Benarlah kata mereka yang merasakan manisnya iman,
ibadah yang dilakukannya bukan karena takut akan siksa api neraka dan bukan juga karena ingin mengumpulkan pahala, tetapi karena rasa syukur dan berserah diri kepadaNya
Benarlah kata mereka yang merasakan manisnya iman,
kehatian-hatian jadi penghias, sampai hal kecilpun ia takut akan mendzalimi makhluk lain dan akan dipertanyakan kelak
Benarlah kata mereka yang merasakan manisnya iman,
kerisauan selalu ada di dalam jiwa, mereka merasakan ketika iman mulai memudar ketika iman sedang memuncak
Benarlah kata mereka yang merasakan manisnya iman,
Ia merasa risau dengan kemegahan dan hura-hura, Ia juga merasa tak betah dengan kegiatan dunia yang sia-sia
Benarlah kata mereka yang merasakan manisnya iman,
ketika mendengar adzan, terpanggil jiwanya utk mendekat kepadaNya, rasa bersalah menghantui dirinya ketika ia hiraukan panggilanNya
Benarlah kata mereka yang merasakan manisnya iman,
ketika tak mampu lakukan sholat berjamaah di awal waktu maka risaulah hatinya. Dirinya bersedih dan gelisah sampai akhirnya ia kembali taat dengan perintahNya barulah ia merasakan kembali ketenangan
Benarlah kata mereka yang merasakan manisnya iman,
cobaan, ujian bukanlah hal yang perlu dirisaukan, tetapi dihadapi dengan kesabaran
karena memang datangnya dari yang Mengatur segala urusan
Benarlah kata mereka yang merasakan manisnya iman,
mereka rasakan bagaimana Allah SWT selalu menuntun jalannya untuk menjauhi larangan. Agar kelezatan tetap dirasakan, Ia selalu perbaiki amalan cabang-cabang iman yang dicintai Allah
dan benarlah kata mereka yang merasakan manisnya iman,
Betapa nikmatnya ia ketika di dalam majelis ta'lim, merasakan hikmah yang bertebaran. Dan betapa sedih jiwanya ketika tertinggal masa-masa itu, karena mereka merasa saat itulah hatinya dilembutkan, kelalaiannya diingatkan.
Jika saat ini tak ada yang kau rasakan seperti mereka, dimana hatimu tak tersentuh seruan adzan, dirimu tak bersedih jika di dalam diri tak pernah ada risau ketika diri jauh dari ketaatan, dan ketika cobaan datang berputus-asalah dirimu terkadang terlontar tuduhan miring kepada sang Pengatur kehidupan, dan berharap banyak kepada makhluknya. Bisa jadi hatimu telah terhijab dengan tebalnya dosa
Jika saat ini tak ada yang kau rasakan seperti mereka, dimana Ibadahmu hanya menggugurkan kewajiban, Ibadahmu masih penuh perhitungan untuk mengumpul-ngumpul pahala, laksana perniagaan, Ibadahmu karena takut kepada siksaNya, laksana sebagai para budak belaka. Bisa jadi dirimu lupa jika malaikat maut senantiasa mengawasi
Jika saat ini tak ada yang kau rasakan seperti mereka, dimana mengambil hak orang lain sudah biasa bagi dirimu, dosa kecil pun sudah lumrah. Membicarakan orang lain menjadi kesibukanmu. dirimu hanyut dalam kesenangan duniwi, hingga tertawa-tawa sampai lalai kepadaNya. Bisa jadi dirimu lupa jika malaikat pencatat selalu ada di sampingmu
Jika saat ini tak ada yang kau rasakan seperti mereka, dimana dirimu tak risau dirinya ketika ibadah hanya apa adanya, seakan menutupi dosa yang telah dilakukanNya, dan dirimu merasa mendapat ancaman dan terusik ketika saudaramu menasihati. Bisa jadi hatimu penuh dengan ke-hasad-an.
Bisa jadi hatimu telah terhijab dengan tebalnya dosa, berhentilah sejenak, bersyukurlah masih ada masa yang diberikanNya. Masih ada waktu untuk memperbaikinya
marilah, biar kau juga rasakan manisnya iman, sehingga kau juga bisa ceritakan kepada semua, betapa lezat iman dan hidayahNya..
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar