Selasa, 06 Januari 2009

[daarut-tauhiid] Posisi Kehidupan Manusia

Kutipan dari Wisatahati.com, semoga bermanfaat

Posisi
kehidupan Manusia

Antara Huruf "Kaf" dan Huruf "Nun"

"Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu
Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" maka jadilah sesuatu itu. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan
kepada-Nya kamu dikembalikan."

(Yaasiin [36] :82-83)

Ayat tersebut menjelaskan tentang Iradah Allah (kehendak
Allah) terhadap suatu perintah, urusan, keadaan, atau masalah. Kehendak Allah
adalah salah satu sifat wajib Allah Swt yang dalam Ilmu Tauhid disebut
Al-Iradah. Al-Iradah artinya bahwa Allah Swt menghendaki sesuatu tanpa ada
unsur paksaan oleh siapapun dalam waktu kapanpun. Kehendak-Nya adalah
kehendak-Nya sendiri tanpa butuh bantuan dengan yang lain.

Perkataan Allah pasti  terjadi (terwujud) bila Allah sudah menghendaki Kun (Jadi) Fayakun (maka jadilah),
artinya Allah Swt  tidak butuh pengulangan kata dan penguat untuk
menghendaki sesuatu. Dalam sebuah syair disebutkan,

Jika Allah menghendaki satu perintah. Dia hanya mengatakan satu perkataan:"Jadi,"
maka jadilah.

Manusia diberi kebebasan berhendak dari Allah Swt untuk
menentukan pilihan, keinginan, harapan, dan cita-cita. Dalam hal Akidah
(keimanan/beragama), Allah memberikan kebebasan berkehendak untuk manusia
menentukan pilihan agama, beriman/Islam atau kafir (Al-Kahfi:18). Demikian juga
dalam hal kehidupan, Semua manusia tak terkecuali menghendaki kebahagiaan,
ketenangan, kesejahteraan dan diridhoi Allah Swt tidak hanya di dunia, namun
juga di akhirat kelak.

Ketika manusia tertimpa musibah, mengalami ujian/azab, dalam kondisi kefakiran,
kemiskinan, dan permasalahan hidup lainnya, maka timbul perasaan kekhawatiran,
kesedihan, kecemasan dan ketakutan menyertainya. Dalam kondisi seperti ini,
manusia timbul kehendak untuk memperbaiki dan mengubah jalan kehidupannya ke
arah yang lebih menyenangkan, bahagia, dan sejahtera. Manusia berharap semua
yang dikehendakinya segera, terwujud, terrealisasi dan terjadi.

Segala bentuk ujian atau azab dan peroblematika kehidupan lainnya adalah sebuah
keniscayaan yang Allah turunkan kepada manusia untuk menguji manusia yang
terbaik dan paling bertaqwa di sisi-Nya. Di saat yang bersamaan, kondisi
manusia saat itu sedang dihapus dosa-dosanya manakala ia bersabar
menghadapinya. Ujian/azab, dan musibah di dunia pada hakikatnya adalah wujud
kasih sayang Allah terhadap manusia. Dalam sebuah hadis dijelaskan,

Dari Anas RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda,
'Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, Ia menyegerakan siksanya di
dunia. Dan apabila Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya, Ia menangguhkan
balasan dosanya sehingga Allah akan membalasnya di akhirat pada hari kiamat."
Rasulullah SAW juga bersabda, "Sesungguhnya besarnya pahala itu sebanding
dengan besar ujian. Apabila Allah Ta'ala mencintai suatu kaum,
Allah akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridha, ia mendapatkan ridha Allah
baginya dan barangsiapa yang kesal, ia memperoleh murka Allah." (HR.At-Tirmizi)

 Hadis ini menjelaskan balasan atas kesalahan
seorang manusia. Balasan yang disegerakan di dalam kehidupan seseorang di dunia
lebih baik baginya ketimbang ditangguhkan kelak di hari pembalasan atau hari
kiamat. Ini karena, jika ia mendapatkan balasan di akhirat, siapa yang mau dan
mampu membantunya? Ketika di dunia, manusia masih meminta pertolongan kepada
orang tua, para ustadz, kyai dan ulama serta orang yang ahli dibidangnya.
Sebaliknya, kehidupan di akhirat tidak demikian, dalam al-Qur'an dijelaskan,

"hari ketika seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orng lain yang
semuanya itu berada dalam genggaman kekuasaan Allah" (Al-Infithaar [82]: 19)

Ujian, azab, dan musibah yang menimpa manusia di dunia
ini sebenarnya akibat ulah manusia itu sendiri yang bersalah/berdosa kepada
Allah Swt. Manusia tidak dapat mensyukuri dengan sebaik-baiknya nikmat yang
Allah berikan kepada manusia yang begitu besar, disamping sebagai kholifah di
dunia, juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan bekal di akhirat
kelak, seperti yang difirmankan Allah
Swt,                     
                                                      

"Dan apa saja musibah yang menimpa kalian maka disebabkan perbuatan tangan
kaliansendiri dan Allah mema'afkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan)."
(Asy-Syuraa  [42]:30)

Manusia disadari atau tidak, pasti mempunyai dosa baik
yang tidak disengaja maupun yang disengaja. Ketika manusia lalai apalagi
melupakan kepada Allah, maka ia telah benar-benar berdosa. Dosa inilah yang
dapat menjadi penghalang do'a yang panjatkan kepada Allah menjadi tidak segera
terwujud (terjadi).  Dalam sebuah Hadits, Imam Ahmad meriwayatkan bahwa
Abu Dzarr ra. Berkata: Rasulullah Saw bersabda:

"Sesungguhnya Allah Swt berfirman:' Hai Hamba-hamba-Ku,
seluruh kalian adalah berdosa kecuali orang yang Aku berikan 'afiyat
(lindungi). Maka, minta ampunlah kalian kepada-ku, niscaya Aku
mengampuni kalian. Seluruh kalian adalah fakir kecuali yang Aku cukupi.
Sesungguhnya Aku adalah pemurah, dimana tidak ada orang yang pemurah yang
memberikan kemurahannya. Aku melakukan apa yang Aku kehendaki. Pemberian-Ku adalah
al-Kalam dan siksa-Ku adalah al-Kalam. Jika Aku menghendaki sesuatu, Aku hanya
mengatakan:'Jadi', maka Jadilah'"

Dalam hadis
tersebut dijelaskan bahwa seluruh manusia telah berdosa dan dosa itu akan
diampuni manakala ia mau berkehendak, berupaya dan berusaha memohon ampun
kepada Allah. Allah akan berkehendak jika manusia itu sendiri mau mengupayakan
kehendaknya dengan sungguh-sungguh.  Seperti perkatakan ahli sufi, yang
dinukil oleh Syekh Musthofa al-Ghalayiini dalam bukunya 'Izhatunnasyi'iin,

Sesungguhnya
Allah mempunyai hamba-hamba, jika mereka menghendaki, Allahpun menghendaki.

Menangkap
ungkapan ahli Sufi tersebut, jadi seolah kehendak Allah mengikuti kehendak
manusia dan manusia memposisikan dirinya menjadi orang yang pantas, tepat dan
sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah. Sebagai ilustrasi, ketika anak-anak
kita duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) pada jam belajar sudah berakhir,
lonceng berbunyi sebagi tanda waktu pulang sekolah. Anak-anak
dengan riang gembira ingin sekali segera pulang. Setelah ketua kelas memimpin
hormat dan do'a, guru bersayembara.

Guru berkata:"Siapa yang duduknya paling rapih, maka boleh pulang duluan."
 Anak-anak dengan antusias memposisikan dirinya sebagai yang terbaik dan
terrapih dengan teman-temannya yang lain, dengan harapan pulang terlebih dulu
dan itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi mereka. Ketika guru menujuk
salah satu dari mereka, maka dialah yang dinilai oleh guru yang paling pantas,
tepat dan sesuai, yakni yang terrapih sesuai yang dikehendaki guru tersebut.

Sebagaimana anak-anak SD di hadapan gurunya, demikian pula posisi manusia di
hadapan Allah Swt yang Maha Kuasa. Manusia harus percaya dan mempercayai dengan
penuh keyakinan bahwa Allah Swt  Maha Pengampun, Maha Pemurah, Maha
Pemberi, Maha Pengatur segalanya, Maha Sempurna dan tidak ada Kekurangan
sedikitpun. Agar manusia mendapatkan Iradah, kehendak, dan pertolongan Allah,
mulailah berkehendak untuk bertaubat, ikhtiar (berusaha), berdo'a serta
memposisikan dirinya sebagai orang yang pantas, tepat dan sesuai dengan yang
dikehendaki Allah Swt.

Bila Allah sudah berkehendak atas sesuatu yang dihadapi manusia, Allah hanya
berkata Kun (Jadi), Fayakuun (maka jadilah).  Manusia dengan segala
permasalahannya dihadapan Allah di antara huruf kaf dan huruf nun, bila Allah
sudah berkata Kun (Jadi), Fayakuun (maka jadilah), dengan syarat manusia
memposisikan diri sebagai orang yang pantas, tepat dan sesuai dengan yang
dikehendaki Allah Swt. Sebuah sya'ir menyebutkan,

Sesungguhnya manusia di hadapan Allah antara huruf Kaf
dan Nun, bila Allah menghendaki, maka terjadi. Bila Allah tidak menghendaki,
maka tidak terjadi.

Artikel Assaatidz WH oleh Ustadz Karnali – Wisata Hati


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: