Selasa, 10 Juli 2012

[daarut-tauhiid] KISAH ULAMA BESAR ABDUL GHANI

 

KISAH ULAMA BESAR ABDUL GHANI
 
 
Saudaraku, …
Saya ingin berbagi kisah kebaikan tentang seorang
tokoh Islam yang luar biasa kebaikannya. Ia adalah Syaikh Abdul Ghani. Kebiasaan
beliau adalah dia kerap membagi-bagikan apa yang ia peroleh kepada orang-orang
yang membutuhkan di sekitarnya. Pernah suatu malam, ia menutup mukanya untuk
membagi-bagikan gandum yang ia miliki kepada masyarakat sekitar. Begitu pun
ketika ia mendapatkan beberapa kain, hari itu juga ia membagi-bagikan kepada
orang sekitar, tanpa menyisakan sedikit pun. Padahal, pakaiannya sendiri sudah
sobek.
 
Seseorang pernah terbingung-bingung ketika
mengetahui utangnya sudah lunas. Ia pun bertanya, "Siapa yang telah melunasi
utang-utangku?"
 
Dengan syarat tidak memberitahukan kepada siapa
pun, si pemberi utang pun mengatakan, "Al-Hafizh Abdul Ghani!"

Tidak ada hari-hari berlalu buat Syaikh Abdul
Ghani kecuali ia isi dengan belajar, mengajar, dan ibadah. Setiap hari, seusai
shalat Subuh, Abdul Ghani langsung menemui murid-muridnya untuk mengajarkan
mereka Alquran dan hadits. Setelah selesai, ia berwudhu untuk menunaikan shalat
sunnah hingga menjelang waktu Zhuhur. Ia tidur sebentar, untuk kemudian shalat
Zhuhur.

Seusai shalat Zhuhur, Abdul Ghani meriwayatkan
suatu hadits atau menulis kitab hingga Ashar, dan disambung lagi kegiatan itu
sampai datang Maghrib. Kalau ia tidak sedang berpuasa, ia isi antara Maghrib
dengan Isya dengan sejumlah shalat sunnah.

Setelah shalat Isya, biasanya ia tidur dan
kemudian bangun pada tengah malam. Sepanjang tengah malam itu, Abdul Ghani
melakukan qiyamul lail hingga datang fajar, begitu seterusnya, hingga Allah
swt. memanggilnya di usia sekitar 65 tahun setelah sakit yang ia alami selama kurang
lebih enam belas hari.

Seorang ulama salaf, Abu Musa Al-Madini
mengatakan, "Jarang orang yang datang kepada kami dengan pemahaman ilmu hadits
seperti pemahaman Syaikh Imam Dhiyauddin Abu Muhammad Abdul Ghani Al-Maqdisi.
Ia telah diberi taufik dalam menjelaskan kesalahan-kesalahan yang ada.
Sekiranya Imam Ad-Daruquthni dan orang-orang sepertinya hidup di zaman Abdul
Ghani, mereka pasti menganggap benar perbuatannya." 

Kalau melihat kemungkaran, ulama hadits ini
langsung mencegahnya dengan tangan atau lisannya. Dalam membela agama Allah,
Abdul Ghani tidak menghiraukan hinaan orang sekitar.

Di mana pun ketika Abdul Ghani mendapati khamar,
ia akan menghancurkan dan membuangnya di jalan. Tak peduli siapa pun
pemiliknya. Begitu pun terhadap alat-alat musik seperti biola, gitar, sejenis
rebana, dan sebagainya; langsung saja ia rusak dan buang.

Suatu kali, tanpa disadari Abdul Ghani, seorang
pemilik khamar menghunus pedang. Ketika menyadari itu, ia bukannya takut,
justru lebih bersemangat mendekati sang pemilik. Saat itulah justru si pemilik
khamar yang merasa takut dengan keberanian ulama yang hidup di masa putera
Shalahuddin ini.

Abdul Ghani punya rumus sendiri terhadap
keberaniannya mencegah kemungkaran. Ia membacakan firman Allah surah Luqman
ayat 17. "Dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu."

Seorang penguasa di zamannya, Al-'Adil, pernah
mengungkapkan ketakutannya terhadap sosok Abdul Ghani. Kalau ulama ini datang
berkunjung ke istana, sang raja langsung berdiri memberikan hormat. Bukan
sebaliknya.

Di lain kesempatan, beberapa staf kerajaan
mengungkapkan keheranannya. "Wahai raja,
Abdul Ghani tak lebih dari seorang ahli fikih," ucap mereka. Al-'Adil
mengatakan, "Aku tidak takut kepada
seseorang melebihi takutku kepada Abdul Ghani. Bila ia mendatangiku, seolah aku
melihat binatang buas mengerikan menghampiriku."

Suatu kali, Abdul Ghani pernah masuk ke istana
seorang sultan di Damaskus bernama Al-Afdhal. Di sebuah lemari pajangan,
terdapat beberapa alat musik. Saat itu juga, Abdul Ghani langsung menghancurkan
alat-alat musik tersebut. Setelah itu, ia membacakan sebuah hadits. Ia
mengatakan, "Menurutku, alat musik adalah
haram!" Saat itu, tak seorang pun yang berani mengomentari tindakan sang
ulama, termasuk sultan dan bawahannya.

Selain karena penguasaan ilmu hadits yang begitu
tinggi, sifat zuhud syaikh Abdul Ghani juga menguatkan kewibawaannya di depan
orang banyak, termasuk penguasa. Penulis empat puluh satu kitab ini hampir
tidak pernah menyimpan uang satu dirham pun, kecuali uang itu ia infakkan.
 
Dalam kitab Dzailu Thobaqoot Hanabilah karya
tulis Ibnu Rajab disebutkan riwayat hidup Abdul Ghani al Maqdis, seorang imam
pentolan yant tunduk patuh kepada Allah lagi bukan termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah, penulis kitab Al Kamal fii Asma ir Rijaal tentang ilmu
hadist yang belum pernah ada tulisan yang semisal dengannya. Ibnu Rajab
menceritakan bahwa
Abdul Ghani ketika dipenjara dimasukkan ke dalam sel bersama dengan sejumlah
orang-orang Yahudi. Setiap malam hari Abdul Ghani bangun melakukan shalat
sunnah malam hari. Setipa kali shalat dua raka'at, ia mengerjakannya dengan
menangis hingga tangisannya mengalahkan suaranya.

Selanjutnya,
ia berwudhu' dan shalat dua rakaat lagi dengan menangis, demikianlah seterusnya
hingga pagi hari. Setelah orang-orang Yahudi yang bersamanya dalam penjara
melihat sikapnya itu, maka pada pagi harinya mereka semua masuk Islam. Mereka
masuk Islam karena ketakutan melihar orang alim yang ahli ibadah ini dan
tangisannya yang besar serta bacaannya yang begitu hangat.

Para
penghuni penjara lainnya bertanya kepada mereka, "Mengapa kalian masuk Islam?", tukasnya.

Seseorang
diantara orang-orang Yahudi itu menjawab, "Demi
Allah, sesungguhnya aku telah melalui suatu malam yang belum pernah kualami
sepanjang hidupku. Demi Allah, dia telah menggambarkan kepada kami keadaan hari
Kiamat".
 
 
 
 
Saya mengajak Anda untuk mendukung pembibitan Penghafal Al-Qur'an yang
digagas oleh Ustadz Yusuf Mansur  dan Pondok Pesantren Penghafal
Al-Qur'an (PPPA) Daarul Quran.

Silahkan sampaikan donasi nya di rekening Sbb :
Atas nama Yayasan Daarul Quran Nusantara

Bank Mandiri, A/C. 128 000 509 2975

Konfirmasikan sedekah Anda melalui sms ke : 081519002828.
Untuk konfirmasi sedekah Anda, ketik : Konfirmasi/Nama/Via Bank/Nominal
Sedekah/Tanggal Transfer/Nomor Resi/Keterangan Donasi (infak/sedekah/wakaf).
Hajat. Lalu kirinkan ke alamat HP tersebut di atas.
 
Semoga para donator dilipatgandakan pahalanya dan disegerakan dengan
rizki berlimpah berkah penuh kebaikan. Amin.
 
 
Informasi
lebih lanjut, silahkan kunjungi link ini:
http://www.pppa.co.id

Artikel ini dipersembahkan oleh
http://souldiaryofislam.blogspot.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: