Jumat, 20 Juli 2012

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3624

1 New Message

Digest #3624

Message

Thu Jul 19, 2012 11:37 pm (PDT) . Posted by:

"Mimin" mine_haway

Sekedar melaksanakan amanah meneruskan email ini :)

Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Sahabat,

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
"*Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain*
."[Shahih al-Jami' no 3289 (Hasan)
Hakikat kehadiran manusia di dunia adalah sebagai khalifah Allah SWT di
muka bumi yang menyebarkan manfaat bagi sesamanya,

Sebuah cuplikan tulisan dari website om sandiaga uno berikut cukup
menginspirasi tentang pentingnya kemanfaatan kepada sesama :

Banyak yang bertanya, "Bagaimana caranya menjadi orang yang superkaya?"
Namun yang penting bukan menjadi orang kaya. Banyak yang menghubungkan Sandiaga
Uno <http://sandiaga-uno.com/> dengan peringkat dan kekayaan. Namun yang
lebih penting adalah kontribusi yang ingin kita berikan kepada masyarakat,
yang kita perjuangkan. Manfaat apa yang ingin kita wariskan bagi dunia.
Suatu saat peringkat, kekayaan, saham, dan network tidak akan dapat
memotivasi kita. Namun yang akan men*drive* kita adalah *impact*, *legacy*,
dan kontribusi yang akan kita tinggalkan bagi dunia.

Insya Allah beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan 1433 H,
Ma'idaturrahman, sebagai sebauh wadah untuk berbagi kepada sesama insya
Allah akan hadir dengan 20 titik pembagian ta'jil,
buka puasa bersama 1000 yatim dan wisata bersama 1000 yatim setelah
ramadhan.

Untuk itu kami mengajak sahabat untuk berpartisipasi dalam bentuk leader
maupun anggota sukarelawan ma'idaturrahman yang membagikan ta'jil di salah
satu titik di 20 titik kemacetan jakarta,
Untuk info dan pendaftaran melalui sms atau telpon ke nomer Ahmad yani di
*0812-802-726-63 : *

ketik nama (spasi) kelas (spasi) alamat kantor/rumah/kampus (spasi) area

contoh :

Tulus kamis malam rasuna said jaksel

bila ingin menjadi leader dengan membuka titik maidaturahman, cukup
tambahkan leader di belakang sms, contoh

Tulus kamis malam rasuna said jaksel leader

atau melalui email ke tuluskurnianto@gmail.com

bagi yang ingin kontribusi dana bisa melalui transfer ke Rekening BNI
Syariah atas nama Bachtiar Nasir qq Maidaturrahman di nomer rek: 0252977884

Jazakumullah khairan katsira

Tulus Kurnianto
Handphone : 0813-821-821-20
Nb. Apabila berminat, silakan japri saya akan mengirim proposal
Ma'idaturahman
Berikut cerita meta silvia silvia ningrum tentang indahnya ramadhan bersama
maidaturrahman tahun lalu yang menjadi bagian dari buku Ma'idaturrahman
yang insya Allah terbit sebelum bulan Ramadhan tahun ini :

*Ma'idaturrahman*<http://www.methasilvianingrum.blogspot.com/2011/09/maidaturrahman.html>
,*Pengalaman nan Indah *
*Berbagi di Bulan Ramadhan*
*Penulis : Meta Silvia Ningrum*
[image:
http://1.bp.blogspot.com/-rhRbFyOzvaU/TmNtFlWGDaI/AAAAAAAAAGw/GeKUNy6UMp8/s320/Tim+Pusat%252C+Tanah+Abang-BI+120811.jpg]<http://1.bp.blogspot.com/-rhRbFyOzvaU/TmNtFlWGDaI/AAAAAAAAAGw/GeKUNy6UMp8/s1600/Tim+Pusat,+Tanah+Abang-BI+120811.jpg>

*Kalau hidup sekedar hidup,*
*Babi di hutan juga hidup*
*Kalau kerja sekedar kerja,*
*Kera juga bekerja*
*-Buya Hamka -*
Kira-kira begitulah isi petuah Buya Hamka yang seringkali dipaparkan Ustad
Bachtiar Nasir di kelas pengajian kamis malam kami. Beliau tidak mau kami
hanya sekedar menjadi pemuda dan pemudi muslim biasa, tidak mau kami
mentadaburi ayat-ayat suci Al-Qur'an tanpa mengaplikasikannya dalam
kehidupan nyata.

Dan beginilah hasilnya, di bulan suci Ramadhan tahun ini aku mengikuti
kegiatan baru yang namanya tercetak indah pada spanduk bertema besar:

*Ma'idaturrahman*
*(Sajian berbuka puasa gratis)*

Kalau kebetulan pada bulan Ramadhan kemarin, menjelang maghrib Anda melihat
ada segerombolan muda mudi berompi biru membagikan kotak putih berisi
ta'jil di beberapa titik macet sekitar lampu merah daerah Jakarta Utara/
Jakarta Pusat/ Jakarta Barat/ Jakarta Selatan/ Jakarta Timur atau di daerah
Tangerang Selatan, Anda mungkin telah bertemu dengan kami, tim
Ma'idaturrahman.

Kegiatan kami sederhana, sekedar membagikan ta'jil berbuka puasa bagi
orang-orang yang terkena macet di waktu menjelang maghrib. Di setiap titik
kami membagikan sekitar 300 kotak ta'jil yang umumnya berisikan satu air
mineral dalam kemasan gelas, satu plastik kecil kurma, dan *snack* manis/
asin seperti roti, risoles, atau berbagai kue lainnya yang umumnya biasa
aku temui sebagai *snack* rapat di kantor. Tapi siapa sangka di balik
kegiatan sederhana ini, aku mendapatkan banyak hikmah.

Pertama, aku *gak* pernah berpikir bahwa hanya untuk mendapat satu kotak
ta'jil orang-orang akan dengan antusias menepikan kendaraannya dan
mengantri di depan kami.

Ini kualami saat kami membagikan ta'jil di sekitar Halte PPM, Jl.Tugu Tani
Jakarta Pusat. Kebetulan aku bergabung dengan tim Jakarta Pusat yang titik
pembagiannya relatif lebih dekat dengan lokasi kantor.

Tentunya yang mengantri adalah para pengendara motor, yang Alhamdulillah
cenderung tertib dan segera bergegas melaju setelah berhasil mendapatkan
ta'jil dari kami. Tapi yang membuat mulutku menganga adalah ketika sebuah
truk juga ikut menepi. Ya Allah… kotak-kotak ta'jil berisikan makanan kecil
ini benar-benar dibutuhkan banyak orang yang terjebak macet.

Kedua, rasa bahagia bisa memberikan makanan bagi orang-orang yang
membutuhkan.

Di tengah kemacetan ibukota, kulihat wajah-wajah lelah para pekerja. Raut
wajah berharap dengan cemas akan bisa sampai rumah sebelum azan maghrib
berkumandang atau tidak, dan wajah lelah pengemudi kendaraan umum yang
tetap harus bekerja mengantarkan penumpang demi mengejar setoran. Senyumku
dengan mudahnya mengembang saat membagikan kotak ta'jil, bahkan untuk para
pengemudi bajaj ataupun kernet metromini yang biasanya menjadi sasaran
sumpah serapah saat menyetir mobil pribadi. Yang kupikirkan hanya, mereka
butuh, dan aku belajar tentang kepedulian.

Ketiga, aku belajar tentang kesabaran dan keikhlasan untuk menyenangkan
hati orang lain.

Pernah ditolak saat membagikan *flyer* kegiatan atau promosi
*event*perusahaan? Aku pernah, dan rasanya berbeda dengan ditolak saat
membagikan
makanan gratis. Jika *flyer* kegiatan/ promosi perusahaan ditolak karena
biasanya orang cenderung malas membaca iklan, di luar dugaan ternyata kami
juga menemui kesulitan membagikan ta'jil walaupun secara gratis. Para
pengendara mobil pribadi umumnya adalah yang tersulit untuk menjadi target,
karena selain biasanya posisi kendaraan mereka berada di tempat yang
"menantang" alias lebih ke tengah jalan, kami juga harus berbesar hati
mengetuk jendela mobil mereka untuk menawarkan ta'jil. Dan itu pun tidak
semuanya mau menerima, bahkan enggan untuk sekedar menurunkan kaca mobil.

Dari cerita di milis juga ada pengalaman teman yang ditolak karena orang
merasa takut. Iya, takut.. Agak geli juga membacanya. Ternyata ada juga
orang yang takut kami memberi obat bius pada makanannya, atau mungkin juga
takut kami mintai uang untuk membayar tapi mereka malas bertanya. Ternyata
pakai rompi biru Ma'idaturrahman juga bukan sepenuhnya menjamin orang akan
percaya dengan kami.

Tapi yang aku dan (mungkin) teman-teman pikirkan, bahwa 300 kotak ta'jil
itu harus habis dan orang-orang yang sedang terkena macet bisa segera
berbuka puasa. Ini adalah pelajaran dari Allah tentang membangun rasa sabar
dan ikhlas.

Keempat, pelajaran tentang bekerja keras karena Allah.

Ada pengalaman lucu dari seorang teman. Waktu itu tim Jakarta Pusat sedang
bertugas di Jl. Tugu Tani dan dia naik ke atas metromini untuk membagikan
ta'jil kepada para penumpang. Di luar dugaan jalanan menjadi lancar, dan
metromini membawanya sampai ke Tanah Abang.

Suatu waktu saat membagikan ta'jil di sekitar Jl. Budi Kemulyaan (dekat
gedung Bank Indonesia), kami harus memecah tim karena lagi-lagi jalanan
juga lancar. Kami pun berpencar dan terburu-buru karena khawatir tertabrak
kendaraan.

Di hari ke-19 Ramadhan mungkin adalah satu dari pengalaman paling
melelahkan. Jumat sore itu lalu lintas di Jakarta Pusat macet total. Sampai
mendekati maghrib mobil yang membawa *snack box* kami masih belum juga
sampai dan terjebak macet di Jl. Kebon Sirih. Akhirnya kami mengejar dengan
naik ojek ke arah stasiun Gondangdia, dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Setelah azan maghrib berkumandang kami baru menemukan mobil tersebut dan
berpencar membagikan ta'jil langsung di lokasi.

Dan (menurutku) kegiatan Ma'idaturrahman yang paling melelahkan adalah hari
Senin, 22 Agustus 2011. Karena waktu yang mendekati akhir Ramadhan, kami
memindahkan lokasi ke Stasiun Gambir untuk membagikan ta'jil kepada para
pemudik. Jumlah *snack box* pun ditambahkan menjadi 500 *box*. Namun di
luar dugaan ternyata kami terganjal perizinan, sehingga hanya bisa menyebar
di sekitar *lobby* stasiun. Disana pun kami menemui banyak ganjalan
seperti: jumlah pemudik kereta yang ternyata masih sedikit, banyaknya kios
yang menjual makanan, dan kami juga mulai dikerumuni oleh para proter dan
orang-orang yang berpenampilan seperti preman. Akhirnya setelah berhasil
menyebarkan sebanyak 200 *box, *sekitar 10 menit menjelang azan Maghrib
koordinator kami dengan rembukan bersama tim membuat keputusan untuk
berpindah lokasi ke sekitar Sarinah. Kami terpaksa berpindah karena lokasi
yang tidak lagi kondusif.

Keputusan mendadak itu membuat anggota tim berpencar dengan kendaraan
terpisah menuju lokasi. Ada aksi nekat dan berani juga saat koordinator
kami memutuskan untuk turun dari mobil di salah satu lokasi yang kebetulan
macet. Beberapa dari kami pun turun membagikan beberapa *box*, sedangkan
mobil meninggalkan kami langsung melaju ke Sarinah. Waktu yang sempit,
anggota yang terpencar di beberapa lokasi dan jumlah *snack box* yang lebih
banyak dari biasanya membuat kami bertugas hingga hampir mendekati waktu
Isya.

Sebenarnya, apa yang membuat kami mau bersusah payah seperti itu?

Teman-teman Ma'idaturrahman seringkali masih harus lanjut itikaf di masjid
selesai shalat tarawih. Ada juga yang masih harus rapat hingga larut malam
untuk beberapa kegiatan Ramadhan lainnya.

Aku sendiri lebih memilih langsung pulang ke rumah. Jauhnya rumah dan
minimnya waktu istirahat untuk kembali beraktivitas keesokan harinya,
membuatku tidak bisa rutin membantu teman-teman.

Pernah kami membahasnya dalam sebuah percakapan ringan, jika bukan karena
Allah tentu kami enggan menguras waktu dan tenaga seperti itu.

Dan hikmah yang termanis adalah tentang persahabatan.

Melalui Ma'idaturrahman aku mendapatkan banyak teman baru. Ikatan kami
disatukan dari kebersamaan dan kerja sama selama di lokasi. Selama
berbulan-bulan aku mengaji di *Ar-Rahman Quranic Learning Center* (AQL),
tapi begitu bergabung di Ma'idaturrahman aku baru benar-benar mengenal
mereka dengan berbagai karakternya yang menarik.

Ada Mba A'an sebagai koordinator tim Jakarta Pusat, karakternya yang supel
dan ceria membuatku betah dan terkadang lupa waktu untuk pulang (imbasnya
aku sudah beberapa kali ketinggalan kereta malam). Ryan dan Ucok yang biasa
tiba di lokasi lebih awal dengan membawa ratusan box ta'jil. Kiki yang
menyemangati kami dengan bungkusan air mineral botol dan combronya. Mas
Kuwat yang berani turun ke tengah jalan, hingga kadang terkocar-kacir
dikejar kendaraan yang terburu-buru melaju saat lampu sudah hijau. Mas Addy
dan Ario yang di sisa waktu mereka yang sibuk dan tubuh lelahnya masih rela
turun membantu tim. Mba Yanti yang menurut cerita juga suka lupa waktu
kalau sudah bersama teman-teman. Mba Dewi yang baru sempat membantu di
seminggu terakhir namun semangat tempurnya tidak diragukan lagi. Mba Sri
dan Mba Faiz yang sangat gigih membantu tim hampir setiap harinya. Ada juga
adik perempuannya, Ryan, yang masih remaja tapi semangatnya luar biasa.

[image:
http://2.bp.blogspot.com/-tOcuBJTnisY/TmNu3IgApAI/AAAAAAAAAG0/-nxdB0pHem0/s320/Tim+semangatt.jpg]<http://2.bp.blogspot.com/-tOcuBJTnisY/TmNu3IgApAI/AAAAAAAAAG0/-nxdB0pHem0/s1600/Tim+semangatt.jpg>

Itulah cerita Ramadhanku. Ma'idaturrahman, merupakan sebuah pengalaman baru
yang membuat ibadah Ramadhan semakin terasa lebih berarti.

Kalau hidup hanya sekedar hidup dan kerja hanya sekedar bekerja, mungkin
kami tidak akan mau bersusah payah untuk mengenyangkan lapar dan dahaga
orang-orang di jalan. Tapi kami memilih jalan yang berbeda, kami tidak mau
seperti babi hutan yang hidup dengan merusak tanaman orang, dan tidak mau
seperti kera yang bekerja hanya untuk mengenyangkan perut sendiri.

Kami mau menjalankan hidup dan bekerja karena Allah, mengharapkan
*rewards*langsung dari Allah.

Semoga Ma'idaturrahman terus berlanjut pada Ramadhan di tahun-tahun
berikutnya dan semakin banyak pemuda-pemudi muslim yang ikut
berpartisipasi. Melalui kegiatan ini, mari kita perlihatkan bahwa Islam itu
indah dan muslim adalah pribadi yang peduli kepada sesama.

Untuk itu kami mengajak sahabat untuk berpartisipasi dalam bentuk leader
maupun anggota sukarelawan ma'idaturrahman yang membagikan ta'jil di salah
satu titik di 20 titik kemacetan jakarta,
Untuk info dan pendaftaran melalui sms atau telpon ke nomer Ahmad yani di
*0812-802-726-63 : *

ketik nama (spasi) kelas (spasi) alamat kantor/rumah/kampus (spasi) area

contoh :

Tulus kamis malam rasuna said jaksel

bila ingin menjadi leader dengan membuka titik maidaturahman, cukup
tambahkan leader di belakang sms, contoh

Tulus kamis malam rasuna said jaksel leader

atau melalui email ke tuluskurnianto@gmail.com

bagi yang ingin kontribusi dana bisa melalui transfer ke Rekening BNI
Syariah atas nama Bachtiar Nasir qq Maidaturrahman di nomer 0252977884

--
http://min-shop.com
http://id-networkers.com

--
http://min-shop.com
http://id-networkers.com

Tidak ada komentar: