Messages In This Digest (7 Messages)
- 1.
- ( kompetisi) Lomba Cerita Foto Blogfam 2009 From: ratihindahlestari
- 2.
- [Catcil] Belajar Mengarang From: Rini Agus Hadiyono
- 3.
- [Catcil] Pengarang yang Baik From: Rini Agus Hadiyono
- 4.
- [Catcil] Tips Mengirimkan Naskah Novel ke GPU From: Rini Agus Hadiyono
- 5.
- (Catcil) Apa manfaatnya bagiku..? From: rahmad nurdin
- 6a.
- Re: (Catcil)Ijinkan Aku Jadi Ayah Juara, Nak From: sismanto
- 6b.
- (Catcil)Ijinkan Aku Jadi Ayah Juara, Nak From: interaktif
Messages
- 1.
-
( kompetisi) Lomba Cerita Foto Blogfam 2009
Posted by: "ratihindahlestari" ratihindahlestari@yahoo.com ratihindahlestari
Fri Aug 14, 2009 2:02 pm (PDT)
silahkan meluncur ke link http://forum.blogfam.com/ index.php? topic=12574. 0
-------
Setiap foto atau gambar pasti berkisah tentang sesuatu.
/bengsin
credits for bengsin
Jago bercerita? Punya ide cerita menarik tentang foto-foto diatas?
Segera ikuti LOMBA CERITA FOTO yang diadakan oleh Blogfam.com dalam rangka memeriahkan HUT RI yang ke-64.
Ceritakan kisah salah satu foto favorite mu diatas dan kirimkan sekarang juga!
KETENTUAN UMUM LOMBA:
1. Memasang banner Blogfam di blog masing-masing.
Code:
<a href="http://www.blogfam.com/forum " target="_blank"><img src="http://blogfam. com/images/ " border="0" alt="Forum BlogFam" /></a>bloggerfamily. gif
2. Memasang banner lomba di blog masing-masing.
Code:
<a href="http://forum.blogfam.com/ " target="_blank"index.php? topic=12574. 0 ><img src="http://i609. photobucket. "></a>com/albums/ tt180/arien19/ Blogfam_WEb_ Banner_by_ macangadungan. gif
3. Setiap hasil karya yang diperlombakan merupakan karya asli masing-masing peserta dan bukan terjemahan apalagi jiplakan.
4. Hasil karya belum pernah diikutsertakan dalam lomba sejenis dan harus memiliki kesesuaian dengan tema.
5. Menggunakan bahasa Indonesia, termasuk di dalamnya bahasa serapan dan bahasa sehari-hari.
6. Tulisan yang diperlombakan tidak mengandung unsur pornografi atau pelecehan SARA.
7. Peserta yang tidak memenuhi ketentuan umum dan ketentuan khusus lomba tidak akan diikutsertakan dalam proses selanjutnya yaitu penjurian.
8. Keputusan juri dan panitia mutlak serta tidak dapat diganggu gugat.
KETENTUAN KHUSUS LOMBA:
1. Masing-masing peserta bisa mengirimkan lebih dari satu cerita foto.
2. Bentuk cerita bebas bisa cerpen, essay atau puisi.
3. Panjang cerita maksimal 2 halaman A4. Times new roman. 12pt. Spasi 2.
4. Hasil karya yang diperlombakan, dipublikasikan di blog masing-masing dari tanggal 13 Agustus- 12 September 2009.
5. Cerita dikirim ke email blogfam@gmail.com
JURI :
1. Amril Taufiq Gobel (Penulis buku 'Warna-Warni Hidupku')
2. Iwok Abqary (Penulis buku 'KING')
3. Ichanx (Penulis buku Bankir SesaAt)
HADIAH :
Pemenang 1: Hosting (Blogfam.com), Domain, Banner, Paket iklan di forum selama 6 bulan (Blogfam.com) , Tshirt 'I'm a fan of Gokil Dad', Tshirt Indosiar, Paket souvenir, paket buku.
Pemenang 2: Hosting (Blogfam.com), Domain, Banner, Paket Iklan di forum selama 4 bulan (Blogfam.com) , Tshirt 'I'm a fan of Gokil Dad', Paket buku.
Pemenang 3: Banner, Tshirt 'I'm a fan of Gokil Dad', Paket iklan di forum selama 2 bulan (Blogfam.com), Tshirt Indosiar, Paket Souvenir, Web desain.
Pemenang 4 : Banner, Tshirt Indosiar, paket souvenir.
Cerita kalian ditunggu hingga 2 September 2009 dan pemenang akan diumumkan pada 12 September 2009.
So, tunggu apa lagi! Buruan kirim...
Sponsors:
1. Otowerk Jasa pembuatan plat nomor acrylic led dan no led, serta cembung dan datar.
2. Iwok Abqary (Penulis buku 'KING')
3. Michael Eliantoro Adiseputra
4. @rien
5. Salman Faris
6. Indah Juli
7. Maria Leonietha
- 2.
-
[Catcil] Belajar Mengarang
Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Fri Aug 14, 2009 5:08 pm (PDT)
Tips-tips dari Mbak Donna Widjajanto, editor Gramedia Pustaka Utama.
Dikutip dari blognya, http://ajarfullofhoney.blogspot. com/2009/ 07/belajar- mengarang. html
Cukup sering orang bertanya bagaimana caranya jadi pengarang kepada saya. Pertanyaan yang agak sulit saya jawab, karena saya "menjadi pengarang" dengan learning by doing. Saya tidak pernah ikut kursus, tidak pernah benar-benar hafal apa bedanya deskripsi, narasi, persuasi, dkk itu, dan tidak pernah benar-benar punya guru juga. Tapi secara umum, inilah yang saya lakukan.
1.Fokus
Maksudnya, kamu mau jadi pengarang apa? Zaman sekarang pengarang dan jenisnya tumbuh kayak jamur di musim penghujan (hah, ungkapannya lame banget!) Ada pengarang novel, ada pengarang blog, ada pengarang artikel di koran, ada pengarang cerita sinetron, ada pengarang skenario film. Masing-masingnya masih bercabang lagi, ada pengarang cerita horor, ada pengarang artikel olahraga, ada pengarang artikel perjalanan, ada pengarang ulasan gadget terbaru, and so on, and so on. Banyak banget. Kamu mau yang mana? Tentu kamu harus pilih mana yang paling kamu suka. Mana yang paling kamu kenal. Zaman saya baru lulus SMA dulu, saya suka banget sama musik dan cerita fiksi, jadi saya pengin banget kerja di Rolling Stone, jadi penulis musik yang kerjanya ngeliput konser-konser (imbas kebanyakan baca HAI yang waktu itu asyik banget juga sih.) So, saat itu saya fokus untuk jadi penulis artikel musik. Saya mendengarkan banyak kaset (yap, masih zaman kaset) dan berusaha memberi komentar cerdas bagi apa yang saya dengar. Saya juga banyak membaca soal musik masa kini dan sejarahnya. Blablabla... Pokoknya itu "era musik" dalam hidup saya.
2.Jangan berhenti, terus menulis
Begitu berhenti, mulai lagi akan terasa kaku. Contoh paling jelas yang saat ini saya alami. Mengurus anak membuat saya berhenti nge-blog. Alhasil, tulisan pun menurun dalam hal kualitas dan kuantitasnya.
Sebaliknya, tahun 2005, saat saya mengalami ledakan kreatifitas, tulisan mengalir tiada henti. Cerpen-cerpen saya beberapa berhasil dipublikasikan, meskipun bukan di media kelas satu juga. Artikel-artikel perjalanan saya pun beberapa berhasil nampang di majalah.
Jadi, teruslah menulis, mau itu cuma catatan harian, mau itu tulisan serius. Atau bahkan daftar belanja sekalipun. Menulis membuat kamu berpikir, dan semakin banyak kamu berpikir semakin lancar kamu menulis. Ini efek bola salju yang diinginkan, bukan?
3.Be creative
Lihat ungkapan "jamur di musim penghujan" di poin 1? Basi banget, kan? Mestinya kamu bisa lebih kreatif dari saya dan menciptakan ungkapan baru untuk "banyak banget". Apa kek, laron ngerubungin lampu, misalnya. Atau ikan teri dalam tampah di pasar. Atau beras di lumbung. Apa pun deh. Terus terang tahun-tahun belakangan ini kreatifitas saya menurun drastis. Zaman saya masih kuliah dulu, saya bisa menciptakan ucapan yang benar-benar asyik dalam kartu ulang tahun untuk teman-teman saya. Sekarang? Bah, paling-paling saya cuma bilang "semoga segala yang indah-indah ya!" Menyedihkan.
4.Baca, baca, baca
Terutama bacaan yang ingin kamu jadikan sasaran. Maksud saya, kalau kayak saya zaman dulu itu, pengin jadi penulis musik, ya kamu mesti banyak-banyak baca soal musik. Kalau pengin jadi pengarang novel kayak Agatha Christie, ya bacalah novel-novel dia. Kalau pengin jadi penulis politik, bacalah buku "Interview with History"-nya Oriana Fallaci atau biografinya Barrack Obama. Selain itu baca juga artikel-artikel atau buku-buku yang menunjang. Semakin banyak kamu membaca, semakin banyak pengetahuan kamu, dan semakin kaya dan asyik tulisan kamu nanti.
5.Riset
Mungkin contoh riset yang bagus adalah Bilangan Fu-nya Ayu Utami. Bukan sekadar membaca dan meng-google, Ayu Utami sekalian jadi pemanjat tebing. Cuma mungkin riset dia agak terlalu lama sih. Lama atau cepatnya riset ini ya mesti tergantung sama jenis tulisan juga. Misalnya wartawan yang nulis soal meninggalnya Michael Jackson kemarin paling-paling mengambil bahan tulisannya dari artikel-artikel yang dia google, tapi kalau kamu mau menulis soal kisah cinta atlet berkuda gitu mungkin ya kamu mesti belajar naik kuda juga, sama kayak Ayu Utami belajar panjat tebing. Anyway, sebenarnya riset Ayu Utami tidak sekadar panjat tebingnya sih, tapi juga soal keadaan sosial politik agama seksualitas dll dsb.
Selain riset bacaan, tontonan, dll., kamu juga mesti jadi pengamat kehidupan. After all, itu kan yang akan kamu tulis?
6.Ambil jarak dan terima kritik
Kalau tulisan kamu sekadar artikel, yang artinya masa hidupnya agak pendek, maka mungkin kamu tidak sempat ambil jarak. Tapi kamu tetap bisa terima kritik. Biasanya saya agak manyun kalau dikritik... hehehe... Tapi setelahnya, saya biasa akan memikirkan kritik itu lagi dan berusaha menerapkannya pada tulisan berikutnya.
Lain halnya kalau yang kamu tulis itu novel panjang. Dalam bukunya, On Writing, Stephen King mengaku bahwa setelah selesai menulis satu novel, dia akan menggudangkan naskah itu paling tidak selama enam bulan. Selama enam bulan itu dia berusaha tidak memikirkan novel tersebut. Dia akan menulis novel baru, jalan-jalan, main-main, nonton film, ngapain aja deh asalkan tidak berkaitan dengan novel itu. Setelah ada jarak, baru dia membuka lagi novel yang bersangkutan. Biasa dia jadi punya perspektif baru tentang novel itu, dan bisa melakukan autokritik yang bagus. Dia bisa melihat kelemahan-kelemahan novel itu, dan memperbaikinya. Dia bisa melihat bagian-bagian yang harus ditambah, simpul yang masih belum erat, dll. Masalahnya, saya tahu banget para pengarang Indonesiaterutama yang muda-muda ini, semuanya tidak sabaran!
7.Jejaring dan teman-teman
SKSD alias sok-kenal-sok-dekat sering kali berguna juga untuk membuat tulisan kamu jadi dimuat. Pertama kali saya berhasil menulis dan dimuat di majalah karena awalnya saya menulis surat pada redaktur majalah yang saya kagumi. Bukan hanya itu, dengan SKSD-nya, saya lalu menelepon redaktur yang bersangkutan, menanyakan apakah dia sudah menerima surat dan contoh tulisan saya. Berikutnya, saya mendapat order untuk membuat tulisan bagi dia! Yay!
Di luar urusan muat-memuat dan terbit-menerbitkan tulisan, teman-teman juga berguna sekali sebagai pembaca pertama. Siapa lagi korban kita kalau bukan mereka? Sahabat saya dengan tanpa perasaannya berkata, "Lo harus bercerita dong, Say..." saat saya minta dia membaca novel saya (yang sampai sekarang belum terbit juga) Kejamnya dirinya! Tapi dia membuat saya kemudian menyadari novel itu masih kurang berdaging.
8.Kirim-kirim
Jangan malu-malu untuk mengirim tulisan. Risiko paling jelek apaan sih? Setelah setahun tidak ada kabar, tulisan kamu terus ditolak? Biasaaaaaaa... Yang penting kamu tidak mati, kan? Masih ada napas berarti masih ada kesempatan buat menulis lagi. Jangan berhenti! Maju terus!
Yang penting dalam hal kirim-mengirim ini, perhatikan karakter penerbit yang kamu tuju. Kalau kamu menulis artikel berbau agama, jangan kirim ke majalah remaja (kecuali memang untuk edisi khusus hari raya agama yang bersangkutan). Kalau kamu menulis artikel tentang memancing ya jangan dikirim ke majalah ibu-ibu. Tanpa menunggu berbulan-bulan, artikel kamu pasti ditolak.
Itu cuma contoh ekstrem. Perhatikan detailnya, perhatikan tema apa yang biasa diterbitkan, perhatikan gaya penulisan yang diterbitkan. Buka situs penerbit tujuan kamu, cari tahu syarat-syarat mengirim naskah ke sana. Dan akhirnya, kirimkan naskah yang "bersih". Soal naskah yang bersih ini pernah saya bahas dalam posting sebelumnya.
Jadi, mungkin tips-tips ini agak basi. Tapi inti besarnya adalah, jangan menyerah dan terus berlatih! Tetap semangat!
- 3.
-
[Catcil] Pengarang yang Baik
Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Fri Aug 14, 2009 5:08 pm (PDT)
Hasil copas dari blog Michelle, sekretaris redaksi Gramedia Pustaka Utama, http://dunia-michelle. blogspot. com/2008/ 09/pengarang- yang-baik. html
Punya pekerjaan jadi sekretaris di perusahaan penerbitan membuat gue menemui manusia dalam berbagai edisi. Kebanyakan pengarang, yang mau menerbitkan karyanya di tempat gue bekerja.
Sejarah membuktikan bahwa pada saat mereka menyerahkan naskah, mereka datang dengan cukup sopan, baik, rendah hati. Ada yang optimis, ada yang pesimis. Tapi dengan berjalannya waktu dan lamanya naskahnya belum selesai dibaca editor, keluar deh sifat-sifat aslinya. Mulai jutek, ga sabaran. Bahkan ada yang pernah ngasih nasehat, "Mbak, coba deh tim editornya ditambah, biar kita-kita yang pengarang ini ga terlalu lama digantungin."
Tapi, ada beberapa juga makhluk langka yang dinamakan pengarang yang baik. Biasanya mereka mengerti kalo naskahnya musti ngantri dulu, jadi butuh waktu minimal 3 bulan buat dinilai. Mereka ngerti juga kalo sampai 6 bulan masih juga belum selesai dibaca editor, karena sesungguhnya kerjaan editor bukan cuma baca naskah masuk. Kalo nelpon gue untuk konfirmasi naskahnya, tidak pernah mereka bicara dengan nada yang tinggi, selalu sopan dan tahu aturan, seperti layaknya menelepon ke sebuah instansi --- yang tentu aja beda dengan nelpon ke rumah sendiri! Sayangnya di dalam rimba kepenulisan, mereka termasuk edisi langka. Kaum minoritas. Hampir punah. Jadi, kalo diantara 200 pengarang gue nemuin satu yang seperti itu, langsung pengen dikasih air keras, biar tetap awet.
- 4.
-
[Catcil] Tips Mengirimkan Naskah Novel ke GPU
Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Fri Aug 14, 2009 5:10 pm (PDT)
Copas dari blog Mbak Donna, http://ajarfullofhoney.blogspot. com/2008/ 11/kiriman- naskah.html
Kiriman Naskah
Salah satu pertanyaan yang paling sering saya jawab di milis maupun di e-mail kantor adalah: "Apa persyaratan mengirim naskah novel ke GPU?"
Oke, mari kita bahas persyaratan umumnya:
1.naskah novel remaja panjangnya sekitar 100-150 halaman, novel dewasa 150-200 halaman
2.ukuran kertas A4
3.ketik komputer rapi dengan spasi 1,5
4.jenis font yang mudah dibaca, misalnya Times New Roman ukuran 12
5.sertakan data diri
6.sertakan sinopsis
7.kirim ke alamat redaksi fiksi GPU yang ada di sampul belakang tiap novelnya
Tapi pukul rata setiap bulan kira-kira ada sekitar 100 naskah yang masuk ke meja sekretariat redaksi. Kalau semuanyatermasuk naskah kamuberukuran A4, ketik 1.5 spasi, dengan jenis font tersebut di atas, bagaimana mencuri perhatian editor?
Jawabannya jadilah kreatif. Kamu bisa mengirim naskah kamu dalam amplop khusus. Atau kamu bisa menjilid naskah kamu dengan rapi, bukan sekadar dengan lakban hitam. Kamu juga bisa menyertakan desain cover yang lucu. Selain itu tidak usah terpaku pada jenis font yang dianjurkan. Sebenarnya yang dianjurkan adalah font yang enak dibaca, dan font yang enak dibaca bukan hanya Times New Roman ukuran 12 poin.
Tapi bila menjilid dengan ring besi rasanya terlalu mahal, atau mencetak cover desain pribadi terlalu rumit, apa yang bisa kamu lakukan? Sederhana saja sebetulnya. Jadilah penulis yang rapi. Kirimkan naskah yang bersih dari kesalahan ejaan. Bila saat kamu periksa ulang hasil cetakan ternyata masih ada kesalahan, jangan di-tip-ex lalu diperbaiki dengan tulisan tangan, tapi print ulang halaman tersebut. Gunakan printer dengan tinta memadai sehingga hasil cetakannya tegas dan bersih, enak dilihat. Susun semua kelengkapan dengan runut dan rapi. Misalnya, data diri, sinopsis, baru kemudian masuk ke isi novel.
Bila mendesain dan menghias memang bukan sisi kuatmu (tentu saja kalau bisa mendesain, kamu jadi desainer grafis, bukan pengarang), gunakan yang memang menjadi bakatmu untuk mencuri perhatian editor. Tulislah data diri kamu semenarik mungkin. Saya pernah membaca curriculum vitae yang dibuat seolah si penulisnya sedang menjadi terdakwa di pengadilankreatif dan menarik sekali, kan? Kadang data diri yang lucu dan menarik (sebutkan saja semua pengalaman kamu terutama yang mendukung novel kamu) sudah membuat "a foot in the door" bagi novel kamu.
Selanjutnya tentu saja sinopsis. Sinopsis pendek sangat penting. Panjangnya sekitar setengah halaman atau 3-5 alinea saja. Buatlah semenarik mungkin. Tokoh-tokoh dan poin-poin penting cerita harus ada. Tunjukkan di mana serunya novel kamu. Saat menulis sinopsis pendek ini, bayangkan si pembaca ada di toko buku yang hiruk-pikuk dengan pilihan beragam buku. Bagaimana cara kamu menariknya untuk membeli buku kamu?
Lalu karena kiriman naskah ini ditujukan untuk dibaca editor, ada baiknya juga kamu sertakan sinopsis panjang. Sinopsis panjang ini isinya lebih mendetail, menguraikan seluruh alur cerita, dan membeberkan rahasianya, tapi panjangnya jangan lebih dari 3 halaman. Jangan membuat si editor belum-belum sudah bosan dengan tulisan yang berpanjang-panjang.
Dan akhirnya, menginjak bagian yang paling penting: naskah. Bila kamu sudah melakukan saran saya di atas, yaitu mengirimkan naskah yang "bersih", maka secara sekilas tampilan naskah kamu pasti sudah lumayan enak dilihat. Selanjutnya, harap kamu perhatikan bahwa novel biasa menggunakan indent paragraph, bukan hanging. Perhatikan juga kebiasaan penerbit tujuan kamu dalam hal ejaan, bahasa selingkung, gaya penulisan percakapan, dll. Bila kamu sanggup, terapkan gaya penerbit tersebut pada naskah kamu.
Editor pasti lebih senang menilai naskah yang bersih dan menarik, dan dengan begitu tentu saja kans tembusnya naskah kamu untuk diterbitkan jadi lebih besar.
- 5.
-
(Catcil) Apa manfaatnya bagiku..?
Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com rahmadsyah_tcc
Fri Aug 14, 2009 6:56 pm (PDT)
Assalamu'alaikum wr.wb
Selama ini aku terus mencari-cari dan bertanya-tanya pada diriku sendiri. "Apa
yang sedang aku lakukan ? Untuk apa aku melakukan aktivitas ini ? Dan apa
manfaatnya bagiku ?" bagiku itu mesin penggerak, agar terus
terMOTIVASIdalam beribadah.
Beberapa waktu lalu, Ada hal yang mesti aku lakukan, sesuatu yang belum aku
senangi. Bahkan lebih parah lagi, itu menjadi Limiting
belief<http://www.rahmadsyah.co.cc/ > bagi
kehidupan ku. Aku tidak pernah bertanya, tapi membuat judment kepada diriku
sendiri "Ini tidak ada hubungannya dengan masa depanku, Hal ini tidak ada
manfaatnya bagiku sama sekali."
Namun saat ini aku tersadarkan. Apakah benar keyakinanku? Tiba-tiba aku
teringat;
" Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa Neraka."
(Ali Imron ; 191)."
Apakah nyamuk diciptakan tanpa makna? Apakah kuman diciptakan dan tak mampu
dilihat mata tanpa bermanfaat?
Sekarang aku mulai mengamati kiri dan kananku. Kotoran sapi menjadi berharga
ditangan pembuat pupuk. Sampah plastik berubah hiasan cantik ditangan
pengrajin. Kemacetan jalan menjadi berharga bagi pak Ogah. Hujan adalah
rezeki bagi ojek payung.
Sehingga menyadarkan diriku. Apa yang aku lakukan sekarang sungguhlah itu
bermanfaat. oleh karena itu, sekarang aku tidak lagi bertanya-tanya Apa
manfaatnya bagiku. Melainkan aku bertanya "Bagaimana aku menikmati dan
menjadikan pekerjaanku ini menjadi BERMANFAAT bagi diriku dan untuk orang
lain?"
Bogor 15 Agustus 2009
--
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
www.rahmadsyah.co.cc I YM ; rahmad_aceh
- 6a.
-
Re: (Catcil)Ijinkan Aku Jadi Ayah Juara, Nak
Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id siril_wafa
Fri Aug 14, 2009 8:02 pm (PDT)
Jadi teringat sama bapak saya mas...
nggak bisa baca n tulis...tapi pingin jadi juara di depan anak2nya...TFS..
Sis
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , suhadi hadi <abinyajundi@com ...> wrote:
>
> Ijinkan Aku Jadi Ayah Juara, Nak
>
> Said Seman Harun, Ayah Juara Satu seluruh Dunia
>
> Bagi yang pernah membaca buku
> Laskar Pelangi pasti pernah menemukan
> kalimat ini. Kalimat yang ditulis oleh Andrea Hirata pada lembar awal bukunya
> itu Dia pernah mengatakan bahwa apa yang ia tulis itu adalah sebuah
- 6b.
-
(Catcil)Ijinkan Aku Jadi Ayah Juara, Nak
Posted by: "interaktif" diifaa_03@yahoo.com diifaa_03
Fri Aug 14, 2009 10:13 pm (PDT)
jadi ingat pada buya. dia lelaki sederhana namun penuh cinta. tak banyak kata yang dia berikan namun keteladanan yang membuat kami anaknya selalu terpesona. dari beliaulah kami banyak belajar banyak hal. aku benar - benar bangga terlahir dari benihnya.
thx 4 sharingpak Suhadi orang sidoarjo ya?Sidoarjo mana Pak? saya juga lo...he...salam kenal salam Wiwik H.http://diifaa.multiply. com
--- On Fri, 14/8/09, suhadi hadi <abinyajundi@yahoo.com > wrote:
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar