Kamis, 08 Januari 2009

[FISIKA] Digest Number 2636

Messages In This Digest (9 Messages)

Messages

1a.

Re: Bulan Baru dan Purnama Jadi Alternatif Peringatan Dini

Posted by: "Rovicky Dwi Putrohari" rovicky@Gmail.com   rovicky

Tue Jan 6, 2009 4:30 pm (PST)

Aseek ....
Ramalan Ki Jogelem dan Ki Dibyo masuk ke ranah praktisi :)
http://rovicky.wordpress.com/2008/12/18/ramalan-ki-jogelem-dan-ki-dibyo-tahun-2009/

RDP

On Wed, Jan 7, 2009 at 8:25 AM, Ma'rufin Sudibyo <marufins@yahoo.com> wrote:

> Bulan Baru dan Purnama Jadi Alternatif Peringatan Dini
> Selasa, 6 Januari 2009 | 21:53 WIB
>
> *
> *
>
> *
> *
>
> *BANDUNG* — Fenomena bulan baru dan bulan purnama berpotensi dijadikan
> alternatif lain sistem peringatan dini menjelang kejadian bencana alam gempa
> bumi. Fenomena bulan baru dan purnama dikatakan berpotensi menyebabkan
> pelepasan energi di lempeng bumi.
>
> Demikian dikatakan Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim
> Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin, Selasa
> (6/1), terkait alternatif astronomi dalam sistem peringatan dini gempa bumi.
>
> Menurut Thomas, hal itu disebabkan perbedaan dua arah gaya bumi, menuju dan
> menjauhi bulan atau matahari. Hal itu dikatakannya rentan mengganggu atau
> melepaskan energi dalam struktur lempeng bumi, khususnya di daerah
> perbatasan waktu pagi dan magrib.
>
> "Dengan adanya kejadian ini, sangat mungkin lempengan yang sudah rawan
> lantas bergerak," katanya.
>
> Bulan purnama, dikatakan Thomas, terjadi ketika bumi berada di antara bulan
> dan matahari. Untuk Januari 2009, bulan purnama pada tanggal 11 Januari.
> Sementara itu, bulan baru ketika bulan berada di antara matahari dan bumi
> dan terjadi tanggal 26 Januari 2009.
>
> Thomas memberikan beberapa contoh gempa bumi yang terjadi di Indonesia
> beberapa waktu terakhir. Beberapa di antaranya bahkan berkekuatan tinggi dan
> memakan banyak korban jiwa.
>
> Di antaranya, gempa Alor pada 12 November 2004 terjadi menjelang bulan
> baru, 28 Ramadhan 1425 dan gempa Nabire pada 26 November 2004 terjadi
> menjelang purnama, 13 Syawal 1425.
>
> Selain itu, gempa Aceh pada 26 Desember 2004 terjadi saat purnama, 14
> Dzulqaidah 1425; gempa Simeulue pada 26 Februari 2005 terjadi setelah
> purnama, 16 Muharram 1426; dan gempa Nias pada 28 Maret 2005 terjadi setelah
> purnama, 17 Safar 1426. Gempa Mentawai pada 10 April 2005 terjadi pada bulan
> baru, 1 Rabiul Awal 1426, dan gempa Yogya pada 27 Mei 2006, terjadi
> menjelang bulan baru, 29 Rabiuts Tsaniah 1427, juga termasuk di dalamnya.
>
> Oleh karena itu, ia mengharapkan agar para ahli dan pakar gempa bumi bisa
> menimbang hal ini sebagai salah satu sumbangan peringatan dini gempa bumi.
> Diharapkan, dalam bulan baru dan purnama, kewaspadaan bisa ditingkatkan.
> Tujuannya, agar kejadian gempa bumi tidak menimbulkan korban.
>
> Bagi masyarakat, hal ini bisa dijadikan pegangan. Bagi mereka yang hidup di
> daerah rawan bencana gempa bumi, hal ini merupakan sumbangan peringatan dini
> lainnya. Dengan begitu, mereka diharapkan bisa mandiri mempersiapkan
> sebelumnya atau menyelamatkan diri ketika terjadi gempa bumi.
>

--
"Terorisme atas nama negara lebih nyata ketimbang terorisme atas nama agama
!"
1b.

Bulan Baru dan Purnama Jadi Alternatif Peringatan Dini

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Tue Jan 6, 2009 5:18 pm (PST)

Bulan Baru dan Purnama Jadi Alternatif Peringatan Dini
Selasa, 6 Januari 2009 | 21:53 WIB

BANDUNG — Fenomena bulan baru dan bulan purnama berpotensi dijadikan alternatif
lain sistem peringatan dini menjelang kejadian bencana alam gempa bumi.
Fenomena bulan baru dan purnama dikatakan berpotensi menyebabkan
pelepasan energi di lempeng bumi.
Demikian dikatakan Kepala Pusat
Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin, Selasa (6/1), terkait alternatif
astronomi dalam sistem peringatan dini gempa bumi.
Menurut
Thomas, hal itu disebabkan perbedaan dua arah gaya bumi, menuju dan
menjauhi bulan atau matahari. Hal itu dikatakannya rentan mengganggu
atau melepaskan energi dalam struktur lempeng bumi, khususnya di daerah
perbatasan waktu pagi dan magrib.
"Dengan adanya kejadian ini, sangat mungkin lempengan yang sudah rawan lantas bergerak," katanya.
Bulan
purnama, dikatakan Thomas, terjadi ketika bumi berada di antara bulan
dan matahari. Untuk Januari 2009, bulan purnama pada tanggal 11
Januari. Sementara itu, bulan baru ketika bulan berada di antara
matahari dan bumi dan terjadi tanggal 26 Januari 2009.
Thomas
memberikan beberapa contoh gempa bumi yang terjadi di Indonesia
beberapa waktu terakhir. Beberapa di antaranya bahkan berkekuatan
tinggi dan memakan banyak korban jiwa.
Di antaranya, gempa Alor
pada 12 November 2004 terjadi menjelang bulan baru, 28 Ramadhan 1425
dan gempa Nabire pada 26 November 2004 terjadi menjelang purnama, 13
Syawal 1425.
Selain itu, gempa Aceh pada 26 Desember 2004 terjadi
saat purnama, 14 Dzulqaidah 1425; gempa Simeulue pada 26 Februari 2005
terjadi setelah purnama, 16 Muharram 1426; dan gempa Nias pada 28 Maret
2005 terjadi setelah purnama, 17 Safar 1426. Gempa Mentawai pada 10
April 2005 terjadi pada bulan baru, 1 Rabiul Awal 1426, dan gempa Yogya
pada 27 Mei 2006, terjadi menjelang bulan baru, 29 Rabiuts Tsaniah
1427, juga termasuk di dalamnya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan
agar para ahli dan pakar gempa bumi bisa menimbang hal ini sebagai
salah satu sumbangan peringatan dini gempa bumi. Diharapkan, dalam
bulan baru dan purnama, kewaspadaan bisa ditingkatkan. Tujuannya, agar
kejadian gempa bumi tidak menimbulkan korban.
Bagi masyarakat,
hal ini bisa dijadikan pegangan. Bagi mereka yang hidup di daerah rawan
bencana gempa bumi, hal ini merupakan sumbangan peringatan dini
lainnya. Dengan begitu, mereka diharapkan bisa mandiri mempersiapkan
sebelumnya atau menyelamatkan diri ketika terjadi gempa bumi.

2a.

Tsunami di Manokwari Terdeteksi

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Tue Jan 6, 2009 5:18 pm (PST)

Tsunami di Manokwari TerdeteksiRabu, 7 Januari 2009 | 03:00 WIB

Jakarta,
Kompas - Dua gempa tektonik berkekuatan di atas M 7 atau 7 skala
Richter di utara Kepala Burung Papua, Minggu (4/1), berdasar rekaman
Stasiun Pasang Surut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
diketahui telah menimbulkan tsunami setinggi 80 sentimeter di
Manokwari, 35 cm di Biak, dan 20 cm di Jayapura.

Parluhutan
Manurung, Kepala Bidang Medan Gaya Berat dan Pasang Surut Bakosurtanal,
Selasa (6/1), menjelaskan, gempa pertama (7,9 SR) pada pukul 19:43:51
UTC/GMT (04:43:51 WIT) menimbulkan tsunami dengan kecepatan sekitar 500
kilometer per jam. Manokwari berjarak 140 km dari pusat gempa terkena
terjangan gelombang pasang 17 menit setelah gempa.

Gempa kedua
(7,6 SR) pada 7:33:40 WIT pusat gempanya lebih dekat ke Manokwari, 77
km. "Gelombang kedua datang 15 menit berikutnya disusul gelombang
ketiga sekitar interval waktu yang sama. Ini bukan gelombang tertinggi
sepanjang periode gempa susulan," ujarnya. Setelah gempa kedua, datang
gelombang yang lebih besar setinggi 0,80 meter pada pukul 8:32 WIT—60
menit setelah gempa kedua terjadi.

Stasiun Pasang Surut Jayapura,
ibu kota Provinsi Papua, lebih dari 800 km dari pusat gempa, mencatat
tsunami 0,20 m. Tsunami ini pertama mencapai pantai Jayapura 95 menit
setelah gempa pertama dengan kecepatan 500 km per jam.

Di Pulau
Biak, sekitar 300 km dari pusat gempa, tsunami tiba 42 menit setelah
gempa pertama dengan tinggi 0,35 m. Kecepatannya sekitar 430 km per jam.

Tsunami,
menurut pakar tsunami dari ITB, Hamzah Latief, juga dilaporkan PARI
(Port and Airport Research Institute) Jepang. Tinggi tsunami sekitar 15
cm dari tinggi alat pemantau pasang surut (tide gauge ) di Pulau
Chichizima, pulau paling selatan di Jepang yang berjarak ribuan km dari
utara Papua.

Tsunami di Papua

Menurut
Parluhutan, tinggi gelombang dan kecepatan penjalaran tsunami
tergantung jarak dari pusat gempa dan kedalaman laut. Laut berkedalaman
4.500 m kecepatan tsunaminya bisa mencapai 700 km per jam, tetapi
tinggi gelombangnya rendah seperti riak air. Namun ketika mencapai
perairan dangkal, kecepatannya akan berkurang drastis dan bisa sangat
membahayakan karena gelombang berubah seperti tembok air yang siap
tumpah ke pantai.

"Fenomena ini ibarat mobil kencang yang direm mendadak menjelang gerbang tol," kata Parluhutan.

Saat
ini pemantauan tsunami di kawasan timur laut Indonesia dilakukan di
stasiun pengamatan pasang surut di tiga pelabuhan, yaitu Manokwari,
Biak, dan Jayapura.
"Data belum real time karena masih menggunakan komunikasi data GSM," ungkap Parluhutan.

2b.

Re: Tsunami di Manokwari Terdeteksi

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Tue Jan 6, 2009 5:18 pm (PST)

Saya berpendapat tsunami itu murni produk dislokasi patahan. Indikasinya sederhana saja. Dari data tinggi gelombang yang ada (Manokwari = 0,8 meter, Biak = 0,35 meter dan Jayapura = 0,2 meter) dan kemudian dikomparasikan dengan data tinggi gelombang di Jepang yang sebesar 15 cm itu, dan setelah dimasukkan data-data jarak episentral tiap titik di atas, maka dengan menggunakan rumus Katsuyuki Abe (Abe, 1981) tentang tsunami magnitude (Mt), diperoleh nilai rata-rata Mt = 7,95 +/- 0,10. Hitung2an sederhana ini (karena saya hanya menggunakan MS Excell) ternyata memberikan hasil yang tak berbeda dengan prediksi GDACS 2009. Jika kita bandingkan dengan nilai magnitude gempa yang besarnya Mw = 7,6 maka jelaslah bahwa nilai Mt tidak berbeda jauh dengan Mw. Dari kedekatan nilai ini bisa ditarik kesimpulan bahwa mekanisme pembangkitan tsunami lebih didominasi oleh dislokasi vertikal dasar laut di lokasi sumber gempa.

Sementara tsunami produk longsoran gigantik di dasar laut akan terbaca dengan jelas lewat perbedaan nilai Mt dan Mw yang signifikan (melebihi 1). Kasus terakhir tentang tsunami macam gini bisa ditemui misalnya pada Gempa Samudera Hindia 17 Juli 2006 yang tsunaminya menghantam pantai selatan Jawa itu. USGS menyebut gempa ini mempunyai magnitude Mw = 7,7. Sementara data-data ketinggian gelombang dan jarak episentral yang dikumpulkan dari beragam titik di sepanjang pantai selatan dari Pangandaran hingga Parangtritis menunjukkan tsunaminya memiliki Mt = 8,9. Perbedaannya sangat signifikan, dan itulah yang disebut kasus "tsunami earthquake", yang sekaligus menjawab kegelisahan banyak orang mengapa gempa yang 'kecil' dan tidak terasakan itu justru menimbulkan tsunami yang magnitudenya setara dengan tsunami dahsyat yang dilepaskan gempa megathrust Sumatra Andaman 26 Desember 2004 silam.

Tsunami 1998 yang menghantam Papua Nugini itu, menurut Abe, juga bisa dikategorikan sebagai tsunami longsoran atau tsunami earthquake, karena mekanismenya juga mirip dengan tsunami Samudera Hindia 17 Juli 2006.

Btw, masih ada yang 'aneh' dari gempa ini. Plotting posisi sumber gempa (dari gempa utama dan gempa2 susulannya) menunjukkan ia berlokasi di lintasan patahan Sorong atau didekatnya. Namun mekanisme pematahannya koq naik ya ?

Salam,

Ma'rufin

________________________________
From: Rovicky Dwi Putrohari <rovicky@gmail.com>
To: Ma'rufin Sudibyo <marufins@yahoo.com>; "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI <forum@hagi.or.id>
Sent: Wednesday, January 7, 2009 12:55:44 AM
Subject: Re: Tsunami di Manokwari Terdeteksi

Tsunami ini karena dislokasi patahan atau karena longsoran ya ?
Tsunami dulu tahun 1988 di utara Papua Nugini ada yang menduga akibat longsoran.

RDP

On Wed, Jan 7, 2009 at 8:50 AM, Ma'rufin Sudibyo <marufins@yahoo.com> wrote:

Tsunami di Manokwari TerdeteksiRabu, 7 Januari 2009 | 03:00 WIB

Jakarta,
Kompas - Dua gempa tektonik berkekuatan di atas M 7 atau 7 skala
Richter di utara Kepala Burung Papua, Minggu (4/1), berdasar rekaman
Stasiun Pasang Surut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
diketahui telah menimbulkan tsunami setinggi 80 sentimeter di
Manokwari, 35 cm di Biak, dan 20 cm di Jayapura.
Parluhutan
Manurung, Kepala Bidang Medan Gaya Berat dan Pasang Surut Bakosurtanal,
Selasa (6/1), menjelaskan, gempa pertama (7,9 SR) pada pukul 19:43:51
UTC/GMT (04:43:51 WIT) menimbulkan tsunami dengan kecepatan sekitar 500
kilometer per jam. Manokwari berjarak 140 km dari pusat gempa terkena
terjangan gelombang pasang 17 menit setelah gempa.
Gempa kedua
(7,6 SR) pada 7:33:40 WIT pusat gempanya lebih dekat ke Manokwari, 77
km. "Gelombang kedua datang 15 menit berikutnya disusul gelombang
ketiga sekitar interval waktu yang sama. Ini bukan gelombang tertinggi
sepanjang periode gempa susulan," ujarnya. Setelah gempa kedua, datang
gelombang yang lebih besar setinggi 0,80 meter pada pukul 8:32 WIT—60
menit setelah gempa kedua terjadi.
Stasiun Pasang Surut Jayapura,
ibu kota Provinsi Papua, lebih dari 800 km dari pusat gempa, mencatat
tsunami 0,20 m. Tsunami ini pertama mencapai pantai Jayapura 95 menit
setelah gempa pertama dengan kecepatan 500 km per jam.
Di Pulau
Biak, sekitar 300 km dari pusat gempa, tsunami tiba 42 menit setelah
gempa pertama dengan tinggi 0,35 m. Kecepatannya sekitar 430 km per jam.
Tsunami,
menurut pakar tsunami dari ITB, Hamzah Latief, juga dilaporkan PARI
(Port and Airport Research Institute) Jepang. Tinggi tsunami sekitar 15
cm dari tinggi alat pemantau pasang surut (tide gauge ) di Pulau
Chichizima, pulau paling selatan di Jepang yang berjarak ribuan km dari
utara Papua.
Tsunami di Papua
Menurut
Parluhutan, tinggi gelombang dan kecepatan penjalaran tsunami
tergantung jarak dari pusat gempa dan kedalaman laut. Laut berkedalaman
4.500 m kecepatan tsunaminya bisa mencapai 700 km per jam, tetapi
tinggi gelombangnya rendah seperti riak air. Namun ketika mencapai
perairan dangkal, kecepatannya akan berkurang drastis dan bisa sangat
membahayakan karena gelombang berubah seperti tembok air yang siap
tumpah ke pantai.
"Fenomena ini ibarat mobil kencang yang direm mendadak menjelang gerbang tol," kata Parluhutan.
Saat
ini pemantauan tsunami di kawasan timur laut Indonesia dilakukan di
stasiun pengamatan pasang surut di tiga pelabuhan, yaitu Manokwari,
Biak, dan Jayapura.
"Data belum real time karena masih menggunakan komunikasi data GSM," ungkap Parluhutan.

3a.

Bls: [FISIKA] Re: 50 LSM Rapatkan Barisan, Tolak PLTN

Posted by: "yyoorrggaa" yyoorrggaa@yahoo.com   yyoorrggaa

Tue Jan 6, 2009 9:50 pm (PST)

Oya in link mengenai daur ulang bahan bakar nuklir
http://spectrum.ieee.org/feb07/4891

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Satria Zulkarnaen
<izoel13@...> wrote:
>
> AFAIK, Indonesia punya dua site yang sudah proven ada cadangan
uranium untuk bahan bakar PLTN. Tinggal siapa yg mau mencoba
menambang dan meng-enrich-nya. Selain itu, solusi kedua adalah
memberli bahan bakar dari luar negeri untuk cycle pertama saja,
karena sudah ada teknik untuk re-cycle bahan bakar nuklir.
Salahsatunya dengan memanfaatkan proses fisi yang lain di rantai
radioaktifnya. Buat yang terlibat langsung di nuklir, CMIIW.
>
> >>->>IZUL<<-<<$4+|~14<<
> -----------------------
> Satria Zulkarnaen Bisri
> Graduate Student
> Low Temperature Condensed State Physics (Y. Iwasa Lab.)
> Institute for Materials Research
> Tohoku University, Japan
> URL: http://www-lab.imr.tohoku.ac.jp/~satria/index.html

3b.

Bls: [FISIKA] Re: 50 LSM Rapatkan Barisan, Tolak PLTN

Posted by: "yyoorrggaa" yyoorrggaa@yahoo.com   yyoorrggaa

Tue Jan 6, 2009 9:50 pm (PST)

Betul bang zul, itu dia masalahnya: siapa yang akan meng-enrich-nya?

Kasus Iran misalnya, dia memiliki tambang2 uranium alamiah. tetapi
saat mereka mengembangkan teknologi pengayaan sendiri, amerika dan
sekutu2nya bereaksi. Iran sanggup bertahan karena model politik yang
kuat, dan rakyat yang mendukung. Yg sayangnya hal ini barang mewah di
Indonesia.

Recycle bahan bakar nuklir, AFAIK, adalah mengekstrak componen
radioaktif dari sisa "pembakaran" Uranium. tujuan awalnya mengurangi
volume sampah2 radioaktif. hasilnya adalah reduksi volume 99%, keren
ya :-), tapi masalahnya ada 2.
1. setahu saya bahan bakar daur ulang ini memerlukan tipe reaktor
yang berbeda dengan reaktor yang biasa (saya kurang ingat tipe
reaktor apa). Jadi perlu dua tipe reaktor berbeda yang di bangun.
2. biaya dan teknologi daur ulang ini sangat tinggi. dan baru
dikuasai oleh Areva (prancis). sehingga untuk mendaur ulang ini nanti
kita harus tetap membayar mahal, dan mungkin lebih mahal dari uranium
baru.

jadi makin penasaran

wassalam
Yorga

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Satria Zulkarnaen
<izoel13@...> wrote:
>
> AFAIK, Indonesia punya dua site yang sudah proven ada cadangan
uranium untuk bahan bakar PLTN. Tinggal siapa yg mau mencoba
menambang dan meng-enrich-nya. Selain itu, solusi kedua adalah
memberli bahan bakar dari luar negeri untuk cycle pertama saja,
karena sudah ada teknik untuk re-cycle bahan bakar nuklir.
Salahsatunya dengan memanfaatkan proses fisi yang lain di rantai
radioaktifnya. Buat yang terlibat langsung di nuklir, CMIIW.
>
> >>->>IZUL<<-<<$4+|~14<<
> -----------------------
> Satria Zulkarnaen Bisri
> Graduate Student
> Low Temperature Condensed State Physics (Y. Iwasa Lab.)
> Institute for Materials Research
> Tohoku University, Japan
> URL: http://www-lab.imr.tohoku.ac.jp/~satria/index.html
>
>
>
>
> ________________________________
> From: yyoorrggaa <yyoorrggaa@...>
> To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
> Sent: Tuesday, January 6, 2009 2:12:03 PM
> Subject: Bls: [FISIKA] Re: 50 LSM Rapatkan Barisan, Tolak PLTN
>
>
> Secara teknis saya sangat setuju dengan pembangunan PLTN di
Indonesia.
> Efisien, realatif sangaaat murah (setidaknya hari ini), bersih, dan
> aman. saya yakin itu.
>
> itulah sebabnya saya termasuk yang setuju dengan PLTN
>
> tapi ada satu hal yang saya pikir jadi sudut mati PLTN di Indonesia.
> Yaitu ketersediaan bahan bakar nuklirnya.
>
> darimanakah bahan bakar ini akan diperoleh?
> apakah kita akan "diizinkan" memiliki unit pengayaan sendiri?
> ataukah kita harus membeli uranium dari "mereka"?
> Siapkah kita "di-iran-kan" jika memaksa memiliki unit pengayaan
sendiri?
>
> karena jika bahan bakar nuklir ini dipasok 100% dari segelintir
> negara2 penguasa, maka sebenarnya qt telah menyerahkan ujung tali yg
> menjerat leher qt kepada mereka. secara politis, Indonesia tidak
akan
> pernah bisa bersikap beda atau menentang para pemilik teknologi itu.
> Ancamannya berat mas, om, mbak... terputusnya supply energi untuk
> daerah paling padat industrinya. dan itu bisa berarti kebangkrutan
> industri --> PHK masal --> dan terakhir anarki dimana-mana.
>
> juga patut diingat Nuklir selama ini murah karena kebanyakan negara
> takut membangun PLTN, sehingga bahan nuklir melimpah dan murah. Tapi
> jika harga minyak kembali naik dan banyak negara berlomba membangun
> PLTN untuk mencukupi kebutuhan energinya, maka akan terjadi
kekurangan
> suplay bahan nuklir yang berakibat meroketnya harga uranium bahan
> bakar itu. jika ini terjadi, PLTN yang semula diharapkan sebagai
> penghematan, akan menjadi mesin pemboros devisa yang tidak bisa
direm.
>
> jadi sikap saya hari ini adalah :
> Menolak pembangunan PLTN jika tidak membuat unit pembuatan bahan
bakarnya.
>
> hmmm... pilihan yang sulit memang :(
>
> wassalam
> Yorga
>
> --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, "Tani Indrawan"
> <indrawan@ .> wrote:
> >
> > Saya sangat setuju PLTN..kapan lagi kita mau maju kalo Cuma
terus2an
> > pake sumber daya konvensional?
> >
> >
> > -----Original Message-----
> > From: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
> > [mailto:fisika_indonesia@ yahoogroups. com] On Behalf Of Akmal
Hamdani
> > Sent: Tuesday, December 23, 2008 2:42 PM
> > To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
> > Subject: Re: Bls: [FISIKA] Re: 50 LSM Rapatkan Barisan, Tolak PLTN
> >
> > sebenernya saya sendiri pro PLTN. tapi khawatir kalau dalam
> > pelaksanaannya masih banyak terjadi korupsi sana sini, kejadian
> > Chernobyl bukannya tidak mungkin terjadi.
> >
>

4.

Bls: [FISIKA] pelayangan bunyi

Posted by: "prety suparti" pre_ndlelez@yahoo.co.id   pre_ndlelez

Tue Jan 6, 2009 9:50 pm (PST)

aslmkm...
tank's banget infonya......Mohon bantuannya yah agar aku cepet menyelesaikan penelitianku.

________________________________
Dari: yyoorrggaa <yyoorrggaa@yahoo.com>
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Selasa, 6 Januari, 2009 14:18:56
Topik: [FISIKA] pelayangan bunyi

wa'alaikum salam

Pelayangan dalam bahasa inggris adalah beat.
coba cek link berikut http://en.wikipedia .org/wiki/ Beat_(acoustics)

--- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, prety suparti
<pre_ndlelez@ ...> wrote:
>
> aslmkm......
> mau tanya niy.....aku sedang melakukan penelitian tentang
pelayangan bunyi, tapi susah menemukan dasar teori yang lebih
spesifik.
> minta bantuan temen- temen fisika mungkin ada yang pernah
menemukan. makasih sebelumnya.. .....
>
>
>
> Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman
dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!
http://id.messenger .yahoo.com/ invite/
>

__________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
5a.

Re: Terikat ruang-waktu

Posted by: "Tani Indrawan" indrawan@javainspiration.com

Tue Jan 6, 2009 9:50 pm (PST)

Visualisasi dimensi diatas 3, secara matematis digambarkan dengan
menggunakan ruang Affin


-----Original Message-----
From: fisika_indonesia@yahoogroups.com
[mailto:fisika_indonesia@yahoogroups.com] On Behalf Of Asis
Pattisahusiwa
Sent: Tuesday, January 06, 2009 7:58 PM
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [FISIKA] Terikat ruang-waktu

memang topik ini sangat menarik. saya termasuk orang yang bisa memahami
sesuatu jika masalah tersebut divisualisasikan baik dalam bentuk grafik
atau gambar-gambar yang lain. namun, saya mengalami kesulitan ketika
mempelajari konsep ruang-waktu lengkung yang notabene 5D. saya sangat
kesulitan untuk membayangkannya. dalam beberapa buku yang membahas
tentang TRU, sebagai contoh dalam buku Fisika Modern karangan K. Krein
diberikan contoh luasan 2D yang kemudian dilengkungkan sehingga menjadi
3D, konsep ini memang mudah dipahami. namun, tingkat kesulitannya akan
meningkat tajam ketika kita membayangkan ruang-waktu 4D kemudian
dilengkungkan menjadi 5D. bagaimana bentuk kelengkungannya ya???.

adakah contoh grafik atau gambar yang memperlihatkan konsep ruang-waktu
lengkung tersebut yang bisa diakses di internet??

adakah yang tahu cara kita memvisualisasikan dimensi > 3 dengan
menggunakan Matlab?

Dosen Teori saya pernah berkata, Kita hanya bisa mengetahui sifat-sifat
dimensi > 3 namun kita tidak dapat membayangkannya. adakah yang pernah
memvisualisasikannya/membayangkannya?

--
Asis Pattisahusiwa

Jurusan Fisika, F. MIPA, Universitas Pattimura - Ambon

5b.

Re: Terikat ruang-waktu

Posted by: "arifianto keren" arifianto_ipb@yahoo.com   arifianto_ipb

Wed Jan 7, 2009 12:43 am (PST)

tidak semuanya bisa divisualisasikan dengan keadaan real secara eksak, ada banyak hal yang hanya dapat dideskripsikan dengan persamaan matematis.

________________________________
From: Tani Indrawan <indrawan@javainspiration.com>
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, January 7, 2009 12:25:52 PM
Subject: RE: [FISIKA] Terikat ruang-waktu

Visualisasi
dimensi diatas 3, secara matematis digambarkan dengan menggunakan ruang Affin


-----Original Message-----
From: fisika_indonesia@ yahoogroups. com [mailto:fisika_ indonesia@ yahoogroups. com] On Behalf Of Asis Pattisahusiwa
Sent: Tuesday, January 06, 2009
7:58 PM
To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
Subject: Re: [FISIKA] Terikat
ruang-waktu

memang topik ini sangat menarik. saya termasuk orang
yang bisa memahami sesuatu jika masalah tersebut divisualisasikan baik dalam
bentuk grafik atau gambar-gambar yang lain. namun, saya mengalami kesulitan
ketika mempelajari konsep ruang-waktu lengkung yang notabene 5D. saya sangat
kesulitan untuk membayangkannya. dalam beberapa buku yang membahas
tentang TRU, sebagai contoh dalam buku Fisika Modern karangan K. Krein
diberikan contoh luasan 2D yang kemudian dilengkungkan sehingga menjadi 3D,
konsep ini memang mudah dipahami. namun, tingkat kesulitannya akan meningkat
tajam ketika kita membayangkan ruang-waktu 4D kemudian dilengkungkan menjadi 5D.
bagaimana bentuk kelengkungannya ya???.

adakah contoh grafik atau gambar yang memperlihatkan konsep ruang-waktu
lengkung tersebut yang bisa diakses di internet??

adakah yang tahu cara kita memvisualisasikan dimensi > 3 dengan menggunakan
Matlab?

Dosen Teori saya pernah berkata, Kita hanya bisa mengetahui sifat-sifat dimensi
> 3 namun kita tidak dapat membayangkannya. adakah yang pernah
memvisualisasikanny a/membayangkanny a?

--
Asis Pattisahusiwa

Jurusan Fisika, F. MIPA, Universitas Pattimura - Ambon

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Finance

It's Now Personal

Guides, news,

advice & more.

Group Charity

Citizen Schools

Best after school

program in the US

Yahoo! Groups

Join people over 40

who are finding ways

to stay in shape.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
===============================================================
**  Arsip          : http://members.tripod.com/~fisika/
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
                     <fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================

Tidak ada komentar: