Selasa, 15 November 2011

[daarut-tauhiid] SEJARAH - RA Kartini pun Menolak Masuk Kristen dan Menentang Politik Kristenisasi

Jum'at, 04 Nov 2011

RA Kartini pun Menolak Masuk Kristen dan Menentang Politik Kristenisasi

(voa-islam) – Menarik apa yang ditulis sejarawan Muslim Indonesia
Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya Api Sejarah tentang penolakan
Raden Ajeng (RA) Kartini terhadap politik Kristenisasi di Tanah Jawa.
Tak banyak buku sejarah yang mengungkap hal ini. Boleh jadi, pihak
Barat dan kaum sekuler sengaja menutup-nutupi fakta sejarah ini.
Setidaknya ini membuka cakrawala baru bagi penikmat sejarah.

Siapa nyana, RA Kartini pernah menolak ajakan sahabat penanya Ny. Van
Kol -- asal Belanda itu -- untuk memeluk agama Kristen. Bagi Kartini,
beragama Kristen sangat merendahkan derajatnya. Ini, bukti, Kartini
memiliki ketauhidan (Islam) yang sangat kokoh, ketika itu.

Dari surat-suratnya yang dikenal dengan Habis Gelap Terbitlah Terang
(Door Duisternis tot Licht), ternyata RA Kartini tidak hanya menentang
adat, tetapi juga menentang politik Kristenisasi dan Westernisasi.
Dari surat-surat RA Kartini terbaca tentang nilai Islam dimata rakyat
terjajah saat itu. Islam dalam pandangan Kartini adalah martabat
peradaban bangsa Indonesia. Sebaliknya, Kristen dinilai merendahkan
derajat bangsa, karena para gerejawannya memihak kepada politik
imperialisme dan kapitalisme.

Ketika Ny. Van Kol mengajaknya untuk masuk agama Kristen, Kartini
menolaknya, seraya mengatakan, "Yakinlah Nyonya, kami akan tetap
memeluk agama kami yang sekarang ini (Islam)." Selanjutnya, Kartini
berbalik mengingatkan Ny. Van Kol agar Barat dapat bertoleransi
terhadap agama Islam.

Suratnya kepada E.C Abendanon dalam Habis Gelap Terbitlah Terang,
Kartini juga mengingatkan: "Zending Protestan jangan bekerja dengan
mengibarkan panji-panji agama. Jangan mengajak orang Islam memeluk
agama Nasrani. Hal ini akan membuat Zending memandang penduduk Islam
sebagai musuhnya. Dampaknya, semua agama akan menjauhi Zending."

Mengapa demikian? RA Kartini menjelaskan, "Orang Islam umumnya
memandang rendah kepada orang yang tadinya seagama dengan dia, lalu
melepaskan keyakinannya sendiri memeluk agama lain."

Kartini mengatakan,"Karena yang dipeluknya agama orang Belanda, sangka
dia sama tinggi derajatnya dengan orang-orang Belanda." Yang menarik,
Kartini memberi petunjuk kepada Zending Protestan, agar Zending
mengajarkan ketauhidan seperti yang telah melekat pada keimanan Islami
di hati bangsa Indonesia. "Janganlah menasranikan orang," kata Kartini
31 Januari 1903 M.

Kekaguman pada Al-Qur'an

Sikap Kartini yang istiqamah, nampak setelah ia membaca Tafsir
Al-Qur'an. Kekagumannya terhadap nilai ajaran Al-Qur'an dituturkan
kepada E.C Abendanon: "Alangkah bebalnya, bodohnya kami, kami tiada
melihat, tiada tahu, bahwa sepanjang hidup ada gunung kekayaan di
samping kami".(15 Agustus 1902).

RA Kartini menilai Al-Qur'an sebagai gunung kekayaan yang telah lama
ada disampingnya. Akibat pendidikan Barat, Al-Qur'an menjadi
terlupakan. Namun, setelah Tafsir Al-Qur'an dibacanya, Kartini melihat
Al-Qur'an sebagai gunung keagungan hakikat kehidupan.
RA Kartini dengan surat-suratnya memberikan gambaran, bahwa agama
Kristen atau Katolik tidak mendapatkan tempat di hati rakyat
Indonesia. Hal ini disebabkan Agama Protestan sebagai agama penjajah
Belanda. Demikian pula Katolik dikembangkan oleh penjajah Portugis,
sebelum penjajah Protestan Belanda.

"Jika demikian faktar sejarah yang sebenarnya, timbul pertanyaan,
apakah benar teks dalam Diorama Monumen Nasional, Katolik dan
Protestan sebagai pemersatu bangsa?" tanya Ahmad Mansur Suryanegara,
sejarawan Muslim asal Bandung itu.
Ahmad Mansur sangat menyayangkan jika umat Islam di Indonesia belum
menggali sejarah bangsanya sendiri, terutama ulamanya. Kata Mansur,
Ulama hanya mampu membaca abunya sejarah, tetapi tidak dapat menangkap
apinya sejarah. Para ulama selalu disibukkan oleh masalah fiqhiyah,
sehingga membiarkan masalah distorsi penulisan sejarah di sekitarnya
tak terjawab.

Akibatnya, pemerintah kolonial Belanda lah yang mengadakan pemugaran
dan penulisan sejarah Indonesia dengan penyimpangan-penyimpangannya.
Termasuk mengagung-agungkan kisah masa jaya dan keemasan Hindu dan
Buddha. Bahkan kolonial Barat berusaha memadamkan cahaya Islam melalui
penulisan sejarah yang sengaja digelapkan.
"Melalui interpretasi sejarah, pemerintah Kolonial Belanda mencoba
membentuk opini public bangsa Indonesia agar berpendapat bahwa Islam
sebagai agama asing dari Arab, dan kedatangan Islam dianggap merugikan
bangsa Indonesia. Sebuah penulisan sejarah yang keliru besar," kata
Mansur.

Menurut Mansur, RA Kartini benar-benar memperjuangkan anak bangsa agar
memperoleh kesempatan pendidikan, sekalipun bukan dari suku Jawa. Lagi
pula RA Kartini bukan dari kalangan Kejawen. Kebangkitan juangnua
sangat dipengaruhi oleh ajaran Al-Qur'an. Lingkungan kehidupan
Kabupaten Jepara merupakan medan persemaian tumbuh kembangnya ajaran
Islam di kalangan Bupati yang berpikiran maju sejalan dengan gerakan
kaum muda.

Terlepas dari kritikan yang menyebut alam pemikiran Kartini sangat
bercorak Theosofi, sebuah organisasi kebatinan Yahudi yang
keberadaannya sempat dilarang oleh pemerintah RI. Setidaknya apa yang
diungkap sejarawan Muslim Ahmad Mansur Suryanegara adalah sisi lain
sosok Kartini yang tak banyak diungkap sejarawan lain, bahwa ia pernah
menolak ajakan Ny. Van Kol untuk masuk agama Kristen dan menentang
politik Kristenisasi dan westernisasi di negeri ini. Wallohu'alam
bisshowab. (Desastian/dbs)

http://m.voa-islam.com/news/christology/2011/11/04/16587/ra-kartini-pun-menolak-masuk-kristen-menentang-politik-kristenisasi/

--
Satriyo

"Don't be so quick to judge, you never know when you might just find
yourself walking in that person's shoes"


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: