Rabu, 05 Agustus 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2759[2 Attachments]

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (23 Messages)

1.
Re: [Kelana] Menyapa Singapura => kang galih From: Lia Octavia
2a.
Re: [Kelana] Menyapa Singapura => mbak anty From: Lia Octavia
2b.
Re: [Kelana] Menyapa Singapura => mbak anty From: Nurhadi@tecsg.com.sg
3.
Re: [Kelana] Menyapa Singapura => kang dani From: Lia Octavia
4a.
Re: [Kelana] Menyapa Singapura => mas abdul From: Lia Octavia
4b.
Tak Kenal Maka Tak Sayang From: Syuaa Ash Shiraata
4c.
Re: Tak Kenal Maka Tak Sayang From: ukhti hazimah
5.
Re: [Kelana] Menyapa Singapura => mbak yana From: Lia Octavia
6a.
Re: [flpdki] [Kelana] Menyapa Singapura From: Lia Octavia
7a.
Re: [catcil] Ketika Disapa Masalah-->Novi Ningsih From: april_reto
8a.
Re: Trilogi Lima Bidadari - Book 1 (In progress) From: april_reto
8b.
Re: Trilogi Lima Bidadari - Book 1 (In progress) From: Ramaditya Skywalker
9a.
Re: (catatan dikaki) SK Jakarta (Insya Allah) Mau Bikin Paket Bubar: From: bujang kumbang
10a.
(catcil) ORANG BILANG--Jawaban Berawal dari Hinaan. From: bujang kumbang
10b.
Re: (catcil) ORANG BILANG--Jawaban Berawal dari Hinaan. From: Nursalam AR
10c.
Re: (catcil) ORANG BILANG--Jawaban Berawal dari Hinaan. From: patisayang
10d.
Re: (catcil) ORANG BILANG--Jawaban Berawal dari Hinaan. From: Nurhadi@tecsg.com.sg
11a.
Re: (catatan dikaki) SK Jakarta (Insya Allah) Mau Bikin Paket Bubar- From: Mimin
12.
(catcil) Janji Suci From: agussyafii
13a.
BUKU MURAH CUMA MITOS? (lebay ya...?) From: veby
13b.
Re: BUKU MURAH CUMA MITOS? (lebay ya...?) From: patisayang
14a.
Re: [catcil] Ketika Disapa Masalah From: Mimin
15a.
Re: SK Jakarta (Insya Allah) Mau Bikin Paket  Bubar--> MImin From: Lygia Nostalina, Ms

Messages

1.

Re: [Kelana] Menyapa Singapura => kang galih

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Aug 4, 2009 10:08 pm (PDT)



iyah nih kang... emang aku lagi riweuh waktu itu dan ngga sempat ngasih tahu
^_^
jadi kang galih tinggal tunggu oleh2 ceritanya ajah yaaa ^_^

thanks

salam
lia
*when travelling and writing are amusing* ^_^

2009/7/30 <galih@asmo.co.id>

>
>
>
> Novi tunggu cerita apa nunggu oleh-olehnya....?
> Hayo ngaku...?
>
> Mba Lia, kok aku baru tau yah kala dirimu ke Singapura??
> *WING*
>
>
>
>
> *"novi_ningsih" <novi_ningsih@yahoo.com>*
> Sent by: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
>
> 07/30/2009 10:39 AM
> Please respond to
> sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
>
> To
> sekolah-kehidupan@yahoogroups.com cc
> Subject
> [sekolah-kehidupan] Re: [Kelana] Menyapa Singapura
>
>
>
>
>
>
> menyapamu mbak Lia :)
> tfs udah berbagi cerita perjalanannya
> aku masih menunggu cerita-cerita lainnya lagi :)
>
> pasti seru, ya, mbak :)
>
> salam
>
> Novi
>
> -- In *sekolah-kehidupan@yahoogroups.com*<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > *Menyapa Singapura*
> >
> > *Oleh Lia Octavia*
> >
> >
> >
> > Menyapamu Singapura, adalah rangkaian asa dan cinta yang
> > terserak di balik tiket sebuah penerbangan asing yang telah kudapatkan
> sejak
> > hampir dua bulan yang lalu. Sebuah mimpi yang menjelma nyata di
> > tengah-tengah tumpukan kesibukan kerja di kantor dan rimbunan amanah
> > beberapa organisasi serta lahirnya beberapa buku yang kukerjakan bersama
> > teman-teman sejak awal tahun ini. Perjalanan yang direncanakan
> sesederhana
> > mungkin dan sehemat mungkin membuatku harus melupakan niat untuk
> menghubungi
> > teman-teman dan sanak kerabatku yang bermukim di bumimu, yang pasti akan
> > langsung menjamuku dengan nyaman. Juga harus melupakan niat untuk
> > menghubungi biro perjalanan langgananku karena pasti mereka akan
> menyediakan
> > akomodasi yang juga nyaman bagiku. Mereka yang selalu menyediakan apa-apa
> > yang kubutuhkan pada saat aku hanya tinggal mengatakannya.
> >
> > Menyapamu Singapura adalah salah satu usahaku untuk hanya mengandalkan
> Allah
> > dalam setiap langkah kakiku. Mulai dari memesan penginapan sejak
> jauh-jauh
> > hari hingga mempelajari peta serta rute yang dilewati MRT untuk mencapai
> > tempat-tempat wisata yang ingin dikunjungi. Juga menyediakan uang kontan
> > serta membawa sesedikit mungkin barang-barang agar memudahkanku untuk
> > berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Hari-hari sibuk
> > mempersiapkan segala sesuatunya hingga akhirnya hari yang dinanti itu
> tiba
> > juga. Aku juga akan singgah di Johor, Malaka, dan Kuala Lumpur selama
> > seminggu perjalanan ini.
> >
> > Menyapamu Singapura adalah senyum yang terkembang dari wajah-wajah asing
> > yang senantiasa membantuku melewati senja di bandara Soekarno Hatta.
> Senyum
> > yang terus merekah hingga aku menginjakkan kaki di bumimu, Singapura,
> malam
> > ini. Dari para petugas imigrasi yang penuh disiplin memeriksa
> barang-barang
> > bawaan dan pasporku hingga senyum Mbak Shinta Anita, sahabat yang
> sekaligus
> > salah satu narasumber buku terbaruku yang kini menghuni bumimu, datang
> > menjemput malam itu bersama putri kecilnya yang cantik.
> >
> > Menyapamu Singapura adalah butir-butir syair yang meluruh di atas
> *shuttle
> > bus* yang membawaku keluar terminal kedatangan Changi International
> Airport,
> > meniup ujung-ujung kerudungku, hingga kemudian syair itu menjelma lagu
> > seiring langkahku memasuki MRT yang membawaku menuju penginapan di daerah
> > Geylang. Daerah pemukiman yang berbeda di sisi lain negaramu.
> >
> > Menyapamu Singapura adalah *culture shock* yang kualami saat membeli
> makan
> > malam di sebuah kedai muslim India. Menggunakan bahasa Indonesia, tak
> > mungkin. Menggunakan bahasa Inggris ternyata pelayan kedai makanan itu
> tidak
> > bisa bahasa Inggris. Menggunakan bahasa Melayu malah membuatku makin
> tidak
> > mengerti apa yang mereka maksud. Rasa lapar yang kian menggigit ditambah
> > kacaunya berkomunikasi walau akhirnya aku memakai bahasa isyarat,
> > membuat *homesick
> > *langsung menyergap dan membasahi mataku. Namun ketika nasi goreng itu
> > akhirnya telah mengepul di atas bungkusan styrofoam putih di tanganku,
> > seluruh rasa meluruh dan bertaburan menjadi bintang-bintang di setiap
> binar
> > petugas resepsionis penginapan dan Mbak Shinta serta Mas Nandha,
> suaminya,
> > yang mengantarku hingga masuk ke kamar yang telah ditentukan. Mbak Yana,
> > sahabat yang menyertai perjalananku kali ini, langsung menyantap makan
> > malam, mandi, serta beristirahat.
> >
> > Menyapamu Singapura adalah ucap selamat malam yang kaubisikkan saat aku
> > merebahkan tubuhku yang penat sambil menutup tirai dan melambai pada
> bulan
> > yang memandang di luar jendela. Suaramu yang lembut menjawab sapaku malam
> > ini Menjawab mimpi yang telah menjelma nyata. *Selamat datang, Lia*.
> >
> >
> >
> >
> >
> > Bandara Soekarno Hatta – Changi Airport – Geylang, Singapore, Kamis 23
> Juli
> > 2009
> >
> >
> >
> > *http://mutiaracinta.multiply.com* <http://mutiaracinta.multiply.com/>
> >
> > ************
> >
>
>
>
>
2a.

Re: [Kelana] Menyapa Singapura => mbak anty

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Aug 4, 2009 10:10 pm (PDT)



hehehehe iyah nih mbak...
skrg kan udah muncul lagi tulisannya hehehe ^_^

insya Allah akan mehyusul lagi tulisan2 yg lain ^_^
thanks

salam
lia
*when travelling and writing are amusing* ^_^

2009/7/30 hariyanty thahir <anty_th@yahoo.com>

>
>
> Pantesan tulisan mbak lia jarang muncul
> rupanya sedang menghirup kemajuan di singapura yaaaa
>
> di tunggu cerita indah ttg Merlion nya ya mbak
> ^_^
>
> congratulation
>
> Salam
> anty
>
>
>
2b.

Re: [Kelana] Menyapa Singapura => mbak anty

Posted by: "Nurhadi@tecsg.com.sg" Nurhadi@tecsg.com.sg

Tue Aug 4, 2009 11:50 pm (PDT)

[Attachment(s) from Nurhadi@tecsg.com.sg included below]


Wah,
Mbak lia ini. Ke Singapore kok nggak mampir ke Batam? 45 minutes only.
Khan nanti bisa kita ajak jalan-jalan di sekitar batam. Selain aku, disini
ada teh susan lho.

Regards
Nurhadi
PT TEC Indonesia.
Supply Chain Management Division,
Lot 108-110 Batamindo Industrial Park.
Muka Kuning - Batam 29433
Indonesia.

E-mail : Nurhadi@tecsg.com.sg
Phone : +62 770 611528 ext. 221
Fax : +62 770 611507
Website: http://www.tecsg.com.sg

Lia Octavia
<liaoctavia@gmail
.com> To
Sent by: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
sekolah-kehidupan cc
@yahoogroups.com
Subject
[sekolah-kehidupan] Re: [Kelana]
08/05/2009 12:09 Menyapa Singapura => mbak anty
PM


Please respond to
sekolah-kehidupan
@yahoogroups.com



hehehehe iyah nih mbak...
skrg kan udah muncul lagi tulisannya hehehe ^_^

insya Allah akan mehyusul lagi tulisan2 yg lain ^_^
thanks

salam
lia
*when travelling and writing are amusing* ^_^

2009/7/30 hariyanty thahir <anty_th@yahoo.com>



Pantesan tulisan mbak lia jarang muncul
rupanya sedang menghirup kemajuan di singapura yaaaa

di tunggu cerita indah ttg Merlion nya ya mbak
^_^

congratulation

Salam
anty






Attachment(s) from Nurhadi@tecsg.com.sg

1 of 1 Photo(s)

3.

Re: [Kelana] Menyapa Singapura => kang dani

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Aug 4, 2009 10:12 pm (PDT)



alhamdulillah.. thanks, kang dani... ^_^
btw, ttg pic profil fb-ku itu adalah pemandangan sunrise di puncak gunung
fuji di jepang, kang...^_^

salam
lia
*when travelling and writing are amusing* ^_^

2009/7/30 fil_ardy <fil_ardy@yahoo.com>

>
>
> Wawawawaw
> Liputan perjalanan khas, Mbak Lia
> Bagus mbak, diksinya indah banget
> saya langsung mambayangkan profile
> picture di FBmu yang gambarnya
> pemandangan di atas awan itu. Rupanya
> diambil waktu di dalam pesawat ya?
>
> Waaah.. berkesempatan juga ya menyambangi
> negeri orang. Hiks... pengeeeeen :D
>
> DANI
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > *Menyapa Singapura*
> >
> > *Oleh Lia Octavia*
> >
>
>
>
4a.

Re: [Kelana] Menyapa Singapura => mas abdul

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Aug 4, 2009 10:13 pm (PDT)



samasama, mas abdul... ^_^
semoga Allah selalu menyertai kita semua di manapun kita berada di bumi
Allah ini... amiin...

salam
lia

*when travelling and writing are amusing* ^_^

2009/7/30 abdul azis <abdul_azis80@yahoo.com>

>
>
> Jadi ingat....
> Dengan "seorang Indonesia" yang menjadi warga Singapura...
>
> Semoga Allah senantiasa membimbing dia dan saya untuk senantiasa berbuat
> baik, kapapun dan di manapun...
>
> Makasih sharingnya mba Lia...
>
> ~seorang ayah~
> www.abdulazis.com
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > *Menyapa Singapura*
>
> >
> > *Oleh Lia Octavia*
> >
> >
> >
> > Menyapamu Singapura, adalah rangkaian asa dan cinta yang
> > terserak di balik tiket sebuah penerbangan asing yang telah kudapatkan
> sejak
> > hampir dua bulan yang lalu. Sebuah mimpi yang menjelma nyata di
> > tengah-tengah tumpukan kesibukan kerja di kantor dan rimbunan amanah
> > beberapa organisasi serta lahirnya beberapa buku yang kukerjakan bersama
> > teman-teman sejak awal tahun ini. Perjalanan yang direncanakan
> sesederhana
> > mungkin dan sehemat mungkin membuatku harus melupakan niat untuk
> menghubungi
> > teman-teman dan sanak kerabatku yang bermukim di bumimu, yang pasti akan
> > langsung menjamuku dengan nyaman. Juga harus melupakan niat untuk
> > menghubungi biro perjalanan langgananku karena pasti mereka akan
> menyediakan
> > akomodasi yang juga nyaman bagiku. Mereka yang selalu menyediakan apa-apa
> > yang kubutuhkan pada saat aku hanya tinggal mengatakannya.
> >
> > Menyapamu Singapura adalah salah satu usahaku untuk hanya mengandalkan
> Allah
> > dalam setiap langkah kakiku. Mulai dari memesan penginapan sejak
> jauh-jauh
> > hari hingga mempelajari peta serta rute yang dilewati MRT untuk mencapai
> > tempat-tempat wisata yang ingin dikunjungi. Juga menyediakan uang kontan
> > serta membawa sesedikit mungkin barang-barang agar memudahkanku untuk
> > berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Hari-hari sibuk
> > mempersiapkan segala sesuatunya hingga akhirnya hari yang dinanti itu
> tiba
> > juga. Aku juga akan singgah di Johor, Malaka, dan Kuala Lumpur selama
> > seminggu perjalanan ini.
> >
> > Menyapamu Singapura adalah senyum yang terkembang dari wajah-wajah asing
> > yang senantiasa membantuku melewati senja di bandara Soekarno Hatta.
> Senyum
> > yang terus merekah hingga aku menginjakkan kaki di bumimu, Singapura,
> malam
> > ini. Dari para petugas imigrasi yang penuh disiplin memeriksa
> barang-barang
> > bawaan dan pasporku hingga senyum Mbak Shinta Anita, sahabat yang
> sekaligus
> > salah satu narasumber buku terbaruku yang kini menghuni bumimu, datang
> > menjemput malam itu bersama putri kecilnya yang cantik.
> >
> > Menyapamu Singapura adalah butir-butir syair yang meluruh di atas
> *shuttle
> > bus* yang membawaku keluar terminal kedatangan Changi International
> Airport,
> > meniup ujung-ujung kerudungku, hingga kemudian syair itu menjelma lagu
> > seiring langkahku memasuki MRT yang membawaku menuju penginapan di daerah
> > Geylang. Daerah pemukiman yang berbeda di sisi lain negaramu.
> >
> > Menyapamu Singapura adalah *culture shock* yang kualami saat membeli
> makan
> > malam di sebuah kedai muslim India. Menggunakan bahasa Indonesia, tak
> > mungkin. Menggunakan bahasa Inggris ternyata pelayan kedai makanan itu
> tidak
> > bisa bahasa Inggris. Menggunakan bahasa Melayu malah membuatku makin
> tidak
> > mengerti apa yang mereka maksud. Rasa lapar yang kian menggigit ditambah
> > kacaunya berkomunikasi walau akhirnya aku memakai bahasa isyarat,
> > membuat *homesick
> > *langsung menyergap dan membasahi mataku. Namun ketika nasi goreng itu
> > akhirnya telah mengepul di atas bungkusan styrofoam putih di tanganku,
> > seluruh rasa meluruh dan bertaburan menjadi bintang-bintang di setiap
> binar
> > petugas resepsionis penginapan dan Mbak Shinta serta Mas Nandha,
> suaminya,
> > yang mengantarku hingga masuk ke kamar yang telah ditentukan. Mbak Yana,
> > sahabat yang menyertai perjalananku kali ini, langsung menyantap makan
> > malam, mandi, serta beristirahat.
> >
> > Menyapamu Singapura adalah ucap selamat malam yang kaubisikkan saat aku
> > merebahkan tubuhku yang penat sambil menutup tirai dan melambai pada
> bulan
> > yang memandang di luar jendela. Suaramu yang lembut menjawab sapaku malam
> > ini Menjawab mimpi yang telah menjelma nyata. *Selamat datang, Lia*.
> >
> >
> >
> >
> >
> > Bandara Soekarno Hatta – Changi Airport – Geylang, Singapore, Kamis 23
> Juli
> > 2009
> >
> >
> >
> > http://mutiaracinta.multiply.com
> >
> > ************
> >
>
>
>
4b.

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Posted by: "Syuaa Ash Shiraata" iqbalfawziku@yahoo.com.sg   iqbalfawziku

Tue Aug 4, 2009 10:58 pm (PDT)






Tak kenal maka tak sayang

Gue pernah denger dari sebuah lagu dangdut yang waktu itu pernah ngetren di
salah satu planet antariksa, ya bumi namanya. Oleh karena itulah gue
berharap dengan sepenuh jiwa dan utang yang gue punya agar semua penduduk
[sekolah kehidupan] grup bisa sayang sama gue karena gue adalah salah satu
orang yang perlu dilindungi, gue udah mendaftarkan diri di komnasham sebagai
makhluk yang perlu di lindungi dan dilestarikan kok.

Nama gue Syuaa, temen-temen suka manggil gue dengan panggilan itu, gue ga
tahu kenapa orang tua gue ngasih nama itu, mungkin nyokap gue nemu nama itu
di kartu tarot, atau mungkin juga bokap gue liat di salah satu komposisi di
bungkus kartu domino.

Gue tercipta dari tumpukan mie instan dan tepung terigu yang didiamkan dalam
tatakan kue lapis, kamudian dimasukan kedalam open secukupnya, sehingga
terciptalah orang sekeren gue dengen segenap kekurangannya. Tapi gue tetep
bangga karena gue masih dianggap manusia oleh temen-temen, walaupun
terkadang gue ngerasa kalau sebenarnya gue bukan orang, tapi sebuah pangeran
yang harusnya bertengger di pohon bringin.

Gue sekarang menyamar jadi orang dan bekerja disalah satu perusahaan
orang(kapan gue punya perusahaan sendiri ya?). menjadi administrasi
marketing, sebenarnya, dengan tampang yang pas-pasan, dan kemampuan
negosiasi yang secukupnya, atau bisa dibilang dibawah standar, sebenarnya
gue ga pantas dimasukan jadi salah satu marketing disini, lo kok gitu? Ia
pernah gue coba negosiasi sama salah satu calon konsumen, mereka terlihat
atusias mau order di sini, awalnya sih bos gue dulu yang turun tangan, tapi
karena tiba-tiba dia sibuk, jadi calon konsumen tersebut di oper ke gue.
Tapi hasil akhir yang terjadi bukannya malah jadi order, tapi malah nimpuk
gue pake sandal jepit, gue bingung kok bisa-bisanya ya konsumen di
perusahaan gini pake sendal jepit, belakangan gue kehilangan sandal jepit
setelah pristiwa itu, dan gue baru tersadar kalo sandal itu adalah sandal
gue, dan karena itulah gue di timpuk, katanya gue adalah marketing yang
paling ga sopan menghadapi konsumen, karena brani-braninya menghadap
konsumen pake sandal jepit. Dan mulai saat itu, calon konsumen itu ga lagi
keliatan di muka bumi, mungkin udah nyari order di planet Pluto atau mungkin
juga perusahaan mereka terkena bom, dan semua orang yang ada didalamnya mati
seketika terkena struk dan mencret ga bisa behenti.

Selain jadi karyawan kontrak di perusahaan ini, gue juga berstatus
ganda(cewek dan cowok?). oh bukan, maksut gue, gue juga kuliah disalah satu
business collage di Indonesia, mau tahu dimana?(enggak? ) ya udah, yang
jelas
sekarang gue lagi sibuk-sibuknya ngerjain TA, yang dari awal pas buat TA,
pasti gue revisi lagi revisi lagi. Gue heran kenapa temen-temen gue jarang
yang direvisi, sedangkan gue, tiap bimbingan pasti satu bab yang gue ajuin
semuanya di rvisi. Gue jadi terbayang satu hal, apa mungkin dosennya benci
mati sama gue, sehingga apapun yang gue perbuat musti di revisi melulu, jadi
harus
ngejar-ngejar dia kemanapun dia pergi. Atau mungkin juga dosennya jatuh
cinta sama gue, jadi agar bisa ketemu tiap waktu dia revisi terus dah tuh TA
gue, tapi pikiran itu gue langsung bunuh, karena gue tersadar kalo dosen gue
itu cowok dan udah punya anak dan istri.

Gue punya istri, namanya, hmmm.... gue lupa. Maksut gue, gue belum tahu,
mungkin suatu saat nanti gue punya istri kalo ada cewek yang kebetulan
matanya udah ga normal dan masa expirednya udah mo abis, jadi harus buru2
merid sebelum kadaluarsa. Jadi, waktu itu gue pasti ada disana. Ciri-ciri
cewek yang bakalan jadi istri gue nanti adalah, berjenis kelamin wanita(ya
ialaaah), dan suka makan nasi. Cukup simple kan? Ia, gue emang ga ngasih
syarat-syarat yang terlalu bikin orang down kalo mo deketin gue, walaupun
emang sih disamping syarat diatas, masih ada syarat kecil yang harus mereka
miliki, seperti harus cantik, baek, rajin solat, cepat ngangkat jemuran,
keturunan orang kaya, jalan pake kaki(gue takut kuntil), dan yang paling
penting gue suka. Ada yang tertarik? Kalau ada silahkan hubungi gue lewat
nomor telepati gue di +65247485222. Pesan yang kamu dapat langsung dari
spatu aku.

Gue memiliki 3 ade yang imut-imut, tapi kadang juga bisa jadi amit-amit.
Mereka semua
memiliki nama, ia gue tahu itu normal. Ade gue yang paling tua sekarang
kuliah di IPB, IPB itu Institute Pertanian Bogor, ah itu aja ga tahu, dasar
katro..., yang selanjutnya masih SMA, dan yang terakhir, ee... yang
terakhir,,, eee gue lupa, kalo ga salah sih udah SMP atau mungkin udah lulus
S1 kali ya?

Gue beragama islam 100%(hi, kyak biodata diri di catetan ade gue). Gue
mendukung semua gerakan islam. Pengeboman? Ah enggak, ogah gue mah, gue
emang muslim sejati kok, ga pecaya? Tuh buktinya di pintu kamar gue, gue
pajang pamplet "Ucap Salam Sebelum Masuk", dan didalamnya juga ada sajadah
yang udah 2 ato 3 tahunan ga pernah di cuci dan ga pernah di angkat dari
tempatnya semula. Kalo lo solat disana mungkin bakalan pingsan karena baunya
yang udah mungkin lebih dari obat bius.

Udah dulu ya, tintanya udah mo abis(gue ga tahu sejak kapan kirim email pake
tinta).. dengan begini, gue harap teman-teman di sini bisa semakin kenal
gue, dan mulai berbagi bersam-sama membangun bangsa dengan penuih cinta
kasih yang dalam. lebay. ..

Best Regards

Syuaa Ash Shiraata

4c.

Re: Tak Kenal Maka Tak Sayang

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Wed Aug 5, 2009 12:02 am (PDT)



wow...perkenalan yang cukup melelahkan untuk dibaca ^^V Tapi, selamat datang di dunia SK yang sepertinya akan bertemu dengan manusia yang senada dalam bertutur

salam kenal
:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com

BloG PenGuMPuL CataTaN
http://sinthionk.rezaervani.com

YM : SINTHIONK

--- On Wed, 8/5/09, Syuaa Ash Shiraata <iqbalfawziku@yahoo.com.sg> wrote:

From: Syuaa Ash Shiraata <iqbalfawziku@yahoo.com.sg>
Subject: [sekolah-kehidupan] Tak Kenal Maka Tak Sayang
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wednesday, August 5, 2009, 5:28 AM

 

 



Tak kenal maka tak sayang

Gue pernah denger dari sebuah lagu dangdut yang waktu itu pernah ngetren di

salah satu planet antariksa, ya bumi namanya. Oleh karena itulah gue

berharap dengan sepenuh jiwa dan utang yang gue punya agar semua penduduk

[sekolah kehidupan] grup bisa sayang sama gue karena gue
adalah salah satu

orang yang perlu dilindungi, gue udah mendaftarkan diri di komnasham sebagai

makhluk yang perlu di lindungi dan dilestarikan kok.

___










5.

Re: [Kelana] Menyapa Singapura => mbak yana

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Aug 4, 2009 10:19 pm (PDT)



heuheuheu... iyah alhamdulillah, mbak... thanks
ditunggu juga niih tulisan mbak yana...^_^

salam
lia
*when travelling and writing are amusing* ^_^

2009/8/5 azzura_author <azzura_author@yahoo.com>

>
>
> waah, mbak lia udah sempat nulis sepanjang ini? hebat...
> alhamdulillah, berhasil mendarat dengan selamat di jakarta lagi ya. semoga
> tumpukan inspirasi di kepala segera bisa dituangkan ke atas
> lembaran-lembaran kertas.
>
> btw, just for information, ID yahoo messenggerku adalah
> azzura_dayana@yahoo.com <azzura_dayana%40yahoo.com>, bukan ID emailku yg
> ini ^_^
> maaf kalo info ini gak penting, hehehe
>
> sekalian mo ngucapin selamat juga buat temen2 para musafir yang udah punya
> buku baru, "Padang Oase" yang ciamik itu.
>
> terus berjaya!
>
> azzura
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> "novi_ningsih" <novi_ningsih@...> wrote:
> >
> > hehe, apa aja, deh :D seikhlasnya aja
> > *lho
> > cerita kan bisa jadi oleh2 :P
> >
> > wah, galih sih ke mana aja?
> > ga nongol di milad pula? :P
> > ketinggalan berita, deh :D
> >
> > masih sibuk, Bro?
> >
> >
> > --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> galih@ wrote:
> > >
> > > Novi tunggu cerita apa nunggu oleh-olehnya....?
> > > Hayo ngaku...?
> > >
> > > Mba Lia, kok aku baru tau yah kala dirimu ke Singapura??
> > > *WING*
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > "novi_ningsih" <novi_ningsih@>
> > > Sent by: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>
> > > 07/30/2009 10:39 AM
> > > Please respond to
> > > sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>
> > >
> > >
> > > To
> > > sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>
> > > cc
> > >
> > > Subject
> > > [sekolah-kehidupan] Re: [Kelana] Menyapa Singapura
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > menyapamu mbak Lia :)
> > > tfs udah berbagi cerita perjalanannya
> > > aku masih menunggu cerita-cerita lainnya lagi :)
> > >
> > > pasti seru, ya, mbak :)
> > >
> > > salam
> > >
> > > Novi
> > >
> > > -- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@>
> > > wrote:
> > > >
> > > > *Menyapa Singapura*
> > > >
> > > > *Oleh Lia Octavia*
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Menyapamu Singapura, adalah rangkaian asa dan cinta yang
> > > > terserak di balik tiket sebuah penerbangan asing yang telah
> kudapatkan
> > > sejak
> > > > hampir dua bulan yang lalu. Sebuah mimpi yang menjelma nyata di
> > > > tengah-tengah tumpukan kesibukan kerja di kantor dan rimbunan amanah
> > > > beberapa organisasi serta lahirnya beberapa buku yang kukerjakan
> bersama
> > > > teman-teman sejak awal tahun ini. Perjalanan yang direncanakan
> > > sesederhana
> > > > mungkin dan sehemat mungkin membuatku harus melupakan niat untuk
> > > menghubungi
> > > > teman-teman dan sanak kerabatku yang bermukim di bumimu, yang pasti
> akan
> > > > langsung menjamuku dengan nyaman. Juga harus melupakan niat untuk
> > > > menghubungi biro perjalanan langgananku karena pasti mereka akan
> > > menyediakan
> > > > akomodasi yang juga nyaman bagiku. Mereka yang selalu menyediakan
> > > apa-apa
> > > > yang kubutuhkan pada saat aku hanya tinggal mengatakannya.
> > > >
> > > > Menyapamu Singapura adalah salah satu usahaku untuk hanya
> mengandalkan
> > > Allah
> > > > dalam setiap langkah kakiku. Mulai dari memesan penginapan sejak
> > > jauh-jauh
> > > > hari hingga mempelajari peta serta rute yang dilewati MRT untuk
> mencapai
> > > > tempat-tempat wisata yang ingin dikunjungi. Juga menyediakan uang
> kontan
> > > > serta membawa sesedikit mungkin barang-barang agar memudahkanku untuk
> > > > berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Hari-hari sibuk
> > > > mempersiapkan segala sesuatunya hingga akhirnya hari yang dinanti itu
>
> > > tiba
> > > > juga. Aku juga akan singgah di Johor, Malaka, dan Kuala Lumpur selama
> > > > seminggu perjalanan ini.
> > > >
> > > > Menyapamu Singapura adalah senyum yang terkembang dari wajah-wajah
> asing
> > > > yang senantiasa membantuku melewati senja di bandara Soekarno Hatta.
> > > Senyum
> > > > yang terus merekah hingga aku menginjakkan kaki di bumimu, Singapura,
>
> > > malam
> > > > ini. Dari para petugas imigrasi yang penuh disiplin memeriksa
> > > barang-barang
> > > > bawaan dan pasporku hingga senyum Mbak Shinta Anita, sahabat yang
> > > sekaligus
> > > > salah satu narasumber buku terbaruku yang kini menghuni bumimu,
> datang
> > > > menjemput malam itu bersama putri kecilnya yang cantik.
> > > >
> > > > Menyapamu Singapura adalah butir-butir syair yang meluruh di atas
> > > *shuttle
> > > > bus* yang membawaku keluar terminal kedatangan Changi International
> > > Airport,
> > > > meniup ujung-ujung kerudungku, hingga kemudian syair itu menjelma
> lagu
> > > > seiring langkahku memasuki MRT yang membawaku menuju penginapan di
> > > daerah
> > > > Geylang. Daerah pemukiman yang berbeda di sisi lain negaramu.
> > > >
> > > > Menyapamu Singapura adalah *culture shock* yang kualami saat membeli
> > > makan
> > > > malam di sebuah kedai muslim India. Menggunakan bahasa Indonesia, tak
> > > > mungkin. Menggunakan bahasa Inggris ternyata pelayan kedai makanan
> itu
> > > tidak
> > > > bisa bahasa Inggris. Menggunakan bahasa Melayu malah membuatku makin
> > > tidak
> > > > mengerti apa yang mereka maksud. Rasa lapar yang kian menggigit
> ditambah
> > > > kacaunya berkomunikasi walau akhirnya aku memakai bahasa isyarat,
> > > > membuat *homesick
> > > > *langsung menyergap dan membasahi mataku. Namun ketika nasi goreng
> itu
> > > > akhirnya telah mengepul di atas bungkusan styrofoam putih di
> tanganku,
> > > > seluruh rasa meluruh dan bertaburan menjadi bintang-bintang di setiap
>
> > > binar
> > > > petugas resepsionis penginapan dan Mbak Shinta serta Mas Nandha,
> > > suaminya,
> > > > yang mengantarku hingga masuk ke kamar yang telah ditentukan. Mbak
> Yana,
> > > > sahabat yang menyertai perjalananku kali ini, langsung menyantap
> makan
> > > > malam, mandi, serta beristirahat.
> > > >
> > > > Menyapamu Singapura adalah ucap selamat malam yang kaubisikkan saat
> aku
> > > > merebahkan tubuhku yang penat sambil menutup tirai dan melambai pada
> > > bulan
> > > > yang memandang di luar jendela. Suaramu yang lembut menjawab sapaku
> > > malam
> > > > ini Menjawab mimpi yang telah menjelma nyata. *Selamat datang, Lia*.
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Bandara Soekarno Hatta â€" Changi Airport â€" Geylang, Singapore,
> Kamis 23
> > > Juli
> > > > 2009
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > http://mutiaracinta.multiply.com
> > > >
> > > > ************
> > > >
> > >
> >
>
>
>
6a.

Re: [flpdki] [Kelana] Menyapa Singapura

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Aug 4, 2009 10:22 pm (PDT)



alhamdulillah.. makasih mas nur...
kalau gitu, belajar dulu ajah program softwarenya, mas nur, dan coba lagi
melamar ke sana hehehehe ^_^

salam
lia

*when travelling and writing are amusing* ^_^

2009/8/5 Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>

>
>
> Wah, tulisan sebagus ini terlewat:(. Asyik bacanya. Serasa membaui aroma
> Singapura. Fuhh! Kapan ya bisa ke sana? Sempat ada peluang bekerja di sana
> sebagai staf penerjemah di SDL Singapura pada 2008. Sayang mentok di tes
> akhir (online test) karena tidak bisa pake Trados (software penerjemahan):(.
>
> Tfs!
>
> tabik,
>
> Nursalam AR
>
>
> On 7/30/09, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com> wrote:
>
>>
>>
>> *Menyapa Singapura*
>>
>> *Oleh Lia Octavia*
>>
>>
>>
>> Menyapamu Singapura, adalah rangkaian asa dan cinta yang
>> terserak di balik tiket sebuah penerbangan asing yang telah kudapatkan sejak
>> hampir dua bulan yang lalu. Sebuah mimpi yang menjelma nyata di
>> tengah-tengah tumpukan kesibukan kerja di kantor dan rimbunan amanah
>> beberapa organisasi serta lahirnya beberapa buku yang kukerjakan bersama
>> teman-teman sejak awal tahun ini. Perjalanan yang direncanakan sesederhana
>> mungkin dan sehemat mungkin membuatku harus melupakan niat untuk menghubungi
>> teman-teman dan sanak kerabatku yang bermukim di bumimu, yang pasti akan
>> langsung menjamuku dengan nyaman. Juga harus melupakan niat untuk
>> menghubungi biro perjalanan langgananku karena pasti mereka akan menyediakan
>> akomodasi yang juga nyaman bagiku. Mereka yang selalu menyediakan apa-apa
>> yang kubutuhkan pada saat aku hanya tinggal mengatakannya.
>>
>> Menyapamu Singapura adalah salah satu usahaku untuk hanya mengandalkan
>> Allah dalam setiap langkah kakiku. Mulai dari memesan penginapan sejak
>> jauh-jauh hari hingga mempelajari peta serta rute yang dilewati MRT untuk
>> mencapai tempat-tempat wisata yang ingin dikunjungi. Juga menyediakan uang
>> kontan serta membawa sesedikit mungkin barang-barang agar memudahkanku untuk
>> berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Hari-hari sibuk
>> mempersiapkan segala sesuatunya hingga akhirnya hari yang dinanti itu tiba
>> juga. Aku juga akan singgah di Johor, Malaka, dan Kuala Lumpur selama
>> seminggu perjalanan ini.
>>
>> Menyapamu Singapura adalah senyum yang terkembang dari wajah-wajah asing
>> yang senantiasa membantuku melewati senja di bandara Soekarno Hatta. Senyum
>> yang terus merekah hingga aku menginjakkan kaki di bumimu, Singapura, malam
>> ini. Dari para petugas imigrasi yang penuh disiplin memeriksa barang-barang
>> bawaan dan pasporku hingga senyum Mbak Shinta Anita, sahabat yang sekaligus
>> salah satu narasumber buku terbaruku yang kini menghuni bumimu, datang
>> menjemput malam itu bersama putri kecilnya yang cantik.
>>
>> Menyapamu Singapura adalah butir-butir syair yang meluruh di atas *shuttle
>> bus* yang membawaku keluar terminal kedatangan Changi International
>> Airport, meniup ujung-ujung kerudungku, hingga kemudian syair itu menjelma
>> lagu seiring langkahku memasuki MRT yang membawaku menuju penginapan di
>> daerah Geylang. Daerah pemukiman yang berbeda di sisi lain negaramu.
>>
>> Menyapamu Singapura adalah *culture shock* yang kualami saat membeli
>> makan malam di sebuah kedai muslim India. Menggunakan bahasa Indonesia, tak
>> mungkin. Menggunakan bahasa Inggris ternyata pelayan kedai makanan itu tidak
>> bisa bahasa Inggris. Menggunakan bahasa Melayu malah membuatku makin tidak
>> mengerti apa yang mereka maksud. Rasa lapar yang kian menggigit ditambah
>> kacaunya berkomunikasi walau akhirnya aku memakai bahasa isyarat, membuat
>> *homesick *langsung menyergap dan membasahi mataku. Namun ketika nasi
>> goreng itu akhirnya telah mengepul di atas bungkusan styrofoam putih di
>> tanganku, seluruh rasa meluruh dan bertaburan menjadi bintang-bintang di
>> setiap binar petugas resepsionis penginapan dan Mbak Shinta serta Mas
>> Nandha, suaminya, yang mengantarku hingga masuk ke kamar yang telah
>> ditentukan. Mbak Yana, sahabat yang menyertai perjalananku kali ini,
>> langsung menyantap makan malam, mandi, serta beristirahat.
>>
>> Menyapamu Singapura adalah ucap selamat malam yang kaubisikkan saat aku
>> merebahkan tubuhku yang penat sambil menutup tirai dan melambai pada bulan
>> yang memandang di luar jendela. Suaramu yang lembut menjawab sapaku malam
>> ini Menjawab mimpi yang telah menjelma nyata. *Selamat datang, Lia*.
>>
>>
>>
>>
>>
>> Bandara Soekarno Hatta – Changi Airport – Geylang, Singapore, Kamis 23
>> Juli 2009
>>
>>
>>
>> http://mutiaracinta.multiply.com
>>
>> ************
>>
>>
>>
>>
>
>
> --
> "Open up your mind and fly!"
>
> Nursalam AR
> Penerjemah, Penulis & Editor
> 0813-10040723
> 021-92727391
> www.nursalam.multiply.com
> www.facebook.com/nursalam.ar
>
>
7a.

Re: [catcil] Ketika Disapa Masalah-->Novi Ningsih

Posted by: "april_reto" april_reto@yahoo.com   april_reto

Tue Aug 4, 2009 10:29 pm (PDT)



"Sertakan hati dalam berpikir, melangkah, dan bekerja. Ikhlaskan apa pun yang sedang kita ikhtiarkan termasuk yang sedang terjadi meski mungkin hal itu belum sesuai dengan keinginan kita. Buatlah agar hati kita selalu diliputi rasa syukur, sabar, fokus, dan tenang. InsyaAllah hidup kita akan selamat dan bahagia." (Erbe Sentanu)

Semangat mbak!

8a.

Re: Trilogi Lima Bidadari - Book 1 (In progress)

Posted by: "april_reto" april_reto@yahoo.com   april_reto

Tue Aug 4, 2009 10:35 pm (PDT)



Siap dibaca :)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Ramaditya Skywalker <ramavgm@...> wrote:
>
> Silahkan dibaca saja draft ini, kira-kira bagaimana? Yang mana bagian
>

8b.

Re: Trilogi Lima Bidadari - Book 1 (In progress)

Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com

Tue Aug 4, 2009 10:42 pm (PDT)



Ditunggu feedbacknya ya!

On 8/5/09, april_reto <april_reto@yahoo.com> wrote:
> Siap dibaca :)
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Ramaditya Skywalker <ramavgm@...>
> wrote:
>>
>> Silahkan dibaca saja draft ini, kira-kira bagaimana? Yang mana bagian
>>
>
>

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

9a.

Re: (catatan dikaki) SK Jakarta (Insya Allah) Mau Bikin Paket Bubar:

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Tue Aug 4, 2009 10:51 pm (PDT)



pokoknya ya ada di Jkt yuk kita ramaikan SK Jkt
sdh saatnya SK Jkt bikin Paket Bubar...(Pemilihan Ketua SK Jkt dan Buka Bareng)...hehehe
benar nggak Bang...
hehehe

--- Pada Rab, 5/8/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co.id> menulis:

Dari: bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co.id>
Judul: [sekolah-kehidupan] Re: (catatan dikaki) SK Jakarta (Insya Allah) Mau Bikin Paket Bubar: Mbak Azzura
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 5 Agustus, 2009, 10:53 AM

 

pokoknya nti datang ya, Mbak Azzura....
rumahnya Pak Dias enak lho...
tempatnya adem dan asri...hehehe

---












Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
10a.

(catcil) ORANG BILANG--Jawaban Berawal dari Hinaan.

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Tue Aug 4, 2009 10:57 pm (PDT)





 

ORANG BILANG

Suara di Balik Telepon Selular

Setiap perkataan yang menjatuhkan

Tak lagi kudengar dengan sungguhan

Juga tutur kata yang mencela

Tak lagi kucerna dalam jiwa

“Ingat, Yan sekarang lo tuh sudah punya laptop. Lo harus lebih giat dan
produktif lagi dalam menulis. Ingat ketika lo tidak memiliki fasilitas
lo semangat banget untuk menulis. Nah, sekarang lo sudah punya laptop
lo jangan sampai terlena. Gue ingat cerita lo ketika lo cerita betapa
tidak enaknya menjadi orang yang serba kekurangan dan keterbatasan
terkadang terlalu banyak cercaan bahkan penghinaan. Gue harap lo
seperti Fiyan yang dulu dengan berbagai cerita yang gue kenal!”

Suara dibalik telepon genggam itu seakan-akan membuatku terhanyut dalam
kenangan lama. Suara khas itu seperti suara-suara
sebelum-sebelumnyaâ€" yang aku dengar. Serupa yang diperuntukan untukku.
Aku yang sedang menggenggam telepon selular merasa tanganku ikut
gemetar. Gemetar, ketika suara itu begitu peduli dengan kehidupanku
saat ituâ€"dan sebelum aku seperti sekarang ini. Aku benar-benar larut!

“Terima kasih ya atas perhatian lo sama gue, bro!” jawabku.

Entah, aku tak tahu aku harus menjawab apa saat suara dibalik telepon
selular berkata demikian. Seakan-akan mulutku ini terkatup tak mampu
untuk berbicara lagi. Menjawab suara dibalik telepon selular itu.
Hingga tiba-tiba aku seperti patung yang baru dibuat oleh pematung
dengan berbagai ukiran dan bentuk. Diam, menuruti lihai tangan si
pembuatnya.

Memang aku pernah bercerita tentang hal itu. Tentang keterbatasan dan
kekuranganku dalam menjalani cita-citaku menjadi seorang mujahid pena.
Menjadi seorang Seno Gumira Adji Darma. Penulis favoritku selama ini
aku baca karya-karya besarnya itu. Namun ketika keterbatasan dan
kekurangan itu membelungguku aku tak bisa mengelak. Bahwa untuk menjadi
seorang mujahid pena harus memiliki fasilitas yang memadai. Tanpa itu
tak akan bisa berlanjut dalam sebuah impian.

Namun sayangnya ketika aku ingin bercerita kepada mereka bukannya
mereka memberikan sebuah solusi dan jalan keluar. Ini malah aku sering
mendapatkan hardikan-hardikan dari mereka. Sering merekaâ€"dan orang yang
pernah mendengar ceritaku itu seringkali berbalik menyerangku. Bagai
boomerang yang tak dapat dikendalikan oleh si pemiliknya, terkadang
cerita-ceritaku dijadikan senjata untuk menjatuhan dan mencelaku
kembali.. Bahkan mengulang-mengulang nya. Mereka bilang ceritaku itu
adalah sebuah keluhan. Keluhan yang tak dapat ditoleran lagi yang
membuat aku tambah kecewa dengan perlakuan mereka. Sering kali mereka
bilang bahkan hampir setiap gendang telingaku mendengarnya. Tapi aku
tak bisa berbuat apa-apa ketika mereka melakukan seperti itu kepadaku.
Mereka menganggap cerita-ceritaku sebagai keluhan cengeng! Tak bermutu.
IDL : Itu Derita Lo. Lagi-lagi aku hanya mampu mengelus dada ketika
kata-kata itu berbilang.

Karena aku sudah kebal dan kuatâ€"di perlakukan seperti itu. Hingga
saking kebal dan kuatnya aku semakin tak bisa menalarnya lagi. Atau,
memilah-milahnya. Mana itu pujian dan mana itu meremehkan. Mana itu
menyuport dan mana itu menjatuhkan. Mana itu bantuan dan mana itu
merendahkan. Mana itu ikhlas dan mana itu siasat. Begitu pun mana kawan
mau berbagi susah dan mana yang mau berfoya-foya. Pun mana yang mau
memahami dan mana yang alakadarnya. Benar-benar aku tak bisa mentelaah
lagi bahkan mencernanya lagi. Seakan-akan aku seperti robot yang tak
memiliki kepekaan yang tajam.

Tapi apakah pantas mereka yangâ€"bilang memiliki jiwa-jiwa bersih yang
sering kali dibaluti oleh air suci setiap 5 kali dalam sehari ketika
menghadap Tuhan? Pantaskah mereka memperlakukan aku seperti itu?
Lagi-lagi aku pun sadar diri. Memang aku harus tahu diri dengan siapa
aku bercerita. Dan aku harus menerima ketika mereka bilang kepadaku.

“Ya, doain aja biar gue nggak terlena. Gue juga banyak-banyak terima
kasih selama ini atas kebaikan lo sama gue,” lanjutku kembali membalas
dari balik telepon selular dengan masih menyimpan rasa keharuan
membalut diriku.

Awal Aku Mendapatkan Karunia-Nya

Tentu bagi mereka yang memiliki kantong tebal. Orang kantoran. Pekerja
dalam sebulan mengantongi 20 juta perbulan tentu laptop berukuran
seperti itu mampu di beli 4 buah bahkan bisa toko-konya jika mau. Beda
halnya dengan aku yang hanya seorang yang baru belajar bisnis
kecil-kecilan. Membuka toko buku online: ANJU ONLINE BOOKSHOPâ€"begitu
aku menamakanya tentu tak sebanding dengan aku. Toh, aku mendapatkan
laptop itu juga aku harus memeras peluh dan pikiranku lebih dahulu..

Baiklah jika ingin tahu kronologisnya:

Sebagai seorang penulis aku tidak hanya berkutat dalam satu
komunitas saja bahkan aku lebih dari itu aku mengikutinya. Selain untuk
menambah saudara dan pengalaman aku bergabung di berbagai komunitas.
Namun jika ada bertanya-tanya kenapa aku mengikuti banyak komunitas?
Hanya satu: aku ingin belajar dari sekolah kehidupan. Sekolah tanpa
batas. Tak mengenal status, derajat maupun pendidikan formal apalagi
kedudukan. Itu saja! Aku ingin menambah pengalaman dan wawasan..

Hingga dalam sebuah komunitas mengadakan polling mencari penulis
favorit. Atau, Bintangnya di komunitas itu begitu dinamakannya. Betapa
banyak persaingan nama-nama yang aku akui hebat-hebat semua. Ada yang
dari penulis kawakan, editor, penerjemah bahkan sampai mantan wartawan
dan hanya aku seorang yang hanya lulusan Diploma Satu yang masih pemula
di dalam dunia ini. Dunia tulis menulis. Coba bandingkan aku dengan
mereka tentu mereka akan memilih mereka dibandingksn aku? Tapi bagiku
itu tak penting. Bagiku aku sudah disejajarkan oleh mereka betapa
terharu aku. Seorang yang Diploma Satu bisa menjadi rivalnya mantan
wartawan.

Benar saja! Banyak yang bilang aku bukan orang yang diprediksi apalagi
diunggulkan. Dan ketika aku yang didaulat menjadi penulis favorit.
Atau, Bintangnya komunitas itu lagi-lagi mereka bilang: GUE NGGAK
PERCAYA KALO FIYAN MENANG!

Betapa terkejut ketika namaku yang di daulat menjadi pemenang. Dan
akulah orang pertama merubah mindset mereka. Tak selamanya orang kecil
itu (bisa) mampu diperkecilkan. Tapi aku percaya, seperti halnya
Spiderman, meskipun sering patah dan kalah, insya Allah, dengan
izin-Nya, man jadda wa jadda. Siapa yang berusaha maka ia akan
mendapatkan hasilnya. Inilah hasilnya, aku mendapatkan benda yang
sedang aku pangku sekarang.

Akhirnya, melalui upaya serta usaha yang aku lakukan serta didoakan
oleh orang-orang terdekatku aku pun berhasil mendapatkan benda yang
sudah aku mimpikan. Dan akhirnya Yang Maha Kuasa mengambulkan segala
doa-doa malamku serta ikhtiarku tiap hari. Betapa aku begitu terharunya
saat mendapatkanya.

Bersilaturahim ke Rumah Abang Angkatku.

Hingga di suatu siang hari aku ingat saat aku sedang bersilaturahim ke
rumah abang angkatku. Dimana ia tinggal bersama keluarga barunya yang
mungil dan damai. Di sana aku bercerita tentang semua apa yang aku
alami sejak aku masih dibelunggu dalam aktivitasku hingga aku sekarang
mendapatkan karuniaNya. Aku sekarang sudah memiliki laptop mungil yang
aku dapatkan atas kredibilitasku terhadap komunitas yang aku diami
sampai saat iniâ€"beserta jerih payahku selama tiga tahun untuk memiliki
benda perangkap lunak itu. Benda perangkap lunak berkapasitas modern.
Berukuran 10 inch saja.

“Lebih bagus lagi jika kamu menuliskan kembali cerita-cerita kamu ke
dalam tulisan. Apalagi jika dipadukan dengan lirik lagu ini. Akan
semakin menggugah untuk dibacanya tulisan kamu itu.”

Akhirnya, orang yang selama ini memberikan aku support dan bimbingan
pun menyuruhku untuk mendengarkan lirik lagu itu. Dan itu benar-benar
menyentuh hatiku. Lirik-lirik itu seperti membicarakan kehidupanku saat
itu. Lirik yang benar-benar membuat aku larut di dalamnya.

“Hmm…Abang bisa aja milih lirik lagunya. Pas banget sama penderitaan saya…hehehe,” ujarku sambil berkelakar.

Ia pun hanya tersenyum.

Aku pun begitu.

Kudengarkan kembali lagi lirik lagu itu dari sound mungil komputer yang
ada di ruangan tamu itu. Larut. Mengharu biru. Kelam. Benar-benar
melukiskan kisahku. Namun aku begitu tenang mendengarkannya ketika
lirik-lirik itu diputar sampai habis.

Ya, lirik sebuah lagu dari band Padi dengan begitu sendunya ditembangkan oleh seorang vokalis, Fadly.

Setiap perkataan yang menjatuhkan

Tak lagi kudengar dengan sungguhan

Juga tutur kata yang mencela

Tak lagi kucerna dalam jiwa

Aku bukanlah seorang yang mengerti

Tentang kelihaian membaca hati

Kuhanya pemimpi

kecil yang berangan

Tuk merubah nasibnya

Lirik Sang Penghibur

Benar. Ternyata lirik lagu itu benar-benar melukiskan kisah
perjalananku. Walau dalam dalam lirik itu bercerita tentang seorang
penyanyi yang ingin membuktikan eksistensinya sebagai seorang penghibur
yang patut dihargai. Namun sayangnya kehadirannya hanya dipandang
sebelah mata. Halnya ketika kehidupan yang penuh keterbatasan dan
kekuranganku dalam meraih cita-citaku menjadi seorang mujahid pena.
Banyak sekali aku menerima hal serupa. Dan banyak juga orang-orang
bilang: LO NGGAK LAYAK JADI PENULIS!

Tapi aku tetap tegar.

Namun bila aku ingin memilih: Aku ingin memilih mereka menyuporku dan
memberiku amunisi dalam diriku agar aku bisa tetap survive untuk meraih
cita-citaku itu. Bukan mengulang-ulang keluhanku saat itu. Karena
keluhan itu tak akan pernah terdengar lagi di telinga mereka yang
begitu mahal oleh sebuah cerita-ceritaku. Karena aku sudah menyadari
hal itu. Inilah hidup. Hidup tak begitu lurus-lurus saja tentu nanti
akan bertemu dengan tikungan terjal. Begitu pun dengan lirik-lirik
lagu. Tak semua bernada riang bahkan ada pula bernada muram. Duka.
Mengharu biru. Aku pun sudah siap dengan hal itu. Siap untuk mendengar
orang bilang apalagi tentang aku!(fy)

Tulisan ini aku persembahkan untuk buat abang angkatku yang sudah
membuat aku semakin kuat dan tangguh untuk menghadapi segala medan yang
aku tempuh! Tak ada kata yang bisa aku katakan lagi hanya satu: SEMOGA
KELUARGA BARUMU DIBERIKAN KEBERKAHAN DAN BAROKAH SERTA
KEMUDAHAN/KELANCARA N. AMIN. Aku tetap seperti Fiyan yang dulu. Naif.
Polos. Baik serta penuh humor.

Ulujamiâ€"Pesanggrahan , 29 Juli 2009

Masih di teras rumah.

Seperti biasa di temani oleh Orang Bilang-nyaâ€"Wali Band.

--
"Books inside you"

Fiyan 'Anju' Arjun
Anju Online Bookshop
Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel

www.bukumurahku. multiply. com
fb:bujangkumbanf@ yahoo.co. id

Tlp:(021) 7379858
Hp:0852-8758- 0079











Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini!
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
10b.

Re: (catcil) ORANG BILANG--Jawaban Berawal dari Hinaan.

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Wed Aug 5, 2009 12:53 am (PDT)



Hihi..kok jadi kayak lagu dangdut sih, Yan? Lagu pake ada jawabannya:).
Mungkin lebih tepatnya bukan jawaban kali ya tapi tanggapan. Karena esai
saya yang berjudul "Berawal dari Hinaan" tidak berupaya menanyakan atau
menyinggung seorang pun di milis ini. Hanya sekadar berbagi kisah masa lalu
saya. Jangan sampai dengan adanya tulisan Fiyan dengan embel-embel
"jawaban...." maka ada persepsi publik bahwa saya mendiskreditkan seseorang.
Tidak, sesungguhnya tidak!

Well, memang hinaan akan banyak datang kepada kita selama nafas masih
berhembus dan sebaik apapun kondisi kita. Tapi tak mesti ketika kita
berhasil mengatasi hinaan tersebut, misalnya saat kita terpuruk, dengan
sebuah perubahan kondisi pribadi yang lebih baik lantas kita menyimpan
dendam kepada para penghina dan menganggap diri lebih mulia daripada mereka.
Ini namanya melanggengkan siklus penghinaan.

Btw, OOT, moga laptopmu yang kena virus itu lekasan beres yah. Next time,
perlakukan ia seperti istrimu satu-satunya,hehehe...

Tabik,

Nursalam AR

On 8/5/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co.id> wrote:
>
>
>
>
>
>
>
>
> *ORANG BILANG
> *
>
>
> Suara di Balik Telepon Selular
>
>
>
>
>
> Setiap perkataan yang menjatuhkan
>
> Tak lagi kudengar dengan sungguhan
>
> Juga tutur kata yang mencela
>
> Tak lagi kucerna dalam jiwa
>
>
>
>
>
> "Ingat, Yan sekarang lo tuh sudah punya laptop. Lo harus lebih giat dan
> produktif lagi dalam menulis. Ingat ketika lo tidak memiliki fasilitas lo
> semangat banget untuk menulis. Nah, sekarang lo sudah punya laptop lo jangan
> sampai terlena. Gue ingat cerita lo ketika lo cerita betapa tidak enaknya
> menjadi orang yang serba kekurangan dan keterbatasan terkadang terlalu
> banyak cercaan bahkan penghinaan. Gue harap lo seperti Fiyan yang dulu
> dengan berbagai cerita yang gue kenal!"
>
>
>
>
>
> Suara dibalik telepon genggam itu seakan-akan membuatku terhanyut dalam
> kenangan lama. Suara khas itu seperti suara-suara sebelum-sebelumnya— yang
> aku dengar. Serupa yang diperuntukan untukku. Aku yang sedang menggenggam
> telepon selular merasa tanganku ikut gemetar. Gemetar, ketika suara itu
> begitu peduli dengan kehidupanku saat itu—dan sebelum aku seperti sekarang
> ini. Aku benar-benar larut!
>
>
>
>
>
> "Terima kasih ya atas perhatian lo sama gue, bro!" jawabku.
>
>
>
>
> Entah, aku tak tahu aku harus menjawab apa saat suara dibalik telepon
> selular berkata demikian. Seakan-akan mulutku ini terkatup tak mampu untuk
> berbicara lagi. Menjawab suara dibalik telepon selular itu. Hingga tiba-tiba
> aku seperti patung yang baru dibuat oleh pematung dengan berbagai ukiran dan
> bentuk. Diam, menuruti lihai tangan si pembuatnya.
>
>
>
>
>
> Memang aku pernah bercerita tentang hal itu. Tentang keterbatasan dan
> kekuranganku dalam menjalani cita-citaku menjadi seorang mujahid pena.
> Menjadi seorang Seno Gumira Adji Darma. Penulis favoritku selama ini aku
> baca karya-karya besarnya itu. Namun ketika keterbatasan dan kekurangan itu
> membelungguku aku tak bisa mengelak. Bahwa untuk menjadi seorang mujahid
> pena harus memiliki fasilitas yang memadai. Tanpa itu tak akan bisa
> berlanjut dalam sebuah impian.
>
>
>
>
>
> Namun sayangnya ketika aku ingin bercerita kepada mereka bukannya mereka
> memberikan sebuah solusi dan jalan keluar. Ini malah aku sering mendapatkan
> hardikan-hardikan dari mereka. Sering mereka—dan orang yang pernah mendengar
> ceritaku itu seringkali berbalik menyerangku. Bagai boomerang yang tak dapat
> dikendalikan oleh si pemiliknya, terkadang cerita-ceritaku dijadikan senjata
> untuk menjatuhan dan mencelaku kembali.. Bahkan mengulang-mengulang nya.
> Mereka bilang ceritaku itu adalah sebuah keluhan. Keluhan yang tak dapat
> ditoleran lagi yang membuat aku tambah kecewa dengan perlakuan mereka.
> Sering kali mereka bilang bahkan hampir setiap gendang telingaku
> mendengarnya. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa ketika mereka melakukan
> seperti itu kepadaku. Mereka menganggap cerita-ceritaku sebagai keluhan
> cengeng! Tak bermutu. IDL : Itu Derita Lo. Lagi-lagi aku hanya mampu
> mengelus dada ketika kata-kata itu berbilang.
>
>
>
>
>
> Karena aku sudah kebal dan kuat—di perlakukan seperti itu. Hingga saking
> kebal dan kuatnya aku semakin tak bisa menalarnya lagi. Atau,
> memilah-milahnya. Mana itu pujian dan mana itu meremehkan. Mana itu
> menyuport dan mana itu menjatuhkan. Mana itu bantuan dan mana itu
> merendahkan. Mana itu ikhlas dan mana itu siasat. Begitu pun mana kawan mau
> berbagi susah dan mana yang mau berfoya-foya. Pun mana yang mau memahami dan
> mana yang alakadarnya. Benar-benar aku tak bisa mentelaah lagi bahkan
> mencernanya lagi. Seakan-akan aku seperti robot yang tak memiliki kepekaan
> yang tajam.
>
>
>
>
>
> Tapi apakah pantas mereka yang—bilang memiliki jiwa-jiwa bersih yang sering
> kali dibaluti oleh air suci setiap 5 kali dalam sehari ketika menghadap
> Tuhan? Pantaskah mereka memperlakukan aku seperti itu? Lagi-lagi aku pun
> sadar diri. Memang aku harus tahu diri dengan siapa aku bercerita. Dan aku
> harus menerima ketika mereka bilang kepadaku.
>
>
>
>
>
> "Ya, doain aja biar gue nggak terlena. Gue juga banyak-banyak terima kasih
> selama ini atas kebaikan lo sama gue," lanjutku kembali membalas dari balik
> telepon selular dengan masih menyimpan rasa keharuan membalut diriku.
>
>
>
>
>
> Awal Aku Mendapatkan Karunia-Nya
>
>
>
>
>
> Tentu bagi mereka yang memiliki kantong tebal. Orang kantoran. Pekerja
> dalam sebulan mengantongi 20 juta perbulan tentu laptop berukuran seperti
> itu mampu di beli 4 buah bahkan bisa toko-konya jika mau. Beda halnya dengan
> aku yang hanya seorang yang baru belajar bisnis kecil-kecilan. Membuka toko
> buku online: ANJU ONLINE BOOKSHOP—begitu aku menamakanya tentu tak sebanding
> dengan aku. Toh, aku mendapatkan laptop itu juga aku harus memeras peluh dan
> pikiranku lebih dahulu..
>
>
>
>
> Baiklah jika ingin tahu kronologisnya:
>
>
>
>
>
> Sebagai seorang penulis aku tidak hanya berkutat dalam satu komunitas saja
> bahkan aku lebih dari itu aku mengikutinya. Selain untuk menambah saudara
> dan pengalaman aku bergabung di berbagai komunitas. Namun jika ada
> bertanya-tanya kenapa aku mengikuti banyak komunitas? Hanya satu: aku ingin
> belajar dari sekolah kehidupan. Sekolah tanpa batas. Tak mengenal status,
> derajat maupun pendidikan formal apalagi kedudukan. Itu saja! Aku ingin
> menambah pengalaman dan wawasan..
>
>
>
>
>
>
> Hingga dalam sebuah komunitas mengadakan polling mencari penulis favorit.
> Atau, Bintangnya di komunitas itu begitu dinamakannya. Betapa banyak
> persaingan nama-nama yang aku akui hebat-hebat semua. Ada yang dari penulis
> kawakan, editor, penerjemah bahkan sampai mantan wartawan dan hanya aku
> seorang yang hanya lulusan Diploma Satu yang masih pemula di dalam dunia
> ini. Dunia tulis menulis. Coba bandingkan aku dengan mereka tentu mereka
> akan memilih mereka dibandingksn aku? Tapi bagiku itu tak penting. Bagiku
> aku sudah disejajarkan oleh mereka betapa terharu aku. Seorang yang Diploma
> Satu bisa menjadi rivalnya mantan wartawan.
>
>
>
>
> Benar saja! Banyak yang bilang aku bukan orang yang diprediksi apalagi
> diunggulkan. Dan ketika aku yang didaulat menjadi penulis favorit. Atau,
> Bintangnya komunitas itu lagi-lagi mereka bilang: GUE NGGAK PERCAYA KALO
> FIYAN MENANG!
>
>
>
>
>
>
> Betapa terkejut ketika namaku yang di daulat menjadi pemenang. Dan akulah
> orang pertama merubah mindset mereka. Tak selamanya orang kecil itu (bisa)
> mampu diperkecilkan. Tapi aku percaya, seperti halnya Spiderman, meskipun
> sering patah dan kalah, insya Allah, dengan izin-Nya, man jadda wa jadda.
> Siapa yang berusaha maka ia akan mendapatkan hasilnya. Inilah hasilnya, aku
> mendapatkan benda yang sedang aku pangku sekarang.
>
>
>
>
>
> Akhirnya, melalui upaya serta usaha yang aku lakukan serta didoakan oleh
> orang-orang terdekatku aku pun berhasil mendapatkan benda yang sudah aku
> mimpikan. Dan akhirnya Yang Maha Kuasa mengambulkan segala doa-doa malamku
> serta ikhtiarku tiap hari. Betapa aku begitu terharunya saat mendapatkanya.
>
>
>
>
> Bersilaturahim ke Rumah Abang Angkatku.
>
>
>
>
>
>
> Hingga di suatu siang hari aku ingat saat aku sedang bersilaturahim ke
> rumah abang angkatku. Dimana ia tinggal bersama keluarga barunya yang mungil
> dan damai. Di sana aku bercerita tentang semua apa yang aku alami sejak aku
> masih dibelunggu dalam aktivitasku hingga aku sekarang mendapatkan
> karuniaNya. Aku sekarang sudah memiliki laptop mungil yang aku dapatkan atas
> kredibilitasku terhadap komunitas yang aku diami sampai saat ini—beserta
> jerih payahku selama tiga tahun untuk memiliki benda perangkap lunak itu.
> Benda perangkap lunak berkapasitas modern. Berukuran 10 inch saja.
>
>
>
>
>
> "Lebih bagus lagi jika kamu menuliskan kembali cerita-cerita kamu ke dalam
> tulisan. Apalagi jika dipadukan dengan lirik lagu ini. Akan semakin
> menggugah untuk dibacanya tulisan kamu itu."
>
>
>
>
> Akhirnya, orang yang selama ini memberikan aku support dan bimbingan pun
> menyuruhku untuk mendengarkan lirik lagu itu. Dan itu benar-benar menyentuh
> hatiku. Lirik-lirik itu seperti membicarakan kehidupanku saat itu. Lirik
> yang benar-benar membuat aku larut di dalamnya.
>
>
>
>
>
>
> "Hmm…Abang bisa aja milih lirik lagunya. Pas banget sama penderitaan
> saya…hehehe," ujarku sambil berkelakar.
>
>
>
>
>
> Ia pun hanya tersenyum.
>
>
>
>
>
> Aku pun begitu.
>
>
>
>
>
>
> Kudengarkan kembali lagi lirik lagu itu dari sound mungil komputer yang ada
> di ruangan tamu itu. Larut. Mengharu biru. Kelam. Benar-benar melukiskan
> kisahku. Namun aku begitu tenang mendengarkannya ketika lirik-lirik itu
> diputar sampai habis.
>
>
>
>
>
>
> Ya, lirik sebuah lagu dari band Padi dengan begitu sendunya ditembangkan
> oleh seorang vokalis, Fadly.
>
>
>
>
>
>
> Setiap perkataan yang menjatuhkan
>
> Tak lagi kudengar dengan sungguhan
>
> Juga tutur kata yang mencela
>
> Tak lagi kucerna dalam jiwa
>
>
>
>
>
>
> Aku bukanlah seorang yang mengerti
>
> Tentang kelihaian membaca hati
>
> Kuhanya pemimpi
>
> kecil yang berangan
>
> Tuk merubah nasibnya
>
>
>
>
>
>
> Lirik Sang Penghibur
>
>
>
>
>
>
> Benar. Ternyata lirik lagu itu benar-benar melukiskan kisah perjalananku.
> Walau dalam dalam lirik itu bercerita tentang seorang penyanyi yang ingin
> membuktikan eksistensinya sebagai seorang penghibur yang patut dihargai.
> Namun sayangnya kehadirannya hanya dipandang sebelah mata. Halnya ketika
> kehidupan yang penuh keterbatasan dan kekuranganku dalam meraih cita-citaku
> menjadi seorang mujahid pena. Banyak sekali aku menerima hal serupa. Dan
> banyak juga orang-orang bilang: LO NGGAK LAYAK JADI PENULIS!
>
>
>
>
>
>
> Tapi aku tetap tegar.
>
>
>
>
>
> Namun bila aku ingin memilih: Aku ingin memilih mereka menyuporku dan
> memberiku amunisi dalam diriku agar aku bisa tetap survive untuk meraih
> cita-citaku itu. Bukan mengulang-ulang keluhanku saat itu. Karena keluhan
> itu tak akan pernah terdengar lagi di telinga mereka yang begitu mahal oleh
> sebuah cerita-ceritaku. Karena aku sudah menyadari hal itu. Inilah hidup.
> Hidup tak begitu lurus-lurus saja tentu nanti akan bertemu dengan tikungan
> terjal. Begitu pun dengan lirik-lirik lagu. Tak semua bernada riang bahkan
> ada pula bernada muram. Duka. Mengharu biru. Aku pun sudah siap dengan hal
> itu. Siap untuk mendengar orang bilang apalagi tentang aku!(fy)
>
>
>
>
>
> Tulisan ini aku persembahkan untuk buat abang angkatku yang sudah membuat
> aku semakin kuat dan tangguh untuk menghadapi segala medan yang aku tempuh!
> Tak ada kata yang bisa aku katakan lagi hanya satu: SEMOGA KELUARGA BARUMU
> DIBERIKAN KEBERKAHAN DAN BAROKAH SERTA KEMUDAHAN/KELANCARA N. AMIN. Aku
> tetap seperti Fiyan yang dulu. Naif. Polos. Baik serta penuh humor.
>
>
>
>
>
>
> Ulujami—Pesanggrahan , 29 Juli 2009
>
> Masih di teras rumah.
>
> Seperti biasa di temani oleh Orang Bilang-nya—Wali Band.
>
> --
> "Books inside you"
> Fiyan 'Anju' Arjun
> Anju Online Bookshop
> Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
> www.bukumurahku. multiply. com <http://www.bukumurahku.multiply.com/>
> fb:bujangkumbanf@ yahoo.co. id<http://mc/compose?to=fb%3Abujangkumbanf@yahoo.co.id>
> Tlp:(021) 7379858
> Hp:0852-8758- 0079
>
>
> ------------------------------
> Lebih aman saat online.
> Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat<http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A//downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/>yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan
> IE8 di sini!<http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A//downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/>
>
>
>

--
"Open up your mind and fly!"

Nursalam AR
Penerjemah, Penulis & Editor
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply.com
www.facebook.com/nursalam.ar
10c.

Re: (catcil) ORANG BILANG--Jawaban Berawal dari Hinaan.

Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com   patisayang

Wed Aug 5, 2009 1:44 am (PDT)



Mau sharing juga soal kepemilikan laptop atau PC.
Saat mengabarkan bahwa Fiyan mendapat hibah laptop dari Pak Kepsek ke seorang sahabat, si sahabat itu mengucapkan syukur. Sungguh ada nada kutulusan di suaranya. Lalu kami bercerita tentang banyak hal lainnya, sampai nyambung ke bagaimana dia bisa menulis yang oke begete.

Cerita punya cerita, ternyata si sahabat ini juga nggak punya PC apalagi laptop!
Sungguh kenyataan in menyentakkanku. Kupikir dia pasti punya laptop atau paling tidak PC Pentium II di rumahnya. Ternyata tidak Saudara-saudara! Tapi itulah yang namanya berusaha dan niat kuat. Terbukti tanpa kemudahan fasilitas tulisannya sering membuatku iri. Iri karena kualitasnya layak diacungi jempol empat (termasuk jempol kaki nih... :) ).

Dulu Dani, sekarang dia yang membuatku terpukau dengan usaha dan semangat menulisnya meski tanpa kompi atau laptop. Lebih kagum lagi karena mereka, dia, tak pernah 'curhat' soal begituan. Yang penting karya!
Top markotob banget dah!

salam,
Indar
yang bisanya merengek minta laptop baru sama suami.:(

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Nursalam AR <nursalam.ar@...> wrote:
>
> Hihi..kok jadi kayak lagu dangdut sih, Yan? Lagu pake ada jawabannya:).
> Mungkin lebih tepatnya bukan jawaban kali ya tapi tanggapan. Karena esai
> saya yang berjudul "Berawal dari Hinaan" tidak berupaya menanyakan atau
> menyinggung seorang pun di milis ini. Hanya sekadar berbagi kisah masa lalu
> saya. Jangan sampai dengan adanya tulisan Fiyan dengan embel-embel
> "jawaban...." maka ada persepsi publik bahwa saya mendiskreditkan seseorang.
> Tidak, sesungguhnya tidak!
>
> Well, memang hinaan akan banyak datang kepada kita selama nafas masih
> berhembus dan sebaik apapun kondisi kita. Tapi tak mesti ketika kita
> berhasil mengatasi hinaan tersebut, misalnya saat kita terpuruk, dengan
> sebuah perubahan kondisi pribadi yang lebih baik lantas kita menyimpan
> dendam kepada para penghina dan menganggap diri lebih mulia daripada mereka.
> Ini namanya melanggengkan siklus penghinaan.
>
> Btw, OOT, moga laptopmu yang kena virus itu lekasan beres yah. Next time,
> perlakukan ia seperti istrimu satu-satunya,hehehe...
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
>
>
> On 8/5/09, bujang kumbang <bujangkumbang@...> wrote:
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > *ORANG BILANG
> > *
> >
> >
> > Suara di Balik Telepon Selular
> >
> >
> >
> >
> >
> > Setiap perkataan yang menjatuhkan
> >

10d.

Re: (catcil) ORANG BILANG--Jawaban Berawal dari Hinaan.

Posted by: "Nurhadi@tecsg.com.sg" Nurhadi@tecsg.com.sg

Wed Aug 5, 2009 1:58 am (PDT)

[Attachment(s) from Nurhadi@tecsg.com.sg included below]

Jadi inget pas di kampus dulu,
Awal2 tahun pertama, komputer gak punya, terpaksalah jadi "penghuni tetap"
di lab komputer.
Ya, nggak siang, ya nggak malam.

Tapi alhamdulillah, kok ya saya banyak bisa melakukan banyak hal ketika
itu.
Nulis2 juga dari kondisi seperti itu.

Sekarang? meski sudah ada fasilitas dan tinggal "on" saja, kok rasanya
tidak ada perubahan produktivitas yang berarti?
Betulah kata banyak orang bijak, bahwa fasilitias nggak selalu linear
dengan produktivitas. Justru, kadang2..keterpaksaan yang bikin kita makin
SEMANGAT untuk selalu berubah.

Regards
Nurhadi
PT TEC Indonesia.
Supply Chain Management Division,
Lot 108-110 Batamindo Industrial Park.
Muka Kuning - Batam 29433
Indonesia.

E-mail : Nurhadi@tecsg.com.sg
Phone : +62 770 611528 ext. 221
Fax : +62 770 611507
Website: http://www.tecsg.com.sg

"patisayang"
<patisayang@yahoo
.com> To
Sent by: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
sekolah-kehidupan cc
@yahoogroups.com
Subject
[sekolah-kehidupan] Re: (catcil)
08/05/2009 03:43 ORANG BILANG--Jawaban Berawal dari
PM Hinaan.


Please respond to
sekolah-kehidupan
@yahoogroups.com



Mau sharing juga soal kepemilikan laptop atau PC.
Saat mengabarkan bahwa Fiyan mendapat hibah laptop dari Pak Kepsek ke seorang
sahabat, si sahabat itu mengucapkan syukur. Sungguh ada nada kutulusan di
suaranya. Lalu kami bercerita tentang banyak hal lainnya, sampai nyambung ke
bagaimana dia bisa menulis yang oke begete.

Cerita punya cerita, ternyata si sahabat ini juga nggak punya PC apalagi laptop!
Sungguh kenyataan in menyentakkanku. Kupikir dia pasti punya laptop atau paling
tidak PC Pentium II di rumahnya. Ternyata tidak Saudara-saudara! Tapi itulah yang
namanya berusaha dan niat kuat. Terbukti tanpa kemudahan fasilitas tulisannya
sering membuatku iri. Iri karena kualitasnya layak diacungi jempol empat (termasuk
jempol kaki nih... :) ).

Dulu Dani, sekarang dia yang membuatku terpukau dengan usaha dan semangat
menulisnya meski tanpa kompi atau laptop. Lebih kagum lagi karena mereka, dia, tak
pernah 'curhat' soal begituan. Yang penting karya!
Top markotob banget dah!

salam,
Indar
yang bisanya merengek minta laptop baru sama suami.:(

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Nursalam AR <nursalam.ar@...> wrote:
>
> Hihi..kok jadi kayak lagu dangdut sih, Yan? Lagu pake ada jawabannya:).
> Mungkin lebih tepatnya bukan jawaban kali ya tapi tanggapan. Karena esai
> saya yang berjudul "Berawal dari Hinaan" tidak berupaya menanyakan atau
> menyinggung seorang pun di milis ini. Hanya sekadar berbagi kisah masa lalu
> saya. Jangan sampai dengan adanya tulisan Fiyan dengan embel-embel
> "jawaban...." maka ada persepsi publik bahwa saya mendiskreditkan seseorang.
> Tidak, sesungguhnya tidak!
>
> Well, memang hinaan akan banyak datang kepada kita selama nafas masih
> berhembus dan sebaik apapun kondisi kita. Tapi tak mesti ketika kita
> berhasil mengatasi hinaan tersebut, misalnya saat kita terpuruk, dengan
> sebuah perubahan kondisi pribadi yang lebih baik lantas kita menyimpan
> dendam kepada para penghina dan menganggap diri lebih mulia daripada mereka.
> Ini namanya melanggengkan siklus penghinaan.
>
> Btw, OOT, moga laptopmu yang kena virus itu lekasan beres yah. Next time,
> perlakukan ia seperti istrimu satu-satunya,hehehe...
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
>
>
> On 8/5/09, bujang kumbang <bujangkumbang@...> wrote:
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > *ORANG BILANG
> > *
> >
> >
> > Suara di Balik Telepon Selular
> >
> >
> >
> >
> >
> > Setiap perkataan yang menjatuhkan
> >



Attachment(s) from Nurhadi@tecsg.com.sg

1 of 1 Photo(s)

11a.

Re: (catatan dikaki) SK Jakarta (Insya Allah) Mau Bikin Paket Bubar-

Posted by: "Mimin" minehaway@gmail.com   mine_haway

Tue Aug 4, 2009 10:57 pm (PDT)



15 Agustus aja ya. Sekitar jam 10.00 WIB
Tanggal 15 Agustus jam 18.00 dan 16 Agustus sudah ada agenda.
Untuk tempat jangan jauh2 hehehe...

2009/8/5 bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co.id>

>
>
> tolong persiapkan waktunya untuk rapat perdananya nti
> tgl 15 ato 16 Agustus 2009
> di rumah MasFy ato rumah Pak Dias
> nti diposting lagi deh pemberitahuannya..ya
> makacih
>
>
>

--
http://minesweet.co.cc
YM : mine_haway
12.

(catcil) Janji Suci

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Tue Aug 4, 2009 10:57 pm (PDT)



Janji Suci

By: agussyafii

Ada seorang Kakek sedang merayakan ultahnya yang ke-100 dan semua orang memuji betapa ia masih sangat atletis dan sehat pada usia itu. 'Saudara-saudara, saya akan memberitahumu rahasia kesuksesanku' katanya. 'Saya selalu berjalan-jalan setiap hari selama 75 tahun hingga saat ini.'

Semua orang yang ada terkesan dan menanyakan bagaimana ia bisa bersemangat dan disiplin berolahraga seperti itu. 'Ya, istriku dan aku menikah 75 tahun yang lalu. Pada malam pernikahan kami, kami membuat janji suci. Kapan pun kami bertengkar, yang terbukti bersalah akan pergi keluar rumah dan berjalan-jalan.'

begitulah seorang kakek yang tubuhnya menjadi bugar karena banyak banyak berjalan kaki dan kesediaan memenuhi janji suci. Kesediaan memenuhi janji suci adalah sikap untuk bertanggung-jawab. Kebiasaan bertanggungjawab inilah diidentifikasi sebagai salah satu kebiasaan utama dari orang-orang yang efektif. Stephen Covey menyebutnya sebagai kebiasaan proaktif.

Orang-orang yang terbiasa proaktif tidak berlama-lama mengeluhkan faktor luar diri yang bisa jadi penghambat. Kita melihat betapa dampak proaktif ini sangat powerful. Baik bagi diri sendiri, maupun bagi orang-orang disekelilingnya. Pemimpin seperti Gandhi, Soekarno, Kennedy, adalah sedikit contoh penerapannya. Bila kita memang pemimpin sejati, tampaknya kita perlu membiasakan diri untuk mengambil tanggungjawab dan terbiasa proaktif.

Wassalam,
Agussyafii
------
Senyum menyambut ramadhan, senyum kemenangan adalah senyum amalia. Yuk, berkenan berbagi senyuman dalam sebuah program Senyum Amalia. Kegiatan program Senyum Amalia adalah Obrolan Puasa (Opus), Tadarus, Berbuka Puasa Bersama, Paket Bingkisan Senyum Amalia, akan diselenggarakan pada hari Ahad, 30 Agustus 2009 di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan senyuman anda di http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12431

13a.

BUKU MURAH CUMA MITOS? (lebay ya...?)

Posted by: "veby" vbi_djenggotten@yahoo.com   vbi_djenggotten

Tue Aug 4, 2009 11:26 pm (PDT)



Alhamdulillaah...
diberi kesempatan untuk sedikit mengetahui jeroan penerbitan sebuah buku...

Sekarang saya baru tahu, ternyata mekanisme penjualan buku tidak semudah yang dibayangkan, tapi tetap asyik untuk dialami...

Dulu saya mesti harus mikir berulang kali untuk beli sebuah buku (sekarang tetep...hahaha)...harganya itu lho!!! Jadi kalo mau beli buku harus sering-sering ke pameran buku biar dapat harga lebih murah....

Tapi beberapa waktu belakangan ini, saya baru sedikit tahu gimana mekanisme perdagangan sebuah buku. Dan kenapa harganya bisa jadi segitu...

Jadi kira2 gini mekanisme yang harus dilalui sebuah buku dari cetak hingga dijual di toko buku...

1. Ide dari pengarang diterima penerbit, dicetak di percetakan, nah, untuk mengejar batas marjin biar bisa untung, jumlah cetakan harus besar, 2000-3000 eksemplar, kurang dari itu masih bisa untung, tapi tipis banget. Jadi makin besar jumlah cetakan, harga persatuan cetakan semakin kecil...(itungan per-buku makin murah kan)

2. Habis itu buku jadi. Langsung bisa dianter ke toko buku?? Tentu tidak!!!
Berikutnya adalah menghubungi distributor buku. Jadi mereka bertugas mensuply buku dari penerbit ke pihak toko buku. Biasanya pihak distributor mendapat keuntungan 15-20% dari harga jual buku. Mungkin kalo penerbit besar bisa memutus rantai ini dengan membentuk divisi distribusi sendiri, dan memberi nama sebagai perusahaan lain. Tapi kalo penerbit yang baru berjuang, mau tidak mau harus tetap menggunakan jasa distributor. Dan ini dipersyaratkan oleh beberapa toko buku yang mendominasi industri buku Indonesia. Tapi tugas distributor juga sangat membantu, dia juga bertugas dari masalah kontrol display, check hasil penjualan, hingga penagihan...

3. Kemudian didistribusikan di toko buku. Sepenuhnya diserahkan ke toko buku dengan kontrol tentang keberadaan buku dari pihak distributor. Nah...di sini yang kalo dipikir agak bikin miris juga, tapi mungkin ini sebuah kewajaran juga? Entahlah. Jadi dari hasil survey di lapangan, toko buku mendapat keuntungan 35-45 % dari harga jual buku (biasanya penerbit baru kena lebih mahal), mungkin ada beberapa yang mau mendapat 25-30 %, cuman gak banyak.

Nah dari situ bisa diambil perhitungan yang harus dibuat oleh penerbit untuk menentukan harga jual...
-Royalti pengarang 10%
-Distributor & toko Buku 50%
-Harga cetak, plusplusplus...

Melihat data di atas, biasanya harga jual buku diperhitungkan 4-5 kali lipat dari harga produksi...agak pihak penerbit mendapat untung juga...

Jadi melihat mekanisme pasar kayak di atas, bisa dikira-kira berapa benernya biaya produksi sebuah buku...sebelum dilempar ke pasar...

Tapi kalo dipikir emang wajar, semua mekanisme dalam rantai penjualan buku tersebut dengan kesadaran simbiosi mutualisme...

Tapi yang bikin miris...kenapa royalti pengarang harus 10%, sedangkan toko buku bisa 35 %, sedang penerbit juga relatif mendapat keuntungan yang sama dengan pengarang...

Jadi kalo mau bikin buku lebih murah, pilihannya...memperbesar modal penerbit, biar bisa nyetak buku yang buanyak, biar harga satuannya murah...

Atau...bikin toko buku sendiri....hehehehe...(semoga ini bukan sekedar mimpi di siang bolong)...

Kalo ada yang lebih banyak tahu dan berpengalaman silahkan mengkoreksi dan menambahkan.
Cuman uneg-uneg biasa dari orang biasa.

Wassalam

veby
www.jamurkomik.blogspot.com

13b.

Re: BUKU MURAH CUMA MITOS? (lebay ya...?)

Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com   patisayang

Wed Aug 5, 2009 2:00 am (PDT)



Asyik!!! Veby nulis lagi! :)
Aku bagi curhatan juga ya...
Kata seorang praktisi perbukuan yang pernah kuikuti pelatihannya, bikin dan menerbitkan buku memang tak semudah judul bukunya Bang Jonru (yang memang sengaja dibuat seperti itu dengan pertimbangan marketing :) ). Bahkan ada 'mafianya' juga.

Sebagai penulis yang baru menelorkan anak sulung solonya, aku merasakan hal itu juga. Saat aku sumbang saran alias 'cerewet' ke penerbit, ternyata tak semudah curhatan ke sahabat seperti yang kukira. Atau ini tergantung penerbitnya juga.

Intinya, aku mengalami sedikit kekecewaan dengan anak sulung soloku Lintang Gumebyar sehubungan dengan 'perjalanan' sebuah buku tersebut. Terutama distribusi karena aku belum menemukan bukuku itu di Gramedia Depok-->yang mau tak mau menjadi tolak ukur display buku di toko oke atau tidak. Sahabat di medan juga melaporkan hal sama, belum dapat bukuku di sana. Kata seorang sahabat yang memutuskan 'indie' dan berurusan dengan distributor sendiri, memang tak semudah dan secepat perkiraan kita perjalanan sebuah buku dari percetakan hingga di display. Semoga itulah yang terjadi pada bukuku.

Mungkin yang perlu ditambahkan juga sebelum point pertama adalah hubungan antara penulis dan penerbit. Tentang editing, tentang MoU yang jelas dan detil, tentang semua hal dah.
Satu hal lagi, NPWP. Buat penulis besar sih tak masalah, namun buat penulis baru merangkak sepertiku, agak merepotkan juga. Seorang penulis 'gurem' (nggak sekaliber Andrea Hirata atau kang Abik) pernah curhat sama di koran nasional.

TFS Veb! Ayuk main ke rumahku yang hijau! :)

salam,
Indar

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, veby <vbi_djenggotten@...> wrote:
>
> Alhamdulillaah...
> diberi kesempatan untuk sedikit mengetahui jeroan penerbitan sebuah buku...
>
> Sekarang saya baru tahu, ternyata mekanisme penjualan buku tidak semudah yang dibayangkan, tapi tetap asyik untuk dialami...
>
> Dulu saya mesti harus mikir berulang kali untuk beli sebuah buku (sekarang tetep...hahaha)...harganya itu lho!!! Jadi kalo mau beli buku harus sering-sering ke pameran buku biar dapat harga lebih murah....
>
> Tapi beberapa waktu belakangan ini, saya baru sedikit tahu gimana mekanisme perdagangan sebuah buku. Dan kenapa harganya bisa jadi segitu...
>
> Jadi kira2 gini mekanisme yang harus dilalui sebuah buku dari cetak hingga dijual di toko buku...
>
> 1. Ide dari pengarang diterima penerbit, dicetak di percetakan, nah, untuk mengejar batas marjin biar bisa untung, jumlah cetakan harus besar, 2000-3000 eksemplar, kurang dari itu masih bisa untung, tapi tipis banget. Jadi makin besar jumlah cetakan, harga persatuan cetakan semakin kecil...(itungan per-buku makin murah kan)
>
> 2. Habis itu buku jadi. Langsung bisa dianter ke toko buku?? Tentu tidak!!!
> Berikutnya adalah menghubungi distributor buku. Jadi mereka bertugas mensuply buku dari penerbit ke pihak toko buku. Biasanya pihak distributor mendapat keuntungan 15-20% dari harga jual buku. Mungkin kalo penerbit besar bisa memutus rantai ini dengan membentuk divisi distribusi sendiri, dan memberi nama sebagai perusahaan lain. Tapi kalo penerbit yang baru berjuang, mau tidak mau harus tetap menggunakan jasa distributor. Dan ini dipersyaratkan oleh beberapa toko buku yang mendominasi industri buku Indonesia. Tapi tugas distributor juga sangat membantu, dia juga bertugas dari masalah kontrol display, check hasil penjualan, hingga penagihan...
>
> 3. Kemudian didistribusikan di toko buku. Sepenuhnya diserahkan ke toko buku dengan kontrol tentang keberadaan buku dari pihak distributor. Nah...di sini yang kalo dipikir agak bikin miris juga, tapi mungkin ini sebuah kewajaran juga? Entahlah. Jadi dari hasil survey di lapangan, toko buku mendapat keuntungan 35-45 % dari harga jual buku (biasanya penerbit baru kena lebih mahal), mungkin ada beberapa yang mau mendapat 25-30 %, cuman gak banyak.
>
> Nah dari situ bisa diambil perhitungan yang harus dibuat oleh penerbit untuk menentukan harga jual...
> -Royalti pengarang 10%
> -Distributor & toko Buku 50%
> -Harga cetak, plusplusplus...
>
> Melihat data di atas, biasanya harga jual buku diperhitungkan 4-5 kali lipat dari harga produksi...agak pihak penerbit mendapat untung juga...
>
> Jadi melihat mekanisme pasar kayak di atas, bisa dikira-kira berapa benernya biaya produksi sebuah buku...sebelum dilempar ke pasar...
>
> Tapi kalo dipikir emang wajar, semua mekanisme dalam rantai penjualan buku tersebut dengan kesadaran simbiosi mutualisme...
>
> Tapi yang bikin miris...kenapa royalti pengarang harus 10%, sedangkan toko buku bisa 35 %, sedang penerbit juga relatif mendapat keuntungan yang sama dengan pengarang...
>
> Jadi kalo mau bikin buku lebih murah, pilihannya...memperbesar modal penerbit, biar bisa nyetak buku yang buanyak, biar harga satuannya murah...
>
> Atau...bikin toko buku sendiri....hehehehe...(semoga ini bukan sekedar mimpi di siang bolong)...
>
> Kalo ada yang lebih banyak tahu dan berpengalaman silahkan mengkoreksi dan menambahkan.
> Cuman uneg-uneg biasa dari orang biasa.
>
> Wassalam
>
> veby
> www.jamurkomik.blogspot.com
>

14a.

Re: [catcil] Ketika Disapa Masalah

Posted by: "Mimin" minehaway@gmail.com   mine_haway

Wed Aug 5, 2009 12:35 am (PDT)



Betul sekali jika masalah menyapa setiap manusia
Tak terkecuali saya atau ukhti Novi
Apalagi dengan kesibukan super tinggi ditambah dengan kabar sedih dari
sahabat akan menambah tingkat masalah yang dialami. Anggap saja sebagai
tantangan hidup di dunia
*berasa psikolog*
SMS dari sahabat menyapa pas sekali dengan kondisi saya waktu itu
12/6/09 07:52
ESQ : Apa yang tampak seperti masalah sebenarnya adalah tantangan yg akan
menjadikan kita kuat. Hadapi dengan hati ikhlas. Maka pertolonganNYA akan
membantu kita melewatiNYA.
Saya jadikan status YM, ada yang berkomentar
Dia berkata : *Itulah lambe tak bertulang..gmpang ngomngnya..ciri2 org yg
tdk berani menghadapi mslah..menghadapinya dgn teori+kta2..teori tanpa
praktek tong kosng nyaring bunyinya..*
Dan memang benar No action talk only gak berarti apa2
Barulah ketika kita berusaha menerjang masalah meski sampai berdarah-darah
Akan terasa bahwa Cinta-NYA memang seluas samudera *efek baca novel Gola
Gong nih
Pasti ada hikmah dibalik semuanya
Okay pren moga kita semua diber kemudahan untuk mengatasi semua masalah yang
menimpa.
--
http://minesweet.co.cc
YM : mine_haway
15a.

Re: SK Jakarta (Insya Allah) Mau Bikin Paket  Bubar--> MImin

Posted by: "Lygia Nostalina, Ms" lygianostalina@yahoo.com   lygianostalina

Wed Aug 5, 2009 1:24 am (PDT)



SK Bandung geto lhooo..............

*kabuuuur*

Lygia Nostalina, SH
Jurnalist
Tabloid Alhikmahwww.alhikmahonline.com
www.pecintahujan.multiply.com
www.facebook.com/pecintahujan

On 8/5/09, Mimin <minehaway@gmail. com> wrote:

 

Ide  bagus, insyaAllah ana ikutan
 
Moga jadwalnya gak bentrok dengan agenda ramadhan ku
Sebenarnya saya juga bertanya-tanya dalam hati saja
Adakah SK Jakarta?
Setahu saya yang aktif ngadain pertemuan cuman SK Bandung.

--
http://minesweet. co.cc

YM : mine_haway

-




<!--
#yiv1987537191 #ygrp-mkp{
border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px 0px;padding:0px 14px;}
#yiv1987537191 #ygrp-mkp hr{
border:1px solid #d8d8d8;}
#yiv1987537191 #ygrp-mkp #hd{
color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line-height:122%;margin:10px 0px;}
#yiv1987537191 #ygrp-mkp #ads{
margin-bottom:10px;}
#yiv1987537191 #ygrp-mkp .ad{
padding:0 0;}
#yiv1987537191 #ygrp-mkp .ad a{
color:#0000ff;text-decoration:none;}
-->

<!--
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor #ygrp-lc{
font-family:Arial;}
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{
margin:10px 0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;}
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{
margin-bottom:10px;padding:0 0;}
-->


<!--
#yiv1987537191 #ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;}
#yiv1987537191 #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}
#yiv1987537191 #ygrp-mlmsg select, #yiv1987537191 input, #yiv1987537191 textarea {font:99% arial, helvetica, clean, sans-serif;}
#yiv1987537191 #ygrp-mlmsg pre, #yiv1987537191 code {font:115% monospace;}
#yiv1987537191 #ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;}
#yiv1987537191 #ygrp-text{
font-family:Georgia;
}
#yiv1987537191 #ygrp-text p{
margin:0 0 1em 0;}

#yiv1987537191 dd.last p a {
font-family:Verdana;font-weight:bold;}

#yiv1987537191 #ygrp-vitnav{
padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;}
#yiv1987537191 #ygrp-vitnav a{
padding:0 1px;}
#yiv1987537191 #ygrp-mlmsg #logo{
padding-bottom:10px;}

#yiv1987537191 #ygrp-reco {
margin-bottom:20px;padding:0px;}
#yiv1987537191 #ygrp-reco #reco-head {
font-weight:bold;color:#ff7900;}

#yiv1987537191 #reco-category{
font-size:77%;}
#yiv1987537191 #reco-desc{
font-size:77%;}

#yiv1987537191 #ygrp-vital a{
text-decoration:none;}

#yiv1987537191 #ygrp-vital a:hover{
text-decoration:underline;}

#yiv1987537191 #ygrp-sponsor #ov ul{
padding:0 0 0 8px;margin:0;}
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor #ov li{
list-style-type:square;padding:6px 0;font-size:77%;}
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor #ov li a{
text-decoration:none;font-size:130%;}
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor #nc{
background-color:#eee;margin-bottom:20px;padding:0 8px;}
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor .ad{
padding:8px 0;}
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor .ad #hd1{
font-family:Arial;font-weight:bold;color:#628c2a;font-size:100%;line-height:122%;}
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor .ad a{
text-decoration:none;}
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor .ad a:hover{
text-decoration:underline;}
#yiv1987537191 #ygrp-sponsor .ad p{
margin:0;font-weight:normal;color:#000000;}
#yiv1987537191 o{font-size:0;}
#yiv1987537191 .MsoNormal{
margin:0 0 0 0;}
#yiv1987537191 #ygrp-text tt{
font-size:120%;}
#yiv1987537191 blockquote{margin:0 0 0 4px;}
#yiv1987537191 .replbq{margin:4;}

#yiv1987537191 dd.last p span {
margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:bold;}

#yiv1987537191 dd.last p span.yshortcuts {
margin-right:0;}

#yiv1987537191 div.photo-title a,
#yiv1987537191 div.photo-title a:active,
#yiv1987537191 div.photo-title a:hover,
#yiv1987537191 div.photo-title a:visited {
text-decoration:none;}

#yiv1987537191 div.file-title a,
#yiv1987537191 div.file-title a:active,
#yiv1987537191 div.file-title a:hover,
#yiv1987537191 div.file-title a:visited {
text-decoration:none;}

#yiv1987537191 #ygrp-msg p#attach-count {
clear:both;padding:15px 0 3px 0;overflow:hidden;}

#yiv1987537191 #ygrp-msg p#attach-count span {
color:#1E66AE;font-weight:bold;}

#yiv1987537191 div#ygrp-mlmsg #ygrp-msg p a span.yshortcuts {
font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}

#yiv1987537191 #ygrp-msg p a {
font-family:Verdana;}

#yiv1987537191 #ygrp-mlmsg a {
color:#1E66AE;}

#yiv1987537191 div.attach-table div div a {
text-decoration:none;}

#yiv1987537191 div.attach-table {
width:400px;}

-->




Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Celebrity Parents

Spotlight on Kids

Hollywood families

share stories

Yahoo! Groups

Do More For Dogs Group

Join a group of dog owners

who do more.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: