Jumat, 25 Juni 2010

[daarut-tauhiid] Buah Kekuatan Ruhi

 

http://www.dakwatuna.com

Buah Kekuatan Ruhi

Oleh: Musyaffa Ahmad Rohim, Lc
________________________________

dakwatuna.com – Dalam sebuah perjalanan dari Jakarta ke Kuala Lumpur,
untuk mengisi "kesepian" perjalanan, saya buka PDA saya, dan mulailah
saya membaca kitab MAJMU' FATÂWÂ IBN TAIMIYAH, saya mulai membaca juz
satu kitab yang terdiri dari 38 jilid itu.

Ada satu hal yang paling berkesan dalam diri saya saat membaca kitab
tersebut – banyak hal yang sangat berkesan dalam diri saya- yaitu saat
Ibn Taimiyah mengulas firman Allah Taala:

وَمِنَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّا نَصَارَى أَخَذْنَا مِيثَاقَهُمْ
فَنَسُواْ حَظّاً مِّمَّا ذُكِّرُواْ بِهِ فَأَغْرَيْنَا بَيْنَهُمُ
الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَسَوْفَ
يُنَبِّئُهُمُ اللّهُ بِمَا كَانُواْ يَصْنَعُونَ

Dan di antara orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya kami Ini
orang-orang Nasrani", ada yang Telah kami ambil perjanjian mereka,
tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka Telah
diberi peringatan dengannya; Maka kami timbulkan di antara mereka
permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. dan kelak Allah akan
memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan. (Al-Maidah: 14)

Ada beberapa hal yang paling menarik bagi saya dari penjelasan Ibnu
Taimiyyah ini:

Pertama:

Saat Ibn Taimiyyah –rahimahullah- mengaitkan antara dua hal, yaitu:

1. Nasû hazhzhan mimma dzukkirû bih (mereka melupakan sebagian dari
apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya).

2. Faaghrainâ bainahum al-'adâwata wa al-baghdhâ-a ilâ yaum al-qiyâmah
(Maka kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai
hari kiamat).

Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwa dua hal di atas merupakan hubungan
sebab akibat, dalam arti, karena hal yang pertama terjadi, maka hal
yang kedua terwujud. Atau dengan bahasa lain: sebab hal pertama
terjadi, akibatnya hal kedua terjadi pula. Jelasnya: karena mereka
melupakan sebagian dari peringatan Allah SWT, maka, Allah SWT
menghukum mereka dalam bentuk munculnya permusuhan dan saling benci di
antara sesama mereka sampai hari kiamat.

Kedua:

Beliau menjelaskan bahwa hubungan sebab akibat ini bukan hanya berlaku
bagi orang-orang Nashrani, akan tetapi, hal ini merupakan sunnatullâh
yang berlaku bagi umat Islam juga. Artinya: jika umat Islam juga
melalaikan sebagian dari apa yang Allah SWT peringatkan kepada mereka,
maka, na'udzu billâh min dzâlik, umat Islam ini pun akan "dihukum"
dengan munculnya permusuhan dan saling benci di antara sesama mereka.

Ketiga:

Penyebab datangnya "hukuman" dalam bentuk permusuhan dan saling benci,
"hanyalah" karena mereka melupakan SEBAGIAN dari apa yang Allah SWT
peringatkan kepada mereka. Kita pun bertanya-tanya dengan penuh rasa
takut dan ngeri: "BAGAIMANA KALAU YANG KITA LUPAKAN ADALAH SEBAGIAN
BESAR" apa lagi kalau sampai SELURUH YANG ALLAH SWT PERINGATKAN kepada
kita.

Dalam pandangan saya, hal ini sangat terkait dengan firman Allah SWT
pada ayat lain:

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu). (As-Syûrâ: 30).

Tafsir singkatnya: bahwa berbagai musibah terjadi dikarenakan
perbuatan kita, dan sebenarnya banyak hal yang Allah SWT memaafkan
kita, jika setiap kesalahan Allah SWT hukum kita dengan musibah,
habislah kita dari dahulu. Lâ haula walâ quwwata illâ billâh.

Keempat:

Ibn Taimiyah menjelaskan bahwa yang dimaksud SEBAGIAN DARI APA YANG
ALLAH SWT PERINGATKAN DENGANNYA adalah: tark al-'amal bi ba'dhi mâ
umirû bihi (tidak mengamalkan sebagian perintah Allah SWT) [Majmû'
Fatâwa, juz 1, hal. 14].

Ikhwati fillah …

Setelah kita melakukan jaulah Qur'âniyah bersama Ibn Taimiyah ini,
marilah kita mengambil beberapa pelajaran terkait dengan kehidupan
dakwah kita, yaitu:

1. Betapa penting syumuliyah al-Islâm dalam dakwah, baik dalam tataran
ma'rifî (teori, pemahaman, konsep), maupun 'amali (pengamalan,
penerapan, praktek). Terkait dengan hal ini, kita berkewajiban untuk
memancang ajaran Allah SWT, ajaran Islam, sebagai satu kesatuan yang
tidak boleh dipisah-pisahkan dan dipilah-pilah.

2. Bahwa, jika kita meninggalkan sebagian dari yang diperintahkan
Allah SWT, maka, perbuatan kita yang meninggalkan sebagian dari yang
diperintahkan Allah SWT ini akan berakibat bagi kedatangan "adzab"
Allah SWT, di antaranya adalah al-a'dâ' (permusuhan) dan al-baghdhâ'
(saling benci membenci), dengan bahasa lain, tidak ada lagi ta'lîf
al-qulûb (keterpautan dan kesatuan hati) dan seterusnya.

3. Bahwa yang terpenting dari "sebagian perintah Allah SWT" ini adalah
aspek keimanan dan amal shalih (ruhâniyyât, spiritualitas), sebab, ada
sunnatullâh yang lain yang menyatakan bahwa komitmen dengan keimanan
dan amal shalih akan berakibat bagi kemunculan al-wuddu (kecintaan) di
antara sesama. Hal ini berdasar pada firman Allah SWT:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ
الرَّحْمَنُ وُدّاً

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah
yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih
sayang. (Maryam: 96)

Hal ini, dalam pandangan penulis, juga terkait dengan istilah: mimmâ
dzukkrirû bihî , kata dzukkirû ini sangat terkait dengan kata al-dzikr
yang berarti kitabullâh, dan bagi umat Islam, kitabullâh ini berarti
Al-Qur'ân Al-Karîm. Sandaran penulis dalam hal ini adalah pendapat
Qatâdah –rahimahullâh- sebagaimana dikutip oleh Ibn Jarîr al-Thabarî
[Jâmi' al-Bayân fî Ta'wîl Al-Qur'ân, juz 10, hal. 135].

4. Hal-hal di atas berlaku umum, dalam arti, semua kaum muslimin
hendaklah memperhatikan sunnatullâh ini. Tuntutan untuk komitmen
dengan hal ini semakin menguat bagi mereka yang menjadi teladan dan
panutan umat, misalnya: guru, murabbi, naqîb, imam, pemimpin dan
semacamnya. Hal ini dapat kita pahami dari munâsabah (kesesuaian dan
keterkaitan) ayat ini (Q.S. Al-Mâidah: 14) dengan Q.S. Al-Mâidah: 12
yang berbicara tentang para nuqabâ'. Oleh karena ini, mas-uliyyah
(tanggung jawab) para guru, murabbi, nuqaba' dan qiyadah dalam hal ini
(komitmen dengan mimmâ dzukkirû bihî) sangatlah besar.

Semoga Allah SWT memberikan taufiq, hidayah dan kekuatan kepada kita
untuk dapat komitmen dengan perintah Allah SWT ini, amiiin.

http://www.dakwatuna.com/2007/buah-kekuatan-ruhi/

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Get real-time World Cup coverage on the Yahoo! Toolbar. Download now to win a signed team jersey!

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: