereta api adalah ketika lokomotifnya bergerak menarik gerbong-gerbong yang berjejer. Sebuah lokomotif lebih sering berada di depan. Dia juga tidak pernah meninggalkan salah satu gerbongnya tertinggal ditengah jalan. Persis seperti itulah makna kepemimpinan. Sebagai pemimpin, kitalah yang menjadi lokomotif yang menentukan arah dan kecepatan gerakan anak buah kita seperti lokomtif yang menarik semua gerbongnya. € ¢Â Jika lokomotif itu diam, maka gerbong pun diam. Makanya, jika kelompok kerja kita dinilai kurang dinamis, kita perlu introspeksi; apakah sebagai seorang pemimpin kita sudah menjadi lokomitif yang yang baik? Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menjadi lokomotif kelompok kerja yang baik, saya ajak memulainya dengan memahami 5 prinsip Natural Intelligence berikut ini: € ¢Â Â Â 
€ ¢Â 
1.€ ¢Â Â Â Â Â  Menjadi mesin bagi kelompok kerja. Sebuah perusahaan hanya merekrut orang-orang terbaik. Sistem seleksi mereka sangat ketat sehingga orang sembarangan tidak mungkin bisa lulus. Kemudian orang-orang terbaik itu dibagi kedalam beberapa kelompok dengan bobot pekerjaan yang sebanding. Di awal tahun, setiap team mengajukan gagasan-gagasan yang brilian. Lalu mereka mendapatkan kesempatan untuk merealisasikannya. Di akhir tahun, sebagian besar kelompok menghasilkan pencapaian sesuai harapan. Tetapi, ada satu team yang menonjol. Bukan hanya hasilnya yang lebih baik, melainkan juga lebih banyak lagi inisiatif yang mereka buat. Antusiasme mereka sangat tinggi. Dan hubungan emosional mereka sangat erat. Apa yang terjadi? Sama seperti gerbong-gerbong yang berjejer di stasiun kereta api di kota kewedanaan kami. Pergerakan mereka sangat ditentukan oleh lokomotifnya. Bahkan orang-orang terbaikpun membutuhkan seorang pemimpin yang sanggup menggerakkan
mereka. Jika tidak, mereka hanya akan menjadi sekumpulan orang hebat yang memiliki begitu banyak kemampuan namun tidak terdayagunakan. Sebagai seorang atasan, kita adalah mesin bagi orang-orang yang kita pimpin. Jika kita tidak bergerak, mungkin mereka akan tetap jalan ditempat. Maka kitalah yang menentukan baik buruknya kinerja mereka.
€ ¢Â 
2.€ ¢Â Â Â Â Â  Menentukan arah pergerakan kelompok. Di stasiun itu ada begitu banyak rel yang saling berseliweran. Rumit sekali. Masing-masing menghubungkan jalur utama dengan pool gerbong-gerbong kosong. Setelah gerbong yang satu disambungkan dengan gerbong yang lainnya, lokomotif membawa gerbong-gerbong itu memasuki jalur yang seharusnya, lalu melaju ke arah tujuannya masing-masing. Bahkan orang-orang terbaikpun membutuhkan seorang pemimpin yang sanggup memberikan arah kepada mereka. Jika tidak, mereka hanya akan menjadi sekumpulan orang hebat yang bergerak kearah mana saja yang mereka suka. Sebagai seorang atasan, kita adalah penentu arah bagi orang-orang yang kita pimpin. Arah yang dimaksud bisa berupa sasaran-sasaran jangka pendek, atau jangka menengah. Bisa juga berupa visi jangka panjang. Kearah yang kita € ¢â' '³ sebagai pemimpin € ¢â' '³ tentukan itulah semua orang akan bergerak secara serempak. Jika kita tidak memberi arah yang jelas, mungkin mereka akan
memasuki jalur yang keliru sehingga tidak bisa sampai ke tempat yang seharusnya kita tuju.
€ ¢Â 
3.€ ¢Â Â Â Â Â  Menempatkan diri digaris terdepan. Sepanjang yang saya ingat, lokomotif itu jarang sekali berada diposisi yang paling belakang. Dia lebih sering berada di garis paling depan. Hanya sesekali saja dia € ¢â' '¸mendorong€ ¢â' '¹ gerbong, yaitu ketika dia sedang mengatur letak parkir di pool atau pada saat sedang menyambungkan gerbong yang satu dengan lainnya. Dia memang butuh maju dan mundur. Namun ketika rangkaian kereka api itu sudah siap untuk melaju ke tempat tujuan; sang lokomotif senantiasa berada didepan. Begitu pula halnya dengan seorang pemimpin. Dia tidak hanya berteriak dibelakang meja. Dia juga bersedia berada dibarisan paling depan perjuangan yang dihadapi anak buahnya. Dalam konteks ini, tidak berarti kita mengerjakan tugas-tugas mereka. Karena dalam kepemimpinan berlaku premis € ¢â' '¼Do your part, I do mine.€ ¢â' '½ Setiap orang punya tugas dan perannya masing-masing. Namun semua peran itu hanya akan bisa berjalan dengan baik, jika setiap komponen
menunaikan tugasnya dengan baik, dan seperti lokomotif € ¢â' '³ pemimpinnya berada di garis terdepan usaha-usaha yang mereka perjuangkan.
€ ¢Â 
4.€ ¢Â Â Â Â Â  Terus menerus menyemangati. Sebelum kereta berangkat, terdengar bunyi peluit yang khas sekali. Tidak ada peluit lain yang bunyinya seperti itu. Sesaat kemudian lokomotif di stasiun kereta kami mengepulkan asap hitam diiringi bunyi € ¢â' '¸gujes-gujes€ ¢â' '¹ tiada henti. Gerbong-gerbong mengikutinya dibelakang sambil mengeluarkan bunyi € ¢â' '¸gemeretak duk duk duk€ ¢â' '¹. Gujes-gujes di depan dibalas dengan geretak duk duk duk di belakang. Disepanjang perjalanan itu, seluruh rangkaian gerbong kereta api berlari sambil menyanyikan lagu mars penyemangat yang terus memnggelora. Seperti itulah gambaran sebuah team yang seharusnya. Pemimpinnya berlari di garis depan sambil tiada henti-hentinya menyemangati, sedangkan orang-orang yang dipimpinnya terus mengikuti sambil meneriakan yel-yel pembakar semangat. Orang-orang yang kita pimpin, membutuhkan dorongan semangat yang tidak pernah putus-putusnya. Maka sebagai seorang pemimpin, kita berkewajiban untuk menyumplai
dorongan semangat itu. Selama kita tidak mengenal lelah menyemangati mereka, maka mereka tidak akan pernah kehilangan semangat itu. Karenanya, salah satu fungsi penting dalam proses kepemimpinan kita adalah, terus menerus menyemangati mereka.
€ ¢Â 
5.€ ¢Â Â Â Â Â  Menambahkan € ¢â' '¸human touch€ ¢â' '¹. Menjadi pemimpin yang memiliki sifat-sifat lokomotif itu sudah termasuk top banget. Namun, ada satu aspek yang tidak dimiliki oleh lokomotif meskipun hal itu merupakan fungsi kepemimpinan yang sangat penting. Ini bukan soal kelemahan pada lokomotif, namun fakta yang menunjukkan bahwa memimpin manusia itu sungguh sangat berbeda dengan memimpin € ¢â' '¸gerbong-gerbong€ ¢â' '¹. Sebagai seorang pemimpin, kita membutuhkan pemahaman ini. Realitasnya, kita memimpin € ¢â' '¸mahluk€ ¢â' '¹ yang tidak begitu saja mengikuti kita, atau manut saja terhadap apapun yang kita mintakan mereka melakukannya. Oleh sebab itu, kita membutuhkan kemampuan yang disebut € ¢â' '¸human touch€ ¢â' '¹, alias sentuhan manusiawi. Artinya, kepemimpinan yang € ¢â' '¸memanusiakan€ ¢â' '¹ mereka. Karena manusia ingin didengar, maka memanusiakan berarti bersedia mendengar. Karena manusia punya aspirasi, maka itu juga berarti kesediaan untuk mendorong dan menyokong aspirasi mereka.
Karena manusia mempunyai keinginan untuk dihargai, maka human touch juga berarti kesediaan untuk menghormati dan menghagai harkat martabat orang-orang yang kita pimpin. Pendek kata, seorang pemimpin yang bersedia untuk mempertimbangkan seluruh aspek kemanusiaan orang-orang yang dipimpinnya.
€ ¢Â 
Guru kehidupan saya mengabarkan bahwa diantara orang-orang yang paling disukai oleh Tuhan dihari perhitungan adalah orang-orang yang semasa hidup menjadi pemimpin yang adil. Sebaliknya, orang yang paling dibenci Tuhan pada hari itu adalah orang-orang yang semasa hidupnya menjadi pemimpin yang lalai. Maka menjadi pemimpin adalah sebuah pertaruhan; untuk menjadi pribadi yang dicintai Tuhan, atau dibenciNya. Jika sekarang kita sudah mendapatkan amanah kepemimpinan itu, maka dihari kebangkitan nanti kita akan dihadapkan pada kedua kemungkinan itu. Mumpung masih ada waktu, mari kita belajar lagi untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Agar kelak, kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang dicintai Tuhan berkat amanah kepemimpinan yang kita tunaikan. € ¢Â 
€ ¢Â 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman € ¢â' '³ 14 November2011
Trainer Bidang Kepemimpian dan Pembedayaan Diri
Penulis buku € ¢â' '½Natural Intelligence Leadership€ ¢â' '½(Tahap editing di penerbit)
€ ¢Â 
Catatan Kaki:
Didunia: kepemimpinan adalah hasil melalui orang lain. Diakhirat: kepemimpinan adalah amal untuk orang lain.
€ ¢Â 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
5.

Artikel € ¢â' '³ Teman Sekantorku Atau Temanku Dikantor?

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Fri Nov 25, 2011 6:32 am (PST)



Artikel € ¢â' '³ Teman Sekantorku Atau Temanku Dikantor?
€ ¢Â 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
€ ¢Â 
Catatan Kepala:€ ¢â' '½Segala sesuatu tentang kantor akan sirna kecuali kenangan manis yang kita bangun bersama teman-teman baik.€ ¢â' '½
€ ¢Â 
Ketika kita menyebut € ¢â' '¸teman sekantor€ ¢â' '¹, sebenarnya kita tidak benar-benar ingin menyebutnya sebagai € ¢â' '¸teman€ ¢â' '¹. € ¢â' '¸Dia bekerja di kantor yang sama dengan kita,€ ¢â' '¹ hanya itu maksudnya. Sekarang, saya ingin mengajak Anda untuk benar-benar € ¢â' '¸berteman€ ¢â' '¹ dengan mereka, bukan sebatas status sebagai sesama karyawan di perusahaan yang sama. Apa memang perlu begitu? Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mempunyai teman baik dikantor, kehidupan kerjanya jauh lebih menyenangkan daripada orang-orang yang hanya sibuk dengan urusannya sendiri. Hal ini tidak hanya berdampak kepada pribadi orang tersebut, melainkan juga kepada tingkat kepuasannya dalam bekerja. Maksudnya, orang yang berhasil membangun pertemanan yang baik di kantor lebih bisa menikmati pekerjaannya. Apakah Anda merasakan hal yang sama?
€ ¢Â 
Pekerjaan selesai tepat waktu dengan kualitas yang nyaris sempurna. Itulah obsesi saya di tahun-tahun awal perjalanan karir. Segala kebutuhan sudah terpenuhi di ruang kerja sehingga tidak banyak waktu terbuang percuma. Termasuk lunch box yang dibawa dari rumah. Dengan orang lain, saya berhubungan seperlunya untuk urusan pekerjaan. Semuanya jadi efisien. Namun kemudian saya menyadari, bahwa ternyata saya tidak memiliki banyak teman. Karir saya baik. Pendapatan saya cukup. Tetapi, saya seperti sendirian. Lalu saya bertanya; apakah karir seperti ini yang saya inginkan? Tiba-tiba saja saya menyadari bahwa saya membutuhkan lebih dari sekedar lap top, meja kerja, telepon dan tumpukan dokumen. Saya membutuhkan lebih dari sekedar € ¢â' '¸orang sekantor€ ¢â' '¹. Saya membutuhkan seseorang yang bisa menjadi sahabat bukan karena proyek yang harus dikerjakan bersama. Melainkan pertemanan sesuai fitrah manusia. Lalu saya memutuskan untuk mengubah cara bergaul dengan
teman-teman dikantor. Hasilnya? Kehidupan karir dan pribadi saya jauh lebih baik dari sebelumnya. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar membangun hubungan dengan teman dikantor, saya ajak memulainya dengan memahami 5 prinsip Natural Intelligence berikut ini: € ¢Â Â Â Â 
€ ¢Â 
1.€ ¢Â Â Â Â Â  Mencari teman untuk tersenyum. Setiap orang membutuhkan rasa bahagia didalam hatinya. Kebahagiaan itu terpancar melalui raut wajahnya. Makanya, salah satu ciri orang bahagia adalah senyumnya yang indah menghias wajah. Walhasil, orang yang jarang tersenyum dikantor boleh jadi bukanlah orang yang bahagia. Masalahnya, untuk bisa tersenyum kita membutuhkan orang lain. Kita tidak mungkin tersenyum sendirian sambil tetap berharap disebut sebagai orang waras. Singkatnya, kita butuh orang lain agar bisa tersenyum secara sehat. Dan dengan senyum itu, kita bisa mendapatkan kebahagiaan yang kita dambakan di tempat kerja. Maka tidak ada cara lain untuk bahagia di kantor selain menjadikan teman-teman di kantor sebagai sahabat kita. Karena tanpa mereka, kita tidak akan pernah bisa tersenyum. Dan tanpa senyum rasa bahagia tidak pernah bisa menjadi milik kita.
€ ¢Â 
2.€ ¢Â Â Â Â Â  Merasa senasib sepenanggungan. Kita semua di kantor ini adalah para pribadi yang sedang memperjuangkan hidup. Mungkin kita punya alasan masing-masing. Tetapi, kita sedang sama-sama berjuang untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Jujur saja; jika Anda bekerja dikantor itu, belum tentu Anda memang benar-benar ingin bekerja disana. Mungkin karena rewardnya yang besar. Mungkin karena jabatannya. Mungkin karena ada alasan lain. Jika Anda bisa mendapatkan semua yang Anda peroleh itu ditempat lain, apakah Anda masih ingin bekerja disana? Mungkin ya, mungkin tidak. Semuanya tidak mutlak. Namun satu hal yang pasti bahwa cepat atau lambat kita tidak akan bisa lagi bekerja disana. Meskipun kita masih ingin, tetapi hal itu tidak mungkin sehingga kita pun harus meninggalkannya. Itu tidak hanya saya dan Anda saja yang mengalami. Semua orang juga begitu. Makanya, kita dan orang-orang dikantor sebenarnya senasib sepenanggungan. Alangkah baiknya jika
kita bisa saling menjaga perasaan dalam pergaulan yang lebih sehat dengan sesama teman di kantor.
€ ¢Â 
3.€ ¢Â Â Â Â Â  Hubungan dua arah. Tidak seorang pun selalu berada dalam puncak semangat selama bekerja. Naik dan turun pasti terjadi. Ketika sedang € ¢â' '¸down€ ¢â' '¹, kita membutuhkan seseorang yang bisa membantu kita kembali € ¢â' '¸up€ ¢â' '¹. Orang lain pun membutuhkan kita untuk alasan yang sama. Kita melihat banyak orang yang kehilangan motivasi, dan akhirnya gagal menjalani karirnya. Meski mereka tidak sampai tersingkir, tetapi menjalani keseharian dengan terpaksa dan tanpa gairah. Disekitar kita ada banyak orang seperti itu yang membutuhkan seseorang untuk kembali bangkit. Pada saat yang lain, mungkin kita sendirilah yang mengalami situasi sulit seperti itu. Dengan begitu, kita bisa saling menghibur dikala susah. Saling memotivasi saat kehilangan arah. Saling menguatkan saat sedang lelah. Dan tentu saling berkontribusi dalam pencapaian masing-masing sehingga hubungan saling menguntungkan itu bisa berjalan dua arah.
€ ¢Â 
4.€ ¢Â Â Â Â Â  Membangun jembatan emosi. Jika berteman dengan tulus, kita tidak lagi memiliki sifat dengki. Kita justru senang ketika teman kita mendapatkan sesuatu. Disaat begitu banyak orang yang € ¢â' '¸tersiksa€ ¢â' '¹ batinnya karena kalah bersaing dengan orang lain, teman yang tulus justru ikut bahagia dengan merayakan kemenangan temannya. Bahkan jika mereka sedang saling bersaing; mereka tetap menjaga agar tidak saling menyakiti atau mencurangi. Apalagi saat tidak sedang bersaing. Teman kita memberi dukungan penuh seperti halnya kita yang selalu mendukung mereka. Beda banget dengan orang-orang yang tidak memiliki teman di kantornya. Mereka tidak memiliki keterikatan emosi apapun dengan orang lain, karena hubungannya hanya dibangun atas dasar tuntutan pekerjaan. Pertemanan kita membangun jembatan emosi positif, sehingga kita tidak tertarik lagi untuk saling mengakali atau mencurangi.
€ ¢Â 
5.€ ¢Â Â Â Â Â  Membuat kenangan positif. Pekerjaan kita hanya sementara. Jika tiba saatnya nanti, kita akan diminta untuk mengembalikan semuanya kepada perusahaan. Sejak saat itu, kita tidak lagi memiliki hubungan apapun dengan perusahaan. Namun, ada yang tidak berakhir begitu saja, yaitu; persahabatan yang telah kita bangun dengan teman-teman dikantor. Sesekali mungkin Anda akan merindukan kantor yang sudah Anda tinggalkan itu. Namun kerinduan itu bukan kepada pekerjaannya, melainkan kepada orang-orang yang pernah menjalin hubungan yang baik dengan Anda. Tidak seorang pun dapat merenggut kenangan indah itu dari benak kita. Setiap kebaikan yang kita berikan kepada rekan sejawat di kantor, atau kebaikan yang mereka lakukan untuk kita; akan menjadi kenangan abadi kita.
€ ¢Â 
Saya pernah diingatkan seorang sahabat yang mewanti-wanti dalam bergaul dengan seseorang yang dinilainya sebagai pribadi yang € ¢â' '¸licik€ ¢â' '¹. € ¢â' '¼Hati-hati,€ ¢â' '½ katanya, € ¢â' '¼Dia bisa menusuk dari belakang.€ ¢â' '½ Saya mengakui jika nasihat itu bagus. Namun, saya memutuskan untuk terus berteman dengan siapapun di kantor. Jikapun benar ada orang yang licik, saya percaya satu hal; orang lain tidak akan pernah bisa berbuat licik kepada orang yang tahu bagaimana cara menghadapinya. Maka bertemanlah dengan siapapun di kantor Anda. Maka Anda akan mendapatkan lebih banyak manfaat. Dan kehidupan kerja Anda akan menjadi lebih baik lagi.
€ ¢Â 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman € ¢â' '³ 15 November2011
Trainer Bidang Kepemimpian dan Pembedayaan Diri
Penulis buku € ¢â' '½Natural Intelligence Leadership€ ¢â' '½(Tahap editing di penerbit)
€ ¢Â 
Catatan Kaki:
Jika sudah tidak lagi bekerja disana, Anda ingin dikenang sebagai pribadi seperti apa?
€ ¢Â 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
6a.

Re: Foto

Posted by: "penulistetap" nunikutami31@gmail.com

Fri Nov 25, 2011 6:36 am (PST)



Hihihi, lucu juga ya.

Kalau saya termasuk yang benar-benar mempersiapkan foto untuk profil buku.

Bukan sengaja bikin yang backgroundnya lagi liburan, sih. Juga bukan yang kayak foto untuk taaruf atau foto semasa kecil.

Tapi saya siapkan foto yang ukurannya pas untuk mempermudah layouter :D

Dan, saya juga belum pernah menamai file dengan 'Cewek Cantik'. Hehehehe...


Sent from my BlackBerry€ ¢Â®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: novikhansa.me@gmail.com
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Tue, 15 Nov 2011 09:03:52
To: sekolah kehidupan<sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>; milis pembaca asma nadia<pembacaasmanadia@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: [sekolah-kehidupan] Foto

Sebagai seorang layouter, saya tak hanya berurusan dengan yang namanya naskah saja, tapi juga printilannya, seperti sampul buku buat inspirasi desain isi dan foto. Foto penulis tentunya, masa foto presiden :P Kecuali kalau yang menulis buku adalah presiden.

Suatu hari, sebuah e-mail masuk dari seorang editor. Isinya foto saja. Yah, kadang tidak berbarengan antara naskah dan printilannya itu, hehe.
€ ¢ï¿¼
Ada yang aneh dari nama file di sana, "Cowok Ganteng". Eaaaaaa, bisa-bisanya dinamain begitu. Konon kata si editor, yang namain file tersebut adalah si cowok ganteng itu eh maksudnya cowok yang ngaku ganteng itu... maksudnya ya si penulis. ~_~

Jadilah obrolan "cowok ganteng" ramai di antara kami. Antara saya, editor, dan sekretaris redaksi emang suka main bersama di luar urusan kantor. Hmm, bisa nggak sih sebelum sampai ke layouter itu nama file-nya di-rename dulu. Hmm, bukan apa-apa, ya... dalam komputer saya ini bertebaran banyak foto penulis, di luar foto diri yang narsis :P

Yah, sejak menjadi layouter tahun 2004 dan hingga kini, saya sudah biasa berurusan dengan beraneka ragam foto. Dulu waktu masih ngantor, saya pernah puyeng ngadepin satu foto yang resolusinya kecil, si penulis juga kecil di situ, padahal space profil penulis juga nggak banyak. Bingung dah mau diapain ~_~

Pernah juga karena si penulis adalah editor di kantor tersebut, saya sekalian tanya... Mau diapain ini fotonya? Di-facial, di-creambath, dikeriting, atau dilurusin juga bisa, ahahaha. Maksudnya, foto asli bisa jadi cakep kep kep, hehe kalau mau :P Tinggal utak-atik di Photoshop, jadi, deh... cling, tanpa jerawat tanpa komedo, rambut agak lurus dan senyum menawan *eaaaaaa.

Saya juga pernah berurusan langsung dengan penulis untuk minta foto. Nah si penulis itu membuat buku yang berseri dan alhamdulillah yah... selama ini hampir semua novelnya, saya yang layout :D
Jadinya, saya selalu menyimpan foto beliau tanpa harus meminta lagi ke penerbit, hehe. Saya akan simpan dengan rapi, semoga saya bisa terus baca novelnya, eaaa, dasar cari gratisan :P

Teman saya sesama layouter bikin bingkai yang bagus, deh buat foto-foto penulis cilik. Ada bunga-bunga atau bingkai cantik. Kalau untuk orang dewasa sih standar aja ^_^ Jangan ngarep dimacam-macamin, hehe.

Hmm, masih terkait dengan foto.
Suatu kali saya menemukan sebuah foto penulis... yang udah meninggal.... T_T Beliau belum lama menerbitkan buku dan masih sangat muda.
Pernah juga saya menemukan foto, dan begitu saya melihatnya, saya ingat perjuangan penulis dalam hidupnya. Jempooool.

Banyak kesan atas berbagai foto di folder pekerjaan di komputer saya. Tapi, belum ada yang nulis di file fotonya: "Cewek cantik." :P

Sekarang, saya sedang memikirkan untuk mulai menghapus satu per satu foto di folder saya ini setelah foto itu udah masuk folder naskah dan diolah tentunya. Ada yang berminat? Ahahaha, nggak boleh karena itu termasuk file rahasia, halaaah.

Sekarang ini, foto-foto penulis udah jarang saya terima.
Apakah mungkin karena sudah berkurang penulis narsis, eeeh piss :P Atau ada alasan lain. Yang jelas juga karena saya mulai jarang ngelayout naskah dan lebih banyak ngedit naskah dan niatnya, sih mau konsen ngedit aja. Kalau editor nggak dapat file foto, hehe.

Tips kirim foto ala Nop2 :P
1. Close up sekalian, jangan ukuran seluruh badan, karena pasti deh ntar di-crop. Lagian emangnya mau buat taaruf kirim yang seluruh badan. :P

2.Foto yang kamu anggap bagus dengan background keren kayak singa di Singapura belum tentu jadi bagus :p Karena ntar bisa-bisa gedean singanya dibandingkan kamu, hehe. Atau bisa juga karena request dari penerbit, background-nya minta diapus, hehe.€ ¢Â  Atau karena itu lagi di Bali, kamu kirim foto itu. Sumpe deh pas jadi buku, nggak ketahuan itu ada di Bali :p

3. Resolusinya jangan kecil-kecil kalau kamu nggak pengen muka kamu hancur berantakan :P

4. Resolusi jangan gede-gede juga karena nanti pasti dikecilian, hehe. Lagian repot atuh download-nya, hehe. Normalnya itu dari 300-500 kb, resolusi sekitar 300 dalam bentuk jpeg, yah.

5. Nggak usah pakai foto yang banyak warnanya :P Karena hampir pasti foto-foto itu akan dibikin grayscale, hehe, tapi jangan juga kirim pas foto ~_~ Asli ntuh buku bisa-bisa dikira buku jaman jebot, hehe.

Apa lagi ya?

6. Yah kalau bisa, sih fotonya itu bukan foto lama, kayak foto masih bayi atau jaman SD, wekekekek... Tapi, ada sih penulis yang memang pernah mengirimkan foto jaman dia kecil, entah karena alasan apa, hehe. Dan si penerbit oke-oke aja. Jadi, deh foto itu yang ditaruh di buku.

7. Jangan foto rame-rame... yang dilingkari merah pas bagian kamunya. Plis, gimana gitu nge-crop-nya. Kasihan layouternya :D Kecuali emang itu buku dikerjain rame-rame dan diniatkan kalau para penulis foto bareng. Aku pernah lihat buku seperti itu.

Apa lagi, ya?

Segitu dulu, hehe

Piss
Sebelum jadi penulis, nggak ada salahnya kamu siapkan foto terbaik kamu untuk halaman profil, hehe... :P

Powered by Telkomsel BlackBerry€ ¢Â®
6b.

Re: Foto

Posted by: "bintang_maha_putra@yahoo.co.id" bintang_maha_putra@yahoo.co.id   bintang_maha_putra

Fri Nov 25, 2011 6:44 am (PST)



Haha...
Nice tips! Jadi inget Gwe masukkin foto buat buku sama kayak yang biasa dipajang di profilnya FaceBook, mehehe...

Regards,


Yozar F. Amrullah

Powered by Telkomsel BlackBerry€ ¢Â®

-----Original Message-----
From: "penulistetap" <nunikutami31@gmail.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Tue, 15 Nov 2011 10:04:09
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>; milis pembaca asma nadia<pembacaasmanadia@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Foto

Hihihi, lucu juga ya.

Kalau saya termasuk yang benar-benar mempersiapkan foto untuk profil buku.

Bukan sengaja bikin yang backgroundnya lagi liburan, sih. Juga bukan yang kayak foto untuk taaruf atau foto semasa kecil.

Tapi saya siapkan foto yang ukurannya pas untuk mempermudah layouter :D

Dan, saya juga belum pernah menamai file dengan 'Cewek Cantik'. Hehehehe...


Sent from my BlackBerry€ ¢Â®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: novikhansa.me@gmail.com
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Tue, 15 Nov 2011 09:03:52
To: sekolah kehidupan<sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>; milis pembaca asma nadia<pembacaasmanadia@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: [sekolah-kehidupan] Foto

Sebagai seorang layouter, saya tak hanya berurusan dengan yang namanya naskah saja, tapi juga printilannya, seperti sampul buku buat inspirasi desain isi dan foto. Foto penulis tentunya, masa foto presiden :P Kecuali kalau yang menulis buku adalah presiden.

Suatu hari, sebuah e-mail masuk dari seorang editor. Isinya foto saja. Yah, kadang tidak berbarengan antara naskah dan printilannya itu, hehe.
€ ¢ï¿¼
Ada yang aneh dari nama file di sana, "Cowok Ganteng". Eaaaaaa, bisa-bisanya dinamain begitu. Konon kata si editor, yang namain file tersebut adalah si cowok ganteng itu eh maksudnya cowok yang ngaku ganteng itu... maksudnya ya si penulis. ~_~

Jadilah obrolan "cowok ganteng" ramai di antara kami. Antara saya, editor, dan sekretaris redaksi emang suka main bersama di luar urusan kantor. Hmm, bisa nggak sih sebelum sampai ke layouter itu nama file-nya di-rename dulu. Hmm, bukan apa-apa, ya... dalam komputer saya ini bertebaran banyak foto penulis, di luar foto diri yang narsis :P

Yah, sejak menjadi layouter tahun 2004 dan hingga kini, saya sudah biasa berurusan dengan beraneka ragam foto. Dulu waktu masih ngantor, saya pernah puyeng ngadepin satu foto yang resolusinya kecil, si penulis juga kecil di situ, padahal space profil penulis juga nggak banyak. Bingung dah mau diapain ~_~

Pernah juga karena si penulis adalah editor di kantor tersebut, saya sekalian tanya... Mau diapain ini fotonya? Di-facial, di-creambath, dikeriting, atau dilurusin juga bisa, ahahaha. Maksudnya, foto asli bisa jadi cakep kep kep, hehe kalau mau :P Tinggal utak-atik di Photoshop, jadi, deh... cling, tanpa jerawat tanpa komedo, rambut agak lurus dan senyum menawan *eaaaaaa.

Saya juga pernah berurusan langsung dengan penulis untuk minta foto. Nah si penulis itu membuat buku yang berseri dan alhamdulillah yah... selama ini hampir semua novelnya, saya yang layout :D
Jadinya, saya selalu menyimpan foto beliau tanpa harus meminta lagi ke penerbit, hehe. Saya akan simpan dengan rapi, semoga saya bisa terus baca novelnya, eaaa, dasar cari gratisan :P

Teman saya sesama layouter bikin bingkai yang bagus, deh buat foto-foto penulis cilik. Ada bunga-bunga atau bingkai cantik. Kalau untuk orang dewasa sih standar aja ^_^ Jangan ngarep dimacam-macamin, hehe.

Hmm, masih terkait dengan foto.
Suatu kali saya menemukan sebuah foto penulis... yang udah meninggal.... T_T Beliau belum lama menerbitkan buku dan masih sangat muda.
Pernah juga saya menemukan foto, dan begitu saya melihatnya, saya ingat perjuangan penulis dalam hidupnya. Jempooool.

Banyak kesan atas berbagai foto di folder pekerjaan di komputer saya. Tapi, belum ada yang nulis di file fotonya: "Cewek cantik." :P

Sekarang, saya sedang memikirkan untuk mulai menghapus satu per satu foto di folder saya ini setelah foto itu udah masuk folder naskah dan diolah tentunya. Ada yang berminat? Ahahaha, nggak boleh karena itu termasuk file rahasia, halaaah.

Sekarang ini, foto-foto penulis udah jarang saya terima.
Apakah mungkin karena sudah berkurang penulis narsis, eeeh piss :P Atau ada alasan lain. Yang jelas juga karena saya mulai jarang ngelayout naskah dan lebih banyak ngedit naskah dan niatnya, sih mau konsen ngedit aja. Kalau editor nggak dapat file foto, hehe.

Tips kirim foto ala Nop2 :P
1. Close up sekalian, jangan ukuran seluruh badan, karena pasti deh ntar di-crop. Lagian emangnya mau buat taaruf kirim yang seluruh badan. :P

2.Foto yang kamu anggap bagus dengan background keren kayak singa di Singapura belum tentu jadi bagus :p Karena ntar bisa-bisa gedean singanya dibandingkan kamu, hehe. Atau bisa juga karena request dari penerbit, background-nya minta diapus, hehe.€ ¢Â  Atau karena itu lagi di Bali, kamu kirim foto itu. Sumpe deh pas jadi buku, nggak ketahuan itu ada di Bali :p

3. Resolusinya jangan kecil-kecil kalau kamu nggak pengen muka kamu hancur berantakan :P

4. Resolusi jangan gede-gede juga karena nanti pasti dikecilian, hehe. Lagian repot atuh download-nya, hehe. Normalnya itu dari 300-500 kb, resolusi sekitar 300 dalam bentuk jpeg, yah.

5. Nggak usah pakai foto yang banyak warnanya :P Karena hampir pasti foto-foto itu akan dibikin grayscale, hehe, tapi jangan juga kirim pas foto ~_~ Asli ntuh buku bisa-bisa dikira buku jaman jebot, hehe.

Apa lagi ya?

6. Yah kalau bisa, sih fotonya itu bukan foto lama, kayak foto masih bayi atau jaman SD, wekekekek... Tapi, ada sih penulis yang memang pernah mengirimkan foto jaman dia kecil, entah karena alasan apa, hehe. Dan si penerbit oke-oke aja. Jadi, deh foto itu yang ditaruh di buku.

7. Jangan foto rame-rame... yang dilingkari merah pas bagian kamunya. Plis, gimana gitu nge-crop-nya. Kasihan layouternya :D Kecuali emang itu buku dikerjain rame-rame dan diniatkan kalau para penulis foto bareng. Aku pernah lihat buku seperti itu.

Apa lagi, ya?

Segitu dulu, hehe

Piss
Sebelum jadi penulis, nggak ada salahnya kamu siapkan foto terbaik kamu untuk halaman profil, hehe... :P

Powered by Telkomsel BlackBerry€ ¢Â®
7.

Lidah Tergigit Gigi

Posted by: "+ Made Teddy Artiana +" made.t.artiana@gmail.com

Fri Nov 25, 2011 6:37 am (PST)



*Lidah Tergigit Gigi*

By : Made Teddy Artiana

Andri (bukan nama sebenarnya) adalah laki-laki yang terlahir dengan sebuah
karunia khusus. Itu sedikit-banyak tercermin dari jari-jemarinya.
Ya..seandainya saja orang meluangkan waktu untuk memperhatikannya, maka
siapapun akan setuju, jika jemari-jemari itu dikhususkan untuk menciptakan
prakarya. Gambar pola, gunting, lem, menghias
detail...printilan..tetek-bengek yang untuk sebagian laki-laki lain,
mungkin merupakan pekerjaan yang menjengkelkan.

Mengenai itu, pengalaman Andri sewaktu Sekolah Dasar, menjadi kenangan kuat
yang memotivasi dirinya. Waktu itu, dengan batang-batang ice menciptakan
sebuah masterpiece, yang akhirnya dijual oleh sang Ibunda seharga Rp.
200.000,-. Sebagai catatan, pengaruh hantu inflasi di negara ini sama
sekali tidak dapat diabaikan begitu saja, apalagi peritiwa itu terjadi 18
tahun yang lalu. Intinya, itu adalah transaksi besar! Ibunda bangga,
Andripun percaya diri.

Waktu berlalu..kini, disaat Andri berusia 29 tahun. Kenangan indah itu
tiba-tiba saja berubah menjadi memuakkan. Jelas, hal ini sama sekali tidak
terduga sebelumnya. Senjata makan tuan.

Andri tamat kuliah, ibunda menginginkan ia bekerja sebagai karyawan bank.
Tapi Andri menolak. Ia ingin berwirausaha, mengembangkan kemampuan
prakaryanya, menciptakan masterpiece-masterpiece lain. Persoalannya ekonomi
mereka sedang merosot. Ibunda murka, lalu pertengkaranpun terjadi.
Puncaknya, ibunda menghina kemampuan prakarya Andri (satu-satunya
kesaktian, yang paling dibanggakan Andri).

€  '³Itu gak ada masa depannya!!€  '´

€  '³Kamu mau makan apa nanti?!!€  '´

€  '³Itu mainan anak SD, bukan orang dewasa!!!€  '´

Dsb

Ujung-ujungnya Andri minggat dari rumah. Sakit hati.

Kejadian diatas sebenarnya sudah jamak terjadi. Bukan masalah eneterpreneur
atau karyawan. Seringkali orang-orang terdekat kitalah yang justru menjadi
penghalang sebuah pencapaian. Berikut penggalan kisah-kisah nyatanya.

€  '³Mbok kamu ngaca Pak!! Tampang kaya kamu gak bakat sukses..gak bakat
kaya!€  '´. Teriak seorang istri kepada salah seorang kawan kami, persis
dihadapan kami. (Padahal peribahasa mengatakan, dibelakang setiap laki-laki
yang hebat, ada wanita yang hebat pula. Berarti, dibelakang laki-laki
gagal, ada wanita tak berguna)

€  '³Maaf ya..anak saya ini memang agak bodoh. Gak bisa diajari. Emang dari
lahirnya agak kurang€  '´. Ujar seorang teman ketika anaknya gagal menempatkan
diri dalam ranking 10 besar. (Padahal kesuksesan hidup, tidak berbanding
lurus dengan ranking sekolah kita)

€  '³Kamu urus anak aja sana. Perempuan itu kodratnya ya seperti itu : dapur,
kasur, rumah. Jadi gak usah keras kepalalah. Biar kerjaan aku yang handle€  '´.
(Dalam sisi tertentu hal-hal seperti ini kadang menandakan antisipasi
persaingan yang berlebihan dari pihak suami).

Begitulah...Seringkali, yang mengigit lidah adalah gigi kita sendiri.
Halangan, rintangan terhadap cita-cita, seringkali tidak datang dari jauh,
namun justru dari sekitar kita sendiri. Dari orang-orang terdekat, yang
justru dukungannya sangat-sangat kita dambakan.

Namun demikian..semua itu sama sekali bukan alasan kita untuk berhenti dan
membuang semua mimpi. Apalagi untuk trauma. Konfrontasi? Sama saja, bukan
jalan keluar yang terbaik. Karena semua pembuktian memerlukan waktu dan
energi yang cukup.

Jadi itu bukan hal yang terlalu istimewa dan pantas untuk dibesar-besarkan,
karena para nabipun mengalaminya. Nabi disambut dimanapun, kecuali
ditempat asalnya. Diantara kaum keluarganya sendiri. So..gak perlu bereaksi
lebay..keep working and keep smiling ;) (*)**

--
*What a wonderful world ! What an exciting journey !!*
**
*
Made Teddy Artiana, S. Kom*
fotografer, penulis & event organizer
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com
8.

Artikel € ¢â' '³ Makanan Yang Membahayakan Keluarga Kita

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Fri Nov 25, 2011 6:40 am (PST)



Artikel € ¢â' '³ Makanan Yang Membahayakan Keluarga Kita
€ ¢Â 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
€ ¢Â 
Catatan Kepala:€ ¢â' '½Makanan yang kita santap tidak hanya mempengaruhi kebugaran fisik saja, melainkan juga kesehatan mental kita.€ ¢â' '½
€ ¢Â 
Saya tidak akan membahas tentang junk food, gulai otak, sop kaki kambing, atau jenis-jenis makanan semacamnya. Selain sudah banyak yang membahasnya, makanan-makanan seperti itu juga masih oke saja untuk dinikmati sekali-sekali. Saya lebih tertarik membahas tentang jenis makanan yang sangat berbahaya bagi keluarga kita, bahkan jika kita hanya memakannya sedikit saja. Makanan-makanan ini mungkin tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh kita, tetapi justru sangat merusak kesehatan mental seseorang. Mengapa bisa begitu? Karena ternyata, makanan yang kita santap tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik saja, melainkan juga kesehatan mental kita. Sudahkah Anda mengetahui makanan apa sajakah yang berbahaya itu?
€ ¢Â 
Ada kisah tentang sebuah keluarga yang € ¢â' '¸serba berkecukupan€ ¢â' '¹. Apapun yang mereka inginkan, selalu bisa didapatkan. Sayangnya, tak satupun dari anggota keluarga itu yang € ¢â' '¸beres€ ¢â' '¹. Ada saja € ¢â' '¸perilaku€ ¢â' '¹ mereka yang menyimpang dari norma umum. Menjelang masa tuanya sang kepala keluarga mencari-cari jawaban; mengapa keluarganya yang serba wah itu bisa berantakan? Dengan bantuan penasihat spiritual yang dipercayainya akhirnya beliau menemukan bahwa semua itu ternyata berakar dari nafkah yang diberikan kepada keluarganya. Sebagian besar nafkah itu diperolehnya melalui cara-cara yang tidak sepatutnya. Sekarang beliau faham, mengapa Nabi suci mewanti-wanti kita agar memberi nafkah yang halal bagi keluarga. Dampaknya tidak beliau rasakan ketika masih muda, berjaya dan berkuasa. Namun justru semakin jelas terlihat ketika usianya menjelang senja. Sayangnya, mesin waktu tidak bisa diputar ulang. Sekarang, beliau hanya bisa melihat, betapa merusaknya efek
dari nafkah tidak halal yang diberikan kepada keluarganya. Saya, ingin sekali terhindar dari penyesalan masa tua seperti itu. Dan tampaknya, kita bisa memulainya dengan menghindarkan diri dan keluarga kita dari nafkah yang tidak berkah. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar mewaspadai makanan yang membahayakan keluarga kita, saya ajak memulainya dengan mempraktekkan 5 prinsip Natural Intelligence berikut ini: € ¢Â Â Â Â 
€ ¢Â 
1.€ ¢Â Â Â Â Â  Menyayangi anak-anak kita. Masa pertumbuhan, begitulah kita menyebut tahapan kehidupan anak-anak kita. Mulai dari terbentuknya janin dalam rahim. Lalu lahir sebagai bayi mungil. Kemudian tumbuh menjadi balita dan akhirnya menjadi buah hati yang kita banggakan hingga mereka beranjak dewasa. Sekarang, mari kita bayangkan; bagaimana seandainya setiap sel sekujur tubuh buah hati kita itu dibangun dari nafkah yang tidak suci? Bukankah setiap kali kita memberinya makanan dan minuman akan dimetabolisme menjadi bahan dasar pertumbuhan sel-sel tubuhnya? Maka memberi mereka makanan dan minuman dari nafkah yang bukan hak kita sama artinya dengan menodai tubuh anak-anak kita sendiri. Tidak heran jika anak-anak kita hanya tumbuh bagus fisiknya saja. Tetapi perilakunya sangat jauh dari harapan kita sebagai orang tuanya. Seburuk apapun perilaku kita, tentu kita ingin anak-anak kita menjadi pribadi mulia. Maka sudah sepatutnya kita berhati-hati dengan
setiap butir nasi dan tetesan minuman yang kita suapkan ke mulut mereka. Agar kita bisa memastikan bahwa setiap sel didalam tubuhnya yang terus bertumbuh kembang itu, € ¢Â hanya ada nafkah yang berkah.
€ ¢Â 
2.€ ¢Â Â Â Â Â  Menjaga kesehatan mental kita. Kalau sedang ke supermarket, coba sesekali perhatikan perilaku orang di area buah-buahan. Ada saja yang mengambil anggur atau jeruk lalu € ¢â' '¸diam-diam€ ¢â' '¹ memakannya, kan? Padahal, mereka bisa membaca tulisan ini € ¢â' '¼TIDAK UNTUK DICOBA€ ¢â' '½. Dalam skala yang lebih besar, cobalah perhatikan orang-orang yang terbiasa menyantap harta yang bukan haknya. Bisakah Anda menemukan penyimpangan dalam perilakunya? Ternyata, makanan yang kita santap itu tidak hanya mempengaruhi fisik lho. Mental kita pun turut terpengaruh. Efek paling rendah dari nafkah tidak berkah adalah € ¢â' '¸hilangnya rasa malu€ ¢â' '¹. Meskipun dilihat banyak orang € ¢â' '³ kalau sudah terbiasa mengambil bukan hak kita € ¢â' '³ maka kita akan kehilangan rasa malu. Cobalah perhatikan wajah mereka ketika disorot kamera TV. Tetap ceria kan? Padahal kata Rasulullah; € ¢â' '¼Malu adalah sebagian dari iman.€ ¢â' '½ Tanpa rasa malu, iman bisa rusak separuh. Malu adalah juga tanda sebuah
kewarasan. Maka selain iman yang rusak, hilangnya rasa malu untuk mengambil yang bukan hak kita menunjukkan adanya kerusakan mental.
€ ¢Â 
3.€ ¢Â Â Â Â Â  Melanggengkan ketentraman hati kita. Setelah memasuki masa pensiun, kita ingin menjalani kehidupan yang tentram, kan ya? Tapi, coba Anda perhatikan bertapa banyak orang yang memasuki masa pensiun justru dikejar-kejar oleh aparat hukum. Banyak orang yang kehilangan kesempatan untuk menikmati masa tua dengan penuh kedamaian hanya karena harus mempertanggungjawabkan tindakan masa lalunya. Benar, tidak semua yang dulu pernah berbuat salah ketahuan. Banyak yang lolos dari jerat hukum. Tapi hey, bisakah Anda membayangkan apa yang dirasakannya didalam hati selama menjalani hari-harinya? Ketika rumah kita yang biasanya ramai menjadi sepi. Dikala anak-anak kita yang biasanya berisik sudah tinggal di rumahnya masing-masing; kita akan kembali memasuki masa-masa sunyi. Dikala sunyi itulah biasanya kita lebih bisa mendengar bisikan nurani. Sepongah apapun kita, tetap saja akan luluh saat mendengar nurani kita berbicara apa adanya. Seangkuh apapun kita,
tetap saja bergetar ketika hati kita mengingatkan bahwa € ¢â' '¸saatnya akan segera tiba€ ¢â' '¹. Duh, dengan semua yang sudah kita lakukan dimasa lalu; bagaimana kita bisa menyongsong kedatangan € ¢â' '¸sesuatu yang pasti datang€ ¢â' '¹ itu dengan hati tenteram? Makanya, mumpung masih ada waktu; mulai sekarang kita hindari tindakan-tindakan yang akan menimbulkan sesal dikemudian hari. Cukuplah dengan apa yang menjadi hak kita. Yang lainnya, sudahlah lepaskan saja.
€ ¢Â 
4.€ ¢Â Â Â Â Â  Mustajabkan doa-doa kita. Kapan terakhir kali Anda berdoa? Mungkin Anda melakukannya setiap hari, iya kan? Doa untuk anak-anak kita. Doa untuk Ayah dan Bunda kita. Doa untuk orang-orang yang kita cintai. Dan doa untuk diri kita sendiri. Bahkan sekalipun kita jarang berdoa, tapi pada saat-saat € ¢â' '¸genting€ ¢â' '¹ pasti kita memanjatkan doa. Kita ingin agar Tuhan mendengar doa-doa kita. Dan berkenan mengabulkannya. Pertanyaan saya; berapa banyak doa Anda yang sudah terkabulkan? Boleh jadi, hal itu berkaitan dengan nafkah yang kita makan lho. Guru kehidupan saya mengisahkan tentang nasihat Rasul. Kata beliau; € ¢â' '¼Setiap suap makanan yang tidak halal akan menghalangi doa seseorang selama 40 hari.€ ¢â' '½ € ¢Â Jika Tuhan tidak mau mendengar doa kita selama 40 hari untuk sesuap makanan tidak halal yang kita santap, bayangkan; berapa puluh tahun pintu doa itu akan tertutup jika kita sudah terbiasa € ¢Â mengambil sesuatu yang bukan hak kita? € ¢Â Jika kita ingin agar
doa-doa itu dikabulkan Tuhan, maka kita harus bersedia mengakhiri semua tindakan mengambil harta, nafkah, uang atau benda-benda apapun yang bukan hak kita.
€ ¢Â 
5.€ ¢Â Â Â Â Â  Mendekati Yang Maha Baik dengan yang baik. Saya yakin jika sebagai orang yang beriman Anda menginginkan untuk bisa berdekat-dekatan dengan Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan adalah Yang Maha Baik. Bukankah tidak mungkin Sang Maha Baik bisa didekati dengan sesuatu yang tidak baik? Makanan yang masuk kedalam tubuh kita akan menyatu dengan seluruh bagian tubuh. Jika makanan kita baik, maka tubuh kita juga baik. Tetapi, jika makanan kita buruk atau didapat dengan cara yang buruk; bagaimana mungkin kita bisa berharap menghasilkan tubuh yang baik? Duh, tidak ada pencapaian tertinggi yang paling dirindukan oleh manusia selain bertemu dengan Tuhannya di sorga kelak. Namun, apakah Dia bersedia menerima kita atau tidak; sangat ditentukan oleh kualitas makanan yang kita santap selama didunia. Namun karena Tuhan itu Maha Baik, maka untuk bisa mendekatiNya kita butuh membangun tubuh kita dengan makanan yang didapatkan dengan cara yang baik.
€ ¢Â 
Mungkin kita tidak bisa menjadi mahluk yang suci. Tapi setidak-tidaknya kita tidak bersengaja mengotorinya dengan makanan dari nafkah yang tidak berkah. Setiap kali tergoda untuk mengambil yang bukan hak kita, ingatlah selalu bahwa darah dan tubuh anak kita akan terpengaruh. Mental dan hati kita akan menjadi hampa. Doa-doa kita akan tertolak. Dan kita, tidak pernah bisa bertemu dengan Tuhan yang kita rindukan. Semoga dengan kesadara itu, kita merasa tercukupkan dengan apa yang memang sudah menjadi hak kita. Sehingga nafkah yang kita berikan kepada keluarga kita dijamin nilai berkahnya. Dan dengan begitu, keluarga kita bisa terhindar dari makanan-makanan yang mambahayakan dunia dan akhiratnya.
€ ¢Â 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman € ¢â' '³ 18 November2011
Trainer Bidang Kepemimpian dan Pembedayaan Diri
Penulis buku € ¢â' '½Natural Intelligence Leadership€ ¢â' '½(Tahap editing di penerbit)
€ ¢Â 
Catatan Kaki:
Nafkah yang berkah tidak hanya mengeyangkan dan menyenangkan kita didunia, namun juga menjamin keselamatan di akhirat kelak.
€ ¢Â 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
9.

agama

Posted by: "Andhi" andhipriambodo@yahoo.com   andhipriambodo

Fri Nov 25, 2011 6:48 am (PST)



agama adalah sebuah balutan seperti hanya baju untuk istilah peradaban saat ini, yang penting dalam kehidupan ini bukanlah sebuah agama atau pengakuan kebesaran agama namun laku atau perilaku yang mencerminkan saling harga -menghargai dan menghormati satu dengan yang lain serta mengakui bawa adanya Sang Illahi dimana kita manusia diberikan harkat dan martabat yang sama.

Apakah Sang Maha Tinggi akan menanyakan berapa kali kamu bertobat, sembahyang/berdoa atau ke tempat ibadah pada saat akhir nanti (disaat jiwa kita akan diambil dari dunia raga kita sekarang)??

apakah jaman beradaban dahulu agama ada? agama ada karena peradaban namun dahulu kala manusia sudah percaya adanya Sang Illahi dan jalan kebenaran serta mana jalan yang tidak tepat.

Nabi ada dan disebut karena dia membawa keselarasan keharmonian kehidupan, jadi kenapa dan mengapa agama menjadi alasan dan perdebatan? biarlah kita menjalani apa yang sudah menjadi panggilan kehidupan ini tanpa mempengaruhi atau menjelekkan satu sama lain, tapi marilah kita saling mencerahkan satu dengan yang lain mengenai jalan yang tepat sesuai dengan porsinya dan kaedah masing-masing.

maka marilah kita gali kehidupan ini dan memaknai secara selaras dalam keharmonian alam dan Sang Pencipta............salam kehidupan sejati

10.

Keajaiban Hidup

Posted by: "suhardi" csd_suhardi@yahoo.com   csd_suhardi

Fri Nov 25, 2011 6:49 am (PST)



Keajaiban Hidup
From: SUHARDI (Penulis buku "PATTERNS OF SUCCESS")

Keajaiban selalu terjadi di dunia ini. Keajaiban yang diciptakan manusia membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai. Kekuatan manusialah yang mengubah apa yang dulunya mustahil menjadi sebuah kenyataan yang mungkin bahkan tidak pernah kita percayai.

Sayangnya, beberapa dari mereka tidak mempercayai adanya keajaiban. Mereka tidak meyakini bahwa manusia diciptakan dengan memiliki kekuatan yang sangat tidak terbatas untuk melakukan dan meraih apa pun yang menjadi tujuan mereka. Mereka tidak menyadari, begitu lahir, mereka memiliki potensi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Jika Anda belum mempercayai sepenuhnya, marilah lihat contoh nyata dari seseorang yang berhasil menciptakan keajaiban yang sungguh luar biasa.

Seorang anak gadis yang baru berusia 9 tahun memang pantas dianugerahi penghargaan sebagi jenius cilik. Gadis asal India yang bernama M. Lavinashree berhasil lulus ujian Microsoft Certified Professional.

Ia adalah orang termuda yang berhasil lulus ujian ini dan berhasil memecahkan rekor baru yang sebelumnya dicetak Arfa Karim, anak gadis asal Pakistan yang berusia 10 tahun. Bukan hanya itu saja, ia sebelumnya pernah menciptakan rekor dengan menghafal 1300 dongeng Tamil berusia 2000 tahun. Setelah lulus ujian, ia dikabarkan sedang berusaha menyelesaikan ujian Microsoft Certified Systems Engineer.

Jika kita berpikir dengan logika dan akal sehat, tentunya tidak mungkin seorang anak ingusan memiliki keahlian mencengangkan ini. Meskipun tidak percaya, memang inilah kenyataannya. Inilah bukti bahwa manusia memiliki kekuatan besar atau raksasa tidur yang jika dimaksimalkan, akan membuat kita semua kagum.

Oleh karena itu, jangan meremehkan kemampuan Anda. Jangan pernah menghakimi bahwa Anda orang yang biasa-biasa. Manusia adalah makhluk yang luar biasa yang sudah dilengkapi dengan senjata mutakhir bernama potensi. Jika Anda mampu mempergunakan dan mengasahnya, potensi ini akan mengantarkan Anda kepada impian-impian yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Potensi ini jugalah yang mengubah Anda dari yang biasa menjadi luar biasa.
---------------------------------------------------------
Download 5 AUDIO MOTIVASI GRATIS di http://www.facebook.com/suhardi.inspirator.motivator

11.

oot: Mohon bantu sebarkan info Lowker Programmer di Nokia Siemens Ne

Posted by: "Fitri Arlinkasari" fitri_arlinkasari@yahoo.com   fitri_arlinkasari

Fri Nov 25, 2011 7:02 am (PST)





Dear friends, mohon bantu sebarluaskan iklan lowongan ini ya... lagi butuh urgent, btw gue cuma bantu temen jadi kalau ada apa2 kontak yang ada di iklannya aja :) hehehe thanks!

URGENTLY REQUIRED

€ ¦ 

PROGRAMMER (Code: PROG)

€ ¦ 

€ ¦ 

In
Cooperation with a multinational company in Telecommunication Industry, PT.
Dian Graha Elektrika is looking for suitable candidates to join our team as Programmer for Nokia Siemens Network project.

€ ¦ 

Requirements:

€ ¦ 

€ ¦·        
Male/Female

€ ¦·        
Graduated from any relevant major

€ ¦·        
Advance in JQuery, Javascript, and XML based concept

€ ¦·        
Having experience as senior ASP.NET developer or ASP.NET/C#
developer/software engineer, with the following requirement:

-€ ¦      
Minimum 2 years experience developing enterprise application using
Microsoft technologies

-€ ¦       Minimum 2 years experience
developing ASP.NET web applications, using VB.NET or C#, with a Microsoft SQL
back end.

€ ¦·        
Deeply understanding in OOP (Object-Orientation Programming)

€ ¦·        
Having experience in database management project (workflow
concept)

€ ¦·        
Able to identify opportunities for improvement and makes
constructive suggestions for change.

€ ¦·        
2 positions available

€ ¦ 

€ ¦ 

Applications will be treated with the strictest confidence. Send
your detail CV, the newest photograph and related documents not later than Dec 10th 2011, to: recruitment@diangraha.com or posted to:

€ ¦ 

PT.
Dian Graha Elektrika

HRD

Wisma
Dian Graha

Jl. Rawa Gelam III No.8.

Kawasan Industri Pulogadung

Jakarta 13930

€ ¦ 

(Please put the reference
code as e-mail subject. Only eligible
candidates will be contacted soon to attend further interview)

Tabik,
Fitri Arlinkasari, M.Psi
PsychologistMobile: +628561075410Indonesia
12.

Artikel € ¢â' '³ Akar Rasa Hormat Bawahan

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Fri Nov 25, 2011 7:03 am (PST)



Artikel € ¢â' '³ Akar Rasa Hormat Bawahan
€ ¢Â 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
€ ¢Â 
Catatan Kepala:€ ¢â' '½Kemampuan seseorang tidak tercermin pada jabatan yang disandangnya, melainkan dalam tindakan aktualnya sehari-hari.€ ¢â' '½
€ ¢Â 
Salah satu tantangan dalam kepemimpinan adalah bagaimana caranya membuat orang-orang menaruh rasa hormat kepada pemimpinnya. Memang, ada banyak pemimpin berwibawa yang benar-benar dihormati oleh bawahannya. Tetapi, lebih banyak lagi pemimpin yang diremehkan. Khususnya di lembaga-lembaga yang tidak terkungkung oleh senioritas. € ¢Â Siapapun berhak dan bisa meraih jabatan tertentu tanpa harus € ¢â' '¸mengantri€ ¢â' '¹ terlebih dahulu. Ada baiknya memang. Sehingga proses promosi bisa benar-benar mengandalkan kemampuan aktual. Sayangnya rasa hormat bawahan tidak bisa begitu saja muncul. Seorang pemimpin harus memiliki suatu standar kualitas pribadi yang memadai untuk menjadikan orang lain bersedia menghormatinya.
€ ¢Â 
Beberapa hari lalu saya menemani anak lelaki kami untuk mengikuti ujian kenaikan tingkat suatu cabang ilmu beladiri. Hitam. Itulah warna sabuk yang didambakan semua orang. Seingat saya, tidak mudah untuk mendapatkan sabuk hitam itu. Namun sekarang, € ¢Â anak kelas 5 SD pun sudah banyak yang menyandang Sabuk Hitam. Tetapi, melihat kemampuan mereka menunjukkan jurus-jurusnya, saya yakin; orang dewasa seperti Anda yang tidak memiliki sabuk ilmu beladiri khusus pun dapat menjatuhkan mereka tanpa kesulitan berarti. Jika warna sabuk itu dianalogikan sebagai tingkatan atau jabatan seseorang, maka pada hari itu saya kembali diingatkan bahwa; kemampuan seseorang tidak tercermin pada jabatan yang disandangnya, melainkan dalam tindakan aktualnya sehari-hari. Anak saya dan teman-temannya sangat terobsesi dengan warna sabuknya. Sama seperti obsesi kita dikantor untuk mendapatkan jabatan. Bedanya, anak-anak tidak dituntut untuk menunjukkan kemampuan aktual. Sedangkan
orang dewasa seperti kita pasti akan dilecehkan jika tidak memiliki kemampuan yang sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Bagi Anda yang tertarik menemani saya membangun kemampuan yang layak untuk dibanggakan, saya ajak memulainya dengan mempraktekkan 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
€ ¢Â 
1.€ ¢Â Â Â Â Â  Berfokuslah pada peningkatan kemampuan. Jika seseorang menduduki jabatan tinggi, orang lain € ¢â' '¸tampaknya€ ¢â' '¹ respek kepadanya. Saya sengaja menggunakan kata € ¢â' '¸tampaknya€ ¢â' '¹ untuk menekankan bahwa itu adalah respon yang kita dapat ketika orang-orang itu sedang berada didepan sang pejabat. Mengapa begitu? Karena banyak orang yang respek didepan, namun melecehkan dibelakang. Sebaliknya, sangat jarang orang yang berani melecehkan seseorang yang memiliki kemampuan tinggi. Didepan atau dibelakang mereka merasa segan. Ini menunjukkan bahwa manusia itu cenderung lebih respek kepada kemampuan, bukan kepada jabatannya. Anak-anak itu saling mengagumi sabuk temannya yang lebih tinggi, bukan mengagumi diri temannya. Tetapi kepada guru besar perguruan itu, semua orang merunduk dalam penghormatan tertinggi meskipun beliau tidak sedang mengenakan sabuk apapun. Orang-orang dengan kemampuan tinggi selalu mendapatkan respek yang lebih tulus, daripada mereka
yang sekedar memiliki jabatan. Oleh sebab itu, berfokuslah kepada peningkatan kemampuan. Karena dengan kemampuan yang tinggi itu, kita berpeluang mendapatkan rasa hormat dari orang-orang yang kita pimpin.
€ ¢Â 
2.€ ¢Â Â Â Â Â  Asahlah kemampuan itu setiap hari. Anak-anak yang mengikuti ujian kenaikan tingkat itu latihan 1 atau 2 kali dalam seminggu. Bisa dibayangkan, hanya dengan latihan 20 hingg 50 kali latihan, mereka bisa mengikuti ujian kenaikan tingkat. Mereka memang memenuhi syarat minimal untuk lulus, sehingga berhak menyandang sabuk lebih tinggi. Namun, ilmu mereka tidak mungkin menyamai Sang Guru Besar. Mengapa? Karena beliau latihan setiap hari. Selain melatih orang lain, beliau memiliki sesi latihan pada jadwal-jadwal yang orang lain tidak mengetahuinya. Jika anak-anak itu mengejar warna sabuk, maka Sang Guru Besar tengah berjalan menuju kesempurnaan. Begitu juga dengan kemampuan kepemimpinan kita yang butuh dilatih setiap hari. Semakin banyak Anda berlatih, kualitas kepemimpinan Anda juga semakin canggih. Sayangnya, banyak orang yang mengira jika sudah menjadi pemimpin boleh kerja lebih santai. Bahkan saya pernah mendengar seorang € ¢â' '¸pemimpin€ ¢â' '¹
berkata begini;€ ¢â' '½Untuk level pimpinan seperti saya, ada lebih banyak waktu luang€ ¢â' ¦â' '½ Sungguh bertolak belakang dengan prinsip Sang Guru Besar; € ¢â' '¼semakin tinggi tingkatan sabukmu, maka semakin besar tanggungjawabmu untuk menunjukkan bahwa engkau benar-benar pantas menyandang sabuk itu.€ ¢â' '½ Maka, asahlah terus kualitas kepemimpinan Anda setiap hari. Karena jika kemampuan Anda tumpul; tidak akan ada rasa hormat dari orang-orang yang Anda pimpin.
€ ¢Â 
3.€ ¢Â Â Â Â Â  Pimpinlah orang-orang yang paling sulit diatur. Jika Anda menyukai kisah-kisah dunia persilatan klasik, tentu Anda tahu jika zaman dahulu, orang-orang sakti senang saling menantang. Para pendekar bertarung untuk menentukan apakah seseorang benar-benar pantas untuk disebut sebagai jawara kelas satu. Zaman sekarang, pertarungan seperti itu sudah tidak lazim lagi. Para pendekar dari berbagai aliran tidak lagi tertarik bertarung hanya untuk membuktikan siapa yang paling berhak disebut sebagai Guru Besar. Mereka puas dengan gelar perguruannya masing-masing. Justru pertarungan serupa itu sudah begeser ke sebuah arena bernama € ¢â' '¸Kantor€ ¢â' '¹. Jika Anda mendapat promosi, maka teman Anda mempertanyakan; benarkah Anda layak untuk mendapatkan posisi itu? Pertaruangan jawara modern berbeda dengan masa ilmu kedigdayaan diagung-agungkan. Sekarang, orang tidak menantang bekelahi; melainkan menantang Anda untuk menunjukkan kualitas kepemimpinan itu dalam
menghadapi orang-orang yang sulit diatur. Oleh karenanya, para penantang itu bisa menjelma menjadi € ¢â' '¸difficult people€ ¢â' '¹. Dan karena mengelola orang adalah inti dari sebuah kepemimpinan, maka kemampuan Anda dalam menangani orang-orang sulit itu memperlihatkan tingkatan kualitas kepemimpinan Anda sebenarnya. Maka jika Anda berhadapan dengan orang-orang yang sulit diatur, janganlah pernah mengeluh. Justru bersama mereka itu, Anda berpeluang membangun reputasi kepemimpinan yang melegenda.
€ ¢Â 
4.€ ¢Â Â Â Â Â  Lahirkanlah inovasi dalam kepemimpinan. Para suhu dan guru besar itu tidak menurun kemampuannya meskipun usia mereka semakin senja. Secara fisik mungkin memang tenaga mereka berkurang. Tetapi secara mental spiritual, kualitas mereka semakin tidak tertandingi. Lebih dari itu, ada satu ciri guru besar ilmu kedigdayaan mumpuni, yaitu; mereka memiliki sebuah ilmu pamungkas yang canggih. Ilmu itu tidak dimiliki oleh orang lain. Mengapa? Karena mereka sendirilah yang mengembangkannya. Dalam terminologi modern, itu disebut sebagai inovasi. Maka para pemimpin modern pun sepantasnya melahirkan sebuah inovasi kepemimpinan yang dikembangkannya sendiri. Jika tidak, dia akan menjadi ordinary leader. Di zaman dahulu, ordinary guru itu sudah pasti binasa ditangan lawan. Di zaman modern, ordinary leader itu hanya akan menjadi bahan tertawaan bawahan. Jika ilmu kita melampaui orang-orang yang kita pimpin, maka tak seorang pun akan sanggup merongrong
kepemimpinan kita. Meski mereka ingin melakukannya, namun mereka tidak akan mampu mewujudkannya. So, jika saat ini Anda sudah menduduki posisi sebagai pemimpinan € ¢â' '³ dalam level manapun € ¢â' '³ maka pastikanlah bahwa Anda memiliki ilmu pamungkas yang Anda miliki dari hasil eksperimen dan inovasi Anda sendiri. Singkatnya, Anda harus lebih berilmu daripada orang-orang yang Anda pimpin. Karena ilmu, bisa melindungi Anda dari terpaan apapun yang datang dari luar.
€ ¢Â 
5.€ ¢Â Â Â Â Â  Kenalilah kesejatian diri. Pada tahap tertentu dalam kehidupannya, para pendekar dalam kisah-kisah persilatan biasanya akan menarik diri dari dunia luar. Setelah sedemikian banyaknya € ¢â' '¸kontak€ ¢â' '¹ yang mereka buat dengan orang-orang dari berbagai macam tempat, situasi, dan aliran, pada akhirnya mereka hanya akan menghabiskan hidupnya dalam keadaan bersila, sambil memejamkan mata. Inilah tahapan terakhir yang dilakukan oleh para guru dalam menemukan kesejatian dirinya. Mereka akhirnya menyadari bahwa inti dari semua aliran ilmu beladiri adalah € ¢â' '¸mengenali diri sendiri€ ¢â' '¹.€ ¢Â  Dalam kepemimpinan modern pun demikian. € ¢â' '¼Self leadership,€ ¢â' '½ adalah inti dari prinsip kepemimpinan apapun yang kita terapkan. Memimpin diri sendiri. Jika kita bisa memimpin diri sendiri dengan baik, maka kita akan bisa memimpin orang lain dengan keteladanan. Betapa banyak pemimpin yang menuntut anak buahnya disiplin misalnya, tetapi dia sendiri seenaknya saja. Banyak
juga pemimpin yang menyerukan anak buahnya untuk bekerja keras, namun dia sering menghilang dari € ¢â' '¸medan pertempuran€ ¢â' '¹. Itu adalah tanda-tanda yang jelas jika mereka belum menemukan kesejatian diri sendiri. Padahal, seorang pemimpin hanya akan bisa memimpin orang lain dengan biak, jika dan hanya jika dia bisa memimpin dirinya sendiri. Karena setiap pribadi adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, maka memimpin diri merupakan fondasi bagi kepemimpinan modern. Dan seseorang, hanya bisa memimpin dirinya jika dan hanya jika dia mengenali dirinya sendiri dengan baik.
€ ¢Â 
Banyak orang yang hanya sekedar berambisi untuk merebut jabatan dan posisi-posisi penting. Tapi mereka lupa membekali dirinya sendiri dengan kemampuan yang memadai untuk menjalankan amanah kepemimpinannya. Padahal, kepemimpinan itu bukan sekedar tentang gaji tinggi dan fasilitas yang menyenangkan. Melainkan amanah yang wajib untuk ditunaikan. Bukan hanya respek orang lain yang tidak bisa kita dapatkan kalau kita gagal mengemban amanah itu. Melainkan juga tentang betapa sulitnya kita membuat laporan pertanggungjawaban dihadapan pemimpin tertinggi seluruh umat manusia. Sedangkan kemampuan dan keteladan kita dalam memimpin diri sendiri, merupakan akar bagi rasa hormat bawahan. Sekaligus modal terbesar kita untuk menghadapi hari ketika setiap amanah kepemimpinan dimintai pertanggungjawaban.
€ ¢Â 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman € ¢â' '³ 21 November2011
Trainer Bidang Kepemimpian dan Pembedayaan Diri
Penulis buku € ¢â' '½Natural Intelligence Leadership€ ¢â' '½(Tahap editing di penerbit)
€ ¢Â 
Catatan Kaki:
Kejarlah jabatan, maka Anda akan kelelahan mengendalikannya. Tapi, kejarlah kemampuan, maka jabatan akan mengantri mendatangi Anda .
€ ¢Â 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
13.

Artikel € ¢â' '³ Memupuk Sifat Ksatria Dalam Diri Kita

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Fri Nov 25, 2011 7:08 am (PST)



Artikel € ¢â' '³ Memupuk Sifat Ksatria Dalam Diri Kita
€ ¢Â 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
€ ¢Â 
Catatan Kepala:€ ¢â' '½Mengakui kesalahan dimasa lalu adalah salah satu ciri pribadi terhormat. Sedangkan sikap ngeyel adalah cermin nihilnya sifat ksatria.€ ¢â' '½
€ ¢Â 
Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang suka ngeyel? Sudah jelas dia melakukan kesalahan, eh ngotot saja mencari pembenaran atas tindakannya. Di TV, Koran, dan berbagai media lainnya, banyak sekali contoh orang seperti itu. Di kantor juga sama. Sampai-samapi kita heran sendiri;€ ¢â' '½Kenapa ya, kok ada orang yang ndablek seperti itu?€ ¢â' '½ Hey jangan salah, kalau berada pada posisi yang sama; kita pun belum tentu tidak begitu lho. Apa lagi zaman serba keterbukaan seperti sekarang. Aib seseorang bisa menyebar sedemikian luasnya. Maka tak heran jika banyak orang yang memilih untuk berdusta saja. Apakah ngeyelnya seseorang merupakan respon terhadap buruknya cara kita menghakimi orang lain? Mungkin ya, mungkin tidak. Yang jelas, itu mencerminkan telah lunturnya sifat ksatria didalam dirinya.
€ ¢Â 
Saya, pernah mencuri uang dari lemari pakaian orang tua saya. Seratus rupiah. Eit, zangan salah. Seratus rupiah pada masa itu bisa membeli sepuluh potong bakwan. Saat Ayah € ¢â' '¸menginterogasi€ ¢â' '¹, saya ngotot tidak mengakuinya. Keadaan sangat menegangkan sekali. € ¢â' '¼Dang, kamu itu anak yang baik. Bapak akan pergi sebentar. Setelah Bapak kembali, beritahu Bapak yang sebenarnya,€ ¢â' '½ lalu beliau keluar dari kamar. Tak lama kemudian, Ayah kembali lagi. Beliau langsung menuju ke lemari pakaian tempat hilangnya uang itu. Ternyata, beliau menemukannya disana. Utuh. Seratus rupiah. € ¢Â â' '¼Lho, uangnya ternyata ada,€ ¢â' '½ beliau berbalik menatap saya. € ¢â' '¼Uangnya pulang sendiri,€ ¢â' '½ saya bilang. Ayah berjongkok hingga mata kami berdua sejajar. Air mata saya meleleh di pipi kanan dan kiri. Lalu tangis meledak ketika kedua tangan Ayah merengkuh saya kedalam pelukannya. Itulah pelajaran pertama yang saya dapat tentang betapa leganya mengakui sebuah kesalahan yang telah kita
lakukan. Tidak disangka, ternyata mengakuinya jauh lebih melegakan hati daripada ngotot untuk€ ¢Â  menutupinya. € ¢Â Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar bersikap ksatria atas semua kesalahan dimasa lalu, saya ajak memulainya dengan mempraktekkan 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
€ ¢Â 
1.€ ¢Â Â Â Â Â  Ingatlah, percuma menutupinya. Jasad fisik kita tidak suka berkompromi. Jika moral kita kotor, tubuh kita ingin agar dirinya tetap bersih. Maka jika kita culas, misalnya, keculasan itu akan tergambar di wajah kita. Jika kita berbohong, maka kebohongan itu dipancarkan melalui mata. Jika kita mengatakan sesuatu yang tidak benar, maka degup jantung kita memberi sinyal dusta. Maaf, tubuh ini tidak mau berkompromi dengan hawa nafsu. Maka percuma menutupi kesalahan yang kita lakukan dimasa lalu, karena kita tidak akan bisa benar-benar menyembunyikannya. Sesekali, dengarkanlah kembali senandung Chrisye € ¢â' '¼Ketika Tangan Dan Kaki Berkata€ ¢â' '½. Lirik gubahan Taufik Ismail itu menggambarkan dengan jelas betapa kita tidak bisa menutupi sedikitpun perbuatan buruk yang kita sembunyikan itu. Maka akuilah. Sebab usaha kita untuk menutupinya akan percuma saja. Bahkan di dunia pun banyak orang yang bisa merasakan jika kita salah. Lihatlah orang-orang yang
ngeyel. Anda bisa merasakan kengeyelannya, bukan? Begitu pula jika kita yang ngeyel. Orang lain pun tahu jika kita sedang menutupi sesuatu.
€ ¢Â 
2.€ ¢Â Â Â Â Â  Biasakanlah untuk menjadi orang biasa. Selain takut dihukum, alasan kita tidak mau mengakui kesalahan adalah karena kita sendiri merasa malu. Apa lagi jika kita termasuk orang terhormat. Semakin tinggi posisi kita, semakin berat beban nama baik dan gengsi yang harus dipertahankan. Akan semakin sulit jugalah untuk mengakui jika kita ini salah. Makanya, tidak aneh jika orang-orang yang paling jago € ¢â' '¸membela diri€ ¢â' '¹ adalah mereka yang paling tinggi posisinya, paling terkenal reputasinya, paling besar kekuasaannya. € ¢Â Kalau kita sudah kadung € ¢â' '¸dinilai€ ¢â' '¹ orang lain sebagai € ¢â' '¸pribadi terpuji€ ¢â' '¹, rasanya kok berat sekali untuk mengakui adanya keburukan didalam diri kita. Maka tidak jarang orang memilih terus berkubang dari kolam kibul yang satu ke samudra dusta lainnya, asal sisi gelapnya tidak ketahuan. Beruntunglah orang biasa seperti kita. Karena kita tidak dibebani oleh keharusan untuk € ¢â' '¸menyelamatkan nama baik kita€ ¢â' '¹ dari perilaku buruk
yang mencorengnya. Lebih mudah jadinya untuk bersikap ksatria. Namun, jika saat ini Anda sudah memiliki posisi tinggi, dan reputasi yang harum mewangi; mungkin sudah waktunya bagi Anda untuk kembali membiasakan diri menjadi orang biasa lagi. Karena perasaan menjadi orang € ¢â' '¸luar biasa€ ¢â' '¹ sering menjauhkan kita dari sifat ksatria.
€ ¢Â 
3.€ ¢Â Â Â Â Â  Makin ngeyel Anda, makin sebel orang pada Anda. Kita sering mengira bahwa sifat ngeyel itu mencerminkan ketangguhan. Tidak. Justru ngeyel itu cermin kepicikan. Saya mengenal orang-orang yang mudah sekali untuk € ¢â' '¸diajak menjadi lebih baik€ ¢â' '¹. Ketika ditunjukkan kekurangan yang harus diperbaikinya mereka langsung mengakui tanpa argument berbelit-belit. Lalu mereka berkomitmen untuk tidak mengulanginya lagi. Kepada orang-orang seperti itu, kita sangat respek sehingga tidak ada lagi gairah untuk memperpanjang masalah. Namun, ada juga orang-orang yang sudah jelas salah, tapi ngotot saja mencari pembenaran atas tindakan salahnya. Bukannya mawas diri, mereka malah bertahan dengan argumennya yang defensif. Kepada orang-orang seperti itu, kita sama sekali tidak memiliki simpati. Begitu pula halnya ketika kita yang berbuat kesalahan itu. Kalau kita mau bersikap ksatria untuk mengakuinya, lalu berkomitmen untuk memperbaiki diri maka orang lain pun
akan respek kepada kita. Tapi, jika kita ngeyel€ ¢â' ¦hmmh, jangan harap nama baik kita akan pulih karena kengeyelan itu. Justru orang semakin sebal pada kita. Dan semakin kita ngeyel, semakin terlihat buruknya kita. Maka jika ingin menjadi orang baik, kita perlu belajar untuk berhenti ngeyel demi menutupi kesalahan yang kita lakukan. Bersikaplah ksatria, maka orang akan menaruh hormat pada Anda.
€ ¢Â 
4.€ ¢Â Â Â Â Â  Posisikanlah diri setara dengan orang lain. € ¢Â Berada di posisi paling tinggi bisa melihat lebih banyak hal. Jadinya berbahaya kalau kita merasa € ¢â' '¸lebih tinggi€ ¢â' '¹ dari orang lain. Kenapa? Karena kita menjadi lebih mudah melihat kesalahan mereka. Padahal, kita sendiri tidak sempurna-sempurna amat. Oleh karenanya, sangat penting untuk memposisikan diri kita setara dengan orang lain. Sehingga kita bisa seimbang dalam melihat € ¢â' '¸keluar€ ¢â' '¹ dan € ¢â' '¸kedalam€ ¢â' '¹. Mungkin Anda pintar, tapi orang lain tahu sesuatu yang Anda tidak tahu. Mungkin jabatan Anda tinggi, tetapi keterampilan atau pengalaman orang lain bisa jadi jauh lebih tinggi. Plus € ¢â' '³ minuslah, kita ini. Jadi bagusnya ya€ ¢Â  posisikan diri setara dengan orang lain saja. Dengan begitu, kepala kita tidak menjadi kebesaran. Dengan posisi yang sama tinggi, kita juga tidak menganggap rendah mereka yang berbuat salah. Ya, faktanya memang mereka salah. Tetapi setelah diakuinya kesalahan itu, kita
sadar jika mereka juga manusia biasa. Saat kita sendiri yang salah pun, kita tidak terlalu gengsi mengakuinya. € ¢â' '¸Boss tidak pernah salah,€ ¢â' '½ kata orang. Makanya, tidak usah sok nge-boss biar tidak susah mengaku salah. € ¢â' '¼Orang pinter mesti bener,€ ¢â' '½ katanya. Makanya, zangan sok pinterlah. € ¢â' '¼Orang suci jauh dari dosa,€ ¢â' '½ kata yang lain. Kalau kita tidak sok suci, maka tidak sulit lagi untuk mengakui kekurangan diri, meminta maaf dari orang lain, dan melakukan perbaikan.
€ ¢Â 
5.€ ¢Â Â Â Â Â  Akuilah semuanya, agar dimaafkan. € ¢Â Ayah saya tahu, jika saya mengambil uang itu. Beliau bisa saja memaksa merogoh saku baju saya. Pasti uang itu bisa ditemukan dengan mudah. Tapi tidak dilakukannya. Perlakuan Ayah merupakan momentum penting bagi saya. Jika beliau memaksa, bisa jadi saya akan mencari cara untuk menyembunyikannya ditempat paling sulit. Boleh jadi, hari ini saya menjadi ahli dalam berkilah dan bersilat lidah. Namun, Ayah telah berhasil membuat saya mengakuinya secara sukarela, menyampaikan penyesalan, dan merasakan betapa indahnya mengakui kesalahan. Sampai hari ini, jika saya berbuat salah pada Anda, maka Anda tidak perlu menginterogasi saya. Cukup tunjukkan dimana salah saya, maka saya akan mengakuinya. Saya menyadari pelajaran yang diberikan oleh Ayah bahwa; setiap kesalahan yang diakui mempunyai peluang untuk dimaafkan. Logis, ya? Tidak mungkin kita bisa memaafkan sesuatu yang tidak diakui, kan? Maka jika kita memang telah
melakukan kesalahan, sebaiknya berhenti ngeyel. Akuilah semuanya. Karena dengan pengakuan itu, kita punya kesempatan untuk dimaafkan. € ¢Â 
€ ¢Â 
Kitab suci dengan jelas merekam wahyu Tuhan yang berfiman;€ ¢â' '½Pada hari ini Kami tutup mulut mereka. Tangan mereka akan berkata kepada Kami. Dan kaki mereka akan memberi kesaksian. Terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.€ ¢â' '½ Merinding kulit tubuh kita jika memahami makna ayat suci itu. Kita sama sekali tidak bisa bersembunyi dari apa yang pernah kita lakukan dimasa lalu. Semakin kita bersembunyi, semakin tidak termaafkan kesalahan itu. Maka sebelum mulut kita ditutup, mari gunakan dia untuk mengakui bahwa kita telah berbuat salah. Mari gunakan lidah ini untuk memohon maaf dengan tulus. Dan mumpung masih ada waktu, mari kita lakukan perbaikan meski sedikit demi sedikit. Semoga dengan begitu, orang lain bersedia melihat bahwa kita memiliki komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dan semoga dengan begitu, tangan dan kaki kita memberi kesaksian yang baik. Pada hari ketika tangan dan kaki ini mendapat giliran untuk bicara.
€ ¢Â 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman € ¢â' '³ 22 November2011
Trainer Bidang Kepemimpian dan Pembedayaan Diri
Penulis buku € ¢â' '½Natural Intelligence Leadership€ ¢â' '½(Tahap editing di penerbit)
€ ¢Â 
Catatan Kaki:
Bersembunyilah sejauh yang Anda bisa. Namun sejauh apapun itu, tak mungkin Anda bisa selamanya menyembunyikan diri.
€ ¢Â 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
14.

Artikel € ¢â' '³ Bergairah Di Kantor Yang Terasa Gerah

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Fri Nov 25, 2011 7:18 am (PST)



Artikel € ¢â' '³ Bergairah Di Kantor Yang Terasa Gerah
€ ¢Â 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
€ ¢Â 
Catatan Kepala:€ ¢â' '½Gairah kerja kita tidak terpengaruh oleh suasana kantor, selama memiliki keinginan untuk membuat pencapaian bernilai dalam hidup.€ ¢â' '½
€ ¢Â 
Saya yakin Anda menghabiskan sebagian besar waktu bekerja di ruang ber-AC. Ya kalaupun sesekali keluar dari ruangan sejuk itu, kan masih ada AC alam yang menghembuskan sepoinya. Makanya, kita jarang berada di tempat yang membuat gerah. Tapi, kenapa ya kita masih suka merasa € ¢â' '¸gerah€ ¢â' '¹. Sejauh yang saya ketahui, ada begitu banyak alasan bagi seorang karyawan untuk merasa gerah dengan suasana kantor. Seseorang bisa bilang atasannya begini dan begitu. Dia juga bilang jika teman-temannya begana-begono. Bahkan sebagai seorang atasanpun bisa mengatakan anak buahnya sangat sulit diatur. Mungkin kita juga bisa bilang jika produk ini susah sekali jualannya. Atau, mungkin juga kita mengatakan sebuah kata sederhana ini; bosan!
€ ¢Â 
Anda membutuhkan berapa banyak alasan untuk merasa gerah di kantor? Saya bisa tunjukkan lebih banyak alasan dari yang Anda butuhkan. Tetapi, hubungan antara saya dan Anda bukanlah untuk berbagi energy negatif seperti itu. Kita justru bisa menunjukkan fakta bahwa ditengah suasana kantor yang kita kira € ¢â' '¸menggerahkan€ ¢â' '¹ itu lha kok selalu ada orang-orang yang cemerlang ya. Alih-laih merasa gerah, mereka malah terlihat semakin bergairah. Tidak heran jika mereka terlihat semakin bagus ditengah orang-orang yang € ¢â' '¸tidak bagus€ ¢â' '¹ seperti kita. Bukan kepada trainer atau motivator terkenal Anda harus berguru soal itu. Melainkan kepada orang-orang sederhana di kantor Anda yang mampu menjadi pribadi yang terus bergairah, meskipun suasana kantor bisa membuat kita gerah. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar membangun gairah ditengah suasana kantor yang terasa gerah, saya ajak memulainya dengan mempraktekkan 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
€ ¢Â 
1.€ ¢Â Â Â Â Â  Lindungi perasaan sendiri. Salah seorang teman saya merasa diremehkan oleh rekan kantornya yang lebih senior. Teman lain merasa € ¢â' '¸tidak dianggap€ ¢â' '¹ oleh anak buahnya sendiri. Penting untuk disadari bahwa perasaan kita sama sekali tidak ditentukan oleh orang lain. Bahkan ketika orang lain benar-benar melakukan sesuatu yang bisa menyakiti kita. Jika bisa menjaga perasaan kita sendiri dari pengaruhnya, maka perasaan kita akan baik-baik saja. Bagaimana pun juga, posisi kita sama seperti € ¢â' '¸orang itu€ ¢â' '¹, yaitu; karyawan yang bertugas untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Maka orang lain boleh memilih untuk menjadi mitra yang baik bagi kita, atau menyaksikan jika prestasi kita tetap baik tanpa dukungan darinya. Apalagi jika posisi kita adalah atasannya. Misi pribadi kita adalah memberikan bantuan agar masa depannya bisa lebih baik dari sekarang. Orang itu boleh memilih untuk bekerjasama dengan kita dalam merancang karirnya yang lebih
baik, atau bersikeras bahwa dia bisa mengurus dirinya sendiri. Syaratnya € ¢â' '³ nah kalau ini ada syaratnya; pekerjaan dan tanggungjawab hariannya diselesaikan dengan baik. Jadi, kondisi apapun yang Anda hadapi di kantor sebenarnya tidak bisa mempengaruhi perasaan Anda. Kecuali jika Anda gagal melindungi perasaan diri Anda sendiri. € ¢Â Â Â 
€ ¢Â 
2.€ ¢Â Â Â Â Â  Menjaga lidah. € ¢Â Ada kalanya memang kantor kita sedang memasuki masa-masa yang sangat sulit. Konflik € ¢â' '¸tingkat tinggi€ ¢â' '¹, mungkin. Kehadiran boss baru yang gayanya bertolak belakang dengan kebiasaan selama ini. Pengetatan anggaran, dan lain sebagainya. Perhatikan bagaimana kebanyakan orang merespon situasi itu. Toilet menjadi ajang diskusi seru. Tangga darurat menjadi tempat rumpi heboh berselaput asap. Warung kopi menjadi lokasi tumpahan keluh kesah. Anda, perlu menghindari hal-hal seperti itu. Percayalah, di perusahaan apapun Anda bekerja ada kemungkinan situasi itu Anda temui. Karena tidak ada satu pun perusahaan yang kebal terhadap perubahan. Sedangkan perubahan itu, tidak selamanya diawali dengan perasaan nyaman. Sebagian besar perubahan dimulai dengan rasa perih dan ketegangan. Maka kasak-kusuk seperti itu, tidak termasuk dalam daftar strategi untuk menghadapinya. Bersikaplah tenang sehingga Anda tidak tergoda untuk menumpahkan
perasaan melalui lidah yang tiada bertulang. Karena salah berkata, akan salah pula pesan yang diterima oleh sel-sel syaraf di sekujur tubuh kita. Dan jika tubuh ini diberi informasi yang salah, maka bisa dipastikan sikap dan perilaku kita juga akan salah. Apalagi jika kata-kata yang tidak tepat itu kita gembar-gemborkan. Bukan hanya tubuh kita yang teracuni. Lingkungan dan karir kita juga ikut tercemari. Maka, jagalah lidah kita dari berkomentar yang tidak tepat terhadap suasana kantor yang gerah. Karena dimanapun Anda bekerja, akan ada saat seperti itu.
€ ¢Â 
3.€ ¢Â Â Â Â Â  Sikap tanpa keberpihakan. € ¢Â Pekerjaan tidak bisa lepas dari ikatan emosi. Kedekatan kita kepada seseorang bisa menjadi jerat timbulnya keberpihakan kita kepadanya. Ingatlah, bahwa kita tidak benar-benar memahami apa yang sesungguhnya terjadi. Maka jika ada konflik tingkat tinggi, sebaiknya Anda tidak segera mengambil posisi untuk berpihak. Keberpihakan Anda bukan kepada atasan, teman, atau sahabat dekat; melainkan kepada perusahaan. Keberadaan kita dibayar oleh perusahaan untuk membela kepentingan perusahaan, itu sudah jelas sekali. Jika ada konflik, maka itu artinya perusahaan sedang terancam. Maka sebagai orang yang dipekerjakan untuk menjaga kepentingan perusahaan kita berkewajiban untuk tetap menempatkan kepentingan perusahaan itu didepan hal-hal lainnya. Begitulah seorang profesional yang layak. Sikap tanpa keberpihakan itu bukan hanya menguntungkan perusahaan lho. Sikap itu penting bagi diri kita sendiri. Seorang karyawan berpihak pada
salah satu boss yang sedang berkonflik. Saat boss itu harus hengkang, orang ini ditinggalkan. Boss mendapatkan tunjangan tinggi untuk pergi. Sedangkan teman kita ini? Bisa Anda bayangkan apa didapatkannya, bukan? Ini bukan kisah hayalan. Realitas yang sudah sering kejadian. So, jika suasana di kantor Anda sudah terasa gerah karena adanya konflik tingkat tinggi; sebaiknya Anda mengambil sikap tanpa keberpihakan. € ¢Â 
€ ¢Â 
4.€ ¢Â Â Â Â Â  Hidupkan AC dengan tangan sendiri. Ketika masih bekerja sebagai profesional, saya sering menjadi orang pertama yang tiba dikantor. Seluruh lorong kantor masih gelap dengan udaranya yang terasa pengap. Bayangkan jika saya membiarkan keadaan itu. Saya tentu akan berada di ruang gelap dan pengap sampai ada seseorang yang menyalakannya. Oh, tentu saya tidak mau begitu. Maka saya memilih untuk mengetahui dimana letak tombol lampu dan AC sehingga saya bisa menghidupkannya dengan tangan saya sendiri. Sama halnya juga dengan suasana kantor Anda yang terasa gerah itu. Kebanyakan orang hanya bisa mengeluhkan betapa gerahnya suasana dikantor itu. Gerah banget sih, disini! Tetapi tidak banyak yang bersedia bertindak untuk memperbaiki keadaan. Dalam banyak situasi, kegerahan di kantor disebabkan oleh orang-orangnya juga. Misalnya, sikap tidak respek terhadap rekan. Perilaku membangkang dan mempertanyakan otoritas atasan. Sering banget telat masuk ke
kantor sehingga teman-teman dari departemen lain harus menunggu laporan dan data yang diperlukan. Terlalu banyak melakukan kesalahan sehingga atasan sering menegur. Atau sebaliknya, gaya sok-kuasa sehingga bawahan merasa kesal. Jarang banget kegerahan kantor yang ditimbulkan oleh aspek diluar perilaku kita sendiri. Wajar jika kita menghidupkan AC-nya dengan tangan kita sendiri.
€ ¢Â 
5.€ ¢Â Â Â Â Â  Jadilah penyejuk bagi orang lain. € ¢Â Ketika Anda memasuki ruang kantor, biasanya lampu dan AC sudah menyala ya? Sudah sejuk sebelum Anda datang. Pernahkah Anda bertanya; siapakah gerangan orang yang menghidupkannya? Mungkin jarang sekali terpikirkan betapa orang itu telah memberi kesegaran bagi semua orang. Anda tidak perlu tergesa-gesa untuk pergi ke kantor hanya karena ingin menjadi orang pertama yang menghidupkan AC dan lampu bagi orang lain. Apalagi jika digedung perkantoran yang AC-nya diatur secara sentral. Tetapi Anda bisa menjadi orang pertama yang menciptakan suasana sejuk di kantor disepanjang hari itu. Jika Anda seorang atasan, maka suasana sejuk itu bisa dibangun melalui otoritas kepemimpinan Anda. Jika Anda belum menjadi atasan? Bisa dilakukan dengan cara menjadi bawahan yang kooperatif bagi atasan. Menjadi mitra kerja yang menyenangkan bagi teman-teman dalam kelompok kerja. Bisa menjadi senior yang rendah hati. Menjadi junior
yang santun. Atau seribu satu peran lain yang bisa Anda mainkan. Hanya dengan peran sederhana itu saja Anda bisa menjadi penyejuk bagi orang lain lho. Dan dengan begitu, Anda bisa berkontribusi untuk menciptakan suasana kantor yang menyenangkan. Tidak harus menjadi boss dulu untuk mengambil peran itu, teman-teman. Kita semua, bisa melakukannya sesuai dengan fungsi, peran, dan posisi serta porsi masing-masing.
€ ¢Â 
Orang yang merasa gerah selama bekerja tidak mungkin bisa menghasilkan kinerja yang tinggi. Energinya akan dihabiskan untuk melayani kegelisahan hati sepanjang hari. Sedangkan mereka yang bisa tetap menjaga suasana hatinya sejuk, tidak akan pernah bisa terpengaruh oleh suasana buruk yang sedang menerpa lingkungannya. Dia akan tetap fokus pada kinerjanya sehingga terlihat semakin cemerlang dibandingkan yang lainnya. Persis seperti bintang yang tetap bersinar, dikala langit gelap menyelimuti malam kelam. Maka tetaplah bergairah, sekalipun suasana di kantor Anda sedang memasuki masa-masa gerah.
€ ¢Â 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman € ¢â' '³ 24 November2011
Trainer Bidang Leadership & Personnel Development
Penulis buku € ¢â' '½Natural Intelligence Leadership€ ¢â' '½(Tahap editing di penerbit)
€ ¢Â 
Catatan Kaki:
Buatlah hari Anda sejuk selama berada di kantor. Maka suasana kantor Anda akan terasa sejuk bagi semua orang. € ¢Â 
€ ¢Â 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
15.

"AMANAH PEJABAT PUBLIK"

Posted by: "Dewo" pdewo@yahoo.com   pdewo

Fri Nov 25, 2011 7:19 am (PST)



(Dari seorang sahabat)

"AMANAH PEJABAT PUBLIK"

Assalamualaikum wr wb
Teman2,
Menduduki poisi sbg Pejabat Publik, apakah itu Presiden, Menteri, DPR, MA, BPK, Jaksa Agung, Kapolri, Gubernur, Walikota/Bupati, Direksi BUMN, atau bahkan dalam posisi apapun yg terkait dengan pejabat negara atau pemda dsb, hakekatnya sangat berat tanggung jawab yg harus ia emban, baik saat ia masih hidup, maupun nanti di Yaumil hisab di hadapan Allah Swt.

Itulah sebabnya barangkali saat Khalifah Utsman Bin Affan RA tewas terbunuh, Imam Ali KW menolak ditunjuk sbg Khalifah dan meminta agar menunjuk Sahabat yg lain. Namun karena desakan kuat dan untuk mencegah kekosongan pemerintahan, barulah beliau terpaksa menerimanya.

Begitu berat amanah yg harus diemban sbg Pejabat Publik, sehingga Khalifah Umar Bin Khattab RA saat dibaiat menjadi Khalifah, bukannya kalimat 'Alhamdulillah" yg meluncur dari beliau, melainkan: "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un"....

13 abad lalu, saat melantik Gubernur Mesir, Malik Al Atsyar, Imam Ali KW berpesan tegas sbb :

"Wahai Malik, takutlah kamu kepada Allah dalam mengurus orang2 kecil yg memiliki peluang yg sedikit, fakir miskin, gelandangan, dan orang2 yg tidak mampu. Jagalah baik2 kewajiban yg ditimpakan Allah untukmu dalam mengurus mereka. Usahakanlah agar sebagian dari dana negara diperuntukkan untuk mengangkat (memperbaiki) nasib mereka. Kamu tidak akan dimaafkan, bila melalaikan hal2 kecil, karena memutuskan masalah2 yg besar..€  '´.

Semoga Allah SWT masih berkenan memberikan kita Pemimpin2 & Pejabat Publik yg amanah, jujur, adil & berjuang keras utk mensejahterakan rakyatnya, terutama mereka yg miskin, ditengah kedahsyatan kerusakan moral para pemimpin & pejabat2 negara saat2 ini....Amiin.

Barakallah fiikum.



Pramono Dewo
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Learn about issues

Find support

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: