Senin, 05 Januari 2009

[daarut-tauhiid] Kesedihan Di Wajah Rasulullah SAW

Kontributor: Redaksi


Wednesday, 24 December 2008


Kesedihan Di Wajah Rasulullah SAW
Senin, 22 Desember 2008

Ãóäøó ÇáäøóÈöíøó Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÑóÃóì äõÎóÇãóÉð Ýöí
ÇáúÞöÈúáóÉö ÝóÔóÞøó Ðóáößó Úóáóíúåö ÍóÊøóì ÑõÆöíó Ýöí æóÌúåöåö ÝóÞóÇãó
ÝóÍóßøóåõ ÈöíóÏöåö ÝóÞóÇáó Åöäøó ÃóÍóÏóßõãú ÅöÐóÇ ÞóÇãó Ýöí ÕóáóÇÊöåö
ÝóÅöäøóåõ íõäóÇÌöí ÑóÈøóåõ (ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí

Sabda Rasulullah saw :
"Sungguh Nabi saw melihat bekas ludah yang mengering diarah kiblat, maka hal
itu sangat membuat beliau saw sedih, hingga terlihat bekas kesedihan pada
wajah beliau saw, seraya berdiri dan membersihkannya dengan jarinya dan
bersabda : "Jika diantara kalian berdiri untuk melakukan shalatnya, sungguh
ia sedang berbicara pada Tuhan Nya" (Shahih Bukhari)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

ImageLimpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Memuliakan kita dalam
kehidupan dunia yang menjenjang kehidupan yang abadi, Maha Suci Allah,
Tunggal dengan Kesempurnaan Nya, Maha Penguasa sepanjang waktu dan zaman,
sebelum alam tercipta, setelah waktu dan zaman tercipta dan setelah waktu
dan zaman berakhir dengan kehidupan yang kekal dan abadi. Beruntung jiwa
yang mengingat Allah, Maha Lembut, Maha Memberi seluruh Anugerah kepada
hamba – hamba Nya yang tidak bisa diberikan hamba satu sama lainnya. Panca
indera, lautan, daratan, hewan, tumbuhan dan seluruh sel tubuhnya yang tidak
ia ciptakan sendiri muncul dengan keajaiban Rahmat Allah Jalla Wa Alla dan
setelah itu Maha Raja Alam Semesta mengutus para Nabi dan Rasul untuk
menuntun hamba – hamba Nya agar selalu berada dalam keluhuran, meninggalkan
kehinaan, meninggalkan perbuatan dhalim dan kejahatan untuk selalu berada
didalam kebaikan, didalam dirinya, didalam ucapannya, didalam semua panca
inderanya, didalam rumah tangganya dan didalam masyarakat.

Tuntunan sempurna para Nabi dan Rasul yang berakhir dengan tuntunan Nabi
Mulia (Sayyidina Muhammad Saw).
Maha Suci Allah yang mengundang jiwa hamba – hamba Nya untuk mendekat dengan
ayat – ayat Ilahi. Diantara seruan Allah mengingatkan bagaimana hamba –
hamba Nya yang barangkali menyinggung perasaan Allah didalam lintasan
pemikiran ataupun ucapan mereka. Seraya berfirman "fa ammal insaanu idzaa
mabtalaahu rabbuhu fa akkramahu wana'amahu fayaquulu Rabbiy akraman" QS. Al
Fajr : 15. (manusia itu, kata Allah. Kalau Aku (Allah Swt) melimpahkan
padanya keluasan, rezki dan kemuliaan maka ia berkata aku dimuliakan Allah.
(Maksudnya Allah itu baik karena memberinya keluasan dan kenikmatan).
"Wa ammaa idzaa mabtalaahu faqadara a'laihi rizqahu fayaquulu Rabbiy
ahaanan" QS. Al Fajr : 16, (kalau Aku mencobanya dengan sedikit dibatasi
rezkinya, ia akan berkata Allah menghinakan aku. Ia mencela Allah ketika
Allah memberinya cobaan dengan kesempitan rezki).
Inilah manusia yang Allah jawab "kalla bal laa tukrimuunalyatiim", QS. Al
Fajr : 17 (bukan itu penyebabnya, tetapi diantara kalian tidak memuliakan
anak – anak yatim). "wala tahaadhdhuna a'laa tha'amil miskin", QS. Al Fajr :
18 (kalian juga lupa untuk mengajak orang – orang memberi makan orang –
orang miskin). "wata'kuluunatturatsa aklallamma, watuhibbuunal maala hubban
jammaa" QS. Al Fajr : 19–20. (kalian juga diantaranya banyak yang berebutan
harta waris dan menyukai harta dengan kecintaan yang berlebihan). Kalian
mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan melebihi keperduliannya
terhadap keluarganya, terhadap para fuqara yang miskin dan terhadap para
tentangga dan terhadap yang lainnya.

Kata Allah "kalian jadikan harta lebih dari segala – galanya maka Allah
sempitkan hartanya dan diketahui bahwa hartanya tidak bisa berbuat segala
sesuatu dari apa yang ia inginkan".

"Kallaa idza dukkatil ardhu dakkan dakkaa, wajaa rabbuka walmalaku shaffan
shoffaa, wajii'a yaumaidzin bijahannam, yaumaidzin yatadzakkarul insaanu wa
anna lahudzikra" QS. Al Fajr : 21 – 23)

"kallaa idza dukkatil ardhu dakkan dakkan" QS. Al Fajr : 21 (akan datang
waktunya alam semesta ini diguncang dengan gempa yang dahsyat). Disaat itu
berakhirlah seluruh kehidupan, disaat itu berakhirlah seluruh harta dan
keluasan dalam hal – hal yang bersifat duniawi dan selesailah seluruh
hubungan keluarga dan kasih sayang.

"wajaa'a rabbuka walmalaku shaffan shoffaa" QS. Al Fajr : 22 disaat itu
Allah Swt menghadap seluruh hamba Nya dan para Malaikat berbaris – baris
(menyaksikan apa – apa yang diperbuat keturunan Adam)

"wajii'a ayaumaidzim bijahannam" QS. Al Fajr : 23 (dan disaat itu
terlihatlah api neraka yang mengerikan). "yaumaidzin yatadzakkarul insanu wa
anna lahudzdzikra" QS. Al Fajr : 23 (disaat itu baru mereka tersadar atas
apa – apa yang telah mereka perbuat dari kedhalimannya, dari lepasnya mereka
dari sifat – sifat yang baik di masa hidupnya baru mereka sadar dihari itu),
kata Allah.

"wa annalahudzdzikra" (apa gunanya kesadaran dihari itu karena tidak lagi
berguna dan tidak merubah keadaan).
Maksudnya apa?
Ketika seseorang memahami dan menyadari kesalahannya dimuka bumi maka bentuk
kesadarannya menjadi taubat dan lebur dosa – dosanya. Terangkatlah
derajatnya dari hina kepada mulia, atau dari mulia kepada yang lebih mulia.
Tapi ketika kesadaran baru muncul di hari itu "wa annalahudzdzikra" , maka
apa lagi gunanya kalau baru sadar saat itu?, baru manusia berkata
sebagaimana ayat berikutnya : Yaa Laytaniy Qaddamtu Lii Hayaatiy "aku sudah
ketinggalan kehidupanku tidak bisa kembali lagi". Tidak bisa lagi menyebut
Nama Allah, tidak bisa lagi bergetar bibirnya Mengagungkan Rabbul Alamin,
tidak bisa lagi bersujud, tidak bisa lagi berwudhu, tidak bisa lagi menambah
satu huruf pun dari amal pahalanya dan tidak bisa lagi menghapus satu dosa
pun dari catatan dosanya. "yaalaytani" QS. Al Fajr : 24 (celakalah aku
karena telah didahului oleh kehidupanku).

Dan disaat itulah hadirin – hadirat, Allah Swt mengundang kita kepada
keluhuran, mengundang kita kepada kemuliaan. "fayaumaidzin laa yua'dzdzibu
a'dzabahuu ahad, wala yuutsiqu watsaqahuu ahad" QS. Al Fajr : 25 - 26 (hari
itu tidak ada beban dan kesulitan terkecuali pada pelakunya sendiri). Maka
disaat itu Allah Swt mengundang kepada kita "fayaumaidzil ayua'dzdzibu
a'dzabahuu ahad, wala yautsiqu watsaqahuu ahad ya ayyuhal insan", Dan Allah
Swt menyeru kepada kita untuk sampai kepada Kasih Sayang Nya dan Rahmat Nya.
Demikianlah Allah Swt memanggil kita.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Telah kita baca hadits Nabiyyuna Muhammad Saw bersama – sama, demikian
indahnya budi pekerti Sang Nabi Saw didalam adab beliau kepada Allah.
Menjaga perasaan Rabbul Alamin dengan penjagaan yang sangat sempurna. Kita
memahami bahwa menjaga perasaan orang adalah perbuatan yang baik, ternyata
perbuatan yang paling sempurna adalah juga menjaga perasaan Allah.

Sebagaimana hadits yang kita baca, Rasul Saw melihat ada bekas air ludah
yang mengering di tembok masjid depan. Berubah wajah beliau "..hatta ru'iya
fii wajhihi", maka berubahlah wajah beliau dengan kesedihan. Dalam riwayat
hadits lainnya mengalir airmata beliau sampai terlihat diwajahnya membekas
kesedihan itu. Apa yang terjadi wahai Rasul hingga membuat kau sedih? maka
disaat itu Rasul saw berdiri beliau membersihkan bekas ludah itu dengan jari
– jari beliau lalu berkata "inna ahadakum idza qaama ilaa shalaatihi fa
innahu yunaaji rabbahu", jika kalian ini sedang melakukan shalat kalian
sedang berbicara dengan Tuhannya yaitu Allah Swt. Demikian Sang Nabi saw
menjaga perasaan Allah dan menjaga adab kepada Tuhannya.

Tentunya orang yang meludah ke arah kiblat itu bukan maksud ingin meludahi
Allah atau meludahi kiblat didalam masjid. Tentunya tidak sengaja tapi
perbuatan itu sangat sangat tidak disukai oleh Sang Nabi saw. Hingga
diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari
bisyarah Shahih Bukhari bahwa riwayat hadits lainnya oleh Imam Ibn Hibban
dan Imam Abu Daud, ketika Rasul saw melihat salah seorang meludah ke arah
kiblatnya didalam masjid seraya berkata "tidak ada kebaikan shalat untukmu".
Karena apa? karena ia tidak menjaga adab kepada Rabbul Alamin disaat ia
menghadap Allah. Oleh sebab itu hadirin, shalat itu mempunyai ruhani bukan
hanya dhahirnya saja bacaan dan gerakan tapi mempunyai ruhani. Ruhani shalat
itu adalah menghadap Allah Swt. Dhahirnya menghadap kiblat dengan rukunnya
yang sempurna demikian juga dengan dhahirnya sebagaimana sabda Sang Nabi saw
riwayat Shahih Bukhari "shalluu kama ra'aytumuuniy ushalliy", shalatlah
kalian sebagaimana kalian lihat aku shalat. Maka itu dhahirnya namun
ruhaninya adalah menghadap Allah. Ketika seseorang telah mempelajari hal –
hal yang dhahir didalam shalat dan sempurna shalatnya didalam tuntunan
islam, setelah itu ia mempelajari dan memahami betapa agungnya shalat yaitu
menghadap Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Itulah detik – detik teragung didalam sepanjang kehidupan kita, mulai kita
lahir hingga kita dipendam didalam bumi tidak ada detik – detik termulia
melebihi saat kita didalam shalat. Hadirin – hadirat, amal pahala agung ini
tidak diberikan kepada umat – umat sebelumnya terkecuali diberikan kepada
umat ini Keagungan menghadap Allah Swt. Oleh sebab itu jika kita renungkan
disaat kita akan berpisah dengan kehidupan dunia ini kita akan sampai
kedalam kubur kita itu bukan untuk 1, 2 hari, 1, 2 tahun namun ribuan tahun
barangkali kita sendiri, sendiri dalam ribuan tahun. Tidak bisa bicara
dengan siapapun, tidak bisa menghubungi siapapun, sendiri saja. Bukan 1 hari
bukan 2 hari orang tidak betah hidup, 1 minggu tidak jumpa dengan siapapun,
bagaimana kalau ribuan tahun tidak melihat apa – apa? ribuan tahun ia
sendiri dan tidak melihat manusia, tidak melihat alam, tidak melihat
matahari, tidak lain. Akan tetapi hal yang dirisaukan adalah riwayat Shahih
Bukhari bahwa diperlihatkan kepada ahlulkubur itu dimana tempatnya,
diperlihatkan kepadanya nanti. Jika tempatnya di surga diperlihatkan
tempatnya di surga dan ia semakin rindu kepada surga. Jika tempatnya didalam
penjara, ia sudah melihatnya sebelum ia masuk padanya. Inilah penyesalan
yang kekal, inilah kerugian yang abadi.

Hadirin – hadirat, seandainya kita merenung akan datang satu waktu nanti
bahwa engkau akan berpisah dengan semua temanmu dan bersama si fulan saja
(misalnya). Satu orang teman kita, aku hanya akan bersama dia nanti ribuan
tahun. Kita akan berfikir mulai sekarang, bagaimana caranya supaya si fulan
itu baik kepada kita karena hanya itu satu – satunya teman kita. Saat kita
wafat, kita akan ditemani Kasih Sayang Allah Swt atau sebaliknya. Inilah
Cahaya Yang Maha Agung yang akan menemani ribuan tahun kita disaat kita
lepas dari semua teman, lepas dari segala apa yang kita fikirkan didunia.
Tentunya hadirin – hadirat untuk inilah kita shalat agar kita tidak
dilupakan oleh Allah disaat semua saudara lupa kepada kita. Disaat itu tidak
ada satu kasih pun yang mau menemani kita didalam kubur. Mereka akan duduk
mengantar kita dikubur dan 1, 2 jam kemudian mereka meninggalkan kita. Tidak
mau mereka tinggal disitu menemani kita bertahun – tahun apalagi ribuan
tahun. Disaat itulah Yang Maha Ada tetap Ada. Disaat segala yang fana telah
meninggalkan kita, Yang Maha Ada tetap Ada. Nama yang kau bermunajat dan kau
bersujud pada Nya (Allah Swt) akan menyambutmu sebagai tamu agung Nya. Dan
disaat itulah Allah sebagaimana diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, Rasul
Saw bersabda didalam salah satu khutbahnya, beliau berkata "demikian banyak
hal – hal yang belum kulihat sebelumnya sekarang kulihat saat ini didalam
tempatku ini sampai surga dan neraka pun aku melihatnya saat ini", kata Sang
Nabi saw. "…", bahwa kami wahyukan padamu bahwa kalian akan mendapatkan
cobaan didalam kubur kalian masing – masing. Cobaan apa? Tiadalah seseorang
wafat terkecuali didatangi oleh Malaikat dan bertanya "ma ilmuka fi
hadzarrajul?", para Malaikat itu bertanya apa pengetahuanmu terhadap pria
ini..? (Nabi Muhammad Saw?) Ini pertanyaan dalam kubur kan banyak versi tapi
versi yang paling shahih pertanyaan pertama adalah "bagaimana pendapatmu dan
pengetahuanmu terhadap Nabi Muhammad Saw" (ini versi yang paling shahih,
diriwayatkan lebih dari 7X didalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim).

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beruntung orang – orang yang mencintai Nabi Muhammad Saw. Rasul saw berkata
jika seseorang itu mukmin ia menjawab "innahu Muhammad Rasulullah Saw ja ana
bil bayyinaatu wal huda, fa amanna bihi wa ajibna", dia adalah Muhammad
Rasulullah Saw, beliau datang kepada kami dengan petunjuk dan kebenaran dan
kami mengikutinya. Maka Malaikat berkata "qad arafna innaka mukmin Nim
shaalihan innaka mukmin", kami tahu sekarang kau ini orang yang shalih,
tidur dan istirahatlah menanti sidang akbar.
Dan orang – orang yang berdosa dan selain itu orang – orang yang .. ketika
ditanya "siapa dan bagaimana pengetahuanmu terhadap Nabi Muhammad Saw", ia
berkata "aku tidak tahu". Ucapannya tidak tahu mengawali kesulitannya dan
penyiksaannya hingga sidang akbar.

Hadirin – hadirat, kematian pasti datang kepada kita semua yang hidup. Semua
yang berkumpul disini akan menemui kematian dan beruntung mereka yang
merindukan Allah. "man ahabba liqa' Allah ahabballah liqa'ah", barangsiapa
yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah pun rindu berjumpa dengannya. Tentu
kita selalu bermunajat dan berharap dalam hidup kita dan kita jangan wafat
terkecuali dalam keadaan rindu kepada Allah.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul saw adalah Sang Pembawa Tuntunan yang sempurna didalam kesejahteraan.
Sedemikian hebatnya tuntunan Sang Nabi saw dan dahsyatnya tuntunan keluhuran
yang beliau sampaikan, beliau menolak untuk mengajar setiap malam. Ketika
para Sahabat meminta Rasul saw untuk menjadikan majelis beliau setiap malam,
beliau menolak. 23.15 "mukhofatan Assaaammmah 'alaina", takut para
Sahabatnya itu bosan dengan tuntunan yang beliau sampaikan (demikian
diriwayatkan didalam Shahih Bukhari). Sedemikian hebatnya, orang yang paling
sempurna akhlaknya, yang dengan melihat wajahnya tenang hati para Sahabat
karena wajah yang paling sejuk dan paling ramah. Beliau masih tidak mau
menyampaikan terlalu sering karena takut nanti mereka akan bosan. Betapa
indahnya tuntunan Nabi Muhamamd Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Dan beliau saw mengajarkan banyak dari perbuatan – perbuatan yang sempurna
didalam menata para Sahabat dan kaum muslimin. Diriwayatkan didalam Shahih
Bukhari, Rasul saw bagi – bagi hadiah kepada orang – orang yang banyak
berbuat salah dan dosa, maka Sayyidina Sa'ad radiyallahu anhum "ya
Rasulullah a'thirrajul innahu mukmin" (ya Rasulullah beri orang yang ini
karena ia orang yang baik orang beriman orang shalih). Rasul saw tidak
memberi, beri lagi orang lain yang banyak berbuat dosa maka Sa'ad ra berkata
"ya Rasulullah innahu mukmin", ini orang yang kau lewati justru orang yang
baik, kau salah beri, yang diberi orang yang banyak menyimpang, justru yang
diberi orang yang tidak banyak berbuat baik. Maka Rasul saw bersabda "ya
Sa'ad inni athaithurrajul wa rajul ahab ilayya minhu, khashyathan an
yakubbahullahu finnar..!", wahai Sa'ad, aku ini memberi orang itu dan aku
lebih mencintai orang lainnya, aku memberi orang ini agar Allah tidak
mencampakkannya didalam api neraka agar ia lebih baik lagi dari
perbuatannya.

Demikian hadirin, sempurnanya tuntunan Nabi Muhammad Saw.

Oleh sebab itu ketika didalam Surah 'Abasa, Ibn Umi Maktum (yang buta)
radiyallahu anhu menyela ucapan Sang Nabi saw ketika berbicara kepada
pembesar - pembesar quraisy. Rasul saw sedang menjelaskan Islam dan mengajak
mereka masuk Islam, Ibn Umi Maktum yang sudah masuk Islam menyela ucapan
Sang Nabi saw, maka Rasul saw cemberut. Maka turunlah firman Allah " 'Abasa
watawallaa, anjaahul a'ma" QS. 'Abasa : 1-2 (ia (Muhammad) cemberut dan
berpaling…) ketika datang seorang yang buta karena Allah Swt seakan – akan
menegur sang Nabi saw.
Ini bukan perbuatan salah pada diri beliau saw, perbuatan Rasul saw benar,
karena tidak sepantasnya seorang muslim menyela ucapan seorang Rasulullah,
dan Rasul saw tidak mencela Ibn Umi Maktum dengan celaan dan ucapan tetapi
Rasul saw hanya cemberut saja sedangkan Rasul saw tahu Ibn Umi Maktum buta
(tidak melihat) maka cemberut beliau saw tak akan menyinggung perasaannya.
Demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi saw untuk menunjukkan kepada para
Sahabat yang lain bahwa menyela ucapan Rasulullah adalah hal salah, hingga
beliau cemberut tapi beliau juga tidak mau menyakiti perasaan Ibn Umi Maktum
yang buta, maka Rasul tidak mengucap apa – apa dan cemberutnya tidak dilihat
oleh Ibn Umi Maktum.
Lalu bagaimana dengan teguran ayat itu? Teguran ayat tersebut ditujukan
kepada pembesar – pembesar quraisy bahwa Allah lebih menghargai iman seorang
buta yang miskin daripada pembesar – pembesar quraisy yang semakin sombong
dan kufur.

Demikian hadirin – hadirat, tuntunan indah dari Nabiyyuna Muhammad Saw.
Tentang munculnya pertanyaan akan hadits Shahih yang dijadikan dalil Rasul
saw menyentuh Sayyidatuna Aisyah radiyallahu anha lantas Rasul shalat tanpa
berwudhu lagi. Ini dipakai sebagian orang untuk menusuk fatwa Imam Syafi'i
dengan fatwa ini, mengatakan bahwa hadits itu hadits shahih (dishahihkan
oleh Abu Dawud dan lainnya) bahwa Rasul menyentuh istrinya lalu shalat tanpa
berwudhu lagi (berarti sentuhan dengan wanita tidak membatalkan wudhu).
Hadits ini hadirin - hadirat dikatakan Shahih oleh Abu Daud dan lainnya
tetapi didhaifkan oleh Imam Bukhari. Kita tahu bahwa didalam fatwa para
Muhadits jika 1 orang Muhaddits mengatakan shahih dan salah seorang ahli
hadits lainnya mengatakan dhaif, dilihat itu yang mengatakan dhaif siapa?
lebih tinggi derajatnya atau lebih rendah. Kalau misalnya Imam Muslim
haditsnya shahih lalu ada ahli hadits lain mengatakan dhaif maka tentunya
Imam Muslim haditsnya masih bisa dipertahankan karena Imam Muslim lebih
tinggi daripada ahli hadits itu.
Tetapi kalau yang mendhaifkan adalah Imam Bukhari (yang paling tinggi
derajatnya pada para hadits) maka selesailah sudah fatwa hadits yang
mengatakan shahih, tetap menjadi dhaif karena didhaifkan oleh Imam Bukhari.
Imam Bukhari mendhaifkan hadits itu karena periwayatnya Ibrahim Attaymiy
tidak jumpa dan menderngar dari Aisyah radiyallahu anha, jadi sanadnya
terputus sehingga haditsnya mursal dan hadits itu tidak bisa dipakai dalil.
Demikian hadirin – hadirat, ditambah pula Imam Syafi'i mengatakan hadits itu
adalah mansukh (dihapus) dengan turunnya firman Allah yang memerintahkan
berwudhu jika menyentuh wanita.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt telah memberikan tuntunan tersuci kepada kita yang dibawa oleh
Nabiyyuna Muhammad Saw. Oleh sebab itu jangan putus asa didalam menuntut
ilmu. Kita lihat Para Sahabat ra, mereka menuntut ilmu ke tempat yang sangat
jauh demi mendapatkan 1 hadits.
Riwayat Shahih Bukhari Sayyidina Jabir bin Abdillah radiyallahu anhu keluar
dari Madinah dalam perjalanan 1 bulan ke negeri Syam. untuk mendengar 1
hadits Rasul saw yang belum pernah ia dengar. Ia pergi kepada Abdullah bin
Unais Al Anshariy radiyallahu anhu . Datang kesana 1 bulan perjalanan, 1
bulan perjalanan itu kan 30 hari 30 malam berarti 30X beristirahat karena
hanya memakai seekor unta saja kendaraannya. 30X istirahat ia lakukan
perjalanan ini demi mencapai Abdullah bin Unais di negeri Syam. Kemudian
Abdullah bin Unais berkata "ya ibni Abdillah kau ini datang kesini jauh –
jauh dari Madinah hanya untuk 1 hadits saja..??". Maka berkata Jabir ra "aku
takut keburu meninggal sebelum mendengar 1 hadits itu", padahal Jabir ibni
Abdillah tahu ribuan hadits. Tapi kalau 1 hadits yang belum pernah ia
dengar, ia datang dengan perjalanan 1 bulan demi mendengar 1 hadits Nabi
Muhammad Saw dan takut wafat sebelum mendengar hadits itu. Demikian tamaknya
mereka kepada kemuliaan dan tuntunan Nabinya Muhammad Saw.

Jakarta ini kan wilayah yang paling banyak majelis taklimnya paling makmur
dan paling banyak di Jakarta. Tentunya masa kini tidak ada perjalanan 1
bulan, sepanjang dunia ini tidak ada perjalanan sampai 1 bulan. Yang paling
jauh belasan jam dan puluhan jam saja, tidak sampai 1 bulan hanya untuk 1
hadits. Di majelis ini belasan hadits dimunculkan setiap malam selasa,
majelis lainnya dan majelis lainnya dan lainnya. Betapa ruginya nafas –
nafas yang lepas dari Keagungan Allah Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Rasul saw memberikan tuntunan - tuntunan kepada kita maka
perbaikilah hari – hari kita, perbaikilah siang dan malam kita. Jadikan hari
kita semakin mulia dan tentunya yang perlu saya sampaikan Majelis Rasulullah
Saw akan mengadakan Tabligh Akbar dan ziarah malam Minggu, malam senin
(malam 1 Muharram) ada Tabligh Akbar dan ziarah dan juga malam 1 Januari
juga ada Tabligh Akbar dan ziarah. Ini kita terus membesarkan syiar – syiar
Keagungan Nama Allah Swt dan dakwah Nabi Muhammad Saw. Mendekati hari –
hari, meramaikan daripada acara – acara yang sebenarnya bukan acara muslimin
dengan meniup terompet dan lain sebagainya, di malam 1 Januari padahal kalau
yang non muslim berbuat seperti itu ya tentunya tidak seramai kalau muslimin
yang mendukungnya. Ini muslimin ikut terjun kesana dan ikut meramaikan acara
itu. Oleh sebab itu kita mengadakan Tabligh Akbar di malam 1 Januari untuk
mengimbangi saudara – saudara kita yang terjebak hal – hal itu agar kembali
kepada kemuliaan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga hari – hari kita semakin baik, semoga bumi Jakarta ini semakin makmur
dan semakin baik. Dan Insya Allah malam 1 Januari kita akan mengadakan
dzikir Insya Allah disini di Masjid Jami Almunawwar, Insya Allah dihadiri
oleh Wakil Presiden RI kita berdzikri di malam 1 Januari Insya Allah di
Masjid Jami Almunawwar. Demikian malam 1 Muharram kita akan melakukan
Tabligh Akbar di Klender dan setelah itu Ziarah dan akan diumumkan kelak dan
tanggal 12 Januari kita akan mengadakan malam selasa di Monas bersama Guru
Mulia Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh dan kita berharap hadirin
akan melebihi dari 1 juta muslimin – muslimat karena dihadiri oleh Guru
Mulia kita Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh.

Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt membenahi jiwa kita dari
segala kehinaan, membenahi perasaan kita dari segala kesalahan. Ya Rahman Ya
Rahim inilah jiwa kami, inilah perasaan kami, inilah hari – hari kami yang
penuh dengan dosa. Rabbiy kami menengadahkan kedua tangan kami mengadukan
keadaan kami agar Kau benahi kehidupan kami dengan lebih baik dan semakin
baik, Rabbiy kami mengadukan hari – hari kami yang penuh dengan kesulitan
dan Kaulah Yang Maha Membenahi hamba- hamba Mu dari zaman ke zaman yang di
dunia dan yang telah wafat, Ya Rahman Ya Rahim benahi keadaan kami demi
Keagungan Nama Mu Yang Maha Luhur, demi Kesucian Nama Mu Yang Maha
Bercahaya, demi Keabadian Mu Yang Maha Melimpahkan Kedermawanan sepanjang
waktu dan zaman, Rabbiy pastikan seluruh nama kami yang hadir tidak akan
pernah melihat api neraka dan juga untuk semua yang mendengar daripada acara
mulia ini semoga dilimpahkan pengampunan atasnya dan kami, Ya Rahman Ya
Rahim hapuskan segala dosa ayah bunda kami dari segala dosa mereka, hapuskan
dosa – dosa mereka agar semua kami ini tidak lagi membawa dosa ke majelis
ini terkecuali telah Kau ampuni. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram
ketika kami telah dirunkan kedalam kubur kami, Rabbiy Rabbiy jangan Kau
lupakan kami saat semua orang melupakan kami dan jadikan akhir nafas kami
adalah akhir nafas puncak kerinduan kami kehadirat Mu, Ya Rahman Ya Rahim

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah
Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Ya ayyatuhannafsul muthmainah, irji'ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyah,
fadkhuliif ii i'baadii, wadkhulii jannatii (QS. Al Fajr : 27-30) Wahai orang
– orang yang diberi jiwa yang tenang oleh Allah..!. Siapa orang yang diberi
jiwa yang tenang? Orang yang asyik menyebut Nama Allah dan Mengagung –
agungkan Nama Allah. Kembalilah kepada TuhanMu dalam segala kemuliaan dan
lamaran – lamaran keridhoan Allah, tinggalkan kemunkaran. Cobalah mendekat
kepada hal – hal yang mulia dalam keadaan ridho dan masuklah kedalam
kelompok orang – orang yang dimuliakan Allah. Dan masuklah kedalam surganya
Allah.

Rabbiy pastikan ayat ini menjadi saksi masuknya kami kedalam surgamu Ya
Allah

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Terakhir Diperbaharui ( Wednesday, 24 December 2008 )

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: