Puasa : Makna Kebersamaan dan Empati
Anas ra mengabarkan, Rasulullah SAW bersabda, " Seutama-utama sedekah adalah
sedekah pada bulan Ramadhan." [HR Tirmidzi]
Demikian puasa Ramadhan adalah momentum ideal untuk berbuat banyak amal kebaikan,
diantaranya berbagi, bersedekah.
Kegiatan mendekatkan diri kepada Allah SWT, tindakan kasih sayang, kepedulian sosial
bagi yang kurang beruntung merupakan sedikit penawar bagi kenyataan pahit yang terjadi
saat ini : kemiskinan yang terus menguat, ketimpangan sosial yang kian menjadi.
Ramadhan menjadikan perenungan untuk bermuhasabah [ mawasdiri].
Puasa bukan hanya sekedar menahan makan, minum serta seks dari pagi hingga petang.
Berpuasa Ramadhan jika hanya menjalankan syariat dan rukunnya saja maka kewajiban
berpuasa telah terpenuhi. Namun demikian nilai dan hikmah puasa Ramadhan tidak
diperolehnya. Diantaranya adalah puasa juga memberikan makna kebersamaan terhadap
yang papa, berempati pada mereka yang kurang beruntung; yang telah 'berpuasa'
mungkin sepanjang hidupnya.
Di sebuah masjid besar di Jakarta selama Ramadhan menyediakan makanan berbuka bagi
hampir 3000 orang miskin, musafir.
Namun kenyataannya banyak yang berbuka, dan mengambil jatah orang fakir miskin adalah
orang-orang yang memanfaatkan dapat berbuka puasa secara gratis. Mereka tidak miskin
secara ekonomi.
Ironis sekali.
Dimanakah makna kebersamaan itu? Jika rasa kasih sayang, kedermawanan yang menjadi
nilai puasa Ramadhan ternodai dengan tindakan tersebut diatas?
Wallahualam bissawab ! -[lm-08/12]
[Dari berbagai sumber]
----------------------------------------------------------
l.meilany
230712/03ramadhan1433h
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar