Almarhum abahku sudah wafat sejak tahun 2004,
tapi ingatanku tentang, gaya bahasanya yang lugas, mudah dipahami dan bisa menyesuaikan dengan lawan bicaranya...
inilah beberapa kalimat atau nasihat atau sekedar obrolan yang pernah beliau katakan padaku ataupun pada yang selain aku.
"Mas
hafid, kamu itu suda besar. sudah kelas 3 SMU. mas kan sudah besar,
masa' masih dimarahi. kan nggak pantes. mas sudah abah percaya, tapi
kok nggak bisa dipercaya ya...." kata beliau saat aku mengalami
kecelakaan setelah dibelikan motor baru.
"Mas hafid, kalau nanti
di Jogja ketemu sama gadis yang mas hafid tertarik jangan lupa cerita
ke abah ya... Gini-gini anah juga pernah muda..." begitu kata beliau
ketika aku hendak berangkat ke Jogja untuk kuliah. Jadi malu, hehehehe
"Mas
hafid, kamu nanti bakalan di negeri orang. yang disana tidak ada
saudara sama sekali, jadi berbuat baiklah pada semua orang... harus
bisa jaga diri..." kata beliau pada kesempatan yang sama
"Mas
hafid, umur abah tinggal 1/3 bagian lagi (kala itu abah berumur 42
tahun), nanti kalau abah sudah tua, mas harus bisa menjaga ibu dan
adek..." Kata beliau saat santai di ruang keluarga kami.
"Mas,
jika abah boleh memilih siapa yang meninggal lebih dulu antara aku dan
ibumu. biarlah abah yang meninggal duluan..." saat beliau mulai
sakit-sakitan
"Mas, manusia di bumi ini, hidup hanya untuk
membantu sesama. jangan berharap balasan dari sesama manusia. tapi
mintalah RidhoNya..." kata beliau saat beliau ditipu oleh rekan bisnis
yang menyebabkan beliau hutang 200 juta. padahal, abah telah membantu
rekan bisnis beliau. MasyaAllah..
"Sus, kenapa ada manusia yang
serakah ya? rakus... kalau aku sih, ingin melihat hafid menikah.
setelah itu, mau diambil kapan saja oleh Allah...aku rela..."kata
beliau pada tanteku. tapi Allah berkehendak lain. beliau wafat sebelum
aku menikah.
"Mas, nggak enak hidup lama-lama. takut tambah
dosa..lagian kalau hidup lama-lama nggak enak, nanti sendirian di
bumi...hahahahaha" kata beliau saat santai denganku.
"Dur, aku
sudah bosan mencari uang. aku ingin hidup santai, memakmurkan masjid,
membantu orang di sekitarku, melihat anak-anakku menikah..." kata
beliau pada tetanggaku.
"Bu, hafid sudah dikirim uang buat kuliah apa belum?" beberapa jam sebelum beliau kritis pada ibuku.
"Mbak
rahma, ibunya hafid itu...orang yang sangat sabar sekali...." kata
beliau pada BU Dhe ku sesaat sebelum kritis yang menjadi penyebab
beliau wafat.
"Bu..(Nenekku dari bapak) sebentar lagi aku nyusul
ya...(nenekku tsb sudah meninggal), tapi aku mau makan dulu. disini
banyak makanan...ada bakso...soto.
sakaratul maut. dan pada saat sakaratul maut, beliau berkata,
"Allah....Allah.
kami untuk selama-lamanya di dunia ini.
semoga amal ibadah
beliau diterima olehNya... Terima kasih abah... atas segala kesehajaan
yang telah engkau berikan padaku... I Love You Abah...
www.mamangncit.
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar