Senin, 21 Juni 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3106

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (13 Messages)

Messages

1a.

(Catcil) Geng Friday Jazz

Posted by: "Yons Achmad" kolumnis@gmail.com   freelance_corp

Sun Jun 20, 2010 3:00 am (PDT)



Geng Friday Jazz<http://penakayu.blogspot.com/2010/06/geng-friday-jazz.html>

<http://2.bp.blogspot.com/_zoRxVL_Ub0w/TB3gq-PrkdI/AAAAAAAAAu4/mQsiKmDjLd8/s1600/friday+jazz.jpg>

*
*

*
*

*
*

*
*

*
*

*
*

*
*

*
*

*
*

*
*

*
*

*
*

*
*

*
*

*Anggota komplotan berdiskusi dengan DR Ibnu Hammad di UI*

*(Semacam politik citra kami agar disebut kaum intelektual)
*

*
*

*Geng Friday Jazz*

*:yons achmad*

**

* *

*We're just ordinary people
We don't know which way to go
Cuz we're ordinary people*

(JOHN LEGEND)

*Geng Friday Jazz*

*Kami menamakannya...*

**

Nama gombal yang semena-mena kami ambil. Tanpa unsur ideologis. Ketemu
begitu saja, tanpa rencana, langsung tancap. Untuk menamakan sebuah
gerombolan kecil. Kelompok yang semuanya pingin terbang, sebab di dunia
mereka selalu kepergok membuat "kekacauan".

Anggota komplotannya 5 orang (3 pria, 2 cewek). Selebihnya, beberapa teman
datang silih berganti. Yang pasti, anggota non inti pasti tak sudi lagi
berkumpul setelahnya. Maklum, ospek penerimaan anggota baru kami terlampau
ganas, tragis dan menyedihkan. Jika tak kuat, seumur hidup mereka akan
menderita.

Kami adalah anak-anak kampus yang dulu suka menggoda penguasa dengan
demonstrasi-demonstrasi kecil. Sok ingin terlihat jadi pahlawan menantang
moncong senjata aparat walau sebenarnya hati kami kecut. Juga, sesekali
melakukan tindakan bodoh dan konyol. Karena haus menyerang, langsung
menenggak sebotol air mineral, padahal isinya adalah minyak tanah untuk
membakar ban bekas agar demonstrasi lebih berwarna. Sukurin !!!. Itulah
kami, kelima anggota sepersusuan dimana ibu kami adalah buku.

Lalu, sejarah berjalan memutar. Selepas kampus kami hidup agak normal.
Bekerja, berkarya. Tentu dengan profesi kami masing-masing Penulis,
peneliti, jurnalis, editor, fotografer. Kami bekerja dan berkarta
terpisah-pisah lokasinya. Walau sebenarnya lebih tepat kelimanya membuat
perusahaan semacam PT Media Subversif Provokindo. Sayang ide ini sebatas
wacana yang ketika diperdebatkan selalu berakhir dengan keributan di warung
angkringan Mas Joko.

Begitulah, sebenarnya tongkrongan utama: jujur aja adalah angkringan Mas
Joko. Nongkrong di Friday Jazz pelataran sebuah Mall di Depok sebenarnya
semacam cara untuk mengakrapi budaya pop tanah air (untuk tak mengatakan
sekedar bergaya saja).

Ya, ya ya. Selepas senja, sepulang kerja kami bertemu. Diantara kami
sebenarnya masing-masing menyimpan rahasia konyol tentang Jazz. Saya yakin
mereka berempat tak benar-benar memahami Jazz. Kecuali saya (siap-siap
ditimpuk sekarung buku). Tapi, barangkali memang tak penting memahami jazz.
Yang paling penting justru menikmatinya. Pada gelaran jazz itu atau
menikmati suasana yang kami bangun sendiri.

Lantas, apa yang kami bicarakan?

Kami membicarakan musik, sastra (terutama novel-novel menarik), begitu juga
tentang asmara. Ya, semua dari kami juga menyimpan rahasia. Semua diantara
kami menyimpan masa lalu, yang tak selamanya merdu. Tapi, kami simpan
rahasia itu. Kami menghormati satu sama lain.

Memang, tak selamanya kami waras dalam mengarungi hidup ini. Makanya, yang
kami pinta dari Tuhan semoga saja, minimal 2 orang anggota boleh agak
sinting, asalkan ke-3 anggota lainnya tetap waras agar kami tak kewalahan
menghadai ceracau mereka.

Kami adalah "Jamaah", kami adalah "Barisan". Yang pasti, kami masih punya
nurani. Dan, akan terus melawan siapa saja yang anti kemanusiaan. Begitulah
kami, komplotan pembual nomer wahid di negeri ini. Sebuah negeri yang kata
orang; kehidupan politiknya kacau dan semakin memburuk tapi kehidupan
sastranya semakin indah dan menggembirakan. Dan, Anda semua semua pasti bisa
menebak jalan mana yang kami pilih. []

Rumah Ilalang; 20 Juni 2010

--
==========
yons achmad
"let's talk about media"
http://kanetwork.wordpress.com
1b.

Bls: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Geng Friday Jazz

Posted by: "Teha Sugiyo" kembangpring049@yahoo.co.id   kembangpring049

Mon Jun 21, 2010 12:44 am (PDT)



jadi ingat puluhan tahun silam mas yon. mungkin bagus juga dibaca "aura jeihan" pada catatan lengkapnya saya tulis juga kondisi "absurd" di gang mesjid cicadas bandung, yang kini berulang kembali dalam "geng friday kliwon13th", eh salah ya....

--- Pada Ming, 20/6/10, Yons Achmad <kolumnis@gmail.com> menulis:

Dari: Yons Achmad <kolumnis@gmail.com>
Judul: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Geng Friday Jazz
Kepada: "sekolah penulis" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Tanggal: Minggu, 20 Juni, 2010, 10:00 AM

 

Geng
Friday Jazz

Anggota komplotan berdiskusi dengan DR Ibnu Hammad
di UI(Semacam politik citra kami agar
disebut kaum intelektual)

Geng Friday Jazz
:yons achmad

We're just ordinary people

We don't know which way to go

Cuz we're ordinary people (JOHN
LEGEND)
Geng Friday Jazz Kami menamakannya. ..

Nama
gombal yang semena-mena kami ambil. Tanpa unsur ideologis. Ketemu
begitu saja, tanpa rencana, langsung tancap. Untuk menamakan sebuah
gerombolan kecil. Kelompok yang semuanya pingin terbang, sebab di dunia
mereka selalu kepergok membuat “kekacauan”.

Anggota
komplotannya 5 orang (3 pria, 2 cewek). Selebihnya, beberapa teman
datang silih berganti. Yang pasti, anggota non inti pasti tak sudi lagi
berkumpul setelahnya. Maklum, ospek penerimaan anggota baru kami
terlampau ganas, tragis dan menyedihkan. Jika tak kuat, seumur hidup
mereka akan menderita.

Kami
adalah anak-anak kampus yang dulu suka menggoda penguasa dengan
demonstrasi- demonstrasi kecil. Sok ingin terlihat jadi pahlawan
menantang moncong senjata aparat walau sebenarnya hati kami kecut. Juga,
sesekali melakukan tindakan bodoh dan konyol. Karena haus menyerang,
langsung menenggak sebotol air mineral, padahal isinya adalah minyak
tanah untuk membakar ban bekas agar demonstrasi lebih berwarna. Sukurin
!!!. Itulah kami, kelima anggota sepersusuan dimana ibu kami adalah
buku.

Lalu,
sejarah berjalan memutar. Selepas kampus kami hidup agak normal.
Bekerja, berkarya. Tentu dengan profesi kami masing-masing Penulis,
peneliti, jurnalis, editor, fotografer. Kami bekerja dan berkarta
terpisah-pisah lokasinya. Walau sebenarnya lebih tepat kelimanya membuat
perusahaan semacam PT Media Subversif Provokindo.
Sayang ide ini sebatas wacana yang ketika diperdebatkan
selalu berakhir dengan keributan di warung angkringan Mas Joko.

Begitulah,
sebenarnya tongkrongan utama: jujur aja adalah angkringan Mas Joko.
Nongkrong di Friday Jazz pelataran sebuah Mall di Depok sebenarnya
semacam cara untuk mengakrapi budaya pop tanah
air (untuk tak mengatakan sekedar bergaya saja).

Ya,
ya ya. Selepas senja, sepulang kerja kami
bertemu. Diantara kami sebenarnya masing-masing menyimpan rahasia konyol
tentang Jazz. Saya yakin mereka berempat tak benar-benar memahami Jazz.
Kecuali saya (siap-siap ditimpuk sekarung buku). Tapi, barangkali
memang tak penting memahami jazz. Yang paling penting justru
menikmatinya. Pada gelaran jazz itu atau menikmati suasana yang kami bangun
sendiri.

Lantas,
apa yang kami bicarakan?

Kami
membicarakan musik, sastra (terutama novel-novel menarik), begitu juga
tentang asmara. Ya, semua dari kami juga menyimpan rahasia. Semua
diantara kami menyimpan masa lalu, yang tak selamanya merdu. Tapi, kami
simpan rahasia itu. Kami menghormati satu sama lain.

Memang,
tak selamanya kami waras dalam mengarungi hidup ini. Makanya,
yang kami pinta dari Tuhan semoga saja, minimal 2 orang anggota boleh
agak sinting, asalkan ke-3
anggota lainnya tetap waras agar kami tak kewalahan menghadai ceracau
mereka.

Kami
adalah “Jamaah”, kami adalah “Barisan”. Yang pasti, kami masih punya
nurani. Dan, akan terus melawan siapa saja yang anti kemanusiaan.
Begitulah kami, komplotan pembual nomer wahid di negeri ini. Sebuah
negeri yang kata orang; kehidupan politiknya kacau dan semakin memburuk
tapi kehidupan sastranya semakin indah dan menggembirakan. Dan, Anda
semua semua pasti bisa menebak jalan mana yang kami pilih. []

Rumah Ilalang; 20 Juni 2010

--
==========
yons achmad
"let's talk about media"
http://kanetwork. wordpress. com

2a.

Re: (Ruang Keluarga) Pengalaman Pendarahan

Posted by: "Yons" kolumnis@gmail.com   freelance_corp

Sun Jun 20, 2010 4:06 am (PDT)




Begitu ya. okelah kisah ini akan selalu kuingat
semoga kelak saya bisa berbuat baik sama istri "halah"
:-p

salam
yons

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "INDARWATI" <patisayang@...> wrote:
>
>
> Amin. Makasih Mas Yons. Hikmah yg bs diambil para suami atau calon suami, siagalah senantiasa dan dampingilah pasangannya. Jgn ky suami seorg temanku yg tega. Secapek apapun alasannya, yg tengah dipertaruhkan istrinya adalah 2 nyawa.
> So, kapan undangannya? ;)
>

2b.

Re: (Ruang Keluarga) Pengalaman Pendarahan

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Sun Jun 20, 2010 8:23 am (PDT)



Trenyuh membacanya.

IMHO, untuk kehamilan anak lelaki, konon, agak beda. Lebih berat
(otomatis sang ibu perlu lebih banyak rehat) dan barangkali tak bisa
disamaratakan dengan kehamilan anak perempuan. Itu sih salah satu
wejangan dokter kandungan, yang saya ingat, waktu Yuni mengandung
Alham. Untuk anak perempuan, Mbak Indar mungkin sudah sangat
berpengalaman. Tapi untuk anak lelaki, barangkali harus banyak
"berguru":). Yang jelas, tiap anak (meski baru dalam kandungan) punya
hak masing-masing, sama seperti tubuh kita yang punya hak untuk tidur
dll.Yang ini pesan guru ngaji saya:).

Semoga kehamilannya selamat dan lancar hingga Hari- H nanti.

Tabik,

Nursalam AR

On 6/19/10, Indarwati Indarpati <patisayang@yahoo.com> wrote:
> Pengalaman Pendarahan
> Menanti kelahiran anak ketiga, aku sengaja memperlakukannya seperti saat
> hamil kakak-kakaknya dulu. Tetap beraktivitas seperti biasa, antar jemput
> kakaknya ke sekolah, les, belanja ke pasar, serta tetek bengek rumah tangga
> lainnya. Aku percaya, jika tanpa adanya alasan medis seorang ibu hamil
> malas-malasan, maka akan seperti itulah anak yang dilahirkannya. Maka selain
> beraktivitas di siang hari, aku pun terbiasa tidur lewat tengah malam. Bukan
> untuk menyelesaikan buku seperti dulu tapi asyik menjahit flannel, bisnis
> baru yang lumayan menantang dan membuat hobiku berkreasi tersalurkan. Sering
> kuabaikan otot-otot perutku yang mengencang. Kupikir memang begitulah
> rasanya kalau hamil tua. Perut sering terasa kencang, dan sesekali Braxton
> Hicks atau kontraksi palsu dating.
> Ahad itu (12/10) bersiaplah kami silaturahmi seperti agenda setiap
> minggunya. Kali ini ke rumah keponakan bapakku di daerah Tajur yang hendak
> mengkhitankan anaknya. Kuabaikan rasa letih setelah Sabtu sebelumnya senam
> hamil, ikut kursus prenatal, lalu belanja ke ITC. Kupikir mandi keramas pagi
> itu akan membuatku segar. Alih-alih mendapat energy dari air yang diguyurkan
> shower, aku justru kedinginan. Segera kuminta tolong suamiku memeluk dan
> menyelimutiku. Tiduran sekitar setengah jam, aku lalu bangun dan kembali ke
> agenda semula, pergi ke Tajur.
> Dalam perjalanan, terasa sekali perutku tak nyaman. Berjalan sekitar 5 km
> dari rumah, menjumpai POM bensin kuminta suamiku membelokkan mobil. Aku
> harus ke toilet segera. Di ruang sempit itulah apa yang selama ini tak
> pernah terbayangkan olehku terjadi. Aku pendarahan! Tak dapat kugambarkan
> perasaanku kala itu. Terkejut, khawatir, cemas, campur aduk jadi satu. Namun
> tetap kucoba berkepala dingin lalu segera keluar menemui keluargaku yang
> masih menunggu.
> Kuberi isyarat suami untuk memutar arah, lalu kujelaskan kondisiku begitu
> duduk kembali di kursi sebelahnya. Tampak sekali kekhawatiran di wajahnya.
> Mobil dipacunya secepat mungkin di antara lalu lintas jalan Tanah Baru yang
> lumayan ramai di hari libur itu. Sampai di rumah, Yasmin dan si Mbak kami
> tinggal sementara kakak memilih ikut papanya. Segera pula kusiapkan
> keperluan yang harus dibawa seperti surat-surat dan pakaian untuk ganti aku
> dan si dede nantinya jika memang harus terpaksa diambil tindakan.
> Sampai di rumah sakit langganan, bidan dan suster segera beraksi. Perutku
> dipasangi CTG untuk mengukur prosentase kontraksi dan detak jantung serta
> pergerakan janin. Mereka juga segera melaporkan statusku ke dokter yang
> biasa menangani. Siang itu terasa lambat sekali waktu berlalu. Di atas bed
> untuk persalinan yang tak nyaman, ditemani detak jantung Ranu, segala macam
> pikiran melintas. Setahuku, jika memang terpaksa dilahirkan dia hanya masuk
> kategori belum cukup minggu. Tapi jantungnya belum matang untuk bekerja di
> dunia luar.
> Usai diobservasi, kami dijelaskan oleh bidan tindakan yang medis, resiko dan
> segala macam yang mungkin terjadi. Style yakin aku memilih opsi pulang
> paksa saja. Memikirkan harus diobservasi paling tidak 24 jam lagi, ngamar di
> rumah sakit saja aku langsung stress. Apalagi minggu ini Ais waktunya ujian.
> Hanya kehadiran seorang mama yang bisa mengingatkan dan menyemangatinya
> untuk belajar. Tapi, begitu bu dokter yang waktu itu sedang di pengajian
> menelpon dan menjelaskan, luluhlah pendirianku. Surat pulang paksa yang
> sudah kami tandatangani tak berlaku lagi.
> Sebagai seorang ekspert kekhawatiran beliau jelas beralasan. Bukan sekali
> ini beliau meghadapi kasus sepertiku. Pendarahan yang sudah berhenti, tapi
> ada resiko di belakang yang mengancam. Pendarahan lagi, pecah ketuban, dan
> jika harus terpaksa dilahirkan si dede belum matang paru-parunya. Aku
> diobservasi untuk dipantau kondisi selama 24 jam lagi sembari diberi obat
> mengurang kontraksi, obat penguat paru-paru untuk si janin, dan tentu saja
> biar tak banyak turun dari tempat tidur. Maka segeralah suami yang teramat
> mencintaiku tanpa syarat itu mengurus administrasinya. Aku tahu, diam-diam
> sebenarnya dia tak setuju saat aku memilih pulang paksa tadi. Sebagai
> laki-laki, kadang aku merasa dia lebih sensitive dan jelas lebih protektif
> daripada aku yang easygoing dan cenderung keras.
> Meski kami mengambil kamar yang pasiennya boleh ditunggui dan jam bezuk tak
> dibatasi, malam itu kuminta suami tidur di rumah saja. Dia perlu istirahat
> setelah kejutan pendarahan siang ini. Ais pun harus menyiapkan kondisinya
> menghadapi ujian. Yasmin, si kecil itu, ah, dia pasti mencari mamanya malam
> ini. Tapi biarlah dikeloni si Mbak yang Alhamdulillah so far so good dan
> tampak sayang padanya.
> Malam itu, banyak sekali hal yang menjadi bahan renungan. Tentang keluarga,
> tentang cinta seorang suami pada istrinya, terutama tentang hidup dan mati
> seorang ibu ketika hendak melahirkan keturunannya. Hamil dan melahirkan
> nyaris tanpa masalah di kehamilan keduanya (kuabaikan dua kali kiret yang
> pernah kualami), aku merasa bersyukur sekali. Saat senam hamil, menanti
> giliran periksa saat control hamil atau di kesempatan lain bertemu dengan
> ibu-ibu yang pernah melahirkan sebelumnya dengan berbagai macam cerita, aku
> merasa bersyukur pengalamanku tak seseram mereka. Ais lahir dengan mudah dan
> normal, ditolong bidan langganan kakak-kakakku di Pati. Dua kali kiret
> setelahnya yang kualami 'hanya' duka karena harus kehilangan dua bakal bayi
> dan trauma peralihan dari kondisi terbius dan sadar. Melahirkan Yasmin,
> meski harus Caesar, aku merasa masih baik-baik saja. Setidaknya kondisi
> psikologisku lebih siap waktu itu. Bahkan aku sempat 'menikmati' proses
> pengeluaran bayi lewat perutku yang dirobek itu dengan bantuan lampu
> operasi yang dicandai dokter anastesinya sebagai spion.
> Seorang ibu bercerita bahwa dia meski sudah pembukaan 10 masih belum bisa
> lahir juga. Alih-alih segera mengambil tindakan operasi, dokter justru
> memberinya rangsangan/induksi yang tak kalah menyakitkan dan menguras
> energinya. Baru setelah langkah kedua gagal, diambil tindakan Caesar. Ibu
> lainnya, tak kalah seram juga. Harus melewati proses pecah ketuban dulu,
> induksi, baru Caesar. Tak sedikit pula itu ibu yang harus menyabung nyawa
> lalu kehilangannya saat operasi ini. Ya, melahirkan memang semacam taruhan.
> Kita tak bakal tahu apa yang bisa terjadi jam per jam, menit ke menit,
> bahkan detik ke detik. Pengalaman setiap ibu pun bisa berbeda. Bahkan
> seorang ibu pun bisa bisa mengalami hal berbeda di tiap proses
> melahirkannya, seperti yang aku alami.
> Yang dikhawatirkan dokter terjadi padaku adalah silence rupture atau robekan
> di bekas operasi sebelumnya. Beberapa kali beliau menemui hal semacam itu
> bahkan oleh ibu yang sudah 7 tahun lalu operasi Caesar. Tebal tipis dan kuat
> atau gampang robeknya jaringan di dalam tak ada yang tahu bahkan dokter itu
> sendiri.
>
> Merenung tentang serba-serbi melahirkan dan anugrah menjadi seorang ibu yang
> mengandung dan melahirkan bayinya sendiri aku tergiring pada cinta,
> perhatian, dan support orang-orang sekitar terutama pasangan. Seorang teman
> bercerita, bahkan ketika dia mengalami pendarahan hebat di kehamilan
> keduanya, sang suami masih bisa santai tiduran. Duh, pengalaman yang sungguh
> menyayat perasaan. Makanya aku bersyukur sekali dikarunia seorang suami yang
> perhatian, baik hati, dan jelas selalu siaga. Mengingatnya, malam itu aku
> sampai tak kuasa menahan isak. Apalagi ditemani lagu Just For You, Richard
> Cocciante.
> ………
> Then we'll fly into the sky and we'll choose with two star
> and our star return the hole world, the love we have, we are.
> The love we share is sweet the love we know is real,
> That love is not the dream but last the life than long.
>
> Because you love and mine be give without dreaming all we need,
> and the love that we have given returns to us to win.
> Cos your love for me is not beginning and the end,
> your love and mine, this love, for me, forever...
> Your love for me forever...
> Ah, terimakasih suamiku atas semua cinta, perhatian, kasih sayang, serta
> pemahaman dan toleransi yang kau berikan pada istri keras kepalamu ini.
> Alhamdulillah, terimakasih Allah, atas segala hikmah yang kau turunkan lewat
> sakitku ini.
>
> Tanah Baru, 17/06/'10 08.45
>
>
>
> Indarwati
> irt, penulis lepas, plus souvenir maker
> curhatan http://lembarkertas.multiply.com
> kreasi tangan http://craftcafe.multiply.com
> FB: indar7510@yahoo.com
>
>
>

--
- Nursalam AR -

Blog: www.kintaka.wordpress.com
Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
HP: 0813-10040723 / 021-92727391

"The difference between the right word and the almost right word is
the difference between lightning and the lightning bug."
(Mark Twain)

2c.

Re: (Ruang Keluarga) Pengalaman Pendarahan

Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Sun Jun 20, 2010 10:45 am (PDT)



Haaahhhh, mbak Indaaar, jangan maksain ikut milad Eska. Tubuh tetap di Depok, tapi hati, Insya Allah saat itu tetap ada bersama eska. Mudah-mudahan baik-baik saja ya mbak. Syafakillah. Semoga Allah memberi mbak kesembuhan dan kelancaran dalam melahirkan.

Salam maniz
Dyah

3a.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Sun Jun 20, 2010 10:39 am (PDT)



Ikuuuutttt, Insya Allah. Betewe kira-kira tanggal satu Agustus acara selesainya jam berapa ya? Siapa tahu bisa mampir ke Jembatan Suramadu sama lumpur lapindo. Dan kalau rezeki, ada yang ngajak ke Bali sekalian, mumpung deket ^_^. Yukkk, semangat kita jelang Milad Eska!!!

Salam takzim
Dyah

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Kang Dani <fil_ardy@...> wrote:
>
> Sahabat SK, tidak lama lagi SK jelang miladnya yang ke IV, ibarat seorang anak, harusnya dia sudah pandai berlari. Begitu juga SK, pun masih lara-lari ditempat, SK sudah 4 tahun berdiri. Tentu saja, selain lewat tangan dingin founder SK, ini juga berkat kehadiran sahabat SK selama ini.

3b.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "hadianf@gmail.com" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Sun Jun 20, 2010 9:05 pm (PDT)



Waduh, kok ada nama saya ya? Hihihi... Humba MILAD IV emang tiada duanya...

Ya toh mba siwi?


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Siwi LH <siuhik@yahoo.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Sat, 19 Jun 2010 03:04:41
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

hehehe maaf kesuwen nang suroboyo, bosoku jd kasar yo mbak? maaf, tp itu guyonan sy sm pak suha dan kang hadian kl di ym kok, ga ada mksd apa2, utk milad apa yg terbaik kita perjuangkan ya? semangat! maaf kl terganggu dg kata2ku, big hugs...




3c.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "catatankecil" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Sun Jun 20, 2010 9:37 pm (PDT)



Divin, kukabulkan permintaanmu. Hehehehe
Dengan ini, saya koreksi PJ milad untuk JABODETABEK
adalah duet maut Divin dan Nihaw.

So, sok segera didiskusikan dengan cara apa kita
bisa sampai ke TKP..

Dengan ini juga saya daptar ikut milad SK ke-4 ya.
belum bisa dipastikan apakah bidadari n para kurcaci
bisa ikut. So, sementara saya aja dulu yang didaptarkan

Nuhun,

Dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "divin_manis" <divin_manis@...> wrote:
>
> Kang Dani yang baik, kiranya untuk ke depannya, dimohon agar jangan hanya aku yang jadi PJ untuk wilayah JABODETABEK. Karena, kerjaanku kadang numpuk nggak kira-kira, bahkan ketika liburan.
>
> Berhubung begitu banyak kawan dari JABODETABEK, maka aku membutuhkan kawan selaku PJ juga (menemaniku) untuk mengemban amanat ini. Karena, aku nggak setiap saat OL. Inginnya, NIHAW saja. Karena kami sering kontak.
>
> Untuk selanjutnya, teman-teman JABODETABEK akan berangkat kapan dan enaknya naik apa ya...?? Kita diskusikan sama-sama ya...
>
>
> Salam
>
>
> Divin
>

3d.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "hadianf@gmail.com" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Sun Jun 20, 2010 9:41 pm (PDT)



Divin yang baik,

Kayaknya baik jika didata orang yang akan ikut beserta transportasinya. Misalkan: A ikut barengan, B ikut tapi nyusul dan C ikut tapi berangkat sendiri (karena ada urusan dulu). Gmn?

Bandung gimanaaaaaa?


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "catatankecil" <fil_ardy@yahoo.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Mon, 21 Jun 2010 04:36:35
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Divin, kukabulkan permintaanmu. Hehehehe
Dengan ini, saya koreksi PJ milad untuk JABODETABEK
adalah duet maut Divin dan Nihaw.

So, sok segera didiskusikan dengan cara apa kita
bisa sampai ke TKP..

Dengan ini juga saya daptar ikut milad SK ke-4 ya.
belum bisa dipastikan apakah bidadari n para kurcaci
bisa ikut. So, sementara saya aja dulu yang didaptarkan

Nuhun,

Dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "divin_manis" <divin_manis@...> wrote:
>
> Kang Dani yang baik, kiranya untuk ke depannya, dimohon agar jangan hanya aku yang jadi PJ untuk wilayah JABODETABEK. Karena, kerjaanku kadang numpuk nggak kira-kira, bahkan ketika liburan.
>
> Berhubung begitu banyak kawan dari JABODETABEK, maka aku membutuhkan kawan selaku PJ juga (menemaniku) untuk mengemban amanat ini. Karena, aku nggak setiap saat OL. Inginnya, NIHAW saja. Karena kami sering kontak.
>
> Untuk selanjutnya, teman-teman JABODETABEK akan berangkat kapan dan enaknya naik apa ya...?? Kita diskusikan sama-sama ya...
>
>
> Salam
>
>
> Divin
>



3e.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "catatankecil" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Sun Jun 20, 2010 9:49 pm (PDT)



Oh ia, maaf. Kelupaan. Untuk pendaftaran sahabat SK Jatim dan sekitarnya, langsung ke Mbak Siwi aja ya :)
dan transfernya untuk seluruh calon peserta
bisa langsung ke Mbak Ugik aja, gitu ya, Mbak?

Mohon informasi no rekening pendaftaran ya, Mbak
biar nanti saya apdet woro2nya :)

Nuhun,

maaf kelewat :)

Dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Siwi LH <siuhik@...> wrote:
>
> oh kang dani ganti nickname jd kang hadian ya? br tau saya :)), kmrn sptnya disepakatinya yg terima tamu dr jatim mbak april yg terima amplopan ke rek mbak ugik kl sy sdh disepakati jd ngng... nganuh... jongos! ;))
>
> On Fri Jun 18th, 2010 4:38 PM ICT hadianf@... wrote:
>
> >Ih mba siwi colak-colek kang Dani... Disangkanya kang Dani sabun colek ya?
> >
> >Saya usul yang Jatim dan kalimantan daftarnya ke mba Siwi aja ya...
> >
> >Gimana teman-teman? Setujuh?
> >
> >
> >Powered by Telkomsel BlackBerry®
> >
> >-----Original Message-----
> >From: Siwi LH <siuhik@...>
> >Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> >Date: Fri, 18 Jun 2010 01:19:23
> >To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> >Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> >Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV
> >
> >mas..mas *sambil colek2....
> >sy org jatim daptarnya ke siapa trus bayarnya ke siapa? transfer kmn?...
> >
> >mohon diperjelas mas.....
> >*nyolek lebih keras....
> > Salam Hebat Penuh Berkah
> >Siwi LH
> >cahayabintang. wordpress.com
> >siu-elha. blogspot.com
> >YM : siuhik
> >
> >
> >
> >
> >________________________________
> >From: Kang Dani <fil_ardy@...>
> >To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com; Kabinet SK <kabinet-eska@yahoogroups.com>
> >Cc: Hadian Febrianto <hadianf@...>; Divin Nabh <divin_nahb_dn@...>; Haryanti SK <anty_th@...>
> >Sent: Fri, June 18, 2010 2:23:06 PM
> >Subject: [sekolah-kehidupan] [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV
> >
> >
> >Sahabat SK, tidak lama lagi SK jelang miladnya yang ke IV, ibarat seorang anak, harusnya dia sudah pandai berlari. Begitu juga SK, pun masih lara-lari ditempat, SK sudah 4 tahun berdiri. Tentu saja, selain lewat tangan dingin founder SK, ini juga berkat kehadiran sahabat SK selama ini.
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>

4a.

Re: Curhat Saja...

Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Sun Jun 20, 2010 10:49 am (PDT)



Huaaaa, jadi sedih ingat ndak bisa ke Bandung waktu itu. Iya mbak Diah, kebersamaan di Eska memang menyenangkan dan ngangenin. Mudah-mudahan bisa ketemu lagi ya ^_^

Salam
Salah satu Dyah ^_^

5a.

Re: The Magic of Listening

Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Sun Jun 20, 2010 11:01 am (PDT)



Sip, setuju, kadang-kadang wanita (pria juga ndak ya?) cuma butuh didengar. Itu saja.

Tapi gmana caranya menahan sabar untuk tidak memberikan solusi dari permasalahannya secara buru-buru ya? Padahal kadang pemberian solusi tidak dibutuhkan. Trus apa bedanya orang yang cuma butuh didengar dengan orang yang butuh solusi?

Maaf jadi bertanya ^_^
Salam
Dyah

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Ruli Amirullah <ruli_amirullah@...> wrote:
>
> The Magic of Listening

6.

RINGAN TANGAN MENCAPAI SURGA

Posted by: "arya noor amarsyah arya" arnabgaizir@yahoo.co.id   arnabgaizir

Mon Jun 21, 2010 12:20 am (PDT)





    Hari Rabu tanggal 16 Juni 2010, Majlis Al-Kauny bekerja sama dengan Rumah Makan dan Pemancingan Pondok Rizki, Serpong mengadakan penggalangan dana untuk wakaf produktif.
    Kalau selama ini, mungkin sebagian kita hanya mengetahui wakaf tanah untuk masjid misalnya. Tanah diberikan oleh pemilik dan di atas tanah itu dipersilahkan dibangun sebuah masjid.
    Sedangkan wakaf produktif adalah dalam bentuk usaha. Hasil dari usaha itu diberikan kepada orang lain. Dana Wakaf Produktif yang dikumpulkan Rabu kemarin untuk usaha kolam pemancingan dan budi daya ikan. Hasilnya diberikan untuk anak-anak yatim.
    Ada yang menarik dari acara penggalangan dana ini. Acara yang dipandu oleh host David Chalik ini banyak mengundang para pengusaha-pengusaha muslim, organisasi dan masjid-masjid sekitar Serpong Tangerang.
    Banyak sekali para dermawan yang dengan ringan tangan, merogoh kantongnya. Bukan hanya seperak dua perak. Ada yang mengeluarkan Rp 11 juta secara tunai. Ada juga yang siap menyumbangkan uangnya sebesar Rp 50 juta, 25 juta, 33 juta dalam bentuk komitmen, yaitu pembayaran selama beberapa bulan.
    Untuk bershadaqah, infak tidak semua orang ringan tangan. Banyak perhitungan yang diperhitungkan sebelum seseorang melepas hartanya. Tapi tidak sedikit orang yang melepaskan hartanya untuk shadaqah dan infak ‘seolah’ tanpa perhitungan. Itulah pemandangan yang nampak dalam acara penggalangan dana kemarin.
    Ringan sekali mengeluarkan uang dalam jumlah besar secara tunai. Bukan itu saja yang patut diacungkan jempol. Kesungguhan niat mereka juga patut diacungkan jempol. Mereka yang berkomitmen untuk menyumbang merupakan contohnya. Menyatakan siap memberikan uang dalam jumlah besar, namun dibayar selama beberapa bulan.
    Ada yang unik dari nominal yang disumbangkan. Diantara para dermawan ada yang menyumbang uang dalam jumlah Rp 999.999. Bapak penyumbang itu berharap agar dilain waktu dapat menyumbang sebesar Rp 9.999.999. Tadinya saya tidak mengerti mengapa bapak itu menyumbang uang sebesar itu.
Tapi belakangan saya berpikiran, mungkin bapak itu bermaksud menarik penyumbang lainnya. Pasalnya, begitu jumlah nominal dihitung secara keseluruhan, banyak orang yang merasa ‘gerah’ melihat jumlah ‘ganjil’ itu. Sehingga hal ini mendorong orang untuk menutup jumlah itu hingga menjadi ‘genap’.

arnabgaizir.blogspot.com
arnab20.multiply.com

Recent Activity
Visit Your Group
Stay on top

of your group

activity with

Yahoo! Toolbar

Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

Tidak ada komentar: