Messages In This Digest (25 Messages)
- 1a.
- (maklumat) DICARI KETUA SK CABANG JADETACIBEK DAN BUKA PUASA BARENG From: fiyan arjun
- 1b.
- Re: (maklumat) DICARI KETUA SK CABANG JADETACIBEK DAN BUKA PUASA BAR From: Lia Octavia
- 1c.
- Re: (maklumat) DICARI KETUA SK CABANG JADETACIBEK DAN BUKA PUASA BAR From: Ramaditya Skywalker
- 2a.
- Re: (maklumat) REVIEW, RAPAT PERDANA PAKET BUBAR JAKARTA 09--Buat Bp From: fiyan arjun
- 2b.
- Re: (maklumat) REVIEW, RAPAT PERDANA PAKET BUBAR JAKARTA 09--Buat Bp From: Mimin
- 3a.
- Re: cet-2 Tembang Ilalang From: Fajar Wirawan
- 4.
- [catcil] Kepingan Kisah yang Masih Menjadi Pelajaran... From: novi khansa'
- 5a.
- Re: (Catatan Motivasi) Perjalanan Ramaditya Skywalker ke Bali From: Ramaditya Skywalker
- 6.
- [OOT] Dibutuhkan Pemeran Film 'Hafalan Sholat Delisa' From: Nia Robie'
- 7.
- (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Pertama From: Indarwati Indarpati
- 8.
- (catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Kedua From: Indarwati Indarpati
- 9a.
- (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Ketiga From: Indarwati Indarpati
- 9b.
- Re: (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Ketiga From: punya_retno
- 9c.
- Re: (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Ketiga From: patisayang
- 10a.
- (Resensi) Lintang Gumebyar; Catatan Kelam Sang Bintang Goyang From: Indarwati Indarpati
- 10b.
- Re: (Resensi) Lintang Gumebyar; Catatan Kelam Sang Bintang Goyang From: punya_retno
- 11a.
- (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Keempat From: Indarwati Indarpati
- 11b.
- Re: (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Keempat From: punya_retno
- 11c.
- Re: (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Keempat From: patisayang
- 11d.
- Re: (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Keempat From: dayat, cendana2000
- 12.
- Seandainya Tak Ada Ramadan From: Rubina zalfa
- 13.
- (Artikel) Doktrin Ekonomi Islam Melarang Individu Menimbun Uang/Hart From: ali.hozi
- 14a.
- Re: BEKAL RAMADHAN, DI Baca ya...-----------> Maaf Lahir Bathin Yaaa From: anty_th
- 15.
- Slamat berpuasa From: asma_h_1999
- 16.
- DETIK-DETIK JELANG RAMADHAN From: Seorang Sahabat
Messages
- 1a.
-
(maklumat) DICARI KETUA SK CABANG JADETACIBEK DAN BUKA PUASA BARENG
Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com
Wed Aug 19, 2009 8:31 am (PDT)
*Dicari Kandidit Ketua SK cabang Jakarta,Depok, Tangerang, Ciputat, Ciledug,
dan Bekasi*
*Dalam Acara*
*PEMILIHAN KETUA SK CABANG JADETACIBEK DAN BUKA PUASA BARENG 09*
*(PAKET BUBAR JADETACIBEK 09)*
* *
**
**
* *
*Assalamualaikum Wr. Wb.*
* *
*Selamat Pagi, Siang, Sore dan Malam Sahabat ESKA semua. Semoga diberikan
kesehatan dan keberkahan yang lancar. Amin.*
* *
*Sesuai rapat perdana PAKET BUBAR JaDeTaciBek'09, Senin, 17 Agustus 2009,
Kami dari panitia PAKET BUBAR memberitahuan kepada khalayak ramaiSahabat
ESKA semuanya di antah berantah berada bahwa dalam susunan acara PAKET BUBAR
JAKARTA '09 nanti akan ada acara pengumuman polling siapa yang pantas/layak
untuk di jadikan Ketua SK Cabang JaDeTaCiBek. Untuk itu dari sekarang Kami
meminta bantuan dan partisipasinya Sahabat ESKA semuanya untuk mensukseskan
acara ini. Paling khusus adalah dalam pemilihan Ketau SK cabang JaDeTaciBek
nanti dalam acara PAKET BUBAR JAKARTA '09. Karena tanpa Sahabat ESKA acara
ini tak begitu meriah..hehe*
* *
*Bagaimana caranya?*
* *
* *
*Contoh:*
* *
* *
*Kirim pilihan Sahabat ESKA ke milis sekolah-kehidupan@yahoogroups. .com
Dengan subjek: Kandindat Ketua JaDeTaCiBek.*
* *
*1. **(Kandidat SK JaDeTaCiBek) Pak Abdul Azis Lebih Cepat Lebih Baik!*
*2. **(Kandidat SK JaDeTaciBEk) Lia Octavia Teruskan .*
*3. **(Kandidat SK JaDeTaciBek) Galih Permana Pro Sahabat ESKA!*
* *
*Pilihan kandidat SK JabeTaCiBek dimulai sejak hari ini, Kamis, 20 Agustus
2009 ditutup sebelum acara PAKET BUBAR **JabeTaCiBek **diselenggarakan
Sabtu, 5 September 2009. Dan ditutup Kamis, 3 September 2009 tidak pakai cap
pos!*
* *
* *
*Terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya. Mohon doa restu agar acara
PAKET BUBAR JaDeTaciBek 09 berjalan lancar dan damai. Amin!*
* *
*PS:
Untuk Konfirmasi Pendaftaran yang bersedia hadir :*
*Hub. Mimin 081586616875 atau Mira Humaira (0817870301). Via sms atau
telpon.*
*Dan untuk pengumpulan polling akan dilakukan oleh Dyah Dzakiati dan dibantu
oleh Novi Ningsih.*
*Semoga rencana ini berjalan dengan lancar dan di ridhoinya untuk itu mohon
dukungan semua komunitas Sekolah Kehidupan .*
* *
* *
*Terima kasih.*
* *
*Wassalam*
* *
*Panitia PAKET BUBAR PAKET BUBAR JaDeTaciBek'09*
--
"Books inside you"
Fiyan 'Anju' Arjun
Anju Online Bookshop
Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
www.bukumurahku.multiply. com
fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
Tlp:(021) 7379858
Hp:0852-8758-0079
- 1b.
-
Re: (maklumat) DICARI KETUA SK CABANG JADETACIBEK DAN BUKA PUASA BAR
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Wed Aug 19, 2009 7:37 pm (PDT)
Wah.. seru juga ya ada pemilihan ketua SK Jakarta Raya dan sekitarnya nih..
^_^
Mungkin hanya sekadar menambahkan saja syarat-syarat dari email mas Fiyan di
bawah ini, bahwa kandidat calon ketua SK Jakarta Raya (maaf aku agak2
bingung dgn singkatan jabedeta dst nih ^_^) *tidak* termasuk BPH SK Pusat
(Kang Dani, aku, dan Mbak Retno) yang ketiganya semuanya berdomisili di
Jakarta.
Itu ajah kali ya, teman-teman... selamat memilih! ^_^
Salam
Lia
2009/8/19 fiyan arjun <fiyanarjun@gmail.com >
>
>
> *Dicari Kandidit Ketua SK cabang Jakarta,Depok, Tangerang, Ciputat,
> Ciledug, dan Bekasi*
>
> *Dalam Acara*
>
> *PEMILIHAN KETUA SK CABANG JADETACIBEK DAN BUKA PUASA BARENG 09*
>
> *(PAKET BUBAR JADETACIBEK 09)*
>
> * *
>
> **
> **
>
> * *
>
> *Assalamualaikum Wr. Wb.*
>
> * *
>
> *Selamat Pagi, Siang, Sore dan Malam Sahabat ESKA semua. Semoga diberikan
> kesehatan dan keberkahan yang lancar. Amin.*
>
> * *
>
> *Sesuai rapat perdana PAKET BUBAR JaDeTaciBek'09, Senin, 17 Agustus 2009,
> Kami dari panitia PAKET BUBAR memberitahuan kepada khalayak ramaiSahabat
> ESKA semuanya di antah berantah berada bahwa dalam susunan acara PAKET BUBAR
> JAKARTA '09 nanti akan ada acara pengumuman polling siapa yang pantas/layak
> untuk di jadikan Ketua SK Cabang JaDeTaCiBek. Untuk itu dari sekarang Kami
> meminta bantuan dan partisipasinya Sahabat ESKA semuanya untuk mensukseskan
> acara ini. Paling khusus adalah dalam pemilihan Ketau SK cabang JaDeTaciBek
> nanti dalam acara PAKET BUBAR JAKARTA '09. Karena tanpa Sahabat ESKA acara
> ini tak begitu meriah..hehe*
>
> * *
>
> *Bagaimana caranya?*
>
> * *
>
> * *
>
> *Contoh:*
>
> * *
>
> * *
>
> *Kirim pilihan Sahabat ESKA ke milis sekolah-kehidupan@yahoogroups. .com
> Dengan subjek: Kandindat Ketua JaDeTaCiBek.*
>
> * *
>
> *1. **(Kandidat SK JaDeTaCiBek) Pak Abdul Azis Lebih Cepat Lebih Baik!*
>
> *2. **(Kandidat SK JaDeTaciBEk) Lia Octavia Teruskan .*
>
> *3. **(Kandidat SK JaDeTaciBek) Galih Permana Pro Sahabat ESKA!*
>
> * *
>
> *Pilihan kandidat SK JabeTaCiBek dimulai sejak hari ini, Kamis, 20 Agustus
> 2009 ditutup sebelum acara PAKET BUBAR **JabeTaCiBek **diselenggarakan
> Sabtu, 5 September 2009. Dan ditutup Kamis, 3 September 2009 tidak pakai cap
> pos!*
>
> * *
>
> * *
>
> *Terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya. Mohon doa restu agar
> acara PAKET BUBAR JaDeTaciBek 09 berjalan lancar dan damai. Amin!*
>
> * *
>
> *PS:
>
> Untuk Konfirmasi Pendaftaran yang bersedia hadir :*
>
> *Hub. Mimin 081586616875 atau Mira Humaira (0817870301). Via sms atau
> telpon.*
>
> *Dan untuk pengumpulan polling akan dilakukan oleh Dyah Dzakiati dan
> dibantu oleh Novi Ningsih.*
>
> *Semoga rencana ini berjalan dengan lancar dan di ridhoinya untuk itu
> mohon dukungan semua komunitas Sekolah Kehidupan .*
>
> * *
>
> * *
>
> *Terima kasih.*
>
> * *
>
> *Wassalam*
>
> * *
>
> *Panitia PAKET BUBAR PAKET BUBAR JaDeTaciBek'09*
>
>
> --
> "Books inside you"
> Fiyan 'Anju' Arjun
> Anju Online Bookshop
> Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
> www.bukumurahku.multiply. com
> fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
> Tlp:(021) 7379858
> Hp:0852-8758-0079
>
>
- 1c.
-
Re: (maklumat) DICARI KETUA SK CABANG JADETACIBEK DAN BUKA PUASA BAR
Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com
Wed Aug 19, 2009 8:02 pm (PDT)
Wah, seru juga. Sayangnya belum kenal seluruh warga SK nih.
Memang apa saja persyaratan yang dibutuhkan seorang kandidat? Mohon
pencerahannya...
On 8/20/09, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com > wrote:
> Wah.. seru juga ya ada pemilihan ketua SK Jakarta Raya dan sekitarnya nih..
> ^_^
> Mungkin hanya sekadar menambahkan saja syarat-syarat dari email mas Fiyan di
> bawah ini, bahwa kandidat calon ketua SK Jakarta Raya (maaf aku agak2
> bingung dgn singkatan jabedeta dst nih ^_^) *tidak* termasuk BPH SK Pusat
> (Kang Dani, aku, dan Mbak Retno) yang ketiganya semuanya berdomisili di
> Jakarta.
>
> Itu ajah kali ya, teman-teman... selamat memilih! ^_^
>
> Salam
> Lia
>
>
> 2009/8/19 fiyan arjun <fiyanarjun@gmail.com >
>
>>
>>
>> *Dicari Kandidit Ketua SK cabang Jakarta,Depok, Tangerang, Ciputat,
>> Ciledug, dan Bekasi*
>>
>> *Dalam Acara*
>>
>> *PEMILIHAN KETUA SK CABANG JADETACIBEK DAN BUKA PUASA BARENG 09*
>>
>> *(PAKET BUBAR JADETACIBEK 09)*
>>
>> * *
>>
>> **
>> **
>>
>> * *
>>
>> *Assalamualaikum Wr. Wb.*
>>
>> * *
>>
>> *Selamat Pagi, Siang, Sore dan Malam Sahabat ESKA semua. Semoga diberikan
>> kesehatan dan keberkahan yang lancar. Amin.*
>>
>> * *
>>
>> *Sesuai rapat perdana PAKET BUBAR JaDeTaciBek'09, Senin, 17 Agustus 2009,
>> Kami dari panitia PAKET BUBAR memberitahuan kepada khalayak ramaiSahabat
>> ESKA semuanya di antah berantah berada bahwa dalam susunan acara PAKET
>> BUBAR
>> JAKARTA '09 nanti akan ada acara pengumuman polling siapa yang
>> pantas/layak
>> untuk di jadikan Ketua SK Cabang JaDeTaCiBek. Untuk itu dari sekarang Kami
>> meminta bantuan dan partisipasinya Sahabat ESKA semuanya untuk
>> mensukseskan
>> acara ini. Paling khusus adalah dalam pemilihan Ketau SK cabang
>> JaDeTaciBek
>> nanti dalam acara PAKET BUBAR JAKARTA '09. Karena tanpa Sahabat ESKA acara
>> ini tak begitu meriah..hehe*
>>
>> * *
>>
>> *Bagaimana caranya?*
>>
>> * *
>>
>> * *
>>
>> *Contoh:*
>>
>> * *
>>
>> * *
>>
>> *Kirim pilihan Sahabat ESKA ke milis sekolah-kehidupan@yahoogroups. .com
>> Dengan subjek: Kandindat Ketua JaDeTaCiBek.*
>>
>> * *
>>
>> *1. **(Kandidat SK JaDeTaCiBek) Pak Abdul Azis Lebih Cepat Lebih Baik!*
>>
>> *2. **(Kandidat SK JaDeTaciBEk) Lia Octavia Teruskan .*
>>
>> *3. **(Kandidat SK JaDeTaciBek) Galih Permana Pro Sahabat ESKA!*
>>
>> * *
>>
>> *Pilihan kandidat SK JabeTaCiBek dimulai sejak hari ini, Kamis, 20 Agustus
>> 2009 ditutup sebelum acara PAKET BUBAR **JabeTaCiBek **diselenggarakan
>> Sabtu, 5 September 2009. Dan ditutup Kamis, 3 September 2009 tidak pakai
>> cap
>> pos!*
>>
>> * *
>>
>> * *
>>
>> *Terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya. Mohon doa restu agar
>> acara PAKET BUBAR JaDeTaciBek 09 berjalan lancar dan damai. Amin!*
>>
>> * *
>>
>> *PS:
>>
>> Untuk Konfirmasi Pendaftaran yang bersedia hadir :*
>>
>> *Hub. Mimin 081586616875 atau Mira Humaira (0817870301). Via sms atau
>> telpon.*
>>
>> *Dan untuk pengumpulan polling akan dilakukan oleh Dyah Dzakiati dan
>> dibantu oleh Novi Ningsih.*
>>
>> *Semoga rencana ini berjalan dengan lancar dan di ridhoinya untuk itu
>> mohon dukungan semua komunitas Sekolah Kehidupan .*
>>
>> * *
>>
>> * *
>>
>> *Terima kasih.*
>>
>> * *
>>
>> *Wassalam*
>>
>> * *
>>
>> *Panitia PAKET BUBAR PAKET BUBAR JaDeTaciBek'09*
>>
>>
>> --
>> "Books inside you"
>> Fiyan 'Anju' Arjun
>> Anju Online Bookshop
>> Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
>> www.bukumurahku.multiply. com
>> fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
>> Tlp:(021) 7379858
>> Hp:0852-8758-0079
>>
>>
>
--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com
- 2a.
-
Re: (maklumat) REVIEW, RAPAT PERDANA PAKET BUBAR JAKARTA 09--Buat Bp
Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com
Wed Aug 19, 2009 8:31 am (PDT)
* Kebetulan sudah 4 tahun ini sering bolak-balik Tangerang-Cileduk-Cipulir-
*4 th bolak-balik ngapain Pak?
jualan tanah yee....
emang kalo tanah di Tangerang masih murah
begitu juga Cileduk....hehe
yg aye tau sepengkinya 100 rb ato 125 rb
kalo Ciipulir tanya aje aye...
maklum bekas makelar....
makelar kavling kuburan...hahahaha
*kali aja klo kemalaman bisa numpang di rumah pak Diaz...
(Boleh gak pak Diaz? Tenang aja, klo saya nginep, hanya butuh kasur spring
bed, kamar AC dan apa aja dech)*
wah pas banget di depan rumah Pak Diaz ada motel tuh...
alias, bedeng tukang kerja komplek rumah Pak Diaz...huwakakakak
boleh deh Pak Aziz Bpk mau nginep Pulang Pergi GPP
apalagi gretongan....
tinggal bawa spring bed dr rumah....
jadi deh....?
jadi apa ya?
nih orang mau ikut Paket Bubar ato mau plesiran...hahahaha
piss, ah....
piss, ah lagi....
ditunggu kedatangan Bapak ya...
thanks all....
2009/8/19 abdul azis <abdul_azis80@yahoo.com >
>
>
> Makasih inponya...
>
> (sambil cengar-cengir baca postingannya Om Yan)
>
> Untuk jadi panitia, Insya Allah azis akan bantu sesuai kemampuan, apalagi
> panitia yang tugasnya ngabisin makanan...
>
> Wuih...asyik tuch...nanti sambil pulang dari acara BUBAR ketemu pedagang
> asongan atau pemulung langsung kasih aja...hiks..
>
> Jadi pembicara?
> Ntar ya...lihat jadwal dulu...
>
> Mba Dyah, tolong jangan kasih tau tarif saya ya...
> (Emang Metro Mini !!!)
>
> Klo mau tau saya dan keluarga main aja ke :
> www.cahayarumah.multiply. com
> (maap ini bukan promosi tapi terpaksa, karena ada yang mau tau)
>
> Insya Allah klo sempat saya mampir ke Darunnajah, siapkan aja sajiannya...
>
> Untuk struktur kepengurusan SK, saya serahkan semuanya pada Allah...
> eh maksudnya, moga akan ada pengurus terbaik, dan satu lagi...
>
> Apakah SK Jakarta atau SK Jabotabek?
>
> Boleh minta alamat pak Diaz?
> Kebetulan sudah 4 tahun ini sering bolak-balik
> Tangerang-Cileduk-Cipulir-Kebayora n-Sudirman- Kuningan/ Gatsu, kali aja klo
> kemalaman bisa numpang di rumah pak Diaz...
> (Boleh gak pak Diaz? Tenang aja, klo saya nginep, hanya butuh kasur spring
> bed, kamar AC dan apa aja dech)
>
> Mungkin itu saja...
>
> Moga Allah ijinkan kita bertemu dengan Ramadhan-Nya yang Mulia dan Penuh
> Berkah...
>
> ~Seorang Ayah~
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> bujang kumbang <bujangkumbang@...> wrote:
> >
> > Oke..oke...nih ketua panitia Paket Bubar Jakartanye 09 yg ngoceh
> deh...hehehe
> >
> >
> > Awal diadakan Paket Bubar Jakarta 09 ini atas ide/gagasan aye sm Pak
> Diaz. Ya, main sms-smsan lah kayak anak ABG. Angkatan Babe Gue....Dan beliau
> akhirnya menyambut sekaligus tempat buat acaranye. Dan ini juga untuk
> menjawab pertanyaan Mimin katanye SK Jkt kok nggak ada...Ternyata
> adakan,...Dan Mimin pula akhirnya juga yg jadi panitia dalam acaranya
> ini...hehe.
> >
> >
> >
> > Dan ini juga sy dpt merekomendasi dr Kang Dhani sang Ketua SK saat
> sebelum milad SK...
> >
> > "Kang kok SK Jkt nggak ada sih?"
> >
> > "Yaudah ente aja Yan yg buat SK Jkt dan sekaligus ketuanya," jawabanya.
> >
> >
> > "Wah kalo jd ketuanya nggak deh Kang. Bagiamana kalo dibuat SK Jkt dulu.
> Dan kebetulan bulan puasa momentnya tepat," lanjut aye...
> >
> >
> > Dan sang pemberi usul mengiyakan. "Iyakan, Kang?"
> >
> >
> > "Iya......hehe"
> >
> >
> > Soal panitia Paket Bubar Jakarta 09 sudah dibentuk tak dapat dirubah
> tetapi jika Bpk Abd. Azis mau berkenan jd panitiannye aye sangat sangat
> mendukung. Terlebih untuk mengisi ceramahnya...Bagaimana Pak? Bersediakah
> Bpk?
> >
> >
> > Dan juga soal susunan acaranya sudah tersusun rapi oleh Mbak Mira.
> Mungkin Mimin nanti yang akan menghubungi Mira supaya biar cepat diposting.
> Iyakan Mimin yang cantik dan baik sekali...
> >
> >
> >
> >
> > Itulah Pak Abd. Azis yang sebenar terjadi awal dari adanya Paket Bubar
> Jakarta 09. Soal panitia Paket Bubar Jakarta sudah terbentuk? Namun kalo Bpk
> sendiri mau membantu wah senang sekali aye. Apalagi aye ingin tahu Pak Azis
> secara live jgn hanya tulisan aja padahal rumah aye dekat di Darunnajah ke
> Radio Dalam...hehe. Sok, atuh Pak diharapkan bantuanynya...
> >
> >
> > Oya, satu lagi soal pengurusan SK cabang Jkt belum ditentuin Pak? Nti
> setelah diadakan polling siapa yg tepat untuk jd ketua SK cabang Jkt....Kalo
> Bpk bersedia wah gayung bersambung itu namanya...Dan ini yg mengurusi Mbak
> Dyah Dzakiati nti yng mengurusinya. Terima kasih. Semoga kita bisa bertemu
> di rumah Pak Diaz ya Pak...Amin!
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda?
> Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/ pingbox/
> >
>
>
>
--
"Books inside you"
Fiyan 'Anju' Arjun
Anju Online Bookshop
Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
www.bukumurahku.multiply. com
fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
Tlp:(021) 7379858
Hp:0852-8758-0079
- 2b.
-
Re: (maklumat) REVIEW, RAPAT PERDANA PAKET BUBAR JAKARTA 09--Buat Bp
Posted by: "Mimin" minehaway@gmail.com mine_haway
Wed Aug 19, 2009 8:32 am (PDT)
2009/8/19 abdul azis <abdul_azis80@yahoo.com >
>
> Boleh minta alamat pak Diaz?
> Kebetulan sudah 4 tahun ini sering bolak-balik
> Tangerang-Cileduk-Cipulir-Kebayora n-Sudirman- Kuningan/ Gatsu, kali aja klo
> kemalaman bisa numpang di rumah pak Diaz...
> (Boleh gak pak Diaz? Tenang aja, klo saya nginep, hanya butuh kasur spring
> bed, kamar AC dan apa aja dech)
>
> Mungkin itu saja...
>
> Moga Allah ijinkan kita bertemu dengan Ramadhan-Nya yang Mulia dan Penuh
> Berkah...
>
> ~Seorang Ayah~
>
Copas dari emailnya BangFy
Tempat : Rumah Bapak Dias Rossano
Patal Inpres
Jl. Sumur Mangga 1 No. 5A
Kel. Gaga
Kec. Larangan-Ciledug
Depan Puri Beta.
Rute : Terminal Blok-M naik Metro Mini 69 turun di Inpres ada
tukang ojeknya.
Kebayoran naik angkot Kopabun putih C.01 sama turun di
Inpres
Lebak Bulus naik angkot Kopabun merah S.14 turun di rel KA
Bintaro disambung D.18 Ciputat-Ciledug turun di di Inpres.
FYI,
Email pak Dias kena phising, jadi sementara ini belum bisa reply.
Pak Dias juga bilang kalau sudah sampai inpress insyaAllah mau jemput.
--
http://minehaway.com
http://minesweet.co.cc
http://www.facebook.com/minehaway
- 3a.
-
Re: cet-2 Tembang Ilalang
Posted by: "Fajar Wirawan" penerbit_kalamedina@yahoo.com penerbit_kalamedina
Wed Aug 19, 2009 8:31 am (PDT)
Alhamdulillah, bulan juni lalu novel saya telah memasuki cetakan kedua. Terimakasih kepada para pembaca atas segala sanjungan dan kritikan. Dan tentu saja para peresensi yang susah bersusah payah mengulas novel tersebut dan menampilkannya di majalah, koran milis atau blog masing-masing, saya sangat tersanjung atas semua itu.
Syukur, walau bukan peraih penghargaan novel tesebut telah menjadi nominator dalam ajang pena award Forum Lingkar Pena (FLP) kategori fiksi, bersanding dengan karya para kampiun; Kang Abik, Afifa Afra, Sinta Yudisi dan Tasaro.
Seabagai balasan terimakasih, tak ada yang bisa saya lakukan kepada pembaca selain menghadirkan karya yang lebih baik. Semoga
MD. Aminudin
- 4.
-
[catcil] Kepingan Kisah yang Masih Menjadi Pelajaran...
Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Wed Aug 19, 2009 10:54 am (PDT)
Ketika dalam perjalanan pulang kuliah, sebuah SMS masuk ke ponselku:
Aku terharu membaca cerpen keping-keping puzzle. Ngena banget di hati
Sebelumnya, aku dan seorang teman kuliah, berbincang-bincang seru tentang komunitas, kepenulisan, dan lain-lain. Hingga akhirnya aku menyebut salah satu buku keroyokanku. Sebenarnya terkadang agak malu juga menyebut bagian dari judulnya, yakni "brokenhearted". Berarti kisah di dalamnya adalah tentang patah hati... Iyalah, masak patah tulang :P
Tak disangka, temanku itu menyahut dan bilang: "aku punya buku itu"
Haaa, hehehe, spontan kaget, sambil tertawa... Temanku mengatakan baru sebagian dia membaca isi buku itu. Dia juga sempat menanyakan aku memakai nama pena apa di buku itu. Perbincangan makin seru hingga, temanku mengingat penggalan kisah yang aku ceritakan di sana. "Itu kisah nyata?" ujarnya. Pertanyaan dari orang ke sekian setelah membaca kisah itu.
Aku mungkin tak perlu menceritakan tentang apa kisah di buku itu. Standarlah, tentang patah hati, hehe... Tapi patah hati yang bagaimana? Hal itulah yang kemudian dijawab oleh temanku. Katanya cerita itu mewakili kisah yang memang dialami banyak perempuan. Selanjutnya, temanku pun berkisah yang nyaris mirip dengan apa yang aku alami. Aaaaaah...
***
Aku pikir orang yang meng-SMS itu adalah temanku yang tadi mengobrol. Konon katanya, setelah bertemu denganku dia ingin membaca ulang ceritaku di dalam buku itu. Lho, perasaan belum lama kami berpisah karena beda arah pulang, kok langsung SMS. Aku segera membalas sambil tersenyum-senyum. Mau ngeledekin, nih... Hingga kemudian aku telepon si pengirim SMS itu. Aku sudah merasa itu adalah temanku. Ponsel temanku itu sempat rusak, nomor barunya belum kusimpan. Hingga kemudian, suara lain menyahut. Oow, salah orang, hehe... :D
Ternyata, si pengirim SMS adalah salah satu temanku di komunitas lain. Kenapa jadi pas gini, sih?
Belum lama, aku menerima email senada. Seorang anak sekolah yang membaca kisahku juga di buku keroyokan itu. Baru sempat aku balas sekali hingga anak itu pun mulai curhat tentang masalahnya.
Aaah, kisah itu kan sudah lama, tapi ternyata masih menjadi pelajaran. Ternyata banyak yang mengalami hal yang sama denganku.
Yah... memang tak berapa lama setelah buku itu terbit pun, aku beberapa kali dihubungi via email, YM, blog oleh orang yang membaca kisah itu. Hehe, lucu aja. Mereka yang tak mengenalku, tak sungkan menceritakan kisahnya dan kemudian kami pun berbagi. Pengalaman yang tak menyenangkan tapi justru mencairkan sebuah persahabatan baru.
Bahkan beberapa bulan lalu, ada seorang teman dari luar kota yang meng-add aku via YM untuk berkenalan. Lagi-lagi karena dia membaca kisah itu. Kami mulai kontak intens via email, kemudian via telepon, SMS hingga FB. Berlanjut sebuah persahabatan yang tak diduga sebelumnya. Banyak hal yang kami bagi kemudian dan tidak hanya tentang kisah itu.
Selain dia, ada sahabat lain yang sudah aku kenal dekat pun mau berbagi kisah kepadaku setelah membaca tulisan itu. Hingga kini, kami masih saling dukung dalam banyak hal. Mengikatkan sebuah persahabatan indah.
Kepingan-kepingan yang dulu berserakan dan begitu menyakitkan, ternyata hingga kini masih menjadi pelajaran. Buatku, buat siapapun yang membacanya. Selain itu, aku juga mendapat begitu banyak persabahatan dari sana.
Mengenal pribadi-pribadi yang tangguh yang terus melangkah untuk bisa survive menjalani hidup. Yup, the show must go on.
***
"Anda adalah cermin dari pikiran-pikiran Anda Sendiri"
(Syekh Muhammad Al Ghazali)
***
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply. com
http://novikhansa.wordpress. com/
- 5a.
-
Re: (Catatan Motivasi) Perjalanan Ramaditya Skywalker ke Bali
Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com
Wed Aug 19, 2009 2:54 pm (PDT)
Alhamdulillah, ini juga sedang disusun menjadi sebuah buku.
Terima kasih atas komentarnya, saya akan berusaha meningkatkan
kualitas tulisan saya.
Hehehe, wah, jadi ingat waktu lari tunggang langgang kemarin! Nggak
kebayang saya tunanetra dan lari secepat itu!
On 8/19/09, whitejasmine77777 <whitejasmine77777@yahoo.com > wrote:
> Woww Keren banget ......
> Bisa dibuat cerpen tuh, hehehe
>
> Saya sih ngga pernah ngejar pesawat, yg pernah itu di tinggal pesawat
> huehehe
> dasar emang sayanya ngga niat pulang, jadi ketinggalan malah seneng, walau
> harus kena cash 50%
> huhui
>
> Mas Rama, saya tuh mbaca tulisan sampeyan serasa jadi pelaku loh
>
> menarik banget
>
> salam kenal
>
>
--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com
- 6.
-
[OOT] Dibutuhkan Pemeran Film 'Hafalan Sholat Delisa'
Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com
Wed Aug 19, 2009 6:47 pm (PDT)
Salam,
berikut saya copas.. dari note-nya bang Tere Liye (penulis novel best seller
' hafalan sholat delisa', yang lagi nyari pemeran2 untuk film delisa...
silahkan dibaca, kalo bisa ditindaklanjuti.. hihi..
--------------------- --------- --------- --------- --------- -
Jika kalian melihat, menemukan, memperhatikan, dll ada anak kecil 'kampung'
yg cocok benar dgn karakter Delisa (well, sy tahu ada di antara kalian yg
membaca novel itu berkali2, jd otomatis hafal); dorong dia utk ikut casting
film "Delisa". Jangan cemas kalau anak itu tdk punya pengalaman akting,
terlihat kumal, sepanjang cerdas, orisinil, mencolok, dan jadi "bintang"
bagi keluarga, tetangga, sekolahnya, sy yakin tim film bisa merubahnya
menjadi: si berambut ikal berwarna, bermata hijau, dgn wajah simpel tp penuh
"tipu2".. Sy semalam lihat preview selintas hasil casting awal selama 1-2
minggu terakhir, tp sayangnya, sy pikir yg ikut hanya 'tipikal pemeran
sinetron'.
Sementara casting dilakukan di Jakarta: Graha Obor 2, lt 2 Unit E203; Jl
Bangka Raya No 110 C.P. Zambrut/Sanca 921111694, 085691016330, 08568338404
atau Sakti Harimurti 08561063606.. (dibuka sampai kami menemukan 'Delisa').
Dalam waktu dekat tim casting akan datang ke Aceh. Detailnya bagaimana
silahkan kontak saja C.P tersebut.
Selain Delisa, juga dicari untuk: si kembar Zahra, Aisyah, Fatimah. Ummi,
Abi, Ustad Ubai, suster Shopi, Sersan Ahmed, Prajurit Smith.
Silahkan re-post pengumuman ini di mana2.. tiang listrik juga boleh :)
Kalian pasti setuju, film ini apakah akan semengharukan novelnya atau tidak
tergantung 'siapa yg memerankan delisa'.. gadis kecil menggemaskan, suka
nyeletuk, suka membantah, suka 'tipu2', dgn mata hijaunya.. gadis kecil yg
dgn melihatnya kalian bisa mengerti betapa indahnya hidup ini..
Buat yg di luar Jakarta, tetap bisa coba; rekam saja anaknya dgn kamera HP,
kamera apalah, lantas filenya kirimkan ke darwisdarwis@yahoo.com ; minta
anaknya say hello, pura2 belajar, susah dibangunkan, dsbgnya adegan yg ada
dlm novel..
Tere-liye
Penulis Novel "Hafalan Shalat Delisa" & "Bidadari-Bidadari Surga"
- 7.
-
(Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Pertama
Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com patisayang
Wed Aug 19, 2009 8:00 pm (PDT)
Mengeja
Satu Dasa Warsa
Â
Ma, sms apaan td?
Please lift me up. Aku
lagi males nulis.
Ya, ntar malem aja.
Â
Kuletakkan
ponsel, lalu tik tik tikâ¦. Jemariku kupaksa lincah bergerak di atas keyboard,
menulis apa saja. Awalnya, saat ini aku
tengah bengong di depan computer. Bla bla blaâ¦
Kring!
Telepon di depanku berbunyi. Kuangkat, suara yang paling kuhafal terdengar
âKamu
itu kenapa?â
âBete.
Nggak bisa nulis.â
âYa
udah, nggak usah nulis. Ngapain sana kek.â
Aku
merengut mendengarnya. Dia selalu begitu, tak memberi jalan keluar, tapi
menunjukkan jalan penghindaran. Atau, itu adalah jalan keluar menurut dia.
âMaksudmu
ntar malem apa?â aku bertanya mengalihkan beteku.
âMasak
nggak ngerti? Nggak cerdas! Hahaâ¦Ã¢
Aduh,
tawa itu entah mengapa terdengar begitu merdu di telingaku. Efeknya
âmenghidupkankuâ kembali. Seperti pertama kali aku sampai rumah sepulang dari
naik gunung, membuka kulkas dan menenggak air putih dingin segar dan berlimpah
yang akan rela kutukar dengan apa saja di perjalanan turun gunung saat
kehabisan bekal.
Â
Laki-laki
itu, entah kenapa semakin menawan hatiku akhir-akhir ini. Dan itu sedikit
banyak membuatku takut, bertanya-tanyaâ¦
Â
Juli
1991
Tak
ada memori pertemuan denganmu saat masih pendaftaran. Yang melekat di lembar
kenanganku akanmu di bulan-bulan pertama kita berinteraksi adalah namamu Slamet
Harsono, rumah Surabaya, tepatnya di Wonokitri
dekat Kodam--yang belum kutahu saat itu. Aku tak ingat persis pula kapan kamu
menjadi ketua kelas dan petugas pengibar bendera bersama dua sahabat kita lainnya;
Bisri dan Siwi. Satu hal yang kuingat pasti, kamu meskipun pintar, suka berbagi
pelajaran, tapi jutek berat sama makhluk bernama perempuan. Baru kemudian
kutahu, hal itu semata kau lakukannya lantaran bete dengan sifat kami yang suka
bikin rese kelas, ramai tak kepalang meski hanya berjumlah 4 dari 20 jiwa
penduduknya.
Â
Hidup
terus berjalan, hingga aku mendapat hidayah dan mengenakan jilbab meski penuh
ketidaksetujuan dari banyak pihak. Sikapmu pun seiring waktu melunak. Bahkan
bersama teman lainnya kita membuat Kelompok Lakon yang kreatif membuat acara
bersama semisal rujakan, kataman Quran, buka bersama, atau menyambangi rumah
teman yang sedang dirundung kesusahan. Ingat kan, saat kita bersepeda
motor ke Kediri menyambangi Kusnomo
yang kehilangan Bapaknya?
Â
Desember
1994
Setelah
melewati masa studi 3,5 tahun, tibalah kita di hari itu. Berkumpul di bengkel
mesin yang dibuka dua sisi rolling doornya,
merayakan perpisahan dengan Never Say
Goodbye Bon Jovi, berharap dipertemukan kembali sebagai karyawan PT PAL Indonesia
seperti cita-cita awal kita bersekolah di STM Perkapalan.
Â
Bon Jovi - Never Say
Goodbye
As
I sit in this smokey room
The night about to end
I pass my time with strangers
But this bottleâs my only friend
Remember
when we used to park
On Butler Street out in the dark
Remember when we lost the keys
And you lost more than that in my backseat baby
Remember
when we used to talk
About busting out, weâd break their hearts
Together, forever
Â
Never
say goodbye, never say goodbye
You and me and my old friends
Hoping it would never end
Never say goodbye, never say goodbye
Holding on, weâve got to try
Holding on to never say goodbye
Â
Remember
days of skipping school
Racing cars and being cool
With a six pack and the radio
We didnât need no place to go
Â
Remember
at the prom that night
You and me, we had a fight
But the band, they played our favorite song
And I held you in my arms so strong
We
danced so close
We danced so slow
And I swore Iâd never let you go
Together, forever
Â
Never
say goodbye, never say goodbye
You and me and my old friends
Hoping it would never end
Never say goodbye, never say goodbye
Holding on, weâve got to try
Holding on to never say goodbye
I
guess youâd say we used to talk
About busting out, weâd break their hearts
Together, forever
Â
Â
Teringat
pula, bahkan sempat tergambar di lembar-lembar cetak foto ketika aku duduk
bersebelahan denganmu di kursi paling belakang, menempuh perjalanan ratusan
kilometer ke Bandung bersama teman
laki-laki lainnya. Entah mengapa, aku merasa aman di sebelahmu. Meski harus
kuakui, ada getar yang belum bisa kumaknai di awal matangnya fisikku sebagai
perempuan ketika tak sengaja kaki kita bersentuhan.
Â
Kutemukan
juga foto kita berdua di depan kamar penginapan, makan kacang sembari
berbincang usai sholat subuh di Bandung yang dinginnya serasa
membekukan darah pesisir kita. Semua, masih aku dan kita baca sebagai
persahabatan.
Â
Maret
1995
Setelah
masa menunggu sekitar 3 bulan, kita akhirnya kembali dipertemukan. Bahkan
asyiknya, kita satu bagian, Non Kapal di Team
Offshore. Tak hanya itu, kita mengambil bagian sama, Structure. Lalu seperti mimi lan mintuno, kita bekerjasama dengan
manisnya. Kau mengecek ke lapangan, aku yang membetulkan gambarnya di kantor.
Â
Awal
1997
Awal
tahun 1997 adalah tahun-tahun antiklimaks karir kita. Team kita akhirnya
dibubarkan, lalu terpuruklah kita diantara orang-orang yang tak sejalan dalam
etos kerja dan pemikiran. Kita saling curhat--meski tanpa jalan keluarâ"prihatin
dengan kondisi sekitar yang tak kondusif. Sebuah perusahaan, sebagai pribadi,
kita mestinya tetap menempa diri memberi yang terbaik, bukannya berjalan apa
adanya, mengikuti filosofi air yang mengalir tenang.
Â
Oya,
kau pasti masih ingat beberapa bulan sebelumnya ketika kita berdua ditugaskan
ke Jakarta mengikuti tender. Di sela waktu itu kita
menyempatkan diri ke Taman Mini, naik gondola, dan melongok miniatur budaya
bangsa kita. Sepulangnya dari sana, kita mampir ke Jogja,
namun hanya bisa melintas sekilas di alun-alunnya. Waktunya kampanye hijau,
bendera PPP berkibar di mana-mana. Kekhawatiranmu terjebak masa beralasan, maka
kita memutuskan untuk pulang. Dan seperti biasa, dalam perjalanan, aku pulas di
atas bis yang membawa kita ke Surabaya sementara dirimu
kebingungan menerima tumpahan beban lewat kepala yang tersandarkan.
Â
Semua
kita lakukan berdua, namun hanya sebatas teman, sahabat. Hatiku telah terikat
pada seseorang waktu itu. Seseorang yang kemudian sangat mengecewakanku.
Seseorang yang kemudian harus menerima kulukai hatinya.
Â
Juli
1998
Kedekatan
kita semakin rapat. Dengan alasan menjaga prinsip, kita bangun dunia kita
sendiri. Dunia idealisme, dunia professional, yang bagaikan menegakkan benang
basah kita bersusah payah melakukannya di tengah patron baku. Beberapa kali kita
menyerah, ikut arus, lalu berenang kembali menuju idealisme tadi.
Â
Suatu
senja, kuminta kau serta ke pernikahan kakak kelas kita, Mbak Dwi. Jujur, aku
ingin dibonceng Farid saja. Tapi, sahabat kita itu ternyata lebih memilih
membonceng Hesti. Maka beriringan dengan sepeda motor sahabat lainnya, berdua
kita melaju ke Sidoarjo sepulang lembur, selepas maghrib.
Â
Rupanya
Dia telah menuliskan kisah yang tak pernah kita tahu arahnya. Helm pengendara
motor di depan yang melayang, pandanganmu yang kurang jelas lantaran lampu jalan
tak terlalu terang, serta minus yang kau sembunyikan, berkolaborasi
menghasilkan jatuhnya kita berdua ke aspal. Selanjutnya, kutemukan persahabatan
Kelompok Lakon lebih kental dari hubungan darah. Semua yang pernah bersentuhan
denganku di Sidoarjo dan Surabaya adalah keluarga.
Juga,..kutemukan
persahabatan kita mengalir ke jalur berbeda.
to be continued...
Indarwati
penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
curhatan http://lembarkertas.multiply. com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com
- 8.
-
(catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Kedua
Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com patisayang
Wed Aug 19, 2009 8:05 pm (PDT)
18
Agustus 1998
Sehari
setelah upacara memperingati merdekanya bangsa ini, kita benar-benar membuka
diri, serta berjanji. Kita berproklamasi dengan bahasa kita sendiri.
Biarlah
nurani dan kesamaan pandangan yang berbicara. Meski pertentangan itu seolah tak
ada habisnya. Meski akan ada hati-hati lain yang terluka. Kita telah menemukan
bentuk baru hubungan kita. Lebih menjanjikan, lebih menentramkan. Lalu seperti
sepasang merpati kasmaran, dunia profesionalitas dan idealisme kita berubah
warna menjadi merah muda dan berbentuk jantung yang senantiasa berdegub kencang.
Â
Di
salah satu sudut gedung Central Locker,
di pertemuan partisi yang memisahkan jalan orang dan ruang kerja, kita sering
melantunkan syair Katon Bagaskara, Pasangan
Jiwa
Â
Â
Kadangkala
aku bertanya
dimana
cinta berada
tersembunyi
tiada kunjung menghampiri
Â
Dua
angsa memadu rindu
di
danau biru bercumbu
pagut
sepi ku di sini letih hati
        Â
Begitu
jauh waktu ku tempuh
sendiri
mengayuh biduk kecil,
hampa
berlayar
      akankah berlabuh ?
hanya
diam menjawab kerisauan
Â
Kadangkala
aku berkhayal
seorang
di ujung sana
juga
tengah menanti tiba saatnya
Â
Begitu
ingin berbagi batin
mengarungi
hari yang berwarna
dimana
dia pasangan jiwaku ?
ku
mengejar bayangan
Â
kian
menghilang
penuh
berharap
Â
Sebuah
perjalanan yang tak mudah. Ketika kau harus mengabaikan orang tuamu demi
menunjukkan kemauanmu dan mendapat restu.
Sebuah
kemunculan yang menggigilkan tulang, di suatu siang saat liburan Lebaran.
Dengan Astrea Prima yang kutitipkan, kau tempuh 240 km tanpa STNK, tanpa
SIMâ"padahal kamu adalah manusia paling taat hukum yang kukenalâ"demi bertemu
dengan perempuan itu, aku. Sebuah persembahan kecil nekatmuâ"yang terkenal
sebagai âanak baikââ"yang takkan kulupa hingga maut memisahkan kita.
Takkan
terlupakan juga pintamu lewat telepon di kosku dulu, âAku ingin kau mengandung
anak-anakku.â
Â
19
Agustus 1999
Satu
tahun kemudian kita dipersatukan. Sepuluh tahun dari hari kucoretkan jejak ini.
Di
hari istimewa kita, kuingat sekali parasmu yang masam. Sebabnya sepele saja,
alisku dikerik padahal jauh hari kau sudah berpesan jangan. Itulah kau,
sahabatku, suamiku, yang ingin perempuan apa adanya, aku.
Tiga
jam kemudian, tepatnya jam 8 pagi, disaksikan banyak orang kita mengikatkan
diri dalam sebuah janji. Kita menghalalkan apa yang semula haram. Kita
meneruskan dan mewujudkan idealisme kita.
Air
matamu menitik. Perasaanmu memang sangat halus, Sayangku. Berbeda denganku saat
itu yang justru cengar-cengir saja.
Â
25
Agustus 1999
Malam
itu, di mataku kau benar-benar menunjukkan diri sebagai suami, sebagai
laki-laki. Kau tolak ajakan Bapak untuk tinggal di rumahnya. Meski hanya
sepasar usai seremoni ngunduh mantu
kita, tetap tak kau terima. Maka pulanglah Bapak meninggalkan rumah kosan
dengan tangan hampa lalu kita kembali ke kamar bulan madu seluas 1.8m x 2.7m yang
kita sewa 60 ribu perbulan. Sungguh aku bangga padamu.
Â
Rembulan
dan mentari tetap bergantian menerangi, Dan kita dengan segala keterbatasan
keuangan berusaha tetap menancaptegakkan idealisme dan mimpi. Kuliah sepulang
kerja tetap kita jalani meski itu berarti aku harus benar-benar menghitung
belanja dan pengeluaran lainnya.
Â
Dan
meski merasa telah mengenalmu luar dalam, ternyata aku buta bahwa kau biasa
dilayani ibu dan adik perempuanmu. Baju yang kau gantung sembarangan, membuatku
emosi sepulang kuliah atau kerja. Selera makanmu yang pilih-pilih membuatku
stress karena hanya bisa masak itu-itu saja; oseng.
Â
Tapi
kau juga seorang suami mandiri, yang mau saja kutitipi cucian untuk dibilas dan
dijemur saat kutinggal kuliah Sabtu.
Â
Yang
kuingat sekali dari masa penyesuaian sebagai suami istri, aku sering ngambek,
lalu melarikan diri ke kamar mandi kecil kita. Di sana aku duduk setengah
meringkuk di dalam bak cucian, menantimu mengetuk pintu kamar mandi dan
menyuruhku masuk kamar. Tapi, kadang setelah berjam-jam kusiksa diriku sedemikian
rupa, ketukan itu tak juga menyapa. Senyap. Lalu menindas egoku, aku keluar
dengan sendirinya dan mendapati dirimu pulas di kasur sempit kita.
Ah,
suamikuâ¦kamu memang gampang tertidur.
Â
Sebulan
kita merasakan sedikit kemewahan, saat pindah kamar kos yang berukuran 3x2,5 m.
Lumayan, tak perlu menggeser-geser kaki yang lain saat hendak sholat sementara
satunya tertidur pulas. Kita juga menikmati tivi baru yang kita kredit di
koperasi dengan namaku. Kau masih punya cicilan hutang untuk biaya pernikahan kita.
Ah, indahnya keterbatasan. Mengajarkan kita makna kesyukuran saat diberi
kelebihan.
Â
Sebulan
kemewahan itu kita cicipi, kita kembali ke Jakarta. Kali ini untuk enam
bulan rencananya. Dan salah satu hal menyakitkan yang harus kita terima, kita
tak diberi satu kamar di mess perusahaan. Aku dengan Siwi, dan kau sekamar
dengan Bisri.
 Â
Pulang
dari Jakarta, kembali kita bertanya, setelah ini hendak
kemana? Resah kita bawa-bawa.
to be continued...
Indarwati
penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
curhatan http://lembarkertas.multiply. com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com
- 9a.
-
(Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Ketiga
Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com patisayang
Wed Aug 19, 2009 8:07 pm (PDT)
February
2001
Rumah
di Driyorejo yang sudah kita benahi WC, pintu kamar, dan ditutup dengan gedhek
bagian belakangnya terpaksa kita tinggal. Tawaran pindah ke Jakarta itu terlalu
menggiurkan untuk diabaikan. Maka, kulepas dirimu di stasiun Pasar Turi dengan
segala harap dan doa, naik Kertajaya.
Â
Dan
kau tahu Sayangku, seminggu setelah itu, doa kita terbuka jawabannya. Pusing,
lesu dan masuk angin yang kurasakan selalu sepulang kerja dan kuliah itu
ternyata menandakan Ais telah berada nyaman dan berkembang di rahimku. Perlu
waktu dua minggu menahan diri tak mengabarkan berita baik ini kepadamu hingga
kita bertemu di Pati. Maka, kukenakanlah baju tidur terbaikku malam itu, lalu
kupersembahkan test pack dengan dua strip di atasnya yang seketika membuatmu
menghujaniku dengan ciuman.
Setiap
anak membawa rejekinya sendiri. Begitupun Ais, yang lahir 23 Oktober 2001,
menjadi perantara pijakan perbaikan ekonomi kita.
Â
23
Oktober 2001 jam 07.00
Kau
jengukkan kepala di pintu ruang melahirkan. Kekusutan di wajahmu jelas terbaca.
Setengah mati kau mengejar kereta petang sebelumnya. Kekhawatiran jelas
terpampang. Kau ingin anak dan istrimu melewati proses ini dengan lapang.
Ketidakberdayaan juga terpamerkan. Ketika suster melarangmu masuk meski
setengah menangis aku berharap kau menghampiri, menguatkan, dan menyertaiku di
proses jihad seorang perempuan.
Â
Tiga
jam kemudian, hadirlah dia, dengan rambut yang seketika menunjukkan siapa
ayahnya. Dengan bulu mata kolaborasi kita, panjang dariku lentik darimu.
Kau
adzan dan iqomati bayi cantik kita yang kelak menjadi anak sholehah. Kita namai
dia Izzatul Fatimah Azzahra.
Â
Tiga
bulan setelah itu, kembali hidup nyata harus kembali kita jalani. Aku dengan
tanggung jawab sebagai pekerja, mahasiswa, sekaligus orang tua setengah single
parent.
Â
2002-2003
Aku
tak ingat bulannya. Yang terpatri jelas di ingatanku, kau pulang membawa koran
yang kau beli di kereta. Di koran itu ada iklan jual rumah di Sidoarjo,
Buduran. Sekitar 2 km dari tempat jatuh kita dulu. Baru beberapa jam kau di
rumah, kita segera mencari alamat developer itu. Sampai di sana, tanya-tanya, dengan
mudahnya kita memberi tanda jadi. Baru setelahnya, kita tinjau lokasi dan
kavling yang kita pilih tadi. Dekat hoek, menghadap timur. Satu tahun kita
mencicilnya, satu tahun kita benar-benar berpuasa. Kau sering berhutang pada
seorang sahabat di Jakarta demi bisa makan hingga
gajian, sementara aku harus mengais sisa-sisa receh di tutup kulkas, mencari
uang hasil penjualan es lilin sekedar untuk membeli lauk tahu.
Â
Sayangku,
satu babak selesai sudah, rumah itu telah menjadi milik kita, atas namaku,
tanpa mencicil lagi. Tapi andai kau tahu perjuanganku sebelum pindah ke sanaâ¦
Aku
yang selalu dinilai mandiri dan tegar, benar-benar mencucurkan air mata, jatuh.
Setelah kutempuh perjalanan panjang, melelahkan, beresiko dengan hujan deras
yang tiap tetesnya menyakiti wajah serta kendaraan berat di depan dan belakang,
rumah yang kuharapkan siap ternyata belum apa-apa. Tukang itu tak bisa
dipercaya Platuk-Buduran-Driyorejo- Buduran-Platuk benar-benar membuatku rubuh
hari itu. Sungguh, aku berharap kau ada di sisiku waktu itu.
Â
Harapan
sama menyeruak ketika migrenku sering kambuh, lalu vonis itu tiba. Aku tak tahu
bagaimana reaksimu di Jakarta sana. Hanya, tak ada air
mata saat kukabarkan hal itu padamu. Air mata itu telah kutumpahkan pada
seorang sahabat lain. Kau, saat itu lebih banyak berperan sebagai suami yang
sering kupertanyakan ketegasannyaâ"terutama sehubungan dengan perbaikan rumah
dan tukang-tukang.
Â
Menjelang
akhir Agustus 2004
Aku
masuk ruang operasi. Kau mengantar hingga pintu, lalu menyerahkan sepenuhnya
nasibku di tangan dokter itu. Yang kuingat kemudian, saat antara sadar dan
masih dalam pengaruh anestesi, kupanggil-panggil namamu. Kupikir aku telah
mati, hingga kau datang dan mendampingiku lagi. Mengusap air mataku,
mengambilkan tempat muntahanku, menentramkanku.
Â
Lalu
malam itu, kita seranjang bertiga. Meski aku masih pusing berat sebab sisa obat
biusnya, meski ranjang kita sempit saja, aku bahagia. Kugenggam tangan kalian
berdua, kau dan Ais. Meski kesedihan itu tak terkira, meski kehilangan itu
begitu nyata, tapi aku masih memiliki kalian berdua. Kau, suami sekaligus
sahabat terbaikku dan bidadari kecil kita yang paham adiknya tak lulus seleksi
alam untuk dilahirkan.
Â
Hari-hari
selanjutnya, entah apa yang mendera kita. Semua seperti dijungkir-balikkan. Aku
kehilangan orientasi, kau kehilangan kepercayaan diri dan kesabaran. Hingga
tahun berakhir, kita lalui semua dalam badai tak terkira, tak terbayangkan
sebelumnya.
Â
Dua
bulan kulewati hari-hariku pernuh pertanyaan, siapa aku, apa tujuan hidupku,
bagaimana tanggung jawabku sebagai istri dan ibu, serta berjuta tanya lainnya.
Kularikan diri pada badminton, rokok (lagi), lalu membohongi diri bahwa semua
akan baik-baik saja. Meski sunyi menyayat hati kala malam kusampai rumah tak
seorang pun menyapa. Tak ada kau, tak ada pula Ais yang kuungsikan sementara di
Pati. Kunikmati masa âlajangkuâ kembali dalam perjalanan malam dan dini hari Surabaya-Pati
Pati-Surabaya yang membawa serta gelora badai di rumah tangga kita.
Â
Sayangku,
rupanya aku memang harus dipaksa. Aku memang batu, dan kau adalah air yang
menetes membentuknya. Tapi kadang kau perlu juga menjadi palu untuk memvonisku
yang lupa siapa sejatinya diri ini.
Â
Januari
2005
Tahun
baru, lembaran baru. Sayangnya, kitaâ"atau tepatnya aku--masih senantiasa
mencari apa yang sesungguhnya telah tersaji. Alih-alih mendampingimu, aku
justru memilih Pati. Meski sesungguhnya berat hati, terpaksa kau sanggupi. Kau
kembali menjadi batu yang membiarkanku, hingga sadar dan terbentuk dengan
sendirinya kembali.
Â
Dua
bulan kemudian, berita baik itu kembali menyapa. Test packku bergaris dua. Adik
Ais akan hadir segera. Aku bahagia, sekaligus tergelayuti trauma. Bagaimana
jika dia⦠Tiap jadwal kontrol dokter aku berharap cemas gambar janin yang berkecambah
itu jelas terbaca. Kehadirannya membuat kita mengambil keputusan untuk kembali
bersama. Dia perlu ayahnya senantiasa. Aku butuh kehadiranmu selalu. Ais tak
mungkin hanya bertemu papanya hanya di akhir minggu. Kau pun lelah dengan
perjalanan malam itu. Jiwa, raga, juga rupiahnya.
Â
Namun
kontrakan di Jakarta itu rupanya harus
menunggu. Kembali aku memasuki ruang operasi. Bedanya sekarang, saat siuman ada
saudara-saudaraku yang menjengukku. Ada tetangga-tetangga yang
segera datang dan memenuhi rumah mungil kita begitu mendengar aku operasi kiret
(lagi). Saat di Sidoarjo, hanya ada kita bertiga, tertawa, menangis bersama.
Â
to be continued...
Indarwati
penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
curhatan http://lembarkertas.multiply. com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com
- 9b.
-
Re: (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Ketiga
Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Wed Aug 19, 2009 9:00 pm (PDT)
waah, aku langsung baca 3 keping nih mbak :)
sampai nangis bacanya, subhanallah
selamat milad pernikahan ya mbak. semoga selalu diberkahi Allah ya, amin :)
-retno-
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Indarwati Indarpati <patisayang@com ...> wrote:
>
>
>
>
>
> February
> 2001
>
> Rumah
> di Driyorejo yang sudah kita benahi WC, pintu kamar, dan ditutup dengan gedhek
> bagian belakangnya terpaksa kita tinggal. Tawaran pindah ke Jakarta itu terlalu
> menggiurkan untuk diabaikan. Maka, kulepas dirimu di stasiun Pasar Turi dengan
> segala harap dan doa, naik Kertajaya.
>
> Â
>
> Dan
> kau tahu Sayangku, seminggu setelah itu, doa kita terbuka jawabannya. Pusing,
> lesu dan masuk angin yang kurasakan selalu sepulang kerja dan kuliah itu
> ternyata menandakan Ais telah berada nyaman dan berkembang di rahimku. Perlu
> waktu dua minggu menahan diri tak mengabarkan berita baik ini kepadamu hingga
> kita bertemu di Pati. Maka, kukenakanlah baju tidur terbaikku malam itu, lalu
> kupersembahkan test pack dengan dua strip di atasnya yang seketika membuatmu
> menghujaniku dengan ciuman.
>
> Setiap
> anak membawa rejekinya sendiri. Begitupun Ais, yang lahir 23 Oktober 2001,
> menjadi perantara pijakan perbaikan ekonomi kita.
>
> Â
>
> 23
> Oktober 2001 jam 07.00
>
> Kau
> jengukkan kepala di pintu ruang melahirkan. Kekusutan di wajahmu jelas terbaca.
> Setengah mati kau mengejar kereta petang sebelumnya. Kekhawatiran jelas
> terpampang. Kau ingin anak dan istrimu melewati proses ini dengan lapang.
> Ketidakberdayaan juga terpamerkan. Ketika suster melarangmu masuk meski
> setengah menangis aku berharap kau menghampiri, menguatkan, dan menyertaiku di
> proses jihad seorang perempuan.
>
> Â
>
> Tiga
> jam kemudian, hadirlah dia, dengan rambut yang seketika menunjukkan siapa
> ayahnya. Dengan bulu mata kolaborasi kita, panjang dariku lentik darimu.
>
> Kau
> adzan dan iqomati bayi cantik kita yang kelak menjadi anak sholehah. Kita namai
> dia Izzatul Fatimah Azzahra.
>
> Â
>
> Tiga
> bulan setelah itu, kembali hidup nyata harus kembali kita jalani. Aku dengan
> tanggung jawab sebagai pekerja, mahasiswa, sekaligus orang tua setengah single
> parent.
>
> Â
>
> 2002-2003
>
> Aku
> tak ingat bulannya. Yang terpatri jelas di ingatanku, kau pulang membawa koran
> yang kau beli di kereta. Di koran itu ada iklan jual rumah di Sidoarjo,
> Buduran. Sekitar 2 km dari tempat jatuh kita dulu. Baru beberapa jam kau di
> rumah, kita segera mencari alamat developer itu. Sampai di sana, tanya-tanya, dengan
> mudahnya kita memberi tanda jadi. Baru setelahnya, kita tinjau lokasi dan
> kavling yang kita pilih tadi. Dekat hoek, menghadap timur. Satu tahun kita
> mencicilnya, satu tahun kita benar-benar berpuasa. Kau sering berhutang pada
> seorang sahabat di Jakarta demi bisa makan hingga
> gajian, sementara aku harus mengais sisa-sisa receh di tutup kulkas, mencari
> uang hasil penjualan es lilin sekedar untuk membeli lauk tahu.
>
> Â
>
> Sayangku,
> satu babak selesai sudah, rumah itu telah menjadi milik kita, atas namaku,
> tanpa mencicil lagi. Tapi andai kau tahu perjuanganku sebelum pindah ke sanaâ¦
>
> Aku
> yang selalu dinilai mandiri dan tegar, benar-benar mencucurkan air mata, jatuh.
> Setelah kutempuh perjalanan panjang, melelahkan, beresiko dengan hujan deras
> yang tiap tetesnya menyakiti wajah serta kendaraan berat di depan dan belakang,
> rumah yang kuharapkan siap ternyata belum apa-apa. Tukang itu tak bisa
> dipercaya Platuk-Buduran-Driyorejo- Buduran-Platuk benar-benar membuatku rubuh
> hari itu. Sungguh, aku berharap kau ada di sisiku waktu itu.
>
> Â
>
> Harapan
> sama menyeruak ketika migrenku sering kambuh, lalu vonis itu tiba. Aku tak tahu
> bagaimana reaksimu di Jakarta sana. Hanya, tak ada air
> mata saat kukabarkan hal itu padamu. Air mata itu telah kutumpahkan pada
> seorang sahabat lain. Kau, saat itu lebih banyak berperan sebagai suami yang
> sering kupertanyakan ketegasannyaâ"terutama sehubungan dengan perbaikan rumah
> dan tukang-tukang.
>
> Â
>
> Menjelang
> akhir Agustus 2004
>
> Aku
> masuk ruang operasi. Kau mengantar hingga pintu, lalu menyerahkan sepenuhnya
> nasibku di tangan dokter itu. Yang kuingat kemudian, saat antara sadar dan
> masih dalam pengaruh anestesi, kupanggil-panggil namamu. Kupikir aku telah
> mati, hingga kau datang dan mendampingiku lagi. Mengusap air mataku,
> mengambilkan tempat muntahanku, menentramkanku.
>
> Â
>
> Lalu
> malam itu, kita seranjang bertiga. Meski aku masih pusing berat sebab sisa obat
> biusnya, meski ranjang kita sempit saja, aku bahagia. Kugenggam tangan kalian
> berdua, kau dan Ais. Meski kesedihan itu tak terkira, meski kehilangan itu
> begitu nyata, tapi aku masih memiliki kalian berdua. Kau, suami sekaligus
> sahabat terbaikku dan bidadari kecil kita yang paham adiknya tak lulus seleksi
> alam untuk dilahirkan.
>
> Â
>
> Hari-hari
> selanjutnya, entah apa yang mendera kita. Semua seperti dijungkir-balikkan. Aku
> kehilangan orientasi, kau kehilangan kepercayaan diri dan kesabaran. Hingga
> tahun berakhir, kita lalui semua dalam badai tak terkira, tak terbayangkan
> sebelumnya.
>
> Â
>
> Dua
> bulan kulewati hari-hariku pernuh pertanyaan, siapa aku, apa tujuan hidupku,
> bagaimana tanggung jawabku sebagai istri dan ibu, serta berjuta tanya lainnya.
> Kularikan diri pada badminton, rokok (lagi), lalu membohongi diri bahwa semua
> akan baik-baik saja. Meski sunyi menyayat hati kala malam kusampai rumah tak
> seorang pun menyapa. Tak ada kau, tak ada pula Ais yang kuungsikan sementara di
> Pati. Kunikmati masa âlajangkuâ kembali dalam perjalanan malam dan dini hari Surabaya-Pati
> Pati-Surabaya yang membawa serta gelora badai di rumah tangga kita.
>
> Â
>
> Sayangku,
> rupanya aku memang harus dipaksa. Aku memang batu, dan kau adalah air yang
> menetes membentuknya. Tapi kadang kau perlu juga menjadi palu untuk memvonisku
> yang lupa siapa sejatinya diri ini.
>
> Â
>
> Januari
> 2005
>
> Tahun
> baru, lembaran baru. Sayangnya, kitaâ"atau tepatnya aku--masih senantiasa
> mencari apa yang sesungguhnya telah tersaji. Alih-alih mendampingimu, aku
> justru memilih Pati. Meski sesungguhnya berat hati, terpaksa kau sanggupi. Kau
> kembali menjadi batu yang membiarkanku, hingga sadar dan terbentuk dengan
> sendirinya kembali.
>
> Â
>
> Dua
> bulan kemudian, berita baik itu kembali menyapa. Test packku bergaris dua. Adik
> Ais akan hadir segera. Aku bahagia, sekaligus tergelayuti trauma. Bagaimana
> jika dia⦠Tiap jadwal kontrol dokter aku berharap cemas gambar janin yang berkecambah
> itu jelas terbaca. Kehadirannya membuat kita mengambil keputusan untuk kembali
> bersama. Dia perlu ayahnya senantiasa. Aku butuh kehadiranmu selalu. Ais tak
> mungkin hanya bertemu papanya hanya di akhir minggu. Kau pun lelah dengan
> perjalanan malam itu. Jiwa, raga, juga rupiahnya.
>
> Â
>
> Namun
> kontrakan di Jakarta itu rupanya harus
> menunggu. Kembali aku memasuki ruang operasi. Bedanya sekarang, saat siuman ada
> saudara-saudaraku yang menjengukku. Ada tetangga-tetangga yang
> segera datang dan memenuhi rumah mungil kita begitu mendengar aku operasi kiret
> (lagi). Saat di Sidoarjo, hanya ada kita bertiga, tertawa, menangis bersama.
>
> Â
>
> to be continued...
>
> Indarwati
> penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
> curhatan http://lembarkertas.multiply. com
> kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
> FB: indar7510@...
>
- 9c.
-
Re: (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Ketiga
Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com patisayang
Wed Aug 19, 2009 9:11 pm (PDT)
Amin...Makasih Ret. Yap, tak ada yang mudah dalam berumah tangga. Bahkan, sampai sekarang dan mungkin akhir nanti, saling memahami dan berbagi itu tetap harus dijalani. Kalau tidak, niscaya api yang kan dierami.
Tapi, tidak ada yang sulit pula jika kita menerima dan menjalani semua dengan ikhlas, sesuai porsinya. Indah, tentram, bahagia. Semoga kau juga akan merasakan hal yang sama dengan Mas dan anak-anak kalian nantinya. Amin. :)
salam,
Indar
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "punya_retno" <punya_retno@com ...> wrote:
>
> waah, aku langsung baca 3 keping nih mbak :)
> sampai nangis bacanya, subhanallah
> selamat milad pernikahan ya mbak. semoga selalu diberkahi Allah ya, amin :)
>
> -retno-
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Indarwati Indarpati <patisayang@com > wrote:
> >
> >
> >
> >
> >
> > February
> > 2001
> >
> > Rumah
> > di Driyorejo yang sudah kita benahi WC, pintu kamar, dan ditutup dengan gedhek
> > bagian belakangnya terpaksa kita tinggal. Tawaran pindah ke Jakarta itu terlalu
> > menggiurkan untuk diabaikan. Maka, kulepas dirimu di stasiun Pasar Turi dengan
> > segala harap dan doa, naik Kertajaya.
> >
> > Â
- 10a.
-
(Resensi) Lintang Gumebyar; Catatan Kelam Sang Bintang Goyang
Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com patisayang
Wed Aug 19, 2009 8:44 pm (PDT)
Copas dari blog sobat lama. Tautannya di http://budhikw.wordpress. com/2009/ 08/16/catatan- kelam-sang- bintang-goyang/
Catatan Kelam Sang Bintang Goyang
Siapa tak kenal Lintang?
Pesonanya mampu membius ribuan laki-laki yang dimabuk alunan suaranya. Bintang panggung yang masih duduk kelas dua SMA itu mampu meraup banyak perhatian. Bukan dengan goyangan seronoknya. Juga tidak dengan senyum dan kerling mata menggoda. Magnet itu muncul lantaran gayanya yang lebih sopan dan goyang yang sewajarnya. Aura bernama keluguan dan kemudaan itulah yang menjadiakan dia begitu bersinar di tengah aroma mesum penyanyi lainnya.
Tak heran magnet itu telah menyedot seorang laki-laki beristri untuk melamar Lintang. Kukuh, laki-laki itu, yang seorang pecundang dan hidup dalam bayang-bayang harta isterinya berniat meminang si ratu pentas dengan beragam alasan. Apa daya, Lintang menolak pinangan itu. Tapi seperti namanya, laki-laki itu tetap bersikukuh ingin mendapatkannya.
Bantuan yang menjadi awal bencana muncul dari ibu kandung Lintang. Wanita yang sangat materialistis dan begitu percaya dengan dunia klenik itu berniat menjual anaknya untuk disetubuhi Kukuh dalam kondisi tidak sadar. Dengan harapan setelah diperkosa, Lintang akan hamil dan kemudian dia tidak mempunyai pilihan lagi selain menerima pinangan Kukuh yang datang laksana juru selamat.
Awalnya, skenario yang dirancang memang berjalan mulus. Namun, muncullah isteri Kukuh yang kemudian merusak rencana indah mereka. Ya persengkokolan yang terbongkar itu benar-benar menghancurkan hati Lintang. Dia kabur dan terlunta-lunta saat hamil tua.
***
Inilah penggalan novel Lintang Gumebyar yang menggambarkan kehidupan marjinal dari sang bintang dangdut. Novel ini dimulai dengan adegan panggung yang panas hingga menyisakan fragmen nyata seusai pentas.Â
Simaklah paparan si penulis yang laksana reporter melaporkan pandangan mata dari balik layar usai pentas berlangsung. Tentang penyanyi yang berganti baju, kru yang sibuk menata alat musiknya, pedagang malam yang asyik menghitung rezeki, dan penonton yang mulai bubar, sebagian masih tergolek di rumput basah lantaran mabuk.
Sangat menawan pengambarannya. Mengingatkan saya pada adegan di balik tobong-nya Bre Redana dalam Urban Sensation. Atau malah mengingatkan pada masa lalu ketika saya sering nonton dangdutan bersama teman-teman di lapangan Brimob atau Pragola Pati. Demikian juga gemulai dan pesona Lintang mendadak mengingatkan saya pada tokoh ronggeng Srintil yang dilukiskan begitu nyata oleh Ahmad Tohari.
Menilik dari segi tema, barangkali cerita yang diusung oleh Indarpati â" penulis novel ini â" tergolong sederhana. Atau bahkan cenderung klise. Tapi kekuatan bercerita sang penulis ini mampu mengubah situasi sederhana itu menjadi tidak biasa. Justru kesederhanaan cerita itulah yang membuat novel ini menjadi luar biasa. Ingat Seribu Kunang-Kunang di Manhattan-nya Umar Kayam? Bukankah perbincangan sederhana tentang masalah remeh temeh mampu menciptakan karya yang menawan?
Sisi kelam penyanyi dangdut memang sering ditemukan dalam berbagai kisah. Tapi hanya sedikit yang mampu membawanya ke ranah sastra secara memukau. Indarpati telah mengulik sisi hidup biduanita ini hingga mampu terapresiasi secara sastra tanpa terjebak pada visualisasi vulgar dan eksploitasi seksualitas yang berlebihan.
Berdasarkan pengakuan si penulis, dia memang tak mau ikut tren dengan genre pengarang wanita yang gemar mengulik sisi sensualitas kaumnya. Tengoklah penulis perempuan seperti Ayu Utami atau Djenar Maesa Ayu. Mereka begitu menyentak publik dengan visualisasi vulgar tentang kekelaminan.
Di sisi lain, Indar pun bukan pengarang yang mengusung nilai-nilai religiusitas dan keagamaan secara berlebihan meskipun latar belakang kepenulisannya berasal dari media Islam yang cukup kental. Bagi saya, dia mampu menempatkan diri pada posisi yang netral di garis tengah.
Jika dicermati, mungkin karena naluri kewanitaannya yang membuat cerita dalam novel ini lebih sarat konflik batin dibandingkan pertentangan nyata. Bagi pembaca yang gemar situasi thriller penuh ketegangan, pasti menganggap novel ini datar-datar saja. Adegan konflik hanya muncul sesekali dan yang paling menguras emosi adalah ketika Lintang dijual ibunya untuk âdiperkosaâ Kukuh. Selebihnya hanya adegan pertentangan biasa.
Tapi justru kekuatan si penulis terletak pada pemaparan batin para tokohnya. Konflik batin yang tergarap rapi dan rasional menjadi novel ini enak dinikmati. Apalagi sang penulis mampu menghadirkan barisan kata-kata indah yang tak biasa demi menggambarkan suasana hati sang tokoh seperti rangkaian kata berikut.
âMasih pantaskah bila asa itu kugantung jauh di langit tinggi⦠Ataukah berdamai dengan bumi dan cukuplah menjadi kunang-kunang di malam hari?â
Dalam novel seperti ini, ending memang menjadi sesuatu yang ditunggu oleh pembaca. Dan secara cerdik Indar mampu memberikan masing-masing tokoh garis nasib sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat. Tentunya tanpa terkesan menghakimi.
Cerita ini memang berakhir sesuai keinginan pembaca, tapi tidak terjebak ending ala Hollywood dengan kalimat klise, ââ¦dan mereka hidup berbahagia untuk selama-lamanyaâ¦Ã¢ Akhir novel ini tetaplah mencipta tanya yang harus diselesaikan pembaca.
Meski demikian, agak disayangkan bahwa novel ini tidak menggali beberapa sisi yang sebenarnya sangat menarik untuk ditampilkan. Bayangkan jika sang penulis mampu menggali lebih dalam sisi kehidupan supranatural sang ibu Lintang. Atau kehidupan kaum paranormal di kota Pati. Tentunya akan membuat karya ini jauh lebih hebat.
Memang, untuk itu dibutuhkan riset mendalam. Namun, hal seperti inilah yang membuat kita terkagum-kagum dengan Ayu Utami yang bisa menggambarkan detil kehidupan di rig penambangan minyak lepas pantai dalam novel fenomenalnya â" Saman. Atau dengan Romo Mangun yang memaparkan informasi lengkap tentang kehidupan anak-anak tangsi di Burung-Burung Manyar.
Apalagi setting cerita yang diambil Indar termasuk langka. Setahu saya, jarang sekali sastrawan yang bercerita dengan latar belakang kota Pati â" sebuah kabupaten kecil di pesisir utara Jawa. Tentunya, dengan kehidupan supranatural yang bisa berdampingan dengan kaum agamawan, ini bisa menjadi fenomena tersendiri.Â
Hal lainnya yang mungkin bisa dimaksimalkan adalah jika penulis dapat mengambil situasi nyata sebagai bagian cerita. Bercermin dari novel sastra seperti Tetralogi Pulau Buru-nya Paramoedya yang begitu kental membawa nafas pergerakan nasional hingga membuat kita berimajinasi bahwa novel tersebut adalah sebuah kisah nyata. Atau novel Larung-nya Ayu Utami yang menggambarkan aktivis-aktivis Partai Rakyat Demokratik yang diburu ABRI usai insiden 27 Juli 1996. Situasi riil inilah yang mampu menghidupkan suasana hingga si pembaca seolah begitu dekat dengan peristiwa novel itu.
Alangkah luar biasa jika Indar mampu memadukan kejadian di novel ini dengan peristiwa yang terjadi belakangan ini, seperti bencana Lapindo di Sidoarjo atau perburuan para teroris peledakan bom.
***
Indarpati atau Indarwati. Saya memanggilnya dengan sapaan Indar dan mengenalnya dua puluh satu tahun lampau ketika kami sama-sama bersekolah di SMP Negeri 3 Pati.
Indar yang saya kenal adalah seorang yang sederhana, punya keinginan keras, cerdas, dan tomboy. Saking tomboynya, pernah dalam suatu lomba matematika di Semarang, di mana saya satu regu dengannya, seorang ibu teman mengira dia cowok setelah melihat fotonya. âBud, kok foto kamu lebih âcewekâ dibanding dia,â selorohnya. Sialan!
Kehidupan sederhana memang sudah menjadi bagian hari-harinya. Dan ketertarikannya pada dunia menulis memang sudah terlihat sejak awal saya mengenalnya. Seingat saya, waktu itu dia pernah menyumbangkan beberapa buah cerita pendek di Majalah Dinding kelas yang saat itu kami kelola. Sungguh, saya bersyukur karena saat ini dia bisa eksis di dunia kepenulisan, sementara saya justru memilih dunia IT sebagai pilihan hidup.
Kekerasan lingkungan memang telah membantuk karakter Indar. Di novel ini saya begitu terkesan dengan beberapa pemikiran kesetaraan gender yang dikemukakannya. Tampak dia masih konsisten dengan berbagai pemikiran emansipasi. Saya masih ingat ketika dia begitu benci dipanggil ândukâ oleh ayah seorang teman yang terkesan merendahkan.
Tak lepas, dalam novel ini beberapa pemikiran feminis memang menyeruak begitu nyata. Terlihat di halaman 243, saat dia mengemukakan sebuah paragraf pembelaan kaum wanita. âAdalah benar Hawa yang merayu menikmati khuldi. Namun jikalau Adam sebagai lelaki teguh dalam perintah Tuhan, mereka takkan terusir dari Surga selamanya. Namun rupanya kaumnya (kaum lelaki) sangat bebal. Tak mampu berkaca pada sejarah dan mengambil saripatinya. Bahkan mengulang kesalahan sama.â
Ya, inilah sebuah jawaban ditengah dominasi dunia yang begitu maskulin.
Indarpati. Barangkali adalah nama baru dalam jagat penulisan novel. Tapi sumbangan karya ini memang sangat berarti, terutama bagi pembaca yang pernah merasakan dan merindukan atmosfer Pati. Atau paling tidak, Anda yang ingin menyambangi kota kecil di pesisir utara Jawa Tengah.
Rasakanlah aroma kemaraunya, panas siangnya, dan geletar nadi kehidupan warganya. Cobalah susuri jalan protokolnya dan hiruplah keramaian alun-alunnyaâ¦
Ah, mendadak saya jadi rindu untuk pulang lebaran ini.
***
Judul Buku : Lintang Gumebyar
Pengarang : Indarpati
Penerbit : Masmedia Buana Pustaka
Tahun : 2009
***
Indarwati
penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
curhatan http://lembarkertas.multiply. com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com
- 10b.
-
Re: (Resensi) Lintang Gumebyar; Catatan Kelam Sang Bintang Goyang
Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Wed Aug 19, 2009 9:23 pm (PDT)
wah, reviewnya bagus!
detil lain dr buku ini adl, bhw mbak indar sering menulis rangkaian kalimat dlm 1 paragraf secara berima. susah lho, milih kalimat yg endingnya berima, tapi 'feel'nya tetep masuk.
selamat ya mbak! :)
salam,
-retno-
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Indarwati Indarpati <patisayang@com ...> wrote:
>
> Copas dari blog sobat lama. Tautannya di http://budhikw.wordpress. com/2009/ 08/16/catatan- kelam-sang- bintang-goyang/
>
> Catatan Kelam Sang Bintang Goyang
>
> Siapa tak kenal Lintang?
>
> Pesonanya mampu membius ribuan laki-laki yang dimabuk alunan suaranya. Bintang panggung yang masih duduk kelas dua SMA itu mampu meraup banyak perhatian. Bukan dengan goyangan seronoknya. Juga tidak dengan senyum dan kerling mata menggoda. Magnet itu muncul lantaran gayanya yang lebih sopan dan goyang yang sewajarnya. Aura bernama keluguan dan kemudaan itulah yang menjadiakan dia begitu bersinar di tengah aroma mesum penyanyi lainnya.
>
> Tak heran magnet itu telah menyedot seorang laki-laki beristri untuk melamar Lintang. Kukuh, laki-laki itu, yang seorang pecundang dan hidup dalam bayang-bayang harta isterinya berniat meminang si ratu pentas dengan beragam alasan. Apa daya, Lintang menolak pinangan itu. Tapi seperti namanya, laki-laki itu tetap bersikukuh ingin mendapatkannya.
>
> Bantuan yang menjadi awal bencana muncul dari ibu kandung Lintang. Wanita yang sangat materialistis dan begitu percaya dengan dunia klenik itu berniat menjual anaknya untuk disetubuhi Kukuh dalam kondisi tidak sadar. Dengan harapan setelah diperkosa, Lintang akan hamil dan kemudian dia tidak mempunyai pilihan lagi selain menerima pinangan Kukuh yang datang laksana juru selamat.
>
> Awalnya, skenario yang dirancang memang berjalan mulus. Namun, muncullah isteri Kukuh yang kemudian merusak rencana indah mereka. Ya persengkokolan yang terbongkar itu benar-benar menghancurkan hati Lintang. Dia kabur dan terlunta-lunta saat hamil tua.
>
> ***
>
> Inilah penggalan novel Lintang Gumebyar yang menggambarkan kehidupan marjinal dari sang bintang dangdut. Novel ini dimulai dengan adegan panggung yang panas hingga menyisakan fragmen nyata seusai pentas.Â
>
> Simaklah paparan si penulis yang laksana reporter melaporkan pandangan mata dari balik layar usai pentas berlangsung. Tentang penyanyi yang berganti baju, kru yang sibuk menata alat musiknya, pedagang malam yang asyik menghitung rezeki, dan penonton yang mulai bubar, sebagian masih tergolek di rumput basah lantaran mabuk.
>
> Sangat menawan pengambarannya. Mengingatkan saya pada adegan di balik tobong-nya Bre Redana dalam Urban Sensation. Atau malah mengingatkan pada masa lalu ketika saya sering nonton dangdutan bersama teman-teman di lapangan Brimob atau Pragola Pati. Demikian juga gemulai dan pesona Lintang mendadak mengingatkan saya pada tokoh ronggeng Srintil yang dilukiskan begitu nyata oleh Ahmad Tohari.
>
> Menilik dari segi tema, barangkali cerita yang diusung oleh Indarpati â" penulis novel ini â" tergolong sederhana. Atau bahkan cenderung klise. Tapi kekuatan bercerita sang penulis ini mampu mengubah situasi sederhana itu menjadi tidak biasa. Justru kesederhanaan cerita itulah yang membuat novel ini menjadi luar biasa. Ingat Seribu Kunang-Kunang di Manhattan-nya Umar Kayam? Bukankah perbincangan sederhana tentang masalah remeh temeh mampu menciptakan karya yang menawan?
>
> Sisi kelam penyanyi dangdut memang sering ditemukan dalam berbagai kisah. Tapi hanya sedikit yang mampu membawanya ke ranah sastra secara memukau. Indarpati telah mengulik sisi hidup biduanita ini hingga mampu terapresiasi secara sastra tanpa terjebak pada visualisasi vulgar dan eksploitasi seksualitas yang berlebihan.
>
> Berdasarkan pengakuan si penulis, dia memang tak mau ikut tren dengan genre pengarang wanita yang gemar mengulik sisi sensualitas kaumnya. Tengoklah penulis perempuan seperti Ayu Utami atau Djenar Maesa Ayu. Mereka begitu menyentak publik dengan visualisasi vulgar tentang kekelaminan.
>
> Di sisi lain, Indar pun bukan pengarang yang mengusung nilai-nilai religiusitas dan keagamaan secara berlebihan meskipun latar belakang kepenulisannya berasal dari media Islam yang cukup kental. Bagi saya, dia mampu menempatkan diri pada posisi yang netral di garis tengah.
>
> Jika dicermati, mungkin karena naluri kewanitaannya yang membuat cerita dalam novel ini lebih sarat konflik batin dibandingkan pertentangan nyata. Bagi pembaca yang gemar situasi thriller penuh ketegangan, pasti menganggap novel ini datar-datar saja. Adegan konflik hanya muncul sesekali dan yang paling menguras emosi adalah ketika Lintang dijual ibunya untuk âdiperkosaâ Kukuh. Selebihnya hanya adegan pertentangan biasa.
>
> Tapi justru kekuatan si penulis terletak pada pemaparan batin para tokohnya. Konflik batin yang tergarap rapi dan rasional menjadi novel ini enak dinikmati. Apalagi sang penulis mampu menghadirkan barisan kata-kata indah yang tak biasa demi menggambarkan suasana hati sang tokoh seperti rangkaian kata berikut.
>
> âMasih pantaskah bila asa itu kugantung jauh di langit tinggi⦠Ataukah berdamai dengan bumi dan cukuplah menjadi kunang-kunang di malam hari?â
>
> Dalam novel seperti ini, ending memang menjadi sesuatu yang ditunggu oleh pembaca. Dan secara cerdik Indar mampu memberikan masing-masing tokoh garis nasib sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat. Tentunya tanpa terkesan menghakimi.
>
> Cerita ini memang berakhir sesuai keinginan pembaca, tapi tidak terjebak ending ala Hollywood dengan kalimat klise, ââ¦dan mereka hidup berbahagia untuk selama-lamanyaâ¦Ã¢ Akhir novel ini tetaplah mencipta tanya yang harus diselesaikan pembaca.
>
> Meski demikian, agak disayangkan bahwa novel ini tidak menggali beberapa sisi yang sebenarnya sangat menarik untuk ditampilkan. Bayangkan jika sang penulis mampu menggali lebih dalam sisi kehidupan supranatural sang ibu Lintang. Atau kehidupan kaum paranormal di kota Pati. Tentunya akan membuat karya ini jauh lebih hebat.
>
> Memang, untuk itu dibutuhkan riset mendalam. Namun, hal seperti inilah yang membuat kita terkagum-kagum dengan Ayu Utami yang bisa menggambarkan detil kehidupan di rig penambangan minyak lepas pantai dalam novel fenomenalnya â" Saman. Atau dengan Romo Mangun yang memaparkan informasi lengkap tentang kehidupan anak-anak tangsi di Burung-Burung Manyar.
>
> Apalagi setting cerita yang diambil Indar termasuk langka. Setahu saya, jarang sekali sastrawan yang bercerita dengan latar belakang kota Pati â" sebuah kabupaten kecil di pesisir utara Jawa. Tentunya, dengan kehidupan supranatural yang bisa berdampingan dengan kaum agamawan, ini bisa menjadi fenomena tersendiri.Â
>
> Hal lainnya yang mungkin bisa dimaksimalkan adalah jika penulis dapat mengambil situasi nyata sebagai bagian cerita. Bercermin dari novel sastra seperti Tetralogi Pulau Buru-nya Paramoedya yang begitu kental membawa nafas pergerakan nasional hingga membuat kita berimajinasi bahwa novel tersebut adalah sebuah kisah nyata. Atau novel Larung-nya Ayu Utami yang menggambarkan aktivis-aktivis Partai Rakyat Demokratik yang diburu ABRI usai insiden 27 Juli 1996. Situasi riil inilah yang mampu menghidupkan suasana hingga si pembaca seolah begitu dekat dengan peristiwa novel itu.
>
> Alangkah luar biasa jika Indar mampu memadukan kejadian di novel ini dengan peristiwa yang terjadi belakangan ini, seperti bencana Lapindo di Sidoarjo atau perburuan para teroris peledakan bom.
>
> ***
>
> Indarpati atau Indarwati. Saya memanggilnya dengan sapaan Indar dan mengenalnya dua puluh satu tahun lampau ketika kami sama-sama bersekolah di SMP Negeri 3 Pati.
>
> Indar yang saya kenal adalah seorang yang sederhana, punya keinginan keras, cerdas, dan tomboy. Saking tomboynya, pernah dalam suatu lomba matematika di Semarang, di mana saya satu regu dengannya, seorang ibu teman mengira dia cowok setelah melihat fotonya. âBud, kok foto kamu lebih âcewekâ dibanding dia,â selorohnya. Sialan!
>
> Kehidupan sederhana memang sudah menjadi bagian hari-harinya. Dan ketertarikannya pada dunia menulis memang sudah terlihat sejak awal saya mengenalnya. Seingat saya, waktu itu dia pernah menyumbangkan beberapa buah cerita pendek di Majalah Dinding kelas yang saat itu kami kelola. Sungguh, saya bersyukur karena saat ini dia bisa eksis di dunia kepenulisan, sementara saya justru memilih dunia IT sebagai pilihan hidup.
>
> Kekerasan lingkungan memang telah membantuk karakter Indar. Di novel ini saya begitu terkesan dengan beberapa pemikiran kesetaraan gender yang dikemukakannya. Tampak dia masih konsisten dengan berbagai pemikiran emansipasi. Saya masih ingat ketika dia begitu benci dipanggil ândukâ oleh ayah seorang teman yang terkesan merendahkan.
>
> Tak lepas, dalam novel ini beberapa pemikiran feminis memang menyeruak begitu nyata. Terlihat di halaman 243, saat dia mengemukakan sebuah paragraf pembelaan kaum wanita. âAdalah benar Hawa yang merayu menikmati khuldi. Namun jikalau Adam sebagai lelaki teguh dalam perintah Tuhan, mereka takkan terusir dari Surga selamanya. Namun rupanya kaumnya (kaum lelaki) sangat bebal. Tak mampu berkaca pada sejarah dan mengambil saripatinya. Bahkan mengulang kesalahan sama.â
>
> Ya, inilah sebuah jawaban ditengah dominasi dunia yang begitu maskulin.
>
> Indarpati. Barangkali adalah nama baru dalam jagat penulisan novel. Tapi sumbangan karya ini memang sangat berarti, terutama bagi pembaca yang pernah merasakan dan merindukan atmosfer Pati. Atau paling tidak, Anda yang ingin menyambangi kota kecil di pesisir utara Jawa Tengah.
>
> Rasakanlah aroma kemaraunya, panas siangnya, dan geletar nadi kehidupan warganya. Cobalah susuri jalan protokolnya dan hiruplah keramaian alun-alunnyaâ¦
>
> Ah, mendadak saya jadi rindu untuk pulang lebaran ini.
>
>
> ***
>
> Judul Buku : Lintang Gumebyar
>
> Pengarang : Indarpati
>
> Penerbit : Masmedia Buana Pustaka
>
> Tahun : 2009
>
> ***
>
> Indarwati
> penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
> curhatan http://lembarkertas.multiply. com
> kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
> FB: indar7510@...
>
- 11a.
-
(Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Keempat
Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com patisayang
Wed Aug 19, 2009 9:00 pm (PDT)
10
Juli 2005
âSempurnaâ
sudah kita berumah tangga. Seperti yang pernah kuirikan pada tetanggaku, dia
mengiringi kepergian suaminya bekerja di pagi hari, maka itu yang kulakukan
sekarang. Dia menyambut kepulangannya di sore hari, itu pula yang kulakukan.
Hanya, satu hal yang kurindukan, menjadi diri sendiri. Aku bukanlah perempuan
rumahan yang hanya bisa menjadi ibu rumah tangga. I must up to something. Lalu terdamparlah aku di dunia kata-kata
(yang dari dulu sudah kutaksir habis) dan terceburlah aku di komunitas menulis.
Â
Hanya
beberapa bulan kita berkumpul, kau harus pergi. Tak main-main, ribuan kilometer
jauhnya, ke Skotlandia. Meski berat, semua harus diterima. Demi masa depan
kita, demi anak-anak kita.
Â
Sahabat,
sepulangnya kau dari sana, rasanya semua manis
terasa. Kita punya cukup uang untuk membayar DP rumah idaman kita. Lalu membeli
yang lain-lain.
Tapi,
sebelumnya, aku ingin menceritakan penggalan-penggalan kecil yang manis namun
ada juga yang mendebarkan.
Â
20
Juli 2005,
Sepuluh
hari setelah kepindahan kita, masih belum tahu jalan aku pergi juga ke toko
kembang. Kubeli sebuah rangkaian, lalu kukirimkan ke kantormu yang seketika
membuatmu bersemu malu. Kiriman bunga ucapan selamat ulang tahun itu
menggemparkan kantormu. Baru sekarang ada istri yang âgilaâ mengirimi suaminya
bunga. Mereka tak tahu bahwa aku sebenarnya sangat romantis dan berapa lama
kita terpisah selama enam tahun pernikahan kita.
Â
Akhir
Juli 2006
Kejutan
telah menantimu sepulang dari Aberdeen. Istrimu yang sok tahu
dan gemar memberi kejutan ternyata harus terkejut ketika pintu kepulangan di
bandara tak sesuai perkiraan. Jadilah dia kembali pulang ke Pondok Kelapa tanpa
dirimu, yang sudah menunggu satu jam lebih di rumah. Tapi setidaknya, kau pasti
terkejut menemukan rumah dihias dengan kertas krem dan balon-balon menyambut
kepulanganmu. Di kamar, berbeda dengan yang di ruang tamu âWelcome Homeâ, ada tulisan âHappy
Birthday Papaâ yang kami kerjakan berdua.
Â
Belum
cukup kejutan untukmu hari ini, saat berangkat tidur, black forest menyapamu,
memaksamu untuk bangun kembali. Kita rayakan ulang tahunmu meski telah lewat,
yang beberapa hari sebelumnya hanya mampu kusuguhi kado puisi
Â
Andai Kau di Jakarta
Saat Ini
Â
Andai kau di Jakarta
saat ini,
       Takkan kurangkai sebaitpun puisi
        Karena peluk ciumku di pagi hari kan mewarnai
       Saat matamu belum sempurna terbuka,
       Saat doamu belum mulai kau baca.
Â
Andai kau di Jakarta
saat ini,
Kan kukirim selusin kembang ke kantormu lagi.
Biar teman-temanmu
bertanya iri,
Sedang wajahmu bersemu
merah dadu
Begitu membaca kartu
ulang tahun dari istrimu
Â
Andai kau di Jakarta
saat ini,
Kuyakinkan oseng taoge
dan sambal pindang tersaji
Tanpa sayur kuah,
daging atau ayam kentucki
Karna kutahu hanya itu
kesukaanmu
Karna kutahu, kau tak
mau membebaniku.
Â
Andai kau di Jakarta
saat ini,
Takkan kujelajahi dunia
maya tiap pagi
Menembus batas wilayah
negeri
Tuk menguntai cerita
dalam ruang waktu beda
Tuk mengabarkan kami
baik-baik saja
Â
Meski ada gempa
Meski kerinduan begitu
meraja,
Menelusup di setiap
relung dada, menggelegak, mendesakâ¦
Menemukan sebentuk
cinta persuamiistrian, persahabatan
Â
Meski kau tak di
Jakarta saat ini,
Aku masih bisa memohon
pada-Nya
Segala kebaikan dan
keberkahan di kepala tiga usia kita.
Â
Duren Sawit, 200607
Untukmu yang kuberjanji
setia kembali
Â
Â
Dua
minggu di rumah, engkau harus berangkat lagi. Sayangnya, sesampainya di Bandara
Heathrow, kau harus tertahan. Ancaman bom itu membuat segalanya berantakan.
Untungnya, kau mendapat hotel lalu bisa meneruskan ke Aberdeen secepatnya dan kopermu
yang sempat hilang bisa ditemukan.
Â
Juli
2007
Setelah
perjalanan panjang antara keraguan dan keinginan, kita akhirnya memutuskan
untuk membeli rumah segera. Senyampang Ais waktunya masuk sekolah dasar, agar
kita bisa segera bergerak ke rencana-rencana berikutnya.
Perjalanan
yang tak mudah untuk menemukan âjodohâ kita. Dan ketika akhirnya kita
menemukannya, dua minggu masa menunggu penuh ketidakpastian itu membayang.
âBagaimana jikaâ, pertanyaan yang selalu bergema di kepala dan lingkungan
âpengungsianâ yang tak ramah membuat migrenku kembali datang. Alhamdulillah,
semua akhirnya dimudahkan-Nya.
Â
Tak
hanya rumah baru itu, kita juga segera mendapat anggota keluarga baru. Testpackku
kembali bergaris dua. Kali ini lebih nyata, tak seperti dua sebelumnya. Trauma
masih membayang senantiasa. Dan itu mau tak mau membuatku lebih hati-hati
menyikapi segala sesuatunya, termasuk memutuskan untuk tak pulang Lebaran tahun
itu.
Â
23
Mei 2008
Meski
dengan cara yang sebenarnya tak ingin kutempuh, si kecil lahir juga. Jam 16.10
dia menyapa dunia untuk pertama kalinya setelah melalui operasi Caesar. Jika
tak dipantau dengan alat CTG, kita mungkin akan kehilangan dia, bayi cantik
yang kemudian kitaâ"tepatnya akuâ"beri nama Yasmina Jaladri Hilmy.
Â
Sayangku,
sahabatku, saat kutulis ini jam menunjukkan pukul 2.30 dinihari tanggal 18
Agustus 2009. satu hari lagi, tepat sepuluh tahun usia pernikahan kita. Tak
terhitung pelajaran kehidupan yang kita alami dan rasakan bersama. Tak
terhitung juga rencana yang hendak kita wujudkan ke depan. Tentang anak-anak,
tentang semuanya.
Â
Sahabatku,
aku ingin kita ditakdirkan tetap bersama hingga menyaksikan anak-anak kita
dewasa, menikah, dan membawakan kita cucu-cucu yang cantik dan ganteng, yang
soleh dan solehah.
Â
Kekasihku,
aku ingin selalu menemani dan kau temani mengarungi kehidupan ini hingga ajal
menjemput kita. Dan jika boleh meminta, biar aku dulu yang dipanggil-Nya. Aku
merasa takkan mampu hidup tanpamu.
Suamiku,
terlepas dari semua kekuranganmu, kau adalah kelebihan-kelebihan yang tak ada
pada diriku.
Â
Menapak
jejak perjalanan kita ke belakang, sungguh aku bersyukur ditakdirkan bersamamu,
lelaki penyabar, peredam gejolak liar seorang perempuan bernama Indar yang tak
pernah padam.
Â
Lelakiku,
apalagi yang pantas aku pinta pada-Nya jika kau telah menggenapiku sedemikian
rupa.
Â
Kekasihku,
entah mengapa, tiap hari aku semakin jatuh hati.
Apakah
ini karena aku telah begitu terikat secara financial padamu? Ataukah karena
cinta romantis dan idealis kita telah menemukan bentuknya yang lebih kompleks
hingga berjalin berkelindan?
Â
Suamiku,
sahabatku, cintaku,
Ingatkah
malam-malam yang kita habiskan dengan nyangkruk
di pembaringan?
Sembari
berbagi kehangatan kita menoleh ke belakang, menatap ke depan, menertawakan
hal-hal menggelikan, lalu terdiam oleh luka yang tertoreh sengaja ataupun tidak
dalam perjalanan satu dasa warsa pernikahan kita.
Â
Andai
tak ingat kau harus me-routing pipa
esok harinya, ingin rasanya dua hari sekali kulakukan itu bersamamu.
Â
Suamiku,
sahabatku, kekasihku,
Maafkan
segala ketidaksempurnaanku.
Terimakasih
untuk segala pemahamanmu atasku.
Â
Suamiku,
sahabatku, kekasihku,
Mari
kitar putar film harapan sebelum tidur,
Bahwa
kita akan tetap bersama hingga tua, mengamati anak cucu kita bertumbuh menjadi
hamba-Nya yang lebih mencintai dan dicintai-Nya.
Dan
bahwa pada akhirnya, di akhirat kita akan kembali bersama,
Di
surga-Nya.
Â
Tanah Baru, 18 Agustus
2009 02.53
Sehari menjelang
sepuluh tahun pernikahan kami.
Indarwati
penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
curhatan http://lembarkertas.multiply. com
kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
FB: indar7510@yahoo.com
- 11b.
-
Re: (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Keempat
Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Wed Aug 19, 2009 9:07 pm (PDT)
nah, jadi lengkap deh, bacanya :)
makasih banyak utk berbagi mbak.
semoga pernikahan mbak indar selalu diridhoi dan diberkahi Allah ya, amiin
ps: btw, ngasi bunga nggak 'gila' kok. aku juga pernah melakukannya. dateng ke rawa belong, milih sendiri, nungguin dibuket :). trus dipajang sm masku smp kering deh, hehehe :)
-retno-
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Indarwati Indarpati <patisayang@com ...> wrote:
>
>
>
>
>
> 10
> Juli 2005
>
> âSempurnaâ
> sudah kita berumah tangga. Seperti yang pernah kuirikan pada tetanggaku, dia
> mengiringi kepergian suaminya bekerja di pagi hari, maka itu yang kulakukan
> sekarang. Dia menyambut kepulangannya di sore hari, itu pula yang kulakukan.
> Hanya, satu hal yang kurindukan, menjadi diri sendiri. Aku bukanlah perempuan
> rumahan yang hanya bisa menjadi ibu rumah tangga. I must up to something. Lalu terdamparlah aku di dunia kata-kata
> (yang dari dulu sudah kutaksir habis) dan terceburlah aku di komunitas menulis.
>
> Â
>
> Hanya
> beberapa bulan kita berkumpul, kau harus pergi. Tak main-main, ribuan kilometer
> jauhnya, ke Skotlandia. Meski berat, semua harus diterima. Demi masa depan
> kita, demi anak-anak kita.
>
> Â
>
> Sahabat,
> sepulangnya kau dari sana, rasanya semua manis
> terasa. Kita punya cukup uang untuk membayar DP rumah idaman kita. Lalu membeli
> yang lain-lain.
>
> Tapi,
> sebelumnya, aku ingin menceritakan penggalan-penggalan kecil yang manis namun
> ada juga yang mendebarkan.
>
> Â
>
> 20
> Juli 2005,
>
> Sepuluh
> hari setelah kepindahan kita, masih belum tahu jalan aku pergi juga ke toko
> kembang. Kubeli sebuah rangkaian, lalu kukirimkan ke kantormu yang seketika
> membuatmu bersemu malu. Kiriman bunga ucapan selamat ulang tahun itu
> menggemparkan kantormu. Baru sekarang ada istri yang âgilaâ mengirimi suaminya
> bunga. Mereka tak tahu bahwa aku sebenarnya sangat romantis dan berapa lama
> kita terpisah selama enam tahun pernikahan kita.
>
> Â
>
> Akhir
> Juli 2006
>
> Kejutan
> telah menantimu sepulang dari Aberdeen. Istrimu yang sok tahu
> dan gemar memberi kejutan ternyata harus terkejut ketika pintu kepulangan di
> bandara tak sesuai perkiraan. Jadilah dia kembali pulang ke Pondok Kelapa tanpa
> dirimu, yang sudah menunggu satu jam lebih di rumah. Tapi setidaknya, kau pasti
> terkejut menemukan rumah dihias dengan kertas krem dan balon-balon menyambut
> kepulanganmu. Di kamar, berbeda dengan yang di ruang tamu âWelcome Homeâ, ada tulisan âHappy
> Birthday Papaâ yang kami kerjakan berdua.
>
> Â
>
> Belum
> cukup kejutan untukmu hari ini, saat berangkat tidur, black forest menyapamu,
> memaksamu untuk bangun kembali. Kita rayakan ulang tahunmu meski telah lewat,
> yang beberapa hari sebelumnya hanya mampu kusuguhi kado puisi
>
> Â
>
> Andai Kau di Jakarta
> Saat Ini
>
> Â
>
> Andai kau di Jakarta
> saat ini,
>
> Â Â Â Â Â Â Â Takkan kurangkai sebaitpun puisi
>
> Â Â Â Â Â Â Â Â Karena peluk ciumku di pagi hari kan mewarnai
>
> Â Â Â Â Â Â Â Saat matamu belum sempurna terbuka,
>
> Â Â Â Â Â Â Â Saat doamu belum mulai kau baca.
>
> Â
>
> Andai kau di Jakarta
> saat ini,
>
> Kan kukirim selusin kembang ke kantormu lagi.
>
> Biar teman-temanmu
> bertanya iri,
>
> Sedang wajahmu bersemu
> merah dadu
>
> Begitu membaca kartu
> ulang tahun dari istrimu
>
> Â
>
> Andai kau di Jakarta
> saat ini,
>
> Kuyakinkan oseng taoge
> dan sambal pindang tersaji
>
> Tanpa sayur kuah,
> daging atau ayam kentucki
>
> Karna kutahu hanya itu
> kesukaanmu
>
> Karna kutahu, kau tak
> mau membebaniku.
>
> Â
>
> Andai kau di Jakarta
> saat ini,
>
> Takkan kujelajahi dunia
> maya tiap pagi
>
> Menembus batas wilayah
> negeri
>
> Tuk menguntai cerita
> dalam ruang waktu beda
>
> Tuk mengabarkan kami
> baik-baik saja
>
> Â
>
> Meski ada gempa
>
> Meski kerinduan begitu
> meraja,
>
> Menelusup di setiap
> relung dada, menggelegak, mendesakâ¦
>
> Menemukan sebentuk
> cinta persuamiistrian, persahabatan
>
> Â
>
> Meski kau tak di
> Jakarta saat ini,
>
> Aku masih bisa memohon
> pada-Nya
>
> Segala kebaikan dan
> keberkahan di kepala tiga usia kita.
>
> Â
>
> Duren Sawit, 200607
>
> Untukmu yang kuberjanji
> setia kembali
>
> Â
>
> Â
>
> Dua
> minggu di rumah, engkau harus berangkat lagi. Sayangnya, sesampainya di Bandara
> Heathrow, kau harus tertahan. Ancaman bom itu membuat segalanya berantakan.
> Untungnya, kau mendapat hotel lalu bisa meneruskan ke Aberdeen secepatnya dan kopermu
> yang sempat hilang bisa ditemukan.
>
> Â
>
> Juli
> 2007
>
> Setelah
> perjalanan panjang antara keraguan dan keinginan, kita akhirnya memutuskan
> untuk membeli rumah segera. Senyampang Ais waktunya masuk sekolah dasar, agar
> kita bisa segera bergerak ke rencana-rencana berikutnya.
>
> Perjalanan
> yang tak mudah untuk menemukan âjodohâ kita. Dan ketika akhirnya kita
> menemukannya, dua minggu masa menunggu penuh ketidakpastian itu membayang.
> âBagaimana jikaâ, pertanyaan yang selalu bergema di kepala dan lingkungan
> âpengungsianâ yang tak ramah membuat migrenku kembali datang. Alhamdulillah,
> semua akhirnya dimudahkan-Nya.
>
> Â
>
> Tak
> hanya rumah baru itu, kita juga segera mendapat anggota keluarga baru. Testpackku
> kembali bergaris dua. Kali ini lebih nyata, tak seperti dua sebelumnya. Trauma
> masih membayang senantiasa. Dan itu mau tak mau membuatku lebih hati-hati
> menyikapi segala sesuatunya, termasuk memutuskan untuk tak pulang Lebaran tahun
> itu.
>
> Â
>
> 23
> Mei 2008
>
> Meski
> dengan cara yang sebenarnya tak ingin kutempuh, si kecil lahir juga. Jam 16.10
> dia menyapa dunia untuk pertama kalinya setelah melalui operasi Caesar. Jika
> tak dipantau dengan alat CTG, kita mungkin akan kehilangan dia, bayi cantik
> yang kemudian kitaâ"tepatnya akuâ"beri nama Yasmina Jaladri Hilmy.
>
> Â
>
> Sayangku,
> sahabatku, saat kutulis ini jam menunjukkan pukul 2.30 dinihari tanggal 18
> Agustus 2009. satu hari lagi, tepat sepuluh tahun usia pernikahan kita. Tak
> terhitung pelajaran kehidupan yang kita alami dan rasakan bersama. Tak
> terhitung juga rencana yang hendak kita wujudkan ke depan. Tentang anak-anak,
> tentang semuanya.
>
> Â
>
> Sahabatku,
> aku ingin kita ditakdirkan tetap bersama hingga menyaksikan anak-anak kita
> dewasa, menikah, dan membawakan kita cucu-cucu yang cantik dan ganteng, yang
> soleh dan solehah.
>
> Â
>
> Kekasihku,
> aku ingin selalu menemani dan kau temani mengarungi kehidupan ini hingga ajal
> menjemput kita. Dan jika boleh meminta, biar aku dulu yang dipanggil-Nya. Aku
> merasa takkan mampu hidup tanpamu.
>
> Suamiku,
> terlepas dari semua kekuranganmu, kau adalah kelebihan-kelebihan yang tak ada
> pada diriku.
>
> Â
>
> Menapak
> jejak perjalanan kita ke belakang, sungguh aku bersyukur ditakdirkan bersamamu,
> lelaki penyabar, peredam gejolak liar seorang perempuan bernama Indar yang tak
> pernah padam.
>
> Â
>
> Lelakiku,
> apalagi yang pantas aku pinta pada-Nya jika kau telah menggenapiku sedemikian
> rupa.
>
> Â
>
> Kekasihku,
> entah mengapa, tiap hari aku semakin jatuh hati.
>
> Apakah
> ini karena aku telah begitu terikat secara financial padamu? Ataukah karena
> cinta romantis dan idealis kita telah menemukan bentuknya yang lebih kompleks
> hingga berjalin berkelindan?
>
> Â
>
> Suamiku,
> sahabatku, cintaku,
>
> Ingatkah
> malam-malam yang kita habiskan dengan nyangkruk
> di pembaringan?
>
> Sembari
> berbagi kehangatan kita menoleh ke belakang, menatap ke depan, menertawakan
> hal-hal menggelikan, lalu terdiam oleh luka yang tertoreh sengaja ataupun tidak
> dalam perjalanan satu dasa warsa pernikahan kita.
>
> Â
>
> Andai
> tak ingat kau harus me-routing pipa
> esok harinya, ingin rasanya dua hari sekali kulakukan itu bersamamu.
>
> Â
>
> Suamiku,
> sahabatku, kekasihku,
>
> Maafkan
> segala ketidaksempurnaanku.
>
> Terimakasih
> untuk segala pemahamanmu atasku.
>
> Â
>
> Suamiku,
> sahabatku, kekasihku,
>
> Mari
> kitar putar film harapan sebelum tidur,
>
> Bahwa
> kita akan tetap bersama hingga tua, mengamati anak cucu kita bertumbuh menjadi
> hamba-Nya yang lebih mencintai dan dicintai-Nya.
>
> Dan
> bahwa pada akhirnya, di akhirat kita akan kembali bersama,
>
> Di
> surga-Nya.
>
> Â
>
> Tanah Baru, 18 Agustus
> 2009 02.53
>
> Sehari menjelang
> sepuluh tahun pernikahan kami.
>
>
>
> Indarwati
> penulis novel Lintang Gumebyar dan editor lepas plus irt
> curhatan http://lembarkertas.multiply. com
> kreasi tangan http://www.kedaicraft.com
> FB: indar7510@...
>
- 11c.
-
Re: (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Keempat
Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com patisayang
Wed Aug 19, 2009 9:38 pm (PDT)
Sama-sama Jeng. Yap, untuk orang 'gila' seperti kita mungkin tidak. Tapi buat mereka yang menganggap hubungan persuami-istrian adalah hal wajar, tak perlu dirayakan, disyukuri dengan cara sedikit beda, akan dianggap gila. Tapi asli, kata suamiku bosnya jadi penasaran pengin ketemu sama istri karyawannya yang romantis abis ini. hehe... Kesentil juga dia sebagai bos dan suami.
Amin, doanya. Thanks a lot.
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "punya_retno" <punya_retno@com ...> wrote:
>
> nah, jadi lengkap deh, bacanya :)
> makasih banyak utk berbagi mbak.
> semoga pernikahan mbak indar selalu diridhoi dan diberkahi Allah ya, amiin
>
> ps: btw, ngasi bunga nggak 'gila' kok. aku juga pernah melakukannya. dateng ke rawa belong, milih sendiri, nungguin dibuket :). trus dipajang sm masku smp kering deh, hehehe :)
>
> -retno-
>
>
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Indarwati Indarpati <patisayang@com > wrote:
> >
> >
> >
> >
> >
> > 10
> > Juli 2005
> >
> > âSempurnaâ
> > sudah kita berumah tangga. Seperti yang pernah kuirikan pada tetanggaku, dia
> > mengiringi kepergian suaminya bekerja di pagi hari, maka itu yang kulakukan
> > sekarang. Dia menyambut kepulangannya di sore hari, itu pula yang kulakukan.
> > Hanya, satu hal yang kurindukan, menjadi diri sendiri. Aku bukanlah perempuan
> > rumahan yang hanya bisa menjadi ibu rumah tangga. I must up to something. Lalu terdamparlah aku di dunia kata-kata
> > (yang dari dulu sudah kutaksir habis) dan terceburlah aku di komunitas menulis.
> >
> > Â
> >
- 11d.
-
Re: (Catcil) Mengeja Satu Dasa Warsa; Keping Keempat
Posted by: "dayat, cendana2000" dayat_xxx@yahoo.com dayat_xxx
Wed Aug 19, 2009 11:30 pm (PDT)
tulisan yang bikin merinding euy...
*sembari bertanya2..kapan ya aku bisa memulai melakonkan episode itu
Best regards,
PT. Cendana Teknika Utama
JL. Soekarno Hatta Blok NR24-25 Malang
Phone : 0341-496497 / 085649885526
Fax : 0341-408657
mail: hidayat@cendana2000.com
New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/
- 12.
-
Seandainya Tak Ada Ramadan
Posted by: "Rubina zalfa" rubina_zalfa@yahoo.com rubina_zalfa
Wed Aug 19, 2009 9:32 pm (PDT)
Seandainya Tak Ada Ramadan
Sungguh Maha Suci Allah yang telah menyediakan satu bulan yang istimewa
yaitu bulan Ramadhan. Bulan penuh kasih sayang, bertabur rahmat, bulan
dikabulkannya segala doa dan bulan penuh pengampunan hingga Allah swt
menjanjikan bagi mereka yang amalannya puasa Ramadhannya diterima, maka
akan kembali lahir sebagai manusia yang bersih dan suci dari dosa.
Tak heran jika memasuki bulan Ramadhan kita semua jadi terkesan
"mendadak salih." Yang biasanya jarang baca al-Quran jadi rajin membaca
al-Quran, yang biasanya jarang ke masjid jadi rajin ke masjid, yang
biasanya tidak pernah mengerjakan sholat-sholat sunnah jadi rajin
menunaikannya, yang biasanya malas mendengarkan kajian agama jadi rajin
mendengarkan ceramah. Tak ketinggalan stasiun televisi dan radio yang
berlomba-lomba menayangkan berbagai program Ramadhan. Nuansa
relijiusnya jadi lebih terasa.
Tentu saja perubahan ini merupakan perubahan yang menggembirakan,
apalagi jika perubahan itu terbawa sampai Ramadhan usai. Karena salah
satu esensi bulan Ramadhan adalah bulan di mana kita menempa diri bukan
hanya dari sisi jasmani tapi juga dari sisi rohani. Ibarat besi yang
ditempa setiap hari dengan kekuatan dan penuh kesabaran, besi itu akan
menjadi besi yang bermutu tinggi dan mengeluarkan kilau yang terang.
Ramadhan meski cuma satu bulan memberi kesempatan bagi kita untuk
membasuh dosa, menyisihkan lebih banyak waktu untuk beribadah dan
beramal salih dan lebih memfokuskan diri untuk kehidupan di akhirat
kelak. Serta berlomba-lomba mengejar limpahan rahmah Malam Laylatul
Qadar, malam yang lebih baik baik dari seribu bulan dan malam itu hanya
ada pada bulan Ramadhan
Subhanallah... Betapa nikmatnya Ramadhan. Tak heran jika orang-orang
bertaqwa sangat merindukan datangnya bulan ini, menangis bila Ramadhan
berakhir dan berharap semua bulan adalah Ramadhan.
Bisa dibayangkan bagaimana jika 12 bulan dalam satu tahun itu sama,
tidak ada bulan istimewa seperti bulan Ramadhan. Sepanjang tahun kita
mungkin akan terus tenggelam dalam kesibukan duniawi, kita mungkin
takkan pernah merasakan penderitaan kaum miskin yang kelaparan, kita
mungkin tak kan pernah melatih menempa diri untuk mencapai derajat
taqwa yang tertinggi dan kita mungkin tak kan pernah menjalin
silaturahmi dengan kerabat yang jarang bersua seperti ketika hari Idul
fitri.
"Wahai manusia, kalian telah dilindungi bulan yang agung dan penuh
barakah, bulan yang di dalamnya ada lailatul qadr, yang lebih baik dari
seribu bulan, " demikian Rasulullah saw, dalam khutbahnya menyambut
bulan Ramadhan.
Terimakasih ya Allah, Yang Maha Karim dan Maha Mengetahui. Telah Engkau
sisihkan satu bulan mulia untuk kami, hamba-hambaMu yang hina dan penuh
dosa ini. Ampunilah kami, terimalah amal serta ibadah puasa kami dan
tempatkanlah kami di dalam surga... Aamin. (http://lenakei2.multiply. )com
*Selamat menyambut bulan suci Ramadan buat temen-temen semua ...
http://www.facebook.com/note. php?note_ id=144843861479& comments= #/note.php? note_id=14484386 1479
- 13.
-
(Artikel) Doktrin Ekonomi Islam Melarang Individu Menimbun Uang/Hart
Posted by: "ali.hozi" ali.hozi@yahoo.co.id ali.hozi
Wed Aug 19, 2009 11:31 pm (PDT)
By : Alihozi
Suatu hari pada tahun 2003 terjadi kebakaran hebat melanda salah satu pasar grosir terbesar di Indonesia, hampir kira-kira ¾ pasar tsb habis dilalap si jago merah.. Banyak sekali para pedagang yang kehilangan mata pencahariannya untuk beberapa waktu lamanya akibat peristiwa kebakaran tsb.
Walaupun begitu banyak diantara pedagang yang mengaku muslim yang mengambil hikmah dari peristiwa kebakaran tsb dengan kembali memiliki kesadaran bahwa peristiwa yang menimpa mereka tsb merupakan teguran dari Yang Maha Kuasa bagi mereka, karena selama berdagang memperoleh keuntungan setiap tahun yang sangat banyak s/d puluhan milyar rupiah tapi tidak mau mengeluarkan zakat sedikitpun. Bukan mereka tidak tahu kewajiban mengeluarkan zakat yang merupakan rukun islam yang ke tiga tapi karena mereka sangat sayang untuk mengeluarkan zakat hartanya yang bisa mencapai ratusan juta rupiah per tahun untuk satu orang pedagang.
Kisah nyata tsb diatas merupakan sedikit gambaran kondisi kaum muslimin sekarang yang sungguh memprihatinkan karena sudah banyak yang meninggalkan perintah Allah,SWT & Rasulullah untuk mengeluarkan zakat. Ummat muslim banyak yang kurang sadar atau tidak mau sadar sekarang pada umumnya sudah terjebak dalam system perekonomian ala kapitalis dan kalau hendak melepaskan diri adalah sukar dan payah sekali. Banyak sekali yang membenci dan menentang kapitalisme tetapi dalam soal ekonomi ini tidak menolak atau pura-pura menolak,. seperti dengan menumpuk uang/harta tanpa mau mengeluarkan zakat dan tetap memakai system bunga.
Salah satu perbedaan penting antara doktrin ekonomi islam dan doktrin ekonomi kapitalis adalah pembebanan zakat atas uang/harta oleh setiap individu. Dalam doktrin ekonomi islam zakat akan terus dibebankan atas uang yang ditimbun hingga yang tersisa tinggal beberapa rupiah saja dan mengalihkan seluruh uang yang terkumpul tsb ke ranah aktivitas ekonomi, dan hal ini memainkan peran positif dalam kehidupan ekonomi masyarakat.
Sedangkan dalam system ekonomi kapitalis tidak mengenal yang namanya zakat terhadap uang/harta tapi sudah menjadikan uang sebagai instrumen penumpukan dan akumulasi kekayaan. Peran uang ini mendorong terjadinya penumpukan kekayaan yang bisa mendorong terjadinya guncangan keseimbangan antara permintaan total dan penawaran total dari kesuluruhan komoditas baik secara produktif maupun konsumtif. Mengapa bisa demikian ?
Dengan masih mengambil contoh para pedagang tsb diatas yang tidak mengeluarkan zakat dan mereka hanya melakukan penumpukan uang di dalam tabungan mereka masing-masing. Para pedagang tsb memproduksi komoditas dengan tujuan memperoleh uang dan menyimpannya dalam tabungan, bukan untuk membeli komoditas lain. Kalau hal ini terus menerus dilakukan tanpa adanya pengeluaran zakat dan infaq dan pembelian komoditas lainnya. Maka pada suatu saat bisa terjadi keadaan dimana hanya ada penawaran namun tidak ada permintaan yang terjadi di pasar tsb.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah, bahwa hanya dengan mengadopsi system ekonomi islam maka keadilan sosioekonomi dan pemerataan pendapatan masyarakat muslim akan terwujud, bukan dengan system ekonomi kapitalis. Karena Islam menentang penumpukan kekayaan dengan membebankan zakat atas uang/harta yang ditumpuk dan mendorong pembelanjaan uang dalam ranah-ranah produktif maupun konsumtif.
Berbeda dengan kapitalisme yang mengakui peran uang sebagai instrumen penumpukan kekayaan dan bahkan mendorongnya dengan melegalisasi system bunga, sehingga masyarakat kapitalis mengalami kesulitan terberat yaitu krisis penumpukan kekayaan yang sangat membahayakan pergerakan produksi pada gilirannya kehidupan ekonomi secara umum.
Sebagai penutup tulisan artikel kali ini berikut saya sampaikan nasihat Imam Habib Abdullah Haddad tentang kewajiban mengeluarkan zakat, semoga bisa mengetuk pintu hati ummat muslim yang belum mengeluarkan zakat untuk kembali memiliki kesadaran mengeluarkan zakat atas uang /hartanya.
" Adapun menahan hak zakat dari sesuatu harta itu adalah berdosa besar. Ada banyak firman dan hadis yang membawa ancaman dan bantahan yang keras terhadap orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat. Adalah dikhawatirkan orang yang menahan zakat itu akan mati dalam Suul-khatimah, dan meninggalkan dunia dalam keadaaan menyimpang dari agama Islam."
Wallahua'lam
Al-Faqir
Alihozi http://alihozi77.blogspot. com
Bagi yang ingin mengajukan KPR Syariah bisa menghubungi Ali di No Hp:0813-882-364-05 atau email ali.hozi@yahoo. co.id
- 14a.
-
Re: BEKAL RAMADHAN, DI Baca ya...-----------> Maaf Lahir Bathin Yaaa
Posted by: "anty_th" anty_th@yahoo.com anty_th
Wed Aug 19, 2009 11:55 pm (PDT)
Jazakumullah Mas Azis
Smoga menjadi penyemangat tuk totality di Ramadhan
Salam buat Qori dan bunda nya
Buat Sahabat SK di seluruh penjuru ^_^
Met Ramadhan ya...
Mohon maaf lahir bathin atas sluruh kesalahan
Smoga Ramadhan kali ini menjadi Ramadhan terindah
salam
anty
- 15.
-
Slamat berpuasa
Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com asma_h_1999
Thu Aug 20, 2009 12:07 am (PDT)
Sahabat
Ass.wr.wb
Selamat memasuki Bulan Suci Penuh Berkah
Dengan hati yang bening dan putih.
Semoga amal kita diterima dari awal hingga penghujung Ramadhan. Amminn.
Mohon maaf lahir batin.
Wassalam,
asma
- 16.
-
DETIK-DETIK JELANG RAMADHAN
Posted by: "Seorang Sahabat" abdul_azis80@yahoo.com abdul_azis80
Thu Aug 20, 2009 12:07 am (PDT)
Dibutuhkan senyum untuk hidup,
Semangat untuk bergerak,
Iman untuk berjuang dan,
Sahabat untuk saling mengingatkan.
Ya Allah SWT,
Muliakanlah Saudaraku yang membaca Web ini,
Bahagiakan keluarganya, berkahi rezeki,
Ilmu dan kesehatannya,
Mudahkan segala urusannya,
Kuatkan imannya,
Jadikan taqwa pencapaiannya,
Tinggikan derajatnya.
Serta Kumpulkan kami
Bersama di JannahMu Kelak
Moga Ramadhan Tahun Ini Lebih Baik
Dari Ramadhan-ramadhan sebelumnya
Marhaban ya Ramadhan,
Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Kami Telah Memaafkan Kekhilafan Sahabat Semua
Keluarga Besar CahayaRumah
www.cahayarumah.multiply. com
www.abdulazis.com
NB : Bekal Untuk Ramadhan Klik DISINI ya...
===================== ========
Dibutuhkan senyum untuk hidup...
Semangat untuk bergerak...
Iman untuk berjuang dan
Sahabat untuk saling mengingatkan...
===================== ========
Abdul Azis, S.Pd
PT. JARING DATA INTERAKTIF
Qtv | SwaraChannel
e.mail : azis@qchannel.tv
Ph. +6221-52900303 | Fax. +6221-52900301
www.abdulazis.com
www.cahayarumah.multiply. com
===================== ========
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar